Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEMATIAN PERINATAL

Nama
Umur
Diagnosis ibu
Diagnosis awal bayi
Diagnosa akhir bayi
Tanggal kematian
Penyebab kematian
Tim I
Tim II

: Bayi Ny. Sar


: 0 hari
: Sekundigravida nullipara hamil aterm dp kala I fase aktif dengan kelainan kongenital janin tetralogy of fallot
: Neo, perempuan, BLC, CB, SMK, partus spontan dengan Tetralogy of Fallot, ketuban keruh, hijau, berbau; asfiksia berat; tersangka syok
kardiogenik; hipotermia; gangguan nafas e/c PJB, lilitan tali pusat (apnea)
: Neo, perempuan, BLC, CB, SMK, partus spontan dengan ibu ketuban hijau, berbau; PJB sianotik e/c dd tersangka Transpotition Great Artery,
Tetralogy of Fallot
: 13 November 2014
: Gangguan nafas berat e/c PJB sianotik e/c dd tersangka Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot
: dr. Nizar/dr. Yudi/dr. Aldi/dr.Indra/dr. Jaya/dr. Osa/dr. Dije/dr. Yasir/dr. Danu/dr. Ronald/dr. Iqbal/dr. Lini
: dr. Nizar/dr. Yudi/dr. Aldi/dr.Indra/dr. Jaya/dr. Osa/dr. Dije/dr. Yasir/dr. Danu/dr. Ronald/dr. Iqbal/dr. Lini

KRONOLOGI & PERJALANAN PENYAKIT


HARI /
PEMERIKSAAN FISIK/FOLLOW UP
TANGGAL
VK PONEK
Rabu / 13
November
2014
04.00 WIB

Kronologis :
Seorang G2P0A1, 33 tahun, datang kiriman RS Dr. Oen
dengan keterangan G2P0A1 hamil aterm inpartu,
dengan janin kelainan jantung. Pasien merasa hamil 9
bulan, gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng
teratur sudah dirasakan, air kawah sudah dirasakan
keluar sejak 2 jam sebelum masuk RS, lendir dan darah
(+). Pasien sebelumnya pernah dilakukan screening
USG fetomaternal di RSDM dengan hasil screening
janin tetralogy of fallot.
RPD : riwayat penyakit DM/HT/asma/alergi/jantung
disangkal
KU : Baik, CM
VS : TD : 110/70, N : 82x/mnt, RR : 20x/mnt,
S : 36.70C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : C/P dbN
Abdomen : Supel, NT (-), teraba janin tunggal,
intrauterin, memanjang, puka, preskep, kepala
masuk panggul > 1/3 bagian. HIS (+)
3x/10'/40"/sedang, DJJ (+) 12-11-12/12-1212/12-12-12/reguler. TFU 27 cm, TBJ 2700 gr

LABORATORIUM &
PENUNJANG LAIN
13.11.2014
Hb 10.2, Ht 32, Al 10.6, 206, Ae 3.92,
Gol darah O
GDS 86
HbsAg nonreactive
USG :
Tampak janin tunggal intrauterin,
memanjang, puka, preskep, DJJ (+),
dengan FB : BPD 8.98, AC 30.80, FL
7.02, EFBW 2696 gram.
USG fetomaternal :
Plasenta implantasi di corpus anterior
grading sesuai umur kehamilan dengan
beberapa lokasi dengan ekhositas yang
tinggi (kemungkinan proses infeksi)
Kepala : Hemisfer baik, serebellum dan
serebrum baik, sistem ventricular baik,
fossa posterior baik, craniofasial bentuk
dan ukuran normal tampak beberapa
lokasi pada jaringan korteks dengan

DIAGNOSIS

TERAPI

Sekundigravida nullipara hamil


aterm dp kala I fase aktif dengan
kelainan
kongenital
janin
tetralogy of fallot

- Lanjut persalinan per vaginam


- Obs 10
- Evaluasi 2 jam lagi (jam 06.00)
- CST --> negatif
- Cek lab darah

Genital : VT : V/U tenang, dinding vagina dbN, portio


lunak mencucu, pembukaan 8 cm, eff 80%, KK
(-), penunjuk UUK di jam 10, STLD (+)

ekhositas tinggi (kemungkinan suatu


proses infeksi)
Thoraks : Jantung dengan abnormalitas
pada sekat atrium dan ventrikel (atrioventrikular septal defect luas), tampak
gambaran aorta yang bermuara di
ventrikel kiri dan kanan (overriding
aorta). Aksis jantung bergeser ke kiri
(90 derajat) dengan ukuran CTR 70%
(kardiomegali). Kesan mendukung
gambaran : Tetralogi of Fallot
Doppler vascular : REDF A. umbilikalis
--> dengan prognosis IUFD > 80 persen
dalam 1 minggu ke depan. MCA -->
PSV 45 cm/s
Kesimpulan : Prognosis malam
Abnormalitas anatomi jantung
mendukung gambaran tetralogy of fallot
Kesejahteraan janin tidak baik dengan
BPS Manning 4/8 (tanpa CTG) dengan
REDF A. Umb.
Validitas USG screening 92-93%.

05.50 WIB

S : Ibu ingin mengejan


O : KU : baik, CM
Genital : Vulva dan perineum tampak menonjol
VT : V/U tenang, dinding vagina dbN, portio
tak teraba, pembukaan 10 cm, eff 100%, KK (-),
STLD (+)

Kala II pada sekundigravida


nullipara hamil aterm dengan
kelainan
kongenital
janin
tetralogy of fallot

Ibu dipimpin mengejan

06.00 WIB

Lahir bayi perempuan, BB 2500 gr, AS 3-1-1


Lahir placenta lengkap bentuk cakram UK 20x20x1.5
cm
KU : jelek, gerak aktif (-), menangis kuat (-), membuka
mata (-)
HR : 20 x/mnt regular
RR : (-)
T : 35,00C
Mata : CA -/-, SI -/Thorax : Retraksi (-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : (-), RBH(- /-), wheezing (-/-)

1. Neo, perempuan, BLC, CB,


SMK, partus spontan dengan
ToF, ketuban keruh, hijau,
berbau
2. Asfiksia berat
3. Tersangka syok kardiogenik
4. Hipotermia
5. Gangguan nafas e/c PJB

- VTP + RJP 1 siklus --> HR


70x/mnt --> VTP
- Edukasi keluarga tentang KU
pasien

Abd : dbn
Ekstremitas : akral dingin (+/+), sianosis (+)
Sianosis sentral (+)
06.10 WIB

HR : 50x/mnt, SiO2 tidak terbaca


RR : (-), Akral dingin (+), sianosis (+)

- VTP + RJP
- Pemasangan ETT

06.15 WIB

HR : 40x/mnt, SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+), sianosis (+)

- Inj adrenalin 1:10000 0.1


ml/kgBB via ETT
Estimasi BB + 2.5 kg - 3 kg
--> 0.3 ml adrenalin via ETT
- Cari akses iv
- VTP + RJP dilanjutkan 1 siklus

06.20 WIB

HR : 30x/mnt, SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+/+), sianosis (+)

- VTP + RJP 1 siklus


- Inj adrenalin 1:10000 0.1
ml/kgBB via ETT
--> 0.3 ml via ETT

06.25 WIB

HR : (-), SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+/+), sianosis (+)

- VTP + RJP 1 siklus


- Inj adrenalin 1:10000 0.1
ml/kgBB via ETT
--> 0.3 ml via ETT
- Akses iv belum ditemukan

06.30 WIB

HR : (-), SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+/+), sianosis (+)

- VTP + RJP 1 siklus

06.35 WIB

HR : (-), SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+/+), sianosis (+)
Pupil midriasis maksimal, reflek cahaya (-/-)

06.45 WIB

HR : (-), SiO2 tidak terbaca


RR : (-), akral dingin (+/+), sianosis (+)
Pupil midriasis maksimal, reflek cahaya (-/-)

EKG lead II : Flat

Pasien dinyatakan meninggal di


hadapan dokter, perawat dan
keluarga

ANALISA KASUS
Melaporkan kematian perinatal dengan penyebab kematian gangguan nafas berat e/c PJB sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot. Bayi lahir
per vaginam dengan ibu ketuban hijau, berbau, perempuan, BB : 2500 gram, AS : 3-1-1, anus (+), kelainan kongenital (+) dalam umur kehamilan 37 minggu. Ketika lahir
bayi tidak menangis, mengalami apneu, dilakukan VTP dan pijat jantung, inj. Adrenalin 1/10.000 0,1 ml akan tetapi tidak ada perbaikan. Pada jam 06.45 WIB bayi
dinyatakan meninggal dengan sebab kematian gangguan nafas berat e/c PJB sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot.
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi yang baru lahir menderita gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir. Secara klinik
ditandai dengan sianosis, bradikardia, hipotonia dan tidak ada respon terhadap rangsang yang secara objektif dapat dinilai dengan skor apgar. Pada asfiksia terjadi kombinasi
hipoksia, takipneu, dan asidosis metabolik. Asfiksia dapat disebabkan oleh faktor fetal, plasental dan maternal. Pada pasien di atas janin mengalami kelainan kongenital PJB
sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot.
Penyakit jantung bawaan berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar dibentuk.
Penyebab utama terjadinya penyakit jantung bawaan belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan, yaitu faktor prenatal (penyakit infeksi pada ibu, umur ibu > 40 tahun, obat-obatan, gizi buruk) dan faktor genetik (riwayat melahirkan
dengan penyakit jantung bawaan, ayah atau ibu menderita PJB, kelainan kromosom, lahir dengan kelainan bawaan yang lain).
Pada kasus di atas penyebab penyakit jantung bawaan pada bayi masi belum dapat ditentukan, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan diagnosa TGA
atau ToF setelah janin lahir. Pada kasus di atas, PJB inilah yang menyebabkan terjadinya asfiksia berat pada janin sehingga menyebabkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai