Nama
Umur
Diagnosis ibu
Diagnosis awal bayi
Diagnosa akhir bayi
Tanggal kematian
Penyebab kematian
Tim I
Tim II
Kronologis :
Seorang G2P0A1, 33 tahun, datang kiriman RS Dr. Oen
dengan keterangan G2P0A1 hamil aterm inpartu,
dengan janin kelainan jantung. Pasien merasa hamil 9
bulan, gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng
teratur sudah dirasakan, air kawah sudah dirasakan
keluar sejak 2 jam sebelum masuk RS, lendir dan darah
(+). Pasien sebelumnya pernah dilakukan screening
USG fetomaternal di RSDM dengan hasil screening
janin tetralogy of fallot.
RPD : riwayat penyakit DM/HT/asma/alergi/jantung
disangkal
KU : Baik, CM
VS : TD : 110/70, N : 82x/mnt, RR : 20x/mnt,
S : 36.70C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : C/P dbN
Abdomen : Supel, NT (-), teraba janin tunggal,
intrauterin, memanjang, puka, preskep, kepala
masuk panggul > 1/3 bagian. HIS (+)
3x/10'/40"/sedang, DJJ (+) 12-11-12/12-1212/12-12-12/reguler. TFU 27 cm, TBJ 2700 gr
LABORATORIUM &
PENUNJANG LAIN
13.11.2014
Hb 10.2, Ht 32, Al 10.6, 206, Ae 3.92,
Gol darah O
GDS 86
HbsAg nonreactive
USG :
Tampak janin tunggal intrauterin,
memanjang, puka, preskep, DJJ (+),
dengan FB : BPD 8.98, AC 30.80, FL
7.02, EFBW 2696 gram.
USG fetomaternal :
Plasenta implantasi di corpus anterior
grading sesuai umur kehamilan dengan
beberapa lokasi dengan ekhositas yang
tinggi (kemungkinan proses infeksi)
Kepala : Hemisfer baik, serebellum dan
serebrum baik, sistem ventricular baik,
fossa posterior baik, craniofasial bentuk
dan ukuran normal tampak beberapa
lokasi pada jaringan korteks dengan
DIAGNOSIS
TERAPI
05.50 WIB
06.00 WIB
Abd : dbn
Ekstremitas : akral dingin (+/+), sianosis (+)
Sianosis sentral (+)
06.10 WIB
- VTP + RJP
- Pemasangan ETT
06.15 WIB
06.20 WIB
06.25 WIB
06.30 WIB
06.35 WIB
06.45 WIB
ANALISA KASUS
Melaporkan kematian perinatal dengan penyebab kematian gangguan nafas berat e/c PJB sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot. Bayi lahir
per vaginam dengan ibu ketuban hijau, berbau, perempuan, BB : 2500 gram, AS : 3-1-1, anus (+), kelainan kongenital (+) dalam umur kehamilan 37 minggu. Ketika lahir
bayi tidak menangis, mengalami apneu, dilakukan VTP dan pijat jantung, inj. Adrenalin 1/10.000 0,1 ml akan tetapi tidak ada perbaikan. Pada jam 06.45 WIB bayi
dinyatakan meninggal dengan sebab kematian gangguan nafas berat e/c PJB sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot.
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi yang baru lahir menderita gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir. Secara klinik
ditandai dengan sianosis, bradikardia, hipotonia dan tidak ada respon terhadap rangsang yang secara objektif dapat dinilai dengan skor apgar. Pada asfiksia terjadi kombinasi
hipoksia, takipneu, dan asidosis metabolik. Asfiksia dapat disebabkan oleh faktor fetal, plasental dan maternal. Pada pasien di atas janin mengalami kelainan kongenital PJB
sianotik e/c dd Transpotition Great Artery, Tetralogy of Fallot.
Penyakit jantung bawaan berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar dibentuk.
Penyebab utama terjadinya penyakit jantung bawaan belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan, yaitu faktor prenatal (penyakit infeksi pada ibu, umur ibu > 40 tahun, obat-obatan, gizi buruk) dan faktor genetik (riwayat melahirkan
dengan penyakit jantung bawaan, ayah atau ibu menderita PJB, kelainan kromosom, lahir dengan kelainan bawaan yang lain).
Pada kasus di atas penyebab penyakit jantung bawaan pada bayi masi belum dapat ditentukan, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan diagnosa TGA
atau ToF setelah janin lahir. Pada kasus di atas, PJB inilah yang menyebabkan terjadinya asfiksia berat pada janin sehingga menyebabkan kematian.