Anda di halaman 1dari 10

Author :

dr. Deddy Satriya Putra, Sp.A

Arifin Achmad General Hospital

Faculty of Medicine University of Riau


Pekanbaru, Riau
2009

KLinik DR-DEDDY http://www.dr-deddy.com


Files of DrsMed FK UR (http://www.Files-of-DrsMed.tk

PENDAHULUAN
Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan menjadi
menakutkan bila muntah disertai darah (hematemesis). Orang tua akan segera
mencari pertolongan dokter bila mengalami hal ini. 1,2 Muntah dapat sebagai awal
penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna baik berupa infeksi, inflamasi atau

kelainan anatomi. Peningkatan tekanan intracranial dapat bermanifestasi awal berupa


muntah, begitu juga adanya infeksi sitemik dapat menimbulkna muntah. 2,3 Tidak
semua obat anti muntah dapat diberikan kepada setiap anak karena penanganannya
ditujukan kepada penyebab muntah sendiri. 1,3

DEFENISI
Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan paksa
atau dengan kekuatan. Mual dan muntah merupakan gejala yang umum dari
gangguan fungsional saluran cerna, keduanya berfungsi sebagai perlindungan
melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. 2 Muntah dapat merupakan usaha
mengeluarkan racun dari
saluran

cerna

atas

seperti

halnya

diare

pada

saluran

cerna

bawah

3(neurogastrenterologi). Mual adalah suatu respon yang berasal dari respon


penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau penciuman. 4

PATOFISIOLOGI
Kemampuan

untuk

memuntahkan

merupakan

suatu

keuntungan

karena

memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat


rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla
berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di
area postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf. Koordinasi pusat
muntah dapat diransang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi karena tekanan
psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan system limbic menuju pusat muntah
(VC). Pencegahan muntah mungkin dapat melalui mekanisme ini. Muntah terjadi
jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebella dari
labirint di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak
(LCS ) akan terdeteksi oleh CTZ.
Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagal dan
visceral merupakan jaras keempat yang dapat menstimulasi muntah melalui iritasi
saluran cerna disertai saluran cerna dan pengosongan lambung yang lambat. Sekali
pusat muntah terangsang maka cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan
timbulnya muntah.1,2,3 Muntah merupakan perilaku yang komplek, dimana pada
1

manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan
pengeluaran isi lambung. Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah,
1) chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre(CVC). CTZ
yang terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV di luar blood
brain barrier (sawar otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan
proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari
CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui
vagal eferan spanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius dan disekitar
formation retikularis medulla tepat dibawah CTZ. CTZ mengandung reseptor
reseptor untuk bermacam-macam sinyal neuroaktif yang dapat menyebabkan
muntah.
Reseptor untuk dopamine titik tangkap kerja dari apomorphine acethylcholine,
vasopressine, enkephalin, angiotensin, insulin, endhorphine, substance P, dan
mediator-mediator yang lain. Mediator adenosine 3,5 cyclic monophosphate (cyclic
AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi untuk semua peptide. Stimulator oleh
theophyline dapat menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptic
tersebut.2,5,6
Emesis sebagai respons terhadap gastrointestinal iritan misalnya sopper, radiasi
abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari signal aferan vagal ke
central patter generator yang dipicu oleh pelepasan local mediator inflamasi, dari
mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmitters eksitasi yang
paling penting adalah serotonin dari sel entrochromaffin mukosa. Pada mabuk
(motion sickness), signal aferen ke central patter generator berasal dari organ
vestibular, visual cortex, dan cortical centre yang lebih tinggi sabagai sensory input
yang terintegrasi lebih penting dari pada aferen dari gastrointestinal 4. Rangsangan
muntah berasal dari gastrointestinal, vestibule ocular, aferen cortical yang lebih
tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dilmulai nausea, retching, ekpulsi isi
lambung.
tachikardia.

Gejala

gastrointestinal

meliputi

peristaltik,

salvias,

takhipnea,

3,4,5,6,7

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Pendekatan muntah pada anak merupakan problem yang sulit, diagnosis banding
bukan hanya menyangkut masalah gastrointestinal tetapi juga masalah emergensi
2

pada anak. Muntah terus menerus dapat menyebabkan komplikasi dehidrasi,


gangguan elektrolit, robekan Mallory Wiess, aspirasi cairan lambung. Penyebab
muntah pada anak sangat bervariasi dan tergantung usia.
Beberapa keadaan dapat sebagai pencetus terjadinya muntah seperti infeksi, iritasi
makanan, trauma, alergi, gangguan pada pendengaran seperti dizziness dan motin
sickes, kelainan pada saraf seperti trauma dan infeksi. 1,2,6,8

Usia
Muntah pada neonatal atau sering disebabkan kelainan struktural saluran cerna,
penyakit metabolisme bawaan dan sekunder terhadap efek penghentian obat ibu
ketergantuangan obat sewaktu hamil. Anamnesa yang komplek selama hamil seperti
riwayat pemakaian obat sewaktu hamil, riwayat kehamilan sebelumnya dan
keguguran, persalinan dan periode setelah melahirkan. Beberapa Keadaan muncul
pada umur tertentu seperti stenosis pylorus pada umur 2 8 minggu, invaginasi pada
3-18 bulan, apedistis jarang sebelum umur 12 bulan. Pada anak lebih besar Keadaan
lain seperti gastroenteritis, otitis media dan infeksi saluran nafas akut lebih
sering.5,6,7,8

Diet
Alergi makanan, sering merupakan alergi susu sapi terutama pada bayi yang tidak
dapat ASI. Penyakit seliak terjadi apabila terpapar cukup lama oleh protein gandum
dalam diet. Penyakit defisiensi enzim seperti fruktosemia atau galoktosmia muncul
bila telah diberikan gula dalam diet. 1,2,8, 9,10
Tabel 1. Diagnosis Banding muntah pada bayi. 11
SERING
Anatomic obstruction Gastroenteritis

Gastroesophageal reflux

Overfeeding
Systemic infection

JARANG

Adrenogenital syndrome
Adrenogenital syndrome
Food poisoning
Inborn error of metabolism
Renal tubular acidosis
Rumination
Subdural hemorrhage
Tabel 2 Diagnosis Banding muntah pada anak dan Remaja. 11

ANAK
Sering :
Gastroenteritis

Systemic infection
Toxic ingestion

Pertussis syndrome
Medication

REMAJA-DEWASA

Gastroentieritis
Toxic ingestion
Inflammatory bowel disease
Appendicitid
Migraine
Pregnancy
Medication
Ipecac abuse/bulimia

Reye syndrome
Hepatitis
Peptic ulcer
Pancratitis
Increased intracranial pressure
Middle ear disease

Jarang :
Reye syndrome

Peptic ulcer
Pancreatitis
Increased intracranial pressure
Middle ear disease

Adapted with permission from Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editors. Nelson textbook of
pediatrics. 15 th ed Philadelpgia WB Saunders; 1996 : 1033

Warna muntah
Muntah yang berisi cairan empedu mungkin menandakan adanya sumbatan pada
bagian dibawah duodenum, hematemesis merupakan kelainan pada mukosa
esophagus, lambung dan duoedenum.1,9,10

Tabel 3. General Causes of Vomiting

NONBILIOUS

BILLIOUS

Infectious/inflammatory

Distal obstructive lesion

Metabolic/endocrinologic
Neurologic
Psychological
Obstructive lesion
Onset dan lamanya muntah :
Onset akut dan sebentar menandakan penyakit sementara, jika muntah berlangsung
lama dan berulang menandakan penyakit kronik apalagi disertai gagal tumbuh. 1,10,11
Gejala lain yang bersamaan
4

Gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang sering pada anak, biasanya
bersamaan dengan diare dan sakit perut, penyebab tersering adalah infeksi virus, dan
bakteri pathogen, tetapi tinja yang lembek dapat ditemukan pada keadaan infeksi
saluran kencing. Darah dan lendir dari dubur bisa merupakan invsginasi. Gejala
neurology seperti sakit kepala, kebingungan dan keterlambatan perkembangan
merupakan kelainan primer pada saraf pusat. Labirintitis dan pankreatitit merupakan
dua penyebab muntah karena infeksi. Dizzines biasanya berhubungan dengan
labirititis dan sakit perut disertai pankreatitis.
Inflamasi pada saluran cerna seperti pada inflammatory bowel disease juga
menimbulkan muntah yang berhubungan dengan gangguan motilitas , ristaltik dan
pengosongan lambung. Kelainan metabolisme pada bayi sering disertai muntah pada
awal kehidupan. Muntah biasanya disertai dengan letargy, hipo atau hipertonia,
kejang dan koma. Beberapa menyakit kelainan metaboslisme yang berhubungan
dengan muntah dapat dilihat pada table 4.1,3,11

Table 4. Inborn Errors of Metabolism Associated With Vomiting

CARBOHYDRATE METABOLISM
DEFECTS
Glycogen storage disease II (Pompe disease )
Galactosemia

Hereditary fructose intolerance

Pyruvate carboxylase deficiency


Pyruvate dehydrogenase
Complex deficiency
PEROXISOMAL DISORDERS

Zellwager disease
Adrenal leukodystrophy

FATTY ACID AXIDATION DISSORDERS


Carnitine deficiency syndromes
MCAD,LCAD

LYSOSOMAL STORAGE
DISCASES
Mucopolysaccharidose
Mucolipidoses
Niemann-Pick disease Wolman
disease

AMINO ACID / ORGANIC ACID


METABOLISM DEFECTS
Zellwager disease
Adrenal leukodystrophy
Urea cycle defects
Phenylketonuria
Maple syrup urine disease
Propionic academia
Glutaric acidemia
Isovaleric acidemia\
Tyrosinemia type I

Muntah terjadi pada keadaan kelainan neurologi yang melibatkan peningkatan


tekanan intracranial (table 5)

Tabel 5. Neurologi Conditions Associated With Vomiting Structural Infectious


STRUCTURAL
Congenital
malformations
Intracranial
hemorrhage

mass
Intacranial
lesions

INFECTIOUS
Congenital infections
Encephalitis and
meningitis

TOXIC
Kernicterus
Acidosis
and
Metabolic
By products

other

Tingkah laku atau psikologis dapat meyebabkan timbulnya konstipasi dan


merupakan problem pada anak. Ruminasi merupakan gangguan tingkah laku berupa
kebiasaan menstimulasi diri sendiri untuk mengeluarkan kembali makanan ke mulut
sehingga si anak mencapai kepuasan. Ruminsai ini sering pada anak lebih besar
terutama dengan retardasi mental berat. Bulimia sering pada anak umur belasan
dengan makan sebanyak banyaknya kemudian merangsang diri sendiri supaya terjadi
muntah.1,3,6

Tabel 6. Physical Conditions of the Gastrointestinal Track That Cause


Nonbilious Vomiting

STRUCTURAL
Foreign body

Esophageal/gastric atresia

Esophageal/gastric stenosis

Stricture
Duplication/diverticulum/Choledochal
cyst

Pyloric stenosis
Annual pancreas
Web

DISORDERS OF MOTILITY
Peptic disease
Achalsia
Ileus
Scleroderma
Gastroparesis
Appendicitis
Pseudo-obstruction

Tabel 7. Conditions That Can Cause Bilious Vomiting in Children

Intestinal atresia and stenosis


Malrotation with or
without
Volvulus
Ileus from any cause
Intussusception
Intestinal duplication

Compressing or obstructing mass


lesion
Superior
mesenteric
artery
syndrome
Appendicitis
Peritoneal adhesions
Pseudo-obstruction
Incarcerated inguinal hernia

KESIMPULAN
Muntah merupakan keluarnya isi lambung ke mulut secara paksa. Muntah bisa
disebabkan kelainan gastrointestinal atau di luar gastrointestinal. Pendekatan
diagnosis di dasarkan kepada usia, makanan yang dimakan, warna mutnah dan gejala
lain yang bersamaan dan keadaan psikologis anak. Dengan memahami patofisologi
dan pendekatan muntah diharapkan setiap dokter anak dapat menatalaksana muntah
tepat dan cepat.
KEPUSTAKAAN
1. Murry KF, Christie DL. Vomiting Pediatrics in Review Vol. 19 No. 10 October
1998.
2. Wood JD,Alpers DH, Andrews PL Fundamentals of neurogastroenterology Gut;
Sep1999.
3. Fitzgerald JF,Clark JH, 1988; Manual of pediatric gastroenterology. Churchill
livingstones p 25-32.
4. Dodge JA,1991; Vomiting and regurgitation. In Pediatric gastrointestinal
Disease.
Pathophysiology, Diagnosis,Management. Ed by Durie,Hamilton, Walker smith,
Watkins.Black and Decker inc.p32-41.
5. Orensteins SR,1993; Dysphagia and vomiting .In Pediatric Gastroeintestinal
Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management Edited by Willy R, Hyams
JS. WB Saunders Comp. 135-150.
6. Sondheimer JM, 2003; Vomiting. In Pediatric Gastrointestinal Disease 3 rd
od.Edited by Walter, Durie, Hamilton, Walkersmith, Watkins. Black and Decker
Inc. p 97-115.
7

7. Sondheimer JM,2003; Vomiting In Pediatric Gastrointestinal Disease 3rd od.


Edited by Walter,Durie, Hmilton, Walkersmith, Watkins. Black and Decker Inc. p
97-115.
8. Dupuis LL, Nathan PC, 2003; Option for prevention and management of acute
chemotherapy inducaed nausea and vomiting in children. Pediatric drugs, 5(9):
597-613.
9. Splinter WM, Robert DJ, 1996; Dexamethasone decreases vomiting by children
after tonsilectomy Anaesth and Analg, 83-913-916.
10. Splinter WM, Robert DJ,1997; Propylaxis for vomiting by children ofter
tonsillectomy: dexamethasone versus perphenazine. Anaesth and Analg, 85:
534537.
11. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman, RM Arvin AM, editors. Nelson textbook of
pediatrics. 15th ed Philadelphia . WB Saunders; 1996:1033.

PENULIS

Dr. Deddy Satriya Putra, SpA


ALAMAT :
Jalan Warta Sari No 4
Tangkerang Selatan Pekanbaru - 28282
Telp : (0761) 7046469
Fax : (0761) 36533
HP: 085216983733
KANTOR :
8

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Arifin Achmad /
FK-UR
Jl. Diponegoro No 2
Pekanbaru
Telp : (0761) 858647
E-mail : dsatriyap@yahoo.com

KLinik DR-DEDDY http://www.dr-deddy.com


Files of DrsMed FK UR (http://www.Files-of-DrsMed.tk

Anda mungkin juga menyukai