Anda di halaman 1dari 22

KIMIA ANALISA INSTRUMENT

a.
b.
c.
d.

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus


pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi,
struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik
dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif
bertujuan
untuk
mengetahui
keberadaan
suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik,
sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia
analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target
dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi
menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia,
analisis lingkungan, dan forensik. Berdasarkan metodenya, kimia
analitik
dapat
dibagi
menjadispektroskopi, massa, kromatograf dan elektroforesis, kris
talograf, mikroskopi, danelektrokimia. Meskipun kimia analitik
modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari
kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia
analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang
masih
dipakai
hingga
sekarang.
Contohnya
adalah titrasi dangravimetri. Kimia analisa instrumen adalah
cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifkasi atau
penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat) khas;
keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi
baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung
pada ketelitian alat. . Beberapa alasan perkembangan kimia
analisa instrumen adalah:
Banyak zat kimia yang tidak dapat ditentukan dengan cara
kimia biasa ( visual).
Matriks sampel yang dianalisa sangat sulit.
Sampel yang dianalisa kuantitasnya sangat kecil.
Hasil analisa yang cepat.

Dalam kimia analisa instrument ada beberapa hal yang perlu


dibahas yaitu:

1. INSTRUMEN KIMIA UV-VIS

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang


terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang di transmisikan atau yang di absorpsi.
Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang
sering digunakan dalam analisis secara kimiawi, antara lain:
a.
Spektrofotometri Vis (visibel)
b.
Spektrofotometri UV (ultra violet)
c.
Spektrofotometer UV-VIS
Dan lain-lain tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah spektrofotometri UV-VIS, tetapi untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan terlebih dahulu secara singkat spektrofotometri di atas
Spektrofotometri Visibel
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber
sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible
termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh
kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat
dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar
tampak(visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro
visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga
dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W
dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi
(3422 C) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia
digunakan sebagai sumber lampu.

Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya


sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus
terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent
spesifk yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent
yang digunakan harus betul-betul spesifk hanya bereaksi
dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk
senyawa berwarna yang dihasilkan stabil.
Spektrofotometri UV
Berbeda
dengan
spektrofotometri
visible,
pada
spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar
UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai
sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.Deuterium
disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen
yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti
atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron,
sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak
memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa
Yunani, deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang
memiliki dua pertikel.Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh
mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.
Bening dan transparan.Oleh karena itu, sample tidak berwarna
tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent
tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun
tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus
dibuat jernih dengan fltrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.Spektrofotometri UV
memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri
visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus
hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi
dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada
panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias
pada hasil analisa.
Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri
ini
merupakan
gabungan
antara
spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan
hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak
berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri
ultraviolet-visible
(UV-Vis
atau
UV
/
Vis)
melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan
(dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR))
kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara
langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di
wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul mengalami
transisi
elektronik.
Teknik
ini
melengkapi
fluoresensi
spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground
state ke eksited state.
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3
proses yaitu :
a.
Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti
ikatan.
b.
Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul
kompleks
c.
Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan
sbb :
E = hv
Dimana , E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus
fungsional/gugus kromofor (gugus dengan ikatan tidak jenuh)
yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi yang
rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi

dan non bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti


karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya
dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan.
Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elekron
bebas, seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya gugus
auksokrom pada gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang
gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan
peningkatan intensitas (hyperkromik).
1.
Kegunaan spektroskopi UV-VIS
UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam
kuantitatif penentuan larutan dari logam transisi ion dan sangat
dikonjugasikan senyawa organik.
a. Larutan ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap
cahaya) karena elektron dalam atom logam dapat tertarik dari
satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat
dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu
atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer tembaga sulfat
adalah biru yang sangat terang; menambahkan amonia
meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan
maksimum ( m a x).
b. Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi
konjugasi, juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat
dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini
sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk
senyawa organik yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki
penyerapan sinar UV yang signifkan; tidak semua pelarut yang
cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol
menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.).Polaritas
pelarut dan pH dapat mempengaruhi penyerapan spektrum
senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan penyerapan
maksimum dan koefsien molar kepunahan ketika pH meningkat
6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang.
c. Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna,
warna sering terlalu kuat untuk digunakan dalam pengukuran
kuantitatif. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi
larutan berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap

dalam larutan dan panjang jalan. Jadi, untuk tetap jalan panjang,
UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi dalam larutan penyerap. Perlu untuk mengetahui
seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi. Ini
dapat diambil dari referensi (tabel koefsien molar kepunahan),
atau lebih tepatnya, ditentukan dari kurva kalibrasi.
Instrumentasi UV-Vis
Spektroskof UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari
lima komponen utama, yaitu ;
1. Sumber radiasi
sumber energy cahaya yang biasa untuk daerah tampak
dari spectrum itu maupun daerah ultraviolet dekat dan
inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat
ranbut terbuat dari wolfram. Pada kondisi operasi biasa, keluaran
lampu wolfram ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke
sekitar 3 m. energy yang dipancarkan olah kawat yang
dipanaskan itu beraneka ragam menurut panjang gelombangnya.
Panas dari lampu wolfram dapat merepotkan; sringkali rumah
lampu itu diselubungi air atau didinginkan dengan suatu
penghembus angin untuk mencegah agar sampel ataupun
komponen lain dari instrument itu menjadi hangat.
2. Wadah sampel
kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan
karenanyan kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk
menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel
itu haruslah meneruskan energy cahaya dalam daerah spektral
yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa
atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam
instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang diginakan
sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam
itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda
pada salah satu sisi tabunga dan tanda itu selalu tetaparahnya
tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila
permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa
sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus
terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada
posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya atau

dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung


dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
3. Monokromator
Monokromator ini adalah piranti optis untuk memencilkan
suatu berkas radiasi dari sumber berkesinambungan, berkas
mana mempunyai kemurnian spectral yang tinggi dengan
panjang gelombang yang diinginkan. Radiasi dari sumber
difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan oleh sebuah
lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsure
pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan
memutar prisma atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi
spectrum yang dihasilkan oleh insur disperse dipusatkan pada
celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh, porsi-porsi itu
menjumpai sampel.
4. Detektor
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada
berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk
mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum
yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan
serapan
ultra-violet.
Banyak
senyawa-senyawa
organik
menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda
menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom
dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan
mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang
diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada
jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada
waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan
tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi
berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat
bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya,
metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm
dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda
menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda
sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar
dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari
pelarut.
5. Rekorder

Dan di dalam rekorder signal tersebut direkam sebagai spektrum


yang berbentuk puncak-puncak. Spektrum absorpsi merupakan
plot antara absorbans sebagai ordinat dan panjang gelombang
sebagai absis.

Prinsip Kerja UV-Vis


Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya
sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia
sehingga
menimbulkan
cahaya.Cahaya
yang
digunakan
merupakan foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan
merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling
tagak lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia,
maka akan menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon
yang timbul untuk senyawa organik ini hanya respon fsika atau
Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia
maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul
yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan
peristiwa kimia atau Chemical event.
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna.
Sehingga sampel yang akan diidentifkasi harus diubah dalam
senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan tanaman,
hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan, misalnya
destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu
tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap
berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur
satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi dithizon
pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat
dan natriun fosft, pH disesuaikan dengan penambahan amonium
hidroksida kemudian ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan
ekstraksi dengan dithizon.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari
sumber radiasi diteruskan menuju monokromator, Cahaya dari
monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan

sebuah cermin berotasi, Detektor menerima cahaya dari sampel


secara bergantian secara berulang ulang, Sinyal listrik dari
detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
Aplikasi dari UV-Vis
1. Studi Fotoelektrokimia Lapisan Tipis CdS Hasil Deposisi Metode
CBD
Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO
dengan metode CBD (Chemical Bath Deposition) menggunakan
bahan dasar CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan (NH2)2 SC
(Thiourea) sebagai sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan
tipis yang diperoleh memperlihatkan puncak-puncak karakteristik
CdS polikristal dengan struktur kubik (zincblende). Absorbansi
dan
transmitansi
optik
dengan
spektroskopi
UV-VIS
memperlihatkan daerah absorbsi pada rentang cahaya tampak
(300 nm - 500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330 nm.
Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel elektrokimia
yang berisi elektrolit 1M NaOH dan elektrolit mengandung
kompleks iodida. Respon arus foto (photocurrent) elektroda CdS
di dalam sel fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan
pada panjang gelombang cahaya datang dan bersesuaian
dengan absorbansi optik spektroskopi UV-VIS. Lebar celah pita
energi (energy bandgap) ditentukan melalui kurva (Jphhv)2 vs hv
(energi foton), diperoleh lebar pita energi sebesar 2.45 eV.
Hubungan rapat arus foto terhadap energi foton cahaya (hv) juga
diperlihatkan dari kurva Jph vs hv.
2. Meneliti Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik
Lapisan Gelatin
Penelitian ini menyajikan studi tentang pengaruh
kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin. Cahaya
yang melewati atau diserap flm gelatin dideteksi menggunakan
spektrometer dengan panjang gelombang antara 292 nm sampai
591 nm dalam rentang daerah ultraungu (UV) cahaya tampak
(visible). Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (di-scan)
dengan perlakuan variasi kelembaban udara (kelembaban nisbi,
RH). Film gelatin dideposisi menggunakan spin-coater pada
kecepatan putar tertentu di atas substrat kaca.

ABSORBANSI
OPTIK
LAPISAN
GELATIN
DIAMATI
MENGGUNAKAN TEKNIK SPEKTROSKOPI DENGAN MENGUKUR
ABSORBANSI DALAM RENTANG UV-VIS. ABSORBANSI OPTIK
LAPISAN GELATIN DIPINDAI (SCAN) DARI PANJANG GELOMBANG
292 NM SAMPAI DENGAN 591 NM YAITU DALAM RENTANG
CAHAYA ULTRAUNGU (UV) CAHAYA TAMPAK (VISIBLE). HASIL
PENGUKURAN NILAI ABSORBANSI UNTUK SETIAP PANJANG
GELOMBANG DALAM RENTANG PENGUKURAN. DARI SPEKTRUM
ABSORBANSI TERSEBUT DIKETAHUI SERAPAN OPTIK LAPISAN
GELATIN BERADA PADA DAERAH ULTRAUNGU (UV), ANTARA 292
NM SAMPAI 355 NM.
2. Instrumen Kimia HPLC

A. Sejarah
Kromatograf ditemukan oleh Tswett pada tahun 1903.
D.T. Day juga menggunakan kromatograf untuk memisahkan
fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui
sebagai penemu. Dasar kromatograf lapisan tipis (TLC)
ditetapkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan
kemudian disempurnakan oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil
karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941
(untuk ini mereka memenangkan Nobel) untuk pengembangan
kromatograf gas dan kromatograf kertas. Pada tahun 1952
Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai
kromatograf gas. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak
usaha dilakukan untuk pengembangan kromatograf cair sebagai
suatu teknik mengimbangi kromatograf gas. High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) telah berhasil dikembangkan dari
usaha ini.

B. Kegunaan
1. Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik,
maupun senyawa biologis
2. Analisis ketidakmurnian (impurities)
3. Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)
4. Penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
6. Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.
7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace
elements), dalam jumlah banyak dan dalam skala proses
industri.
C. Jenis-jenis HPLC
1. Kromatograf padatan cair (LSC)
2. Kromatograf partisi
3. Kromatograf penukar ion (IEC)
4. Kromatograf eksklusi
5. Kromatograf pasangan ion (IPC)
D. Prinsip Kerja
Kromatograf merupakan teknik yang mana solute atau zat-zat
terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan
solute-solut ini melewati suatu kolom kromatograf.
Detektor HPLC
Yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.
Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi
banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks
refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatograf
eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan
dengan detektor UV.
HPLC DENGAN PRINSIP KROMATOGRAFI ADSORPSI BANYAK
DIGUNAKAN PADA INDUSTRI FARMASI DAN PESTISIDA. ZAT-ZAT
DENGAN KEPOLARAN BERBEDA, YAITU ANTARA SEDIKIT POLAR
SAMPAI POLAR DAPAT DIPISAHKAN DENGAN HPLC BERDASARKAN
PARTISI CAIR-CAIR. ASAM-ASAM NUKLEAT DAPAT DIPISAHKAN
DENGAN KOLOM PENUKAR ION YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN
KOLOM BUTIRAN BERLAPISKAN ZAT BERPORI. PEMAKAIAN HPLC
PADA KROMATOGRAFI EKSKLUSI DILAKUKAN DENGAN KOLOM

PANJANG, TUJUAN UTAMA KERJANYA TETAP SAMA YAITU


PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DAN MASALAH-MASALAH
BIOKIMIA. PADA UMUMNYA TEKNIK INI DAPAT DIGUNAKAN PADA
SETIAP METODE KOLOM KROMATOGRAFI.
3.

Instrumen pH Meter

Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang


digunakan untuk menentukan pH atau tingkat keasaman dari
suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari suatu
zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen
dalam larutan. pH adalah derajatkeasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh
suatu larutan.
Ia
didefnisikan
+
sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H )
yang
terlarut.Koefsien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan
teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.
4.

INSTRUMEN KIMIA GAS CHROMATOGRAPHY (GC)

Merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk


menganalisis senyawa-senyawa organik yang dapat diuapkan

dalam GC diamana titik uapnya antara 200 o C- 350o C. Biasanya


senyawa-senyawa yang memiliki massa molekul relatif kecil.
Detektor yang digunakan dsesuaikan dengan senyawa yang
dianalisis.
GC biasanya memakai detektor flame ionization detector
(FID) atau thermal conductivity detector (TCD). Sedangkan GCMS detektornya menggunakan mass spectrometer (spektrometer
massa).
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatograf gas. Fasa
stationer dapat berupa padatan (kromatograf gas-padat) atau cairan
(kromatograf gas-cair). Umumnya, untuk kromatograf gas-padat,
sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina
teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung
logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas
semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa.
Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida
dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Dalam

kasus

kromatograf

gas-cair,

ester

seperti

ftalil

dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika


gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan
diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap
dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan
setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair
(diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa
diam akan keluar lebih dahulu.
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang
mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak
mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan
dengan teknik ini. Efsiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya
interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba
fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa.
Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih.
Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini.
Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau
preparatif.

Detektor pada GC :
1. Thermal Conductivity Detector (TCD)
2. Flame Ionization Detektor (FID)

3.
4.
5.
6.
7.
8.
5.

Thermionic Detector (TD)


Electron Capture Detector (ECD)
Detektor Fotometri Nyala
Detektor Fotoionisasi.
Detektor Mass Spectroscopy (MS)
Nitrogen Phosphor Detector (NPD)
Instrumen Spektrofotometer Infra Merah

Spektrofotometer Infra Merah adalah suatu alat yang


digunakan untuk mengamati dan mengidentifkasi interaksi
molekul-molekul
dan
komponen-komponen
organik
dan
anorganik dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada
daerah panjang gelombang 0,75 1,00 m atau pada Bilangan
Gelombang 13.000 10 cm-1. Aulat ini dapat digunakan untuk
mengetahui suatu gugus fungsional dari suatu senyawa.
Prinsip kerja alat ini yaitu spektrofotometer infra merah
digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan, dimana struktur
zat yang diuji dapat diamati dengan spektrogram panjang
gelombang vs transmittansi yang sangat spesifk dan merupakan
sidik jari suatu molekul. Spektogram dari bahan yang sudah
diketahui spektranya.
Spektra di daerah infra merah, terutama di daerah infra
merah dapat digunakan terutama untuk mempelajari sifat-sifat
tertentu suatu bahan. Perubahan struktur yang sedikit saja dapat
memberikan perubahan yang dapat diamati pada spektrogram
panjang gelombang vs transmittansi. Perubahan ini sangat
spesifk dan merupakan sidik jari suatu molekul.
Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke
dan didasarkan atas senyawa yang terdiri atas dua atom atau

diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling


terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini.
Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan
tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk
mengidentifkasi suatu senyawa yang belum diketahui,
karena spektrum yang dihasilkan spesifk untuk senyawa
tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
a. cepat dan relatif murah
b. Dapat digunakan untuk mengidentifkasi gugus fungsional
dalam molekul.
c.
Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa
adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fnger
print (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga
macam gerak, yaitu :
1.
Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik
lain.
2.

Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan

3.

Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.

Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang , sinar


inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:
a. Daerah inframerah dekat
b. Daerah inframerah pertengahan
c.
Daerah inframerah jauh

Penggunaan dan Aplikasi


Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk
penelitian dan digunakan dalam industri yang sederhana dengan
teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas. Alat
spektroskopi inframerah cukup kecil dan mudah dibawa kemanamana dan kapanpun dapat digunakan. Dengan meningkatnya
teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik.
Spektroskopi inframerah mempunyai ketepatan yang tinggi pada
aplikasi kimia organik dan anorganik. Spektroskopi inframerah

juga sukses kegunaannya dalam semikonduktor mikroelektronik:


untuk contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu
semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium nitrida,
zinc selenida, silikon amorp, silikon nitrida, dan sebagainya.
6.

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)

Pengertian
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat
yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsurunsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan
absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Prinsip Dasar
Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik
analisis kuantitaff dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat
luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifk,
biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb),
dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan
standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS
pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer
absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam
layaknya
Spektrofotometer
UV-VIS.
Sebelumnya
dikenal
fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang
dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA.
Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung
yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.
Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang
tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom
hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada

temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit
teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.
Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini
disebabkan
karena
sebelum
pengukuran
tidak
selalu
memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena
kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain
dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan
tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak
61 logam.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari
lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur
kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang
telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke
detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk
membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan
radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah
searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus
bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai
radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan
mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi
yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi,
maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron
sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atomatom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang
dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom
terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi
yang dibutuhkan oleh atom tersebut.
Cara Kerja AAS :
1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian
kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer secara
berurutan.
2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian
muncul perintah apakah ingin mengganti lampu katoda, jika
ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command,
dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak

dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda


akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda
yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and
working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan
mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition
settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting
fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample:
2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard
list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar
dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk,
kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan
tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran
ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang
dihasilkan turun dan lurus.
13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru
dilakukan pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran
sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan
mengklik icon print atau pada baris menu dengan mengklik fle
lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi
untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner
dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit
AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
Bagian-Bagian pada AAS
a. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS.
Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian

selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan
diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti
lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur
Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1
unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran
beberapa
logam
sekaligus, hanya
saja
harganya
lebih
mahal. Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih
menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu
katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS.
Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol
dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai
sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam
yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan,
agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar
dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar
dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan
sekitar.
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai
digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS,
dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya
lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah
selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung
gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki
kisaran suhu 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas
N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu
30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang
berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan
regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di
dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung
gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat
regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila
terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung

gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa
dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada
bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara
yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif
bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan
minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas
tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan
di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang
dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki
tekanan.
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot
asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung
dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap
bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran
pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi
yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting,
yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar
bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada
serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam
ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang
masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting
tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil
pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal,
menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan
mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung
dengan ducting
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main
unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara
yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom.
Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada
bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada
bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan
dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan,
sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan

untuk
mengatur
banyak/sedikitnya
udara
yang
akan
disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai
penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari
luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan
posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. Uap air yang
dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan
lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat
menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap,
agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke
lap.

e. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main
unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas
asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat
terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang
yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api,
dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian
nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran
dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang
berisi aquabides selama 15 menit, hal ini merupakan proses
pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian.
Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot
larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator
berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian
kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang
untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji
merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat.
Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi
dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap
logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang
dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi
logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan
bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru,

merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas,


dengan konsentrasi
Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan
diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan
selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar
sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal
ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api
pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan
akan
terlihat
buruk. Tempat
wadah
buangan
(drigen)
ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu
indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat
AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang
berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu,
papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan
tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam
wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak
kering.
Keuntungan metode AAS
Keuntungan
metode
AAS
dibandingkan
dengan
spektrofotometer biasa yaitu spesifk, batas deteksi yang rendah
dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang
berlainan, pengukurannya langsung terhadap contoh, output
dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan
pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm
sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia
dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom
misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu
bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga
menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta
pengaruh matriks misalnya pelarut.

Anda mungkin juga menyukai