Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Prediksi kesulitan keuangan (Financial Distress Predicting/FDA) telah menjadi topic
yang menarik lebih dari beberapa dekade karena merupakan hal yang penting bagi
perusahaan yang terdaftar (listed Companies), stakeholders, dan bahkan bagi
perekonomian suatu Negara. Jika prediksi kesulitan keuangan reliable, manajer
perusahaan dapat memulai langkah perbaikan untuk menghindari kerusakan sebelum
krisis dan investor dapat memahami situasi perusahaan yang terdaftar dan
menyesuaikan strategi investasi mereka untuk mengantisipasi kerugian. Selain itu
prediksi kesulitan keuangan perusahaan menjadi penting juga karena memiliki
dampak yang signifikan pada keputusan pemberian kredit dan profitabilitas lembaga
keuangan. Oleh karena itu, model prediksi kesulitan keungan yang akurat sangat
penting untuk memberikan peringatan tepat ekatu. Dari perspektif manajerial, model
prediksi kesulitan keuangan memungkinkan mengambil tindakan strategis tepat
waktu sehingga kebangkrutan dapat dihindari. Kebangkrutan terjadi ketika
perusahaan memiliki pinjaman kronis dan/atau perusahaan memiliki hutang yang
tidak proporsional dengan asset.
Banyak penelitian telah dilakukan

terhadap topik ini baik dari segi teknik

pengumpulan data, teknik analisis, dan seterusnya dengan tujuan mencari solusi

optimal akan kinerja estimasi yang terbentuk, misalnya: model Quadratic Interval
Logit Model (Fang-Mei Tseng dan Lin Lin, 2004; Fabf-Mei Tseng dan Yi-Chung Hu,
2009), Logistic Regression (Zhongsheng Hua, Yu Wang, Xiaoyan Xu, Bin Zhang, dan
Liang Liang, 2006; Arjan Brezigar-Maten dan Igor Masten, 2012; Mu-Yen Chen,
2011), Radial Basis Function Network (Chi-Bin Cheng, Ching-Lung Chen, ChungJen Fu, 2005) Multivariate Discriminant Analysis/MDA (Hui Li dan Jie Sun, 2010).
Bahkan Jie Sun, Hui Li, Qing-Hua Huang, dan Kai-Yu He (2013) telah melakukan
penelitian dengan membandingkan model-model prediksi kesulitan keuangan yang
pernah diteliti sebelumnya.
Financial distress suatu perusahaan ditentukan oleh beragam factor. Proses
identifikasi dan kuantifikasi pada factor-faktor yang berpengaruh tidak selalu
memungkinkan. Definisi financial distress juga bukanlah subjek yang mudah untuk
dikuantifikasi, karenanya melakukan pemodelan akan financial distress selalu
tergantung pada sejumlah asumsi yang dapat dikuantifikasi. Dalam penelitian ini akan
digunakan variable kualitatif, dimana situasi keuangan perusahaan yang diteliti
diekspresikan dengan variabel kualitatif menggunakan teknik binary, dimana 1
menyatakan kondisi non-distress dan 0 menyatakan perusahaan dalam kondisi
financial distress. Hal tersebut juga berarti bahwa penelitian ini mengasumsikan
bahwa variabel kualitatif itu dengan alasan tertentu dapat dijelaskan oleh sejumlah
faktor variabel lainnya baik secara kuantitatif atau kualitatif.

1.2 Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Penggunaan analisis rasio untuk memprediksi corporate failure pertama kali
dilakukan oleh Patrick (1932) dan terakhir oleh Beaver (1966), yang
menciptakan kerangka kerja untuk analisis univariat kebangkrutan. Sampai
saat ini penelitian Beaver (1966) telah dikritisi dalam hal ketergantungan
dalam rasio tunggal dibanding dengan penggunaan sejumlah faktor yang
mampu secara bersama-sama mengindikasi corporate failure diperiode
berikutnya. Hasilnya, ketertarikan dalam model analisis multi diskriminan
(MDA)

mendominasi

literature

prediksi

kebangkrutan,

kegagalan

perusahaan, dan kesulitan keuangan. Satu contoh adalah Altman (1968,


1983) yang menggunakan data perusahaan Amerika Serikat dan analisis
multi diskriminan untuk mengembangkan model linear Z-score, ZETA, dan
terakhir model ZETA kuadratik. Di Indonesia, penggunaan analisis
multivariat untuk memprediksi financial distresss juga telah banyak
dilakukan, beberapa diantaranya adalah Priambodo (2002), Almilia (2006),
dan Brahmana (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah pada indikator financial distress, teknik analisis, dan
periode penelitian yang digunakan.

1.2.2 Rumusan Masalah


3

Melalui penelitian ini, akan dilakukan analisis regresi binary logit


menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi financial distress
perusahaan yang terdaftar dalam saham LQ 45 Bursa Efek Indonesia.
Klasifikasi awal menggunakan rasio keuangan untuk mengelompokan
sampel menjadi dua kategori yaitu distress dan non-distress. Dengan
demikian, perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Rasio keuangan apa yang terpilih sebagai prediktor dari hasil analisis
binary logit dalam memprediksi financial distress?
2. Bagaimana model prediksi kebangkrutan untuk perusahaan yang
terdaftar dalam Saham LQ 45 periode 2010-2014 ?
3. Bagaimana akurasi prediksi financial distress dari analisis binary logit
tersebut?
1.2.3 Batasan Masalah
Analisis binary logit

untuk

memprediksi

financial

distress

akan

menggunakan data-data perusahaan-perusahaan terbuka yang tercatat dalam


Saham LQ-45 berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI),
terdapat 22 perusahaan yang secara konsisten berada dalam daftar Saham
LQ 45 pada periode tahun 2010-2014.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini mencoba mengindikasi beberapa kriteria rasio keuangan
sebagai klasifikasi awal perusahaan ke dalam kelompok distress dan
nondistress. Indikator tersebut mewakili kinerja perusahaan pada suatu
periode tertentu. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan analisis binary logit menggunakan rasio keuangan untuk


memprediksi financial distress terhadap perusahaan yang terdaftar dalam
Saham LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Rasio keuangan yang terpilih sebagai prediktor dari hasil analisis binary
logit dalam memprediksi financial distress
2. Model prediksi kebangkrutan untuk perusahaan yang terdaftar dalam
Saham LQ 45 periode 2010-2014
3. Akurasi prediksi financial distress dari analisis binary logit tersebut
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian
1.4.1 Manfaat Penelitian
Dengan adanya karya akhir ini diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
bermanfaat untuk stakeholder sebagai peringatan untuk melakukan
tindakan-tindakan

pencegahan

sebelum

perusahaan

mengalami

kebangkrutan.
1.4.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan dilihat dari aspek :
1. Teoritis dimana analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dikembangkan di penelitian berikutnya atau bahkan dapat digabungkan
dengan teknik analisis lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal dalam memprediksi financial distress
2. Praktis dimana hasil penelitian ini dapat digunakan oleh stakeholder
untuk mengambil keputusan akan strategi-strategi yang diperlukan
terkait pendanaan, hutang, ataupun investasi dan mencegah perusahaan
dari mengalami kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai