UUD 45
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESI
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Wajib adalah memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh warga negara.
Hak dan Kewajiban
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban sering tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak dari pada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika
keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui
posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang
sudah ada dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang
dan terpenuhi pada semestinya, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat atau diri
sendiri tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun banyak rakyat menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan
bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak
rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang
berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk
mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal
ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan
pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia
ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan
kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Kewarganegaraan
Warga Negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai warga negara
itu. memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di suatu wilayah negara, yang dapat
dibedakan menjadi warga negara asli dan warga negara asing (WNA).
Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945,Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal diIndonesia.
Bukan Penduduk, adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan
: setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dari sejak lahir. Hak adalah
sesuatu yang layak di terima oleh setiap manusia. Seperti mendapat pekerjaan dan
penghidupan yang layak, hak memeluk agama, dan hak untuk mendapat pengajaran. Hak
selalu beriringan dengan kewajiban-kewajiban, ini merupakan sesuatu yang harus kita
lakukan bagi bangsa, negara, dan kehidupan sosial.
Hak asasi manusia dalam bahasa Prancis disebut Droit LHomme, yang artinya hak-hak
manusia dan dalam bahsa Inggris disebut Human Rights. Seiring dengan perkembangan
ajaran Negara Hukum, di mana manusia atau warga negara mempunyai hak-hak utama dan
mendasar yang wajib dilindungi oleh Pemerintah, maka muncul istilah Basic Rights atau
Fundamental Rights. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah merupakan
hak-hak dasar manusia atau lebih dikenal dengan istilah Hak asasi manusia.(Ramdlon
Naning; 1982 : 97) Meriam Budiardjo, mengemukakan bahwa :
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh daqn dibawanya
bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa
hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dank arena itu
bersifat universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan harkat dan cita-citanya. (Meriam Budiardjo; 1980 : 120)
Isi dari pada hak asasi manusia hanya dapat ditelusuri lewat penelusuran aturan hukum dan
moral yang berlaku dalam masyarakat. John Locke (1632-1704) yang dikenal sebagai bapak
hak asasi manusia, dalam bukunya yang berjudul Two Treatises On Civil Government,
menyatakan tujuan Negara adalah untuk melindungi hak asasi manusia warga negaranya.
Manusia sebelum hidup bernegara atau dalam keadaan alamiah (status naturalis) telah hidup
dengan damai dengan haknya masing-masing, yaitu hak untuk hidup, hak atas kemerdekaan
dan hak atas penghormatan terhadap harta miliknya, yang semua itu merupakan propertinya.
(Dikutif dari I Dewa Gede Atmadja; 2002 ;3-5)
Di Indonesia berdasarkan Perubahan UUD 1945 dalam Bab XA ditentukan mengenai Hak
Asasi manusia. Namun kaitannya dengan hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya
identifikasinya belum rinci dan jelas. Oleh karena hak-hak yang berkaitan dengan hak
dibidang ekonomi, sosial dan budaya masih tersebar dalam pasal-pasal yang ada. Dengan
penelusuran melalui pendekatan sejarah, maka ditemukan perkembangan dari ha-hak
dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lazimnya
dikatagorikan sebagai hak-hak positif (Positive Rights) yang dirumuskan dalam bahasa
rights to (hak atas), sedangkan hak-hak sipil dan politik dikategorikan sebagai hak-hak
negative (Negative Rights ) yang dirumuskan dalam bahasa freedom from (kebebasan
dari). Sebagai hak-hak positif, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dipahami sebagai hak hak
yang tidak dapat dituntut di muka pengadilan (non-justicible), sebaliknya dengan hak-hak
sipil dan politik, sebagai hak-hak negative, dapat dituntut di muka pengadilan. (Kasim, dalam
Kasim dan Arus: xii-xiv).
Macam Hak Asasi Manusia
a. Hak Asai Manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi.
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang.
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar.
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
1. Pengakuan Bangsa Indonesia akan HAM
Pengakuan HAM pada Pembukaan UUD 1945 Alenia 1 dan Alenia 4, batang Tubuh UUD
1945, Ketetapan MPR, Peraturan Perundang-Undangan.
2. Penegakan HAM
Memberi jaminan perlindungan terhadap HAM, selain dibentuk peraturan hukum, juga di
bentuk kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan HAM.
3. Konvensi Internasional tentang HAM Konvensi Internasional terhadap HAM adalah
wujud nyata kepedulian masyarakat internasional akan pengakuan, perlindungan, penegakan
HAM.
4. Keikutansertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional
Tanggung jawab dan menghormati atas berbagai konvensi internasional tantang HAM
tersebut diwujudkan dengan keikutsertaan indonesia untuk instrumen internasional.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30,
yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undangundang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taiptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Pokok Pikiran Amandemen UUD 1945 Amandemen Ke-Empat
Amandemen keempat diarahkan untuk memperbaik penyelenggaran negara dan penekanan
perhatian pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pada amandemen keempat diubah
hal-hal sebagai berikut :
a. MPR pada Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan
DPD yang dipilih melalui pemilu. Jadi anggota MPR tidak ada lagi yang berasal dari
penunjukkan.
b. Pemilu, proses pemilu pemilihan presiden dilakukan melalui putaran kedua apabila pada
putaran pertama gagal memperoleh pemenang. Perubahan ini menunjukkan bahwa proses
pemilihan presiden ditentukan oleh rakyat secara demokratis bukan lembaga-lembaga lain.
c. Pendidikan dan Kebudayaan diubah dalam Bab XIII, didalam bab tersebut pada intinya
hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang baik, dengan alokasi anggaran
yang memadahi.
d. Perekonomian dan Kesejahteraan sosial diubah dalam Bab XIV, pada intinya menyatakan
bahwa perekonomian diusahakan pemerintah terdistribusi secara adil dan merata.Disamping
itu juga menekanankan kembali bahwa pemerintah berkewajiban untuk memelihara warga
negara yang hidup miskin serta mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh warganya.
e. Perubahan UUD diatur dalam Bab XVI pasal 37 dalam pasal tersebut diatur ketentuan
dansyarat perubahan UUD kecuali negara kesatuan Republik Indonesia.
Permasalahan UUD 1945 menjadi kendala dalam pencapaian tujuan berbangsa dan
bernegara.
UUD 1945 merupakan merupakan produk konstitusi yang melandasi yaitu orde lama
dan orde baru, seperti yang sudah kita ketahui bahwa kedua rejim tersebut sarat
dengan kelemahan-kelemahan. Menurut Mahfud, didalam UUD 1945 terdapat lima
kelemahan dasar yaitu :
- Konstitusi yang Sarat Eksekutif.Konstitusi UUD 1945 syarat dengan kekuasaan eksekutif
dimana presiden memegang kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislasi.
- Kurangnya Sistem Check and Balances.Didalam UUD 1945 asli MPR dinyatakan sebagai
lembaga tertinggi negara namun didalam prakteknya MPR tidak dapat mengendalikan
presiden. Di dalam UUD 1945 tersebut juga tidak secara jelas memisahkan kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif sehingga tidak berhasil menciptakan mekanisme yang baik.
Kegagalan tersebut menciptakan kekuasaan kekuasaan presiden yang dominan diatas
legislatif dan yudikatif.
- Terlalu banyak Pendelegasian ke tingkat Undang-Undang.Pendelegasian UUD 1945
ketingkat Undang-Undang menimbulkan problem ketika presiden sebagai kepala eksekutif
diberikan kukuasaan yang besar didalam pembuatan perundangan (legislasi).
Ketidakseimbangan kekuasaan antara presiden dengan DPR (legislatif) menyebabkan
presiden dapat membuat UU sesuai dengan kondisi yang diharapkannya, sehingga
dikhawatirkan muncul otoriterisme.
- Masih Adanya Pasal-Pasal yang Multi Tafsir.Pasal-pasal yang mengandung pasal-pasal ini
yang dikemudian dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan atas nama UU. Pasal-pasal
tersebut memberikan keleluasaan bagi eksekutif untuk menafsirkan pasal tersebut sesuai
dengan kepentingannya.
- Praktek UUD 1945 sangat tergantung Political Will dari pemerintah.ketidakjelasan pasalpasal tersebut ditas menyebabkan pelaksanaan UUD 1945 sangat tergantung dari kemamuan
pemerintah. Kekuasaan yang tak terkontrol dengan penyeimbang yang baik akan membuat
eksekutif menjadi pemerintah yang otoriter seperti yang terjadi pada orde lama dan orde baru.
Didalam perkembangannya pasal-pasal tersebut diperbaiki didalam amandemen UUD 1945
seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
Sampai saat ini masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik pusat
maupun daerah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1. Tidak jelasnya sistem parlemen di Indonesia, parlemen di Indonesia terdiri dari DPR, DPD
dan MPR. Sedangkan MPR adalah lembaga tinggi negara yang mempunyai kekuasan sendiri
namun anggotanya adalah anggota dari DPR dan DPD.
2. Reformasi eksekutif sampai saat ini presiden masih belum terbebas dari cengkraman
partai-partai politik. Presiden yang diusulkan melalui partai politik cenderung melakukan
politik balas budi kepada partai yang mencalonkannya.
3. Reformasi legislatif pada amandemen UUD 1945 sudah dilkukan yaitu dengan menggeser
kekuasan eksekutif ke legiaslatif untuk menciptakan sistem Check and Balances yang baik.
Namun, dalam implementasinya perubahan ini membuat DPR/D seperti menjadi lembaga
superior karena kesalahan penafsiran UU bagi sebagian anggota DPR/D.
4. Pelaksanaan otonomi daerah banyak multi tafsir sehingga implementasi didaerah berbedabeda. Otonomi menimbulkan banyak permasalahan terutama kedaerahan dan sulitnya
koordinasi antar daerah.
5. Masih tingginya kebocoran anggaran dan kesalahan pengelolaan SDA menyebabkan
efisiensi anggaran dan pendapatan negara yang baik belum tercapai. Kebocoran tersebut
mengakibatkan rendahnya pelayanan pemerintah di bidang pendidikan dan belum tercapainya
kesejahteraan masyarakat.
Konsep Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945
Memasukkan hak-hak asasi manusia ke dalam pasal-pasal konstitusi merupakan salah satu
ciri konstitusi moderen. Setidaknya, dari 120an konstitusi di dunia, ada lebih dari 80 persen
diantaranya yang telah memasukkan pasal-pasal hak asasi manusia, utamanya pasal-pasal
dalam DUHAM. Perkembangan ini sesungguhnya merupakan konsekuensi tata pergaulan
bangsa-bangsa sebagai bagian dari komunitas internasional, utamanya melalui organ
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak dideklarasikannya sejumlah hak-hak asasi manusia dalam
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau biasa disebut DUHAM 1948 (Universal
Declaration of Human Rights), yang kemudian diikuti oleh sejumlah kovenan maupun
konvensi internasional tentang hak asasi manusia, maka secara bertahap diadopsi oleh
negara-negara sebagai bentuk pengakuan rezim normatif internasional yang dikonstruksi
untuk menata hubungan internasional.
Dalam konteks sejarah dan secara konsepsional, Undang-Undang Dasar 1945 yang telah lahir
sebelum DUHAM memiliki perspektif hak asasi manusia yang cukup progresif, karena
sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea 1 :
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan kewajiban
kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi :
Hak dan kewajiban dalam bidang politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban,
yaitu :
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 28 menyatakan, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Arti pesannya :
1. Hak berserikat dan berkumpul.
2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan
lainnya, di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua
media pers dalam mengeluarkan pikiran
Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya
Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur denganundang-undang.
ayat (1) menentukan negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang
meliputi setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang
secara bebas dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang layak
dalam melindungi hak ini. Kecuali itu, dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39 Tahun
1999 menentukan :setiap warga negara sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak (ayat 1). Selain itu ditentukan setiap orang berhak dengan
bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan
yang adil (ayat 2). Setiap orang baik. pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama, sebanding, setara atau serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang
sama (ayat 3). Sedangkan ayat 4 menentukan setiap orang baik pria maupun wanita dalam
rnelakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang
adil sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarga.
- Hak mendapat upah yang sama.
Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita diharapkan tidak
berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan yang sama. The Universal
Declaration of Human Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2) menentukan setiap orang
dengan tidak ada perbedaan, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama.
Hal yang sama juga diatur secara rinci dalam pasal 7 International Covenant on Economic,
Social and Cultural menetukan negara-negara pesertaperjanjian mcngakui hak setiap orang
akan kenikmatan kondisi kerja yang adil dan menyenangkan yang mejamin :
a. Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :
1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya tanpa perbedaan
apapun, terutama wanita yang dijamin kondisi kerjanya tidak kurang dan kondisi yang
dinikmati oleh pria, dengan gaji yang sama untuk pekerjaan yangsama.
2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam perjanjian.
b. Kondisi keja yang aman dan sehat;
c. Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan pekerjaannya ke
tingkatyang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali senioritas dan kecakapan;
d. Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan liburan berkala.dengan upah
dan juga upah pada hari libur umum. Hal yang sama dalam hukum positif Indonesia diatur
dalam pasal 38 Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.
- Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.
Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada pasal 23 ayat (4)
menentukan :setiap orang herhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat kerja untuk
melindungi kepentingannya.
Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya
a. Hak asasi Manusia di bidang Sosial
Hak asasi manusia bidang sosial adalah hakasasi manusia yang berkaitan dengan hak atas
jaminan sosial, hak atas perumahan dan hakatas pendidikan. Dalam Perubahan UUD 1945
ditentukan sbb.:
Pasal 28H ayat (3) Perubahaqn UUD 1945 menentukan :Setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermantabat.
Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan: Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan kebudayaan yaitu :
Ayat (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
Ayat (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.
Ayat (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari
anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Ayat (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan menjungjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Hak Asasi manusia di bidang Budaya
Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai berikut.
Pasal 28C Perubahan UUD 1945
menentukan bahwa :Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945
menentukan bahwa:Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormatiselaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Pasal 32 Perubahan UUD 1945 menentukan :
Ayat (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
Ayat (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Berangkat dari ketentuan tersebut, maka perlindungan , pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah merupakan tanggung jawab Negara, terutama
pemerintah. Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangundangan. Maka dalam rangka memenuhi semua itu
dikeluarkan antara lain:
Perubahan UUD 1945 (Bab XA tentang Hak Asasi Manusia)
UU RI NO.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
UU RI NO.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
Dan peraturan-peraturan lainnya