Kompisisi Fly Ash
Kompisisi Fly Ash
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Acosta, 2009, Abu terbang merupakan limbah padat hasil dari proses
pembakaran di dalam furnace pada PLTU yang kemudian terbawa keluar oleh
sisa-sisa pembakaran serta di tangkap dengan mengunakan elektrostatik
precipitator. Fly ash merupakan residu mineral dalam butir halus yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara yang dihaluskan pada suatu pusat
pembangkit listrik. Fly ash terdiri dari bahan inorganik yang terdapat di dalam
batu bara yang telah mengalami fusi selama pembakarannya. Bahan ini
memadat selama berada di dalam gas-gas buangan dan dikumpulkan
Konversi abu terbang batubara menjadi zeolit dan adsorben merupakan contoh
pemanfaatan efektif dari abu terbang batubara. Keuntungan adsorben berbahan
baku fly ash batubara adalah biayanya murah. Selain itu, adsorben ini dapat
digunakan baik untuk pengolahan limbah gas maupun limbah cair (Marinda P,
2008).
Abu terbang batubara umumnya dibuang di landfill atau ditumpuk begitu saja
di dalam area industri. Penumpukkan abu terbang batubara ini menimbulkan
masalah bagi lingkungan. Hal ini yang menimbulkan masalah lingkungan dan
kesehatan, karena fly ash hasil dari tempat pembakaran batubara dibuang
sebagai timbunan. Fly ash dan bottom ash ini terdapat dalam jumlah yang
cukup besar, sehingga memerlukan pengelolaan agar tidak menimbulkan
masalah lingkungan, seperti pencemaran udara, atau perairan, dan penurunan
kualitas ekosistem.
Salah
satu
penanganan
lingkungan
yang
dapat
diterapkan
adalah
10
Pasal 3 menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan atau
kegiatan yang menghasilkan limbah B3, dilarang membuang limbah B3 yang
dihasilkannya itu secara langsung kedalam media lingkungan hidup, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
11
2.1.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly
ash adalah tipe batubara, kemurnian batubara, tingkat penghancuran,
tipe pemanasan dan operasi, metoda penyimpanan dan penimbunan
(Wardani, 2008).
Subbituminus
40-60
20-30
4-10
5-30
1-6
0-2
0-2
0-4
Lignit
15-45
20-25
4-15
15-40
3-10
0-10
0-6
0-4
12
kecil dari 0,075 mm. Kerapatan fly ash berkisar antara 2100 sampai
3000 kg/m3 dan luas area spesifiknya antara 170 sampai 1000 m2/kg
(Marinda P, 2008).
2.1.2
Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan
berat adalah : (80-90%) berbanding (10-20%). Fixed bed system atau
Grate system adalah teknik pembakaran dimana batubara berada di
atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem ini kurang efisien
karena batubara yang terbakar kurang sempurna atau dengan
13
perkataan lain masih ada karbon yang tersisa. Abu yang terbentuk
terutama bottom ash masih memiliki kandungan kalori sekitar 3000
kkal/kg. Di China, bottom ash digunakan sebagai bahan bakar untuk
kerajinan besi (pandai besi). Teknologi Fixed bed system banyak
digunakan pada industri tekstil sebagai pembangkit uap (steam
generator). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah : (15-25%) berbanding (75-85%)
(Koesnadi, 2008).
14
Motor bensin empat langkah adalah motor yang setiap satu kali
pembakaran bahan bakar memerlukan 4 langkah dan 2 kali putaran
poros engkol. Adapun prinsip kerja motor 4 langkah dapat dilihat pada
(gambar 2) dibawah ini :
15
Tekanan, P
2
4
0
Volume spesifik, v
TMA
TMB
Gambar 3. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah
(Sumber :Wardono, 2004; dalam Rilham, 2011)
16
b.
TMA.
Akibatnya
campuran
udara-bahan
bakar
c.
17
d.
18
19
Secara lebih detail dapat dijelaskan bahwa proses pembakaran adalah proses
oksidasi (penggabungan) antara molekul-molekul oksigen (O) dengan
molekul-molekul (partikel-partikel) bahan bakar yaitu karbon (C) dan
hidrogen (H) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)
pada kondisi pembakaran sempurna. Disini proses pembentukan CO2 dan
H2O hanya bisa terjadi apabila panas kompresi atau panas dari pemantik telah
mampu memisah/memutuskan ikatan antar partikel oksigen (O-O) menjadi
partikel O dan O, dan juga mampu memutuskan ikatan antar partikel
bahan bakar (C-H dan/atau C-C) menjadi partikel C dan H yang berdiri
sendiri. Baru selanjutnya partikel O dapat beroksidasi dengan partikel C
dan H untuk membentuk CO2 dan H2O. Jadi dapat disimpulkan bahwa
proses oksidasi atau proses pembakaran antara udara dan bahan bakar tidak
pernah akan terjadi apabila ikatan antar partikel oksigen dan ikatan antar
partikel bahan bakar tidak diputus terlebih dahulu (Wardono, 2004).
2.4
20
2.
3.
4.
21
akibatnya suara mesin terdengar kasar, knalpot akan mengeluarkan asap tebal,
dan tenaga kendaraan menjadi kurang maksimal. Selain itu, aliran udara yang
memasuki ruang bakar akan mempengaruhi homogenitas pencampuran udara
dan bahan bakar di dalam ruang bakar yang akan mempengaruhi kinerja
pembakaran (Niwatana, 2010). Ada dua jenis filter udara, yaitu :
a. Filter Udara Kertas
Filter kertas terbuat dari kertas khusus yang memiliki pori-pori, pori pada
filter kertas ukurannya lebih kecil dari pada filter busa sehingga lebih baik
dalam menyaring udara.
22
bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair. Dalam industri, pati
dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika (Rahman, 2007).