Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH Pengaruh Media Sosial bagi Remaja (lengkap) 2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirabbilalamin kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh Media Sosial bagi
Remaja
Makalah ini dibuat untuk menganalisis berbagai dampak positip dan negative Media
Sosial terhadap Remaja melalui metode pengamatan dan tinjauan pustaka.
Kami tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Semua pihak yang ikut membimbing ,
mengarahkan dan membantu penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita
sehinga dapat mengantisipasi berbagai dampak positip dan negatip Media Sosial.
Makalah yang kami buat ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
A.
B.

BAB II PEMBAHASAN
Definisi Media Sosial
Klasifikasi Media Sosial
Perkembangan Media Sosial .
Pertumbuhan Media Sosial ..
Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku di Kalangan Remaja
Media Sosial di Kalangan Remaja ..
Analisis Sosiologi Media Sosial
Dampak Positif dan Negatif Media Sosial Bagi Remaja
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ..
Saran .
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sosial Media kata yang tidak asing kita dengar saat ini, tahukah anda artinya ? Jika
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentu saja Sosial Media itu adalah Media Sosial sebuah
tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi berbaur dan bergabung dengan orang lain. Kata
Sosial Media menjadi populer ketika Facebook dan Twitter mulai dikenal oleh kalangan
pengguna Internet, hal ini yang kemudian membuat Sosial Media dan Internet menjadi tidak
terpisahkan. Tidak heran, jika mendengar kata Sosial Media maka pikiran orang orang tentu akan
langsung tertuju pada Internet Facebook, Twitter, Blogging, youtube dan semua fasilitas
fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi antar manusia. Di Indonesia sendiri,
kegiatan ber-Sosial Media sebenarnya telah ada sejak lama dengan bermunculannya berbagai
macam forum diskusi berbasis web seperti KasKus misalnya, hanya saja demam Sosial Media
mulai terasa ketika sebuah situs pertemanan bernama Friendster mulai naik daun saat itu
banyak orang mulai merasa sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal
orang lain. Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang
asalnya kecil bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun sebaliknya orang
besar dalam sedetik bisa menjadi kecil dengan Media sosial. Apabila kita dapat
memnfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran,
dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh
Media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan

di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, dan lain lain). Orang yang pintar dapat
memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah hidupnya, memudahkan dia belajar,
mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, dan lain - lain. Media sosial
menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain mengenal dunia nyata kita
juga sekarang mengenal dunia maya. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari
dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya. Seseorang bisa menjadi
sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia maya, hal ini terlihat terutama
dalam jejaring sosial.

B. Tujuan Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang media sosial.
2. Menambah pengetahuan tentang pengaruh media sosial bagi remaja.
3. Menambah pengetahuan tentang dampak positip dan negatip Media sosial bagi remaja.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".[1]

B. Klasifikasi media sosial


Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet,
weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan
bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian
(kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan
Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel
Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis
media sosial[ :
Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten
konten yang ada di website ini. contohnya wikipedia
Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik
kebijakan pemerintah. contohnya twitter

Konten
para user dari pengguna website ini saling meng-share konten konten media, baik seperti video,
ebook, gambar, dan lain lain. contohnya youtube
Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi
sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto foto.
contohfacebook

Virtual game world


Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk
avatar avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata.
contohnya game online.
Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game
world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah
kehidupan, contohnya second life.
Ciri - ciri media sosial
Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut [3] :
Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai
banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

C. Perkembangan media sosial


Perkembangan dari Media Sosial itu sendiri sebagai berikut [4] :

1978 Awal dari penemuan Sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat
berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik , ataupun mengunggah dan
mengunduh Perangkat lunak , semua ini dilakukan masih dengan menggunakan
salurantelepon yang terhubung dengaan modem

1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan
penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari
mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.

1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya
pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial
namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di
banding Classmates.com

1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan
penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dariBlogger ini
bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah.
sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.

2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan
keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.

2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna
untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.

2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam


menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.
2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini,
merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena
pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di
batasi 140 karakter.
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan
peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online
organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu
maupun kelompok.
2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama
google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite
oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.

D. Pertumbuhan media sosial


Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media
sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan
modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang
pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet
bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan
sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia
biasa.Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk
menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,
menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial
menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam
hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial
berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untukaktualisasi diri dan kebutuhan
menciptakan personal branding.
Perkembangan dari media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah
anggota yang di miliki masing - masing situs jejaring sosial ini, berikut tabel jumlah anggota dari
masing - masing situs yang di kutip dari (August E. Grant:297) pada 1 mei 2010 [5] :

E. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku di Kalangan Remaja


Dalam era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah yang menjamur dan
menjadi trend . Hampir semua orang di Indonesia memiliki smartphone , dengan semakin majunya
internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat.
Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung
dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast , maka media
sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi

dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu
yang cepat dan tak terbatas.
Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di
media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting tentang kegiatan
pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di
media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak
mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan
ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat
dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.
Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah menjadi candu,
tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone .
Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook,
Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing
media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial
yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para
remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media
sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar
dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial
bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri
dengan mudah.
Para pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya
tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah
memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Bahkan ada sebuah istilah yang dipopulerkan oleh
Peter Steiner:

F. Media Sosial di Kalangan Remaja


Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja
merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak
namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik
dengansmartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di
dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara
(STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja.
Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di
Indonesia sebanyak 64%.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan
media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu
adanotification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan

seorang remaja yang berkicau berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan
betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang
dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di
Facebook. Lalu apa yang menyebabkan seorang remaja begitu aktif di jejaring sosial? Dalam sebuah
penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. [3. Setyastuti,
Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2, Bulan November 2012]
Semakin introvertseseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran
orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus
dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.
Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para remaja mengalami kekosongan karena kebutuhan akan
bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami
disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena
orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan
mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang
tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise.
[4. Soekanto, Soerjono.Sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990. 371]
Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan seharihari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti
perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya.
Contohnya saja di Twitter, para remaja menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang paling
bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan
eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun
citra sebaik mungkin. Para remaja juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun
halnya dengan Facebook, para remaja memposting foto-fotonya yang sedang bersenang-senang
dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat
dikatakan individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri.
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social
lifemereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh
kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai
aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia
maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya
dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri
(The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada
lingkungan atau panggung tertentu. [5. Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring
Sosial Sebagai Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika).

G. Analisis Sosiologis Media Sosial


Di era modern, manusia dipermudah dalam melakukan berbagai hal. Salah satu kemudahan yang
diciptakan adalah berinteraksi melalui internet. Semakin berkembangnya internet memunculkan pola
interaksi dapat dilakukan tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang bersamaan. Menurut
Anthony Giddens, dengan adanya modernitas hubungan ruang dan waktu terputus yang kemudian
ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat. [2. Ritzer, George Ritzer dan J.Gooman,

Douglas. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial
Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008. Hlm. 617] Dari pernyataan tersebut dapat dilihat
bahwa manusia menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu secara fisik, yang salah satunya
dilakukan melalui internet khususnya media sosial.
Dalam kajian sosiologi, maraknya media sosial erat hubungannya dengan bagaimana kita
bersosialisasi, berteman, berinteraksi. Dengan munculnya kedua media sosial tersebut kita mampu
berkomunikasi satu sama lain, dalam ilmu sosiologi hal tersebut dinamakan bentuk komunikasi
langsung. Komunikasi langsung dapat diartikan sebagai salah satu cara berinteraksi antara seseorang
dengan orang lain secara langsung, baik melalui chat maupun melalui pesan.
Begitu pula dengan media sosial Facebook dimana kita juga bisa membuat sebuah grup, dalam
konteks ini mengenai hubungannya dengan sosiologi, dengan fitur grup di Facebook, kita mampu
membuat grup yang mampu berbagi mengenai ilmu-ilmu sosiologi ataupun bisa untuk memecahkan
masalah yang sedang terjadi di masyarakat, karena didalam ilmu sosiologi, salah satu yang diajarkan
adalah memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat, dan tentunya kita tahu bahwa obyek
dalam ilmu sosiologi itu adalah masyarakat.
Jadi hubungan media sosial dengan ilmu sosiologi sangat erat. Dengan kedua media sosial tersebut
kita mampu berinteraksi, dan berkomunikasi satu sama lain, bukan hanya itu kita juga bisa
mendapatkan teman baru dan kita juga bisa saling sharing atau berbagi ilmu dan juga bisa
memecahkan masalah yang sedang dihadapi di masyarakat. Apabila kita menyalahgunakan media
sosial tersebut, kita akan membuat masalah bukan menyelesaikan masalah.

H. Dampak positif dan Negatif Media Sosial bagi Remaja

Dampak positif dari jejaring sosial adalah


Anak dan remaja dapat bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
Mereka akan mampu bersosialisasi dengan masyarakat umum lainnya.
Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial ini anak menjadi lebih mudah
berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah
mereka temui secara langsung.
Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman
yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu
sama lain.
Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati.
Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto,
video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu
secara fisik.
Dampak negatif dari jejaring sosial adalah:
Anak anak yang menggunakan jejaring sosial lebih banyak menghabiskan wkatunya untuk
bermain di dunia maya daripada dunia nyata.
Bisa menghabiskan uang untuk pergi ke warnet.
Lupa waktu kalau sudah bermain jejaring sosial atau lebih tepatnya mengurangi wkatu efektif
anda.
Tugas sekolah atau kuliah terbengkalai karena mereka lebih senang dan fokus bermain jejaring
sosia dan menimbulkan penyakit malas.

Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Ini yang membuat
mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di
dunia nyata.
Banyaknya tindakan kejahatan yang ditimbulkan dari jejaring sosial seperti penculikan, dan
tindakan kriminal lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan
oleh
masyarakat
di
seluruh
dunia. Andreas
Kaplan dan Michael
Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial.


Proyek Kolaborasi
Blog dan microblog
Konten
Situs jejaring sosial
Virtual game world
Virtual social world
B. Saran
Remaja saat ini sudah seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak
menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial

ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara
perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan
lain - lain.
Implementasikan sosial media dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai sarana
yang positif.

Anda mungkin juga menyukai