Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN FASILITATOR DESA SIAGA


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010
I.

PENDAHULUAN

Keberhasilan upaya kesehatan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia


kesehatan yang sangat profesional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia kesehatan yang profesional
adalah melalui pelatihan.
Dengan telah ditetapkannya sasaran tersebut, maka Kementerian Kesehatan
segera merumuskan Visi Kementerian Kesehatan yaitu : Masyarakat Sehat yang
Mandiri dan Berkeadilan, dengan Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Yang akan dicapai melalui Strategi :
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat swasta dan masyarakat madani dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu
dan
berkeadilan serta berbasis bukti; Kurikulum Pelatihan Fasilitator Desa Siaga dengan
mengutamakan pada upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan
jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayagunaan SDM kesehatan yang merata
dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan
obat
dan
alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan.
6. Meningktkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab .
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti
kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB), bencana, kecelakaan, dll, dengan memanfaatkan potensi setempat secara
gotong royong.
Kriteria desa siaga adalah apabila desa tersebut telah memiliki sekurangkurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), minimal dengan 1 tenaga bidan
dan 2 kader. Sejak dicanangkannya Desa Siaga Tahun 2006, sasaran pelatihan dalam
rangka penyiapan Desa Siaga adalah Bidan Poskesdes yang berada di Desa Siaga,
sedangkan tenaga lainyang berada di Puskesmas belum dilatih tentang Desa Siaga
sehingga tidak ada tenaga kesehatan yang menjadi pendamping Bidan Poskesdes dalam
melaksanakan tuganya sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mendampingi bidan dalam
Kurikulum Pelatihan Fasilitator Desa Siaga menjalankan tugasnya di Poskesdes,
diperlukan fasilitator yang berasal dari Puskesmas.
Untuk dapat menjalankan tugas sebagai fasilitator, salah satu cara yang dilakukan
adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kepala puskesmas/tenaga yang ada
di puskesmas melalui pelatihan bagi fasilitator.
II.

TUJUAN PELATIHAN
A.

Tujuan Umum

Peserta mampu menjadi fasilitator Bidan Poskesdes dalam pengembangan


Desa Siaga.
B.

Tujuan Khusus
Peserta mampu :
1. Menjelaskan pelaksanaan pengembangan Desa Siaga.
2. Menjelaskan peran dan fungsi fasilitator Desa Siaga.
3. Menerapkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Mempraktekkan penanggulangan gawat darurat.
5. Mempraktekkan tanggap darurat.
6. Mempraktekkan pelayanan medik dasar.
7. Mensimulasikan cara melakukan pendampingan Bidan Poskesdes.
8. Mengaplikasikan pengembangan tim jejaring kerja Desa Siaga.
9. Menerapkan komunikasi, advokasi dan negosiasi.
10. Melakukan monitoring dan evalulasi.

III.

PESERTA
1. Kriteria :
Prioritas utama adalah Kepala Puskesmas sesuai dengan Permenkes
No.971/Menkes/Per/XI/2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan, atau
Bidan Koordinator yang menangani dalam pengembangan Desa Siaga
dengan memiliki latar belakang pendidikan minimal tingkat D3
kesehatan dan telah bekerja di puskesmas minimal 2 tahun.
2. Jumlah :
Jumlah peserta yang dilatih dalam satu kelas sebanyak 30 orang.

IV.

PELATIH
Pelatih berasal dari :
1. Tim pelatih dari propinsi dan kabupaten / kota yang memiliki sertifikat TOT
pelatihan fasilitator Bidan Poskesdes.
2. Pakar yang mempunyai pengalaman mengajar/melatih sesuai materi yang
diajarkan.

V.

STRUKTUR PROGRAM
NO
A

MATERI

MATERI DASAR
1 Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga
2 Peran dan Fungsi Tim Fasilitator Bidan Poskesdes
Tingkat Puskesmas
MATERI INTI
1 Materi Pelatihan Bidan Poskesdes
a. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat
melalui kemitraan
b. Penanggulangan Kegawatdaruran Sehari-hari dan
Bencana
c. Tanggap Darurat Bencana
d. Pelayanan Medis Dasar
2 Materi Pelatihan Fasilitator Bidan Poskesdes
a. Teknik Pendampingan dan Bimbingan Teknis
Bidan Poskesdes (Coaching)
b. Pengembangan Tim Jejaring Kerja Desa Siaga
c. Komunikasi, Advokasi dan Negosiasi
d. Monitoring dan Evaluasi
MATERI PENUNJANG
1 Building Learning Commitment

JAM PELAJARAN
P
PL
Total

2
2

0
0

0
0

2
2

0
0

4
2

0
0

4
2

2
2
2

6
6
4

2
2
2

10
10
8

2 Rencana Tindak Lanjut


JUMLAH

1
13

2
37

0
10

3
60

1 JPL = 45 menit; T = Teori; P = Penugasan; PL = Praktik Lapangan


VI. DIAGRAM ALUR PROSES PEMBELAJARAN
Pembukaan

Perkenalan & harapan


Building Learning Commitment

WAWASAN
1.
Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga
2.
Peran dan Fungsi Tim
Fasilitator Bidan Poskesdes
Tingkat Puskesmas
METODE
Ceramah Tanya Jawab
Curah Pendapat

KETERAMPILAN
1.
Materi Pelatihan Bidan Poskesdes
a. Penggerakkan dan Pemberdayaan
Masyarakat melalui kemitraan
b. Penanggulangan kegawatdaruratan
sehari hari dan bencana
c. Tanggap Darurat Bencana ( Safe
Community )
d. Pelayanan Medis Dasar
2.
Materi Pelatihan Fasilitator Bidan
Poskesdes
a. Teknik Pendampingan dan Bimbingan
Teknis Bidan Poskesdes (Coaching)
b. Pengembangan Tim Jejaring Kerja Desa
Siaga
c. Komunikasi, Advokasi dan Negosiasi
d. Monitoring dan Evaluasi

METODE

Ceramah tanya jawab


Simulasi dan penugasan
Diskusi Kelompok
Studi kasus
Demonstrasi

Praktek Kerja Lapangan

RENCANA TINDAK LANJUT

EVALUASI

VII. TEMPAT DAN WAKTU


A. Tempat :
Pelatihan dilaksanakan di Bapelkes Palangka Raya Jl. Yos Sudarso No. 14
Palangka Raya, Telp. 0536-3239469.
B. Waktu :

Pelatihan dilaksanakan dari tanggal 26 sd 31 Juli 2010 selama 60 Jam Pelajaran


@ 45 menit.
VIII.

EVALUASI
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari evaluasi
terhadap :
1. Peserta, meliputi :
Pre test
Post test
Rencana Tindak Lanjut
2. Fasilitator, meliputi :
Penguasaan materi
Ketepatan waktu
Sistematika Penyajian
Penggunaan metode dan alat bantu diklat
Empati, gaya dan sikap kepada peserta
Pencapaian TPU
Kesempatan tanya jawab
Kemampuan menyajikan
Kerapihan pakaian
Kerjasama antar tim pengajar
3. Penyelenggaraan
Pengalaman peserta dalam pelatihan ini
Rata-rata penggunaan metode pembelajaran oleh pengajar
Tingkat semangat peserta untuk mengikuti program pelatihan Kurikulum
Pelatihan Fasilitator Desa Siaga 37
Tingkat kepuasan peserta terhadap proses belajar mengajar
Kenyamanan ruang kelas
Penyediaan alat bantu pelatihan dalam kelas
Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti pengadaan dan bahan
diskusi)

IX.

SERTIFIKASI
Berdasarkan Kepmenkes No. 725 tahun 2003 tentang pedoman
penyelenggaraan pelatihan di bidang kesehatan, bagi peserta yang telah
mengikuti pelatihan selama 60 JPL akan memperoleh sertifikat dengan angka
kredit 1.

X.

SUMBER BIAYA
Biaya pelatihan dibebankan pada anggaran DIPA
Kalimantan Tengah tahun 2010.

XI.

Dinas Kesehatan Provinsi

PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebaikbaiknya.

Panitia Penyelenggara

Anda mungkin juga menyukai