Nilai budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat memiliki
kekayaan yang begitu besar nilainya, akan tetapi seiring perkembangan zaman upaya pelestariannyapun mulai luntur. Namun, pudarnya budaya alami kita tidak hanya dipengaruhi oleh masuknya budaya asing. Kesigapan dan rasa gengsi serta bangga kita atas budaya asing justru berperan besar dalam masalah lunturnya budaya. Akibatnya tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya. Hal yang sering tampak, kita sebagai generasi yang diharapkan menjadi agen perubahan justru malah menjadi agen dekadensi moral. Contohnya: masyarakat sekarang lebih suka hp-an dari pada ikut dibaan. Lebih akrab dengan televisi, daripada barzanji, dan lebih tahu upin-upin daripada tari jafin. Contoh lain, generasi kini suka mengucapkan kata-kata tak pantas dan sering dikabarkan tentang kriminalitas. Kita sebagai masyarakat Indonesia, yang mana kita tahu bahwa Indonesia merupakan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Banyak sekali budaya-budaya islami yang sudah mewarnai negeri ini. Seperti, budaya tari japin, barzanji, dan kaligrafi. Namun, pada realitanya adakah para pemudi saat ini tertarik akan hal itu? Mengenalnya saja pun tidak! Nilai-nilai budaya islam perlu digunakan bahkan dikembangkan seluas mungkin. Beberapa contohnya dalam hal berbusana, menebar ukhuwah, dan berkomunikasi. Kita sebagai pemudapemudi islami sepatutnya menjauhi kata-kata keji, mencela, dan melaknat. Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah seorang mu'min jika suka mencela, mela'nat dan berkata-kata keji." (HR Tirmidzi dengan sanad shahih). Kita perlu melestarikan budaya asli milik kita. Karena budaya yang kita miliki dapat mencerminkan kepribadian kita sebagai pemuda-pemudi Islami. Kita bangun peradaban islam di bumi pertiwi. Banggalah kita dengan budaya-budaya islami yang kita pelajari. Budaya islami patut untuk: 1. Kita ketahui
2. Kita perdalami 3. Kita budayakan 4. Kita kenalkan Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? Kalau bukan saat ini, lalu kapan lagi.