Manusia
Kesatuan Penguasa
Totalitas
melaksanakan
tanggung
jawab
sebagai
subyek
hukum
Keluarga
Seseorang dikatakan keluarga dilihat dari hubungan darah serta hubungan
perkawinan. Namun di hukum adat, keluarga hanyalah orang-orang yang
punya hubungan darah dengan kita.
Hukum adat dibatasi hubungan klen.
Bilateral: boleh memilih, mau di tempat istri / suami. Anak yang lahir
bisa di keluarga ayah / di keluarga ibunya.
Perkawinan
Menurut UU No. 1 Tahun 1974: perkawinan adalah ikatan lahir batin seorang
laki-laki dan perempuan timbul makna bahwa setelah menikah, suami
dan istri menjadi ikatan satu kesatuan hak dan kewajiban.
Akibat hukum perkawinan:
Dasar dari hukum keluarga dalam hukum adat hubungan darah. Menurut
hukum adat, kalau terjadi perkawinan, suami dan istri tetap dalam ikatan
keluarganya masing-masing. Dalam hukum adat, tidak ada ikatan lahir dan
batin.
Perkawinan
dalam
masyarakat
adat
bukan
masalah
laki-laki
dan
penggunaan
hak
pribadi
tidak
boleh
bertentangan
dengan
hak
masyarakat.
Bagaimana perkawinan itu dilakukan (dengan siapa, bagaimana caranya)
wajib mengikuti kepentingan masyarakat mempertahankan kemurnian
klen.
Perkawinan bukan masalah yang melakukan perkawinan, namun masalah
keluarga dan masyarakat.
Pasal-pasal selanjutnya dalam BW menunjuk pada pengertian perkawinan
bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin. Norma-norma dalam hukum
adat menunjuk pada pengertian bahwa perkawinan merupakan urusan
masyarakat.
Segi Formal Perkawinan
Dewasa
MATRILINEAL
BILATERAL
Sistem
Eksogami
Eksogami
Eleuterogami
Sifat
Patrilokal
Matrilokal
Bilokal
Bentuk
Jujur
Semenda
Bebas
PATRILINEAL
Sifat patrilokal tempat tinggal di tempat suami, anak-anak menetap di
tempat ayahnya (menjadi keluarga suaminya) istri ke tempat suaminya
dan menetap.
Penjelasan:
Setiap orang mempunyai kekuatan magis. Kalau istri pindah ke kediaman
suami, di keluarga istri akan kekurangan magis, sementara keluarga suami
akan kelebihan magis harus diseimbangkan keluarga suami harus
memberikan magisnya kepada keluarga istri. Sebelum perkawinan, yang
harus diselesaikan adalah barang magis. Seberapa besar barang magis
tersebut? Ditentukan oleh keluarga perempuan. Jumlah (tingginya) magis
ditentukan berdasarkan status sosial makin tinggi, makin besar nilainya.
Kalau pihak laki-laki tidak mampu membayar barang magis yang diminta
keluarga perempuan perkawinan tidak terjadi.
Barang magis / barang jujur: wajib sebagai pengganti perempuan yang
pindah ke keluarga suaminya.
Bentuk perkawinan: jujur mengapa? Karena ada pemberian barang jujur
dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Mengapa istri harus pindah dan menetap di tempat suaminya? Karena anak
yang diharapkan lahir akan tinggal bersama keluarga suaminya.
MATRILINEAL
Eksogami: pernikahan harus di luar klen, tidak boleh menikah di dalam klen.
Anak bertempat tinggal di keluarga ibu perempuan tetap dalam
keluarganya, tidak boleh keluar matrilokal.
Dalam sistem matrilineal di Minangkabau, tugas laki-laki di Minangkabau
adalah bertanggung jawab secara materiil dan moral dalam keluarga ibunya
terhadap saudara perempuan dan kemenakan (anak-anak saudaranya).
Suami harus datang ke tempat istri, namun tidak pindah. Fungsi: Sebagai
tamu di keluarga istri karena anaknya ada di keluarga istri.
Suami yang datang orang semendo: laki-laki yang diundang dan dihormati,
yang melamar: perempuan perempuan mengundang laki-laki untuk
bertamu di rumahnya.
B
E
perempuan
tertua:
masyarakat
tanah
semendo
(Mayorat
Perempuan)
Semua anak perempuan tertua tidak boleh melakukan perkawinan
jujur.
Dalam semua keluarga pasti ada perkawinan semendo.
Masyarakat Rejang masyarakat patrilineal, dengan perkawinan utama:
perkawinan jujur
Suatu keluarga bisa memilih mau perkawinan jujur atau semendo karena
tergantung laki-laki, mau memperoleh anak berapa orang. Perkawinan
semendo dapat dipilih dari beberapa bentuk:
-
Semendo Penuh
Jika menginginkan anaknya dibagi 2, keluarga laki-laki harus
membayar penuh, sebagian ikut ayah, sebagian ikut ibu. Pembagian
terserah kehendak anaknya, karena akan dibagi setelah dewasa.
Jika anaknya berjumlah ganjil, yang 1 anak tidak bisa dibagi,
sehingga tunggu sampai dia menikah, baru keturunannya lagi yang
nanti akan dibagi.
anak,
ayahnya
bisa
membeli
anak
tersebut
Dalam hukum adat, tidak berubah statusnya, karena suami dan istri
masing-masing terikat dengan keluarganya masing-masing, kecuali
perkawinan jujur istri keluar dari keluarganya, masuk ke dalam
keluarga suaminya 1 hubungan keluarga. Walaupun dia masuk ke
dalam keluarga suami, kedudukan dan hak kewajiban suami lebih besar
dari istrinya.
Apa yang tidak berubah? KLEN klen istri tidak berubah menjadi klen
suami, ia tetap klen ayahnya.
Kalau di masyarakat Minangkabau, laki-laki berkedudukan sebagai tamu
kedudukannya tidak bisa diukur.
Masyarakat Bilateral adanya kehidupan bersama suami istri tempat
tinggal ditentukan bersama suami maupun istri tetap dalam hubungan
dengan keluarganya masing-masing
2. Kedudukan Anak
Dimana anak berada? Terkait dengan sistem kekeluargaan
Perkawinan jujur anak terikat dengan ayah dan keluarga ayah
Perkawinan bebas anak terikat dengan ayah dan keluarga ayah, ibu dan
keluarga ibu
Perkawinan semendo anak terikat dengan ibu dan keluarga ibu (Ingat,
tidak semua perkawinan semendo anaknya terikat dengan Ibu.
Contoh: di Rejang)
3. Harta
Harta perkawinan adalah harta yang dipunyai suami-istri yang tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan materi suami-istri & anak-anaknya.
Harta perkawinan adalah gabungan dari harta perseorangan (harta yang
dimiliki masing-masing pihak) suami + harta perseorangan istri + harta
bersama.
Harta bersama adalah harta yang dimiliki secara bersama-sama, dan yang
diperoleh masing-masing pihak / bersama-sama selama perkawinan.
Hukum
adat
tidak
mengenal
pencampuran
harta,
apapun
masalahnya
BW: Jika pada saat perkawinan tidak ada perjanjian pemisahan harta,
maka harta akan bercampur.
Harta perseorangan
o Saat diperolehnya harta:
Harta bersama
Syarat harta bersama:
o Kehidupan bersama
o Kedudukan sederajat
o Tidak dipengaruhi oleh hukum Islam hukum Islam tidak
mengenal harta bersama
Dalam perkawinan jujur:
o Kedudukan sederajat di masyarakat, laki-laki dan perempuan
jika menikah secara jujur, status sosial mereka sama.
o Kehidupan bersama : patrilokal (istri tinggal di tempat suami)
Ada harta bersama dalam perkawinan jujur.
Kasus: suami pergi merantau ke kota lain, 10 tahun tidak kembali,
meninggalkan istrinya sendiri. Apakah dalam perkawinan tersebut
ada harta bersama? Tetap ada, karena istri pindah dan tinggal di
rumah suami.