Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA


ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH :
NAMA / NIM

: 1. AVID TAMRIN JUANDA


2. WAWAN TRIYOGA
3. NUROHIM
4. SABERUDIN

TGL PRAKTIKUM : 26 Januari 2016


DOSEN

: RUFAIDA NUR ROSTIKA, ST, MT

LABORATORIUM DASAR PROSES KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Membuat larutan standard perat nitrat 0,1 N
2. Standarisasi larutan perak nitrat dangan larutan natrium hidroksida
3. Menetapkan kadar natrium klorida dalam garam kotor
1.2 Metode
Argento merupakan metode umum untuk pemnetapan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan nitrat (AgNO 3) pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan
karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak
larut atau endapan.
Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian
keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit,
tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah
diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+.
Titrasi ini biasanya disebut sebagai argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat
AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion
halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol),
asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO 43- dan ion arsenat
AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq)

AgCl(s) + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat
CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna
coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator lain yang bisa
dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Argentometri merupakan proses titrasi dengan menggunakan garam argentum
nitrat sebagai arutan standarnya. AgNO3 digunakan untuk menentukan kadar halogen
dan sianida, karena ion Ag+ bersama dengan halogen dan sianida akan membentuk
endapan berwarna ataupun senyawa kompleks sesuai dengan reaksi sebagai berikut :
NaX + Ag+
KCN + Ag+
KCN + AgCN

AgX + Na+
AgCN + K+
K{Ag(CN)2}

Garam AgNO3adalah garam murni sehingga bisa digunakan sebagai standar


primer. Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N adalah dengan melarutkan 16,99 gram
ke dalam 1 liter aquades.
2.1 Metode Leibig
Dalam titrasi argentometri yang disebut dengan titrasi pembentukan kompleks
adalah titrasi terhadap larutan garam sianida. Proses ini mula-mula dikemukakan oleh
Liebig pada tahun 1851, akhirnya dikenal sebagai titrasi argentometri cara Liebig.
Apabila ke dalam larutan garam sianida ditambahkan larutan AgNO 3 mula-mula akan
terjadi endapan putih dari garam AgCN. Tetapi oleh karena di dalam larutan masih
terdapat kelebihan ion sianida maka apabila larutan tersebut digoyang-goyang,

endapan AgCN yang telah terbentuk akan segera larut kembali karena terjadinya
garam kompleks dari logamnya yang cukup stabil, sesuai dengan persamaan reaksi
berikut ini :
KCN + AgNO3
2KCN + AgCN

AgCN + KNO3
K2{Ag(CN)3}

Apabila semua ion CN- dalam larutantelah membentuk ion kompleks


{Ag(CN)2}- , kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan sedikit larutan AgNO3
akan sesgera terbentuk endapan yang stabil (permanen) dari garam kompleks
argentum disianoargentat (I) sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :
K{Ag(CN)2} + AgNO3

Ag{Ag(CN)2} + KNO3

Dalam hal ini jelaslah bahwa pada titrasi argentometri terhadap ion CN -,
tercapai titik ekivalen ditandai dengan terbentuknya endapan (kekeruhan) permanen
dari garam kompleks Ag{Ag(CN)2}.Titrasi argentometri secara Liebig ini tidak dapat
dilakukan dalam suasana ammoniakal, karena garam kompleks Ag{Ag(CN) 2} dalam
larutan ammoniakal akan larut menjadi ion kompleks diammin.
Ag{Ag(CN)2} + 4NH3

2{Ag(NH3)2}+ + 2CN-

2.2 Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)


Dalam cara ini, ke dalam larutan yang dititrasi ditambahkan sedikit larutan
kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion kromat akan
bereaksi dengan kelebihan ion perak membentuk endapan berwarna merah dari perak
kromat, dengan reaksi :
CrO42- + 2Ag+
Untuk

menghindari

terjadinya

Ag2CrO4
pengendapan

perak

kromat

sebelum

pengendapan perak halida sempurna, maka konsentrasi ion kromat yang ditambahkan
sebagai indikator harus sangat kecil, umumnya konsentrasi ion kromat dalam larutan
berkisar 3.10-3 M hingga 5.10-3 M.

2.3 Metode Volhard (pembentukan ion kompleks berwarna)


Dalam cara ini, larutan standard perak nitrat ditambahkan secara berlebih ke
dalam larutan analit, kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan standard
amonium atau kalium tiosianat dengan menambahkan

ion feri (Fe 3+) sebagai

indikator. Pada akhir titrasi, ion feri akan bereaksi dengan kelebihan ion tiosianat
memebentuk ion kompleks {Fe(SCN)6}3- yang berwarna coklat.
X + Ag+
Ag+ sisa + SCNFe3+ +

6 SCN-

AgX + Ag+ sisa


AgSCN
{Fe(SCN)6}3-

2.4 Metode Fajans (menggunakan indikator absorpsi)


Titik akhit titrasi dalam titrasi dengan cara ini ditandai dengan berubahnya
warna endapan AgX sebagai akibat dari adanya adsorpsi endapan AgX terhadap
pereaksi pewarna yang ditambahkan. Indikator yang sering digunakan adalah
fluorescein dan eosin.

BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat-Alat Percobaan
1. Buret, statif, klem

6.

Beaker glass

2. Erlenmeyer

7.

Corong gelas

3. Labu takar

8.

Gelas arloji

4. Pipet tetes

9.

Kertas saring

5. Gelas ukur

10.

Pipet ukur

11.

Pengaduk

3.2 Gambar Peralatan Percobaan

Buret, statif, klem

Labu Ukur

Gelas Ukur

Pipet Tetes

Kertas Saring

Pengaduk

Beaker glass

Gelas Arloji

Corong Kaca

Erlenmeyer

Pipet Ukur

3.3 Bahan
Bahan
Air Aqua
Air Kran
Air Limbah
Natrium Klorida (Nacl) 0,1 N 100 ml
Perak Nitrat (Agno3) 0,01 N 250 ml
Indikator MO

Jumlah
20 ml
20 ml
20 ml
0,585 gram
0,425 gram
2 tetes

3.4 Cara Kerja


A. Preparasi larutan
1. Membuat larutan perak nitrat 0,01 N sebanyak 250 ml
Melarutkan AgNO3 dengan aquadest , simpan dalam botol coklat.
2. Membuat larutan natrium klorida 0,1 N 100 ml
Mengeringkan NaCl dahulu dalam oven pada temperatur 90-100C,

kemudian simpan dalam desikator.


Setelah didinginkan kemudian ditimbang dengan teliti sebanyak yang

dibutuhkan dan larutkan dalam aquadest sebanyak yang di butuhkan.


Gojog sampai homogen
B. Pembekuan dengan Metode Mohr
Mengambil 10 ml larutan NaCl dengan pipet, masukkan ke dalam

erlenmeyer.
Menambahkan indikator MO kemudian titrasi dengan larutan AgNO3
(dikocok cepat terutama menjelang titik akhir titrasi), sampai terbentuk

endapan merah bata.


Mencatat volume AgNO3 (melakukan titrasi duplo)
C. Penetapan sampel
Mengambil 20 ml masing-masing larutan sampel dengam pipet, masukkan ke
dalam erlenmeyer.

Menambahkan 2 tetes larutan indikator MO


Kemudian titrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah
bata.
Mencatat volume AgNO3
Melakukan minimal duplo
Menghitung kadar Cl- yang ada pada masing-masing sampel.

BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Data pengamatan
1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl
Percobaan

V NaCl

V AgNO3

10

9,8

10

9,4

Rata-Rata

10

9,6

2. Titrasi Sample Limbah


A. Air Mineral

Percobaan

Sample

NaCl

10

4,2

10

4,8

Rata-Rata

10

4,5

Percobaan

Sample

NaCl

10

6,2

10

5,7

Rata-Rata

10

5,95

Percobaan

Sample

NaCl

10

5,7

10

7,5

Rata-Rata

10

6,6

B. Air Kran

C. Air Limbah

4.1 Data Perhitungan


Setelah melakukan praktikum, diperoleh hasil sebagai berikut :
Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan NaCl.Larutan NaCl yang
telah ditambahkan indikator K2CrO4 mula-mula berwarna kuning. Setelah dilakukan
titrasi oleh larutan AgNO3 setetes demi setetes terjadilah TAT yang ditandai dengan
berubahnya larutan kuning menjadi merah bata.
Kadar Cl- ( V AgNO3 N AgNO3 V NaCl N NaCl ) BM Cl
( 9,6 ml 0,01 100 ml 0,1 ) BM Cl

35,1 ppm

Menghitung kadar ClAir Mineral


Kadar Cl- V AgNO3 N AgNO3 BM Cl4,5 ml 0,01 35,5
35,1 ppm
Air Kran
Kadar Cl- V AgNO3 N AgNO3 BM Cl5,9 ml 0,01 35,5
0,04 ppm

Air Limbah
Kadar Cl- V AgNO3 N AgNO3 BM Cl6,6 ml 0,01 35,5
0,05 ppm

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
A. Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan NaCl 0,1 N
Sebelum titrasi. larutan NaCl mula-mula berwarna kuning setelah penambahan
indikator K2CrO4 sebanyak 3-4 tetes. Kemudian setelah dilakukan titrasi larutan
AgNO3 kedalam larutan NaCl 10 mL setetes demi setetes tercapailah TAT yang
ditandai dengan berubahnya larutan kuning menjadi larutan merah bata. Setelah
dilakukan percobaan sebanyak dua kali dan melakukan perhitungan maka harga Ratarata normalitas AgNO3 adalah 0,01 N
B. Menghitung kadar Cl- dalam sampel
Mula-mula sampel di siapkan sebanyak 20 mL di dalam labu Erlenmeyer dan
kemudian ditambahkan indikator K2CrO4 sebanyak 3-4 tetes. Sampel mula-mula
berwarna kuning sebelum di titrasi. Setelah di titrasi menggunakan larutan AgNO 3

yang telah di standarisasi sebelumya, TAT dicapai dengan ditandai dengan perubahan
warna kuning menjadi merah bata.
Setelah percobaan dilakukan sebanyak dua kali baik untuk air keran dan air isi
ulang dan juga telah dilakukan perhitunagn, maka di peroleh hasil sebagai berikut :
Rata-rata kadar Cl- dalam air keran adalah 0,04 ppm
Rata-rata kadar Cl- dalam air aqua adalah 0,03 ppm
Rata-rata kadar Cl-dalam air limbah adalah 0,05 ppm

DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, w. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta
Kasmiyatun, Mega. 2008. Analisa Kimia Kuantitatif Bagian 1. Universitas 17
Agustus 1945 Semarang.
http://carlyn26.blogspot.co.id/2012/04/titrasi-argentometri.html
http://sudarmanyoman86.blogspot.co.id/1 october 2011
http://wagikristalini.blogspot.co.id/2014/01/laporan-titrasi-pengendapanargentometri.html

Anda mungkin juga menyukai