Anda di halaman 1dari 18

SISTEMATIC REVIEW

PENURUNAN STRESSOR MAHASISWA DENGAN


SUPPORT PROGRESSIVE MUSSCLE RELAXATION

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar :


Evidence Based Practice
DOSEN: Dr.Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.
Reni Sulung, S.Kp., MSc

Oleh :
Tri Suwarto
NIM. 22020114410026
Peminatan : Manajemen Keperawatan

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


F AK U LTAS K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
1

ABSTRAK
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi
pemicu stress pada mahasiswa s 1 keperawatan tahun pertama yang melibatkan reaksi
pembelajaran. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk
mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu
dilakukan critical appraisal untuk mengetahui evidence menurunkan stress mahasiswa
dengan support PMR
.
Metode : Populasi disini adalah mahasiswa s 1 keperawatan yang mengalami gejala stress,
dengan tindakan PMR dengan pembanding terapi/tindakan selain PMR dan mengukur
outcome berupa tingkat stress, gangguan istirahat . Penelusuran dilakukan menggunakan
MEDLINE, Psychology and Behavior, Googlesearch, gen.lib.rus.ec serta Sciencedirect.com
dengan kata kunci yang dipilih dan dibatasi pada artikel terbitan 2010 sampai 2014 yang
dapat diakses fulltext dalam format pdf. Artikel yang ada kesamaan diambil salah satunya,
lalu dianalisis menggunakan Critical Appraisal Guidelines for Quantitative Experimental
and Quasi-Experimental Research serta ditentukan level of evidence masing-masing. Data
diekstraksi dari artikel yang berkualitas kemudian dikelompokkan, dibahas dan ditarik
kesimpulan.
Hasil :
Kata kunci : PMR, Stress, Mahasiswa s 1 keperawatan

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan menjadi mahasiswa dan menjalani perkuliahan di perguruan tinggi
adalah salah satu perubahan peran dalam kehidupan yang menimbulkan perubahan
pola aktivitas dan perubahan lingkungan sehingga terjadi stress. Prato dan Yucha
(2013) mengungkapkan bahwa hampir separuh mahasiswa baru mengalami stressor
derajat tinggi pada tahun pertama dan menurut Suresh (2012) stress yang tidak teratasi
pada tahap awal perkuliahan mahasiswa keperawatan bisa memanjang dan dirasakan
dampaknya hingga mereka lulus dan bekerja sebagai perawat.
Stress yang dialami mahasiswa dapat menyebabkan perubahan irama sirkadia
dan keluhan-keluhan fisik. Stimulus-stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam
individu berupa lingkungan perkuliahan menimbulkan reaksi-reaksi tubuh baik secara
neural maupun secara kimiawi. Hal ini menstimulasi sistem saraf pusat untuk
melakukan respon adaptif (meningkatkan integritas personal) atau inefektif sehingga
menghambat proses adaptasi. Disisi lain Gaultney (2010) mengemukakan bahwa 27%
mahasiswa memiliki resiko mengalami kesulitan istirahat dan ras Afrika-Amerika dan
Asia memiliki resiko yang lebih kecil mengalami gangguan tidur dibandingkan ras
Latin.
Metode relaksasi ini bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot seluruh
tubuh dan meningkatkan suplai oksigen. Heenan-Troje (2014) melaporkan bahwa
physical exercise dan progressive muscle relaxation menimbulkan perubahan ekspresi
wajah sebagai salah satu indikator ketegangan psiko-fisiologis. Teknik PMR
direkomendasikan oleh Boyd (2014) sebagai salah satu bekal yang harus dikuasai
oleh para mahasiswa menjelang akhir studi.
Dengan banyaknya manfaat latihan PMR yang dilaporkan maka Penulis
merasa tertarik telususr apakah denagn PMR bisa menurunkan stress pada mahasiswa
s 1 di bandingkan mahsiswa yang tidak di beri tindakan PMR
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengetahui dengan support PMR bisa menurunkan stress mahasiswa s 1
keperawatan
b. Tujuan khusus
1) Mengetahui evidence stress pada mahasiswa

2) Mengetahui evidence tentang support PMR bisa menurunkan tingkat stress


mahasiswa
2. METODE
EBN Practice ini dilaksanakan dengan melakukan penelusuran artikel publikasi
dengan populasi mahasiswa yang mengalami gejala stress, menggunakan intervensi
latihan PMR dengan pembanding terapi/tindakan selain PMR dan mengukur outcome
berupa tingkat stress, tingkat kecemasan dan kualitas tidur. Penelusuran dilakukan
menggunakan MEDLINE, Psychology and Behavior, Googlesearch, gen.lib.rus.ec serta
Sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Artikel yang ada kesamaan dalam
setiap penelusuran diambil salah satunya.
Pencarian dimulai tahun 2010 sampai 2014 yang dapat diakses fulltext dalam
format pdf. Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian yang berupa eksperimen dan quasy
eksperimen, menggunkan partisipan dari kalangan mahasiswa, membahas perlakuan
terkait PMR maupun terapi lainnya untuk menurunkan tingkat stressr. Artikel yang sesuai
kriteria lalu dianalisis menggunakan

Critical Appraisal Guidelines for Quantitative

Experimental and Quasi-Experimental Research yang ada dalam lampiran 1 dan


ditentukan Level of Evidence masing-masing lalu diekstraksi. Sintesis dilakukan pada
artikel yang sejenis yang sudah dikelompokkan untuk dibahas dan memperoleh
kesimpulan.
3. HASIL
A. Karakteristik studi
Untuk mendapatkan jurnal yang dibutuhkan, Penulis melakukan pencarian
dengan menggunakan kata kunci yang terdapat dalam lampiran 2. Hasil penelusuran
jurnal yang dilaksanakan menggunakan kata kunci tersebut pada beberapa searching
engine yang eligible untuk selanjutnya dianalisis dengan Critical Appraisal Guidelines
for Quantitative Experimental and Quasi-Experimental Research. Metode penelusuran
jurnal dan ekstraksi data secara ringkas dapat dilihat pada lampiran 3. Jurnal
kemudian dikelompokkan berdasarkan masing-masing kriteria inklusi yang dibuat dan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Karakteristik jurnal berdasarkan tipe studi, tipe partisipan, tipe perlakuan
dan tipe outcomes (N=7)
Karakteristik
Kriteria
4

1. Tipe studi
2. Tipe partisipan
3. Tipe perlakuan
4. Tipe Outcomes

Eksperimen
4
Mahasiswa
4
PMR
3
Respon fisik
3

Quasy eksperimen
1
Umum
1
Kombinasi
2
Respon psikologis
2

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hampir seluruh artikel merupakan hasil


eksperimen yang hampir seluruhnya dilakukan pada mahasiswa. Adapun tipe
perlakuan yang diberikan sebagian besar adalah latihan PMR yang dikombinasi
dengan latihan lain sedangkan hasil yang dilaporkan sebagian besar adalah respon
stress psikologis.
Langkah selanjutnya adalah melakukan ekstraksi data dan penelaahan terhadap
artikel menggunakan Critical Appraisal Guidelines for Quantitative Experimental and
Quasi-Experimental Research sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 6 dengan
kombinasi penilaian Level of Evidence yang terdapat pada lampiran 4 dan 5.
B. Stress pada mahasiswa
Li (2011), Chiang (2012), Prato & Yucha (2013) serta Heenan & Troje
(2014) sama-sama melaporkan bahwa kehidupan mahasiswa penuh
dengan stress. Respon stress bisa berupa anxietas, gangguan istirahat, dan
penurunan prestasi mahasiswa
Menurut Li (2011) stress tersebut bersumber dari kurangnya pengetahuan dan
keterampilan terkait kompetensi yang harus dikuasai dan tersebut paling tinggi ketika
akan praktek klinik tetapi Takasu dkk (2012) mengemukakan bahwa stress yang
terjadi pada mahasiswa lebih dikarenakan perubahan gaya hidup dan kebiasaan,
seperti jadwal tidur dan bangun yang terlambat, harus terjaga semalaman saat akhir
pekan atau saat libur panjang sehingga irama sirkadia berubah.
C. Dampak Progressive Muscle Relaxation
Penelitian Feldman (2012) juga berhasil membuktikan bahwa latihan PMR
membuat mahasiswa lebih memiliki harapan, tujuan hidup dan vocational calling.
Selanjutnya Prato & Yucha (2013) juga membuktikan bahwa PMR menurunkan irama
pernapasan dan suhu kulit dan jika dikombinasikan dengan latihan diafragma mampu
menurunkan kecemasan. Dan Heenan & Troje (2014) melaporkan bahwa kombinasi
treadmill dan PMR menurunkan bias pengamatan dalam persepsi gerak biologis
5

setelah mengalami stimulus kecemasan. Keempat penelitian tersebut memiliki fokus


yang berbeda tetapi semuanya menggunakan PMR sebagai bentuk intervensi dalam
penelitiannya yang dilakukan pada mahasiswa.
4. PEMBAHASAN
A. Stress pada mahasiswa
Krajewski (2011) mengemukakan bahwa saat stress, respon fisiologis yang
dikenal dengan HPA (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal) Axis akan diaktifkan dan
berkontribusi pada keluarnya hormon stress (kortisol) sehingga terjadi berbagai
keluhan fisik seperti gangguan tidur, kecemasan, rasa marah, bahkan menurunnya
immunitas.
5. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ghafari, S., Fazlolah A., Nabavi, M., Anoshirvan, K., Memarian, R., and Rafatbakhsh, M.
(2009). "Effectiveness of applying progressive muscle relaxation technique on
quality of life of patients with multiple sclerosis." Journal Of Clinical
Nursing 18, no. 15: 2171-2179. MEDLINE with Full Text, EBSCOhost (accessed
November 22, 2014)
Krajewski, J. R. (2011). Relaxation-induced cortisol changes within lunch breaks - an
experimental longitudinal worksite field study. Journal Of Occupational &
Organizational Psychology, 84(2), 382-394.
Li, H. C., Wang, L. S., Lin, R. H., Lee, I. (2011) The effect of a peer-mentoring strategy on
student nurse stress reduction in clinical practice. International Nursing Review
58, 203210
Heenan, A., & Troje, N. F. (2014). Both physical exercise and progressive muscle relaxation
reduce the facing-the-viewer bias in biological motion perception.Plos One, 9(7),
e99902. doi:10.1371/journal.pone.0099902
Boyd, C. (2014) Study Skills for Nurses Student. Survival Skills Series : Survive your
nursing course with these essential guides for all student nurses. West Sussex :
John Wiley & Sons, Ltd
Chiang,Y.C., Arendt, S.W., Zheng, T., Hanisch, K.A. (2012) The Effects of Sleep on
Academic Performance and Job Performance. College Student Journal.
.
Dayapolu, N., & Tan, M. (2012). Evaluation of the effect of progressive relaxation exercises
on fatigue and sleep quality in patients with multiple sclerosis. Journal Of
Alternative And Complementary Medicine (New York, N.Y.), 18(10), 983-987.
doi:10.1089/acm.2011.0390
Demiralp, M., Oflaz, F., & Komurcu, S. (2010). Effects of relaxation training on sleep quality
and fatigue in patients with breast cancer undergoing adjuvant
6

chemotherapy. Journal
Of
Clinical
Nursing, 19(7-8),
1073-1083.
doi:10.1111/j.1365-2702.2009.03037.x
Fatima, H. (2014). An extensive mixed-methods analysis: mindfulness meditation, attentional
abilities, perceived stress and emotional acceptance.
.
Gaultney, J.F. (2010) The Prevalence of Sleep Disorders in College Students: Impact on
Academic Performance. Journal of American College Health, Vol. 59, No. 2
Lauche R; Materdey S; Cramer H; Haller H; Stange R; Dobos G; Rampp T, (2013)
Effectiveness of Home-Based Cupping Massage Compared to Progressive
Muscle Relaxation in Patientswith Chronic Neck PainA Randomized
Controlled Trial. Plos One [PLoS One], ISSN: 1932-6203, 2013 Jun 07; Vol. 8
(6), pp. e65378; Publisher: Public Library of Science; PMID: 23762355
Prato, C.A. & Yucha, C.B. (2013) Biofeedback-Assisted Relaxation Training to Decrease Test
Anxiety in Nursing Students. Nursing Education Perspective. March/April 2013.
Vol.34., No.2.
Schrder, A. R., Heider, J., Zaby, A., Gollner, R. (2013). Cognitive Behavioral Therapy
Versus Progressive Muscle Relaxation Training for Multiple Somatoform
Symptoms: Results of a Randomized Controlled Trial. Cognitive Therapy &
Research, 37(2), 296-306.
Alexandru, B.V., Robert, V., Viorel, L., Vasile, B. (2009) Treating Primary Insomnia: A
Comparative Study of Self-Help Methods and Progressive Muscle Relaxation.
Journal of Cognitive and Behavioral Psychotherapies, Vol. 9, No. 1, March 2009,
67-82.
Cheung, Y. L., Molassiotis, A., & Chiang, A. M. (2011). A pilot study on the effect of
progressive muscle relaxation training of patients after stoma surgery. European
Journal Of Cancer Care, 10(2), 107-114.
Clark, C. M., Nguyen, D. T., & Barbosa-Leiker, C. (2014). Student Perceptions of Stress,
Coping, Relationships, and Academic Civility
Singh, V. P., Rao, V., V, P., R C, S., & K, K. P. (2009). Comparison of the effectiveness of
music and progressive muscle relaxation for anxiety in COPD--A randomized
controlled pilot study. Chronic Respiratory Disease, 6(4), 209-216.
doi:10.1177/1479972309346754
Suresh, P., Matthews, A., Coyne, I. (2012) Stress and stressors in the clinical environment: a
comparative study of fourth-year student nurses and newly qualified general
nurses in Ireland. Journal of Clinical Nursing, 22, 770779, doi: 10.1111/j.13652702.2012.04145.x
Takasu, N.N., Takenaka, Y., Fujiwara, M., and Toichi, M. (2012) Effects of regularizing
sleepwake schedules on daytime autonomic functions and psychological states
in healthy university students with irregular sleepwake habits. Sleep and
Biological Rhythms. 2012; 10: 8493 doi:10.1111/j.1479-8425.2011.00524.x
Zhou, K., Li, X., Li, J., Liu, M., Dang, S., Wang, D., & Xin, X. (2014). A clinical randomized
controlled trial of music therapy and progressive muscle relaxation training in
female breast cancer patients after radical mastectomy: Results on depression,
anxiety and length of hospital stay. European Journal Of Oncology Nursing: The
Official Journal Of European Oncology Nursing Society, [Eur J Oncol Nurs],
ISSN: 1532-2122, 2014 Aug 30; Publisher: Churchill Livingstone; PMID:
25181938

Lampiran 1
Critical Appraisal Guidelines for Quantitative Experimental and
Quasi-Experimental Research

1.

Is this an original study?


(apakah ini penelitian asli)

2.

What was the research question and have the authors used the right
study design?
(Apa

pertanyaan

penelitiannya,

dan

apakah

peneliti

sudah

menggunakan desain yang sesuai)


3.

Who were the participants and how were they acquired?


(Siapa saja partisipan penelitian dan bagaimana cara memperolehnya)

4.

What type of methods were used, are they appropriate for the design?
(Apa tipe metode yang digunakan dalam memperoleh partisipan, dan
apakah mereka sesuai untuk desain yang digunakan)

5.

What type of analysis was used?


(Apa tipe analisa data yang digunakan)

6.

Were the results interpreted logically from the method described?


(Apakah hasil ditafsirkan secara logis dari metode yang digunakan)

Lampiran 2
Kata Kunci Penelusuran Literatur
a. Progressive Muscle Relaxation
b. Stress
c. Nursing student stress
d. Student nurses
e. College Student
f. (c) OR (d) OR (e)
g. (b) AND (f)
h. (a) AND (f)
i. Relaxation
j. (a) OR (i)
k. (f) AND (i)
l. (b) AND (f)

Lampiran 3
Hasil Penelusuran Literatur dan Ekstraksi Data

Mesin Pencari

MedlinePsychology and
Behavior Sciences
Collection

Goooglesearch

gen.lib.rus.ec

Hasil penelusuran

234

300

50

120

Fulltext, pdf,
2010 s/d 2014

96

150

40

98

Eligible with
inclusy critheria

15

15

Eligible to
analyzed

RESULT

Sciencedirect.co
m

10

Lampiran 4
Level of Evidence Research Design

Sumber : http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.scielo.org.za
%2Fimg%2Frevistas%2Fsajot%2Fv43n3%2F02t01.jpg&imgrefurl=http%3A%2F
%2Fwww.scielo.org.za%2Fscielo.php%3Fpid%3DS2310-38332013000300002%26script
%3Dsci_arttext&h=505&w=427&tbnid=juMYBgg14n99rM
%3A&zoom=1&docid=UP7Ew7cC4bfDiM&ei=6JtxVJq9Asm1uATiIG4Cw&tbm=isch&ved=0CC8QMygTMBM&iact=rc&uact=3&dur=5729&page=2&start=1
7&ndsp=23

11

Lampiran 5
Level of Evidence Hasil Penelitian, Kategori Validitas Penelitian,
dan Tingkatan Rekomendasi
Level of Evidence Hasil Penelitian
Level I
Evidence yang didapat sekurang-kurangnya 1 penelitian Randomized Control
Trial (RCT) yang benar
Level II-1 Evidence yang didapatkan dari penelitian eksperimen dengan kelompok kontrol
tanpa randomisasi yang didesain dengan benar (peneljitian quasi eksperimen)
Level II-2 Evidence yang didapatkan dari penelitian kohort atau case control analitic yang
didesain dengan benar atau penelitian multicentre (lebih dari 1 tempat
penelitian)
Level II-3 Evidence yang didapatkan dari penelitian multiple time series dengan atau tanpa
intervensi
Level III
Pendapat atau opini dari pakar, berdasarkan pengalaman klinik, penelitian
deskriptif dan laporan kasus.
Kategori Validitas Penelitian
Baik
Terpenuhinya seluruh kriteria yang benar untuk penelitian tersebut
Sedang
Tidak semua kriteria yang benar terpenuhi untuk desain penelitian tersebut,
tetapi tidak mengandung kesalahan yang fatal yang menyebabkan hasil
penelitian tidak valid.
Buruk
Penelitian mengandung kesalahan yang fatal
Tingkatan Rekomendasi Hasil Penelitian
A
Sangat direkomendasikan bagi praktisi untuk memberikan intervensi/prosedur tersebut
pada pasien sesuai kriteria (ditemukan bukti yang kuat bahwa intervensi/prosedur
tersebut meningkatkan outcome kesehatan dan keuntungan yang didapat melebihi efek
negatif yang membahayakan)
B
Merekomendasikan kepada praktisi untuk memberikan intervensi/prosedur tersebut
secara rutin (ditemukan cukup bukti bahwa intervensi/prosedur tersebut dapat
meningkatkan outcome kesehatan dan keuntungan yang didapat melebihi efek negatif
yang membahayakan)
C
Tidak ada rekomendasi untuk menerima atau menolak intervensi/prosedur tersebut
(ditemukan sedikit bukti bahwa intervensi/prosedur tersebut dapat meningkatkan
outcome kesehatan dan keuntungan yang didapat dengan efek negatif hampir sama)
D
Merekomendasikan untuk menolak intervensi/prosedur tersebut (ditemukan cukup
bukti bahwa intervensi/prosedur tersebut tidak efektif dan efek negatif yang
ditimbulkan lebih besar daripada keuntungan)
E
Tidak cukup bukti untuk merekomendasikan atau menolak intervensi/prosedur
tersebut (kurang bukti untuk menyatakan intervensi/prosedur tersebut efektif, kualitas
hasil penelitian buruk, atau keuntungan dan efek negatif tidak dapat ditentukan

12

Lampiran 6

Chiang
(2012)
Pengaruh
Tidur
Terhadap
Penampilan
Akademik
dan
Penampilan
Klinik

a.
b.
c.

Quasi
Eksperimen
II-1
d.

Li dkk
(2011)

Bagaimana tidur
mempengaruhi penampilan
akademik pada mahasiswa?
Bagaimana tidur
mempengaruhi penampilan
klinik pada mahasiswa?
Apakah perbedaan
hubungan antara tidur
dengan penampilan
akademik mahasiswa yang
melaksanakan fase klinik di
industri rumah sakit dengan
mahasiswa lainnya yang
melaksanakan praktek di
industri lainnya?
Apakah perbedaan
hubungan antara tidur
dengan penampilan klinik
mahasiswa yang
melaksanakan fase klinik di
industri rumah sakit dengan
mahasiswa lainnya yang
melaksanakan praktek di
industri lainnya?

a.Seberapa tingkat stress yang


dirasakan oleh mahasiswa

Partisipan

Cara Memperoleh Partisipan


dan perlakuan yang
diberikan

desainKesesuaian dg

Pertanyaan Penelitian

design Kesesuaian

N
o

Peneliti
Tahun
Judul
Desain
LoE

Orisinil

Hasil kritisi jurnal menggunakan


Critical Appraisal Guidelines for Quantitative Experimental and Quasi-Experimental Research (N=5)

Mahasiswa
pendidikan Diploma
di Universitas yang
berada di Midwest
dalam area Program
Manajemen Rumah
Sakit.
Populasi berjumlah
2.651 orang terdiri
dari laki-laki 1.537
orang dan
perempuan 1.114
orang.

Peneliti membuat list dari


alamat email 23.990
mahasiswa yang terdaftar di
kampus.
Kemudian 8.079 alamat
email yang datanya tidak
lengkap dibuang dari list.
List tersebut kemudian
dibagi dalam 2 kelompok
berdasarkan jenis kelamin
kemudian dilakukan
sistematik sampling untuk
memilih setiap kelipatan 7
dari kedua kelompok.
Systematic sampling
digunakan karena list yang
tersedia sudah dalam dalam
keadaan acak berdasarkan
Nomor Induk Mahasiswa.

Sampel berjumlah
49 mahasiswa

Besar sampel dihitung


dengan G*power:

Analisis Data
dan
Kategori Validitas
Statistik deskriptif digunakan
untuk membuat analisa data
demografi.
Uji t digunakan untuk
membandingkan hubungan
antara tidur dengan penampilan
akademik dan penampilan
klinik antara kedua kelompok.
Principal component analysis
digunakan untuk menemukan
10 besar faktor yang menjadi
masalah tidur.
Untuk mengembangkan
interpretasi, uji validitas
digunakan untuk mencari
korelasi masing-masing item.
Analisis multiple linear
regression digunakan untuk
menemukan efek dari tidur
terhadap penampilan akademik
dan penampilan klinik
mahasiswa.
Statistik deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan variabel

Kesimpulan
dan
Tingkatan
Rekomendasi
Keterlambatan tidur
adalah masalah utama
yang dialami seluruh
mahasiswa.
Keterlambatan tidur
dan penggunaan obat
tidur berbading terbalik
dengan penampilan
akademik dan
penampilan klinik.
Kualitas tidur memiliki
hubungan signifikan
dengan penampilan
klinik.
Pengetahuan tentang
dampak tidur ini efektif
bagi dosen dan staff
dalam menolong
mahasiswa yang
mengalami masalah
tidur.
Skor stress tertinggi
(akibat kurang

13

Efek Strategi
Mentor
Rekan
Sebaya Pada
Mahasiswa
Perawat
Untuk
Menurunkan
Stress Pada
Saat Praktek
Klinik.

perawat sebelum mereka


melaksanakan praktik di
klinik ?
b. Seberapa tingkat stress yang
dirasakan mahasiswa
perawat sesudah
melaksanakan praktek
klinik?
c.Apa saja dampak program
mentoring terhadap lingkat
stress mahasiswa perawat
saat melaksanakan praktek
klinik?
d. Apa saja keuntungan
program mentoring sebaya
yang dilaporkan oleh para
mahasiswa?

Eksperimen
II-1

Heenan &
Troje
(2014)
Latihan Fisik
dan
Progressive
Muscle
Relaxation
Dalam
Menurunkan
Bias FTV
Pada
Biological

Apakah latihan fisik


(percobaan 1) ataukah
penugasan yang
meningkatkan/menurunkan
kecemasan (Percobaan 2) yang
akan mempengaruhi bias
pengamatan partisipan?

keperawatan junior
yang sedang
menjalankan stase
medikal bedah dari
universitas yang
berada di Taiwan
selatan
Kelompok
perlakuan terdiri
dari masing-masing
17 mentor dan 17
mahasiswa yang
dibimbing.
Kelompok kontrol
adalah mahasiswa
yang tidak memiliki
pengalaman stase
medikal bedah
berjumlah 32 orang.

Peneliti hanya menggunakan


data level stress post test
pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol , dan
diputuskan the effect size
1.14 dengan alpha 0.05 dan
the power 0.80.

66 orang
mahasiswa Naive
(42 perempuan, 24
laki-laki) baik
diploma maupun
sarjana. Semua
partisipan memiliki
tajam penglihatan
yang normal dan
tidak pernah terlibat
dalam penelitian
yang berhubungan
dengan biological

Peneliti merekrut satu dari 2


partisipan melalui undian
baik pada kelompok
mahasiswa diploma maupun
mahasiswa sarjana.
Partisipan yang mengajukan
diri secara sukarela untuk
diundi menerima $10.00
(CAD) atas partisipasinya.
Partisipan yang direkrut
dari mahasiswa Diploma
untuk mengikuti undian
memperoleh setengan kredit

dan menentukan distribusi data.


Uji Wilcoxon matched paired
signed ranks test digunakan
untuk membandingkan
perubahan skor stress pre/posttest. Untuk membandingkan
perbedaan skor pre-post test
antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol digunakan
Uji Mann-Whitney

Penentuan bias pengamatan


didasarkan pada pemodelan
hasil respon observer yang
dikenal sebagai
Generalized Linear Model
(GLM)
Variabel a and b adalah
prediktor dari model. Prediktor
pertama (prediktor a)
menghitung bias rotasi umum
secara langsung apakah searah
jarum jam (a<0) atau melawan

pengetahuan
profesional dan
keterampilan) sebelum
praktik klinik pada
kelompok perlakuan
paling tinggi 3,78 dan
pada kelompok kontrol
3,57. Skor stress
tertinggi (akibat tugas
dan beban pekerjaan)
sesudah praktik klinik
pada kelompok
perlakuan adalah 3,25
dan pada kelompok
kontrol 3,44.
Hasil uji Wilcoxon
matched paired signed
ranks menjelaskan
tidak ada perbedaan
skor stress bermakna
pada kedua kelompok.
Pada kedua
percobaaan, partisipan
menyelesaikan
anxiety questionnaires.
Kemudian latihan
treadmill (Percobaan 1)
atau melakukan tugas
yang
meningkatkan/menurun
kan kecemasan
(Percobaan 2),
kemudian dengan
segera menyelesaikan

14

Motion
Perception

motion stimuli.

pelatihan/kursus. Dari 66
partisipan, 11 orang
dikeluarkan (10 perempuan,
1 laki-laki) karena tidak
berespon dengan benar pada
tahap uji coba.
Berdasarkan statistik 55
partisipan (32 perempuan,
23 laki-laki), berusia antara
18 to 26 tahun (means=
19.95 tahun, SD= 2.32
tahun).

Mahasiswa
keperawatan
semester III

Mahasiswa semester I IV
berjumlah 155 diperiksa
menggunakan TAI.
Mahasiswa semester III
(berjumlah 37 orang)
teridentifikasi memiliki level
anxietas paling tinggi dan 14
orang diantaranya menjadi
partisipan.

Eksperimen
I

Prato &
Yucha
(2013)
BiofeedbackDibantu
Latihan
Relaksasi
Untuk
Menurunkan
Test Anxiety
Pada
Mahasiswa
Keperawatan

a.

b.

Akankah mahasiswa yang


telah diajarkan biofeedbackdibantu latihan relaksasi
mengalami penurunan
denyut nadi, penurunan
frekuensi pernapasanm dan
peningkatan suhu kulit
perifer?
Apakah latihan relaksasi
menurunkan test anxiety?

arah jarum jam (a>0).


Prediktor kedua (prediktor b),
menghitung derajat
ketergantungan respon
partisipan berdasarkan
horizontal viewpoint (camera
azimuth) mengacu pada
ekspektasi pengaruh dari
kamera azimuth terhadap
sensasi arah putaran. Karena itu
variabel b mengukur bias
pengamatan dan merupakan
variabel dependen yang
seterusnya dijadikan sebagai
skor facing-the-viewer (FTV).
Peneliti mengggunakan 3
(Exercise) x 3 (Stimulus) mixed
design ANOVAs untuk
menganalisis skor FTV dan
waktu reaksi.
Untuk mengukur perbedaan
denyut nadi, pernapasan dan
suhu kulit perifer setelah
diajarkan biofeedback-dibantu
latihan relaksasi digunakan uji t
sampel berpasangan.
Untuk mengukur pengaruh
relaksasi terhadap test anxiety,
juga digunakan uji t sampel
berpasangan.

perceptual task yang


memungkinkan peneliti
menilai skor FTV. that
allowed us to assess
their facing-heviewer
bias. Sesuai hipotesis,
Peneliti menemukan
bahwa latihan fisik dan
progressive muscle
relaxation
menurunkan bias skor
FTV hanya terhadap
full stick figure
walkers.

Terjadi perubahan yang


bermakma secara
statistik pada frekuensi
pernafasan dan
temperatur kulit selama
sesi pernapasan
diafragma; frekuensi
pernapasan dan
temperatur kulit selama
sesi latihan progressive
muscle relaxation.
Skor test anxiety tidak
mengalami penurunan
saat akhir percobaan

Case Control
II-2

15

Feldman
(2012)
Dapatkah
Harapan
Berubah
Dalam 90
Menit ?
Pengujian
Efektifitas
Sesi Tunggal
Intervensi
Penemuan
Tujuan
Terhadap
Mahasiswa

a.

Krajewski
(2011)
Relaksasi

Apakah relaksasi yang


diperoleh dari latihan
Progressive Muscle Relaxation

b.

c.

Eksperimen
I

Apa saja upaya-upaya


khusus yang telah dilakukan
untuk meningkatkan
harapan pada populasi
normal terutama kalangan
mahasiswa?
Bagaimana gambaran
pengujian awal sesi tunggal
intervensi harapan ini
menurut literatur?
Apakah harapan akan
mampu meramalkan tujuan
yang akan dicapai dan
berdasarkan harapan yang
sudah diintervensi itu
akankah terjadi peningkatan
peluang tercapainya tujuan?.

Partisipan
berjumlah 96
mahasiswa (27 lakilaki dan 69
perempuan) dari
Universitas di
California Utara
yang ambil bagian
dalam penelitian ini
untuk memenuhi
syarat
menyelesaikan Mata
Kuliah Pengantar
Psikologi. Rentang
usia antara 18-22
tahun, dengan
rerata 18.71
(SD=0.85).
Sebanyak 67 orang
Caucasian, 12 orang
Latino, 10 orang
Asian atau Asian
American, 4 orang
African American,
dan 3 orang lainlain. Tidak ada
perbedaan
signifikan dari jenis
kelamin, usia dan
etnis di antara
partisipan.
Seluruh partisipan
yang bekerja di call
centre tertentu yang

Penelitian ini konsisten


menggunakan Randomized
Controlled Trial untuk
menguji efektifitas sesi
tunggal intervensi dalam
meningkatkan tingkat
harapan dan memfasilitasi
pencapaian tujuan pada para
mahasiswa. Setelah mengisi
dan menyerahkan paket
kuesioner tentang sesuatu
yang mereka nominasikan
sebagai tujuan dan mereka
harapkan dalam 6 bulan
kedepan. Kemudian
partisipan diberikan tugas
secara acak untuk menjalani
intervensi harapan atau
intervensi lain sebagai
pembanding (PMR atau
tanpa perlakuan). Segera
setelah mengikuti intervensi
dan saat 1 bulan follow-up
partisipan diminta mengisi
kuesioner kembali.

Pengukuran dilakukan sebelum


intervensi (pre-test), sesudah
intervensi (post-test) dan 1
bulan follow-up. Untuk
mengklarifikasi hasil penelitian
digunakan one-way ANOVA
pada kedua sub-sampel yang
menempatkan tujuannya sebagai
sangat penting dan sub-sampel
yang menempatkan tujuannya
sebagai kurang penting. Dalam
penelitian ini kondisi (intervensi
harapan, PMR, tidak
mendapatkan perlakuan)
digunakan sebagai variabel
independen dan progress tujuan
setelah 1 bulan follow-up
digunakan sebagai variabel
dependen

Partisipan yang
mendapatkan intervensi
harapan menunjukkan
peningkatan dalam
harapan, tujuan hidup,
dan etos kerja dari
pretest ke post test
relatif terhadap
kelompok kontrol
(yang mendapatkan
PMR dan tanpa
perlakuan). Mereka
juga melaporkan
peningkatan progress
yang lebih tinggi dalam
hal penominasian
tujuan pada saat 1
bulan follow-up.
Namun demikian,
meskipun harapan
dapat memprediksikan
progress tujuan,
harapan tidak serta
merta memiliki
hubungan antara
kondisi intervensi
dengan progress tujuan.

Dari 14 orang partisipan,


dibagi dua kelompok
masing-masing 7 orang

Sebelum dianalisis data


ditransformasi supaya
berdistribusi normal dan

Hanya PMR yang


mampu menurunkan
level kortisol bangun

16

Menstimulasi
Perubahan
Kortisol Pada
Saat Lunch
Breaks
Experimental
Longitudinal
Worksite
Field Study
Eksperimen
II-2

(PMR) dalam kerangka


infrastruktur silent room
memiliki dampak terhadap
menurunnya kadar kortisol
dalam berbagai cara
mempergunakan waktu lunch
breaks

memenuhi kriteria
inklusi : (a) telah
bekerja di unit call
centre selama 6
bulan, secara teratur
selama 5 hari dan
jam kerja 40
jam/minggu dengan
jadwal tetap dari
pukul 08:00 sampai
17:00; dan (b) tidak
memiliki
pengalaman terlibat
dalam prosedur
relaksasi secara
mendalam.

menurut usia dan jenis


kelamin (range 4 tahun).
Masing-masing dibagi
secara random untuk
menerima perlakuan berupa
ST (Small Talk) atau PMR.
Kedua kelompok secara
seimbang terdiri dari 4 lakilaki dan 3 perempuan.
Dengan bantuan konsep
kabin kedap suara
kemungkinan relaksasi dapat
dicapai sebab adanya privasi
secara teritorial dan visual.
Untuk mengevaluasi efek
masing masing diberikan
PMR dan ST selama 20
menit. Pengukuran
dilaksanakan selama 6 bulan
sebanyak 5 kali sehari (saat
bangun, 30 menit sesudah
bangun, saat mulai lunch
break,pada akhir lunch
break, dan saat akan tidur)
menggunakan pemeriksaan
kadar kortisol saliva sebagai
indikator stress.

memiliki skewness positif. One


three-way repeated
measure analysis of variance
(ANOVA) digunakan untuk
menjelaskan interaksi dari efek
perlakuan (PMR, ST), waktu
(t3, t4), dan hari pemeriksaan
(d0d7) terhadap level kortisol
siang hari pre dan post test.
Lebih jauh three ANOVAs
menghitung hubungan efek
perlakuan terhadap para meter
kortisol selebihnya. Untuk
megendalikan kemungkinan
pengaruh dari umur, jenis
kelamin, dampak penggunaan
obat kontrasepsi, waktu bangun
tidur dan lama tidur, variabel
variabel ini dimasukkan sebagai
covariates dalam uji ANOVAs.
Selanjutnya , uji t tidak
berpasangan digunakan untuk
memeriksa perbedaan pada
kedua kelompok dengan level
signifikancsilevel p 0.05

pagi, saat istirahat


siang dan menjelang
tidur.
Walaupun masih
dibutuhkan penelitian
lebih jauh , hasil
penelitian ini
menganjurkan
penggunaan PMR
sesudah makan siang ,
kemungkinan mampu
menurunkan level
kortisol dalam situasi
nyata.

17

18

Anda mungkin juga menyukai