Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL
Jumlah subjek pada penelitian 80 responden. Table 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki Umur 15-19 tahun dengan persentase 58,8%, Jenis Kelamin responden
sebagian besar adalah Laki-laki dengan persentase 58,8%, Pendidikan responden sebagian
besar adalah SLTA dengan persentase 41,3%.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan responden di
Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda kota Jambi tahun 2012
Karakteristik
UMUR

Frekuensi (N)

Persentase (%)

5-9 Tahun

1,3

10-14 Tahun

25

31,3

15-19 Tahun

47

58,8

20 Tahun

8,8

Total

80

100

Laki-laki

47

58,8

Perempuan

33

41,3

Total

80

100

SD

15

18,8

SLTP

23

28,8

SLTA

33

41,3

PT

11,3

Total

80

100

JENIS KELAMIN

PENDIDIKAN

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai Pengetahuan yang baik
dengan persentase 90,0%.

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan responden di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah


Aisyiyah dan Garuda kota Jambi tahun 2012
Kategori
Baik

Frekuensi (N)
72

Persentase (%)
90,0

Cukup

8,8

Kurang

1,3

Total

80

100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai Sikap yang cukup baik
dengan persentase 62,5%.
Tabel 3. Distribusi Sikap responden di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan
Garuda kota Jambi tahun 2012
Kategori
Baik

Frekuensi (N)
28

Persentase (%)
35,0

Cukup

50

62,5

Kurang

2,5

Total
80
100
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai Perilaku yang baik
dengan persentase 66,3%
Tabel 4. Distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat responden di Yayasan Panti Asuhan
Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda kota Jambi tahun 2012
Kategori
Baik

Frekuensi (N)
53

Persentase (%)
66,3

Cukup

26

32,5

Kurang

1,3

Total

80

100

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai Fasilitas Pendukung yang
memadai dengan persentase 56,3%
Tabel 5. Gambaran Fasilitas Pendukung ber-PHBS di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah
Aisyiyah dan Garuda kota Jambi tahun 2012
Kategori
Memadai

Frekuensi (N)
45

Persentase (%)
56,3

Tidak Memadai

35

43,8

Total
80
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai Keluhan Kesehatan
dengan persentase 86,3%
Tabel 6. Gambaran Keluhan Kesehatan secara visual dalam sebulan terakhir di Yayasan Panti
Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda kota Jambi tahun 2012
Kategori
Tidak Ada Keluhan Kesehatan

Frekuensi (N)
11

Persentase (%)
13,8

Ada Keluhan Kesehatan

69

86,3

Total

80

100

Pembahasan
Pengetahuan ber-PHBS
Berdasarkan data primer yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat sebagian besar
responden memiliki Pengetahuan yang baik yaitu 90,0%. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Jariston Habeahan di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalangkar
kecamatan Medan Tuntungan kota Medan tahun 2009 dimana dari 19 responden 94,7%
dengan Pengetahuan yang baik. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Retno Wulandari di
Pondok Pesantren Saadatuddaren Tahtul Yaman Pelayangan kota Jambi tahun 2011 yang
menggunakan variabel yang sama menunjukkan hasil sama dimana 97 responden 44,1%
mempunyai Pengetahuan yang baik.
Pengetahuan merupakan faktor yang penting dalam hal menentukan perilaku. Jika anak-anak
panti memiliki pengetahuan yang baik akan suatu perilaku maka akan semakin besar
kemungkinan untuk melakukan perilaku tersebut. Pengetahuan juga merupakan faktor
pemudah (predisposisi factor) sebagai pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau
motivasi bagi tindakan akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan
tingkat social ekonomi.12
Ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya memperbaiki perilaku. Dengan
demikian meningkatkan pengetahuan akan memberi hasil yang cukup berarti untuk
memperbaiki perilaku. Pengetahuan kognitif juga merupakan domain yang sangat penting
bagi terbentuknya perilaku dan perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Sikap ber-PHBS
Berdasarkan data primer yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat sebagian besar
responden memiliki Sikap yang cukup baik yaitu 62,5%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Jariston Habeahan di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalangkar kecamatan Medan
Tuntungan kota Medan tahun 2009 menunjukkan hasil yang berbeda dimana dari 19
responden 94,7% dengan Sikap yang baik. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Retno
Wulandari di Pondok Pesantren Saadatuddaren Tahtul Yaman Pelayangan kota Jambi tahun
2011 yang menggunakan variabel yang sama menunjukkan hasil yang berbeda pula dimana
109 responden 49,5% mempunyai Sikap yang baik.
Sikap ini menggambarkan seseorang setuju atau tidak setuju suatu tindakan atau perilaku
untuk dilakukan. Sikap juga dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman
orang lain. Sebagaian besar responden yang menunjukkan sikap yang cukup mengenai PHBS
ini tentunya akan berbanding lurus dengan tindakan yang akan dilakukan oleh anak-anak
panti.
Belum optimalnya sikap responden terhadap PHBS ini dikarenakan masih kurangnya
kesadaran dari tiap individu tentang penting nya penerapan PHBS. Oleh karena itu, bagi para
pengasuh diharapkan untuk mensosialisasikan akan pentingnya PHBS bagi kesehatan.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau objek luarnya.respon emosional ini lebih bersifat penilaian atau evaluasi pribadi terhadap
stimulus atau objek luarnya, dan penilaian ini dapat dilanjutkan dengan kecenderungan untuk
melakukan atau tidak melakukan terhadap suatu objek. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan data primer yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat sebagian besar
responden memiliki Tindakan yang baik yaitu 66,3%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Jariston Habeahan di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalangkar kecamatan Medan
Tuntungan kota Medan tahun 2009 menunjukkan hasil yang sama dimana dari 15 responden
78,9% dengan Tindakan yang baik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Retno Wulandari di

Pondok Pesantren Saadatuddaren Tahtul Yaman Pelayangan kota Jambi tahun 2011 yang
menggunakan variabel yang sama menunjukkan hasil yang berbeda dimana 118 responden
dengan persentase 53,6% tidak melakukan PHBS dengan baik.
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan (support) dari pihak lain.10
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan tindakan yang akan dilakukan seseorang.
Pengetahuan akan berbanding lurus dengan tindakan, semakin baik pengetahuan maka
semakin juga tindakan atau perilaku seseorang. Begitu pula dengan sikap, seperti telah
dibahas sebelumnya bahwa sikap mempengaruhi terjadinya suatu tindakan dalam arti sikap
juga akan berbanding lurus dengan tindakan.
Pengetahuan dan sikap bukanlah hal yang menjadi satu-satunya faktor yang dapat
menyebabkan suatu tindakan itu dapat dilakukan. Faktor indivu dan karakter sosial juga
sangat berpengaruh. Hal ini terbukti pada saat di lapangan peneliti secara langsung
menanyakan kepada responden tentang berperilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan di
Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda, masing-masing individu
mempunyai alasan tersendiri tentang hal tersebut karena walaupun mereka mengetahui secara
garis besar PHBS seperti apa tetapi untuk melakukan dengan kesadaran sendiri terkadang
jarang dilakukan.
Fasilitas Pendukung ber-PHBS
Berdasarkan data primer yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat sebagian besar
Fasilitas Pendukung ber-PHBS di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan
Garuda kota Jambi sudah memadai yaitu sebesar 56,3%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Jariston Habeahan di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalangkar kecamatan Medan
Tuntungan kota Medan tahun 2009 menunjukkan hasil yang sama dimana dari 14 responden
73,7% memiliki ketersediaan fasilitas pendukung.
Perilaku juga harus didukung dengan ketersediaan fasilitas sebagai faktor pemungkin
(enambling factor) yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana PHBS bagi
seluruh penghuni yang tinggal dipanti.
Keluhan Kesehatan dalan sebulan terakhir

Berdasarkan data primer yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat sebagian besar
memiliki Keluhan Kesehatan yaitu sebesar 86,3%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Jariston Habeahan di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalangkar kecamatan Medan
Tuntungan kota Medan tahun 2009 menunjukkan hasil yang sama dimana dari 14 responden
73,7% memiliki Keluhan Kesehatan.
Hal ini sangat penting demi peningkatan kualitas hidup penghuni yang tinggal di Panti
Asuhan tersebut agar kualitas hidup sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan
semakin sejahtera, maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya
dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka
kualitas hidup juga semakin tinggi.
Kesimpulan
Pengetahuan responden ber-PHBS di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan
Garuda memiliki Pengetahuan yang baik sebesar 90,0%, Sikap responden ber-PHBS di
Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda memiliki Sikap yang cukup
baik sebesar 62,5%, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) responden di Yayasan Panti
Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan Garuda memiliki Tindakan yang baik sebesar 66,3%,
Fasilitas Pendukung ber-PHBS di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan
Garuda memiliki ketersediaan Fasilitas Pendukung yang memadai sebesar 56,3%, Keluhan
Kesehatan dalam sebulan terakhir di Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah dan
Garuda memiliki Keluhan Kesehatan sebesar 86,3%.
Saran
Agar lebih meningkatkan promosi kesehatan dengan cara penyuluhan yang menerapkan akan
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi tiap individu. Diharapkan bekerja
sama dengan pelayanan kesehatan untuk menerapkan nilai-nilai ber-Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dilingkungan panti. Melengkapi sarana dan prasarana atau fasilitas
pendukung guna membantu tercapainya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang lebih
baik. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan sekaligus memberikan informasi
dalam bentuk ceramah, poster, dll tentang PHBS agar terhindar dari berbagai penyakit yang
disebabkan oleh rendahnya ber-PHBS.

Anda mungkin juga menyukai