Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TSP

PERCOBAAN V
PENGUJIAN TERHADAP TABLET

Di buat oleh :

A.Haning S

F 120 155 045

Guntur Prio Wicaksono

F 120 155 046

Irana Murdiastutik

F 120 155 047

Sadiah Ayu W

F 120 155 048

Sunarni

F 120 155 049

STIKES MUHAMADYAH KUDUS PROGDI S1 FARMASI TAHUN


AKADEMIK 2015/2016

PERCOBAAN V
PENGUJIAN TERHADAP TABLET

I TUJUAN
Untuk mengetahui dan terampil tentang control sifat fisis tablet.
II DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat di golongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet kempa di buat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja . Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah
sediaan lebih kompak, dosisnya tepat , mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih
praktis dibanding sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif , tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan
pengisi,bahan pengikat , bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan
tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu
melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian
evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Beberapa parameter uji sediaan tablet
diantaranya dalah uji keseragaman bobot , uji kekerasan tablet , uji kerapuhan ( friabilitas ) ,
uji disolusi , dan waktu hancur.

1. Keseragaman Bobot
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode , yaitu
keseragaman bobot atau keseragaman kandungan . Persyaratan ini digunakan untuk
sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif
2. Uji Kekerasan Tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan
terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu
serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan ,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester.
3. Uji kerapuhan (Friabilitas) tablet
Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan
bobot ynag hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu
tertentu.
4. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul ,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
5. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet utuk hancur
menjadi granul / partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no. 10 yang
terdapat di bagian bawah alat uji.

III ALAT DAN BAHAN


3

ALAT

bahan

Timbangan analitik

tablet bicarbonas natricus 500 mg

Hardnes tester
Friabilator
IV CARA KERJA
1. Uji organoleptis
2. Kontrol keseragaman bobot
Menimbang 10 tablet satu persatu pada neraca analitik

Menghitung rata-rata dan koefisien variasinya.


CV = ( SD / X ) 100 %
KET :

CV = koefisien variasi
SD = simpangan baku
X = rata - rata

3. Kontrol kekerasan tablet


Mengambil satu tabletdiletakkan pada ujung alat
dengan posisi vertical
Memutar sekrup pada ujug alat sehingga tablet
tertekan
Pemutaran dihentikan saat tablet telah pecah
Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali , dihitung
harga putarannya.
4. Kontrol kerapuhan
Menimbang 10 tablet pada timbangan analitik , dicatat
bobotnya sbg bobot mula-mula
Dimasukkan dalam friabilator , pebgujian dilakukan selama 4
Setelah 5 menit dikeluarkan tablet dari alat kemudian timbang
lagi sebagai bobot akhir
Kemudian dihitung kerapuhannya 4
Kerapuhan = bobot awal bobot akhir / bobot awal x 100 %

5. Kontrol waktu hancur tablet


5 tablet dimasukkan ke dlm tabung disintegration teater , setiap
tabung diisi 1 tablet ,

dimasukkan dlm penangas air dng temperatur 37 derajad C

Alat dijalankan sampai semua obat terlarut , kmd di


catat waktu yang ditunjukkan sbg waktu hancur tablet.

V PENGOLAHAN DATA / PERHITUNGAN


1. Uji Keseragaman Bobot

Tablet
9
1
2
3
4
5
6
7
8
10

Bobot tablet (gram )


553 mg
563 mg
550 mg
545 mg
560 mg
510 mg
521 mg
523 mg
562 mg
529 mg

Keterangan
= tidak memenuhi persyaratan
= memenuhi persyaratan
Perhitungan :
Bobot 10 tablet

= 5 416 mg
5

Pemenuhan persyaratan

Bobot rata-rata
= 541,6 mg
Penyimpangan kolom A
= 5% x 541,6 mg = 27,08 mg
Batas minimal
= 541,6 mg 27,08 mg =514,52 mg
Batas maksimal
= 541,6 mg + 27,08 mg = 568 ,68 mg
Perhitungan koefisien Variasi
SD = 0,529
CV = 0,529 / 0,5416 = 0,9767 = 0,98
2. Kontrol kekerasan tablet
Pada praktikum priode ini praktikan tidak melakukan uji kekerasan tablet karena
hardness tester nya tidak bisa digunakan.
3. Kontrol kerapuhan
Perhitungan :
Bobot awal ( 10 tab )
Bobot akhir
Kerapuhan

= 5 , 511 gram
= 5 , 414 gram
= 5 , 511 5, 414 / 5 , 511 x 100 %
= 0,097 / 5,511 x 100 %
= 1,76 %

4. Kontrol waktu hancur tablet


Diperlukan waktu 12 menit untuk melarutkan semua tablet yang ada di tabung
disintegration tester.

VI PEMBAHASAN
Pada praktikum ini praktikan menguji sediaan tablet bicarbonas natricus 500 mg ,
pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptis , kontrol keseragaman bobot , kontrol
kekerasan tablet , kontrol kerapuhan dan kontrol waktu hancur tablet.
Uji penampilan dilakukan dengan mengamati tablet secara visual. Tablet yang
diperoleh dari hasil percobaan berbentuk bulat, berwarna hijau dengan permukaan
licin. Selain itu diukur keseragaman ukuran yang meliputi diameter dan tebal. Menurut FI III,
diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal
tablet. Tablet Bic Natric memenuhi uji keseragaman ukuran.
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk melihat homogenitas granul karena apabila
bobot tidak seragam kemungkinan disebabkan oleh homogenitas yang kurang baik.
Keseragamn bobot dilihat dari persen deviasi maksimum. Untuk tablet dalam percobaan,
syaratnya tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari 5% dan tidak boleh satu pun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih
6

dari 10%. Bobot tablet rata-rata yang diperoleh yaitu 541,6 mg, sehingga bobot tablet harus
berada dalam rentang 514,52 568,68 mg. Dalam percobaan, 10 tablet berada dalam rentang
tersebut dan ada 1 tablet yang tidak termasuk rentang 5%. Namun hasil tersebut masih
memenuhi syarat karena hanya ada 1 tablet yang melebihi 5% dari rata-rata dan tidak
melebihi 10%-nya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseragaman bobot tablet pada
percobaan memenuhi persyaratan. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh laju alir. Apabila laju
alir bagus, berarti keseragaman bobot juga bagus. Pada percobaan dapat dikatakan bobot
tablet seragam.
Evaluasi selanjutnya yaitu uji kekerasan. Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui
seberapa keras tablet yang dihasilkan dari proses formulasi. Tablet yang keras diperlukan
untuk mencegah kerusakan fisik selama proses produksi, penyimpanan, dan transportasi.
Namun kekerasannnya harus berada pada batas yang telah ditentukan. Kekerasan tablet ini
erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bentuk dan waktu hancur tablet. Tablet diharapkan
memiliki tingkat kekerasan yang cukup untuk membuat tablet tetap stabil, namun dapat
hancur ketika masuk ke saluran cerna di dalam tubuh. Kekerasan tablet juga sangat
dipengaruhi oleh kinerja mesin tablet. Mesin tablet yang baik akan memberian nilai
kekerasan yang seragam. Pada praktikum pertama ini praktikan tidak melakukan uji
kekerasan tablet karena hardness tester belum bisa digunakan dengan maksimal.
Setelah IPC, dilakukan pula pengujian waktu hancur dan pengujian friabilitas. Uji
friabilitas digunakan untuk melihat tingkat kerapuhan tablet terhadap gesekan dan bantingan.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan jenis pengikat dan distribusi pengikat dalam tablet.
Dalam friabiitas, yang dipengaruhi adalah daya ikat eksternal tablet. Pengikat yang
efektivitasnya tinggi akan memberikan % friabilitas yang rendah karena pengikat tersebut
akan mengikat kuat massa tablet sehingga massa yang lepas dari tablet akan lebih sedikit. %
friabilitas yang baik yaitu < 1% Persen friabilitas dapat dihitung menggunakan rumus :
Kerapuhan = bobot awal bobot akhir / bobot awal x 100 % .
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh bobot awal sebelum uji yaitu 5,511 gram dan
setelah uji yaitu 5,414 gram. Pengurangan bobot tersebut terjadi karena adanya gesekan antar
tablet yang menyebabkan fasa luar tablet terkikis. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh
% friabilitas tablet yaitu 1,76%. Data tersebut menunjukkan bahwa bobot tablet yang hilang
setelah bergesekan dengan tablet lain jumlahnya melebihi standar yang telah ditentukan.

Dengan demikian tablet Uji waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama
obat (tablet) bisa hancur di dalam tubuh/ saluran cerna yang ditandai dengan sediaan menjadi
larut, terdispersi, atau menjadi lunak karena tidak lagi memiliki inti yang jelas, kecuali bagian
penyalut yang tidak larut. Waktu hancur berkaitan dengan penggunaan disintegran dan daya
ikat dalam formulasi tablet. Uji ini bertujuan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur sesuai monografi zat aktif. Berdasarkan hasil percobaan, waktu hancur tablet yaitu 12
menit. Berdasarkan Farmakope Indonesia : kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus
hancur 15 menit (tanpa salut) dan 60 menit (dengan salut). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa tablet memiliki bic natric, tidak memenuhi persyaratan friabilitas, tetapi
memenuhi uji waktu hancur tablet. Hal itu mungkin diakibatkan penggunaan pengikat tablet
bic Natric.

VII KESIMPULAN
Uji quality control terhadap sediaan tablet bicarbonas natricus 500 mg , menunjukkan
bahwa tablet bicarboas natricus memenuhi persyaratan uji keseragaman tablet dan uji waktu
hancur tablet .Tetapi tidak memenuhi persyaratan uji kerapuhan tablet ,didapat % friabilitas
1,76 % yang melebihi syarat uji kerapuhan .

VIII DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik


2.

Indonesia. Jakarta
Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gajah Mada University Press:

Yogyakarta
3. Buku petunjuk praktikum Teknoligi Sediaan Padat Stikes Muhammadyah Kudus,Tim
Pengampu Teknologi Sediaan Padat.
8

Anda mungkin juga menyukai