Anda di halaman 1dari 22

DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

PUSKESMAS SUDIANG RAYA


Bumi Sudiang Permai Jl. Perumnas Raya No. 05 Telp. (0411)-4812686 / Fax (0411)-4812686
M AK AS S AR
KERANGKA ACUAN KERJA
PENANGANAN TB DENGAN STRATEGI DOTS
DI PUSKESMAS SUDIANG RAYA
I. Pendahuluan
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karna itu perlu diupayakan Program
Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Paru.
Sejak tahun 1995, Program pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru telah
dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directhy Observed Treatment Short Course) yang
direkomendasikan oleh WHO.
Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi, menurut BANK Dunia strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yang paling Cost Efektif.
II. Latar Belakang
Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukkan
bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor 1 dari
golongan penyakit infeksi.
Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita paru
TB BTA Positif. Penderita Penyakit TB sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.
Pada tahun 2014, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya
58.185 jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 1221 orang dan TB
BTA Positif 256 orang. Target pencapaian program TB paru di Puskesmas Sudiang
Raya 42 % atau 51 orang BTA Positif. Penemuan BTA positif dari Bulan Januari sampai
dengan Juni Tahun 2015 ditemukan BTA positif 27 orang, berdasarkan data tersebut
maka dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Penemuan suspek belum mencapai target berdasarkan data estimasi dari
Dinas Kesehatan.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB paru.
3. Penemuan penderita BTA positif belum mencapai target.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan
mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat
2. Tujuan Khusus :
- Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru

BTA positif yang ditemukan


- Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap
IV. Rencana Kegiatan
Upaya untuk mensukseskan Program DOTS di Puskesmas Sudian Raya,
direncanakan akan diadakan kegiatan sebagai berikut :

KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)


PROGRAM KESEHATAN JIWA
PUSKESMAS DTP MANDE
A. Pendahuluan
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas dari
keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun penduduk
(masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang saling
berinteraksi yaitu, lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa
adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan
manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan
hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan
serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa nyaman
bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kesehatan secara keseluruhan.
B. Latar Belakang
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industri beserta dampaknya, keadaan ini sangat
rawan terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan
yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik mental maupun materi. Pengertian,
pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa dianggap hina dan memalukan,
pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, didukung
mayoritas oleh faktor kemiskinan keluarga. Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa. Kegiatan program kesehatan jiwa di Puskesmas DTP
Mande sudah mulai dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang sampai bulan mei
2015 pasien yg sudah ditangani sejumlah 188 pasien dengan rincian 152 pasien gangguan jiwa
ringan, 36 gangguan jiwa berat yang sebagian sudah berobat rutin di Puskesmas dan sebagian
berobat jalan ke RSUD
C. TUJUAN
Umum :
1. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai bagian dari derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas DTP mande
2. Meningkatkan pengetahuan,pemahaman,dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatanjiwa

3. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa Terdeteksi dan tertanggulanginya


masalah kesehatan jiwa secara komprehensip
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa.
2. Terlaksananya talalaksana Program kesehatan jiwa sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan kesehatan
jiwa di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat jiwa
melalui promosi program kesehatan jiwa yang terintegrasi
5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit gangguan kesehatan jiwa
masyarakat di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan sasaran dan
pengelolaannya.
D. CARA PELAKSANAAN :
1. Melaksanakan deteksi dini penjaringan penderita luar gedung dengan melibatkan kader
posyandu,tokoh masyarakat dan pemerintahan desa.
2. Kerjasama lintas sektor dan bidan desa dalam penyuluhan kesehatan di desa binaan
dengan menitik beratkan pada sektor program kesehatan jiwa.
3. Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan dalam gedung polikklinik rawat jalan dengan
metode klasifikasi jenis gangguan jiwa dengan kode ICD F
4. Meningkatkatkan penyuluhan kesehatan ke seluruh desa binaan
5. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
E. SASARAN :
1. Pasien penderita Gangguan jiwa
2. Masyarakat
F. KEGIATAN
NO JENIS KEGIATAN
HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
1
Melaksanakan deteksi dini penjaringan
penderita luar gedung dengan
melibatkan kader posyandu,tokoh
masyarakat dan pemerintahan desa.
2
Kerjasama lintas sektor dan bidan desa
dalam penyuluhan kesehatan di desa
binaan dengan menitik beratkan pada
sektor program kesehatan jiwa
3
Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan
dalam gedung polikklinik rawat jalan
dengan metode klasifikasi jenis

gangguan jiwa dengan kode ICD F


4
Meningkatkatkan penyuluhan kesehatan
ke seluruh desa binaan
5
Melaksanakan upaya kegiatan
pencegahan yang efektif.
6
Melaksanakan monitoring dan evaluasi
G. BIAYA
1. APBN
2. APBD I dan II
3. BLN
4. Dana Operasional Puskesmas
H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan
Mengetahui: Mande, ...2016
Kepala Puskesmas DTP Mande, Petugas,

drg. Tutik Suprihatin, M.Kes. Jejen Iskandar, Amd. Kep


NIP. 19650408 199403 2002 NIP. 19811109 201410 1 001

sop penanganan tb paru


PENANGANAN TB PARU BARU
No. Kode
:
No.Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku :

/SOP-RPU/NGASEM/2014

Disusun

00
30 SEPTEMBER 2014

dr. Ace Tolau Sans

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Halaman
:

UPTD. Puskesmas ngasem Kabupaten


Kediri

1 dari 5

1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan sebagai acuan pelayanan pelanggan dengan TB Paru di Ruang Pemeriksaan
Umum di UPTD Puskesmas Ngasem.

2. RUANG LINGKUP
Tindakan mulai dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penegakan
diagnosa sampai dengan pemberian terapi pada pelanggan TB paru

3. KRITERIA PENCAPAIAN
Semua pelanggan yang dicurigai TB paru di UPTD Puskesmas Ngasem tertangani 100% sesuai
dengan prosedur Penanganan TB Paru

4. DEFINISI
TB Paru adalah suatu penyakit yang menyerang organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri yang
bernama Mycrobacterium tuberculosa.

5. URAIAN UMUM
5.1.

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat

5.2.

Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran
darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara
dengan karbon dioksida dari darah

5.3.

Mycobacterium tuberculosa adalah bakteri penyebab penyakit tuberkulosa.

7. ALUR PROSES
1
2

Petugas melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik


Apabila pada anamnesa pelanggan mengatakan sudah menderita

Medis & Paramedis


Medis & Paramedis

batuk lebih dari 2 minggu, maka segera sarankan pelanggan


3
4

untuk melakukan pemeriksaan Laboratorium tes BTA


Petugas memberikan rujukan internal ke laboratorium
Apabila hasil tes BTA menunjukkan hasil positif,positif 2 atau

Medis & Paramedis


Medis & Paramedis

positif 3, maka berikan pengobatan sesuai Kategori I


5

Apabila hasil BTA positif pada pelanggan kambuh atau gagal atau
putus berobat, diobati kategori II.

Medis & Paramedis

Apabila hasil tes BTA menunjukkan negative namun ada curiga


TB beri antibiotik spectrum luas. Bila ada perbaikan bukan TB.
Bila tidak ada perbaikan foto thorax

8. DIAGRAM ALIR

Medis & Paramedis

9. REFERENSI
9.1.

Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2008.

9.2 Standard Puskesmas, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, Dinkes Provinsi JATIM, 2013
9.3

ISO 9001:2008 klausul 7.5.1 tentang pengendalian produksi dan penyediaan jasa

10. DOKUMEN TERKAIT


10.1. Formulir Rujukan Internal Laboratorium.
10.2. Formulir Rujukan Eksternal ( RS, Laboratorium luar Puskesmas, TB O9 ).
10.3. Kertas Resep.
10.6. Buku Register harian RPU.

11. RUANG TERKAIT.


11.1 Ruang Pengobatan Umum
11.2 Ruang Laboratorium
11.3 Ruang Sanitasi
11.4 Ruang Obat

ERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH
UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT
I. Latar Belakang
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3
aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial
dan aspek perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan)
rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium
mencapai 62,3%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium
sebesar 23,7% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 14,0%.
Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli
2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang
Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam
peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul
minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak
SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63
tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium di Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan
yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008)
menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi
24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 228

( SDKI, 2007) menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup dan menurunkan gizi
kurang (termasuk gizi buruk ) dari 18,4% (Riskesdas, 2007 ) menjadi kurang
dari 15% dan menurunkan balita pendek dari 36,8% ( Riskesdas, 2007)
menjadi kurang dari 32%.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 2014 Bidang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian
Kesehatan 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai.
Salah satu dari 8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus
dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam
beryodium dengan kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program
penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam
beryodium.
Untuk meningkatkan konsumsi garam beryodium tersebut perlu disusun
Pedomam Pemantauan Garam Beryodium di Rumah Tangga sebagai acuan
para pengelola program di pusat maupun daerah. Pedoman ini ini digunakan
untuk menilai keberhasilan program, perencanaan dan menetapkan kebijakan
dalam rangka penanggulangan GAKY melalui konsumsi garam beryodium
dengan kadungan yodium cukup .
II. Tujuan
Tujuan Umum :
Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang garam
beryodium yang dikonsumsi oleh anak anak sekolah di Kota Surakarta.
Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan
yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium melalui
sekolah.
2. Diperolehnya informasi tentang :
a. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
b. Merk garam yang digunakan di rumah tangga
d. Cara penyimpanan garam beryodium
f. Tempat membeli
III. Sasaran
Garam yang dikonsumsi oleh siswa SD
IV. Metode
Petugas gizi dibantu petugas kesehatan lainnya mengumpulkan garam yang
dibawa oleh anak sekolah, kemudian menguji dan menganalisa garam
tersebut dengan iodine test dihadapan siswa sekolah.
V. Kegiatan
Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat meliputi
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Membuat daftar seluruh Sekolah Dasar yang ada di tiga (3)
Kelurahan yaitu Kelurahan Pucangsawit, Kelurahan Sewu da Kelurahan
Jagalan.
2. Petugas gizi meminta siswa sekolah untuk membawa garam yang
digunakan di rumah pada saat besok akan diadakan pemeriksaan garam

Documents.tips
Login / Signup

Leadership

Technology

Education

Marketing

Design

More Topics

Search

1. Home
2. Documents
3. KAK Pemantauan Status Gisi Anak Sekolah
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH
UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT
I. Latar Belakang
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3
aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial
dan aspek perkembangan ekonomi.

Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan)


rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium
mencapai 62,3%, yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium
sebesar 23,7% dan yang tidak mengandung yodium sebesar 14,0%.
Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli
2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang
Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam
peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul
minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak
SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63
tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium di Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan
yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008)
menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi
24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 228
( SDKI, 2007) menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup dan menurunkan gizi
kurang (termasuk gizi buruk ) dari 18,4% (Riskesdas, 2007 ) menjadi kurang
dari 15% dan menurunkan balita pendek dari 36,8% ( Riskesdas, 2007)
menjadi kurang dari 32%.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 2014 Bidang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian
Kesehatan 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai.

Salah satu dari 8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus
dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam
beryodium dengan kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program
penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam
beryodium.
Untuk meningkatkan konsumsi garam beryodium tersebut perlu disusun
Pedomam Pemantauan Garam Beryodium di Rumah Tangga sebagai acuan
para pengelola program di pusat maupun daerah. Pedoman ini ini digunakan
untuk menilai keberhasilan program, perencanaan dan menetapkan kebijakan
dalam rangka penanggulangan GAKY melalui konsumsi garam beryodium
dengan kadungan yodium cukup .
II. Tujuan
Tujuan Umum :
Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang garam
beryodium yang dikonsumsi oleh anak anak sekolah di Kota Surakarta.
Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan
yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium
melalui
sekolah.
2. Diperolehnya informasi tentang :
a. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
b. Merk garam yang digunakan di rumah tangga
d. Cara penyimpanan garam beryodium
f. Tempat membeli
III. Sasaran
Garam yang dikonsumsi oleh siswa SD

IV. Metode
Petugas gizi dibantu petugas kesehatan lainnya mengumpulkan garam yang
dibawa oleh anak sekolah, kemudian menguji dan menganalisa garam
tersebut dengan iodine test dihadapan siswa sekolah.
V. Kegiatan
Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat meliputi
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Membuat daftar seluruh Sekolah Dasar yang ada di tiga (3)
Kelurahan yaitu Kelurahan Pucangsawit, Kelurahan Sewu da Kelurahan
Jagalan.
2. Petugas gizi meminta siswa sekolah untuk membawa garam yang
digunakan di rumah pada saat besok akan diadakan pemeriksaan garam
beryodium di sekolah. Garam tersebut sebanyak 1-2 sendok makan, dibungkus
dalam plastik yang telah diipersiapkan oleh petugas untuk diberikan kepada para
siswa.
3. Meminta siswa untuk mencatat bentuk garam, merk dagang/label, dan nomor
pendaftaran dari garam yang digunakan di rumah.
4. Masing-masing contoh garam yang dibawa siswa dianalisis/diuji oleh petugas
Puskesmas dihadapan para siswa dengan cara sebagai berikut:
1. Mengambil sendok makan garam yang akan diuji. Bila garam berbentuk
briket, garam tersebut dihaluskan.
2. Meneteskan 2-3 tetes cairan uji garam beryodium ke permukaan garam
tersebut.
3. Petugas bersama dengan para siswa memperhatikan perubahan warna
yang terjadi pada garam segera setelah ditetesi cairan uji garam beryodium.
Tabel . Perubahan warna garam setelah ditetesi yodium tes

No
.
Warna garam Artinya
1. Ungu pekat Garam mengandung cukup
yodium
2. Ungu pucat Garam tidak mengandung cukup
yodium
3. Putih (tidak berubah) Garam tidak mengandung
yodium
VI. Jadwal Kegiatan
Petugas gizi membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pemeriksaan garam
beryodium di sekolah sebagai berikut:
Jadwal Pemeriksaan garam beryodium di sekolah
Kelurahan Nama SD
Hari dan
tanggal
Nama
Petugas
Keterangan
Pucangsawit
Jagalan
38. Sewu
VII. Pembiayaan
Pemeriksaan Garam beryodium di sekolah didanani menggunakan dana BOK
2016
VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Hasil Kegiatan

Evaluasi pelaksanaan program akan dilakukan sebagai berikut :


1. Evaluasi terhadap ketepatan pelaksanaan waktu kegiatan
Waktu : setiap bulan
Pelaksana
a.i.1. Kepala Puskesmas
a.i.2. Penanggungjawab program
1.a.1.c. Dokumen laporan yang berisi : notulen, rencana tindak
lanjut, rekomendasi, hasil olah dan analisis data, laporan evaluasi
(laporan hasil kegiatan) ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(format laporan terlampir)
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan :
2.a. Waktu :
2.a.1) Setiap akhir pelaksanaan kegiatan
2.a.2) Tribulan ke-empat
2.b. Pelaksana
2.b.1) Kepala Puskesmas
2.b.2) Penanggungjawab program
c. Dokumen laporan yang berisi : notulen, rencana tindak lanjut,
rekomendasi, hasil olah dan analisis data, laporan evaluasi (laporan hasil
kegiatan) ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan. (format laporan
terlampir
Download
of 5

KAK Pemantauan Status Gisi Anak Sekolah


by siculu
on Mar 08, 2016
Report

Category:

Documents
Download: 2

Comment: 0
15

views
Share
Comments
Description
Pemantauan Status Gisi Anak Sekolah
Download KAK Pemantauan Status Gisi Anak Sekolah
Transcript
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD
PUSKESMAS PUCANGSAWIT I. Latar Belakang Masalah kekurangan yodium sudah
sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan zat gizi mikro penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Masalah GAKY merupakan masalah
yang serius mengingat dampaknya secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang
mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan
sosial dan aspek perkembangan ekonomi. Hasil Riskesdas tahun 2007, secara
keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga yang mengonsumsi garam
mengandung cukup yodium mencapai 62,3%, yang mengonsumsi garam kurang
mengandung yodium sebesar 23,7% dan yang tidak mengandung yodium sebesar
14,0%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009,
mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang
antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam peningkatan garam

beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium pada sasaran


(WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah. Pemerintah melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 4
sasaran pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari
70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34
( SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian
ibu dari 228 ( SDKI, 2007) menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup dan
menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk ) dari 18,4% (Riskesdas, 2007 )
menjadi kurang dari 15% dan menurunkan balita pendek dari 36,8% ( Riskesdas,
2007) menjadi kurang dari 32%. Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 2014
Bidang Kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA
Kementerian Kesehatan 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus
dicapai. Salah satu dari 8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus
dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium
dengan kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program penanggulangan GAKY
difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam beryodium. Untuk meningkatkan
konsumsi garam beryodium tersebut perlu disusun Pedomam Pemantauan Garam
Beryodium di Rumah Tangga sebagai acuan para pengelola program di pusat
maupun daerah. Pedoman ini ini digunakan untuk menilai keberhasilan program,
perencanaan dan menetapkan kebijakan dalam rangka penanggulangan GAKY
melalui konsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium cukup . II. Tujuan
Tujuan Umum : Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang
garam beryodium yang dikonsumsi oleh anak anak sekolah di Kota Surakarta.
Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi
garam dengan kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan
tidak mengandung yodium melalui sekolah. 2. Diperolehnya informasi
tentang : a. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
b. Merk garam yang digunakan di rumah tangga d. Cara
penyimpanan garam beryodium f. Tempat membeli III. Sasaran Garam
yang dikonsumsi oleh siswa SD IV. Metode Petugas gizi dibantu petugas kesehatan
lainnya mengumpulkan garam yang dibawa oleh anak sekolah, kemudian menguji
dan menganalisa garam tersebut dengan iodine test dihadapan siswa sekolah. V.
Kegiatan Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat meliputi
beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Membuat daftar seluruh
Sekolah Dasar yang ada di tiga (3) Kelurahan yaitu Kelurahan Pucangsawit,
Kelurahan Sewu da Kelurahan Jagalan. 2. Petugas gizi meminta siswa
sekolah untuk membawa garam yang digunakan di rumah pada saat besok akan
diadakan pemeriksaan garam beryodium di sekolah. Garam tersebut sebanyak 1-2
sendok makan, dibungkus dalam plastik yang telah diipersiapkan oleh petugas
untuk diberikan kepada para siswa. 3. Meminta siswa untuk mencatat bentuk
garam, merk dagang/label, dan nomor pendaftaran dari garam yang digunakan di
rumah. 4. Masing-masing contoh garam yang dibawa siswa dianalisis/diuji oleh

petugas Puskesmas dihadapan para siswa dengan cara sebagai berikut: 1.


Mengambil sendok makan garam yang akan diuji. Bila garam berbentuk briket,
garam tersebut dihaluskan. 2. Meneteskan 2-3 tetes cairan uji garam beryodium ke
permukaan garam tersebut. 3. Petugas bersama dengan para siswa memperhatikan
perubahan warna yang terjadi pada garam segera setelah ditetesi cairan uji garam
beryodium. Tabel . Perubahan warna garam setelah ditetesi yodium tes No. Warna
garam Artinya 1. Ungu pekat Garam mengandung cukup yodium 2. Ungu pucat
Garam tidak mengandung cukup yodium 3. Putih (tidak berubah) Garam tidak
mengandung yodium VI. Jadwal Kegiatan Petugas gizi membuat jadwal kegiatan
pelaksanaan pemeriksaan garam beryodium di sekolah sebagai berikut: Jadwal
Pemeriksaan garam beryodium di sekolah Kelurahan Nama SD Hari dan tanggal
Nama Petugas Keterangan Pucangsawit Jagalan 38. Sewu VII. Pembiayaan
Pemeriksaan Garam beryodium di sekolah didanani menggunakan dana BOK 2016
VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Hasil Kegiatan Evaluasi pelaksanaan
program akan dilakukan sebagai berikut : 1. Evaluasi terhadap ketepatan
pelaksanaan waktu kegiatan a. Waktu : setiap bulan b. Pelaksana 1. Kepala
Puskesmas 2. Penanggungjawab program c. Dokumen laporan yang berisi : notulen,
rencana tindak lanjut, rekomendasi, hasil olah dan analisis data, laporan evaluasi
(laporan hasil kegiatan) ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan. (format laporan
terlampir) 2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan : a. Waktu : 1) Setiap akhir
pelaksanaan kegiatan 2) Tribulan ke-empat b. Pelaksana 1) Kepala Puskesmas 2)
Penanggungjawab program c. Dokumen laporan yang berisi : notulen, rencana
tindak lanjut, rekomendasi, hasil olah dan analisis data, laporan evaluasi (laporan
hasil kegiatan) ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan. (format laporan terlampir
X
Recommended

Samsung Relative Evaluation Report on S1, iPhone

Written in 2010, this competitive analysis shows benchmarking by Samsungs product


engineering team, and an overwhelmingly detailed screen-by-screen comparison of the iPhone

White Person Bingo (brought to you by the publishers of STUFF WHITE PEOPLE LIKE)

Whiter Shades of Pale: The Stuff White People Like, Coast to Coast, from Seattle's Sweaters to
Maine's MicrobrewsIf you thought you had white people pegged as Oscar-party-throwing,

Web-

Presentaciones Exitosas

Adapatacin y mejoramiento de un original de Utcl, traducida al espaol, que contiene una serie
de mejoras y cambios no solo en su estructura, sino en sus patrones, ya

Michelle Carter Texts

Documents detailing the text messages between Michelle Carter and Conrad Roy. Roy
committed suicide in 2014 and Carter is charged with involuntary manslaughter for
encouraging

Sorority Appearance Guidelines

I cannot stress how important Spanx are.

- -

1:00 - .

Terry Hendrix NFL Lawsuit

Terry C. Hendrix seeks over $88 billion "for but not limited to: negligence, breach of fiduciary
duty, and also reckless disregard" after an overturned call in

Exit 6 Starbucks letter

A Cottleville watering hole has written an open letter to Starbucks and mailed a check for $6
after receiving a cease and desist letter from the coffee chain over the use

Postal Service traffic ticket tussle

The Jan. 22 and Jan. 31 letters between American Traffic Solutions and the U.S. Postal Service
regarding unpaid traffic infractions by mail carriers in East Cleveland, Ohio.

View more
Subscribe to our Newsletter for latest news.

About Terms DMCA Contact


STARTUP - Share & Download Unlimited
Fly UP

Anda mungkin juga menyukai