Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
2.
biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis
pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah dangkal
tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi tiang. Tiang
pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal.
Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau
dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada
dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah
yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban
yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m
(Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras
yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah,
tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal
yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping
dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu
tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu
beton dan baja beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah
stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah
tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap
guling.
pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;
Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;
Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan sangat
Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada diatasnya atau tanah
keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari permukaan tanah
Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)
a.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana
sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh
balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan
sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian. Semula
tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa
tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua
kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 86 dengan menggunakan instalasi peresapan
bertekanan.
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara
panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan,
tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan
beratnya kondisi pelayanan.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai
penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin
baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan,
kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong
sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan
bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang
terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk
mencegah terjadinya keretakan.
untuk
memudahkan
pemancangan.
Perhatian
khusus
harus
diberikan selama
pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu
dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam
posisi yang relatif pada tempatnya.
Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau
lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya
untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang
yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau
profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang
dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum
harus dihindarkan.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu
Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.
Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam
tanah.
Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile sebab
tegangan tekanannya relatif kecil.
Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang
pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap,
tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal
tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping
dari kapal dan perahu.
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar dapat
tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan
menambah biaya untuk penggalian.
Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan dengan
tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya
sering naik dan turun.
Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu dapat
berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut
kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah
yang telah ditentukan.
Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang
menyebabkan kebusukan.
pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya
pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk
transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini
tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari
pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang
terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi
delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung
dari mutu beton yang di gunakan.
Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang
pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahanbahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced
concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang
lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
waktu yang lama.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat
pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan
memerlukan alat penyambung khusus.
2.
Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 )
Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:
3.
1.
Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan
ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2.
Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan
pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
Keuntungan pemakaian Cast in Place
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang
diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
c.
a.
Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena
adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati keadaan karat yang terjadi pada
udara terbuka.
b.
Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan menghasilkan tingkat
karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena terendam air.
c.
Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang padat akan
sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga akan akan menghasilkan
karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan
permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan udara pada pori-pori
tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton
sekurang-kurangnya 20 ( 60 cm) dari muka air tanah terendah.
Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak di
atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.
Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruasruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan
pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi
dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air
terendah, harus dilindungi dari korosi.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu
tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja atau
pantek harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus
ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
Perpanjangan Tiang Pancang
Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus
dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga
alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa
atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.
Sepatu Tiang Pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas
lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat
diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja
untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa
sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan
dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang
atau baja fabrikasi.
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah permukaan air
tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui bahwa kayu akan tahan
lama/awet bila terendam air, karena itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana
selalu terletak dibawah air tanah.
Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini menerima gaya
horizontal yang permanen. Adapun cara pelaksanaanya secara singkat sebagai berikut:
a.
Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai kedalaman yang
telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang kayu tersebut dan ini harus terletak dibawah
muka air tanah yang terendah.
b.
Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam casing dan terus
dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
c.
Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik keluar dari casing.
Kemudian beton dicor kedalam casing sampai penuh terus dipadatkan dengan menumbukkan
core ke dalam casing.
2.
a.
Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang telah ditentukan di
bawah muka air tanah.
b.
Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang
kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. Pada
pemancangan tiang pancang kayu ini harus diperhatikan benar-benar agar kepala tiang tidak
rusak atau pecah.
c.
Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
d.
Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam casing. Pada ujung
bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar yang mana tulangan ini dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
e.
Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat casing ditarik keluar
sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi beton tadi ditahan dengan cara meletakkan
core diujung atas shell.
3.
Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan
cast in place concrete pile, sedangkan kalau menggunakan precast concrete pile terlalu panjang,
akibatnya akan susah dalam transport dan mahal.
Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang pancang kayu akan
memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang pancang kayu tersebut selalu berada dibawah
permukaan air tanah terendah.
Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut:
a.
Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga sampai pda kedalaman
tertentu (di bawah m.a.t)
b.
Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing terus dipancang
sampai kelapisan tanah keras.
c.
Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton sebagian dicor
dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi dalam casing.
d.
Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak tertentu sehingga terjadi
bentuk beton yang menggelembung seperti bola diatas tiang pancang kayu tersebut.
e.
Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai padat setinggi
beberapa sentimeter diatas permukaan tanah. Kemudian beton ditekan dengan core kembali
sedangkan casing ditarik keatas sampai keluar dari tanah.
f.
4.
Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place concrete.
Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit yang bagian bawahnya
terbuat dari kayu.
Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut:
a. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya masuk dalam tanah.
Kemudian core ditarik.
b. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam casing terus
dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras.
c. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
d. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing hingga bertumpu pada
penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja. Bila diperlukan pembesian maka besi
tulngan dimasukkan dalam shell dan kemudian beton dicor sampai padat.
e. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik keluar dari
tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini
dapat pula dipakai tiang pemancang baja H sebagai ganti dari tiang pipa.
5.
a.
Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa baja dipancang dalam
tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras. Cara pemasangan ini sama seperti pada tiang
franki biasa.
b. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa diisi lagi dengan beton
dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi
bentuk beton seperti bola.
c.
Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai bertumpu pada bola beton
pipa ditarik keluar dari tanah.
d. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau pasir.
2.
Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah sebelumnya lalu tiang
dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.
b.
Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah dari bagian dalam
tiang.
c.
Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam tanah dengan memberikan
tekanan pada tiang.
d.
Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air yang keluar dari ujung
serta keliling tiang, sehingga tidak dapat dipancangkan kedalam tanah.
Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja
tersebut dicor dengan beton.
2.
Cara penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain :
ini
dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu
dilakukan pada kedalaman tertentu.
b. Penggalian dengan tenaga mesin
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah penggalian lubang
pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki kemampuan lebih baik
dan lebih
canggih.
2.
Pemukul aksi
tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang
terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul
aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.4 Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b)
Pemukul aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul
getar (vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002 )
3.
4.
minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah
energi hasil dari ledakan (Gambar 2.4c).
5.
Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari
penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan
pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung
yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2.
Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan memilih
kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah
dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh
perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada
dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan
dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan
peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan
demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan dipertimbangkan
terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung
ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi
diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.
B. Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik
itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk
mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama
dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda
pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton
yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang
yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi
kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan
waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai,
bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak
bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas
helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
D. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang
berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.6a).
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh
perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan
pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.
dimana :
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang dan F b
adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi
sebagai berikut :
dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.
Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik s diberikan pada Tabel
2.2
Tabel 2.1 Faktor empirik Fb dan Fs (Titi & Farsakh, 1999 )
Tipe Tiang Pancang
Fb
Fs
Tiang Bor
3,5
7,0
Baja
1,75
3,5
Beton Pratekan
1,75
3,5
Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan Farsakh, 1999)
Tipe Tanah
s (%)
Pasir
1,4
Pasir
kelanauan
2,0
Pasir
kelanauan
dengan
lempung
2,4
Tipe
Tanah
Pasir
berlanau
Pasir
berlanau
dengan
lempung
Lanau
s (%)
2,2
2,8
3,0
Tipe
Tanah
Lempung
berpasir
Lempung
berpasir
dengan
lanau
Lempung
berlanau
dengan
pasir
s (%)
2,4
2,8
3,0
Pasir
berlempung
dengan
lanau
Pasir
berlempung
2,8
3,0
Lanau
berlempun
g dengan
pasir
Lanau
berlempun
g
3,0
Lempung
berlanau
4,0
3,4
Lempung
6,0
Pada umumnya nilai s untuk pasir = 1,4 persen, nilai s untuk lanau = 3,0 persen dan nilai s
untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir
dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus
dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
F. Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas
ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan dengan maksud :
Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan
koef. Restitusi
Tipe Hammer
Single and double acting hammer
Diesel Hammer
drop Hammer
Pile Material
Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap )
Wood cushion on steel pile
Wooden pile
Efficiency, E
0.7 - 0.8
0.8 - 0.9
0.7 - 0.9
Coefficient of restitution, n
0.4 - 0.5
0.3 - 0.4
0.25 - 0.3
Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara lain
adalah sebagai berikut:
Keuntungannya yaitu:
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan.
Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.
4.
1.
2.
3.
4.
Metode pelaksanaan:
Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.
Pengangkatan tiang.
Pemeriksaan kelurusan tiang.
Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik.
Perbandingan
Jenis
Pondasi
Dalam
(Deep
Foundation)
Berdasarkan
Metode
Konstruksinya
Pengeboran (Drilled)
Kelebihan:
1.
Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.
2.
3.
1.
2.
Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing, cleaning bucket dan alat bantu
pengeboran sehingga mengeluarkan biaya yang lebih besar.
3.
4.
Kelebihan:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
5.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
waktu yang lama.
Tekan (Pressed)
Kelebihan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.
Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan.
Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
Kekurangan:
Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan memerlukan alat
2.
penyambung khusus.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
3.
4.
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis, dimensi, jarak,
jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan. Alasan penggunaan pondasi tiang
pancang ini adalah:
1.
2.
Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain (bored pile).
3.
Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan merupakan hasil pabrikasi,
sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan serta
kualitasnya seragam karena dibuat massal. (Kontrol kualitas/kondisi fisik tiang pancang dapat
dilakukan sebelum tiang pancang digunakan).
4.
Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan yang menggunakan
drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah keras/final set yang ditentukan (kalendering).
Sedangkan bila menggunakan Hydrolic Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial pembebanan
yang menunjukkan tekanan hidrolik terdiri dari empat silinder untuk menekan tiang pancang ke
dalam tanah sampai ditemui kedalaman tanah keras.