Anda di halaman 1dari 6

Aktifitas Dan Potensi Ekonomi Kota Garut

Pariwisata
Pantai rancabuaya

Garut merupakan sebuah nama Kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Garut beribu Kota di Tarogong Kidul. Bicara mengenai Kabupaten garut maka
tidak dapat dipisahkan dari panganan khas orang Sunda, yaitu Dodol Garut. Ya, memang
salah satu panganan khas yang berasal dari Garut adalah dodol Garut yang sudah terkenal ke
seluruh penjuru tanah air. Dimanapun anda berada, hampir diseluruh lokasi wisata di Jawa
Barat pasti ada penjual oleh-oleh dodol Garut ini. Di bidang pariwisata ternyata Kabupaten
Garut ini tidak dapat diremehkan dibanding dengan wilayah lainnya.
Pantai Rancabuaya. Pantai Rancabuaya merupakan termasuk dalam deretan pantai yang
berhubungan dengan Samudera Indonesia, sehingga memiliki ombah yang cukup besar.
Pemandangan di Pantai Rancabuaya inu juga bagus dan tak kalah dengan pantai lainnya di
Indonesia. Hembusan angin dan deburan ombak menjadi pelegkap tempat wisata ini. Di
lokasi wisata Pantai Rancabuaya, pengunjung dapat bermain di baebatauan karang dan di
pasir pantai yang indah.

Kerajinan akar wangi

Sebagai salah satu nominatif penghasil akar wangi terbesar dunia (lihat Produk Khas Minyak Akar Wangi), masyarakat Kabupaten Garut telah mengupayakan pemanfaatan
maksimal dari potensi sumber daya alam yang dimilikinya dengan cara membuat
kerajinan berbahan akar wangi dalam wujud hiasan dinding/meja, taplak meja, vas
bunga, tempat lilin, sajadah, dekorasi dan produkkreatif lainnya.
Keistimewaan kerajinan Akar Wangi ini adalah: memiliki fungsi tertentu (misalnya
tempat tisue), memiliki karakteristik menarik dan unik (karena dibuat dari bahan minor
yang masih langka), serta dapat menjadi pengharum yang menyegarkan ruangan. Konon
rumput Akar Wangi ini sudah dikenal sejak lama yang dipergunakan untuk pwewangi
batik, maupun pengharum lemari penyimpan pakaian atau benda-benda pusaka seperti
keris.
Permintaan terhadap kerjainan akar wangi dari Kabupaten Garut terus meningkat baik di
tingkat lokal maupun internasional. Setidaknya terlihat dalam sektor perdagangan ekspor
yang dilaporkan terakhir Disperindag Kabupaten Garut bahwa volume kerajinan akar
wangi mencapai kisaran 6000 unit dengan harga 30,300,0 US$. Saat ini, permintaan
ekspor sajadah akar wangi ke negara-negara Arab terus meningkat dari tahun-ke tahun.

Perkebunan Kopi

Seiring dengan kian populernya kopi asal Kabupaten Garut dengan permintaan pasar terus
meningkat dan masih terbuka, budidaya tanaman kopi dan usaha kopi instan di Garut terus
berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kopi
merupakan satu di antara tiga tanaman tahunan paling banyak diusahakan rumah tangga (rt)
petani di Garut, yakni sebanyak 19.748 rt. Jumlah petani terbanyak berada di Kecamatan
Cikajang (2.439 rt), dan Kecamatan Cisewu (2.034rt).
Jumlah tanaman kopi pun cukup banyak, mencapai sebanyak 8,47 juta pohon, dan mulai
mendekati jumlah tanaman teh yang selama ini merupakan tanaman tahunan terbanyak
dengan 10,78 juta pohon.
Lahan tanaman kopi pun sudah menempati tanaman usaha perkebunan paling luas, mencapai
sekitar 3.280 hektare dan jumlah produksi sekitar 1.485 ton.

Taman Pangan Unggulan

Secara nasional, Kabupaten Garut belum menjadi salah satu sentra produksi pangan, tetapi
untuk lingkup Jawa Barat berpotensi kuat menjadi sentra produksi padi, jagung, dan kedelai.
Khusus mengenai produksi padi, Garut memiliki komoditas spesifik lokal yaitu padi Sarinah
yang menjadi unggulan khas daerah. Benih padi varietas unggul nasional yang dominan
digunakan ialah IR 64, Ciherang, Membramo, Way Apo Buru, dan Cisadane. Namun sejak
Tahun 1995, varietas lokal Sarinah mulai dikenal luas di Garut. Secara umum, Padi Sarinah
dikembangkan di Kecamatan Cilawu, Samarang, Tarogong Kaler, Karang Pawitan, Wanaraja,
Sukawening, Leuwigoong, Kadungora, dan Bayongbong. Selain memiliki iklim yang sangat
cocok untuk menunjang pertanian, Kabupaten Garut juga sangat potensial untuk
menghasilkan varietas baru salah satunya, bibit kentang jenis Fik-Ri. Varietas ini tidak
diragukan lagi keunggulannya karena produksinya yang sangat berlimpah, yakni mencapai 35
ton per hektar, atau lebih tinggi 10 ton di atas produk nasional yang hanya mencapai 25 ton
per hektar. Varietas Fik-Ri merupakan produk penangkar melalui Koperasi Penangkar Benih
Kentang (KPBK) kabupaten Garut bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran
(Balitsa) Lembang Bandung. Kentang tersebut dikembangkan khusus untuk pengganti nasi.
Peluang agribisnis jagung di Jawa Barat dan khususnya di Kabupaten Garut masih cukup
menjanjikan. Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi jagung di Kabupaten Garut
adalah Kecamatan Wanaraja, Karangpawitan, Peundeuy, Caringin, Pamulihan, Cikajang,
Banyuresmi, Cibalong, Samarang, dan Leuwigoong. Penanaman jagung di Garut sebagian
besar menggunakan lahan sawah dan lahan kering dengan sistem rotasi tanaman yang
mengikuti pola tanam padi-padi-jagung (dilahan sawah) dan jagung-kedelai-kacang tanah
atau kacang tanah-jagung-bera atau jagung-jagung-bera (di lahan kering). Keragaman pola
tanam tersebut memberikan peluang bagi pengembangan jagung secara berkelanjutan.
Kabupaten Garut mengkontribusi sebesar 40,44% bagi Provinsi Jawa Barat dan kontribusi
terhadap Nasional sebesar 29% jagung hibrida. Dengan peningkatan produksi yang besar
setiap tahunya, Garut layak menjadi Kabupaten Jagung.

Peternakan Unggulan

Jenis ternak ruminansia besar yang penting bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Garut,
khususnya untuk masyarakat Kecamatan Cilawu, Bayongbong, Cisurupan, Cikajang serta
sebagian kecil Samarang dan Pamulihan adalah sapi perah yang mampu memberikan manfaat
ganda bagi pengadaan pangan, yaitu sebagai penghasil susu, serta penghasil daging. Sebagian
besar sebaran ternak sapi perah berada di Kecamatan Cilawu, Bayongbong, Cisurupan dan
Cikajang, sedangkan sebagian kecil berada di Kecamatan Pamulihan, Samarang,
Banjarwangi, Pasirwangi, Karangpawitan dan Wanaraja. Ternak unggulan lain untuk
ruminansia besar ini adalah sapi potong. Sapi potong, selain sebagai penghasil daging, juga
memberikan kontribusi besar bagi penyedia tenaga kerja di sawah bersama dengan ternak
kerbau, khususnya sawah dengan kontur berbukit yang tidak mungkin diolah menggunakan
traktor. Fungsi ganda dari kerbau dan sapi potong menjadi alasan mengapa petani
menganggap penting untuk memelihara ternak ini. Daerah dengan konsentrasi ternak sapi
potong yang tinggi adalah Kecamatan Pameungpeuk. Penyebaran sapi potong secara
geografis menyebar di utara dan selatan, hanya jenis ternaknya berbeda. Di wilayah utara
berkembang penggemukan sapi FH jantan, terkonsentrasi di beberapa daerah sekitar daerah
sapi perah, seperti Kecamatan Leles, Garut Kota, Wanaraja, Karangpawitan dan daerah
lainnya. Adanya beberapa kecamatan yang mengembangkan sapi FH jantan, menunjukkan
bahwa pengembangan ternak potong sudah memperhatikan aspek-aspek keterkaitan antar
daerah sumber bibit dan daerah penggemukan yang cenderung mendekati potensi limbah
industri (ampas tahu sebagai pakan ternak) serta mendekati konsumen. Sapi potong lokal dan
persilangannya terkonsentrasi di wilayah selatan, khususnya Kecamatan Pameungpeuk,
Cikelet, Cibalong, Cisompet dan Bungbulang. Khusus untuk pengembangan peternakan sapi
potong di Kecamatan Bungbulang, pengembangan sapi potong memperoleh perhatian yang
sangat besar dari Pemerintah Jawa Barat, terkait dengan pengembangan kawasan Agribisnis
Cipamatuh.

AKTIFITAS DAN POTENSI EKONOMI


DAERAH KARAWANG DAN GARUT

NAMA
1. KHAILA MAWARDI AZZAHRA

NAMA
6. HANIA AZZAHRA

2. NAZWA NAZIRA ZIKRIAH

7. ZAHRA TUSSITA

3. MUTIRA MADINAH

8. IZRA LAILA ALI

4. NURUL HIDAYATI

9. FAHMI NOVITA SARI

5. FEBY PUTRI ANGGRAINI

10. NIHA AFRILIANTI

Anda mungkin juga menyukai