PENDAHULUAN
prinsip
penghormatan
terhadap
hak
atas
tanah.
terjadi
sengketa
tanah
pasar
serasi
masyarakat
dan
cara
Nasioanal,
Pembuktian
sertifikat
tanah
melalui
Data Primer
Data yang akan diperoleh langsung dari informan pengumpulan
data ini berupa interview (wawancara), serta melakukan
1. Proses
penyelesaian
merupakan
suatu
runtutan
perubahan
Wawancara
Adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab atau dialog langsung antara peneliti dengan para
informan bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan lisan pada saat
penelitian berlangsung.
Observasi
Adalah pengamatan langsung terhadap objek kajian
yang sedang berlangsung untuk memperoleh keterangan dan
informasi sebagai data yang akurat tentang hal-hal yang diteliti
serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban informan
dengan kenyataan yang ada, dengan melakukan pengamatan
10
objek penelitian.
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting
dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder
yang akan mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data
dengan studi kepustakaan, dapat membantu untuk memahami
lebih jauh lagi tentang penelitian yang akan dilakukan.
Subjek Penelitian
Untuk memperoleh data guna kepentingan penelitian ini,
maka diperlukan subjek penelitian. Peneliti memiliki subjek
peneliti (informan) yang dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan dan relevan dengan pertanyaan penelitian. Teknik
penetapan informan dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive (penarikan sampel bertujuan), yaitu pemilihan subjek
secara
sengaja
oleh
peneliti
berdasarkan
kriteria
dan
pertimbangan tertentu.
1.4.5 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mesintekniskannya,
mencari dan menemukan pola, mengemukakan apa yang penting dan
11
apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan pada
orang lain.
Selain itu juga pada penelitian kualitatif terdapat 3 (tiga)
pertimbangan pokok, yaitu: pertama, metode kualitatif lebih mudah
dihadapkan dengan gejala sosial yang kompleks. Kedua, hubungan
peneliti dengan informan sangat dekat sehingga dapat menyajikan
informasi yang lebih mendalam. Ketiga, lebih peka dan mudah
menyesuaikan diri terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, sehingga
mudah menemukan pola ataupun model yang terjadi dalam proses
hubungan birokrasi dan rakyat dalam konteks perubahan sosial politik.
Budaya yang ada dalam masyarakat sebagai kerangka acuan dapat
dianalisis sesempurna mungkin melalui teknik analisis kualitatif melalui
analisis Gertz (1992), yang menangkap fenomena sosial yang
berlapis-lapis hingga ditemukan penafsiran yang berbeda dalam
konteks yang berbeda pula.
Sesuai sifatnya yang kualitatif, maka akan disajikan data dan
uraian secara verbal (bahasa). Apabila ada angka-angka yang muncul
dalam penelitian ini berarti hanya digunakan sebagai alat bantu untuk
pendukung analisa.
Analisis data kualitatif melalui reduksi data, yaitu memilih halhal pokok yang disesuaikan dengan fokus penelitian, dengan tujuan
dapat memberikan gambaran yang jelas tajam tentang hasil
pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencapai jika sewaktu-
12
melalui
musyawarah
di
antara
para
pihak
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan panduan penulisan dalam aspek
konseptual teoritis. Pada bagian ini akan dipaparkan berbagai konsep
teori yang dijadikan sebagai alat analisis terhadap masalah yang
diangkat dalam skripsi ini.
2.1.1 Pengertian Tanah
Sebutan tanah dalam bahasan ini dapat dipahami berbagai
arti, maka penggunaannya perlu diberi batasan agar diketahui dalam
arti apa istilah tersebut digunakan.
Manulang Rinto (200:6), Tanah adalah sumber daya alam dan
sumber hidup serta kehidupan kini maupun di masa datang.
14
yang
selalu
ada
dimana-mana
sebab
tanah
memiliki
15
dibatasi
kewajiban
yang
harus
dipatuhi
yang
ditetapkan
pemerintah.
a.
Perpanjangan
hak
adalah
penambahan
jangka
waktu
berlakunya suatu hak atas tanah tanpa mengubah syaratsyarat dalam pemberian hak tersebut, yang permohonannya
dapat diajukan sebelum jangka waktu berlakunya hak atas
tanah yang bersangkutan berakhir.
b.
16
sarana
yang
vital
bagi
hidup
dan
bahwa
tanah
dapat
menjadi
faktor
dalam
17
antara
para
pihak
yang
akan
dan
sedang
oleh
berkesempatan
memberi
sumbangan
pada
konflik
18
20
3) Perkara
(dalam
pengadilan),
misalnya
setengah
orang
21
dengan
selalu
sejalan,
merupakan
pemicu
timbulnya
masalah
23
(enam)
penyebab
sengketa
tanah
ditinjau
dari
berbagai
permasalahan yaitu :
1. Kurang tertibnya administrasi pertanahan.
2. Harga tanah meningkat dengan cepat.
3. Kondisi masyarakat yang makin menyadari dan mengerti akan
kepentingan haknya.
4. Iklim keterbukaan sebagai salah satu kebijakan yang digariskan
oleh Pemerintah.
5. Masih adanya oknum-oknum aparat Pemerintah yang belum
menyadari dan belum dapat menangkap aspirasi masyarakat.
6. Adanya pihak-pihak yang menggunakan kesempatan untuk
mencari keuntungan materil yang tidak wajar atau menggunakan
untuk kepentingan politik.
Sengketa dapat terjadi antara:
1. Perseorangan/masyarakat dengan peseorangan/masyarakat.
2. Perseorangan/masyarakat dengan Badan Hukum Publik
(Pemerintah/Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD).
3. Perseorangan/masyarakat dengan Badan Hukum Swasta.
4. Badan Hukum Publik dengan Badan Hukum Publik.
5. Badan Hukum Swasta dengan Badan Hukum Swasta.
24
dimaksud
pada
dalam
pengertian
sengketa
Peraturan
Menteri
tanah
Negara
25
batas,
yaitu
menyangkut
terjadinya
kesalahan
adanya
kesepakatan
antara
pemilik
tanah
yang
pemilik
tanah
yang
tidak
sesuai
dengan
26
27
kewajaran,
asas
menanggapi
penghargaan
yang
wajar,
asas
hidup
pribadi,
asas
kebijaksanaan
dan
asas
dan
keterbukaan,
asas
larangan
penyalahgunaan
asas
kepekaan,
asas
penyelenggaraan
28
Pandangan
budaya
asli
Bangsa
Indonesia
yang
suatu
perselisihan
atau
sengketa,
dimana
diupayakan
melalui
cara-cara
kekeluargaan
diluar
yang
dimaksud
dilaksanakan
oleh
badan-badan
peradilan, diantaranya; yakni Peradilan Umum (Menurut UndangUndang Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Peradilan Umum yang
berwewenang memeriksa, mengadili dan memutuskan perkaraperkara perdata, termasuk didalamnya penyelesaian segala
persengketaan tanah sebagai bagian dari masalah-masalah hukum
perdata umumnya, selanjutnya Pengadilan Tata Usaha Negara
(Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan
Tata
Tata Usaha Negara, kemudian Peradilan Agama (Menurut UndangUndang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama) yang
berwenang menyelesaikan sengketa tanah, diantaranya karena
akibat Hukum (pewarisan).
b. Menurut Non Peradilan(Non Ligitasi)
Penyelesaian sengketa atau konflik di luar Pengadilan (Non
Peradilan/Non Ligitasi), lebih dikenal dengan istilah Alternatif
30
bentuk-bentuk
alternatif
penyelesaian
konflik/
diselesaikan
melalui
parlemen
atau
kursi
mencari
nasehat
dari
pihak
ketiga.
Penyelesaian
van
Vollenhoven,
tindakan
pemerintah
adalah
32
dalam
melakukan
tugasnya
untuk
melaksanakan
33
kewenangan
pemerintah
dibidang
pertanahan
yang
tanah
kosong;
pemberian
izin
membuka
tanah;
muatan-muatan
dan
kewenangan,
keputusan
dalam
undang-undang
presiden
pelaksanaannya
ataupun
yang
dapat
peraturan
terdapat
dituangkan
delegasi
dalam
peraturan daerah (perda) yang disesuaikan dengan daerah masingmasing. Khusus untuk masalah-masalah teknis yang dapat berubah
dari waktu ke waktu, pelaksanaan Perda dapat dituangkan dalam
keputusan kepala daerah setempat.
Sementara itu, kewenangan pemerintah daerah dibidang
partanahan dikhususkan pada pelaksanan hukum dan kebijakan
tersebut dan
hal-hal
yang
benar-benar paling
diketahui oleh
pemerintah daerah dan sudah diatur oleh peraturan perundangundangan yang ada, yang meliputi sebagai berikut.
35
adat
Penyelesaian tanah terlantar
Pemanfaatan lahan tidur
Pengaturan reklamasi
Penetapan objek subjek redistribusi
Landreform
tanah
kelebihan absente
10) Penetapan harga dasar tanah
11) Penetapan penyelenggaraan perjanjian bagi hasil (tanah
pertanian)
b. Hal-hal lain berkaitan dengan tanah
1) Penetapan nilai objek pajak bumi dan bangunan
2) Izin mendirikan bangunan
3) Izin usaha
4) Undang-undang gangguan yang berkaitan dengan penanaman
modal
5) Penetapan koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai
bangunan
6) Lingkungan siap bangun dan kawasan siap bangun (UndangUndangan Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman jo Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999)
c. Hal-hal yang berkaitan dengan keuangan
1) Mendapat bagian dari uang pemasukan dari pemberian hak
atas tanah sebesar 80% dari total pemasukan
2) Mendapat bagian dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) serta Pajak Penghasilan (PPh) sebesar
36
Pusat
yang
termuat
dalam
Lampiran
Peraturan
Pasal
Pengaturan
Pemerintah
Republik
40
Pemerintahan
menyelenggarakan
Daerah,
urusan
pemerintahan
pemerintahan
daerah
yang
menjadi
kewenangan
daerah
tersebut,
pemerintah
daerah
pemerintahan
desentralisasi
antara
mensyaratkan
pemerintah
dengan
pembagian
pemerintahan
menjadi
kewenangan
pemerintah
dan
urusan
dikelola
secara
bersama
antartingkatan
dan
susunan
selalu
terdapat
sepenuhnya/tetap
berbagai
menjadi
urusan
kewenangan
pemerintahan
pemerintah.
yang
Urusan
42
jaksa,
mendirikan
lembaga
pemasyarakatan,
menetapkan
menetapkan
suatu
kebijakan
dalam
penyelenggaraan
dan
ada
bagian
urusan
yang
diserahkan
kepada
43
hal
penyelenggaran
penataan
ruang,
wewenang
44
kemaslahatan
rakyat
setempat.
Pengaturan
ini
harus
Kewenangan
semacam
ini
memang
pada
tempatnya
45
pemerintah
pusat
tidak
mampu
menjangkau
setiap
detail
permasalahan tersebut.
Kenyataan ini menyebabkan bahwa politik pertanahan tidak
boleh terlepas dari kerangka penyelenggaraan pemerintahan secara
nasional
sebagai perwujudan
Indonesia.
Perbedaan
dari
secara
Negara
teknis
Kesatuan
mengingat
Republik
perbedaan
tertib
pemeliharaan,
dan
pertimbangan
wawasan
kehidupan
masyarakat
di
Indonesia,
terlebih
lagi
bagi
46
diatas
tanah
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan
mengadukan
suatu
pihak
(orang
atau
badan)
yang
sengketa
tanah
merupakan
konsekunsi
dari
laju
yang
baik
seperti:
asas
kepastian
hukum,
asas
Pancasila
Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1995
Tap MPR No.IX/MPR/2001 tentang pembaruan agrarian dan
pengelolaan sumber daya alam
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agrarian,
Peraturan Perundang-Undang lain dan Peraturan PerundangUndangan Pelaksananya.
tanah
Faktor
Penyebab
Sengketa
48
Peradilan Umum
PTUN
Non Litigasi
Negosiasi
Konsiliasi
Mediasi
Arbitrase
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
49
didominasi
oleh
51
52
murid, namun pada jenjang SMU beban seorang tenaga guru lebih se
dikit yaitu mengajar 14 murid.
Kemampuan baca tulis antara laki-laki dan perempuan di Kota
Kotamobagu tinggi, ditunjukkan dengan angka melek huruf masingmasing sebesar 99,47 dan 99,26. Hal ini juga menjadi salah satu
variabel penyumbang tingginya angka IPM Kota Kotamobagu.
Dibandingkan dengan tahun 2008, rata-rata lama sekolah
penduduk Kota Kotamobagu di tahun 2009 meningkat dari 8,85
menjadi 9 tahun atau rata-rata dari mereka baru memutuskan untuk
berhenti sekolah ketika lulus SLTP.
Indikator Pendidikan Kota Kotamobagu
53
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian berupa bentuk sengketa
tanah, penyebab, dan penyelesaian sengketa tanah melalui pengadilan yang
diperoleh dari lapangan dengan melakuan wawancara kepada subjek
penelitian dan melakukan observasi memperoleh keterangan yang akurat
terkait dengan obyek sengketa.
4.1 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH
4.1.1 Bentuk Sengketa Tanah
Bentuk sengketa tanah yaitu sengketa faktual yang membahas
mengenai pengukuran batas bidang tanah dan surat tanah yang
Menunjukan bukti kepemilikan tanah tersebut selain itu terdapat
sengketa yuridis yang membahas menganai riwayat tanah tersebut
dan sertifikat atas tanah yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan
setempat.
1. Sengketa faktual
55
56
yang
dengan
suatu
setelah
kertas
dijilid
tanah
satu
sampul
dan
surat
bersama-sama
yang
bentuknya
57
58
para
pedagangan
dalam
kegiatan
penggusuran
para
kota
kemudian
mereka
berhadapan
dengan
para
59
yaitu
Mediasi,
Pengadilan
Negeri
Kotamobagu
Dan
melalui
dalam
membahas
kegiatan
pemagaran
pasar
didapatkan
informasi
bahwa
kegiatan
mediasi
yang
60
belum
62
63
64
pengajuan
bukti-bukti
ini
diperkuat
dengan
65
observasi
penulis
dipengadilan
terdapat
proses
66
67
68
Majelis
Hakim
menetapkan
putusan
yang
menyatakan bahwa:
Membatalkan
Sertifikat
Hak
Pengelolaan
Nomor
Kabupaten
Daerah
Tingkat
II
Bolaang
69
dan
menetapkan
batas-batasnya,
selanjutnya
setelah
70
71
pejabat
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Bolaang
edukasi
merupakan
rangkaian
tindakan
yang
72
73
hak
pengelolaan.
Pada
pokoknya
menyebutkan
Hak
pemegang
hak
tersebut
yang
meliputi
segi-segi
dilakukan
oleh
pejabat-pejabat
yang
berwenang
74
Hak
atas
Tanah
terhadap
hak
pengelolaan,
jika
adanya
Understanding
nota
(MoU)
kesepakatan
yang
terjadi
atau
antara
Memorandum
Pemerintah
of
Kota
75
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan pada bab
terdahulu, didapatkan analisis kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Proses Penyelesaian Sengketa Tanah
Dalam proses penyelesaian sengketa tanah, ada beberapa hal
yang perlu diketahui yaitu bentuk sengketa tanah, penyebab sengketa
tanah serta penyelesaian sengketa tanah yang membutuhkan waktu
yang panjang.
a. Bentuk Sengketa Tanah
Bentuk sengketa tanah terbagi atas dua bentuk yang harus
diketahui yaitu sengketa faktual dan sengketa yuridis.
a). Sengketa Faktual
Sengketa faktual merupakan pengukuran batas bidang
tanah sebagai persyaratan administrasi yang harus dipenuhi dalam
membutan suatu pendaftaran tanah atau pun ketika adanya
perubahan data akibat terjadinya bencana alam, tanah tersebut
77
dialihkan
hak
menjadi
atas
nama
Pemerintah
Kota
78
harus
dilaksanakan
melalui
beberapa
tahapan
yaitu
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
yang
telah
79
pengadilan
oleh
kedua
belah
pihak
dan
setelah
yang
mengukapkan
bahwa
pemerintah
bersalah
80
sertifikat
hak
pengolaan
harus
berdasarkan
surat
81