Anda di halaman 1dari 57

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)

Kelurahan Titi Kuning


Kota Medan

Bab

ANALISIS PERENCAAN KAWASAN

5.1.........................................................................Analisis
Demografi/Kependudukan Kawasan Perencanaan
5.1.1 Analisis Struktur Perkembangan Penduduk
Berdasarkan

kecenderungan

pertambahan

dan

pertumbuhan

penduduk

Kelurahan Titi Kuning pada setiap tahunnya yang tidak konstan, maka pertambahan
penduduk Kelurahan Titi Kuning lebih cenderung kepada perhitungan penduduk secara
Bunga Berganda (Exponensial), dengan rumus:

Pn=Po (1+ r)n

Dimana:
Pn : Penduduk tahun Perencanaan
Po : Penduduk tahun awal (penduduk tahun sebelumnya)
r

: Pertumbuhan penduduk

Analisis Pertambahan penduduk Kelurahan Titi Kuning


Proyeksi penduduk Kelurahan Titi Kuning pada 1 tahun pertama, yaitu tahun 2018
dengan jumlah 99,115 jiwa, Sedangkan untuk tahun proyeksi 2019, diperkirakan
jumlah penduduk Kelurahan Titi Kuning mencapai 99,620 jiwa, pada tahun 2020
diperkirakan berjumlah 100,127 jiwa dan jumlah penduduk pada akhir tahun

V-1

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

perencanaan (tahun 2021) diperkirakan berjumlah 100,637 jiwa. Lihat pada


Tabel V.1.

Tabel 5.1
Kepadatan Penduduk Kelurahan Titi Kuning (Jiwa/Ha)
NO Kelurahan
1

Titi Kuning

Jumlah Total

2017

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2018
2019

2020

2021

22,569

22,856

23,146

23,440

23,738

22,569

22,856

23,146

23,440

23,738

Sumber : Hasil Analisis 2016

5.1.2 Analisis Perkiraan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kelurahan Titi


Kuning
Berdasarkan analisa perhitungan perkiraan kepadatan penduduk maka dipeloleh
hasil perhitungan dengan kepadatan penduduk masih tergolong sedang yang berkisar
yaitu antara 126/Ha, ini dikarenakan penduduk yang bermukim di Kelurahan Titi
Kuning masih dikategorikan rendah. Kepadatan penduduk diukur melalui tingkat
kepadatan yang dibagi atas 3 (tiga) kelas yaitu: tinggi, sedang dan rendah.

Tingkat kepadatan penduduk tinggi

: 200 - 400 jiwa/ha

Tingkat kepadatan penduduk sedang

: 100 - 200 jiwa/ha

Tingkat kepadatan penduduk rendah

: 0 - 100 jiwa/ha

Berdasarkan parameter rentang kepadatan penduduk sebagaimana dimaksud di


atas, maka tingkat kepadatan penduduk di wilayah perencanaan rata-rata pada akhir
tahun perencanaan termasuk dalam tingkat kepadatan penduduk Sedang. Untuk lebih
jelasnya mengenai distribusi kepadatan penduduk sampai tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel V.2.

V-2

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel V.2
Analisis Kepadatan Penduduk Di Kelurahan Titi Kuning
NO

Kelurahan

1
Titi Kuning
Jumlah Total

Luas
(Ha)

152
152

2017-2021
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
2017
2018
2019
2020

148
148

150
150

152
152

2021

154
154

156
156

Sumber : Hasil Analisis 2016

5.2.........................................................................Analisis
Kebutuhan Prasarana Perumahan dan Permukiman
Secara umum yang dimaksud dengan Prasarana Transportasi adalah bangunanbangunan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan
dasar penduduk yang terdiri atas jalan atau jaringan jalan dan sistem transportasi.
5.2.1 Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan di Kelurahan Titi Kuning merupakan pola linier dengan
memiliki rata-rata kapasitas ruas jalan yang masih rendah. Ruas jalan yang terdapat
di wilayah perencanaan terdiri dari jalan kolektor primer dan kolektor skunder/lokal.
Bila dilihat berdasarkan ketentuan standar prasarana perkotaan maka pada umumnya
ruas-ruas jaringan jalan pada kawasan perencanaan belum mengikuti ketentuan
standar prasarana perkotaan yang berlaku baik itu lebar, sarana prasarana dan
fasilitas jalan. Pembahasan mengenai sistem transportasi ini sangat penting bagi
sistem suatu kawasan perkotaan secara keseluruhan. Baik sarana maupun prasarana
transportasi digunakan untuk mempermudah dalam sistem pergerakan, dimana moda
transportasi digunakan untuk melawan jarak sedangkan prasarana transportasi
digunakan untuk memperlancar pergerakan. Lebih jelasnya mengenai standar
penyediaan prasarana kota dapat dilihat pada Tabel IV.66

V-3

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

A. Standar Penyediaan Prasarana Kota


Analisa sistem perencanaan jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan
mengacu kepada hirarki jalan yang dapat dilihat pada Tabel IV.68 dibawah ini.
Tabel IV.68
Sistem Perencanaan Jaringan Jalan
Hirarki Jalan

Kecepatan
Kendaraan (Km/Jam)

Lebar Badan
Jalan (Meter)

Gsj Terhadap Bangunan


(Meter)

Arteri primer

60 (enam puluh)

8 (delapan)

22 (dua puluh dua)

Arteri sekunder

50 (lima puluh)

8 (delapan)

20 (dua puluh)

Kolektor primer

40 (empat puluh)

7 (tujuh)

17 (tujuh belas)

Kolektor sekunder

20 (dua puluh)

7 (tujuh)

7 (tujuh)

Lokal primer

20 (dua puluh)

6 (enam)

12 (dua belas)

Lokal sekunder

10 (sepuluh)

5 (lima)

4 (empat)

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Ketentuan-ketentuan berkaitan dengan analisa rencana pengembangan jaringan jalan


adalah sebagai berikut :
a.

Secara umum sistem jaringan jalan dalam suatu kawasan harus menunjukkan
adanya pola jaringan jalan yang jelas antara jalan-jalan utama dengan jalan
kolektor/lokalnya, sehingga orientasi dari kawasan-kawasan fungsional yang ada
dapat terstruktur;

b.

Fungsi penghubung dalam peranan jaringan jalan pada suatu kawasan


ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

c.

Penataan

jalan

tidak

dapat

terpisahkan

dari

penataan

pedestrian,

penghijauan, dan ruang terbuka umum;


d.

Penataan ruang jalan dapat sekaligus mencakup ruang-ruang antarbangunan


yang tidak hanya terbatas dalam Rumija dan termasuk untuk penataan elemen
lingkungan, penghijauan, dan lain-lain;

e.

Pemilihan bahan pelapis jalan dapat mendukung pembentukan identitas


lingkungan yang dikehendaki, dan kejelasan kontinuitas pedestrian.

V-4

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.69
Fungsi Klasifikasi Jalan
Klasifikasi

Jenis Gerakan Yang


Dilayani

Arteri Primer

Terutama lalu lintas


terusan, gerakan-gerakan
antardaerah dan
antarsektor

Tidak ada akses

Terutama untuk
menanggung lalu lintas
terusan, gerakan antar
sektor

Akses yang
terbatas
kemanfaatmanfaat tanah
yang utama

Arteri Sekunder

Penanganan Akses
Yang Diinginkan

Keseimbangan antara lalu


Akses langsung,
lintas terusan dan lalu
penggunaan
Kolektor Primer
lintas akses, lalu lintas
bagian depan jalan
terusan tidak digiatkan
terkendali
Terutama lalu lintas
Kolektor
akses, lalu lintas terusan
Akses langsung
Sekunder
dicegah
Lalu lintas akses saja,
bidang tanah atau
Lokal
Akses langsung
pembangunan/peroranga
n
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Penanganan Desain
Yang Diinginkan
Jalan berjalur 4-8
dengan pemisahan
persimpangan
sepenuhnya
Tanjakan bagian
jalan berjalur 2-6
memisahkan
persimpanganpersimpangan lain
terkendali
Persimpangan jalan
dengan 2-4 jalur
tidak terkontrol
Jalan akses dengan 12 jalur

B. Kelengkapan Jalan
Analisis mengenai perlengkapan jalan didasari oleh jumlah unit perlengkapan yang
terpasang terhadap kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi ruas jalan dan
persimpangan eksisting. Yang merupakan perlengkapan jalan menurut Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan antara lain : marka jalan, alat pemberi
isyarat lalu lintas, lampu jalan, alat pengendali dan alat pengamanan pengguna jalan,
serta fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan
dan di luar jalan seperti tempat parkir, rambu, marka, halte bus, trotoar dan hidran
umum.

V-5

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

C. Hirarki Jaringan Jalan

Pengaturan hirarki fungsi dan status (kewenangan penyelenggaraan) untuk


jaringan jalan seyogyanya mengadopsi kebutuhan hubungan antar pusat kegiatan
sebagaimana disampaikan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Konsep
terbaru mengenai hirarki fungsi dan status jalan yang dimuat dalam UU No. 38 Tahun
2004 tentang Jalan secara ringkas disampaikan pada Tabel IV.70.
Tabel IV.70
Konsep Hirarki Fungsi Dan Status Jalan Di Indonesia
Level pemerintahan
Pemerintah/ Pusat

Kewenangan Penyelenggaraan
Status Jalan
Jalan Nasional
(ref: ps 14 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)

Pemerintah Provinsi

Jalan Provinsi
(ref: ps 15 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)

Pemerintah Kabupaten

1. Jalan Kabupaten
2. Jalan desa
(ref: ps 16 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)

Pemerintah Kota

Jalan Kota
(ref: ps 16 (2) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)

Fungsi Jalan yang Dilingkupi Status


Jalan
(a) Jalan arteri primer dan kolektor
primer yang menghubungkan antar
ibukota provinsi,
(b) jalan strategis nasional,
(c) jalan toll
(ref: ps 9 (2) UU No 38 Th 2004
ttg Jalan)
(a) Jalan kolektor primer yang
menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kab/kota, antar
ibukota Kab/Kota,
(b) Jalan strategis provinsi
(ref: ps 9 (2) UU No 38 Th 2004 ttg
Jalan)
1. (a) Jalan lokal primer yang
menghubungkan: ibukota Kab
dgn ibukota kecamatan dan
PKL,
antar
ibukota
kecamatan, antara PKL,
(b) Jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten
(c) Jalan strategis kabupaten
2. (a) Jalan yang menghubungkan
kawasan
dan/atau
antar
permukiman di dalam desa,
(b) Jalan lingkungan
(ref: ps 9 (4 dan 6) UU No 38 Th 2004
ttg Jalan)
(a) Jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat
pelayanan dalam kota, pusat
pelayanan dengan persil, antar
persil, antar pusat permukiman di
dalam kota
(ref: ps 9 (5) UU No 38 Th 2004 ttg
Jalan)

Sumber : Kimpraswil dan UU 38 Tahun 2004

V-6

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Gambar 4.3
Tipikal penampang melintang jalan arteri primer

V-7

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.2.2 Jaringan Saluran Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang di maksud adalah air bekas kamar mandi, tinja dan air limbah
industri.
Air Bekas Kamar Mandi
Air bekas kamar mandi adalah air yang dibuang oleh masyarakat secara
sembarangan, baik itu ke parit, belakang rumah atau tanah-tanah kosong. Masalah
air bekas kamar mandi secara umum dapat dicampurkan ke saluran drainase jika
kontrol drainase dikontrol dan dirawat dengan baik. Pembuangan air bekas kamar
mandi akan mengakibatkan pencemaran lingkungan serta pendangkalan drainase.
Oleh sebab itu, dianjurkan jika pembuangan air bekas kamar mandi ke saluran
drainase maka perlu adanya pembersihan saluran drainse secara berkala serta
perlu juga di buat sumur resapan untuk mengurangi kadar kimia air yang akan
mencemari lingkungan.
Tinja
Masalah pembuangan tinja di Kelurahan Titi Kuning tiap-tiap rumah dan fasilitas
umum lainnya di perlukan adanya septictank. Selain menyediakan septictank tiap
rumah perlu juga adanya kontrol terhadap pengerokan lumpur secara berkala.
Air Limbah
Air limbah yang di maksud adalah air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri
yang ada di Kelurahan Titi Kuning. Untuk lebih jelas menangani air limbah industri
ini perlu diadakan penyuluhan mengenai dampak lingkungan serta penelitian lebih
lanjut mengenai Instalasi Pembuangan Air Limbah di Kelurahan Titi Kuning. Lihat
Tabel berikut.

V-8

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel
Perkiraan Pembuangan Limbah
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Produksi Limbah

No

Tahun

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Air Limbah
Limbah
Domestik
(80% Air
domestik*)

Total Limbah

Limbah Non
Domestik
(80% Air Non
Domestik*)

2017

98,613

10,255,726

2,051,145

2018

99,115

10,307,965

2,061,593

2019

99,620

10,360,470

2,072,094

2020

100,127

10,413,242

2,082,648

2021

100,637

10,466,283

2,093,257

(l/hari)
12,306,87
1
12,369,55
8
12,432,56
3
12,495,89
0
12,559,54
0

Total
Limbah
Tinja

Limbah Tinja

l/Detik

Jamban
Keluarga
(80%
Jumlah KK*)

Jamban
Komunal
(10%
Jumlah
Penduduk*)

142

1,577,804

9,861

9,861

19,723

143

1,585,841

9,912

9,912

19,823

144

1,593,918

9,962

9,962

19,924

145

1,602,037

10,013

10,013

20,025

145

1,610,197

10,064

10,064

20,127

Hasil Analisis 2016

V-9

MCK (10%
Jumlah
Penduduk*)

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.2.3 Jaringan Saluran Pembuangan Air Hujan (Drainase)


Analisis

Sistem

menitikberatkan

drainase

pengembangan

di

Kelurahan

jaringan

Titi

Kuning

drainase

pada

saat

ini

priotitas

penanggulangan masalah limpahan air hujan yang akan menyebabkan


terjadinya genangan dan kerusakan badan jalan. Kelurahan Titi Kuning
menggunakan dua jenis saluran pembuangan air hujan, yaitu:
1. Saluran utama menggunakan sungai-sungai yang terdapat di sekitar
kawasan pemukiman, pada saat hujan akan langsung dialirkan ke badan
air penerima (sungai atau rawa-rawa).
2. Pendistribusian air hujan melalui sistem parit/drainase. Sistem ini akan
mengalirkan air hujan yang berada disekitar pemukiman.
Berdasarkan analisis dapat dilihat dari kontruksi yang digunakan,
ditemukan beberapa jenis saluran drainase sebagai berikut:
Saluran diperkuat dengan beton, berada di jalan jalan utama;
Saluran diberi perkuatan dengan pasangan bata/batu kali dan
plesteran;
Saluran tidak diberi perkuatan (dari tanah).
Berdasarkan hasil observasi lapangan kondisi drainase di Kelurahan Titi
Kuning

sangat

memprihatinkan,

terjadinya

sedimentasi,

penyumbatan

dikarenakan penumpukan sampah, dan badan drainase yg di halangi oleh


bangunan perumahan warga setempat, sehingga saluran drainase tidak
berfungsi dengan baik. Untuk lebih jelasnya kondisi drainase dapat dilahat
pada gambar berikut ini.

V-10

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.2.4 Analisis Sistem Jaringan Persampahan


Berdasarkan analisa Sampah yang di hasilkan rumah tangga akan di
angkut oleh gerobak sampah dan akhirnya sampah yang sudah terkumpul akan
di buang ke TPS, dan selanjutnya dari TPS sampah tersebut akan di buang ke
TPA. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.2.
Gambar 5.2.
Skema Pengelolaan Persampahan

PERUMAHAN

TEMPAT
PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
PENGANGKUTAN
TEMPAT PENGUMPULAN SEMENTARA
(TPS)

PERKANTORAN, PERDAGANGAN & JASA

V-11

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan alat dan total produksi sampah di Kelurahan
Titi Kuning dapat dilihat pada Tabel berikut.
A.

Proyeksi Perkiraan Pembuangan Sampah Di Kelurahan Titi Kuning

V-12

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.
Perkiraan Produksi Sampah
Di Kelurahan Titi Kuning 2017-2021
No

Tahun

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

1
2
3
4
5

2017
2018
2019
2020
2021

22,569
22,856
23,146
23,440
23,738

Domestik
(3 l/Org/Hari*)

Non Domestik
(0,6 l/Org/Hari*)

67,707
68,567
69,438
70,321
71,214

13,541.47
13,713.49
13,887.70
14,064.12
14,242.78

Produksi Sampah
Produksi Sampah
Industri (80%
Komersi
Perkantoran
Non
(80% Non
(50% Non
Domestik*)
Domestik*)
Domestik*)
10,833.17
10,833.17
6,770.73
10,970.79
10,970.79
6,856.74
18,516.93
18,516.93
11,573.08
18,752.16
18,752.16
11,720.10
18,990.38
18,990.38
11,868.98

Jumlah
Pendidikan
(70%
Domestik*)
47,395.13
47,997.21
48,606.94
49,224.42
49,849.73

(l/hari0

(m3/Hari)

157,081.00
159,076.47
180,540.06
182,833.54
185,156.16

157.08
159.08
180.54
182.83
185.16

Hasil analisis 2016

No

Tahun

Target Pencapaian
Pelayanan
Pengumpulan
Sampah

1
2
3
4
5

2017
2018
2019
2020
2021

60%
60%
60%
60%
60%

Kebutuhan Alat Pengumpul Sampah


Alat Skala Kecamatan
Alat Skala Kabupaten
Gerobak
Tong Sampah
TPS
Truk Sampah
Sampah
(1 Unit/50 l*)
(1unit/6 m3*)
(1 unit/18 m3 *)
3
(1unit/2 m *)
9230
231
77
2
9277
232
77
3
9324
233
78
4
9372
234
78
5
9420
235
78
6

V-13

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3

Analisis Kebutuhan Sarana Perumahan Dan Perumahan


Pada

tahap

analisa

kebutuhan

fasilitas

wilayah

perencanaan

menggunakan standar perencanaan yang berlaku di Indonesia. Pada umumnya


perencanaan kota memanfaatkan standar perencanaan dalam menentukan
jumlah fasilitas Kecamatan yang bertitik tolak pada perbandingan nilai-nilai
tertentu, yaitu : (a) besaran luas fasilitas, (b) jangkauan fasilitas, (c) bentuk
dan persyaratan fasilitas. Dengan luas atau hirarki satuan

kawasan

perencanaan tertentu seperti kelurahan, Kecamatan, blok-blok peruntukan


dan sebagainya atau berkaitan dengan jumlah penduduk pendukung fasilitas
tertentu.
Suatu kebutuhan yang layak pada hakekatnya merupakan suatu
kebutuhan minimal yang mendasar yang harus dipenuhi untuk dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan. Oleh karena itu, pemanfaatan standar
merupakan suatu langkah untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan dan
perencanaan

kota

sesuai

perkembangan

penduduk

dan

aktifitasnya.

Kebutuhan yang layak akan dipenuhi oleh suatu ukuran baku bagi suatu jenis
kebutuhan sarana dan prasarana tertentu yang berlaku untuk suatu lingkungan
tertentu pula. Banyak faktor yang akan mempengaruhi penetapan batasan
layak huni termasuk aspek-aspek perilaku, keadaan lingkungan dan geografis,
sifat manusia serta norma-norma khusus lainnya seperti kebiasaan, adat
istiadat dan pola budaya.
Suatu pengertian dasar tentang standart adalah bahwa standar
merupakan suatu pedoman baku yang dapat dipakai sebagai tolak ukur yang
merupakan suatu ketentuan/ukuran minimum yang dapat memenuhi syarat
secara kualitatif dan/ atau secara kuantitatif yang layak. Di Indonesia
terdapat beberapa standar perencanaan kota yang berlaku untuk mengukur
kebutuhan sarana dan prasarana kota, untuk wilayah perencanaan digunakan
standar perencanaan yang dikeluarkan oleh SNI 03-1733-2004 tentang Tata
cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Hasil studi Evaluasi

V-14

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Standar Sarana Kota dan melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi wilayah


perencanaan.
Setelah dilakukan tahap analisa kebutuhan fasilitas sesuai dengan
standar perencanaan kota, maka dapat ditentukan kebutuhan jumlah dan luas
pengembangan fasilitas. Fasilitas perkotaan yang disediakan disesuaikan
dengan skala pelayanan dan pertimbangan efisiensi dan efektifitas lingkup
pelayanan dalam penempatannya. Penyediaan fasilitas kota ini dimaksudkan
supaya penduduk terpenuhi kebutuhan akan fasilitas kota, baik yang berupa
fasilitas sosial maupun fasilitas ekonomi. Secara umum fasilitas-fasilitas
sosial-ekonomi yang direncanakan di wilayah perencanaan meliputi:
1.

Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum

2.

Fasilitas Perumahan,

3.

Fasilitas Peribadatan

4.

Fasilitas Pendidikan

5.

Fasilitas Kesehatan

6.

Fasilitas Perdagangan dan Jasa

7.

Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi


Dengan memperkirakan jumlah penduduk yang dapat ditampung di
wilayah perencanaan hingga akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2021
sebesar 100,637 jiwa, dan standar penduduk pendukung setiap jenis fasilitas,
maka perkiraan kebutuhan fasilitas di Kelurahan Titi Kuning di rinci per
Kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan di bawah ini.
5.3.1 Sarana Pemerintahan Dan Pelayanan Umum
Jenis fasilitas pemerintahan di suatu kota tergantung dari skala
pelayanan kota tersebut menurut wilayah administratifnya dan berdasarkan
keperluan/kebutuhan

dari

pihak

pemerintah

daerah.

Untuk

Kawasan

perencanaan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum tersebut meliputi :


1. Kantor Kelurahan, jumlah kantor tersebut berdasarkan pada jumlah Desa
yang ada di Wilayah Perencanaan saat ini berjumlah 6 (enam) Kelurahan.

V-15

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

2. Kantor Camat, di Wilayah Perencanaan saat ini berjumlah 1 unit karena


wilayah perencanaan merupakan suatu wilayah administrasi kecamatan.
3. Kantor pos, kantor polisi, kantor koramil, kantor pemadam kebakaran
kebutuhan luas lahan diperkirakan berdasarkan skala pelayanannya,
misalnya skala kota atau skala kecamatan. Kantor Pos dan Giro yang
memiliki skala pelayanan kota terdapat 1 unit, dan kantor terdapat 1 unit,
yang memiliki skala pelayanan kecamatan.
4. Gedung serbaguna, seperti halnya kantor pos dan kantor lainnya, perkiraan
kebutuhan gedung serba guna juga berdasarkan pada skala pelayanannya.
Dari hasil proyeksi berdasarkan Kelurahan di Kelurahan Titi Kuning sampai
tahun

2021

kebutuhan

fasilitas

pemerintahan

yang

ada

di

wilayah

perencanaan seperti Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Kantor Pos, kantor Pos
Pembantu, Kantor Koramil, Kantor Pelayanan Umum, dan Kantor Polisi. Saat
ini kantor desa masih belum memenuhi atu tersedia, dan Perhitungan itu
tersebut akan dapat berubah jika dalam masa tahun perencanaan terjadi
pemekaran wilayah Kecamatan atau Desa ataupun sistem administrasi, akan
tetapi perubahan tersebut tidak signifikan mempengaruhi luasan serta
sturuktur ruang sarana umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
IV.40.
5.3.2 Sarana Pendidikan
Dasar penyediaan sarana pendidikan, adalah untuk melayani setiap unit
administrasi pemerintahandan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah
penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana
pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unitunit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya.

Sedangkan

penempatan

penyediaan

sarana

ini

akan

mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan


dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan
yang akan dicapai, yakni sarana pendidikan dan pembelajaran ini akan

V-16

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

menyediakan

ruang

belajar

harus

memungkinkan

siswa

untuk

dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Oleh


karena itu dalam merencanakan sarana pendidikan harus memperhatikan:
Berapa

jumlah

anak

yang

memerlukan

saranaini

pada

area

perencanaan;
Optimasi daya tampung dengan satu shift;
Effisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara
terpadu;
Pemakaian sarana dan prasarana pendukung;
Keserasian dan keselarasan dengan konteks setempat terutama
dengan berbagai jenis saranalingkungan lainnya.
Analisis kebutuhan sarana pendidikan yang akan diuraikan dalam buku
data dan analisis RPLP Kelurahan Titi Kuning ini hanya menyangkut bidang
pendidikan yang bersifat formal/umum, yaitu meliputi tingkat pra belajar
(Taman Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); dan tingkat menengah (SLTP/MTs
dan SMU). Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran ini
meliputi :
a. Taman Kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan
belajar

dan

mengajar

pada

tingkatan

pra

belajar

dengan

lebih

menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat


pengenalan.
b. Sekolah Dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang
menyelenggarakan program enam tahun;
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), yang merupakan bentuk satuan
pendidikan dasar yang menyelenggarakan program tiga tahun sesudah
Sekolah Dasar (SD);
d. Sekolah Menengah Umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan

program

pendidikan

menengah

mengutamakan

perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk


melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi;
e. Sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun
perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan
perumahan

sebagai

sarana

untuk

meningkatkan

minat

membaca,

V-17

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

menambah

ilmu

pengetahuan,

rekreasi

serta

sarana

penunjang

pendidikan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan jumlah dan luas lahan fasilitas
pendidikan di wilayah perencanaan dirinci per Kelurahan sampai akhir
perencanaan (Tahun 2021) berdasarkan standar yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel-Tabel berikut.

V-18

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

V-19

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.40
Analisis Pertambahan Sarana Pemerintahan
Kelurahan Titi Kuning
Tahun 2017-2021
No

Jenis Fasilitas

Luas
Lahan

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

(M2)

Pendukung

Eksisting

JP = 22569
Jiwa

JP = 22856
Jiwa

JP = 23146
Jiwa

JP = 23440
Jiwa

JP = 23738 Jiwa

(jiwa)

Jumla
h
(unit)

Luas
Laha
n
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Laha
n
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Laha
n
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Laha
n
(Ha)

Jenis Fasilitas

1
2

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

Pos Keamanan, Telepon


Umum,
Bis Surat dan Tempat Sampah

400

3000

0.30

0.30

0.31

0.31

Kantor Lurah

500

Kelurahan

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.35

0.35

0.36

0.36

0.37

Jumlah
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

V-20

0.32

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV
Analisis Pertambahan Fasilitas Pendidikan Di Kelurahan Titi Kuning
Tahun 2017-2021

N
o

Jenis
Fasilita
s

Luas/Uni
t

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Pendukun
g

Eksistin
g

JP = 22569
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
18
0.90

JP = 22856
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
18
0.91

JP = 23146
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.93

JP = 23440
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.94

JP = 23738
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.95

(M2)

(jiwa)

TK

500

1250

SD

1000

1600

14

1.41

14

1.43

14

1.45

15

1.47

15

1.48

SMP

6000

4800

2.82

2.86

2.89

2.93

2.97

SMU

6000

4800

2.82

2.86

2.89

2.93

2.97

42

7.96

42

8.06

43

8.16

43

8.26

44

8.37

Jumlah
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

V-21

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3.3 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat serta memberi peran strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk
yang dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat
terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai
konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan sarana ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan
dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu
berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan lingkungan
perumahan di perkotaan.
Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan adalah :
a. Posyandu, yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia
balita;
b. Balai pengobatan warga, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk
dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan
(currative) tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk
vaksinasi;
c. Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA)/Klinik Bersalin), yang berfungsi melayani
ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia
sampai dengan 6 tahun;
d. Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai saranapelayanan
kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya;
e. Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit
pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas
dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih
kecil;
V-22

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

f. Tempat praktek dokter, merupakan salah satu saranayang memberikan pelayanan


kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan
tanpa perawatan; dan
g. Apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik
untuk penyembuhan maupun pencegahan.
Tabel IV.24
Standar Jumlah Penduduk Pendukung Untuk Kebutuhan
Sarana Kesehatan
No

Jenis Sarana

Posyandu

Balai Pengobatan Warga

Jumlah Penduduk
Pendukung
(Jiwa)
1.250

Luas Lahan
(M2)
60

2.500

300

BKIA/Klinik Bersalin

30.000

3.000

Puskesmas Pembantu

30.000

300

Puskesmas

120.000

1.000

Tempat Praktek Dokter

5.000

Apotik/Rumah Obat

30.000

250

Sumber: SNI 03-1733-2004


tentang Tata cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

Analisis Fasilitas kesehatan yang dibutuhkan meliputi Balai Pengobatan,


BKIA/Rumah Sakit Bersalin, Apotik dan Praktek Dokter, Jumlah fasilitas
kesehatan yang berada di Kelurahan Titi Kuning dapat dikatakan belum
memadai, walaupun fasilitas kesehatan yang tersedia sudah sampai kepada
tersedianya Pukesmas, pengembangan sarana kesehatan yang dibutuhkan di
Kelurahan Titi Kuning dirinci per Kelurahan sampai dengan Tahun 2021, adalah :

V-23

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.25
Analisis Pertambahan Fasilitas Kesehatan
di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Luas/Uni
t
N
o

1
2

Jenis Fasilitas

Balai Pengobatan
Warga
Praktek Dokter/Bidan
Jumlah

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Pendukun
g

Eksistin
g

JP = 22569
Jiwa

JP = 22856
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)

JP = 23146
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)

JP = 23440
Jiwa

JP = 23738
Jiwa

(M2)

(jiwa)

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

1000

2500

0.90

1500

5000

0.91

0.93

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

0.94

0.95

0.68

0.69

0.69

0.70

0.71

14

1.58

14

1.60

14

1.62

14

1.64

14

1.66

V-24

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3.4 Sarana Peribadatan


Fasilitas peribadatan merupakan sarana pendukung dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Kebutuhan akan fasilitas
peribadatan disesuaikan dengan jumlah atau persentase jumlah pemeluk
agama. Berdasarkan jenis pemeluk agama di Kelurahan Titi Kuning maka
kebutuhan fasilitas peribadatan belum dapat dikatakan cukup sepenuhnya.
Pemenuhan sarana peribadatan disesuaikan dengan pertumbuhan penduduk
berdasarkan agama masing-masing. Apabila dilihat dari jumlah penganut
agama, mayoritas penduduk Kelurahan Titi Kuning menganut Agama Islam.
Analisis Kebutuhan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan
untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan
perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga
sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai
macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang
bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah sarana peribadatan
yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan
dihuni selama beberapa waktu. Pendekatan Perencanaan yang diatur adalah
dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan
kemudian menganalisiskan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan
sesuai dengan tuntutan planologis dan religius.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya lahir sesuai konteks
lingkungannya. Penempatan penyediaan saranaini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
Berdasarkan kriteria yang ada maka perkiraan kebutuhan sarana
peribadatan sampai dengan Tahun 2021 di Medan Belawan, dapat dilihat pada
Tabel-tabel berikut.

V-25

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.15
Analisis Pertambahan Fasilitas Peribadatan
Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Luas/U
nit
N
o

1
2
3

Jenis
Fasilitas

Mesjid
Langgar /
Mushola
Gereja

Jumlah
Pendud
uk
Penduk
ung

Jumla
h

Tahun
2017

Tahun
2018

Tahun
2019

Tahun
2020

Tahun
2021

Eksisti
ng

JP = 22569
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.56

JP = 22856
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.57

JP = 23146
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.58

JP = 23440
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.59

JP = 23738
Jiwa
Juml
ah
(unit
)

Luas
Lah
an
(Ha)

0.59

(M2)

(jiwa)

750

3000

12

100

1000

23

0.23

23

0.23

23

0.23

23

0.23

24

0.24

1500

6000

38

0.57

34

1.4

35

0.59
1.4
1

34

0.58
1.3
9

56

0.56
1.3
5

0.59
1.4
2

Jumlah
Hasil analisis 2016

V-26

35

36

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3.4 Sarana Perdangangan Dan Jasa


Perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa di Kelurahan Titi Kuning
yang berskala lokal meliputi pasar, pertokoan, warung, kios, dan jasa lainnya
yang tersebar di sepanjang jalan utama. Pada perkembangan selanjutnya,
diharapkan aktivitas perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut dapat
lebih berkembang tidak hanya sebagai pusat perdagangan tetapi juga
menjadi

salah

satu

obyek

wisata

sehingga

dapat

meningkatkan

perekonomian di Kelurahan Titi Kuning.


Sarana perdagangan dan jasa ini tidak selalu berdiri sendiri dan
terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain
berdasarkan

jumlah

penduduk

yang

akan

dilayaninya,

juga

mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok


lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan sarana ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
A. Jenis Sarana
Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan
jasa adalah:

toko/warung (skala pelayanan unit RT 250 penduduk), yang menjual

barang-barang kebutuhan sehari-hari;


pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barangbarang kebutuhan sehari-hari yang lebihlengkap dan pelayanan jasa

seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya;


pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit
kelurahan 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari
termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahanbahan

pakaian,

pakaian,

barang-barang

kelontong,

alat-alat

V-27

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti

warnet, wartel dan sebagainya;


Pusat perbelanjaan dan jasa (skala pelayanan unit kecamatan

120.000 penduduk), yang selain menjual kebutuhan sehari-hari,


pakaian, barang kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa
perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang tidak menimbulkan
polusi, tempat hiburan serta kegiatan jasa lainnya seperti kantorkantor, bank, industri kecil dan lain-lain.
B. Kebutuhan ruang dan lahan
Kebutuhan ruang dan lahan untuk sarana ini akan berkaitan juga dengan
daya dukung lingkungan dan jalan yang ada di sekitar bangunan sarana
tersebut. Besaran kebutuhan ruang dan lahan menurut penggolongan
jenis sarana perdagangan dan jasa adalah:
a. warung/toko
Luas lantai yang dibutuhkan 50 m 2 termasuk gudang kecil. Apabila
merupakan bangunan tersendiri (tidak bersatu dengan rumah tinggal),
luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2.
b. pertokoan (skala pelayanan untuk 6.000 penduduk)
Luas lantai yang dibutuhkan 1.200 m2. Sedangkan luas tanah yang
dibutuhkan 3.000 m2. Bangunan pertokoan ini harus dilengkapi
dengan:
tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama

kegiatan lain pada pusat lingkungan;


Sarana-sarana lain yang erat kaitannya dengan kegiatan warga; pos

keamanan.
c. pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit Desa
30.000 penduduk)
Luas

tanah

yang

dibutuhkan

10.000

m 2.

Bangunan

pusat

pertokoan/pasar lingkungan ini harus dilengkapi dengan :

tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;


terminal kecil atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;
pos keamanan;
sistem pemadam kebakaran;
musholla/tempat ibadah.
V-28

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

d. pusat perbelanjaan dan jasa (skala pelayanan unit Desa 120.000

penduduk) Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan


pusat perbelanjaan harus dilengkapi:

tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;

terminal atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;

pos keamanan;

sistem pemadam kebakaran;

musholla/tempat ibadah.
Tabel IV.29
Standar Jumlah Penduduk Pendukung
Untuk Kebutuhan Sarana Perdagangan Dan Jasa

N
o

Jumlah
Penduduk
Pendukung
(Jiwa)

Jenis Sarana

Toko/Warung

Pertokoan
Pusat Pertokoan + Pasar
Lingkungan
Pusat Perbelanjaan dan
jasa
(toko+pasar+bank+kan
tor)

250
6.000

Kebutuhan Persatuan
Sarana
Luas
Luas Lahan
Lantai
Min. (m2)
Min. (m2)
50
100 (bila
(termasuk
berdiri
Gudang)
sendiri)
1.200
3.000

Standar
d
(m2/Jiwa)

0,4
0,5

30.000

13.500

10.000

0,33

120.000

36.000

36.000

0,3

Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

Sarana

perdagangan

dan

jasa

merupakan

sarana

kerja

dan

sarana

perbelanjaan bagi penduduk kota untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Perdagangan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang aktivitas
perekonomian di Kelurahan Titi Kuning. Sarana perdagangan meliputi pasar,
baik yang berskala lokal maupun regional, pasar tradisional maupun pasar
modern, serta pertokoan/kios/warung. Kegiatan ekonomi yang cenderung
berlokasi pada simpul-simpul jalur arteri primer, hal ini dapat dilihat dari
Kondisi sarana ekonominya. Secara garis besar perhitungan sarana ekonomi
dengan menggunakan standar Buku Pedoman Teknis Penyusunan RTRW.

V-29

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Dari standart tersebut diatas dapat diketahui proyeksi kebutuhan jumlah


sarana perekonomian di Kelurahan Titi Kuning dirinci per Kelurahan seperti
penjelasan di bawah ini :

V-30

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel V
Analisis Pertambahan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2016-2021

Luas/Uni
t
N
o

Jenis Fasilitas
(M2)

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021

Pendukun
g

Eksistin
g

JP = 22569
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
90
0.90

JP = 22856 Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
91
0.91

JP = 23146 Jiwa

JP = 23440 Jiwa

JP = 23738 Jiwa

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

Jumla
h
(unit)

93

0.93

94

0.94

95

0.95

2.85

(jiwa)

Warung

100

250

Pertokoan

3600

3000

Jumlah

2.71

2.74

2.78

2.81

98

3.61

99

3.66

100

3.70

102

3.75

Sumber : Hasil Analisis 2016


Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

V-31

103

Luas
Lahan
(Ha)

3.80

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3.5 Analisis Sarana Parkir


Analisis

Sarana

Perparkiran

yang

akan

dikembangkan

di

Kelurahan Titi Kuning adalah pengaturan perparkiran on street


parking

(parkir

di

pinggir

badan

jalan)

dan

pengembangan

perparkiran off street parking (parkir diluar badan jalan). Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas yang
disebabkan oleh penyempitan badan jalan karena sebagian badan
jalan

digunakan

sebagai

tempat

parkir

selain

itu,

untuk

mengantisipasi kebutuhan akan lahan parkir di masa mendatang.


Rencana Sistem Parkir pada ruas/menggunakan badan jalan
(onstreet parking) yang dirinci berdasarkan fungsi jalan;
Jalan Kolektor Primer Sistem parkir sejajar;
Jalan Kolektor Sekunder Sistem parkir sejajar;
Jalan Lokal Primer Sistem parkir sejajar;
Jalan Lingkungan Sistem parkir sejajar.
Rencana Sistem Parkir pada bangunan gedung (offstreet parking);
Gedung Perkantoran (Kawasan Perkantoran) Sistem parkir

90o
Gedung Sekolah (Kawasan Pendidikan) Sistem parkir 90o
Gedung Terminal, Gedung Uji Kendaraan Sistem parkir 90o
Bangunan Perumahan (Kawasan Perumahan) Sistem parkir

sejajar
Bangunan Ruko (Kawasan Pertokoan) Sistem parkir 45 o
Kawasan Taman Kota Sistem parkir 90 o

Sebagai ilustrasi perspektif sistem/pola perparkiran diatas dapat


dilihat pada disamping.
Gambar : Jenis Parkir Sejajar
Gambar
(on
: Jenis
street
Parkir
parking)
30 (off street parking)
Gambar 5.3: Rencana Penataan Sistem Perparkiran Di Kawasan Perencanaan Dengan Berbagai

Gambar : Jenis ParkirGambar


45 (off: street
Jenis Parkir
parking)
90 (off street parking)

5.3.6 Sarana Olah Raga Dan Rekreasi

V-32

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Fasilitas rekreasi dan Olah Raga (ruang terbuka) biasanya


berhubungan dengan penghijauan kawasan, fasilitas rekreasi di luar
bangunan biasanya seperti: taman kota, taman bermain anak-anak,
lapangan

olah

raga

terbuka,

tempat

wisata,

jalur

hijau

dan

sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, yang dimaksud dengan Ruang
Terbuka

Hijau

(RTH)

adalah

area

memanjang/jalur

dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat


tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam.
Saat ini di wilayah perencanaan masih berlimpah areal ruang
terbuka

hijau.

pengembangan

Namun

bila

wilayahnya

tidak

ditata

kedepan,

dengan

baik

dalam

kawasan-kawasan

ruang

terbuka ini akan terus berkurang seiring dengan pembangunanpembangunan yang dilakukan. Adapun tujuan penyelenggaraan RTH
ini antara lain;
a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air,
b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan
antara lingkungan, Alam dan lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat,
c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana
pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar,
indah, dan bersih.
RTH memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem


sirkulasi udara (paru-paru kota),

pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara
alami dapat berlangsung lancar,

V-33

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

sebagai peneduh,

produsen oksigen,

penyerap air hujan,

penyedia habitat satwa,

penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta,

penahan angin.

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu :


Fungsi sosial dan budaya :

menggambarkan ekspresi budaya lokal,

merupakan media komunikasi warga kota,

tempat rekreasi,

wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan


dalam mempelajari alam.

Fungsi ekonomi:

sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga,


buah, daun, sayur mayur,

bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,


kehutanan dan lain-lain.

Fungsi estetika:

meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota


baik

dari

skala

permukimam,

mikro:

maupun

halaman

makro:

rumah,

landscape

lingkungan
kota

secara

keseluruhan,

menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota,

pembentuk faktor keindahan arsitektural,

menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area


terbangun dan tidak terbangun.

Dalam suatu wilayah, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan


sesuai dengan kebutuhan, kepentingan dan keberlanjutan kota

V-34

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi


hayati.
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:
a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat
tangible), yaitu

membentuk

keindahan

dan

kenyamanan

(teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk


dijual (kayu, daun, bunga, buah),
b. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible),

yaitu

pemeliharaan

pembersih

akan

udara

kelangsungan

yang

sangat

persediaan

air

efektif,
tanah,

pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna


yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).
Berdasarkan pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat RTH seperti yang
telah diuraikan di atas, maka RTH dibagi atas beberapa jenis dengan
status kepemilikan seperti yang tercantum pada Tabel IV.34.
Tabel V
Jenis RTH dan Kepemilikannya
No
1

2.

3.

4.

Jenis
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
b. Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat
usaha
c. Taman atap bangunan
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT
b. Taman RW
c. Taman kelurahan
d. Taman kecamatan
e. Taman kota
f. Hutan Kota
g. Sabuk hijau (green belt)
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan
b. Jalur pejalan kaki
c. Ruang di bawah jalan layang
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
c. RTH sempadan sungai
d. RTH sempadan pantai
e. RTH pengamanan sumber air baku
f. Pemakaman

Kepemilikan
Publik
Privat
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V

V
V

V
V
V
V
V
V

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008


Catatan : Taman lingkungan yang merupakan RTH privat adalah taman lingkungan yang

V-35

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

No

Kepemilikan
Publik
Privat

Jenis

dimiliki oleh orang perseorangan/masyarakat/swasta yang pemanfaatannya untuk


kalangan terbatas.

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan terbagi


atas 2 (dua) yaitu :
1. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan


RTH privat,

Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal


30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10%
terdiri dari ruang terbuka hijau privat,

Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang


bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari
peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi
tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Proporsi

30%

merupakan

ukuran

minimal

untuk

menjamin

keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi


dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang
dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan
masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
2. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk.
Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk,
dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani
dengan standar luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku
untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan rekreasi dan olah raga
Kelurahan Titi Kuning dapat dilihat Tabel IV.35.
Tabel IV.35
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No

Unit
Lingkunga
n

Jenis RTH

Luas
minimal/
unit (m2)

1
2
3

250 jiwa
2.500 jiwa
30.000 jiwa

Taman RT
Taman RW
Taman kelurahan

250
1.250
9.000

Luas
minimal/
kapita
(m2)
1,0
0,5
0,3

Lokasi
Ditengah lingkungan RT
Dipusat kegiatan RW
Dikelompokkan dengan

V-36

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel IV.35
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No

Unit
Lingkunga
n

120.000
jiwa

480.000
jiwa

Jenis RTH

Luas
minimal/
unit (m2)

Luas
minimal/
kapita
(m2)

Lokasi

Taman kecamatan

24.000

0,2

Pemakaman

Disesuaikan

1,2

sekolah/pusat kelurahan
Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kecamatan
Tersebar

Taman kota

144.000

0,3

Dipusat wilayah/kota

Hutan Kota

Disesuaikan

4,0

Untuk fungsiDisesuaikan
12,5
fungsi tertentu
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008

Didalam/kawasan
pinggiran
Disesuaikan dengan
kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis, penyediaan RTH di Kelurahan Titi


Kuning sudah sangat memenuhi namun belum dikelola sebagai mana
mestinya. Luasnya area persawahan, kebun/tegalan, tidak berarti
menjadikan area tersebut sebagai RTH. Luas RTH yang harus
disediakan untuk memenuhi ketentuan peraturan ini adalah 30%.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan RTH di Kecamatan Medan

V-37

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Belawan dirinci per Kelurahan sampai tahun akhir perencanaan dapat dilihat dari Tabel V dibawah ini.
Tabel
Perkiraan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau tahun 2017 2021

Luas/Uni
t
N
o

Jumlah

Pendukung

Eksisting

Jenis Fasilitas

Tempat Bermain/Taman
Lingkungan
Pemakaman

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2020

JP = 22569 Jiwa

JP = 22856
Jiwa

JP = 23146
Jiwa
Lua
Jumla
s
h
Laha
(unit)
n
(Ha)

JP = 23440
Jiwa
Lua
Jumla
s
h
Laha
(unit)
n
(Ha)

Luas
Lahan
(Ha)

Jumla
h
(unit)

Luas
Laha
n
(Ha)

(M )

(jiwa)

Juml
ah
(unit)

250

250

89

2.1

91

2.29

93

2.31

94

10000

120000

0
#NA
ME?

0.19
#NAM
E?

0.19

0.19

92

2.48

93

2.51

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Sumber : Hasil Analisis


Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

V-38

Tahun 2021
JP = 23738 Jiwa
Jumla
h
(unit)

Luas
Lahan
(Ha)

2.34

95

2.37

0.20

0.20

94

2.54

95

2.57

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.3.7 Sarana Mitigasi Bencana


Bencana alam sulit untuk diprediksi, sejarah bencana alam
dikawasan perencanaan secara langsung belum ada. Sejarah bencana
yang pernah terjadi disekitar wilayah perencanaan seperti gempa
tektonik di daerah Aceh (26 Desember 2004) dengan magnetude
mencapai 8,9 SR yang dirasakan sampai ke Sumatera Utara. Potensi
bencana geologi yang perlu diwaspadai adalah sesar aktif yang
bergerak

sepanjang

pulau

sumetera.

untuk

itu

perencanaan

konstruksi dianjurkan untuk mengggunakan parameter-parameter


terdapat pada Peta Zona Bencana Indonesia, terutama dari hasil uji
geotek (SPT atau geofisika) dengan mempertimbangkan lokasi jenis
batuan serta periodik ulang (tahun) menurut kriteria desain proyek.
Jika ditinjau dari sejarah gempa yang berpusat disekitar kawasan
perencanaan berdasarkan gempa yang dirasakan maka kawasan
perencanaan termasuk zona relatif aman terhadap gempa.
Namun demikian perlu adanya suatu jalur evakuasi dan titik
service point sebagai tempat berkumpul jika terjadi gempa, antara
lain:
+ Area yang bebas dari bangunan tinggi (lapangan, sawah dan
sebagainya)
+ Lokasi mudah dijangkau dan dicapai 30 berjalan kaki
+ Tidak berada dekat dengan bantaran sungai
+ Area perbukitan min 10 m dpl dan tidak memiliki jenis pepohonan
yang tinggi
Dari point tersebut maka diarahkan titik point untuk berkumpul
pada masing masing blok kawasan dapat dibuat berupa ramburambu atau jalur evakuasi.
b. Zona Rawan Kebakaran

V-39

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Zona rawan terjadinya kebakaran dapat


dibagi atas dua bagian: zona rawan
kebakaran
rawan

dipermukiman

kebakaran

lahan.

dan

zona

Untuk

zona

rawan kebakaran lahan berada diluar


kawasan perencanaan yang umumnya
merupakan kawasan perkebunan, hutan
lindung, kawasan hutan produksi dan
sepanjang danau toba. untuk zona rawan kebakaran dipermukiman
maka dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup sedang
khususnya

didaerah

eksisting

kawasan

perdagangan

dan

jasa

sekaligus juga permukiman pada Kelurahan Titi Kuning berpotensi


terjadinya bahaya kebakaran. Faktor utama yang menyebabkan
sering terjadinya kebakaran untuk wilayah permukiman adalah faktor
human erorr atau kelalaian manusia.
Adapun guna mengantisipasi hal

tersebut

perencanaan sebagai berikut:


1. Penyediaan armada pemadam

kebakaran

maka
yang

diperlukan
memadai,

perlengkapan untuk petugas dan bengkel perbaikan dan peralatan


2. Penyediaan hidran air dilokasi padat penduduk
3. Penyuluhan kepada masyarakat agar mempunyai racun api yang
berfungsi sebagai langkah pencegahan awal terhadap bahaya
kebakaran.
Indikasi/penyebab lambatnya proses pemadaman api adalah :
1. Untuk lokasi padat penduduk, tidak adanya brandgang (sekat
pemisah)
2. Sering tidak tersedianya sumber air dilokasi rawan bencana
kebakaran
3. Kurangnya jumlah armada, personil, serta sarana pendukung
lainnya.
Untuk itu perlu upaya dari segenap stakehoulder agar terciptanya
kawasan perencanaan yang memiliki tingkat ancaman kebakaran
yang rendah.

V-40

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.4

Analisis Kebutuhan Utilitas Perumahan dan Permukiman


Dalam analisis perencanaan utilitas perkotaan di wilayah

perencanaan mengacu kepada standar perencanaan yang dikeluarkan


dalam Petunjuk Perencanaan Perumahan Kota, Hasil studi Evaluasi
Standar Sarana Kota dan melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi
wilayah perencanaan. Adapun kajian analisa ketersediaan kebutuhan
prasarana wilayah perencanaan yaitu Ketersediaan prasarana air
bersih, listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan transportasi lokal,
sarana jaringan penerangan jalan umum, dan jaringan evakuasi
bencana.

5.4.1 Analisis Jaringan Air Bersih


Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih
yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk
itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai
ketentuan

dan

persyaratan

teknis

yang

diatur

dalam

peraturan/perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata


cara Perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di
perkotaan.
Beberapa ketentuan yang terkait adalah:
1. SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK
Umum.
2. SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
Gedung.
Jenis-jenis elemen Perencanaan pada jaringan air bersih yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
A.
B.
C.
D.

kebutuhan air bersih;


jaringan air bersih;
kran umum; dan
hidran kebakaran

V-41

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi


adalah:
A. Penyediaan kebutuhan air bersih
lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup
dari perusahaan air minum atau sumber lain sesuai dengan

ketentuan yang berlaku; dan


apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau
sistem penyediaan air bersih lingkungan, maka tiap rumah

berhak mendapat sambungan rumah atau sambungan halaman.


B. Penyediaan jaringan air bersih
harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan

sambungan rumah;
pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP

atau fiber glass; dan


pipa yang dipasang

di

atas

tanah

tanpa

perlindungan

menggunakan GIP.
C. Penyediaan kran umum
satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
radius pelayanan maksimum 100 meter;
kapasitas
minimum
untuk
kran
umum
adalah
30

liter/orang/hari; dan
ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-

1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.


D. Penyediaan hidran kebakaran
untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200

meter;
jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
apabila tidak dimungkinkan membuat kran

membuat sumur-sumur kebakaran; dan


Perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-

diharuskan

1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk


Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
Gedung.

V-42

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Perhitungan kebutuhan air bersih di Kelurahan Titi Kuning pada tahun


2021

yang

disesuaikan

dengan

karakteristik

penduduk

dan

didasarkan pada standar kebutuhan air bersih yang dikeluarkan oleh


Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum adalah sebagai
berikut :
+
+
+
+
+
+
+
+
+

Perumahan 400 lt/unit/hari


Pendidikan 300 2000 lt/unit/hari
Kesehatan 100 10.000 lt/unit/hari
Peribadatan 300 5.000 lt/unit/hari
Perdagangan dan jasa 507.500 lt/unit/hari
Pemerintahan dan pelayanan umum 30 1.000 lt/unit/hari
Rekreasi dan olahraga 5010.000 lt/unit/hari
Kebocoran 20%
Cadangan 10%

V-43

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Tabel V
Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2016-2021
Kebutuhan Air Bersih (l/hari)
No

Tahun

Total
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

2017

22,569

2018

Tingkat
Pelayan
an
(50%)

Domestik
Sambungan
Langsung
(100
l/Org/Hari*)

Kran
Umum (30
l/Org/Hari*)

Total
Domestik
(l/Hari)

Non
Domestik
20% dari
Domestik
(l/Hari)

11,285

2,256,911

677,073

2,933,984

586,797

3,520,781

704,156

4,224,937

22,856

13,713

2,285,581

685,674

2,971,256

594,251

3,565,507

713,101

4,278,608

2019

23,146

16,202

2,314,616

694,385

3,009,001

601,800

3,610,801

722,160

4,332,961

2020

23,440

18,752

2,344,020

703,206

3,047,226

609,445

3,656,671

731,334

4,388,005

2021

23,738

18,990

2,373,797

712,139

3,085,936

617,187

3,703,123

740,625

4,443,748

Hasil analisis 2016

V-44

Domestik
+ Non
Domestik
(l/Hari)

Kebocoran
20%
(l/hari)

Total
Kebutuhan
(l/Hari)

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

V-45

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

5.4.2 Analisis Jaringan Listrik


Jaringan pelayanan listrik yang dikelola oleh
PLN diperuntukan bagi perumahan, tetapi
tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan
juga

bagi

kegiatan-kegiatan

industri

komersial lainya. Berdasarkan studi yang


telah di lakukan di Indonesia, kebutuhan
listrik untuk Kelurahan Titi Kuning dapat diperkirakan. Berapa ketentuan
terhadap kebutuhan listrik tersebut adalah sebagai berikut:
A. Penyediaan kebutuhan daya listrik
1. Setiap lingkungan perumahan harus mendapat daya listrik dari PLN
atau dari sumber lain.
2. Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minumum
180 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total
kebutuhan rumah tangga.
B. Penyediaan Jaringan Listrik
1. Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki
pelayanan dengan besar pasokan diprediksikan berdasarkan jumlah
unit hunian yang mengisi blok siap bangun.
2. Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang di tempatkan
pada area pejalan kaki di trotoar.
3. Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum.
4. Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux
dengan tinggi >5 meter dari muka tanah.
Standar kebutuhan listrik untuk berdasarkan standar untuk domestik adalah
180 VA/orang, untuk sarana umum/sosial adalah 9 VA/orang, dan untuk
komersial dan lain-lain yaitu 45 VA/orang tapi menimbang perkembangan
perumahan saat ini maka analisa yang digunakan adalah kebutuhan 180
V-46

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

VA/orang atau 900 VA/KK, Pelayanan jaringan listrik diusahakan merata


keseluruhan
masyarakat

wilayah
dapat

perencanaan

terlayani.

agar

Peningkatan

pelayanan listrik bagi penduduk kota baik


yang

menyangkut

kapasitas

maupun

jangkauan pelayanannya perlu diusahakan


tingkat

pelayanannya

untuk

masa

mendatang. Untuk lebih jelasnya mengenai


kebutuhan daya listrik dirinci per Kelurahan dapat dilihat dibawah ini.

5.4.2 Analisis Jaringan Listrik


Jaringan pelayanan listrik yang dikelola oleh PLN diperuntukan bagi
perumahan, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan juga bagi
kegiatan-kegiatan industri komersial lainya. Berdasarkan studi yang telah di
lakukan di Indonesia, kebutuhan listrik untuk Kelurahan Titi Kuning dapat
diperkirakan. Berapa ketentuan terhadap kebutuhan listrik tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Penyediaan kebutuhan daya listrik
3. Setiap lingkungan perumahan harus mendapat daya listrik dari PLN
atau dari sumber lain.
4. Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minumum
180 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total
kebutuhan rumah tangga.
B. Penyediaan Jaringan Listrik
5. Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki
pelayanan dengan besar pasokan diprediksikan berdasarkan jumlah
unit hunian yang mengisi blok siap bangun.
6. Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang di tempatkan
pada area pejalan kaki di trotoar.
V-47

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

7. Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum.
8. Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux
dengan tinggi >5 meter dari muka tanah.
Standar kebutuhan listrik untuk berdasarkan standar untuk domestik adalah
180 VA/orang, untuk sarana umum/sosial adalah 9 VA/orang, dan untuk
komersial dan lain-lain yaitu 45 VA/orang tapi menimbang perkembangan
perumahan saat ini maka analisa yang digunakan adalah kebutuhan 180
VA/orang atau 900 VA/KK, Pelayanan jaringan listrik diusahakan merata
keseluruhan

wilayah

perencanaan

agar

masyarakat

dapat

terlayani.

Peningkatan pelayanan listrik bagi penduduk kota baik yang menyangkut


kapasitas

maupun

jangkauan

pelayanannya

perlu

diusahakan

tingkat

pelayanannya untuk masa mendatang. Untuk lebih jelasnya mengenai


kebutuhan daya listrik dirinci per Kelurahan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel IV.44
Perkiraan Kebutuhan Listrik
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
N
o.

1
2
3

Fasilitas
Pengguna

Domestik
Sarana
Umum/Sosial
Komersial/Lai
n-lain

Tahun

Standr
ad
(VA/Or
g)

2017

2018

2019

JP = 98.613 Jiwa

JP = 99.115 Jiwa

JP = 99.620 Jiwa

VA
17,750,294.
88

180
9
45

Jumlah

KVA
17750.2
9

VA
17,840,70
8
892,035

KVA
17840.7
1

887,515

887.51

4,437,574

4437.57

4,460,177

4460.18

23,075,38
3

23075.
38

23,192,9
21

23192.
92

VA
17,931,58
2
896,57
9
4,482,89
5
23,311,0
57

892.04

KVA
17931.5
8
896.58
4482.90
23311.
06

Sumber : Analisa Tahun 2016


Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

Tahun
N
o.

Fasilitas
Pengguna

Domestik

Sarana
Umum/Sosial

Standra
d
(VA/Org)
180
9

2020

2021

JP = 100.127 Jiwa

JP = 100.637 Jiwa

VA

KVA

18,022,919

18022.92

901,14
6

901.15

VA
18,114,72
1
905,73
6

KVA
18114.72
905.74

V-48

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan
3

Komersial/Lain-lain

45

Jumlah

4,505,73
0
23,429,79
4

4505.73
23429.7
9

4,528,68
0
23,549,13
7

4528.68
23549.1
4

Sumber : Analisa Tahun 2016

Penataan ruang di bawah saluran/jaringan listrik tegangan tinggi bahkan


ekstra tinggi perlu menjadi perhatian khusus. Dari hasil pengamatan di
lapangan terdapat sebagian lokasi di Kawasan Perencanaan yang dilintasi
saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), dari lokasi tersebut, terdapat
beberapa rumah yang berada di bawah jaringan SUTET atau berada di dalam
area/ruang bebas SUTET. Sesuai dengan aturan dan standar sempadan
SUTET

maka

diharapkan

perencanaan

pembangunan

kawasan

tetap

memperhatikan ketentuan yang berlaku.


Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga
listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk
penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan
tegangan di atas 245 kV. Ketentuan pemanfaatan lahan yang dilalui jalur dan
di sekitar menara SUTET diatur berdasarkan prinsip berikut :
1.

Perlu disediakan ruang aman, yaitu ruang sekeliling penghantar atau


kawat listrik SUTET yang harus dibebaskan dari kegiatan manusia.

2.

Tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah sepanjang jalur


SUTET sebagai ruang aman tetap digunakan oleh pemiliknya sesuai
dengan rencana tata ruang.

3.

Ruang aman meliputi jarak bebas horisontal dan jarak bebas vertikal.
Jarak bebas horisonal adalah jarak antara titik tengah menara

dengan

benda terdekat. Jarak bebas vertikal adalah ketinggian minimal antara


penghantar dengan tanah.
Jarak bebas horisontal minimal untuk SUTET ditetapkan 32 meter ke kanan
kiri dari titik tengah menara, sementara jarak bebas vertikal bergantung
pada letak menara tersebut dan beberapa faktor lainnya.
4.

Faktor-faktor

yang

menentukan

ruang

aman

adalah

tegangan,

kekuatan angin dan suhu di sekitar kawat penghantar :


V-49

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

a. Tegangan; makin besar tegangan yang bekerja pada penghantar makin

besar jarak minimum (clearance) yaitu jarak yang terpendek yang


diizinkan antara kawat penghantar dengan benda atau kegiatan lain
sesuai dengan angka-angka yang tertera pada Tabel diatas.
b. Angin; makin besar tekanan angin, makin besar ayunan kawat
penghantar ke kiri atau ke kanan dan pada satu gawang (jarak antara
sua menara) ayunan yang terbesar karena pengaruh angin adalah
pada kawat penghantar yang lengkungannya paling rendah sedangkan
ayunan semakin kecil ke arah menara.
Suhu kawat penghantar; makin besar suhu yang mempengaruhi kawat
penghantar makin mengendor kawat penghantar tersebut, sehingga
andongannya menjadi lebih besar dan kenaikan suhu tersebut disebabkan
oleh suhu di sekeliling dan suhu yang diakibatkan oleh besarnya arus yang
mengalir pada kawat penghantar tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai
jarak bebas vertikal minimum antara penghantar SUTET dengan tanah dan
benda lain dapat dilihat pada Tabel V.48 dan Gambar 4.2
Tabel IV.48
Jarak Bebas Vertikal Minimum
Antara Penghantar SUTET dengan Tanah dan Benda Lain
Lokasi
1. Lapangan Terbuka atau Daerah Terbuka
2. Daerah Dengan Keadaan Tertentu:
a. Bangunan tidak tahan api
b. Bangunan tahan api
c. Lalu lintas jalan/jalan raya
d.Pohon-pohon pada umumnya, hutan,
perkebunan
e. Lapangan olahraga
f. SUTT lainnya, penghantar udara tegangan rendah, jaringan
telekomunikasi, antena radio, antena televisi dan kereta
gantung
g. Rel kereta biasa
h.Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta listrik
terdekat dan sebagainya
i. Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang/tertinggi
pada lalu lintas air.

Sutet 500 Kv
Sirkit
Sirkit
Ganda
Tunggal
(meter)
(meter)
10
11
14
15
8,5
8,5
15
15
8,5
8,5
14
8,5

15
8,5

15
8,5

15
8,5

8,5

8,5

V-50

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Jarak bebas vertikal dapat dibentuk dengan menetapkan ketinggian menara


direncanakan sedemikian rupa sehingga kuat medan listrik dan medan
magnet yang dibangkitkan SUTET berada di bawah ambang batas yang

direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization)


dengan ketentuan tertentu.

Gambar 4.1 Ruang Bebas SUTET

5.4.3 Analisis Jaringan Telekomunikasi


Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan telepon sesuai
ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan
yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara Perencanaan umum
jaringan telepon lingkungan perumahan di perkotaan.
Jenis prasarana dan prasarana jaringan telepon yang harus disediakan
pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
A. kebutuhan sambungan telepon; dan
B. jaringan telepon.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
A. Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
1. tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah dan
telepon umum sejumlah 0,13 sambungan telepon rumah per jiwa
V-51

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

atau dengan menggunakan asumsi berdasarkan tipe rumah sebagai


berikut:
R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3 sambungan/rumah
R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2

sambungan/rumah
R-3,
rumah
tangga

berpenghasilan

rendah

0-1

sambungan/rumah
2. dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk
setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusatpusat kegiatan lingkungan RT tersebut;
3. ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak
radius bagi pejalan kaki yaitu 200 400 m;
4. penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik
seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan
dengan bangunan sarana lingkungan; dan
5. penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca
(hujan dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan
kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
B. Penyediaan jaringan telepon
1. tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan
jaringan telepon ke hunian;
2. jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan pergerakan
(jaringan jalan) dan jaringan prasarana lain;
3. tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija. mengenai bagianbagian pada jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi
sirkulasi pejalan kaki di trotoar; dan
4. stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 10.000 sambungan
dengan radius pelayanan 3 5 km dihitung dari copper center, yang
berfungsi sebagai pusat pengendali jaringan dan tempat pengaduan
pelanggan.
Berdasarkan kriteria diatas maka dapat dihitung kebutuhan sambungan
telepon rumah yang dibutuhkan di Kelurahan Titi Kuning sampai dengan
Tahun 2021, untuk lebih jelas dapat lihat pada Tabel V.49.
Tabel V.49
V-52

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

Perkiraan Kebutuhan Telepon


Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021

N
o

Fasilitas
pengguna

Standa
rd
(SST/
Orang)

2017
JP =
98.613
Jiwa
SST/Orang

Domestik
50
1,972
Fasilitas
2
150
657
Komersial
Fasilitas
3
250
394
Sosial
Fasilitas
4
1,000
99
Umum
Jumlah total
3,123
Sumber : Analisa
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk

2018
JP =
99.115
Jiwa
SST/Oran
g
1,982

Tahun
2019
JP =
99.620
Jiwa
SST/Oran
g
1,992

661

2020

2021

JP =
100.127
Jiwa
SST/Orang

JP =
100.637
Jiwa
SST/Orang

2,003

2,013

664

668

671

396

398

401

403

99

100

100

101

3,139

3,155

3,171

3,187

5.4.4 Analisis Gas


5.4.5 Jaringan Transportasi Lokal
Analisis jaringan transportasi lokal angkutan umum dapat didefinisikan
dalam bentuk yang sama dengan sistem jaringan transportasi angkutan
pribadi. Tetapi terdapat beberapa spesifikasi khusus untuk menyatakan
kondisi operasi dan perjalanan berupa rute, kapasitas, frekuensi dan kualitas,
kehandalan serta keteraturan. Pada sistem transportasi dapat dilihat bahwa
kondisi keseimbangan dapat terjadi pada beberapa tingkat. Keseimbangan
tersebut dapat terlihat pada sistem jaringan jalan, dimana setiap pelaku
perjalanan mencoba untuk mencari beberapa rute alternatif yang akhirnya
berakhir pada suatu pola rute yang stabil.
Proses pengalokasian jaringan pergerakan dapat menghasilkan suatu
pola rute dimana arus pergerakannya dapat dikatakan berada dalam kondisi
keseimbangan jika setiap pelaku perjalanan tidak dapat lagi mencari rute
yang lebih baik untuk mencapai zona tujuannya, karena mereka telah
bergerak pada rute terbaik yang tersedia. Sistem pergerakan kendaraan
yang terdapat di Kelurahan Titi Kuning memiliki karakteristik bercampur,
dimana kendaraan umum dan kendaraan pribadi serta kendaraan ringan dan
V-53

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

kendaraan berat saling bercampur menggunakan ruas jalan yang sama.

Pergerakan utama yang terjadi di Kelurahan Titi Kuning pada umumnya


terdapat pada koridor jalan utama.
5.4.6 Jaringan Unit Pemadam Kebakaran
Analisis

jaringan

pemadam

kebakaran

untuk

mengantisipasi

penaganan kebakaran di kawasan perencanaan perlu adanya kantor unit


pemadam kebakaran yang di arahkan di Kelurahan Sicanang Kelurahan Titi
Kuning, dengan menganalisa jalur lintasan kendaraan pemadam kebakaran
yang bisa melalui jalan lingkungan dan bahkan bisa memasuki gang untuk
menangani masalah kebakaran tersebut.

V-54

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

V-55

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

V-56

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)


Kelurahan Titi Kuning
Kota Medan

V-57

Anda mungkin juga menyukai