Bab 5 New
Bab 5 New
Bab
5.1.........................................................................Analisis
Demografi/Kependudukan Kawasan Perencanaan
5.1.1 Analisis Struktur Perkembangan Penduduk
Berdasarkan
kecenderungan
pertambahan
dan
pertumbuhan
penduduk
Kelurahan Titi Kuning pada setiap tahunnya yang tidak konstan, maka pertambahan
penduduk Kelurahan Titi Kuning lebih cenderung kepada perhitungan penduduk secara
Bunga Berganda (Exponensial), dengan rumus:
Dimana:
Pn : Penduduk tahun Perencanaan
Po : Penduduk tahun awal (penduduk tahun sebelumnya)
r
: Pertumbuhan penduduk
V-1
Tabel 5.1
Kepadatan Penduduk Kelurahan Titi Kuning (Jiwa/Ha)
NO Kelurahan
1
Titi Kuning
Jumlah Total
2017
2020
2021
22,569
22,856
23,146
23,440
23,738
22,569
22,856
23,146
23,440
23,738
: 0 - 100 jiwa/ha
V-2
Tabel V.2
Analisis Kepadatan Penduduk Di Kelurahan Titi Kuning
NO
Kelurahan
1
Titi Kuning
Jumlah Total
Luas
(Ha)
152
152
2017-2021
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
2017
2018
2019
2020
148
148
150
150
152
152
2021
154
154
156
156
5.2.........................................................................Analisis
Kebutuhan Prasarana Perumahan dan Permukiman
Secara umum yang dimaksud dengan Prasarana Transportasi adalah bangunanbangunan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan
dasar penduduk yang terdiri atas jalan atau jaringan jalan dan sistem transportasi.
5.2.1 Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan di Kelurahan Titi Kuning merupakan pola linier dengan
memiliki rata-rata kapasitas ruas jalan yang masih rendah. Ruas jalan yang terdapat
di wilayah perencanaan terdiri dari jalan kolektor primer dan kolektor skunder/lokal.
Bila dilihat berdasarkan ketentuan standar prasarana perkotaan maka pada umumnya
ruas-ruas jaringan jalan pada kawasan perencanaan belum mengikuti ketentuan
standar prasarana perkotaan yang berlaku baik itu lebar, sarana prasarana dan
fasilitas jalan. Pembahasan mengenai sistem transportasi ini sangat penting bagi
sistem suatu kawasan perkotaan secara keseluruhan. Baik sarana maupun prasarana
transportasi digunakan untuk mempermudah dalam sistem pergerakan, dimana moda
transportasi digunakan untuk melawan jarak sedangkan prasarana transportasi
digunakan untuk memperlancar pergerakan. Lebih jelasnya mengenai standar
penyediaan prasarana kota dapat dilihat pada Tabel IV.66
V-3
Kecepatan
Kendaraan (Km/Jam)
Lebar Badan
Jalan (Meter)
Arteri primer
60 (enam puluh)
8 (delapan)
Arteri sekunder
50 (lima puluh)
8 (delapan)
20 (dua puluh)
Kolektor primer
40 (empat puluh)
7 (tujuh)
17 (tujuh belas)
Kolektor sekunder
20 (dua puluh)
7 (tujuh)
7 (tujuh)
Lokal primer
20 (dua puluh)
6 (enam)
12 (dua belas)
Lokal sekunder
10 (sepuluh)
5 (lima)
4 (empat)
Secara umum sistem jaringan jalan dalam suatu kawasan harus menunjukkan
adanya pola jaringan jalan yang jelas antara jalan-jalan utama dengan jalan
kolektor/lokalnya, sehingga orientasi dari kawasan-kawasan fungsional yang ada
dapat terstruktur;
b.
c.
Penataan
jalan
tidak
dapat
terpisahkan
dari
penataan
pedestrian,
e.
V-4
Tabel IV.69
Fungsi Klasifikasi Jalan
Klasifikasi
Arteri Primer
Terutama untuk
menanggung lalu lintas
terusan, gerakan antar
sektor
Akses yang
terbatas
kemanfaatmanfaat tanah
yang utama
Arteri Sekunder
Penanganan Akses
Yang Diinginkan
Penanganan Desain
Yang Diinginkan
Jalan berjalur 4-8
dengan pemisahan
persimpangan
sepenuhnya
Tanjakan bagian
jalan berjalur 2-6
memisahkan
persimpanganpersimpangan lain
terkendali
Persimpangan jalan
dengan 2-4 jalur
tidak terkontrol
Jalan akses dengan 12 jalur
B. Kelengkapan Jalan
Analisis mengenai perlengkapan jalan didasari oleh jumlah unit perlengkapan yang
terpasang terhadap kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi ruas jalan dan
persimpangan eksisting. Yang merupakan perlengkapan jalan menurut Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan antara lain : marka jalan, alat pemberi
isyarat lalu lintas, lampu jalan, alat pengendali dan alat pengamanan pengguna jalan,
serta fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan
dan di luar jalan seperti tempat parkir, rambu, marka, halte bus, trotoar dan hidran
umum.
V-5
Kewenangan Penyelenggaraan
Status Jalan
Jalan Nasional
(ref: ps 14 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)
Pemerintah Provinsi
Jalan Provinsi
(ref: ps 15 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)
Pemerintah Kabupaten
1. Jalan Kabupaten
2. Jalan desa
(ref: ps 16 (1) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)
Pemerintah Kota
Jalan Kota
(ref: ps 16 (2) UU No 38 Tahun 2004
tentang Jalan)
V-6
Gambar 4.3
Tipikal penampang melintang jalan arteri primer
V-7
Air limbah yang di maksud adalah air bekas kamar mandi, tinja dan air limbah
industri.
Air Bekas Kamar Mandi
Air bekas kamar mandi adalah air yang dibuang oleh masyarakat secara
sembarangan, baik itu ke parit, belakang rumah atau tanah-tanah kosong. Masalah
air bekas kamar mandi secara umum dapat dicampurkan ke saluran drainase jika
kontrol drainase dikontrol dan dirawat dengan baik. Pembuangan air bekas kamar
mandi akan mengakibatkan pencemaran lingkungan serta pendangkalan drainase.
Oleh sebab itu, dianjurkan jika pembuangan air bekas kamar mandi ke saluran
drainase maka perlu adanya pembersihan saluran drainse secara berkala serta
perlu juga di buat sumur resapan untuk mengurangi kadar kimia air yang akan
mencemari lingkungan.
Tinja
Masalah pembuangan tinja di Kelurahan Titi Kuning tiap-tiap rumah dan fasilitas
umum lainnya di perlukan adanya septictank. Selain menyediakan septictank tiap
rumah perlu juga adanya kontrol terhadap pengerokan lumpur secara berkala.
Air Limbah
Air limbah yang di maksud adalah air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri
yang ada di Kelurahan Titi Kuning. Untuk lebih jelas menangani air limbah industri
ini perlu diadakan penyuluhan mengenai dampak lingkungan serta penelitian lebih
lanjut mengenai Instalasi Pembuangan Air Limbah di Kelurahan Titi Kuning. Lihat
Tabel berikut.
V-8
Tabel
Perkiraan Pembuangan Limbah
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Produksi Limbah
No
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Air Limbah
Limbah
Domestik
(80% Air
domestik*)
Total Limbah
Limbah Non
Domestik
(80% Air Non
Domestik*)
2017
98,613
10,255,726
2,051,145
2018
99,115
10,307,965
2,061,593
2019
99,620
10,360,470
2,072,094
2020
100,127
10,413,242
2,082,648
2021
100,637
10,466,283
2,093,257
(l/hari)
12,306,87
1
12,369,55
8
12,432,56
3
12,495,89
0
12,559,54
0
Total
Limbah
Tinja
Limbah Tinja
l/Detik
Jamban
Keluarga
(80%
Jumlah KK*)
Jamban
Komunal
(10%
Jumlah
Penduduk*)
142
1,577,804
9,861
9,861
19,723
143
1,585,841
9,912
9,912
19,823
144
1,593,918
9,962
9,962
19,924
145
1,602,037
10,013
10,013
20,025
145
1,610,197
10,064
10,064
20,127
V-9
MCK (10%
Jumlah
Penduduk*)
Sistem
menitikberatkan
drainase
pengembangan
di
Kelurahan
jaringan
Titi
Kuning
drainase
pada
saat
ini
priotitas
sangat
memprihatinkan,
terjadinya
sedimentasi,
penyumbatan
V-10
PERUMAHAN
TEMPAT
PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
PENGANGKUTAN
TEMPAT PENGUMPULAN SEMENTARA
(TPS)
V-11
Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan alat dan total produksi sampah di Kelurahan
Titi Kuning dapat dilihat pada Tabel berikut.
A.
V-12
Tabel IV.
Perkiraan Produksi Sampah
Di Kelurahan Titi Kuning 2017-2021
No
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1
2
3
4
5
2017
2018
2019
2020
2021
22,569
22,856
23,146
23,440
23,738
Domestik
(3 l/Org/Hari*)
Non Domestik
(0,6 l/Org/Hari*)
67,707
68,567
69,438
70,321
71,214
13,541.47
13,713.49
13,887.70
14,064.12
14,242.78
Produksi Sampah
Produksi Sampah
Industri (80%
Komersi
Perkantoran
Non
(80% Non
(50% Non
Domestik*)
Domestik*)
Domestik*)
10,833.17
10,833.17
6,770.73
10,970.79
10,970.79
6,856.74
18,516.93
18,516.93
11,573.08
18,752.16
18,752.16
11,720.10
18,990.38
18,990.38
11,868.98
Jumlah
Pendidikan
(70%
Domestik*)
47,395.13
47,997.21
48,606.94
49,224.42
49,849.73
(l/hari0
(m3/Hari)
157,081.00
159,076.47
180,540.06
182,833.54
185,156.16
157.08
159.08
180.54
182.83
185.16
No
Tahun
Target Pencapaian
Pelayanan
Pengumpulan
Sampah
1
2
3
4
5
2017
2018
2019
2020
2021
60%
60%
60%
60%
60%
V-13
5.3
tahap
analisa
kebutuhan
fasilitas
wilayah
perencanaan
kawasan
kota
sesuai
perkembangan
penduduk
dan
aktifitasnya.
Kebutuhan yang layak akan dipenuhi oleh suatu ukuran baku bagi suatu jenis
kebutuhan sarana dan prasarana tertentu yang berlaku untuk suatu lingkungan
tertentu pula. Banyak faktor yang akan mempengaruhi penetapan batasan
layak huni termasuk aspek-aspek perilaku, keadaan lingkungan dan geografis,
sifat manusia serta norma-norma khusus lainnya seperti kebiasaan, adat
istiadat dan pola budaya.
Suatu pengertian dasar tentang standart adalah bahwa standar
merupakan suatu pedoman baku yang dapat dipakai sebagai tolak ukur yang
merupakan suatu ketentuan/ukuran minimum yang dapat memenuhi syarat
secara kualitatif dan/ atau secara kuantitatif yang layak. Di Indonesia
terdapat beberapa standar perencanaan kota yang berlaku untuk mengukur
kebutuhan sarana dan prasarana kota, untuk wilayah perencanaan digunakan
standar perencanaan yang dikeluarkan oleh SNI 03-1733-2004 tentang Tata
cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Hasil studi Evaluasi
V-14
2.
Fasilitas Perumahan,
3.
Fasilitas Peribadatan
4.
Fasilitas Pendidikan
5.
Fasilitas Kesehatan
6.
7.
dari
pihak
pemerintah
daerah.
Untuk
Kawasan
V-15
2021
kebutuhan
fasilitas
pemerintahan
yang
ada
di
wilayah
perencanaan seperti Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Kantor Pos, kantor Pos
Pembantu, Kantor Koramil, Kantor Pelayanan Umum, dan Kantor Polisi. Saat
ini kantor desa masih belum memenuhi atu tersedia, dan Perhitungan itu
tersebut akan dapat berubah jika dalam masa tahun perencanaan terjadi
pemekaran wilayah Kecamatan atau Desa ataupun sistem administrasi, akan
tetapi perubahan tersebut tidak signifikan mempengaruhi luasan serta
sturuktur ruang sarana umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
IV.40.
5.3.2 Sarana Pendidikan
Dasar penyediaan sarana pendidikan, adalah untuk melayani setiap unit
administrasi pemerintahandan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah
penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana
pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unitunit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks
lingkungannya.
Sedangkan
penempatan
penyediaan
sarana
ini
akan
V-16
menyediakan
ruang
belajar
harus
memungkinkan
siswa
untuk
dapat
jumlah
anak
yang
memerlukan
saranaini
pada
area
perencanaan;
Optimasi daya tampung dengan satu shift;
Effisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara
terpadu;
Pemakaian sarana dan prasarana pendukung;
Keserasian dan keselarasan dengan konteks setempat terutama
dengan berbagai jenis saranalingkungan lainnya.
Analisis kebutuhan sarana pendidikan yang akan diuraikan dalam buku
data dan analisis RPLP Kelurahan Titi Kuning ini hanya menyangkut bidang
pendidikan yang bersifat formal/umum, yaitu meliputi tingkat pra belajar
(Taman Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); dan tingkat menengah (SLTP/MTs
dan SMU). Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran ini
meliputi :
a. Taman Kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan
belajar
dan
mengajar
pada
tingkatan
pra
belajar
dengan
lebih
program
pendidikan
menengah
mengutamakan
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan
minat
membaca,
V-17
menambah
ilmu
pengetahuan,
rekreasi
serta
sarana
penunjang
pendidikan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan jumlah dan luas lahan fasilitas
pendidikan di wilayah perencanaan dirinci per Kelurahan sampai akhir
perencanaan (Tahun 2021) berdasarkan standar yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel-Tabel berikut.
V-18
V-19
Tabel IV.40
Analisis Pertambahan Sarana Pemerintahan
Kelurahan Titi Kuning
Tahun 2017-2021
No
Jenis Fasilitas
Luas
Lahan
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
(M2)
Pendukung
Eksisting
JP = 22569
Jiwa
JP = 22856
Jiwa
JP = 23146
Jiwa
JP = 23440
Jiwa
JP = 23738 Jiwa
(jiwa)
Jumla
h
(unit)
Luas
Laha
n
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Laha
n
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Laha
n
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Laha
n
(Ha)
Jenis Fasilitas
1
2
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
400
3000
0.30
0.30
0.31
0.31
Kantor Lurah
500
Kelurahan
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.35
0.35
0.36
0.36
0.37
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk
V-20
0.32
Tabel IV
Analisis Pertambahan Fasilitas Pendidikan Di Kelurahan Titi Kuning
Tahun 2017-2021
N
o
Jenis
Fasilita
s
Luas/Uni
t
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Pendukun
g
Eksistin
g
JP = 22569
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
18
0.90
JP = 22856
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
18
0.91
JP = 23146
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.93
JP = 23440
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.94
JP = 23738
Jiwa
Jumla
Luas
h
Lahan
(unit)
(Ha)
19
0.95
(M2)
(jiwa)
TK
500
1250
SD
1000
1600
14
1.41
14
1.43
14
1.45
15
1.47
15
1.48
SMP
6000
4800
2.82
2.86
2.89
2.93
2.97
SMU
6000
4800
2.82
2.86
2.89
2.93
2.97
42
7.96
42
8.06
43
8.16
43
8.26
44
8.37
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk
V-21
Jenis Sarana
Posyandu
Jumlah Penduduk
Pendukung
(Jiwa)
1.250
Luas Lahan
(M2)
60
2.500
300
BKIA/Klinik Bersalin
30.000
3.000
Puskesmas Pembantu
30.000
300
Puskesmas
120.000
1.000
5.000
Apotik/Rumah Obat
30.000
250
V-23
Tabel IV.25
Analisis Pertambahan Fasilitas Kesehatan
di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Luas/Uni
t
N
o
1
2
Jenis Fasilitas
Balai Pengobatan
Warga
Praktek Dokter/Bidan
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Pendukun
g
Eksistin
g
JP = 22569
Jiwa
JP = 22856
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
JP = 23146
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
JP = 23440
Jiwa
JP = 23738
Jiwa
(M2)
(jiwa)
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
1000
2500
0.90
1500
5000
0.91
0.93
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
0.94
0.95
0.68
0.69
0.69
0.70
0.71
14
1.58
14
1.60
14
1.62
14
1.64
14
1.66
V-24
V-25
Tabel IV.15
Analisis Pertambahan Fasilitas Peribadatan
Kelurahan Titi Kuning Tahun 2017-2021
Luas/U
nit
N
o
1
2
3
Jenis
Fasilitas
Mesjid
Langgar /
Mushola
Gereja
Jumlah
Pendud
uk
Penduk
ung
Jumla
h
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Eksisti
ng
JP = 22569
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.56
JP = 22856
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.57
JP = 23146
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.58
JP = 23440
Jiwa
Lua
Juml
s
ah
Lah
(unit
an
)
(Ha)
8
0.59
JP = 23738
Jiwa
Juml
ah
(unit
)
Luas
Lah
an
(Ha)
0.59
(M2)
(jiwa)
750
3000
12
100
1000
23
0.23
23
0.23
23
0.23
23
0.23
24
0.24
1500
6000
38
0.57
34
1.4
35
0.59
1.4
1
34
0.58
1.3
9
56
0.56
1.3
5
0.59
1.4
2
Jumlah
Hasil analisis 2016
V-26
35
36
salah
satu
obyek
wisata
sehingga
dapat
meningkatkan
jumlah
penduduk
yang
akan
dilayaninya,
juga
pakaian,
pakaian,
barang-barang
kelontong,
alat-alat
V-27
keamanan.
c. pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit Desa
30.000 penduduk)
Luas
tanah
yang
dibutuhkan
10.000
m 2.
Bangunan
pusat
pos keamanan;
musholla/tempat ibadah.
Tabel IV.29
Standar Jumlah Penduduk Pendukung
Untuk Kebutuhan Sarana Perdagangan Dan Jasa
N
o
Jumlah
Penduduk
Pendukung
(Jiwa)
Jenis Sarana
Toko/Warung
Pertokoan
Pusat Pertokoan + Pasar
Lingkungan
Pusat Perbelanjaan dan
jasa
(toko+pasar+bank+kan
tor)
250
6.000
Kebutuhan Persatuan
Sarana
Luas
Luas Lahan
Lantai
Min. (m2)
Min. (m2)
50
100 (bila
(termasuk
berdiri
Gudang)
sendiri)
1.200
3.000
Standar
d
(m2/Jiwa)
0,4
0,5
30.000
13.500
10.000
0,33
120.000
36.000
36.000
0,3
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sarana
perdagangan
dan
jasa
merupakan
sarana
kerja
dan
sarana
V-29
V-30
Tabel V
Analisis Pertambahan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2016-2021
Luas/Uni
t
N
o
Jenis Fasilitas
(M2)
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Pendukun
g
Eksistin
g
JP = 22569
Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
90
0.90
JP = 22856 Jiwa
Luas
Jumla
Laha
h
n
(unit)
(Ha)
91
0.91
JP = 23146 Jiwa
JP = 23440 Jiwa
JP = 23738 Jiwa
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
Jumla
h
(unit)
93
0.93
94
0.94
95
0.95
2.85
(jiwa)
Warung
100
250
Pertokoan
3600
3000
Jumlah
2.71
2.74
2.78
2.81
98
3.61
99
3.66
100
3.70
102
3.75
V-31
103
Luas
Lahan
(Ha)
3.80
Sarana
Perparkiran
yang
akan
dikembangkan
di
(parkir
di
pinggir
badan
jalan)
dan
pengembangan
perparkiran off street parking (parkir diluar badan jalan). Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas yang
disebabkan oleh penyempitan badan jalan karena sebagian badan
jalan
digunakan
sebagai
tempat
parkir
selain
itu,
untuk
90o
Gedung Sekolah (Kawasan Pendidikan) Sistem parkir 90o
Gedung Terminal, Gedung Uji Kendaraan Sistem parkir 90o
Bangunan Perumahan (Kawasan Perumahan) Sistem parkir
sejajar
Bangunan Ruko (Kawasan Pertokoan) Sistem parkir 45 o
Kawasan Taman Kota Sistem parkir 90 o
V-32
olah
raga
terbuka,
tempat
wisata,
jalur
hijau
dan
sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, yang dimaksud dengan Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH)
adalah
area
memanjang/jalur
dan/atau
hijau.
pengembangan
Namun
bila
wilayahnya
tidak
ditata
kedepan,
dengan
baik
dalam
kawasan-kawasan
ruang
terbuka ini akan terus berkurang seiring dengan pembangunanpembangunan yang dilakukan. Adapun tujuan penyelenggaraan RTH
ini antara lain;
a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air,
b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan
antara lingkungan, Alam dan lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat,
c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana
pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar,
indah, dan bersih.
RTH memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara
alami dapat berlangsung lancar,
V-33
sebagai peneduh,
produsen oksigen,
penahan angin.
tempat rekreasi,
Fungsi ekonomi:
Fungsi estetika:
dari
skala
permukimam,
mikro:
maupun
halaman
makro:
rumah,
landscape
lingkungan
kota
secara
keseluruhan,
V-34
membentuk
keindahan
dan
kenyamanan
yaitu
pemeliharaan
pembersih
akan
udara
kelangsungan
yang
sangat
persediaan
air
efektif,
tanah,
2.
3.
4.
Jenis
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
b. Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat
usaha
c. Taman atap bangunan
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT
b. Taman RW
c. Taman kelurahan
d. Taman kecamatan
e. Taman kota
f. Hutan Kota
g. Sabuk hijau (green belt)
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan
b. Jalur pejalan kaki
c. Ruang di bawah jalan layang
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
c. RTH sempadan sungai
d. RTH sempadan pantai
e. RTH pengamanan sumber air baku
f. Pemakaman
Kepemilikan
Publik
Privat
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V-35
No
Kepemilikan
Publik
Privat
Jenis
Proporsi
30%
merupakan
ukuran
minimal
untuk
menjamin
Unit
Lingkunga
n
Jenis RTH
Luas
minimal/
unit (m2)
1
2
3
250 jiwa
2.500 jiwa
30.000 jiwa
Taman RT
Taman RW
Taman kelurahan
250
1.250
9.000
Luas
minimal/
kapita
(m2)
1,0
0,5
0,3
Lokasi
Ditengah lingkungan RT
Dipusat kegiatan RW
Dikelompokkan dengan
V-36
Tabel IV.35
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No
Unit
Lingkunga
n
120.000
jiwa
480.000
jiwa
Jenis RTH
Luas
minimal/
unit (m2)
Luas
minimal/
kapita
(m2)
Lokasi
Taman kecamatan
24.000
0,2
Pemakaman
Disesuaikan
1,2
sekolah/pusat kelurahan
Dikelompokkan dengan
sekolah/pusat kecamatan
Tersebar
Taman kota
144.000
0,3
Dipusat wilayah/kota
Hutan Kota
Disesuaikan
4,0
Untuk fungsiDisesuaikan
12,5
fungsi tertentu
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
Didalam/kawasan
pinggiran
Disesuaikan dengan
kebutuhan
V-37
Belawan dirinci per Kelurahan sampai tahun akhir perencanaan dapat dilihat dari Tabel V dibawah ini.
Tabel
Perkiraan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau tahun 2017 2021
Luas/Uni
t
N
o
Jumlah
Pendukung
Eksisting
Jenis Fasilitas
Tempat Bermain/Taman
Lingkungan
Pemakaman
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
JP = 22569 Jiwa
JP = 22856
Jiwa
JP = 23146
Jiwa
Lua
Jumla
s
h
Laha
(unit)
n
(Ha)
JP = 23440
Jiwa
Lua
Jumla
s
h
Laha
(unit)
n
(Ha)
Luas
Lahan
(Ha)
Jumla
h
(unit)
Luas
Laha
n
(Ha)
(M )
(jiwa)
Juml
ah
(unit)
250
250
89
2.1
91
2.29
93
2.31
94
10000
120000
0
#NA
ME?
0.19
#NAM
E?
0.19
0.19
92
2.48
93
2.51
Jumlah
Penduduk
Jumlah
V-38
Tahun 2021
JP = 23738 Jiwa
Jumla
h
(unit)
Luas
Lahan
(Ha)
2.34
95
2.37
0.20
0.20
94
2.54
95
2.57
sepanjang
pulau
sumetera.
untuk
itu
perencanaan
V-39
dipermukiman
kebakaran
lahan.
dan
zona
Untuk
zona
didaerah
eksisting
kawasan
perdagangan
dan
jasa
tersebut
kebakaran
maka
yang
diperlukan
memadai,
V-40
5.4
dan
persyaratan
teknis
yang
diatur
dalam
V-41
sambungan rumah;
pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP
di
atas
tanah
tanpa
perlindungan
menggunakan GIP.
C. Penyediaan kran umum
satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
radius pelayanan maksimum 100 meter;
kapasitas
minimum
untuk
kran
umum
adalah
30
liter/orang/hari; dan
ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-
meter;
jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
apabila tidak dimungkinkan membuat kran
diharuskan
V-42
yang
disesuaikan
dengan
karakteristik
penduduk
dan
V-43
Tabel V
Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Di Kelurahan Titi Kuning Tahun 2016-2021
Kebutuhan Air Bersih (l/hari)
No
Tahun
Total
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
2017
22,569
2018
Tingkat
Pelayan
an
(50%)
Domestik
Sambungan
Langsung
(100
l/Org/Hari*)
Kran
Umum (30
l/Org/Hari*)
Total
Domestik
(l/Hari)
Non
Domestik
20% dari
Domestik
(l/Hari)
11,285
2,256,911
677,073
2,933,984
586,797
3,520,781
704,156
4,224,937
22,856
13,713
2,285,581
685,674
2,971,256
594,251
3,565,507
713,101
4,278,608
2019
23,146
16,202
2,314,616
694,385
3,009,001
601,800
3,610,801
722,160
4,332,961
2020
23,440
18,752
2,344,020
703,206
3,047,226
609,445
3,656,671
731,334
4,388,005
2021
23,738
18,990
2,373,797
712,139
3,085,936
617,187
3,703,123
740,625
4,443,748
V-44
Domestik
+ Non
Domestik
(l/Hari)
Kebocoran
20%
(l/hari)
Total
Kebutuhan
(l/Hari)
V-45
bagi
kegiatan-kegiatan
industri
wilayah
dapat
perencanaan
terlayani.
agar
Peningkatan
menyangkut
kapasitas
maupun
pelayanannya
untuk
masa
7. Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum.
8. Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux
dengan tinggi >5 meter dari muka tanah.
Standar kebutuhan listrik untuk berdasarkan standar untuk domestik adalah
180 VA/orang, untuk sarana umum/sosial adalah 9 VA/orang, dan untuk
komersial dan lain-lain yaitu 45 VA/orang tapi menimbang perkembangan
perumahan saat ini maka analisa yang digunakan adalah kebutuhan 180
VA/orang atau 900 VA/KK, Pelayanan jaringan listrik diusahakan merata
keseluruhan
wilayah
perencanaan
agar
masyarakat
dapat
terlayani.
maupun
jangkauan
pelayanannya
perlu
diusahakan
tingkat
1
2
3
Fasilitas
Pengguna
Domestik
Sarana
Umum/Sosial
Komersial/Lai
n-lain
Tahun
Standr
ad
(VA/Or
g)
2017
2018
2019
JP = 98.613 Jiwa
JP = 99.115 Jiwa
JP = 99.620 Jiwa
VA
17,750,294.
88
180
9
45
Jumlah
KVA
17750.2
9
VA
17,840,70
8
892,035
KVA
17840.7
1
887,515
887.51
4,437,574
4437.57
4,460,177
4460.18
23,075,38
3
23075.
38
23,192,9
21
23192.
92
VA
17,931,58
2
896,57
9
4,482,89
5
23,311,0
57
892.04
KVA
17931.5
8
896.58
4482.90
23311.
06
Tahun
N
o.
Fasilitas
Pengguna
Domestik
Sarana
Umum/Sosial
Standra
d
(VA/Org)
180
9
2020
2021
JP = 100.127 Jiwa
JP = 100.637 Jiwa
VA
KVA
18,022,919
18022.92
901,14
6
901.15
VA
18,114,72
1
905,73
6
KVA
18114.72
905.74
V-48
Komersial/Lain-lain
45
Jumlah
4,505,73
0
23,429,79
4
4505.73
23429.7
9
4,528,68
0
23,549,13
7
4528.68
23549.1
4
maka
diharapkan
perencanaan
pembangunan
kawasan
tetap
2.
3.
Ruang aman meliputi jarak bebas horisontal dan jarak bebas vertikal.
Jarak bebas horisonal adalah jarak antara titik tengah menara
dengan
Faktor-faktor
yang
menentukan
ruang
aman
adalah
tegangan,
Sutet 500 Kv
Sirkit
Sirkit
Ganda
Tunggal
(meter)
(meter)
10
11
14
15
8,5
8,5
15
15
8,5
8,5
14
8,5
15
8,5
15
8,5
15
8,5
8,5
8,5
V-50
sambungan/rumah
R-3,
rumah
tangga
berpenghasilan
rendah
0-1
sambungan/rumah
2. dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk
setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusatpusat kegiatan lingkungan RT tersebut;
3. ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak
radius bagi pejalan kaki yaitu 200 400 m;
4. penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik
seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan
dengan bangunan sarana lingkungan; dan
5. penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca
(hujan dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan
kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
B. Penyediaan jaringan telepon
1. tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan
jaringan telepon ke hunian;
2. jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan pergerakan
(jaringan jalan) dan jaringan prasarana lain;
3. tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija. mengenai bagianbagian pada jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi
sirkulasi pejalan kaki di trotoar; dan
4. stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 10.000 sambungan
dengan radius pelayanan 3 5 km dihitung dari copper center, yang
berfungsi sebagai pusat pengendali jaringan dan tempat pengaduan
pelanggan.
Berdasarkan kriteria diatas maka dapat dihitung kebutuhan sambungan
telepon rumah yang dibutuhkan di Kelurahan Titi Kuning sampai dengan
Tahun 2021, untuk lebih jelas dapat lihat pada Tabel V.49.
Tabel V.49
V-52
N
o
Fasilitas
pengguna
Standa
rd
(SST/
Orang)
2017
JP =
98.613
Jiwa
SST/Orang
Domestik
50
1,972
Fasilitas
2
150
657
Komersial
Fasilitas
3
250
394
Sosial
Fasilitas
4
1,000
99
Umum
Jumlah total
3,123
Sumber : Analisa
Keterangan : JP = Jumlah Penduduk
2018
JP =
99.115
Jiwa
SST/Oran
g
1,982
Tahun
2019
JP =
99.620
Jiwa
SST/Oran
g
1,992
661
2020
2021
JP =
100.127
Jiwa
SST/Orang
JP =
100.637
Jiwa
SST/Orang
2,003
2,013
664
668
671
396
398
401
403
99
100
100
101
3,139
3,155
3,171
3,187
jaringan
pemadam
kebakaran
untuk
mengantisipasi
V-54
V-55
V-56
V-57