Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

STUDY RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN


SINABANG KABUPATEN SIMEULUE.

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Disusun Oleh:
Safrizal Ofanda
NIM: 11.10.90.37

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan fisik kota-kota besar di Indonesia sangat pesat, diikuti
dengan kota yang sedang berkembang, dimana orientasi pembangunan kota
saat ini ditunjukan dalam penyediaan fasilitas yang menunjang perkembangan
kegiatan ekonomi kota seperti pertokoan, perkantoran, dan lain sebagainya.
Selain itu, pembangunan kota-kota di Indonesia masih kurang memperhatikan
lingkungan sekitar dengan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakatnya,
seperti pemenuhan prasarana yang relatif alami seperti taman, lapangan
olahraga, dan tempat bermain lainnya yang memerlukan ruang terbuka dan
lingkungan sehat.
Penyediaan lahan di kota - kota besar maupun kota sedang
berkembang di Indonesia dirasakan sangat sulit dan membutuhkan biaya yang
cukup besar. Oleh karenanya pemenuhan kebutuan sosial masyarakat yang
memerlukan lahan relatif luas dan tidak pernah mendapatkan tempat prioritas
utama dalam pembangunan kota, sehingga muncul anggapan bahwa kota
merupakan akumulasi kegiatan ekonomi masih lebih diyakini anggapan
bahwa kota tempat akumulasi penduduk dalam jumlah relatif besar dengan
segala kebutuhan sosialnya. Salah satu kebutuhan sosial masyarakat yang
masih dianggap tidak penting oleh pemerintah kota adalah kebutuhan akan
ruang terbuka hijau, padahal ruang terbuka hijau adalah salah satu elemen

fisik alami didalam kota yang mempunyai peran dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat kota secara luas.
Kebutuhan lahan perkotaan yang semakin meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, menyebabkan tingginya alih-guna lahan di perkotaan
termasuk Ruang Terbuka Hijau

semakin berkurang. Sebuah kota sudah

selayaknya mempertimbangkan keberadaan ruang terbuka hijau untuk


ditingkatan fungsi serta perannya menjadi wadah masyarakat untuk
berinteraksi sosial antar sesama warga kota maupun pengunjungnya,
disamping itu berperan pula menciptakan keseimbangan lingkungan wajah
perkotaan. Kebutuhan lahan perkotaan yang semakin meningkat merupakan
konsekuensi dari pembangunan dan perkembangan kota yang semakin pesat
sebagai akomodasi pembangunan dan perkembangan kota tersebut. Lahanlahan yang beralih fungsi menjadi kawasan terbangun adalah lahan-lahan
kosong potensial untuk dikembangkan, baik berupa lahan produktif maupun
lahan non produktif. Akibatnya lahan terbuka semakin terdesak dan sempit.
Ruang terbuka hijau merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan, seperti
juga halnya sosial lainya ruang terbuka hijau termasuk salah satu elemen kota
dan kehadiranya dalam suatu kota didasarkan pada ketentuan-ketentuan dan
standar-standar tertentu.
Permen PU No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
pemanfaatan RTH : minimal 30% RTH yang terdiri atas 20% ruang terbuka
hijau publik dan 10% terdiri atas ruang terbuka hijau privat.

Beberapa fakta yang menujukan kurangnya perhatian tersebut adalah :


semakin menurunya ruang terbuka hijau baik produktif maupun non produktif
sebagai elemen iklim atau paru-paru kota. Banyaknya kota mengabaikan
ruang terbuka untuk memenuhi kebutuhan minimal pada suatau lingkungan
permukiman, padahal ruang terbuka hijau merupakan elemen yang dapat
meningakatkan kualitas suatu lingkungan dan kehidupan masyarakatnya.
Mengingat perkembangan yang terjadi kesetiap penjuru kota, dimana
pada bagian-bagian pusat kota dirasakan sangat sulit untuk memperoleh lahan
yang memadai akibat terbatasnya lahan dan tingginya harga lahan. Maka dari
itu para investor lebih cenderung memilih lahan yang seharusnya berfungsi
sebagai ruang terbuka hijau, dipilih sebagai tempat yang lebih menguntungkan
secara ekonomis, karena keberadaan ruang terbuka hijau biasanya tepat
ditengah-tengah jantung kota.
Dalam situasi sekarang ini dengan tingkat kebutuhan kota yang sangat
pesat akibat dari pengaruh sektor ekonomi dan perdagangan yang begitu kuat,
mempengaruhi pada perkembangan kota yang dirasakan terpaksa mengikuti
pertumbuhan sektor tersebut. Selain itu upaya pemerintah dalam hal
memperbaiki kualitas lingkungan untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan melakukan pembenahan peningkatan jalur hijau juga mengalami
hambatan yakni tidak sepenuhnya masyarakat kota memahami akan
pentingnya ruang hijau.

Kawasan Perkotaan Sinabang merupakan salah satu kawasan yang


mulai berkembang dimana pertumbuhan penduduk dan pembangunan isinya
yang mulai pesat. Kawasan Perkotaan Sinabang masuk dalam administratif
Kecamatan Simeulue Timur. Kawasan perkotaan Sinabang terletak di bagian
timur Simeulue Simeulue, Provinsi Aceh. Kecamatan Simeulue Timur
memiliki luas wilayah keseluruhan adalah 38.173 Ha, dengan administrasi
pemerintahan yang didukung oleh 17 dan hanya 3 yang menjadi wilayah
penelitian yang ada di wilayah tersebut.

Jumlah penduduk Kecamatan

Simeulu Timur sebanyak 28.927 jiwa dengan kepadatan penduduk kurang


lebih mencapai 75,78 jiwa/km. Populasi penduduk perkotaan sinabang
dikategorikan sebagai kota kecil (10.000-20.000 jiwa). Ruang terbuka hijau di
kawasan perkotaan belum memenuhi undang-undang No. 26 tahun 2007
tentang penataan ruang yaitu 30% dari luas lahan dijadikan ruang terbuka
hijau. Hal ini disebabkan ada bebarapa lahan ruang terbuka hijau beralih
fungsi, yaitu dijadikan kawasan terbangun.
Berdasarkan hal tersebut, keberadaan ruang terbuka hijau adalah sangat
dibutuhkan, namun kadang kala kebutuhan ruang terbuka hijau suatu kota
belum maksimal. Kondisi inilah penulis mencoba meneliti dengan
mengangkat judul :
Studi Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Sinabang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

penelitian,

ditentukan

pertanyaan

penelitian sebagai berikut :


a. Bagaimana ketersediaan ruang terbuka hijau saat ini di Kawasan
Perkotaan Sinabang?
b. Seberapa besar kebutuhan ruang terbuka hijau pada 20 tahun kedepan di
Kawasan Perkotaan Sinabang?
C. Definisi Operasional
1. Studi adalah pendekatan untuk meneliti suatu masalah dengan menganalisis
suatu kasus secara mendalam dan utuh.
2. Ketersediaan adalah adanya ruang terbuka hijau pada suatu kota berdasarkan
jumlah penduduk.
3. Kebutuhan adalah ruang terbuka hijau yang dibutuhkan untuk tahun-tahun
kedepan berdasarkan jumlah penduduk.
4. Kota adalah Daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang
merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat, daerah
pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan
sebagian besar penduduknya bekerja diluar pertanian.
5. Ruang adalah sesuatu yang terukur dan terlihat yang dibatasi oleh kejelaan
fisik,
6. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik
dalam bentuk area/ kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.

7. Ruang terbuka hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)
suatu wilayah perkotaan yang di isi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegatasi
(endemik, introduksi) guna mendukung manfaatan langsung dan/atau tidak
langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut1.
8. Taman kota, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana
kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota2.
9. Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang
kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah
hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang3.
10. Jalur hijau, adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang
terletak di dalam ruang milik jalan (Rumija) maupun di dalam ruang pengawasan
jalan (Ruwasja). Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemen lansekapnya
adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau4.

1
2
3
4

D. Ruang Lingkup Penelitian


Lokasi studi Perkotaan Sinabang dengan ruang lingkup materi yaitu
khususnya pada ketersediaan ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan
Sinabang saat ini, serta kebutuhan akan ruang terbuka hijau berdasarkan
PERMEN PU No. 05/ PRT/ M/ 2008 tentang kebutuhan RTH pada 20 tahun
ke depan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
c. Untuk mengetahui ketersediaan ruang terbuka hijau di Kawasan
Perkotaan Sinabang?
d. Untuk mengetahui kebutuhan ruang terbuka hijau di Kawasan Perkotaan
Sinabang?
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
e. Dapat memberikan gambaran atas kebutuhan ruang terbuka hijau di
Kawasan Perkotaan Sinabang?
a. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya tentang
permasalahan ruang terbuka hijau di daerah perkotaan.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh Pemerintah Daerah
dalam proses perencanaan dan penentuan kebijakan dalam pengadaan
dan penataan ruang terbuka hijau.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan urutan-urutan dalam rangkaian
penyusunan penulisan. Adapun sistematika penulisan adalah :
BAB I

Pendahuluan : Yang membahas latar belakang penulisan.


Rumusan masalah. Defenisi operasional, ruang lingkup, Tujuan
dan

kegunaan,

Defenisi

operasional,

serta

Sistematika

penulisan.
BAB II

Tinjauan Pustaka : Berisikan pengertian-pengertian dari


ruang dan terbuka hijau. Pentingnya ruang terbuka hijau, lokasi
ruang terbuka hijau kota, teori perkembangan kota, bentukbentuk dari ruang terbuka hijau kota dan fungsinya, fungsi dan
manfaat ruang terbuka hijau, standart/pedoman ruang terbuka
hijau, elemen pengisi ruang terbuka hijau, kepemilikan RTH,
serta proporsi RTH kawasan perkotaan.

BAB III

Metodologi Penelitian : Membahas lokasi penelitian. populasi


dan sampel. jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data.
metode analisis.

BAB IV

Hasil

dan

Pembahasan:

Berisikan

kebijaksanaan

pembangunan kawasan perkotaan Sinabang, kebijakan RTH


perkotaan Sinabang, Gambaran umum lokasi penelitian,
Kondisi eksisting RTH di perkotaan Sinabang, analisis
kependudukan, analisis RTH fasilitas sosial, serta analisis RTH
perkotaan Sinabang.
BAB V

Penutup : Berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai