Anda di halaman 1dari 7

FISIOLOGI DARAH

HEMATOPOIESIS / HEMOPOIESIS
Hematopoiesis berasal dari kata :
-

Haema = Darah
Poiesis = Pembuatan

Yang artinya proses pembentukan dan perkembangan / pematangan sel-sel hemopoietik (sel-sel
darah), seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit.

Hemopoiesis terbagi menjadi 2, yaitu :


1. Hemopoiesis semasa janin (pre-natal), yang terbagi dalam 3 stadium :

Masa Mesoblastik, pada usia janin 02 bulan, hemopoiesis terjadi di yolk sac atau
kantung kuning telur.
Masa Hepatik, pada usia janin 27 bulan, hemopoiesis terjadi di liver, limpa, dan kelenjar
getah bening.
Masa Myeloid atau Meduler, pada usia janin 5-9 bulan, hemopoiesis terjadi di sumsum
tulang, berlangsung seumur hidup.
2. Hemopoiesis setelah lahir (post-natal)

Terjadi di sumsum tulang (red bone marrow), yang hanya meliputi eritropoiesis,
granulopoiesis, dan trombopoiesis.
Limfopoiesis terjadi di kelenjar getah bening dan timus.
Pada masa neonatus dan anak-anak, semua tulang mengandung sumsum tulang (red bone
marrow) dan hemopoiesis terjadi di semua tulang.
Dengan bertambahnya umur, tulang yang mengandung red bone marrow berkurang,
diganti dengan lemak.
Pada orang dewasa, proses hemopoiesis hanya terjadi di tulang-tulang pipih, yaitu di
tulang tengkorak, vertebra, iga, sternum, sakrum dan pelvis, femur dan humeri bagian
proksimal.

Hemopoiesis Ekstrameduler
Hemopoiesis yang terjadi di luar organ-organ sumsum tulang, terutama di lien / limfa,
hati, dan kelenjar getah bening. Bersifat patologik.
Hemopoiesis ekstrameduler terjadi pada keadaan :
-

Keadaan abnormal, karena adanya stimulus ekstrameduler


Untuk mengatasi keadaan disfungsi sumsum tulang : aplastik, infiltrasi maligna, leukemia
Kompensasi terhadap kebutuhan yang meningkat : pada proses hemolitik
Keadaan patologik Mielofibrosis, di lien.

ASAL-USUL SEL DARAH


Sel-sel darah (sel-sel hemopoietik) berasal dari satu induk yang disebut pluripotential stem cell
atau sel induk primitif atau sel punca, yang mampu ber-replikasi & berdiferensiasi menjadi
semua tipe sel, sedangkan committed stem cell untuk memproduksi sel dari seri eritrosit,
granulosit, limfosit, dan trombosit.

Maturitas
Immature

Eritrosit
Rubriblas

Metarubrisit
Retikulosit
Mature

Sel Plasma

Granulosit

Monosit

Limfosit

Megakarioblas

Plasmablas

Mieloblas

Monoblas

Prolimfosit

Promegakariosit

Promielosit

Promonosit

Megakariosit

Mielosit

Meta-

Meta-

megakariosit

mielosit

Pronormoblas
Basophilic

Prorubrisit

Rubrisit

Megakariosit

normoblast
Polychromatophilic
normoblast
Orthochromatic
normoblast
(nucleated RBC)
Polychromatophilic

Neutrofil

erythrocyte

Batang

Eritrosit

Eritrosit

Trombosit

Sel Sel Darah Matang


Eritrosit
Bentuk cakram bikonkaf
Hemoglobin mengangkut O2
5 juta / mm3
Umur 120 hari
Sitoplasma homogen dan tidak berinti
Leukosit
- Granulosit PMN Neutrofil, Eosinofil,
dan Basofil
- Agranulosit Mononukleus Monosit,
dan Limfosit
Tidak punya Hb
7000 / mm3

Sel Plasma

Neutrofil
Segmen

Monosit

Limfosit

Neutrofil
40 70% dari leukosit
Batang (immature) & Segmen (mature)
Inti berlobus (2-5 buah)
Fungsi fagositik

Eosinofil
1-6 % dari jumlah leukosit
Inti berlobus 2
Fungsi Berperan dalam reaksi alergi

Basofil
Jumlahnya 1% dari leukosit
Inti tidak jelas lobusnya
Sitoplasma mengandung granula besar
keunguan yang mengandung histamin

Limfosit
Jumlah 20 40 % jumlah leukosit
Limfosit T & B
Inti bulat
Fungsi membentuk immunoglobulin

Monosit
Jumlah 2 10% dari jumlah leukosit
Inti oval, sitoplasma biru mengandung
peroksidase
Fungsi fagositosis, makrofag

Trombosit
Terdapat Fragmen sel dalam sumsum
tulang belakang yaitu megakariosit
150-300 ribu / mm3
Tidak punya inti
Fungsi Hemostasis
- Spasme vaskular
- Pembentukan sumbat trombosit
- Koagulasi darah

Hemopoiesis memerlukan :
1. Sel Induk Hemopoietik (Yang paling primitif = Sel induk pluripoten / pluripotent stem

cell)
Sel induk hemopoietik menurut kemampuan diferensiasinya :
Pluripotent stem cell : sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan
seluruh jenis sel-sel darah.
Sel induk pluripoten mempunyai sifat :
Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga meskipun terus

membelah, tidak akan pernah habis.


Proliferatif : kemampuan membelah / memperbanyak diri.
Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi
tertentu.

Committed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmen untuk berdiferensiasi melalui
salah satu garis turunan sel. Sel induk yang termasuk golongan ini adalah sel induk

myeloid & sel induk limfoid.


Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis
sel. Contohnya CFU-GM (colony forming unit-granulocyte/monocyte) yang dapat

berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit & sel-sel monosit.


Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel
saja. Contohnya CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit,
dan CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang menjadi sel-sel

granulosit.
2. Lingkungan Mikro Sumsum Tulang Substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh
secara kondusif, meliputi :
A. Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
B. Sel-sel stroma Sel endotil, sel lemak, fibroblas, makrofag, sel reticulum
C. Matriks ekstraseluler Fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, & proteoglikan.
Fungsi :
- Menyediakan nutrisi & bahan hemopoiesis
- Komunikasi antarsel
- Menghasilkan zat yang mengatur hemopoiesis : Hematopoietic Growth Factor,
Cytokine, dll.
3. Bahan-bahan pembentuk darah : Asam folat & Vit. B12, Fe, Mg, Co, Cu, Zn, Asam
amino, dan vitamin lain seperti Vit. C.
4. Mekanisme regulasi Mengatur arah & kuantitas pertumbuhan sel & pelepasan sel
darah merah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi, sehingga sumsum tulang
dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat.
Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi :
A. Hematopoietic Growth Factors
- GM-CSF (Granulocyte-Macrophage Colony Stimulating Factor)
- G-CSF (Granulocyte Colony Stimulating Factor)
- M-CSF (Macrophage-Colony Stimulating Factor)
- Thrombopoietin
- BPA (Burst Promoting Activity)
- Stem Cell Factor
B. Sitokin, misalnya IL-3 (Interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-10, IL-11.
C. Hormon Hemopoietik Spesifik Eritropoietin
D. Hormon Hemopoietik Non-Spesifik :
- Androgen = Stimulasi eritropoiesis
- Estrogen = Inhibisi eritropoiesis
- Glukokortikoid
- Growth Hormone

Hormon Tiroid

ERITROPOIETIN
Eritropoietin merupakan polipeptida yang sangat terglikosilasi, terdiri dari 165 asam
amino dengan berat molekul 34 kDa.
Tempat produksinya :
90 % Ginjal
10 % Hati

Anda mungkin juga menyukai