Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Idul Adha 1429 H: Meneladani Kepemimpinan Ibrahim AS

( x9) . .


. .:
.
Segala sanjungan puja dan puji syukur hanyalah kepada Allah SWT., atas segala karunia
kenikmatan yang kita terima dalam jumlah yang begitu besar sehingga kita bisa hadir
pada pagi hari yang agung ini untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Kehadiran kita pagi
ini bersamaan dengan kehadiran sekitar empat juta jamaah haji dari segala penjuru dunia
yang sedang menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Suara mereka bertaut
dengan suara kita, sambung-menyambung di angkasa raya dalam pujian, takbir, tahlil dan
tahmid. Ini karena kita semua disatukan dalam nikmat terbesar yang diberikan Allah
SWT, yakni nikmat Iman dan Islam.
Kaum Muslimin RahimakumuLlah.
Prosesi manasik dalam ibadah haji dan perayaan Idul Adha tidak terlepas dari penapak
tilasan dan mengenang kembali seorang Manusia Agung yang diutus oleh Allah SWT.
sebagai nabi dan rasul, yakni Nabi Ibrahim AS, yang juga diangkat oleh Allah sebagai
Imam/pemimpin untuk menjadi panutan seluruh alam hingga akhir zaman. Keagungan
pribadi nabi Ibrahim beserta keluarga dan pengikutnya, serta keteguhannya dalam
berjuang menegakkan dakwah tauhid dan pemurnian loyalitas manusia kepada Allah,
membuat kita bahkan Nabi Muhammad harus mampu mengambil keteladanan darinya.
Allah SWT. berfirman:

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya
kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dengan kamu kebencian dan permusuhan
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.. (QS 60:4).
Banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; dalam khutbah yang singkat ini akan kami sampaikan tiga hal yang menjadi
isyarat bagi kaum Muslimin untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan, apalagi
bagi kita, kaum muslimin bangsa Indonesia yang masih harus terus berjuang untuk
mengatasi berbagai persoalan besar yang menghantui kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pertama, belajar dari profil kehidupan Nabi Ibrahim AS. membuat kita harus
memberikan kepedulian yang lebih besar terhadap kesinambungan generasi yang dapat
memperjuangkan tegaknya nilai-nilai kebenaran. Hal ini karena ketika usia Nabi Ibrahim
sudah semakin tua, kerinduannya pada generasi penerus perjuangan menjadi semakin
besar, dan ia pun harus berdoa agar Allah SWT. menganugerahkan kepadanya keturunan
yang shaleh. Beliau mengatakan dalam sebuah doanya:
(100 : *
)
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang
yang shaleh
Kondisi generasi muda kita sekarang boleh dibilang cukup memprihatinkan. Kasus-kasus
perzinahan, pemerkosaan, pembunuhan, perkelahian/tawuran, pencurian, narkoba, AIDS,

dan berbagai kasus kriminal lainnya adalah kasus-kasus yang banyak dilakukan oleh
generasi muda kita.
Satu hal yang harus kita ingat bahwa anak merupakan anugerah sekaligus amanah.
Sebagai anugerah dari Allah SWT, maka setiap orang tua harus mensyukuri kehadiran
sang anak, apapun jenis kelaminnya dan bagaimanapun keadaan anak itu. Dalam kaitan
dengan anak sebagai generasi pelanjut, bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT
yang tidak boleh disia-siakan, anak selanjutnya harus dididik dengan sebaik-baiknya
sebagaimana Nabi Ibrahim dan Siti Hajar telah mendidik puteranya Ismail dengan
sedemikian baik. Sebagai seorang isteri dari seorang suami yang aktif berjuang di jalan
Allah dan meninggalkannya di satu lembah yang tandus dan tak berpenghuni, Siti Hajar
memberikan perhatian kepada anaknya, Ismail dengan begitu baik, sehingga meskipun ia
harus berusaha mencari rezki sendiri yang dalam hal ini adalah mencari air, ia pergi
hingga ke bukit Shafa, namun ia khawatir pada anaknya, maka ia pun berjalan kembali
untuk melihat anaknya. Ketika dilihat anaknya dalam keadaan baik, ia pun menuju
Marwa. Inilah yang kemudian disebut dengan SaI dari Shafa ke Marwa sebanyak tujuh
kali. Di samping itu Allah SWT juga mengabadikan perhatian dari orang tua yang begitu
besar kepada anaknya ini dengan apa yang dikenal dengan Hijir Ismail, alias pangkuan
Ismail, suatu tempat yang begitu mulia di Kabah yang di situlah dahulu Ismail diasuh,
dididik dan dibesarkan dalam pangkuan ibundanya, Siti Hajar.
Untuk bisa melahirkan generasi yang shaleh, yang harus menjadi shaleh terlebih dahulu
adalah kita sebagai orang tuanya. Sangat jarang terjadi orang tua mendambakan anaknya
menjadi shaleh sementara ia sendiri tidak shaleh. Hal ini karena mendidik anak harus
dimulai dengan keteladanan yang baik dari lingkungan keluarganya, karenanya
bagaimana mungkin orang tua bisa mendidik anak-anaknya dengan baik kalau ia sendiri
tidak bisa memberi contoh yang baik. Perhatian dan kepedulian terhadap kaderisasi
generasi muda harus menjadi agenda utama setiap pemimpin dan calon pemimpin bangsa
ini, karena di tangan generasi muda lah terletak masa depan yang diharapkan lebih baik
dari masa kini.
Allahu Akbar 3X WalilLahilhamdu.
Maaasyiral Muslimin RahimakumulLah.
Kedua, yang menjadi pelajaran dari profil Nabi Ibrahim AS. dan keluarganya adalah
keharusan mempertahankan dan memperkokoh idealisme sebagai seorang mumin yang
senantiasa berusaha untuk berada pada jalan hidup yang benar, apapun keadaannya dan
bagaimanapun situasi dan kondisinya. Begitulah memang, yang telah ditunjukkan oleh
Nabi Ibrahim AS dan keluarganya dalam mempertahankan dan memperjuangkan ideologi
Tauhid dengan hujjah, argumentasi atau alasan yang kuat. Dalam sejarah Nabi Ibrahim,
kita dapatkan beliau menghancurkan berhala-berhala yang biasa disembah oleh
masyarakat di sekitarnya, saat itu Ibrahim adalah seorang anak remaja, sebagaimana yang
tercermin dalam firman Allah SWT yang menceritakan hal ini: (60-58 :)

58)
59)
60)
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali yang
terbesar dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali ( untuk bertanya)
kepadanya. Mereka berkata: Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhantuhan sembahan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim. Mereka

berkata: Kami dengar ada seorang anak remaja yang mencela tuhan-tuhan ini, namanya
Ibrahim.
Untuk mempertahankan idealismenya ini, Ibrahim bahkan siap untuk terus berjuang
sampai mati, meskipun harus berjuang di wilayah lain, ia menyebut dirinya sebagai orang
yang pergi (berhijrah) kepada Allah SWT, Tuhannya Yang Esa. Dalam hal ini Nabi
Ibrahim menyatakan di hadapan orang-orang kafir: (99 :)

Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi (berhijrah) kepada Tuhanku dan Dia
akan memberi petunjuk kepadaku.
Oleh karena itu, idealisme yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS tidak hanya saat ia
masih muda belia, tapi bandingkan dengan suatu peristiwa yang amat menakjubkan, saat
Ibrahim diperintah oleh Allah SWT untuk menyembelih puteranya, Ismail, dalam
peristiwa pengorbanan yang sangat terkenal itu, saat itu Ibrahim sudah sangat tua,
sedangkan Ismail adalah anak kesayangannya yang sangat didambakan sejak lama. Maka
Ibrahim pun melaksanakan perintah Allah SWT yang terasa jauh lebih berat dari sekedar
menghancurkan berhala-berhala di masa mudanya. Ini menunjukkan kepada kita bahwa
Nabi Ibrahim AS memiliki idealisme sekaligus loyalitas dan totalitas yang tinggi kepada
Allah semenjak masih muda sampai ia sudah tua. Dan inilah yang amat dibutuhkan dalam
kehidupan di negeri kita, jangan sampai ada generasi yang pada masa mudanya
menentang kezaliman, tapi ketika ia berkuasa pada usia yang lebih tua justeru ia sendiri
yang melakukan kezaliman yang dahulu ditentangnya itu. Jangan sampai ada generasi
yang semasa muda menentang korupsi, tapi saat ia berkuasa di usianya yang sudah
semakin tua justeru ia sendiri yang melakukan korupsi padahal dahulu sangat
ditentangnya. Dalam kehidupan sekarang, kita dapati banyak orang yang tidak mampu
mempertahankan idealisme atau dengan kata lain tidak istiqomah sehingga apa yang
dahulu diucapkan dan diperjuangkan tidak tercermin dalam langkah dan kebijakan hidup
yang ditempuhnya, apalagi hal itu dilakukan karena terpengaruh oleh sikap dan prilaku
orang lain, teman sejawat atau kelompoknya yang tidak baik. Karena itu, Rasulullah
SAW, mengingatkan dalam haditsnya:




Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan, kalau orang lain
berbuat baik kami pun berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan
berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berperinsip: jika orang lain berbuat
kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan maka
janganlah kamu berbuat zalim (seperti mereka).
Allahu Akbar 3X WaliLlahilhamdu.
Jamaah Shalat Ied yang dimuliakan Allah.
Ketiga, dari sekian banyak Ibrah dari pribadi Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah
pelajaran tentang kepemimpinan (Imamah). Di mana Allah telah memilih Nabi Ibrahim
sebagai pemimpin bagi umat manusia atas berbagai prestasinya yang gemilang dalam
banyak ujian yang telah dilaluinya. Dalam hal ini Allah menyebutkan dalam Al Quran:


(124 :).

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya secara sempurna. Allah berfirman:
Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia. Ibrahim
berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janjiku ini
tidak mencakup orang-orang yang zalim.
Ujian Allah terhadap Nabi Ibrahim AS. cukup banyak, diantaranya, perintah untuk
berdakwah memurnikan ketauhidan ummat manusia yang telah terkontaminasi oleh
perbuatan syirik (menyekutukan Allah), perintah menyembelih puteranya Ismail,
membangun Kabah dan membersihkan Kabah dari kemusyrikan, menghadapi raja
Namrudz dan lain-lain. Selanjutnya Allah mengangkat Ibrahim sebagai pemimpin bagi
manusia. Pemimpin yang menjadi tauladan yang baik dan berlaku bijak dan adil terhadap
rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin manusia di bidang misi risalah yang diembannya
dari Allah SWT, di bidang kehidupan beragama, politik, hukum, ekonomi dan lain-lain.
Pemimpin yang berjuang untuk mengangkat martabat rakyatnya agar menjadi bangsa
yang punya izzah, berwibawa di mata Allah dan di dalam percaturan dunia. Tetapi Nabi
Ibrahim berharap agar kepemimpinannya itu kelak akan diwariskan kepada anak
cucunya, tetapi Allah memberikan ketentuan bahwa Imamah atau kepemimpinan ini tidak
akan diberikan-Nya kepada orang-orang yang berbuat zalim; zalim terhadap dirinya
dengan berbuat syirik (menyekutukan) kepada Allah, atau berbuat zalim kepada umat
manusia dengan cara mengkhianati amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Di
dalam sejarah, kita mengenal banyak nabi dan rasul yang diutus oleh Allah untuk menjadi
pemimpin manusia dari anak keturunan Nabi Ibrahim AS, dan yang terakhir adalah Nabi
kita Muhammad SAW. Tapi tidak jarang dari anak keturunan Ibrahim yang berlaku zalim
seperti orang-orang Yahudi dan bangsa Arab Jahiliyah yang tidak mampu mewarisi misi
dakwah yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS, yang akhirnya Allah menghinakan mereka.
Di dalam kehidupan kekinian, cukup relevan untuk dikemukakan bahwa di dalam
memilih pemimpin haruslah kita berhati-hati, jangan sampai kita memilih orang yang
zalim sebagai pemimpin kita; karena sudah dapat dipastikan Allah akan menghancurkan
orang-orang yang zhalim, dan kita yang memilihnya pun akan ikut binasa. Allah
berfirman:

(13 :).
..maka Tuhan mewahyukan kepada para rasul: Kami pasti akan membinasakan orangorang yang zhalim. (Ibrahim:13).
Dan di akhirat, para pemimpin yang zalim dan para pemilih dan pengikutnya akan samasama disiksa di neraka dengan azab yang sangat pedih. Mari kita simak firman Allah
berikut ini:

66)

67)

68)

(68-66 :).
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan (atau disate) di neraka, mereka
berkata, alangkah baiknya seandainya kami taat kepada Allah dan taat pula kepada
Rasul. Dan mereka berkata, Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari

jalan kebenaran. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan
kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.
Kepemimpinan di dunia ini memang terkadang jatuh ke tangan orang-orang yang zalim
akibat lemahnya orang-orang yang shaleh, padahal orang-orang shalehlah yang paling
berhak menjadi pemimpin di muka bumi ini. Allah berfirman:
(105 :) *
..Sesungguhnya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh.
Berbagai prilaku arogan yang dipertontonkan oleh orang-orang zalim di dunia kini adalah
akibat dari kelemahan orang-orang shaleh, praktek-praktek buruk seperti korupsi, kolusi,
nepotisme dan berbagai ketidak adilan dalam pemerintahan yang dilakukan orang-orang
yang zalim adalah akibat dari lemahnya orang-orang yang shaleh. Karena itu orang-orang
yang beriman haruslah memilih orang yang shaleh yang memiliki visi dan misi
kepemimpinan sebagaimana misi kepemimpinan nabi Ibrahim, yakni misi dakwah dan
reformasi di semua sektor kehidupan. Barangsiapa yang memilih orang zalim sebagai
pemimpinnya, maka ia ikut bertanggung jawab atas semua kezalimannya di hadapan
mahkamah Allah SWT dan bertanggung jawab juga kepada rakyat.
Untuk memilih pemimpin yang shaleh, kita dapat melihat track record kepribadiannya di
masa lalunya, secara vertikal ia harus baik hubungan ibadahnya kepada Allah SWT, dan
secara horisontal ia selalu berbuat adil dan bijaksana serta penuh kasih sayang dan
berakhlak baik kepada sesama manusia. Kondisi akhlak dan pendidikan keluarga dan
anak-anaknya. Karena atas dasar inilah Nabi Ibrahim dipilih oleh Allah SWT. sebagai
imam (pemimpin) bagi semua manusia. Hanya dengan kejelian dan penuh rasa tanggung
jawab kita dalam memilih pemimpin yang shalih, beriman dan bertakwa serta memiliki
dedikasi yang tinggi kepada Sang Khalik, di samping berakhlak mulia dan penuh
kepedulian kepada sesamanya, negeri ini diharapkan dapat keluar dari krisis
multidimensi, dan menjadi negeri yang penuh berkah dan maghfirah dari Allah SWT.
Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofuur.
Maaasyiral Muslimin RohimakumuLlah.
Dari uraian khutbah kita yang singkat pada pagi ini, dapat kita simpulkan bahwa sebagai
seorang Muslim kita sangat dituntut untuk menunjukkan komitmen atau keterikatan dan
loyalitas kita kepada Allah SWT. dengan menegakkan nilai-nilai Islam yang telah
diturunkan-Nya, sebagai apapun kita dan di manapun posisi kita, baik dalam kehidupan
berkeluarga, atau bermasyarakat dan berbangsa. Karenanya, Rasulullah SAW berpesan
kepada kita agar selalu bertaqwa kepada Allah SWT di manapun kita berada.
October 1, 2005
Intisari Khutbah Jumat - 20050930
Masuk Kategori: Khutbah Jumat & Pengajian
Pada khutbah Jumat kali ini, khatib mengetengahkan tema Bagaimana caranya agar doa
diijabah?. Di bagian ini, aku menambahkan beberapa hal yg terkait dengan doa,
sehingga aku kelompokkan artikel ini ke dalam kelompok Khutbah Jumat dan Fiqh.
Detail ttg doa akan menyusul, demikian harap maklum
Di awal khutbah, khatib menyitir sebuah ayat dari surat Al Fushshilat (41) ayat 51.
Terjemahnya sebagai berikut: Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia
berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak
berdoa. Dari ayat tersebut, terlihat bahwa ALLOH menyindir dan mengecam (sifat)
manusia, yg mudah lupa jika diberi kenikmatan. Sebaliknya, jika mendapat kesulitan,

walau sekecil apapun, maka dia akan menangis, berkeluh kesah dan berdoa meminta
pertolongan kepada ALLOH SWT.
Hanya saja, perlu dicatat bahwa tidak semua manusia berbuat demikian. Masih ada
manusia yg tetap mengingat ALLOH SWT baik di kala senang maupun di kala susah.
Contoh manusia yg tetap mengingat ALLOH SWT di saat mendapat
kenikmatan/kesenangan yg luar biasa banyaknya adalah Nabi Sulaiman as. Sedangkan
Nabi Ayyub bisa menjadi contoh manusia yg tetap mengingat ALLOH baik di kala suka
ataupun duka.
Pada hakikatnya doa mesti dilakukan dalam keadaan dan kondisi apapun. Kaya, miskin,
suka, duka, sehat, sakit, tidak boleh menjadi penghambat untuk berdoa. Hal ini
mengingatkan kita bahwa pada dasarnya MANUSIA BERGANTUNG HANYA
KEPADA ALLOH SWT.
Rasululloh SAW sendiri bersabda bahwa doa merupakan inti ibadah!!!
Kita sendiri HARUS YAKIN bahwa doa kita DIKABULKAN!!! Jika tidak dikabulkan
di dunia, maka doa tersebut akan menjadi amalan kita di akhirat kelak.
Manusia memang aneh, seringkali di saat genting dia berdoa kepada ALLOH SWT
seraya menjanjikan ini itu (bernadzar), tapi begitu ALLOH SWT mengangkat
kesulitannya, pada saat itu pula dia melupakan nadzarnya itu. Dg kata lain, manusia
begitu mudah mendurhakai ALLOH SWT yg telah menolongnya..!! (ini sesuai dg kutipan
ayat yg dibaca khatib di awal khutbah).
Berikut beberapa tips agar doa dikabulkan ALLOH SWT:
1. Makanan, minuman, dan pakaian yg kita gunakan, pakai, dan konsumsi sehari-hari
mestilah berasal dari rejeki yg HALAL. Ingat, 1 SUAP makanan yg haram akan
menghalangi diterimanya ibadah kita selama sekian waktu, apalagi jika makanan haram
tersebut telah menjadi dagingberarti kita telah menyiapkan diri kita masuk ke dalam
neraka.
2. Menyucikan dan membersihkan diri, baik lahir-batin. Sebaiknya sebelum berdoa kita
membersihkan diri (minimal berwudhu) untuk membersihkan lahir kita. Untuk
membersihkan batin, kita bisa perbanyak dzikir dan istighfar.
3. Membaca sholawat Nabi. Tanpa menyertakan sholawat Nabi dalam berdoa, akan
mengakibatkan doa menggantung (tidak jelas statusnya)
4. Perbanyak puji2an kepada ALLOH SWT, karena hanya ALLOH SWT yg berhak utk
segala puja dan puji. Puja dan puji bagi ALLOH bisa kita ambil dari Asmaul Husna.
5. Berdoalah di waktu2 dan tempat2 yg mustajab. Sebagai contoh, padang Arafah, di
masjid, hari Jumat, 1/3 malam terakhir, di antara 2 khutbah, saat hendak buka puasa, saat
hendak sahur, dst.
6. Carilah waktu2 yg hening, agar kita bisa doa dg khusyuk. Misalnya di saat sujud, 1/3
malam terakhir, dst.
7. (Dianjurkan) Gunakan doa para Nabi/Rasul. Di Quran banyak sekali doa-doa para
Nabi dan Rasul. Yg harus diingat adalah kita harus PAHAMI betul doa2 tersebut, agar
meresap ke dalam hati. Namun, tidak ada salahnya juga berdoa dg cara kita sendiri,
terutama bila kita punya hajat/kemauan. TIDAK ADA MASALAH BERDOA DG
BAHASA SEHARI-HARI (bukan bahasa Arab).
8. Berdoalah yg wajar (diutamakan jika kita telah melakukan ikhtiar sebelumnya).
Janganlah kita berdoa utk sesuatu yg tidak masuk akal. Contohnya kita minta diturunkan
hujan uang, atau kita minta kaya tapi kita tidak berusaha/tidak bekerja, dst dst.

Ada manusia-manusia yg doanya tidak ditolak/mudah diijabah/mudah


diterima+dikabulkan ALLOH SWT. Mereka antara lain:
1. Kedua orang tua, yg mendoakan keselamatan dan kesejahteraan bagi anak2nya. Bagi
para orang tua, hendaklah berhati-hati menjaga lisannya, terutama pada saat emosi. Jika
salah ucap, maka bukan kebahagiaan yg didapat anaknya, namun kutukan dan azab
ALLOH yg diterima anaknya. Bagi kita yg orangtuanya masih hidup, hendaknya jangan
sampai melukai hati orang tua.
2. Orang yg teraniaya. Dalam kasus ini, orang yg teraniaya adalah orang yg didzalimi,
direbut dan diambil paksa hak2nya, dibohongi (diberi janji2 palsu). Insya ALLOH doa
mereka tidak akan ditolak ALLOH SWT. Karena itu, hati2lah dalam menjadi pemimpin.
Jangan sampai ada rakyat yg teraniaya.
3. Pemimpin yg adil. Jika seorang pemimpin berjuang dengan ikhlas demi kemakmuran
rakyatnya, maka doanya tidak akan ditolak ALLOH SWT.
4. Pejuang Fi Sabilillah. Termasuk di dalamnya orang2 yg berjuang di jalan ALLOH,
berdakwah, dst dst.
5. Orang yg sedang shaum/puasa. Menjelang Ramadhan ini, persiapkan daftar doa yg
hendak kita mintakan kepada ALLOH SWT. Insya ALLOH dikabul
6. Anak-anak yg sholeh dan sholehah. Untuk itu, bekali anak2 kita dengan harta dan ilmu
(terutama ilmu agama), agar mereka menjadi penolong kita saat kita telah meninggal
kelak.

Cinta Tak Hanya Diam

Hadirin sholat Jumat SMAN 8 yang berbahagia,


Pada kesempatan ini marilah kita bersama-sama memanjatkan puja dan puji syukur
kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhingga sehingga kita
dapat melaksanakan kewajiban usbiyyah yakni menunaikan sholat Jumat di tempat
ini.
Shalawat dan salam mari kita limpahkan kepada kekasih kita, Muhammad saw, Nabi
akhir zaman, dan imam para rasul, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke
zaman keterangan seperti yang kita rasakan sekarang saat ini.
Hadirin sholat Jumat yang berbahagia,
Tanpa maksud untuk menggurui atau mengajari saya mengajak para hadirin sekalian
untuk bersama-sama meningkatkan ketakwaan (taqw) kita kepada Allah swt karena
takwa adalah pesan inti dari setiap khutbah Jumat. Takwa yang sebenar-benarnya
adalah menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala laranganlarangan-Nya. Dan, takwa juga senantiasa merasakan Allah swt hadir bersama kita,
dalam setiap aktivitas kita.
Hadirin sholat Jumat yang berbahagia,
Pada kesempatan ini, saya diminta oleh pihak OSIS SMAN 8 untuk menyampaikan
khutbah dengan tema yang berkaitan erat dengan maulid (mawlid) Nabi Muhammad
saw dari perspektif yang berbeda. Tema yang berkaitan dengan hal tersebut tentu
telah sering dibahas dari tahun ke tahun oleh karena itu saya mencoba seoptimal
mungkin memenuhi permintaan tersebut.
Hadirin sholat Jumat yang berbahagia,
Di Indonesia kita memiliki tradisi peringatan maulid Nabi. Tradisi peringatan maulid
Nabi ini bertahan dari masa ke masa karena kecintaan umat Islam yang begitu dalam
kepada Rasulullah saw. Bahkan, Siswa dan Guru SMAN 8 selalu mengadakan acara
peringatan maulid Nabi. Kita yakin acara tersebut diadakan karena kecintaan yang
begitu dalam kepada Nabi Muhammad saw. Maka, berdasarkan hal tersebut khatib
ingin menyampaikan khutbah ini dengan tema Cinta Tak Hanya Diam.
Terus terang saja, tema yang disampaikan oleh saya dalam khutbah ini terinspirasi dari
sebuah lagu Padi yang berjudul Tak Hanya Diam dan lagu tersebut telah menjadi OST
film Nagabonar Jadi 2.
Cinta di sini bukanlah cinta yang biasa kita ucapkan sehari-hari. Cinta di sini adalah
cinta yang bersifat transendental. Cinta yang akan selalu ada walaupun pengamalnya
telah tiada dan cinta yang akan selalu ada walaupun bumi ini telah tiada. Seperti yang
tertulis dalam lagu Tak Hanya Diam:
Jika mungkin bumi harus terguncang badai
Tapi cinta tak akan mungkin hilang

Cinta
Cinta
Cinta
Cinta
Cinta

bukan hanya sekedar kata


bukan hanya pertautan hati
bukan hasrat luapan jiwa
adalah cinta
tak hanya diam

Kecintaan kita kepada Nabi Besar Muhammad saw merupakan bukti kecintaan kita
kepada Allah swt. Sebagaimana yang tertulis dalam QS 03: 31: Katakanlah, jika
kalian mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan
mengampuni segala dosa-dosa kalian. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha
penyayang.
Kecintaan kita kepada Nabi tak hanya sekedar kata dan tak hanya diam. Cinta
membutuhkan ketulusan dan pengorbanan. Setidaknya, ketulusan dan pengorbanan
cinta kita kepada Nabi adalah meneladani keempat sifat yang telah dicontohkan dalam
hidup olehnya yakni al-shidq (kejujuran), al-amnah (amanah), al-fathnah
(kecerdasan), dan al-tablgh (menyampaikan). Keempat sifat tersebut seoptimal
mungkin harus dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan keempat sifat
tersebut integral/terhubung satu sama lain.
Dari sifat yang pertama, kejujuran (al-shidq). Kita dapat menyimpulkan bahwa
kejujuran adalah segala-galanya dalam hidup dan kejujuran tidak bisa dihitung dengan
harga. Dengan kejujuran kita menjadi orang-orang yang dipercaya (al-amnah)
sehingga kita menjadi tahu yang baik dan buruk (al-fathnah). Setelah kita menjadi
tahu yang baik dan buruk maka kita harus menyampaikan (al-tablgh).
Hadirin sholat Jumat yang berbahagia,
Demikianlah khutbah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga saja peringatan
maulid Nabi yang sudah menjadi tradisi dari masa ke masa tidak hanya sekedar
seremoni belaka. Tapi, tradisi peringatan maulid Nabi tersebut merupakan bukti
kecintaan kita yang begitu dalam kepada Rasulullah saw dan kita dapat meneladaninya
sepanjang masa. Karena cinta bukan hanya sekedar kata dan cinta tak hanya diam. Wa
Allh-u alam-u bi l-shawb

Anda mungkin juga menyukai