Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul

2. Tema
3. Nama Organisasi Pelaksana
4. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap
NIM
Program Studi/ Jurusan
No. Telepon/ HP
E-mail
5. Jumlah Anggota Pelaksana
6. Dosen Pendamping
Nama Lengkap, Gelar
NIP
No. Telepon/HP
7. Lokasi Kegiatan/ Mitra
Kelurahan/Kec
Kabupaten/Kota
Provinsi
Jarak PT ke lokasi mitra (km)
8. Jangka Waktu Pelaksanaan
(bulan)
9. Biaya Totatl (Rp)
Dikti (Rp)
Sumber lain (Rp)

: Kampung Organik Mangunharjo Sebagai Solusi


Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan dengan
Pengelolaan Sampah Plastik dan Organik
: Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat
: BEM UNDIP
:
:
:
:
:
:

Adeka Andari Pernia


11010114120185
S1 Hukum/ Hukum
081226285396
adekaandari.pernia@yahoo.co.id
4 Orang

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Dr. Alamsyah, S.S., M.Hum


19721119 199802 1 002
081223536655
Kelurahan Mangunharjo
Tembalang
Semarang
Jawa Tengah
30 KM
9 Bulan

: Rp. 43.600.000,: Rp. 43.600.000,: Semarang, 30 Maret 2016

Menyetujui,
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Diponegoro

Ketua Tim

Fawaz Syaefullah
NIM 14010112130021

Adeka Andari Pernia


NIM 11010114120185

Mengetahui,
Pembantu Rektor III Universitas Diponegoro

Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D


NIP 197110111997021001

A. JUDUL
Kampung Organik Mangunharjo Sebagai Solusi Upaya Pencegahan
Kerusakan Lingkungan dengan Pengelolaan Sampah Plastik dan
Organik
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan terhadap lingkungan semakin meningkat seiring dengan
pertambahan demografi. Permasalahan yang sering muncul sebagai salah satu
penyebab perusakan lingkungan yaitu kebersihan lingkungan. Permasalahan
lingkungan ini sudah menjadi hal yang umum dan banyak pihak yang
memberikan dukungan untuk melakukan usaha menanggulangi permasalahan
kebersihan lingkungan ini. Namun, kesadaran untuk memulai melakukan
usaha menjaga lingkungan di masyarakat secara khususnya disadari masih
sangat sulit. Diperlukan usaha dengan tujuan mengajak dan mendorong
masyarakat untuk melakukan upaya menjaga lingkungan. Upaya untuk
mencapai tujuan ini dapat dilihat dari upaya pengelolaan sampah plastik dan
sampah organik oleh masyarakat Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo.
Kelurahan Mangunharjo yang berada di tengah-tengah Kota Semarang
mempunyai wilayah seluas 303.796 Ha terdapat di Wilayah dataran tinggi,
dan merupakan wilayah Pedukuhan dan Perumahan yang terbagi menjadi 8
Rukun Warga (RW) dan 57 Rukun Tetangga (RT). s/d bulan Mei 2014
Dengan jumlah KK : 2.462 KK, dan jumlah penduduk ssebanyak 8.799 orang.
Permasalahan lingkungan yang ditemukan yaitu keterbatasan sarana dan
prasarana yang ada di lingkungan TPS (kurangnya container sampah), dan
tidak lancarnya pengambilan sampah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Selain itu, letak TPS di Kelurahan Mangunharjo juga menjadi
pemikiran tersendiri mengingat bahwa TPS yang ada letaknya ada didepan
pekarangan warga, atau di badan Jalan Raya. Masyarakat berinisiasi untuk
bersama-sama mendirikan Bank Sampah dengan tujuan untuk mengatasi
permalahan penumpukan sampah dengan memanfaatkan sampah yang dapat
digunakan dan dapat dijual kembali.
Bank sampah di Mangunharjo terbentuk dikarenakan keresahan beberapa
warga Mangunharjo terhadap sampah yang menumpuk dan tidak terkelola
dengan maksimal dan juga masih kurangnya kesadaran masyarakat akan nilai
ekonomis yang dapat di hasilkan oleh sampah tersebut. Pada akhirnya
pemerintah kelurahan Mangunharjo mulai bergerak dengan melakukan studi
banding menuju bantul Yogyakarta dan juga menyediakan infrastrukturinfrastruktur penunjang bank sampah. Pada bulan januari 2016 mulai
terbentuk kepengurusan bank sampah yang di ketuai oleh Bapak Kepala RT
03 RW 01 Kelurahan Mangunharjo. Setelah terbentuknya bank sampah
kelurahan Mangunharjo, pada tanggal 21 Februari dilakukan pembukaan
secara resmi sekaligus pengenalan dan sosialisasi bank sampah terhadap warga
sekitar kelurahan.
Pembentukan bank sampah di Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo
merupakan inisiasi masyarakat dalam upaya untuk mengurangi penumpukan
sampah plastik dengan mengelola sampah plastik sehingga menghasilkan

bentuk yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Terbentuknya bank sampah
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
sampah plastik, sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan. Upaya
pelaksanaan bank sampah ini harus didukung oleh semua pihak dan komponen
yang ada di masyarakat. Pengembangan bank sampah dapat menjadi salah satu
upaya untuk menginisiasi terbentuknya kampung organik. Kampung organik
ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan khususnya
penumpukan sampah organik dan sampah plastik. Pengolahan sampah plastik
dapat dilakukan melalui bank sampah, dan pengolahan sampah organik dapat
dilakukan dengan intensifikasi kegiatan komposting di lingkungan Dukuh
Durenan. Masyarakat Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo membutuhkan
kesempatan untuk mengembangkan diri dalam hal pengolahan lingkungan
yang lebih baik. Langkah membentuk Kampung Organik di Dukuh Durenan
Kelurahan Mangunharjo harapannya dapat memberikan timbal-balik yang
positif antara masyarakat dan lingkungan.
B. RUMUSAN MASLAH
Permasalahan lingkungan di Mangunharjo merupakan salah satu
urgensi yang harus segera diselesaikan. Penumpukan sampah plastik dan
sampah organik di lingkungan harus segera ditanggulangi. Semakin
menumpuknya sampah plastik dan sampah organic di Mangunharjo tidak
diiringi dengan upaya pemberdayaan sampah di lingkungan. Oleh karena
itu diperlukan upaya untuk mengolah dan memberdayakan sampah
menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Pengelolaan sampah plastik dan
organik memiliki potensi untuk dikembangkan dan perlu diiringi dengan
upaya meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya bank sampah dan
semua upaya untuk meningkatkan mutu lingkungan di kampong organik.
C. TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksnaan PHBD di Kelurahan
Mangunharjo antara lain:
1. Merintis kegiatan pengolahan barang bekas dan sampah rumah tangga di
Kelurahan Mangunharjo RW 1
2. Membentuk RT percontohan (RT 7 & RT 8) tentang pengolahan barang
bekas dan sampah rumah tangga lainnya di RW 1 Kelurahan Mangunharjo
3. Mengoptimalkan bank sampah yang telah tersedia di RW 1 Kelurahan
Mangunharjo
4. Mengadakan pelatihan tentang pengolahan barang bekas dan sampah
rumah tangga di bank sampah yang telah tersedia agar memiliki nilai jual
lebih tinggi
5. Menumbuhkan kesadaran dan apresiasi warga Manguharjo akan
pentingnya pengolahan barang bekas dan sampah rumah tangga lainnya
6. Menggerakkan warga Mangunharjo supaya aktif memilah, mililiih, dan
mengolah barang bekas dan sampah rumah tangga lainnya

D. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Indikator keberhasilan program ini adalah:
1. Terbentuknya satu bank sampah yang dapat dikelola di Kelurahan
Mangunharjo
2. Sebanyak 20% masyarakat Mangunharjo berubah pola pikir dan
perilakunya terkait dengan hidup bersih dengan cara pengelolaan sampah
3. Sebanyak setidaknya 10% masyarakat mengikuti program pengelolaan dan
pemanfaatan sampah menjadi keluaran yang lebih bermanfaat
4. Terciptanya satu produk hasil pengolahan sampah yang dapat menjadi
komoditi bernilai ekonomi
5. Sebanyak 20% masyarakat mangunharjo turut serta dalam gerakan
bersama menciptakan lingkungan menjadi lebih bersih dan terawat
6. Terbentuknya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah daerah
7. Terciptanya satu komunitas/lembaga yang dapat meneruskan dan
mengembangkan program bank sampah sehingga dapat berkelanjutan
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran program ini terdiri atas:
1. Program yang berkelanjutan, tidak hanya sekali eksekusi
2. Penggunaan fasilitas Bank Sampah bisa dimaksimalkan
3. Tergugahnya semangat warga sekitar Kelurahan Mangunharjo pada
umumnya dan warga RW 1 pada khususnya, untuk lebih mencintai dan
menjaga kebersihan di lingkungan sekitar mereka
4. Minat warga dalam menginovasi pengolahan sampah plastik bertambah
banyak
F. KEGUNAAN
Manfaat yang akan diperoleh masyarakat dari program ini adalah:
1. Mengurangi permasalahan mengenai sampah
2. Meningkatkan nilai jual sampah plastik
3. Menjadi sumber penghasilan sampingan bagi rumah tangga
4. Menjadi RW percontohan dari segi kebersihan sebagai titik pantau
Adipura
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT
Mangunharjo merupakan salah satu wilayah kelurahan yang ada di
kecamatan Tembalang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Desa ini terdiri
dari sembilan RW yaitu RW 01-RW 09 dengan 2.595 KK yang kombinasi
demografinya 4.733 penduduknya adalah laki-laki dan 4.662 adalah penduduk
perempuan. Jumlah penduduk total kelurahan ini 9.395 dengan rata-rata
dominan ada pada usia muda dan menengah yaitu sebanyak 1.156 penduduk
usia 0-4 tahun dan 1.033 penduduk usia 30-34. Penduduk usia produktif (1635 tahun) sebanyak 3.263 jiwa dan usia lanjut sebanyak 308 jiwa. Rata-rata
pencaharian masyarakat Mangunharjo adalah buruh bangunan dengan tingkat

pendidikan rata-rata sebanyak 2.172 jiwa tidak sekolah dan 2.455 jiwa
penduduk memiliki tingkat pendidikan tamat SLTA.

Gambar 1. Keadaan alam Mangunharjo


Desa ini belum memiliki bank sampah. Disisi lain Mangunharjo
merupakan pusat penilaian adipura. Namun, keadaan masyarakat di desa ini
belum menyadari betul pola hidup bersih yaitu dengan membuang sampah
pada tempatnya. Fasilitasi pembuangan sampah rutin tidak dapat menjadi
solusi masyarakat Mangunharjo sehingga sangat diperlukan bantuan dan
aspirasi dari pihak luar seperti disini adalah mahasiswa sebagai motor
penggerak. Berdasarkan survey kualitatif yang dilaksanakan didapatkan data
bahwa penduduk usia tua lebih aktif dalam kegiatan PKK dibandingkan
dengan usia yang lebih muda. Perkumpulan PKK yang termasuk kategori baik
dalam partisipasi kegiatan PKK dan perkumpulan adalah RW.03 dan RW.08
sehingga RW tersebut dapat direkomendasikan sebagai RW sasaran program
bank sampah. Maka dari itu berdasarkan pertimbangan, Kelurahan
Mangunharjo merupakan kelurahan yang sangat strategis untuk diberdayakan
menjadi kelurahan yang dapat mengelola sampah dengan profesional.
Bank sampah sudah sempat diusahakan oleh lembaga setempat namun
bank sampah dengan ukuran sebuah gedung kecil khusus pengumpulan
sampah ini belum dapat menjadi bank sampah yang sesungguhnya. Di
Mangunharjo sendiri sudah tersedia satu tempat pembuangan sampah akhir
yang terletak di dekat lokasi tempat persinggahan mahasiwa KKN. Sebagai
salah satu titik adipura sudah sepantasnya Mangunharjo menjadi tempat yang
diberdayakan dalam hal pengelolaan sampah. Pelaksanaan program ini
memerlukan banyak pihak sehingga perkumpulan PKK sebagai target primer
dan perkumpulan pemuda sebagai target sekunder menjadi sasaran kegiatan
pengelolaan dan pemberdayaan bank sampah.

H. METODE PELAKSANAAN
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Kelurahan Mangunharjo merupakan salah satu wilayah kelurahan
yang ada di kecamatan Tembalang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Salah satu kelurahan yang berada di titik penilaian adipura. Lokasinya yang
strategis tidak membuat kampung ini terlihat bagus dan tertata dengan rapi,
malah keadaannya sebaliknya, kampung Mangunharjo terlihat kumuh
dengan tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
sehingga warga cenderung membuang sampah sembarangan dan membuat
kampung ini terlihat begitu kumuh. Karena alasan itulah kami bekerjasama
dengan warga Mangunharjo dalam menanggulangi masalah ini dengan
membuat kampung organik. Dalam kegiatan ini, kami awali dengan
melakukan pendekatan kepada warga dengan cara bertemu langsung dengan
Lurah setempat, Bapak RW, Bapak RT, dan juga ibu-ibu PKK setempat.
Kami melakukan pendekatan sosial dengan cara bertatap muka langsung dan
sharing permasalahan dan juga menananyakan kira-kira solusi apa yang
mereka butuhkan sekaligus potensi apa yang dimiliki oleh masyarakat.
Analisis sosial berpaku pada empat parameter, yaotu Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat atau SWOT.
a. Strengths (Kekuatan)
Sudah terbentuk bank sampah, walaupun bank sampah ini masih
baru, namun ini merupakan awal yang baik dalam membentuk
kebiasaan baru warga dalam membuang sampah.
b. Weaknesses (Kelemahan)
Kurang sadarnya masyarakat terhadap pentingnya kebersihan
lingkungan dan pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih
menjadi pr tersendiri. Bagaimana tidak? Warga kebanyakan membuang
sampah pada lahan-lahan yang kosong yang dikira oleh mereka tidak
ada yang mengurusi atau kalau pun tidak membuangnya, mereka
langsung membakar sampah pada lahan kosong tersebut.
c. Opportunities (Kesempatan)
Untuk memperbaikai kebiasaan warga tersebut, lurah dan
perangkatnya sudah mencoba untuk membentuk bank sampah. Ini
adalah langkah awal untuk mengatasi permasalahan sampah yang
menjadi problematika terus menerus oleh masyarakat. Diharapkan
setelah terbentuknya bank sampah nantinya warga dapat memberikan
sampahnya ke bank sampah yang sudah terbentuk dan mulai
membiasakan tertib membuang sampah.
d. Threats (Ancaman)
Karena kepengurusan bank sampah yang masih baru dan juga
sosialisasi tentang bank sampah yang masih cenderung kurang,
mungkin ini menjadi tantangan kita tersendiri, dimana kita harus bisa
menyadarkan masyarakat untuk memberikan sampahnya ke bank
sampah dengan cara jemput bola, yitu langsung datang ke masyarakat.

2.

ANALISIS KEBUTUHAN
Mangunharjo sebagai salah satu daerah titik penilaian adipura
seharusnya
menjadi kampung percontohan. Sudah sepatutnya jika
Mangunharjo dapat perhatian yang lebih dari pemerintah mengingat lokasi
kampung yang sangat strategis sedangkan kondisi kampung yang jauh dari
kata mengesankan Khusussnya dalam kebersihan lingkungan. Setelah
melakukan pendekatan sosial kepada warga, kami pun melanjutkan dengan
memililih urgensi dari masalah yang dihadapi oleh warga Mangunharjo
dengan memanfaatkan data yang kita terima dari warga selama kami
melakukan survei lokasi dan permasalahan yang mereka hadapi serta potensi
yang mereka miliki. Dalam hal ini, kami menemukan banyak permasalahan
yang dihadapi oleh warga sekitar namun permasahahan sampah terutama
sampah rumah tangga adalah yang paling kompleks diantara masalahmasalah yang mereka hadapi. Sampah adalah suatu masalah yang kompleks
dimana mereka susah untuk mencari solusinya, ditambah lagi, di Kelurahan
Mangunharjo belum ada tempat pembuangan sementara untuk sampah,
khususnya sampah rumah tangga. Warga masih memiliki kebiasaan
membuang sampah sembarangan dan masih sulit untuk menghilangkan
kebiasaan tersebut.Berdasarkan permasalahan tersebut maka kami berusaha
untuk megubah maindsate warga terhadap sampah dan mengajak warga
untuk mulai mengolah dan memanfaatkan sampah terutama sampah rumah
tangga untuk dijadikan barang yang multi guna dan juga bermanfaat bagi
mereka.

3. PENYUSUNAN PROGRAM
Sosialisasi
( Pendekatan Kepada Warga dan
Pengenalan Program)

Penyuluhan dan Pelatihan


Program

Pembentukan Panitia Kecil


Pelatihan pengelolaan panitia
kecil

di masyarakat, sebagai
Penanggung jawab
keberlangsungan program

Pelatihan pemasaran produk

Evaluasi keberlangsungan

lewat akun media sosial

program bersama Panitia


Kecil yang sudah terbentuk

Monitoring keberlangsungan
Pembuatan laporan akhir

program melalui Panitia


Kecil yang telah dibentuk

4.

PELAKSANAAN PROGRAM
a. Tahap Sosialisasi (Pendekatan Kepada Warga dan Pengenalan Program)
Pada tahap ini, akan diadakan sosialisasi tentang pengelolaan
sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi. Masyarakat
diharapkan dapat mengubah limbah sampah plastik yang semula tidak
berguna dan terbuang begitu saja menjadi produk seni bernilai jual
tinggi. Selain itu dapat menyebarkan ilmu kreatif tersebut pada daerah
disekitarnya.
b. Tahap Penyuluhan dan Pelatihan Program
Dilakukan praktek langsung tentang bagaimana teknik pembuatan
kerajinan dari sampah plastik. Kegiatan ini akan didakan secara
terpusat di Kantor Bank Sampah Kelurahan Mangunharjo Semarang.
Acara pelatihan ini akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari RT yang telah
dipilih sebagai daerah sasaran. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara
lain: alat yang digunakan adalah infokus dan lain-lain, bahan yang
diperlukan dalam praktek kali ini, dan melakukan publikasi melalui
banner yang dipasang di kelurahan dan menyebar brosur di tempattempat strategis.
Selain itu dari pihak kelurahan akan menyampaikan surat
pemberitahuan tentang pelatihan tersebut kepada ketua RT yang telah
ditunjuk. Selanjutnya masyarakat dilibatkan secara langsung dengan
membentuk organisasi kepanitiaan dari pihak masyrakat guna
mempermudah proses pembinaan dan mengurangi resiko
ketidaksepahaman yang mungkin akan terjadi saat program
berlangsung. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
jumlah peserta yang hadir dalam program pelatihan.
c. Tahap Pembentukan Panitia Kecil di masyarakat, sebagai Penanggung
jawab keberlangsungan program
1. Musyawarah Masyarakat dan Tim Peneliti
Sosialisasi adanya pelatihan di Kelurahan Mangunharjo melalui
musyawarah dengan masyarakat sekitar di Kelurahan yang
selanjutnya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari
masyarakat daerah sasaran dan Tim Peneliti (Mahasiswa dan Dosen)
untuk membicarakan setiap kegiatan yang akan diadakan dalam
Program Desa Binaan. Melalui proses musyawarah yang dilakukan

untuk mencapai kesepahaman antara pihak masyarakat dan Tim


Peneliti. Dengan demikian kegiatan yang akan berlangsung
merupakan kesepakatan bersama dan masyarakat dengan senang
hati mengikuti setiap kegiatan yang ada.
2. Pembentukan Panitia kecil
Pembentukan panitia kecil dilakukan untuk menjaga
kesinambungan program ini, mengingat bimbingan dan kontroling
dari Tim Peneliti tidak dapat dilakukan secara terus menerus.
Dengan Panitia Kecil maka setiap kegiatan yang dilaksanakan
akan lebih transparan. Tim ini akan bertugas dalam mengelola
setiap produk yang akan dihasilkan dan mengelola kearsipan
administrasi dari pihak masyarakat. Sehingga nantinya program
ini akan terkelola dengan administrasi yang benar dan transparan.
Apapun yang terjadi dalam proses pelaksanaan program antara Tim
Pengelola dan Tim Peneliti sama-sama mengetahui.
d. Pelatihan pengelolaan panitia Kecil
Adapun pelatihan yang akan diberikan adalah :
1.
Memberikan penjelasan struktur Tim Pengelola yang
tertata dengan benar.
2.
Penyusunan
tata
tertib
pelaksanaan
program
guna meningkatkan kedisiplinan masyarakat.
3.
Mekanisme pengambilan keputusan bersama guna
transparansi program.
4.
Bagaimana cara menjalankan proses organisasi dalam
Tim Pengelola dengan benar.
5.
Bagaimana menjadi Pimpinan Tim Pengelola yang
berkualitas dan mampu menjalankan organisasinya dengan
efektif.
Dengan adanya Tim Pengelola dari pihak masyarakat diharapkan
program ini dapat benar-benar dapat berlangsung dengan efektif. Hal
ini perlu dilakukan demi keberlangsungan program yang berkorolasi,
mengingat pihak panitia tidak akan terus menerus melakukan
kontroling. Sehingga nantinya akan tercipta masyarakat yang mandiri
dalam melanjutkan program Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif.
e. Tahap Pelatihan Pemasaran produk lewat akun media sosial
Dalam Tahap ini masyarakat akan mendapatkan pelatihan tentang
proses pembuatan akun media sosial dan cara menggunakan social
media guna mempromosikan serta mempublikasikan hasil karya
mereka. Dengan demikian masyarakat juga akan menambah
pengetahuannya di bidang Teknologi Informatika dalam proses
promosi.

f. Tahap Evaluasi keberlangsungan program


Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam
pelaksanaan program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi
dalam pelaksanaan program dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap
ini dilakukan oleh Tim Peneliti (Mahasiswa dan Dosen) bersama pihak
panitia dari masyarakat.
g. Tahap Monitoring Keberlangsungan Program
Tahap monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan oleh Tim
Pengelola dari masyarakat tentunya masih membutuhkan
pembimbingan dalam proses pelaksanaan program. Dengan demikian
tujuan dari tahap monitoring adalah sebagai berikut :
a. Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan.
b. Mengetahui kendala yang ada dalam proses pelaksanaan program.
c. Mencari solusi terhadap masalah yang ada, sehingga program
Desa Binaan yang dilaksanakan benar-benar efektif dan maksimal
serta bersinergis .
h. Tahap Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah
dicapai selama melakukan pembinaan terhadap ibu-ibu rumah tangga di
Desa Binaan. Memaparkan proses pelaksanaan program dari awal
hingga akhir serta perkembangan dari setiap program yang telah
disusun. Revisi laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan
baru
saat Program Bina Desa berlangsung atau telah selesai
dilaksanakan. Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan
revisi laporan apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih
baik dari laporan awal.

A. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

10

K. KEMITRAAN
Program kampung organik tentunya tidak dapat berdiri sendiri, perlu
adanya bantuan dari pihak lain untuk dapat mengembangkan program ini
menjadi lebih baik lagi. Pemerintah daerah merupakan salah satu mitra yang
harus ada. Selain itu, kemitraan dilakukan dengan Pengurus Bank Sampah
Kelurahan Mangunharjo, Karang Taruna, Balai Lingkungan Hidup, KOPHI
(Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) Jawa Tengah.
I. BIAYA
Perencanaan alokasi biaya sebagai berikut:
Persiapan program
Sosialisasi program
Penyediaan alat
Pelatihan tata kelola
Pelatihan program utama
Aplikasi tata kelola sebagai persiapan
Publikasi dan promosi
Mentoring (pendampingan)
Evaluasi
Laporan akhir

RANCANGAN BIAYA
No.
Kegiatan
1. Persiapan Program
a. Rapat persiapan tim inti
dan dosen pembimbing
program
b. Diskusi
dengan
perangkat desa terkait
alur
pelaksanaan
program
c. Transportasi PP Undip
Mangunharjo
d. Persiapan pembukuan
program

2. Sosialisasi Program
a. Rembug desa
b. Diskusi final, fiksasi
tanggal
pelaksanaan
kegiatab
dengan
perangkat desa

: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
Rp

825.000
2.875.000
4.260.000
5.600.000
19.640.000
8.600.000
400.000
300.000
700.000
400.000
43.600.000

Volume

Rincian (Rp)

3 pertemuan
5 orang

3 x 5 x 15.000

225.000

1 pertemuan
15 orang

1 x 5 x 25.000

225.000

1 pertemuan
15 orang
1 paket

1 x 5 x 25.000

250.000

250.000

250.000

2 pertemuan
80 orang
1 perteman
15 orang

Jumlah
(Rp)

Sub total

825.000

2 x 80 x 15.000

2.400.000

1 x 15 x 15.000

225.000

11

c. Transportasi
dalam
rangka
menjalin
kerjasama
dengan
pihak
trkait
pelaksanaan program
(trainer, dll

5 orang

5 x 50.000

Sub total
3. Penyediaan alat
a. Tong sampah

b. Resleting
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Jarum pentul
cutter
Penggaris
Gunting
Kertas kado
Le, kertas
Selotip bermotif
Soldier
Trash bag

4. Pelatihan Tata Kelola


a. Pelatihan
pengolahan
sampah plastik dan
pembuatan kompos
b. Cinderamata trainer

5. Pelatihan Program Utama


a. Launching Gerbang
(Gerakan Bangun
Tembalang)
b. Pengenalan kompos dan
kerajinan dari sampah
plastik kepada warga
c. Pembuatan Komunitas
Masyarakat Kreatif
Mandiri
d. Lomba pemanfaatan da
npengolahan limbah

4 tong sampah
6 pasang tong
sampah
3 pertemuan
80 orang
50 pack
20 cutter
20 penggaris
20 gunting
8 pack
10 botol
10 pack
2 buah
30 buah

250.000

2.875.000

4 x 6 x 80.000

1.920.000

3 x 80 x 50.000

1.200.000

50 x 1.000
20 x 3.000
20 x 2.000
20 x 4.000
8 x 25.00
10 x 8.000
10 x 2.500
2 x 250.000
30 x 3.500
Sub total

50.000
60.000
60.000
80.000
200.000
80.000
25.000
500.000
105.000
4.260.000

10 pertemuan
80 orang

10 x 80 x 5.000

4.000.000

1 pertemuan
4 orang

1 x 4 x 400.000

1.600.000

Sub total

5.600.000

1 kali

1 x 7.765.000

7.765.000

2 pertemuan
80 orang

2 x 80 x 15.000

2.400.000

3 pertemuan
30 orang

3 x 30 x 15.000

1.350.000

1 kali
50 orang

1 x 50 x 30.000

1.500.000

12

plastik untuk umum


e. Hadiah lomba
pemanfaatan dan
pengolahan limbah
platik
f. Gotong royong resik
dusun di lingkungan
Mangunharo bersama
masyarakat dan
mahasiswa Undip
g. Dokumentasi
h. Transportasi tim inti
dari Undip ke
Mangunharjo

1 kali

1 x 3.000.000

3.000.000

1 kali
15 orang

1 x 150 x 5.000

750.000

200 foto
15 kali
5 orang

200 x 5.000
14 x 5 x 25.000

1.000.000
1.875.000

Sub total 19.640.000


6. Aplikasi Tata Kelola dalam Rangka Persiapan Utama
a. Sharing dan diskusi
4 kali
4 x 80 x 10.000
dengan masyarakat
80 orang
Mangunharjo beserta
praktek engolahan
kompos dari limbah
organik
b. Program penataan
2 kali
2 x 100x 15.000
taman desa
100 orang
c. Perapihan zona Bank
1 kali
500.000
Sampah MKM
d. Pembuatab base camp
1 kali
800.000
sampah
e. Pembuatan dan
1 paket
1 x 800.000
pencentakan banner
f. Dokumentasi dan
1 periode
300.000
transportasi
Sub total

3.200.000

3.000.000
500.000
800.000
800.000
300.000
8.600.000

7.

Publikasi & promosi

1 periode

1 x 300.000

300.000

8.

Mentoring Pendampingan

1 periode

1 x 400.000

400.000

9.

Evaluasi

1 kali

1 x 700.000

700.000

10.

Penyusunan Laporan

1 kali

1 x 400.000

400.000

TOTAL RINCIAN ANGGARAN BIAYA 43.600.000

13

LAMPIRAN
1. Biodata

14

2. Kondisi Mangunharjo

L1. Pembukaan Gerakan Bangun Tembalang (Gerbang) untuk mengawali


kegiatan di Mangunharjo

L 2. Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik menjadi Produk kreatif kepada


masyarakat Mangunharjo

15

L3. Pelatihan pembuatan kompos kepada masyarakat Mangunharjo

L4. Musyawarah bersama warga untuk merancang program Kampung Organik di


Mangunharjo

16

L5. Resik dusun di lingkungan Mangunharjo

L6. Membersihkan lingkungan sekitar Bank Sampah Mangunharjo

17

L7. Bank Sampah Mangunharjo

18

Anda mungkin juga menyukai