1. Judul
2. Tema
3. Nama Organisasi Pelaksana
4. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap
NIM
Program Studi/ Jurusan
No. Telepon/ HP
E-mail
5. Jumlah Anggota Pelaksana
6. Dosen Pendamping
Nama Lengkap, Gelar
NIP
No. Telepon/HP
7. Lokasi Kegiatan/ Mitra
Kelurahan/Kec
Kabupaten/Kota
Provinsi
Jarak PT ke lokasi mitra (km)
8. Jangka Waktu Pelaksanaan
(bulan)
9. Biaya Totatl (Rp)
Dikti (Rp)
Sumber lain (Rp)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Menyetujui,
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Diponegoro
Ketua Tim
Fawaz Syaefullah
NIM 14010112130021
Mengetahui,
Pembantu Rektor III Universitas Diponegoro
A. JUDUL
Kampung Organik Mangunharjo Sebagai Solusi Upaya Pencegahan
Kerusakan Lingkungan dengan Pengelolaan Sampah Plastik dan
Organik
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan terhadap lingkungan semakin meningkat seiring dengan
pertambahan demografi. Permasalahan yang sering muncul sebagai salah satu
penyebab perusakan lingkungan yaitu kebersihan lingkungan. Permasalahan
lingkungan ini sudah menjadi hal yang umum dan banyak pihak yang
memberikan dukungan untuk melakukan usaha menanggulangi permasalahan
kebersihan lingkungan ini. Namun, kesadaran untuk memulai melakukan
usaha menjaga lingkungan di masyarakat secara khususnya disadari masih
sangat sulit. Diperlukan usaha dengan tujuan mengajak dan mendorong
masyarakat untuk melakukan upaya menjaga lingkungan. Upaya untuk
mencapai tujuan ini dapat dilihat dari upaya pengelolaan sampah plastik dan
sampah organik oleh masyarakat Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo.
Kelurahan Mangunharjo yang berada di tengah-tengah Kota Semarang
mempunyai wilayah seluas 303.796 Ha terdapat di Wilayah dataran tinggi,
dan merupakan wilayah Pedukuhan dan Perumahan yang terbagi menjadi 8
Rukun Warga (RW) dan 57 Rukun Tetangga (RT). s/d bulan Mei 2014
Dengan jumlah KK : 2.462 KK, dan jumlah penduduk ssebanyak 8.799 orang.
Permasalahan lingkungan yang ditemukan yaitu keterbatasan sarana dan
prasarana yang ada di lingkungan TPS (kurangnya container sampah), dan
tidak lancarnya pengambilan sampah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Selain itu, letak TPS di Kelurahan Mangunharjo juga menjadi
pemikiran tersendiri mengingat bahwa TPS yang ada letaknya ada didepan
pekarangan warga, atau di badan Jalan Raya. Masyarakat berinisiasi untuk
bersama-sama mendirikan Bank Sampah dengan tujuan untuk mengatasi
permalahan penumpukan sampah dengan memanfaatkan sampah yang dapat
digunakan dan dapat dijual kembali.
Bank sampah di Mangunharjo terbentuk dikarenakan keresahan beberapa
warga Mangunharjo terhadap sampah yang menumpuk dan tidak terkelola
dengan maksimal dan juga masih kurangnya kesadaran masyarakat akan nilai
ekonomis yang dapat di hasilkan oleh sampah tersebut. Pada akhirnya
pemerintah kelurahan Mangunharjo mulai bergerak dengan melakukan studi
banding menuju bantul Yogyakarta dan juga menyediakan infrastrukturinfrastruktur penunjang bank sampah. Pada bulan januari 2016 mulai
terbentuk kepengurusan bank sampah yang di ketuai oleh Bapak Kepala RT
03 RW 01 Kelurahan Mangunharjo. Setelah terbentuknya bank sampah
kelurahan Mangunharjo, pada tanggal 21 Februari dilakukan pembukaan
secara resmi sekaligus pengenalan dan sosialisasi bank sampah terhadap warga
sekitar kelurahan.
Pembentukan bank sampah di Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo
merupakan inisiasi masyarakat dalam upaya untuk mengurangi penumpukan
sampah plastik dengan mengelola sampah plastik sehingga menghasilkan
bentuk yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Terbentuknya bank sampah
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
sampah plastik, sehingga dapat mengurangi permasalahan lingkungan. Upaya
pelaksanaan bank sampah ini harus didukung oleh semua pihak dan komponen
yang ada di masyarakat. Pengembangan bank sampah dapat menjadi salah satu
upaya untuk menginisiasi terbentuknya kampung organik. Kampung organik
ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan khususnya
penumpukan sampah organik dan sampah plastik. Pengolahan sampah plastik
dapat dilakukan melalui bank sampah, dan pengolahan sampah organik dapat
dilakukan dengan intensifikasi kegiatan komposting di lingkungan Dukuh
Durenan. Masyarakat Dukuh Durenan Kelurahan Mangunharjo membutuhkan
kesempatan untuk mengembangkan diri dalam hal pengolahan lingkungan
yang lebih baik. Langkah membentuk Kampung Organik di Dukuh Durenan
Kelurahan Mangunharjo harapannya dapat memberikan timbal-balik yang
positif antara masyarakat dan lingkungan.
B. RUMUSAN MASLAH
Permasalahan lingkungan di Mangunharjo merupakan salah satu
urgensi yang harus segera diselesaikan. Penumpukan sampah plastik dan
sampah organik di lingkungan harus segera ditanggulangi. Semakin
menumpuknya sampah plastik dan sampah organic di Mangunharjo tidak
diiringi dengan upaya pemberdayaan sampah di lingkungan. Oleh karena
itu diperlukan upaya untuk mengolah dan memberdayakan sampah
menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Pengelolaan sampah plastik dan
organik memiliki potensi untuk dikembangkan dan perlu diiringi dengan
upaya meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya bank sampah dan
semua upaya untuk meningkatkan mutu lingkungan di kampong organik.
C. TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksnaan PHBD di Kelurahan
Mangunharjo antara lain:
1. Merintis kegiatan pengolahan barang bekas dan sampah rumah tangga di
Kelurahan Mangunharjo RW 1
2. Membentuk RT percontohan (RT 7 & RT 8) tentang pengolahan barang
bekas dan sampah rumah tangga lainnya di RW 1 Kelurahan Mangunharjo
3. Mengoptimalkan bank sampah yang telah tersedia di RW 1 Kelurahan
Mangunharjo
4. Mengadakan pelatihan tentang pengolahan barang bekas dan sampah
rumah tangga di bank sampah yang telah tersedia agar memiliki nilai jual
lebih tinggi
5. Menumbuhkan kesadaran dan apresiasi warga Manguharjo akan
pentingnya pengolahan barang bekas dan sampah rumah tangga lainnya
6. Menggerakkan warga Mangunharjo supaya aktif memilah, mililiih, dan
mengolah barang bekas dan sampah rumah tangga lainnya
pendidikan rata-rata sebanyak 2.172 jiwa tidak sekolah dan 2.455 jiwa
penduduk memiliki tingkat pendidikan tamat SLTA.
H. METODE PELAKSANAAN
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Kelurahan Mangunharjo merupakan salah satu wilayah kelurahan
yang ada di kecamatan Tembalang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Salah satu kelurahan yang berada di titik penilaian adipura. Lokasinya yang
strategis tidak membuat kampung ini terlihat bagus dan tertata dengan rapi,
malah keadaannya sebaliknya, kampung Mangunharjo terlihat kumuh
dengan tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
sehingga warga cenderung membuang sampah sembarangan dan membuat
kampung ini terlihat begitu kumuh. Karena alasan itulah kami bekerjasama
dengan warga Mangunharjo dalam menanggulangi masalah ini dengan
membuat kampung organik. Dalam kegiatan ini, kami awali dengan
melakukan pendekatan kepada warga dengan cara bertemu langsung dengan
Lurah setempat, Bapak RW, Bapak RT, dan juga ibu-ibu PKK setempat.
Kami melakukan pendekatan sosial dengan cara bertatap muka langsung dan
sharing permasalahan dan juga menananyakan kira-kira solusi apa yang
mereka butuhkan sekaligus potensi apa yang dimiliki oleh masyarakat.
Analisis sosial berpaku pada empat parameter, yaotu Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat atau SWOT.
a. Strengths (Kekuatan)
Sudah terbentuk bank sampah, walaupun bank sampah ini masih
baru, namun ini merupakan awal yang baik dalam membentuk
kebiasaan baru warga dalam membuang sampah.
b. Weaknesses (Kelemahan)
Kurang sadarnya masyarakat terhadap pentingnya kebersihan
lingkungan dan pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih
menjadi pr tersendiri. Bagaimana tidak? Warga kebanyakan membuang
sampah pada lahan-lahan yang kosong yang dikira oleh mereka tidak
ada yang mengurusi atau kalau pun tidak membuangnya, mereka
langsung membakar sampah pada lahan kosong tersebut.
c. Opportunities (Kesempatan)
Untuk memperbaikai kebiasaan warga tersebut, lurah dan
perangkatnya sudah mencoba untuk membentuk bank sampah. Ini
adalah langkah awal untuk mengatasi permasalahan sampah yang
menjadi problematika terus menerus oleh masyarakat. Diharapkan
setelah terbentuknya bank sampah nantinya warga dapat memberikan
sampahnya ke bank sampah yang sudah terbentuk dan mulai
membiasakan tertib membuang sampah.
d. Threats (Ancaman)
Karena kepengurusan bank sampah yang masih baru dan juga
sosialisasi tentang bank sampah yang masih cenderung kurang,
mungkin ini menjadi tantangan kita tersendiri, dimana kita harus bisa
menyadarkan masyarakat untuk memberikan sampahnya ke bank
sampah dengan cara jemput bola, yitu langsung datang ke masyarakat.
2.
ANALISIS KEBUTUHAN
Mangunharjo sebagai salah satu daerah titik penilaian adipura
seharusnya
menjadi kampung percontohan. Sudah sepatutnya jika
Mangunharjo dapat perhatian yang lebih dari pemerintah mengingat lokasi
kampung yang sangat strategis sedangkan kondisi kampung yang jauh dari
kata mengesankan Khusussnya dalam kebersihan lingkungan. Setelah
melakukan pendekatan sosial kepada warga, kami pun melanjutkan dengan
memililih urgensi dari masalah yang dihadapi oleh warga Mangunharjo
dengan memanfaatkan data yang kita terima dari warga selama kami
melakukan survei lokasi dan permasalahan yang mereka hadapi serta potensi
yang mereka miliki. Dalam hal ini, kami menemukan banyak permasalahan
yang dihadapi oleh warga sekitar namun permasahahan sampah terutama
sampah rumah tangga adalah yang paling kompleks diantara masalahmasalah yang mereka hadapi. Sampah adalah suatu masalah yang kompleks
dimana mereka susah untuk mencari solusinya, ditambah lagi, di Kelurahan
Mangunharjo belum ada tempat pembuangan sementara untuk sampah,
khususnya sampah rumah tangga. Warga masih memiliki kebiasaan
membuang sampah sembarangan dan masih sulit untuk menghilangkan
kebiasaan tersebut.Berdasarkan permasalahan tersebut maka kami berusaha
untuk megubah maindsate warga terhadap sampah dan mengajak warga
untuk mulai mengolah dan memanfaatkan sampah terutama sampah rumah
tangga untuk dijadikan barang yang multi guna dan juga bermanfaat bagi
mereka.
3. PENYUSUNAN PROGRAM
Sosialisasi
( Pendekatan Kepada Warga dan
Pengenalan Program)
di masyarakat, sebagai
Penanggung jawab
keberlangsungan program
Evaluasi keberlangsungan
Monitoring keberlangsungan
Pembuatan laporan akhir
4.
PELAKSANAAN PROGRAM
a. Tahap Sosialisasi (Pendekatan Kepada Warga dan Pengenalan Program)
Pada tahap ini, akan diadakan sosialisasi tentang pengelolaan
sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi. Masyarakat
diharapkan dapat mengubah limbah sampah plastik yang semula tidak
berguna dan terbuang begitu saja menjadi produk seni bernilai jual
tinggi. Selain itu dapat menyebarkan ilmu kreatif tersebut pada daerah
disekitarnya.
b. Tahap Penyuluhan dan Pelatihan Program
Dilakukan praktek langsung tentang bagaimana teknik pembuatan
kerajinan dari sampah plastik. Kegiatan ini akan didakan secara
terpusat di Kantor Bank Sampah Kelurahan Mangunharjo Semarang.
Acara pelatihan ini akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari RT yang telah
dipilih sebagai daerah sasaran. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara
lain: alat yang digunakan adalah infokus dan lain-lain, bahan yang
diperlukan dalam praktek kali ini, dan melakukan publikasi melalui
banner yang dipasang di kelurahan dan menyebar brosur di tempattempat strategis.
Selain itu dari pihak kelurahan akan menyampaikan surat
pemberitahuan tentang pelatihan tersebut kepada ketua RT yang telah
ditunjuk. Selanjutnya masyarakat dilibatkan secara langsung dengan
membentuk organisasi kepanitiaan dari pihak masyrakat guna
mempermudah proses pembinaan dan mengurangi resiko
ketidaksepahaman yang mungkin akan terjadi saat program
berlangsung. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
jumlah peserta yang hadir dalam program pelatihan.
c. Tahap Pembentukan Panitia Kecil di masyarakat, sebagai Penanggung
jawab keberlangsungan program
1. Musyawarah Masyarakat dan Tim Peneliti
Sosialisasi adanya pelatihan di Kelurahan Mangunharjo melalui
musyawarah dengan masyarakat sekitar di Kelurahan yang
selanjutnya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari
masyarakat daerah sasaran dan Tim Peneliti (Mahasiswa dan Dosen)
untuk membicarakan setiap kegiatan yang akan diadakan dalam
Program Desa Binaan. Melalui proses musyawarah yang dilakukan
10
K. KEMITRAAN
Program kampung organik tentunya tidak dapat berdiri sendiri, perlu
adanya bantuan dari pihak lain untuk dapat mengembangkan program ini
menjadi lebih baik lagi. Pemerintah daerah merupakan salah satu mitra yang
harus ada. Selain itu, kemitraan dilakukan dengan Pengurus Bank Sampah
Kelurahan Mangunharjo, Karang Taruna, Balai Lingkungan Hidup, KOPHI
(Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) Jawa Tengah.
I. BIAYA
Perencanaan alokasi biaya sebagai berikut:
Persiapan program
Sosialisasi program
Penyediaan alat
Pelatihan tata kelola
Pelatihan program utama
Aplikasi tata kelola sebagai persiapan
Publikasi dan promosi
Mentoring (pendampingan)
Evaluasi
Laporan akhir
RANCANGAN BIAYA
No.
Kegiatan
1. Persiapan Program
a. Rapat persiapan tim inti
dan dosen pembimbing
program
b. Diskusi
dengan
perangkat desa terkait
alur
pelaksanaan
program
c. Transportasi PP Undip
Mangunharjo
d. Persiapan pembukuan
program
2. Sosialisasi Program
a. Rembug desa
b. Diskusi final, fiksasi
tanggal
pelaksanaan
kegiatab
dengan
perangkat desa
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
: Rp
Rp
825.000
2.875.000
4.260.000
5.600.000
19.640.000
8.600.000
400.000
300.000
700.000
400.000
43.600.000
Volume
Rincian (Rp)
3 pertemuan
5 orang
3 x 5 x 15.000
225.000
1 pertemuan
15 orang
1 x 5 x 25.000
225.000
1 pertemuan
15 orang
1 paket
1 x 5 x 25.000
250.000
250.000
250.000
2 pertemuan
80 orang
1 perteman
15 orang
Jumlah
(Rp)
Sub total
825.000
2 x 80 x 15.000
2.400.000
1 x 15 x 15.000
225.000
11
c. Transportasi
dalam
rangka
menjalin
kerjasama
dengan
pihak
trkait
pelaksanaan program
(trainer, dll
5 orang
5 x 50.000
Sub total
3. Penyediaan alat
a. Tong sampah
b. Resleting
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Jarum pentul
cutter
Penggaris
Gunting
Kertas kado
Le, kertas
Selotip bermotif
Soldier
Trash bag
4 tong sampah
6 pasang tong
sampah
3 pertemuan
80 orang
50 pack
20 cutter
20 penggaris
20 gunting
8 pack
10 botol
10 pack
2 buah
30 buah
250.000
2.875.000
4 x 6 x 80.000
1.920.000
3 x 80 x 50.000
1.200.000
50 x 1.000
20 x 3.000
20 x 2.000
20 x 4.000
8 x 25.00
10 x 8.000
10 x 2.500
2 x 250.000
30 x 3.500
Sub total
50.000
60.000
60.000
80.000
200.000
80.000
25.000
500.000
105.000
4.260.000
10 pertemuan
80 orang
10 x 80 x 5.000
4.000.000
1 pertemuan
4 orang
1 x 4 x 400.000
1.600.000
Sub total
5.600.000
1 kali
1 x 7.765.000
7.765.000
2 pertemuan
80 orang
2 x 80 x 15.000
2.400.000
3 pertemuan
30 orang
3 x 30 x 15.000
1.350.000
1 kali
50 orang
1 x 50 x 30.000
1.500.000
12
1 kali
1 x 3.000.000
3.000.000
1 kali
15 orang
1 x 150 x 5.000
750.000
200 foto
15 kali
5 orang
200 x 5.000
14 x 5 x 25.000
1.000.000
1.875.000
3.200.000
3.000.000
500.000
800.000
800.000
300.000
8.600.000
7.
1 periode
1 x 300.000
300.000
8.
Mentoring Pendampingan
1 periode
1 x 400.000
400.000
9.
Evaluasi
1 kali
1 x 700.000
700.000
10.
Penyusunan Laporan
1 kali
1 x 400.000
400.000
13
LAMPIRAN
1. Biodata
14
2. Kondisi Mangunharjo
15
16
17
18