2005). That is the state of fetal longitudinal axis approximately perpendicular to the
longitudinal axis forming an acute angle, called obiik latitude location, which is
usually temporary as it would then turn into a longitudinal position at delivery
(Media Aesculapius, 2001). Location of latitude defined a condition in which the
fetus inside the uterus with transverse head on one side, while on the other buttock
(Mansjoer, 2001). The purpose of this study was to determine the relationship of fetal
abnormality lies with the KPD in room C1 Obstetric Hospital. Dr.. M. Yunus
Bengkulu in 2013. The research was conducted in hospitals. Dr.. M. Yunus
Bengkulu. The study design is cross-sectional with chi-square test and test to see the
closeness using contingency coefficient and OR, the population is women giving
birth abnormalities and latitude breech numbered 106 people. Data collection was
conducted using secondary data collection techniques. The results and the sample
contained 62 147 people (55.5%) breech with premature rupture of membranes
(PROM) and there are 44 people (50.2%) breech with premature rupture of
membranes (PROM), and 48 samples contained 15 people (21.5%) were classified as
having the location latitude longitude location with premature rupture of membranes
(PROM) and there were 26 men (19.5%) were classified with no latitude location of
premature rupture of membranes (PROM) with a weak relationship categories and
OR = 2.442.
Keywords: Location of Fetal Abnormalities, premature rupture of membranes.
PENDAHULUAN
Kematian maternal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus
menjadi perhatian masyarakat dunia.memasuki abad ke-21, 189 negara menyerukan
Millennium Declaration dan menyepakati Millennium Development Goals. Salah
satu tujuan pembangunan Millennium Development Goals 2015 adalah perbaikan
kesehatan maternal.Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan terhadap
pencapaian tujuan tersebut, dengan menyediakan akses dan kualitas pelayanan,
memerangi
kemiskinan,
perkembangan
gender
pendidikan
menjadi
dan
persoalan
viii
pemberdayaan
penting
untuk
perempuan
dan
dikelola
dan
penanda)
terhadap
panggul
ibu.
Sedangkan
kelainan
presentasi
(malpresentasi) adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi vertex
(Saifuddin, 2002). Pada kelainan letak, posisi janin dengan sungsang dan lintang
dapat memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput
ketuban pecah sebelum waktunya (Wiknjosastro, 2000). Berdasarkan dari teori
Wiknjosastro (2000), bahwa kelainan letak janin sungsang dapat menyebabkan
ketuban pecah dini sebesar 2 - 4%, sedangkan letak lintang sebesar 0,3%.
Berdasarkan hasil rekam medik yang diambil dari RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu periode Januari - Desember 2011 terdapat 1.062 ibu bersalin dengan 333
kasus KPD, 34 kasus janin letak lintang dan 162 kasus janin letak sungsang.
Sedangkan periode Januari-Desember 2012 terdapat 1.660 ibu bersalin dengan 429
kasus KPD, 21 kasus janin letak lintang dan 126 kasus janin letak sungsang.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
kelainan letak janin dengan kejadian KPD di ruangan kebidanan RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu tahun 2013.
(52,4%) ibu bersalin dengan kelainan letak yang mengalami ketuban pecah dini
(KPD) di RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu Tahun 2013. Dari 106 orang sampel terdapat
62 orang (55,5%) letak sungsang dengan ketuban pecah dini (KPD) dan terdapat 44
orang (50,2%) letak sungsang dengan tidak ketuban pecah dini (KPD). Dari 41 orang
sampel terdapat 15 orang (21,5%) yang mengalami letak lintang tergolong letak
lintang dengan ketuban pecah dini (KPD) dan terdapat 26 orang (19,5%) yang letak
lintang tergolong letak lintang dengan tidak ketuban pecah dini (KPD).
Hasil analisis didapat nilai X2= 4,843 dengan asymp. Sig (p) sebesar 0,028 <
0,05 ( ), maka Ho ditolak dan Ha diterimah, atrinya ada hubungan yang
signifikan antara kelainan letak janin dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD)
diruang C1 kebidanan RSUD Dr M.Yunus Bengkulu. Hasil uji Odd Ratio (OR)
didapat nilai = 2,442 artinya ibu yang melahirkan letak sungsang dengan kejadian
ketuban pecah dini (KPD) memiliki peluang lebih besar, yakni 2,442 kali lipat
dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan letak lintang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar (72,1%) ibu
bersalin yang mengalami letak sungsang. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan didapatkan bahwa tingkat hubungan antara kelainan letak janin dengan
kejadian ketuban pecah dini di ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan adanya kelainan letak terdiri dari
kelainan posisi dan persentasi janin. Kelainan posisi (Malposisi) adalah posisi
abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda)
terhadap panggul ibu. Sedangkan kelainan persentasi (malpresentasi) adalah semua
presentasi lain dari janin selain presentasi vertex (Saifuddin, 2002).
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang berturutturut lahir bagian-bagian yang makin lama makin besar, dimulai dari lahirnya
bokong, bahu kemudian kepala (Rustam, 2005).
Adapun faktor penyebab letak sungsang adalah Multiparitas, kehamilan
kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit dan kadangkadang letak sungsang disebabkan oleh kelainan uteruskepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum uteri (Wiknjosastro, 2000).
Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti
menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin tegak menghadap
ke depan. Pada janin sungsang, bila dipaksakan keluar dapat mematahkan tulang
punggung yang paling atas dan dapat mengakibatkan radang otak. Sebab itulah
sebaiknya persalinan dilakukan dengan tindakan Caesar (Wiknjosastro, 2000).
Menurut Sarwono (2003) letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada posisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
Punggung
janin
dapat
berada
di
depan
(dorsoanterior),
di
belakang
bersama saat terjadi aspirasi air ketuban. Sedangkan terhadap ibu karena jalan lahir
terbuka, maka dapat terjadi infeksi intra partum, selain itu dapat juga di jumpai
infeksi puerperalis, peritonitis dan septicemia serta partus kering (dry-labor). Hal ini
dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu (Mochtar, 2001).
Hasil penelitian menunjukkan tabulasi silang antara variabel kelainan letak
janin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD). Dari 106 orang sampel terdapat 62 orang
(55,5%) letak sungsang dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) dan terdapat 44 orang
(50,2%) letak sungsang dengan tidak Ketuban Pecah Dini (KPD). Dari 41 orang
sampel terdapat 15 orang (21,5%) yang mengalami letak lintang tergolong letak
lintang dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) dan terdapat 26 orang (19,5)% yang letak
lintang tergolong letak lintang dengan tidak Ketuban Pecah Dini (KPD). Berdasarkan
uji chi-square didapat nilai X2 = 4,843 dengan Asymp. Sig (p) sebesar 0,028 < 0,05
(), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara
Kelainan Letak Janin dengan kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang C1
kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh (Wiknjosastro,
2000) Bahwa Hubungan kelainan letak dengan ketuban pecah dini adalah pada
kelainan letak sungsang, dimana letak janin dalarn uterus bergantung pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan < 32 minggu, jumlah
air ketuban relative Iebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasan, dan dengan demikian janin dapat menetapkan diri dalam letak sungsang
/letak lintang. Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relative berkurang, karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat
lebih besar dan pada kepala maka bokong di paksa untuk menepati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil
disegmen bawah uterus. Letak sungsang dapat membuat ketuban bagian terendah
langsung menerima tekanan intrauteri dan ketegangan rahim meningkat, sehingga
membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya.
Kehamilan ganda adalah kehamilan duajanin atau lebih. Kehamilan kembar
dapat memberi resiko yang lebih tinggi baik pada janin maupun ibu. Faktor resiko
ketuban pecah dini pada kembar dua 50%dan kembar tiga 90%. Hamil ganda dapat
memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput ketuban
pecah sebelum waktunya (Manuaba, dkk. 2008).
janin letak lintang. Sebagian besar (52,4%) responden dengan Ketuban Pecah Dini
(KPD). Ada hubungan yang signifikan antara kelainan letak janin dengan kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebagian besar (72,1%) ibu bersalin di ruang C1 Kebidanan RSUD
dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013 dengan kelainan letak janin yang mengalami
letak sungsang. Sebagian besar (52,4%) ibu bersalin kelainan letak di ruang C1
Kebidanan RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013 yang mengalami Ketuban
Pecah Dini (KPD). Ada hubungan kelainan letak janin dengankejadian Ketuban
Pecah Dini (KPD) di ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2013.
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan kelainan letak janin dengan kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang C1 Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu,
dan resikonya 2,442 kali lipat. Disamping itu ketuban pecah dini yang disertai
kelainan letak dan mempersulit pertolongan persalinan yang dilakukan ditempat
fasilitas yang belum memadai maka dari hal tersebut peneliti menyarankan kepada
pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan upaya pertolongan persalinan yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.
Jakarta :Rineka Cipta.
Aris Sujarwo, 2007. Posisi Bayi Melintang. http:// www.mail- archive. corn/ milisnakita @ News.Gramedia.com
Depkes RI, 2002. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta :Depkes RI.
pecah
Dini.
Jakarta.
Diakses
dari
Daftar Tabel
Tabel 1
Distribusi frekuensi kelainan letak janin pada ibu bersalin dengan kelainan
letak di RSUD dr.M.Yunus tahun 2013.kelainan letak janin.
Kelainan letak janin
Letak sungsang
Letak lintang
Jumlah
Tabel 2
Persentase (%)
72,1
41
147
27,9
100,0
Distribusi frekuensi ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin dengan
kelainan letak di RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Tahun 2013.
Uraian Ketuban
pecah dini
KPD
Tidak KPD
Jumlah
Tabel 3
Frekuensi
106
Frekuensi
Persentase (%)
77
70
147
52,4
47,6
100,0
KPD
Ya
Tidak
KPD
KPD
62
44
55,5
50,2
Total
X2
106
106,0
%
4,843
Letak
Lintang
Total
15
21,5
26
19,5
41
41,0%
77
77,0
70
70,0
147
147,0
%
0,028