HEPATITIS C
2.1 Epidemiologi
Sejak ditemukan pada tahun 1989, virus hepatitis C (VHC) telah
menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi penderita
hepatitis C kronik sebesar 3% dari total populasi dunia atau sekitar 170 juta
jiwa dimana terdapat penambahan 3-4 juta kasus baru setiap tahunnya. Infeksi
VHC menyebabkan kematian 350.000 jiwa setiap tahunnya terkait dengan
berbagai komplikasi penyakit hati yang ditimbulkannya. Infeksi VHC
endemik di seluruh dunia akan tetapi prevalensinya berbeda-beda di setiap
negara. Wilayah Asia Tengah, Asia Timur, Afrika Utara dan Timur Tengah
memiliki prevalensi infeksi VHC yang paling tinggi yaitu >3,5%. Asia
Selatan, Asia Tenggara, Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin, Amerika Selatan,
Australia dan Eropa Barat memiliki prevalensi infeksi VHC 1,5-3,5%
sedangkan wilayah Asia Pasifik dan Amerika Utara memiliki prevalensi
terendah yaitu < 1,5%. 1
Tabel 1. Prevalensi hepatitis C. WHO tahun 20141
Negara
Asia Pasifik
Asia Tengah
Asia Timur
Asia Selatan
Asia Selatan-Timur
Australia
Eropa Tengah
Eropa Timur
Eropa Barat
Amerika Latin Tengah
Amerika Latin Selatan
Amerika Latin Tropik
Afrika Utara/TimurTengah
Amerika Utara
Afrika Sub-Saharan Tengah
Afrika Sub-Saharan Timur
Prevalensi
(%)
1.4
3.8
3.7
3,4
2.0
2.7
2.4
2.9
2.4
1.6
1.6
1.2
3.6
1.3
2.3
2.0
2.1
2.8
>1.4
>8.4
45
40
35
30
25
20
38.94 38.16
15
10
15.56
5
0
0.26
3.2
12.27
7.52
4.51
0.89
0.12
Genotipe (Persentase)
genotipe 1 (67,5%), genotipe 2 (14,4%), genotipe 3
Jepang
Korea
India
Taiwan
Thailand
Indonesia
Cuci Darah
15.16
7.51
13.83
9.93
Pasca Operasi
8.54
27.52
Tato/Tindik
5.89
6.84
Transolantasi Organ0.37
0
10
15
20
25
30
Gambar 3. Proporsi (%) faktor risiko kasus hepatitis C positif di semua unit
pengumpul data berdasarkan pengakuan penderita
(Hasil surveilans hepatitis C oleh Dirjen tahun 2007-2012)2
2.4 Perjalanan Alamiah lnfeksi Virus Hepatitis C
Fuhminan
Manifestasi eksthrahepatik
Karsinoma hepatoselular
< 1%
(1%-2%)
1%-5% /tahun
Infeksi akut
Infeksi kronik
Infeksi kronik
(20%-30% bergejala)
(75%-85%)
aktif
Sirosis hati
(10-20%)
Dalam 20 tahun
Sembuh spontan
Sirosis dekompensata
(15%-25%)
5 year survival
Rate 05%
Pada infeksi hepatitis C akut, HCV RNA dapat terdeteksi dalam 7-10
hari setelah paparan, kemudian anti-HCV mulai dapat terdeteksi di dalam
darah 2-8 minggu setelah paparan. Saat diagnosis awal hepatitis C akut,
pemeriksaan anti-HCV positif hanya ditemukan pada sekitar 50% pasien.
Diagnosis hepatitis C akut dapat ditegakkan jika terjadi serokonversi anti
HCV pada pasien yang sebelumnya telah diketahui anti-HCV negatif, oleh
karena tidak adanya penanda serologi yang dapat membuktikan infeksi akut
VHC. Pada kasus pasien dengan gejala yang sesuai (alanine aminotransferase
(ALT) > 10x nilai batas atas normal, ikterik) tanpa adanya riwayat penyakit
hati kronik atau penyebab lain hepatitis akut, dan/atau sumber penularan
dapat diidentifikasi maka dapat dicurigai hepatitis C akut, meskipun 80%
infeksi hepatitis C akut bersifat asimptomatik.
Diagnosis hepatitis C kronik dapat ditegakkan apabila anti-HCV dan
HCV RNA tetap terdeteksi lebih dari 6 bulan sejak terinfeksi disertai dengan
gejala-gejala penyakit hati kronik.
Pemeriksaan
serologi
untuk
mendeteksi
anti-HCV
dengan
HCV RNA
Positif
Interpretasi
Akut atau kronik bergantung pada gejala klinis
Positif
Negatif
Resolusi VHC;
Status
infeksi
tidak
dapat
Positif
Negatif
Negatif
Terminologi
Singkata
Definisi
n
Peg-IFN/RBV (Dual Therapy)
Low Viral Load
LVL
High Viral Load
HVL
Rapid Virological
RVR
Response
Early Virological
selama 4 minggu
Muatan virus HCV RNAA masih terdeteksi pada
EVR
Response
Delayed
DVR
Virological
Response
Null Response
NR
minggu
Terdapat penurunan HCV RNA (IU/mL) kurang
dari 2 log10 dari nilai awal setelah pemberian
Partial Response
PR
Breakthrough*
BT
pemberian terapi
Kemunculan kembali HCV RNA setelah tidak
terdeteksi atau terjadi peningkatan kembali HCV
RNA 1 log10 dari nadir selama terapi antivirus
diberikan
Tidak terdeteksinya HCV RNA pada akhir
(virological)
Response
Sustained
SVR
Virological
Response
Relapse
LR
Lower
Limit
HCV
of Loq
RNA
quantification
Lower Limit
of LoD
Detection