Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
0
Modul Pengetahuan Tentang Efek WPPE | Edisi 2016
DAFTAR ISI
I.
PASAR UANG
Definisi
Pasar Uang merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana jangka pendek.
Kehadiran pasar uang dilatar- belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek yang sifatnya harus dipenuhi dengan segera.
Pasar Uang merupakan sarana bagi lembaga keuangan, perusahaan non keuangan,
ataupun perorangan, untuk memenuhi kebutuhan danaataupununtukmenempatkan
kelebihan dana jangka pendeknya. Dengan demikian, Pasar Uang merupakan
tempatdimana kegiatan permintaan dan penawaranakan surat-surat berharga dengan
jangka waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun saling bertemu.
Para Pelaku di Pasar Uang
1) Lembaga pemerintah: Bank Sentral, Departemen Keuangan
2) Lembaga Keuangan Perbankan: Bank Pemerintah, Bank Komersial
3) Lembaga Keuangan non Perbankan: Asuransi, Dana Pensiun,
Pembiayaan, Lembaga Jasa Keuangan
4) Lembaga di Pasar Modal
5) Institusi umum dan perorangan
Lembaga
II.
PASAR MODAL
UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), menyebutkan bahwa Pasar Modal
merupakan wadah untuk melakukan transaksi perdagangan berbagai instrumen
keuangan jangka panjang, seperti:surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Transaksi jual beli efek pasar modal dilakukan di Bursa Efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka.
Berdasarkan UUPM, Efek adalah surat berharga berbentuk surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan,
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap bentuk derivatif
atas efek.
Adapun Efek-efek yang ditransaksikan di Pasar Modal di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
II.1.
Saham:
Obligasi
Derivatif (rights, waran, options, futures)
Unit penyertaan Reksa Dana
Exchange Traded Fund (ETF)
Efek Beragun Aset (EBA)/ABS
Dana Investasi Real Estate (DIRE)/REITs
Saham
Merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh
dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di Pasar Modal.
Jenis Saham Berdasarkan Hak Klaim
1) Saham Biasa (Common Stock)
a. Dividen hanya akan diterima jika disetujui dalam RUPS
b. Memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
c. Memiliki hak terakhir (junior) atas pembagian dividen serta aset perusahaan
saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
a. Tidak memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
b. Memiliki hak untuk menerima dividen dalam jumlah yang tetap setiap tahun
c. Memiliki hak terlebih dahulu (utama) atas pembagian dividen serta aset
perusahaan saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengkonversi kepemilikannya menjadi saham biasa
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
3)
Saham Bonus
Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada para
pemegang saham, sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.Bonus saham
yang dibagikan, diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga
jual saham terhadap harga nominalnya saat penawaran umum dipasar perdana.
1) Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli
dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga
Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2) Risiko Kebangkrutan
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
3) Risiko Likuiditas Aset
Saham dikatakan likuid apabila mudah sekali untuk diperjual-belikan. Saham tidur
adalah istilah bagi saham yang tidak banyak diperdagangkan akibat tidak adanya
investor yang berminat untuk membeli saham karena dianggap tidak layak beli,
ataupun sebaliknya akibat tidak adanya investor yang ingin menjualnya karena
saham dianggap sangat berharga.
4) Risiko Delisting
Risiko jika saham perusahaan dikeluarkan dari papan perdagangan diBursa Efek
(delist). Suatu saham perusahaan akandi-delistingkarena kinerja perusahaan yang
buruk, seperti: kerugian besar dan/atau tidak membagikan deviden selama
beberapa tahun berturut-turut dan berbagai kondisi lainnya seperti pelanggaran
terhadap peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang keluar dari
bursa dengan tujuan Go Private, tidak akan merugikan investor karena perusahaan
masih tetap beroperasi dan dapat melakukan pembelian kembali saham-saham yg
diterbitkan kepada publik (Buy Back).
5) Risiko Suspending
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas
bursa efek, maka investor tidak dapat melakukan perdagangan hingga
statussuspend dicabut. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat misalnya
dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung
dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang dapat menyebabkan
suspending adalah jika:
Suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa,
Suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya
Berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
sementara perdagangan saham tersebut untuk dimintakan konfirmasi lainnya.
Sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang
spekulasi
Value stock
Saham yang cenderung diperdagangkan pada harga lebih rendah jika dibandingkan
dengan nilai fundamentalnya, sehingga dianggap undervalued. Ciri-cirinya adalah
hasil dividen yang tinggi dan price-to-earnings ratio yang rendah.
Efek Marjin
Transaksi marjin adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh perusahaan efek. Efek marjin adalah efek yang memenuhi persyaratan
sebagai efek yang dapat ditransaksikan dalam transaksi marjin sesuai dengan daftar
efek marjin yang ditetapkan oleh Bursa.
Efek Short Selling
Transaksi short selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Efek short selling adalah efek
yang memenuhi persyaratan sebagai efek yang dapat ditransaksikan dalam transaksi
short selling sesuai dengan daftar efek shortselling yang ditetapkan oleh Bursa.
II.2. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Jenis obligasi berdasarkan penerbit
a. Corporate Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha
milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyekproyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
Jenis obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga
1) Zero Coupon Bonds
Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun,
bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo
2) Coupon Bonds
Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan
ketentuan penerbitnya.
a. Fixed Coupon Bonds:
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa
penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
b. Floating Coupon Bonds:
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu
tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time
deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.
Karakteristik Obligasi
1) Memiliki Nilai Nominal (Face Value):
Nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada
saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2) Kupon (the Interest Rate):
Nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman
pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi
dinyatakan dalam annual prosentase.
3) Waktu Jatuh Tempo (Maturity):
Tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok
atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo
dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko
yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi Kupon / bunga nya.
Manfaat Berinvestasi Obligasi
Bagi emiten (issuer)
a) Alternatif pendanaan yang relatif murah dibandingkan pinjaman di Bank.
b) Dibandingkan menerbitkan saham, posisi kepemilikan perusahaan tidak akan
mengalami perubahan.
c) Sifat utang dalam bentuk jangka panjang memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi
manajemen emiten dalam penggunaan dana.
Bagi investor
a) Alternatif investasi yang aman
b) Berpotensi mendapatkan capital gain
c) Kedudukan investor obligasi lebih senior dibandingkan saham
d) Mendapatkan kupon secara periodik dan pelunasan pokok diakhir umur obligasi.
e) Memperoleh penghasilan secara periodik dalam jangka waktu yang panjang.
f) Memperoleh yield yang lebih tinggi dibandingkan instrumen jangka pendek,
misalnya deposito
Peringkat Obligasi
Untuk menentukan kualitas dan risiko dari sebuah obligasi, maka investor dapat
menggunakan peringkat atau rating obligasi. Semakin tinggi rating-nya, semakin
aman pula obligasi tersebut. Sebaliknya, semakin rendah peringkatnya, semakin
tinggi risikonya. Menurut konsensus para pelaku pasar, obligasi yang masuk dalam
kategori layak investasi harus memiliki rating minimal BBB. Untuk lebih mudah dalam
menyeleksi obligasi, investor bisa memanfaatkan peringkat atau rating obligasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat atau rating agency.
Di kancah internasional, ada beberapa lembaga pemeringkat yang selalu menjadi
acuan pelaku pasar, yakni Moody's, Standard & Poors (S&P), dan Fitch Rating.
Sementara, di Indonesia, ada tiga lembaga pemeringkat yang saat ini aktif:
Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fitch Rating Indonesiadan
Indonesia Credit Rating Agency (ICRA)
Metodologi pemeringkatan Pefindo untuk Sektor korporasi (nonfinancial) secara
umum, mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu risiko industri (industryrisk), risiko
bisnis (businessrisks) dan risiko finansial (financial risks). Sementara itu, faktor kunci
dalam analisis penilaian risiko profil bisnis perusahaan sedikit berbeda dari satu
perusahaan ke yang lain, tergantung pada Faktor-faktor Kunci Kesuksesan (Key
Success Factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga penting
untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis perbandingan terhadap
pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan
industri lainnya.
II.3.
REKSA DANA
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana
untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas. Selain itu Reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran
pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, Reksa dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dengan
demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal,
sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana
tersebut.
Bentuk Hukum Reksa Dana di Indonesia
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),
bentuk hukum Reksadana di Indonesia terdiri dari ada dua bentuk yaitu:
10
11
b. Level risiko dan imbal hasilnya tinggi yang berasal dari capital gain penjualan
saham serta pembagian dividen
12
d. Cocok bagi Anda yang memiliki tujuan investasi jangka menengah dan
3)
bersedia untuk menerima risiko dan imbal hasil yang sedikit lebih besar.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
a. Investasi hanya dilakukan pada instrumen pasar uang yang memiliki periode
jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, seperti deposito berjangka, SBI, dan
commercial papers yang memiliki rating tinggi..
e.
13
Perdagangan
Saham
Reksa Dana
Saham
ETF
Via Manajer
Investasi
Agen penjual
Broker
Manajer
Investasi
Bank
WAPERD
Broker
Minimum
pembelian
1 unit
Pasar primer:
Creation unit ( =
1000 lot = 100.000
unit)
Pasar sekunder: 1 Lot
(100 unit)
Harga
Real time
Akhir hari
Real time
Underlying
Tidak ada
Saham
Underlying Index
Market
maker
Tidak ada
Tidak ada
Ada
II.5.
DIRE atau dikenal juga sebagai Real Estate Investment Trust adalah salah satu sarana
investasi baru yang secara hukum di Indonesia akan berbentuk KIK. DIRE diartikan
sebagai kumpulan uang pemodal yang oleh perusahaan investasi akan diinvestasikan
ke bentuk aset properti baik secara langsung seperti membeli gedung maupun tidak
langsung dengan membeli saham/obligasi perusahaan properti. DIRE merupakan
sebuah alternative pendanaan real estate/properti yang efisien. Selama ini
perusahaan properti di Indonesia masih menggunakan dana segar melalui skema IPO.
Produk DIRE pertama di Indonesia adalah Dana Investasi Real Estate Ciptadana
Properti Ritel Indonesia (DIRE Ciptadana) yang diluncurkan di Jakarta pada
12/11/12 melalui penawaran umum atas unit penyertaan selama masa penawaran.
DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan real estat atau kas dan setara kas, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Minimal 50% dari Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan pada aset real estat
2. Minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan pada aset real estat dan aset
yang berkaitan dengan real estate, dengan tetap memperhatikan ketentuan pada
poin 1 di atas
3. Maksimal 20% dari NAB diinvestasikan pada kas dan setara kas
4. Dilarang berinvestasi pada tanah kosong atau property yang masih dalam tahap
pembangunan
14
II.6. Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek utama baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek
utama maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian
yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini
disebut sebagai underlying assets.
Instrument derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial
derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabelvariabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat
berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat
suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan
perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas
portofolio yang mereka miliki.
Rights/ Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Menurut penjelasan pasal 82 ayat 1 UUPM, HMETD adalah hak yang melekat pada
saham yang memberikan kesempatan bagi pemegang saham yang bersangkutan
untuk membeli saham baru sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Rights issue
dilakukan atas dasar persetujuan rapat umum pemegang saham. Setelah
mendapatkan persetujuan, emiten harus menawarkan saham barunya tersebut
kepada kepada pemilik saham lama terlebih dahulu, sesuai dengan proporsi
kepemilikannya (preemptive rights). Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk
meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham, atau untuk meningkatkan jumlah
saham beredar sehingga lebih likuid perdagangannya.
Waran (Warrant)
Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant. Waran hampir sama dengan
opsi saham (option), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging). Covered
Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan keuangan seperti investment bank,
bank, lembaga pemerintah atau institusi lain yang bukan emiten atau perusahaan
publik. Dalam perkembangannya, mulai banyak emiten atau perusahaan publik yang
menerbitkan Covered Warrant.
Lalu apa untungnya bagi investor membeli waran? Seperti disebutkan di atas Waran
hampir sama dengan opsi, ia adalah hak. Karena di Indonesia yang dimaksud Waran
adalah call warrant, maka berarti investor mempunyai hak membeli saham pada
harga tertentu (dalam contoh ini exercise price Rp 1.200). Pemegang Waran akan
untung jika harga saham di pasar lebih tinggi dari exercise price plus harga pembelian
Waran.
Futures
Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat berupa
indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Index futures misalnya, merupakan
kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. Salah satu
aplikasi konsep futures yang sudah lama digunakan di Indonesia adalah sistem ijon,
15
dimana penjual membuat kesepakatan kepada pembeli untuk menjual produk dalam
harga tertentu di waktu yang telah ditentukan, berapapun harga pasar yang berlaku
saat itu. Untung/ruginya penjual maupun pembeli akan diketahui ketika mereka
mengetahui harga tersebut nantinya.
Options
Options adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk
membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu yang ditetapkan (strike
price) dalam jangka waktu tertentu. Biaya penjualan/pembelian dari options dari
tersebut dikenal dengan istilah premium. Options pertama kali secara resmi
diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973.
Jenis Opsi:
a) Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
(taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang
menjadi dasar kontrak tersebut.
b) Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
(taker) untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang
menjadi dasar kontrak tersebut.
II.7.
Produk Pasar Modal Syariah pertama di Indonesia adalah Reksa Dana Syariah yang
diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan
kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002 sebagai
instrumen Obligasi Syariah pertama yang menggunakan akad mudharabah. Pada
tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan
SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal
dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan
musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham
merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
1. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah.
2. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha:
16
iii.
iv.
v.
vi.
vii. memproduksi,
mendistribusikan,
memperdagangkan
dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat;
Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari
45%, dan
Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih
dari 10%.
17
Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi
syariah (islamicbonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata
"sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Definisi Sukuk
(POJK No.18/POJK.04/2015)
Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu/undivided share), atas aset
yang mendasarinya.
(Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002)
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo
Karakteristik Sukuk
Efek Syariah Sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi:
1. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas
suatu aset/proyek.
2. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset).
3. Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik.
4. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
5. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Indeks Saham Syariah
1.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Terdiri dari seluruh saham syariah tercatat yang masuk ke dalam Daftar Efek
Syariah yang dikeluarkan oleh OJK dan diluncurkan pada Mei 2011.
2. Jakarta Islamic Index (JII)
Terdiri dari 30 saham syariah yang paling likuid yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia dan diluncurkan Tahun 2000.
18