Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Prosedur Kerja

Menyediakan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering

Membuat larutan NaCl 0% (aquadest), 0,6%, 0,9%, dan 3%.

Mengisi setiap tabung dengan larutan NaCl sebanyak 2 cc

Meneteskan 5 tetes darah yang tersedia ke dalam setiap tabung dengan


mencampurkannya secara hati-hati dan membiarkannya selama 30 menit.

Melakukan pengamatan mikroskopik dari masing-masing tabung dengan meneteskan


pada gelas objek, lalu menggambarkan hasil pengamatannya.

2.2. Hasil Pengamatan

*NaCl 0% tidak terlihat *NaCl 0,6% terlihat *NaCl 0,9% terlihat *NaCl 3% terlihat *semua
lapisan bening
Keterangan :
NaCl 0% : Sel-sel darah tidak berbentuk, sel darah pecah setelah ditambahkan larutan 0%
(aquadest).
NaCl 0,6% : Sel-sel darah masih normal tetapi sebagian ada yang lisis karena NaCl 0,6%
hamper bersifat isotonis. Jadi tekanan luar dan dalam sel hamper sama.
NaCl 0,9% : Sel-sel darahtidak berubah dikarenakan media ditambahkan dengan NaCl 0,9%
yang dimana larutan bersifat isotonis, media dikelilingi darah sama dengan didalam darah.
NaCl 3%

: Terjadi peristiwa krenasi (penghematan) sel darah.

2.3. Pembahasan
Pada percobaan menentukan tahanan osmotik sel darah merah, Pada percobaan, darah yang
dilarutkan pada larutan NaCl 0% (aquadest) memperlihatkan bentuk yang berbeda
dibandingkan dengan yang dilarutkan pada NaCl 0.6%, NaCl 0.9%, dan NaCl 3%. Larutan
NaCl 0.6% mempunyai tekanan osmotik yang lebih rendah dari darah, sehingga dikatakan
hipotonik. Pada kondisi ini air akan menembus membran sel, akibatnya sel akan
menggembung.

Masuknya air ini disebabkan karena perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut dalam sel dan
di luar sel. Pada kondisi hipertonik, misalnya pada sel darah yang dilarutkan dalam larutan
NaCl 3%, keadaannya akan terbalik dengan sel yang dalam keadaan hipotonik.
Air dalam sel akan keluar menembus membran, sehingga sel akan mengkerut, atau yang
biasa disebut plasmolisis. Lain halnya dengan sel darah yang dilarutkan dalam larutan NaCl
0.9%, sel ini tidak mengalami perubahan apa-apa. Pada kondisi isotonik ini tidak terjadi
perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut di dalam maupun di luar sel. Oleh karena itu
larutan NaCl 0.9% disebut sebagai larutan fisiologis.
Bila sel dimasukkan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan sel membengkak atau
mengkerut disebut larutan isotonis, oleh karena tidak terjadi perubahan osmosis, yang terjadi
hanyalah meningkatnya volume cairan ekstrasel. Larutan NaCl 0,9% atau dextrose 5%
merupakan contoh larutan isotonis. Larutan isotonis mempunyai arti klinik yang penting
karena dapat diinfuskan kedalam darah tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan osmosis
antara cairan ekstrasel dan intrasel ( Siregar, 1995).
Larutan yang bila sel dimasukkan kedalamnya akan menyebabkan sel menjadi bengkak
disebut larutan hipotonis. Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak
ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik tekanan osmotik
menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan
tidak berfungsi. Oleh karena osmolaritas cairan ekstrasel akan berkurang, dan cairan ekstrasel
akan masuk kedalam sel. Larutan NaCl yang konsentrasinya kurang dari 0,9% disebut larutan
hipotonis (Yusuf, 1995).
Larutan hipertonis merupakan larutan yang bila sel dimasukkan kedalamnya akan
menyebabkan sel menjadi mengkerut oleh karena osmolalitas cairan ekstrasel akan
meningkat dan menyebabkan osmosis air keluar dari sel menuju ke cairan ekstrasel. Larutan
NaCl yang konsentrasinya lebih dari 0,9% merupakan larutan hipertonis (Gani, 1995).
Nilai osmotik normal untuk semua jaringan tubuh misalnya darah, air mata atau cairan
jaringan lainnya. Identik yang diberikan oleh suatu larutan 0,9 % NaCl dengan demikian 0,9
% NaCl dikatakan isotonik atau fisiologis yaitu memiliki tekanan osmosis yang sama dengan
cairan jariangan manusia. (Scovilles, 1987)
Percobaan tekanan osmotik disiapkan beberapa larutan yaitu NaCl 0,6%, NaCl 0,9%, dan
NaCl 3 % dari hasil pengamatan dengan mikroskop pada NaCl 0,6% yang ditetesi 1 ml darah
terlihat bahwa sel-sel darah seperti pecah karena konsentrasi NaCl lebih kecil daripada
konsentrasi sel darah.
Pada prinsip tekanan osmotik konsentrasi larutan yang lebih rendah akan berjalan ke
konsentrasi larutan yang lebih tinggi dan hal ini menyebabkan air bergerak ke dalam sel. Dari
hasil tersebut larutan NaCl 0,6% disebut larutan hipotonik. Berbeda halnya dengan larutan
NaCl 3% karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi daripada sel darah maka air yang
ada dalam darah akan keluar dan menyebabkan sel-sel darah akan mengkerut dan larutan ini
disebut larutan hipertonik.
Sementara pada larutan NaCl 0,9% terlihat bahwa sel-sel darah tidak terjadi perubahan apaapa karena konsentrasi pada sel darah sama dengan konsentrasi larutan. Larutan ini yang

disebut isotonik yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dapat menggantikan cairan tubuh
yang hilang pada saat beraktivitas.
2.4. Kesimpulan
Manusia dan hewan memiliki tekanan osmotik darah yang berbeda-beda. Pada percobaan
dalam praktikum ini, sampel darah yang diuji adalah sampel darah domba. Dari hasil
percobaan dan pembahasan, dapat diketahui bahwa penambahan tekanan osmotik yang lebih
kecil atau lebih besar akan mempengaruhi sel-sel darah tersebut.
Daftar Pustaka
Gani. 1995. Neuro Fisiologi_edisi ketiga. Bagian ilmu faal. Fakultas Kedokteran. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Scovilles. 1987. The art of Company ad-9. The graw all book company: London
Siregar. 1995. Neuro Fisiologi_edisi kelima. Bagian ilmu faal. Fakultas Kedokteran.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yusuf. 1995. Fisiologi Sel Dan Cairan Tubuh. Bagian Ilmu Faal. Fakultas Kedokteran.
Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai