Pada dasawarsa terakhir, di seluruh dunia disinyalir adanya peningkatan luar biasa kasus
infeksi oleh jamur. Kasus infeksi seperti infeksi mukosa mulut, bronchia, usus, vagina dan
lain-lain oleh Candida albicans.
Infeksi jamur (mikosis) sistemik jarang dijumpai, tetapi berbahaya dan sifatnya
kronis.
Amfoterisin B merupakan obat jamur yang efektif untuk infeksi sistemik yang berat.
Dikarenakan toksisitasnya, obat ini harus diberikan dengan infus di rumah sakit oleh
tenaga medis yang kompeten.
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur.
Ikatan ini akan menyebabkan membran sel bocor sehingga terjadi kehilangan bahan
intrasel dan mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel.
Kriptokokosis, Kandidosis,
Blastomikosis. Obat jamur terpilih untuk Blastomikosis adalah Ketokonazol per oral
400 mg mg sehari selama 6-12 bulan. Itrakonazol dengan dengan dosis 200-400 mg
sekali sehari juga efektif pada beberapa kasus. Amfoterisin B sebagai cadangan untuk
penderita yang tidak dapat menerima Ketokonazol.
Kriptokokosis. Obat terpilih adalah Amfoterisin B dengan dosis 0,4-0,5 mg/kg per
hari secara intra vena. Penambahan Flusitosin dapat mengurangi pemakaian
Amfoterisin B (0,3 mg/kg). Flukonazol bermanfaat untuk terapi supresi pada
penderita AIDS.
Sporotrikosis. Obat terpilih untuk keadaan ini ialah pemberian oral larutan jenuh
Kalium Iodida (1 g/ml) dengan dosis 3 kali 40 tetes sehari yang dicampur dengan
sedikit air. Obat Sporotrikosis yang menyerang paru, tulang,
Amfoterisin B
Mekanism kerja : berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel
jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya lisis.
Farmakokinetik : sangat sedikit diserap melalui saluran cerna diberikan secara IV,
distribusi ke cairan pleura, peritoneal, sinovial dan akuosa, CSS, cairan amnion.
Ekskresi melalui ginjal sangat lambat.
Efek samping : demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi, anemia, efek
neurologik, tromboflebitis.
Penderita yang diobati amfoterisin B harus dirawat di rumah sakit, karena diperlukan
pengamatan yang ketat selama pemberian obat.
Flusitosin
Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin
deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami
deaminasi menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan langsung sintesis DNA oleh metabolit 5-fluorourasil.
Dosis : 50 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis, lakukan penyesuaian dosis
pada penderita insufisiensi ginjal.
Ketokonazol
Farmakokinetik : diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi urin, kel.lemak,air ludah,
kulit, tendon, cairan sinovial. Ekskresi melalui empedu, sebagian kecil ke urin.
Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin (ginekomastia, peningkatan libido,
impotensi, ketidakteraturan menstruasi)
Flukonazol
Farmakokinetik : diberikan oral dan IV, absorpsi baik, ekskresi melalui ginjal.
Efk samping : lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah, kulit kemerahan,
teratogenik.
Itrakonazol
Efek samping : mual, muntah, kulit kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema dan
sakit kepala.
Griseofulvin
Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur, berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur dan merusak serat mitotik dan menghambat mitosis
Sediaan : tablet berisi mikrokristal 125 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/ml.
Nistatin
Ketokonazol
Ketokonazol merupakan turunan imidazol dan klotrimazol. Obat ini bersifat dalam air pada
PH asam. Ketokonazol aktif sebagai anti jamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif
terhadap Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. Capsulatum, B.
Dermatitidis , Aspergillus dan Sporothrix spp.
A. FARMAKOKINETIK
Ketokonazol merupakan anti jamur sistemik per oral yang penyerapannya bervariasi antar
individu , obat ini menghasilkan kadar plasma yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai
jenis jamur penyerapan melalui saluran cerna akan berkurang pada pasien dengan pH
lambung yang tinggi. Pada pemberiaan bersama antagonis H2 atau bersamaan antasida.
Obat ini ditemukan dalam urin, kelenjar lemak, liur, juga pada kulit yang mengalami infeksi,
dan cairan vagina,
Kadar Ketokonazol dalam cairan otak sangat kecil, Dalam plasma 84%, ketokonazol
berikatan dengan protein plasma terutama albumin,
Berikatan dengan eritrosit 15%, dalam bentuk bebas 1%.
Metabolis lintas utama, dan sebagian besar Ketokonazol Diekskresikan bersama cairan
empedu ke lumen usus dan hanya sebagian kecil saja Dikeluarkan bersama Urin.
B. FARMAKODINAMIK
Ketokonazol aktif sebagai anti jamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif
terhadap
Candida,
Coccidiodes
immitis,
Cryptococcus
neoformans,
H.capsulatum,
C. GOLONGAN TERAPI
Anti Fungi / Anti jamur
D. INDIKASI / PENGGUNAAN
Ketokonazol terutama efektif untuk histoplasmosis paru,tulang, sendi dan jaringan lemak.
Ketokonazol tidak dianjurkan untuk meningitis Kriptokokus ( Radang selaput otak Karena
Bakteri kokus ), karena penetrasinya kurang baik tapi obat ini efektif untuk kriptokus
nonmeningeal.
E. DOSIS, CARA PEMBERIAN & LAMA PEMBERIAN
Oral tablet
Topikal
Penggunaan
ketokonazol
bersama
dengan
terfenadin,
astemizol
atau
sisaprid
Mual dan muntah adalah efek samping yang paling sering dijumpai keadaan ini akan lebih
ringan bila obat ditelan bersama makanan.
Efek samping yang jarang : sakit kepala, Vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, pruritus,
parestisia, gusi berdarah, erupsi kulit trombositopenia.
Obat ini dapat meningkatkan aktivitas enzim hati untuk sementara waktu dan kadang
kadang dapat menimbulkan kerusakan hati.
( frekuensi kerusakan hati yang berat ialah sekitar 1:10000-15000 )
H. INTERAKSI OBAT
1. Dengan Obat Lain
Pemberian Ketokonazol bersamaan dengan obat yang menginduksi enzim mikrosom hati
( rimfampisin, isoniazid, fenitoin ) dapat menurunkan kadar ketokonazol .
Sebaliknya ketokonazol dapat meningkatkan kadar obat yang dimetabolisme oleh enzim
CYP3A4 sitokrom P450 ( siklosporin, warfarin, midazolam, indinavir ).
2. Dengan Makanan
Pemberian bersama makanan tidak berpengaruh terhadap penyerapan ketokonazol.
I.
PENGARUH
PERINGATAN
L.
MERK DAGANG
ANFUHEX
: Kalbe Farma
FORMYCO
: Sanbe
FUNGORAL
: Kimia Farma
FUNET
: Fahrenheit
INTERZOL
: Interbat
Mikonazol
Mikonazol adalah obat antifungi golongan imidazol, yang dikembangkan pertama kali oleh
Janssen Pharmacetical, dan biasanya digunakan secara topikal (seperti kulit) atau pada
membran mukosa untuk mengobati infeksi yang disebabkan fungi.
Farmakologi
Mikonazol Nitrat memiliki aktivitas antifungi terhadap dermatofit dan khamir, serta memiliki
aktivitas antibakteri terhadap basil dan kokus gram positif. Mikonazol melakukan penetrasi
ke dinding sel fungi, mengubah membran sel dan memengaruhi enzim intraseluler dan
biosentesa ergosterol
Indikasi
Mikonazol Nitrat diidikasikan untuk infeksi kulit yang disebabkan oleh dermatofit atau
khamir dan fungi lainnya seperti:
Karena memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri gram positif, maka Mikonazol Nitrat
dapat digunakan untuk mengobati penyakit fungi yang mengalami infeksi sekunder bakteri.
Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap Mikonazol atau bahan tambahan
yang terdapat pada krim.
Efek samping
Biasanya krim Mikonazol Nitrat dapat ditoleransi dengan baik. Pada orang yang terlalu
sensitif (sangat jarang terjadi) dapat timbul iritasi dan hipersensitivitas kulit.
Overdosis
Kelebihan pemakaian dapat meyebabkan iritasi, yang akan hilang setelah penghentian terapi.
Jika sampai tertelan, lakukan pengosongan lambung dengan teknik yang sesuai.
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 C)
Sediaan
Krim 5 gram atau 10 gram mengandung 2% Mikonazol Nitrat
Kalpanax Krim 5 Gram (Kalbe Farma); Daktarin Cream 5 dan 10 Gram (Janssen-Cilag);
Daktarin Liq. Soap 50 ml (Janssen-Cilag); Daktarin Powder 20 Gram (Janssen-Cilag);
Daktarin Oral Gel 10 dan 20 Gram (Janssen-Cilag); Fungares 5 dan 10 Gram (Guardian
Pharmatama); Micoskin 5 dan 10 Gram (Corsa); Micrem 5 Gram (Merck); Moladerm 10
Gram (Molex Ayus)
Kombinasi dengan obat lain
Benoson-M Cream 5 Gram (Berno) kombinasi dengan Betametason Valerat 0.1%; Brentan
Cream 5 Gram (Janssen-Cilag) kombinasi dengan Hidrokortisom Asetat 1%; Daktarin Diaper
Ointment 10 Gram (Janssen-Cilag) kombinasi dengan Seng Oksida 1,5%