Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 3

IKATA
N
HIDROGEN

Afinanisa Ihsan
Citra Hesti W.
Idzni Qistinha
Fachri Rachmat
Fauzan Arif B.

IKATAN HIDROGEN

A. Pendahuluan
Menurut konsep yang digunakan oleh IUPAC, terminologi ikatan kimia
digambarkan sebagai suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen
yang terikat pada atom elektronegatif dengan atom elektronegatif lainnya.
Interaksi elektrostatik tersebut diperkuat oleh kecilnya ukuran atom hidrogen yang
memudahkan terjadinya interaksi dippol-dipol antara atom donor proton (D)
dengan atom akseptor proton (A).
Ikatan hidrogen ini, yang digambarkan dengan garis putus-putus, dapat
terjadi antar-molekul maupun intra molekul. Selain itu, kedua atom elektronegatif
tersebut biasanya (tetapi tidak harus) berasal dari baris pertama tabel periodik
unsur, yaitu nitrogen, oksigen, dan fluor.
Secara sederhana interaksi ini ditulis dengan D-H---A. Donor proton (D)
adalah atom elektronegatif yang mengikat hidrogen dan menyebabkan hidrogen
memiliki parsial positif, sedangkan akseptor proton (A) merupaka atom
elektronegatif lain yang berinteraksi dengan parsial positif dari atom hidrogen
tersebut.
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan
ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan
dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan
antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas.
Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini

membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom atom
penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen
yang dibentuknya. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat
dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain seperti interaksi dipol-dipol dari
Van Der Waals, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan
kovalen maupun ikatan ion.

Gambar 1. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan
elektron bebas.

Kekuatan

ikatan

hidrogen

ini

dipengaruhi

oleh

perbedaan

elektronegativitas antara atom atom dalam molekul tersebut. Semakin besar


perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen
memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya,
semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan
hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih
besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen

terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik


didih air lebih tinggi daripada asam florida.

B. Sifat-Sifat Ikatan Hidrogen


Molekul-molekul senyawa polar yang mengandung hidrogen dapat stabil
dalam kristalnya karena adanya ikatan hidrogen. dalam membahas pengaruh
ikatan hidrogen yang terjadi dalam Kristal senyawa polar, perlu ditinjau lebih
dahulu struktur dimer dari molekul tersebut di dalam fasa gas. sebagai contoh
dapat diperggunakan dimer dari HF dan H2O.
Pada dimer HF dapat dilihat bahwa panjang ikatan Ha-Fa dan panjang
ikatan Hb-Fb adalah sama yaitu 0,92 A dan ikatan Fa . Hb-Fb adalah linier.
sudut q biasanya berkisar antara 100 sampai 120. pada dimer H2O dapat dilihat
bahwa ikatan O..H-O linier. Dalam kristalnya, HF merupakan rantai berbenyuk
zigzag dengan ikatan hidrogen. Walaupun ikatan hidrogen merupakan ikatan yang
lemah, tetapi ikatan hidrogen tersebut mempengaruhi beberapa sifat fisika hidrida
seperti berikut:
a. Titik Didih
Tabel 1. Titik didih hidrida

Bila antara molekul-molekul hidrida pada tabel di atas hanya terdapat gaya
van der Waals, dapat diharapkan bahwa dalam 1 golongan, titik didih hidrida akan
meningkat sesuai dengan bertambahnya jumlah elektron yang terdapat di dalam
molekul hidrida tersebut. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa NH3, H2O, dan HF
yang merupakan hidrida paling ringan dalam golongannya, mempunyai titik didih
yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.penyimpangan tersebut disebabkan
karena adanya ikatan hidrogen antar molekul molekul yang polar, NH3, H2O, dan
HF dapat membentuk polimer (NH3)n, (H2O)n, dan (HF)n. Untuk memutuskan
ikatan hidrogen tersebut diperlukan energi lebih banyak dan ini berarti bahwa titik
didih menjadi lebih tinggi. Titik didih dan titik beku hidrida unsur golongan IVA,
tidak mengalami penyimpangan karena molekul-molekulnya nonpolar dan tidak
membentuk ikatan hidrogen.
Bila diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari titik didih
hidrida pada peiode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H 2O >NH3>HF.
Urutan penyimpangan titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam
molekul NH3 hanya mempunyai 1 pasang elektron bebas, sedangkan atom O
dalam molekul H2O mempunyai 2 pasang elektron bebas yang dapat
disumbangkan pada atom hidrogen untuk membentuk ikatan hidrogen.
Karena keelektronegatifan atom O> keelektronegatifan atom N, maka
ikatan hidrogen pada N-H . N lebh lemah dari ikatan hidrogen pada O-H . O.
Walaupun

ikatan

hidrogen

pada

F-H

lebih

besar

dari

pada

keelektronegatifan O, tetapi karena molekul HF hanya mempunyai 1 atom H


sedangkan H2O mempunyai 2 atom H yang dapat membentuk ikatan hidrogen

maka penympangan titik didih HF juga lebih kecil dibandingkan dengan


penyimpangan titik didih H2O.

b. Anomali pada H2O


Massa jenis es adalah 0,5 g/cm3 dan setelah esmelebur menjadi air, maka
massa jenis air adalah maksimum pada 4C yaitu 1 g/cm3. Fakta di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dari eksperimen dengan sinar X dapat diketahui bahwa dalam kristal es,
setiap atom O pada molekul H2O dikelilngi oleh 4 atom H dalam bentuk
tetrahedral. 2 atom H membentuk ikatan kovalen dengan atom O tersebut dan 2
atom H yang lain membentuk ikatan hidrogen seperti terlihat pada gambar 7.1.
Setap molekul H2O akan berikatan dengan 4 molekul H2O yang lain melalui
ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral. Karena ada ikatan hidrogen dalam
bentuk tetrahedral tersebut, maka kirstal es merupakan struktur berongga. pada
waktu es melebur, sebagian dari ikatan hidrogen tersebut dapat putus, sehingga
struktur rongganya mengalami kerusakan. Akibatnya adalah ruangan antara
moleku-molekul akan menjadi lebih kecil sehingga volume akan berkurang dan
massa jenisnya akan bertambah.
Apabila H2O dipanaskan dari 0C sampai 4C, maka makin banyak ikatan
hidrogen yang dapat diputuskan sehingga molekul-molekul H2O makin
berdekatan satu sama lain dan terjadi kontrasi atau pengurangan volume. pada
suhu di atas 4C efek pemuaiannya lebih berperan sehingga volume menjadi lebih
besar dan massa jenis menjadi lebih kecil. Pasangan elektron bebas (lone pair

electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai
dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan

ikatan

hidrogen

ini

dipengaruhi

oleh

perbedaan

elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar


perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen
memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya,
semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan
hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.

c. Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :


1. Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H 2O dengan molekul H2O
yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun
dapat tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2. Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).

C. Klasifikasi Ikatan Hidrogen


Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
1. Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan
Cl-(aq) terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu H +
dan Cl- sebanyak pasangan elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron
bebas).

Gambar 2. Ikatan hidrogen yang terbentuk melalui ikatan intermolekular


(antarmolekul).

2. Ikatan Hidrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu
molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air
terdapat ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat
senyawa.

Gambar 3. Ikatan hidrogen yang terbentuk dalam senyawa air (H2O).

Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul


seperti protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua
bagian dari molekul yang sama yang berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting.

D. Senyawa Berikatan Hidrogen


1. Ikatan Hidrogen antar Molekul
a) Ikatan Hidrogen pada Air
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk
empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah
hidrogen + yang pasti dan pasangan mandiri karena itu tiap masing-masing
molekul air dapat terlibat dalam ikatan hidrogen. Hal inilah yang menjadi
sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan amonia atau hidrogen
fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa
tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri. Pada
golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk
mengelilinginya untuk memuaskan semua hidrogen. Pada hidrogen fluorida,

masalah yang muncul adalah kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal itu
terpenuhi dengan baik. Air dapat digambarkan sebagai sistem ikatan hidrogen
yang sempurna.

Gambar 4. Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hidrogen

Ketika sebuah substansi ionik dialrutkan dalam air, molekul air


berkelompok disekeliling ion yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi. Air
seringkali terikat pada ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalen dativ). Air
berikatan dengan ion negatif menggunakan ikatan hidrogen. Gambar 5.
menunjukkan potensi terbentuknya ikatan hidrogen pada ion klorida, Cl-.
Meskipun pasangan mandiri pada ion klor terletak pada tingkat-3 dan secara
normal tidak akan cukup aktif utnuk membentuk ikatan hidrogen, pada kasus
ini mereka terbentuk lebih atraktif melalui muatan negatif penuh pada klor.

Gambar 5. Ikatan hidrogen pada klorida


Meskipun ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasangan
mandiri yang mana atom hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan
hidrogen juga.

b) Ikatan hidrogen pada alkohol


Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus O-H. Setiap
molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau
nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu
memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan molekul yang berukuran hampir
sama yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan hidrogen membuat
molekul lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak energi kalor
untuk memisahkannya. Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3,
keduanya memiliki rumus molekul yang sama, C2H6O.

Gambar 6. Ikatan hidrogen pada alkohol


Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul
yang sama. Daya tarik van der Waals (baik antara gaya dispersi dan dayatarik
dipol-dipol) pada keduanya akan sama. Bagaimanapun, etanol memiliki atom
hirogen yang tertarik secara langsung pada oksigen dan oksigen tersebut
masih memiliki dua pasangan mandiri seperti pada molekul air. Ikatan hidrigen
dapat terjadi antara molekul etanol, meskipun tidak seefektif pada air. Ikatan
hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya ada satu atom hidrogen pada tiap
molekul etanol dengan cukup muatan +. Alkohol seperti juga air , membentuk
asosiasi molekul dengan ikatan hidrogen :

Gambar 7. Ikatan hidrogen intramolekul dalam etanol dan intermolekul antara


etanol dengan air

Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat


disana, tetapi hidrogen tidak cukup ion positif (+) untuk pembentukan ikatan
hidrogen. Kecuali pada beberapa kasus yang tidak biasa, atom hidrogen tertarik
secara langsung pada atom yang sangat elektronegatif untuk menjadikan ikatan
hidrogen. Titik didih etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang
dramatis bahwa ikatan hidrogen lebih melekat pada molekul etanol.
Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100C.
Sangat penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada
penambahan (in addition) dayatarik van der Waals. Sebagai contoh, semua
molekul berikut ini mengandung jumlah elektron yang sama, dan dua yang
pertama memiliki panjang yang sama. Titik didih yang paling tinggi butan-1-ol
berdasarkan pada penambahan ikatan hidrogen.

Gambar 8. Pengaruh ikatan hidrogen pada titik didih alkohol

Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -OH),


kedua titik didih adalah tinggi karena penambahan ikatan hidrogen berdasarkan
pada tertariknya hidrogen secara langsung pada oksigen ? tetapi sebenarnya
tidak sama. Titik didih 2-metilproan-1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol
karena percabangan pada molekul menjadikan dayatarik van der Waals kurang
efektif dibandingkan pada butan-1-ol yang lebih panjang.

c) Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen


Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung
gugus N-H pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul
sederhana seperti CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang panjang seperti
protein dan DNA. Dua untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan
satu sama lain melalui ikatan hidrogen antara atom hidrogen yang tertarik oleh
nitrogen pada salah satu untai, dan pasangan mandiri pada nitrogen atau
oksigen yang lain yang terletak pada untai yang lain.
Amina-amina primer dan sekunder membentuk ikatan hidrogen ,
sedang amina tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom H di atom Nnya. Titik didih dimetil amina (7 OC ) lebih tinggi daripada Trimetil Amina
(4
O

C ). Dalam air amina primer dan sekunder bereaksi dengan air :

H
CH3

NH2 + H2O CH3 N

O H [CH3NH3]+ + OH-

H
Gambar 9. Reaksi amina dalam air
Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk molekul, hingga basanya sangat
lemah, tidak seperti (CH3)4 NOH.

d) Ikatan Hidrogen pada Asam karboksilat


Beberapa asam karboksilat , membentuk dimer dengan ikatan hidrogen
baik dalam bentuk uap atau dalam pelarut-pelarut tertentu. Asam karboksilat
dalam bentuk uap dan dalam benzena membentuk dimer :

Gambar 10. Ikatan hidrogen pada asam karboksilat


Dalam air , ikatan hidrogen terbentuk antara asam asetat dengan air, tidak
dengan molekulnya sendiri.

e) Ikatan Hidrogen dalam Hidrat Kupri sulfat, CuSO4.5H2O


Zat ini bila dipanaskan , mula-mula hanya melepaskan empat molekul
air. Untuk melepaskan molekul air kelima diperlukan panas yang tinggi.

CuSO4.5H2O

CuSO4.H2O + 4 H2O

Hal ini disebabkan karena H2O yang terakhir ini diikat dengan ikatan hidrogen.
Struktur dari CuSO4.5H2O terdapat pada Gambar berikut :

Gambar 11. Ikatan hidrogen dalam hidrat kupri sulfat


Rumus lebih baik ditulis sebagai [Cu (OH2)4]SO4.H2O. Amoniak membentuk
garam yang sama [Cu(NH3)4]SO4. H2O tetapi tidak dikenal CuSO4.5NH3 karena
NH3 tidak mudah membentuk ikatan hidrogen seperti H2O. Ikatan hidrogen juga
terbentuk pada garam-garam hidrat yang lain serta hidrat dari asam-asam dan
basa-basa.

2. Ikatan Hidrogen dalam Molekul


a) senyawa orto substitusi benzena.
O-nitrofenil mendidih pada 214 oC , lebih rendah daripada isomer meta
(290 oC) dan isomer para (279 oC ). Zat ini juga lebih mudah menguap dalam
uapa air , lebih sukar larut dalam air daripada isomer meta dan para.
Bentuk orto-nitrofenol mengadakan ikatan hidrogen dalam molekul
sedang bentuk meta dan para mengadakan ikatan hidrogen antar molekul ,
hingga titik didihnya relatif tinggi.

Gambar 12. Ikatan hidrogen pada senyawa orto substitusi benzena

Kelarutan yang kecil dalam air dari zat ini disebabkan karena gugus OH
dalam molekul tidak bebas lagi, jadi tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air.
Zat lain yang membentuk ikatan hidrogen dengan cara sama ialah :

Gambar 13. Ikatan hidrogen pada senyawa orto substitusi benzena

b) etil asetoasetat
Etil asetoasetat didapatkan dalam dua bentuk tautomer . Pada tahun
1920 meyer telah berhasil memisahkan kedua bentuk ini dengan jalan destilasi
fraksional pada tekanan direndahkan dalam alat dari kuarsa yang sangat bersih.

Gambar 14. Ikatan hidrogen Pada etil-asetoasetat

Alkohol biasanya mempunyai titik didih lebih tinggi daripada keton ,


tetapi bentuk enol diatas titik didihnya lebih rendah daripada bentuk keton dan
daya larutnya dalam air rendah serta lebih mudah larut dalam sikloheksana. Hal
ini disebabkan karena zat tersebut membentuk ikatan hidrogen dalam molekul.

c) Ikatan Hidrogen dalam Protein dan Asam Nukleat.


Protein tersusun dari satuan-satuan dasar asam amino. R dapat berupa
gugus metil CH3- , seperti dalam alanin atau gugus yang lebih sulit, seperti:

Gambar 15. Ikatan hidrogen pada asam amino


Gugus -NH2 berikatan dengan gugus COOH dari molekul asam amino
yang lain, dengan membentuk ikatan peptida:

Gambar 16. Ikatan peptida

Dua asam amino dapat membentuk dipeptida, tiga asam membentuk


tripeptida, dan seterusnya. Protein adalah polipeptida dengan beratus-ratus
ikatan peptida. Protein berbeda-beda tergantung dari panjangnya rantai dan
bentuk rantainya. Ikatan-ikatan melintang terjadi bila dalam molekul terdapat
atom S: -S S - . Dalam molekul protein terdapat banyak sekali ikatanikatan
hidrogen yaitu antara gugus NH - - - O = C - .
Ikatan hidrogen juga terdapat dalam asam nukleat, misalnya DNA
(deoxyribonucleic acid). Asam nukleat DNA tersusun dari satuan H 3PO4,
deoksiribose dan basa purin (adenin dan guanin) atau pirimidin (sitosin dan
timin).
Tiap asam fosfat, deoksiribose dan satu basa, membentuk nukleotida,
misalnya: deoksitimidin 5 fosfat.

Gambar 17. Nukleotida


Nukleotide ini saling berikatan melalui gugusan fosfat, hingga
terbentuk molekul yang besar, yaitu asam nukleat. Basa satu dengan basa lain,
berikatan dengan ikatan hidrogen, namun adenin hanya dapat berikatan dengan
timin, dan guanin dengan sitosin.

Gambar 18. Ikatan hidrogen pada DNA

E. Ikatan Hidrogen dan Kelarutannya


Senyawa-senyawa ion umumnya larut dalam air, walaupun beberapa
senyawa ion tidak larut dalam air. Kelarutan senyawa ion dalam air bergantung
pada harga Ksp-nya. Sedangkan senyawa-senya kovalen yang bersifat polar dapat
larut dalam air karena air merupakan pelarut polar dan senyawa tersebut dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa yang tidak mampu membentuk
ikatan hidrogen umumnya kelarutan dalam airnya rendah.
Selain kelarutan dalam air, terbentuknya ikatan hidroogen intramolekul
(dalam satu molekul) atau antarmolekul (minimal 2 molekul) menyebabkan titik
didih senyawa lebih tinggi bila dibanding senyawa-senyawa yang massa molekul
relatifnya sama atau hampir sama. Ikatan hidrogen tidak hanya berpengaruh pada
titik didih suatu zat, tetapi juga mempengaruhi kelarutan dalam suatu pelarut.
Senyawa yang berikatan hidrogen mudah larut dalam senyawa lain yang juga

berikatan hidrogen. Contohnya adalah NH3 dalam H2O. Sebagaimana gambarnya


adalah sebagai berikut:

Gambar 19. Ikatan Hidrogen pada Molekul NH3


Selain senyawa amonia adapun beberapa senyawa lain yang dapat larut
dalam air dan membentuk ikatan hidrogen yaitu alkohol, asam karboksilat, amina,
dan glukosa. Senyawa-senyawa tersebut memiliki struktur yang bersifat polar,
sehingga dapat larut dalam air dan terdapat ikatan (gaya) elektrostatis antara atom
hidrogen dengan atom yang memiliki nilai keelektronegatifan tinggi.

Gambar 20. Ikatan Hidrogen Antarmolekul Etanol

Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen akan memiliki titik didih lebih
tinggi daripada molekul yang memilih ikatan Van der Waals atau gaya tarik dipoldipol. Hubungan antara kelarutan dengan titik didih berhubungan erat dengan
ikatan pada atom hidrogen dengan molekul yang berikatan dengannya.
F.Mekanisme Terjadinya Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen pada suatu molekul terjadi karena adanya gaya
elektrostatik antarmolekul yang saling berikatan. Ikatan tersebut terbentuk dari
interaksi

antarmolekul

senyawa

kovalen

polar

yang

memiliki

nilai

keelektronegatifan (momen dipol) yang besar antara hidrogen dengan unsur yang
berikatan dengannya. Ikatan hidrogen tersebut dapat terjadi pada senyawasenyawa yang memiliki gugus NH- atau -OH pada senyawa-senyawa organik
yaitu golongan-golongan amina dan al\kolhol.

Gambar 21. Mekanisme Terbentuknya Ikatan Hidrogen pada Molekul HCl

G. Aplikasi Ikatan Hidrogen


1. Kevlar
Kevlar merupakan nama dagang dari polimer organik sintetik yaitu poli
(p-fenilena tereftalamida) yang termasuk dalam polimer aramida (aromatik
poliamida). Kevlar terkenal dengan sifatnya yang sangat kuat dan tahan terhadap
suhu tinggi. Dengan berat yang sama, kevlar memiliki kekuatan lima kali lebih
kuat dari baja. Kekuatan kevlar diperoleh dari ikatan hidrogen intra-molekuler dan
interaksi tumpukan aromatik-aromatik antar lembaran. Kevlar terdiri dari
molekul-molekul yang relatif rigid, yang membentuk struktur seperti lembaranlembaran datar pada protein sutra.

Gambar 22. Lembaran-lembaran Kevlar


Kevlar tahan terhadap api, memiliki kalor pembakaran 35x106 J/Kg dan
kalor jenis 1400 J/Kg. Kevlar tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi
mencapai 370 0C, tidak memiliki titik lebur tetapi pada temperatur 427 0C akan
terdekomposisi menjadi gas. Kekuatan kevlar semakin besar pada temperatur
yang rendah dan pada temperatur yang tinggi kekuatan kevlar menurun, seperti

pada temperatur 160 0C kekuatan kevlar menurun 10% setelah 500 jam dan pada
temperatur 260 0C kekuatan kevlar menurun 50% setelah 70 jam.
Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan
hidrogen dalam molekul polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang
mengakibatkan polimer kevlar berbentuk radial. Gugus-gugus bebas yang dimiliki
kevlar dapat membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya,sehingga dapat
mengabsorp air dan mempunyai sifat basah yang baik.Sifat ketahanan panas dari
kevlar juga berasal dari cincin aramidanya,sedangkan kekuatannya juga
dipengaruhi oleh struktur para.

Gambar 23. Struktur poli (p-fenilena tereftalamida)

a). Struktur
Polimer kevlar tersusun berupa poli para-fenilena tereftalamida dengan
rumus molekul sebagai berikut:

Gambar 24. Struktur Para-fenilena tereftalamida

Pada polimer kevlar, terjadi cross linking berupa ikatan hidrogen yang
mengakibatkan kevlar menjadi sangat kuat. Susunan monomer-monomer pada
poli (p-fenilena tereftalamida) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 25. Struktur poli (p-fenilena tereftalamida)

b) . Produk Kevlar
Berdasarkan sifatnya yang sangat kuat dan tahan terhadap panas, kevlar
banyak digunaakan sebagai rompi antipeluru, helm antipeluru, glove, jaket,
parasut, bahkan papan ski.
/////

Gambar 26. Produk berbasis Kevlar a) jaket antipeluru b) glove c) jaket


musim dingin

Anda mungkin juga menyukai