Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Pendahuluan

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 27 yaitu :
(1) SKPD menyusun Renja-SKPD.
(2) Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal
RKPD, Renstra-SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta
kegiatan yang berasal dari masyarakat.
(3) Rancangan Renja-SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
(4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru,
indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama
RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.

Paradigma penganggaran berbasis kinerja mengharuskan proses


perencanaan dan proses penganggaran menjadi proses yang saling terkait
dan harus seimbang. Penganggaran tidak bisa disusun tanpa proses
perencanaan terlebih dahulu dan sebaliknya perencanaan perlu
mempertimbangkan ketersediaan dana dan kelayakan ekonomi agar
realistis.

Perencanaan pada dasarnya adalah proses yang berjalan secara terus


menerus dan merupakan daur pemecahan masalah yang berulang [problem
solving cycle] dalam mewujudkan perubahan fenomena-fenomena tertentu
yang semakin lama semakin baik sesuai dengan tujuan pembangunan
termasuk pembangunan kesehatan di tingkat provinsi. Secara umum
perencanaan terdiri dari 4 (empat) proses atau tahapan standar, yaitu:

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

1.

Mengkaji di mana atau pada posisi apa keberadaan kita pada saat
sekarang ini

2.

Menentukan ke mana kita menuju atau ingin menjadi seperti apa kita
pada suatu saat nanti,

3.

Menentukan bagaimana atau kegiatan apa yang perlu dilakukan agar


kita dapat sampai pada kondisi seperti yang kita inginkan tersebut, dan

4.

Menentukan Sumberdaya/Biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan


tersebut.

Empat tahapan standar perencanaan tersebut harus diikuti/dilaksanakan oleh


para perencana kesehatan di daerah sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu perencanaan dan penganggaran kesehatan, antara lain agar
perencanaan tersebut berbasis pada kenyataan (evidence based planning)
serta penganggaran tersebut berorientasi pada pencapaian suatu kinerja
tertentu (anggaran berbasis kinerja).

Dalam kerangka perencanaan pembangunan kesehatan nasional, Rumah


Sakit Ernaldi Bahar dalam penyusunan perencanaan kesehatan juga harus
memperhatikan hirarki kebijakan yang lebih tinggi dalam administrasi Negara
seperti RPJM Nasional, Renstra Kementrian Kesehatan, MDGs, Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan kebijakan Desentralisasi, termasuk beberapa
peraturan perundang-undangan diantaranya No 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) , PP 8 tahun 2008 dan
PP No. 58 tahun 2005, Permendagri No. 13 tahun 2006 dan perubahannya.
Selain itu, perencanaan yang disusun juga harus sejalan dengan RPJMD
Provinsi yang telah disusun.

Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintahan
Provinsi Sumatera Selatan berkewajiban untuk membuat Rencana Kerja
(Renja) dalam rangka untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
pada Rencana Strategis 5 (lima) tahunan dalam bentuk penjabaran program
dan kegiatan tahunan. Renstra dan Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus
mengacu kepada Prioritas dan Fokus Pembangunan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan.

Tahap Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun


2016 bertemakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Tahapan ini
menitikberatkan pembangunan infrastruktur strategis, pemantapan hilirisasi
industri pengolah hasil pertanian dan pertambangan serta pengembangan
pariwisata berstandar internasional. Terkait dengan tahapan pembangunan
pada tahun 2016 tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar diarahkan untuk
mendukung tercapainya peningkatan mutu sumber daya manusia. Fokus

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

pembangunan pada tahun 2016 ini merupakan kelanjutan dari pembangunan


tahun 2014 dan juga akan dilaksanakan dalam tahun 2015.

Dengan tekad ingin mewujudkan visi dan misi daerah Sumatera Selatan dan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat
Sumatera Selatan, serta cerdas dalam sikap pikir menangkap dan mengolah
peluang berlandaskan moral yang tinggi serta optimis untuk terlaksana dan
terdepan dalam pembangunan sehingga menjadi acuan bagi daerah - daerah
lain, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
melalui perluasan pusat pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah
saatnya memulai menuju masa depan gemilang, melalui perluasan pusat
pelayanan dan fasilitas kesehatan yang melayani masyarakat Sumatera
Selatan secara profesional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan menyadari bahwa pemberian kewenangan dari Pemerintah Daerah
Provinsi kepada Dinas, Badan, termasuk RS. Ernaldi Bahar harus diterima
dengan rasa penuh tanggung jawab, untuk keberhasilan pelaksanaan tugas
pemerintahan dan pembangunan daerah.

Pengembangan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan


sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang di embannya.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perda Provinsi Sumatera Selatan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai 3 (tiga) bagian dan 3 (tiga) bidang
tugas pelayanan. Kegiatan pembangunan di RS. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan adalah lebih diutamakan pada kegiatan-kegiatan
pembangunan yang bersifat pada ke 3 bidang dan 3 bagian tersebut antara
lain : pembinaan sumber daya Manusia, pelayanan medis, pelayanan
keperawatan, dan pelayanan penunjang medik, fasilitasi sarana
prasarana,dan pelayanan administrasi kesehatan maupun pelayanan
administrasi keuangan.

Pada pertengahan tahun 2014 Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah


menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) secara bertahap melalui Keputusan Gubernur Sumatera
Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dengan penerapan PPK-BLUD ini
diharapkan akan lebih memudahkan rumah sakit untuk dapat merencanakan
pengembangan dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan
berkualitas. Selanjutnya Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih terus berupaya
untuk dapat meningkatkan status PPK BLUD dari bertahap menjadi BLUD
penuh. Dengan status BLUD bertahap tersebut, maka Rumah Sakit Ernaldi
Bahar disamping menyusun rencana kerja (renja) juga diharuskan untuk
menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang akan berisi uraian
terhadap rencana pendapatan operasional dan belanja rumah sakit selaku
BLUD.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

1.2.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1814);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817);
9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah
Tahun 2009 Nomor 5 Seri E);
10. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008, Pasal 47, Rumah Sakit Ernaldi
Bahar merupakan Unsur Pelayanan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di
bidang kesehatan.
11. Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013
tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan adalah menyusun rencana kerja pembangunan
tahunan yang akan dibiayai oleh dana APBD Provinsi Sumatera Selatan. Oleh
sebab itu mengingat kewenangan serta keterbatasan anggaran, maka
rencana kerja tahun 2016 Rumah Sakit Ernaldi Bahar disusun secara
antisipatif, realistis dan dengan segmen yang jelas sehingga dapat
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk mewujudkan visi dan misi
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang pada akhirnya
ikut menyukseskan pencapaian RPJMD Provinsi Sumatera Selatan.
Tujuan disusunnya Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan adalah sebagai dokumen perencanaan satu tahun kedepan
dan merupakan pedoman umum perencanaan bagi Rumah Sakit Ernaldi
Bahar. Setiap kegiatan pembangunan yang telah direncanakan diharapkan
dapat terselenggara secara sinergis, terkoordinasi dengan baik dan dapat
dilaksanakan dengan kemampuan dana yang tersedia serta sesuai dengan
kondisi dan situasi dilapangan.
Diharapkan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan akan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan dalam menyusun RKPD Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan tahun anggaran 2016.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN


2.1. Kondisi Umum SKPD
2.2. Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu dan Perkiraan
Tahun Berjalan
2.3. Identifikasi Masalah (masalah dan tantangan utama SKPD)

BAB III

SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM DALAM


RENSTRA-SKPD
3.1. Sasaran dan Indikator Sasaran
3.2. Program

BAB IV

KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

BAB V

PENUTUP

LAMPIRAN

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR TAHUN 2014

2.1. Kondisi Umum Rumah Sakit Ernaldi Bahar


2.1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera
Selatan, Gubernur Sumatera Selatan telah membentuk RS. Ernaldi Bahar
melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2008
Tanggal 18 Juni 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan daerah dan lembaga Teknis Daerah Provinsi
Sumatera Selatan, pasal 47 ayat (1) Rumah Sakit Ernaldi bahar merupakan
unsur pelayanan pemerintah Provinsi di bidang kesehatan yang mempunyai
wewenang menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dibidang
kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2008, Pasal 48, Rumah Sakit
Ernaldi Bahar mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam
penyelenggaraan Pemerintah provinsi di Bidang kesehatan. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Ernaldi Bahar
mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan,
kepegawaian dan keuangan;
2. Perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan;
3. Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan;
4. Penyelenggaraan kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa,
pencegahan, pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah
sebagai berikut :
1.

Direktur, mempunyai tugas menyelenggarakan dan melaksanakan


pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum sesuai dengan
peraturan perundang-udangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur mempunyai
fungsi :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

a. Pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum dalam


meningkatkan usaha promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pusat
rujukan, pendidikan dan pelatihan.
b. Penyusunan rencana teknis operasional pemerintah provinsi dalam
bidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum.
c. Pelaksanaan pelayanan pendidikan di bidang kesehatan jiwa dan
kesehatan umum.
d. Penyediaan fasilitas pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan jiwa dan kesehatan umum.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu


Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
pelaksanaan administrasi umum, sumber daya manusia, keuangan dan
pengembangan rumah sakit.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur
Umum dan Keuangan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan Penyelenggaraan administrasi umum
b. Pelaksanaan Pengelolaan sumber daya manusia
c. Pelaksanaan pengelolaan keuangan
d. Pelaksanaan pengelolaan pengembangan rumah sakit
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia
b) Bagian Keuangan
c) Bagian Pengembangan
a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas
menyelenggarakan
administrasi
umum,
organisasi
dan
ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan di lingkungan rumah sakit
serta memberikan pelayanan administrasi kepada Wakil Direktur
Umum dan Keuangan dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Umum
dan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi :
1. Penyusunan Program dan laporan mengenai kegiatan bagian
umum dan sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit.
2. Pelaksanaan
pengelolaan
tata
usaha,
rumah
tangga,
perlengkapan dan kepegawaian.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia membawahi :
(1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

(2) Sub Bagian kepegawaian

b) Bagian keuangan mempunyai tugas :


1. Membantu wakil direktur umum dan keuangan dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan rumah sakit.
2. Melaksanakan perbendaharaan, tata usaha keuangan termasuk
penyetoran ke kas daerah dan pertanggungjawaban keuangan
yang diperoleh dari pelayanan rumah sakit.
3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakn tugas sebagaimana dimaksud bagian keuangan
mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan penerimaan retribusi pelayanan rumah sakit
b. Pengelolaan anggaran rumah sakit
c. Pengelolaan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Keuangan membawahi :
(1) Sub bagian Perbendaharaan
(2) Sub bagian Tata usaha keuangan
c) Bagian Pengembangan mempunyai tugas :
1. Membantu Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam pelaksanaan
penyusunan program dan anggaran serta evaluasi semua unsur di
lingkungan rumah sakit.
2. Mengkoordinasi penyelengaraan perencanaan pengembangan rumah
sakit, penyusunan anggaran dan evaluasi laporan rumah sakit.
3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Untuk
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
Bagian
pengembangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan perencanaan pengembangan rumah sakit
b. Penyusunan perencanaan anggaran rumah sakit
c. Penyusunan evaluasi dan laporan rumah sakit
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Pengembangan membawahi :
(1) Sub bagian Penyusunan Program dan Anggaran
(2) Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan
3.

Wakil Direktur Medik dan Keperawatan, mempunyai tugas membantu


Direktur dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelayanan medik
Penunjang medik dan keperawatan.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur


Medik dan Keperawatan mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan medis rumah sakit.
2. Pelaksanaan penyelenggaraan penunjang medis rumah sakit
3. Pelaksanaan penyelenggaraan Keperawatan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Wakil Direktur Medik dan Keperawatan membawahi :
a) Bidang pelayanan medik
b) Bidang Penunjang Medik
c) Bidang Keperawatan
a) Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas :
1. Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam
pelayanan medik oleh unit pelaksana fungsional.
2. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medik di rumah sakit.
3. Merencanakan kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan
medik.
4. Membuat laporan hasil kegiatan bidang pelayanan medik kepada
Direktur Rumah sakit.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Bidang
pelayanan medik mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan unit pelaksana fungsional
yang secara langsung atau tidak langsung memperlancar
kegiatan pelayanan medik.
b. Menilai pelaksanaan tugas bawahannya.
c. Membuat rencana kebutuhan bidang pelayanan medik.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang pelayanan medik membawahi :
(1) Seksi pelayanan medik umum dan khusus
(2) Seksi pengembangan pelayanan medik
b) Bidang penunjang medik mempunyai tugas Membantu Wakil
Direktur Medik dan Keperawatan dalam pengelolaan dan
pelaksanaan kegiatan bidang penunjang medik.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang
penunjang medik mempunyai fungsi pengkoordinasian seluruh
kegiatan dan kebutuhan instalasi yang secara langsung dan tidak
langsung memperlancar kegiatan penunjang medik.
Bidang penunjang medik membawahi :
(1) Seksi laboratorium dan farmasi
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

(2)

Seksi gizi dan sarana prasarana

c) Bidang keperawatan mempunyai tugas :


1.
Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan bidang keperawatan.
2.
Mengatur
serta
mengendalikan
kegiatan
pelayanan
keperawatan di rumah sakit.
3.
Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan secara menyeluruh.
4.
Melakukan
penilaian
terhadap
kinerja
tenaga
keperawatan(sesuai dengan kebijakan rumah sakit ).
5.
Mengkoordinasikan
perencanaan,penggunaan
dan
pengawasan logistik keperawatan.
6.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya
yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan.
7.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang
Keperawatan mempunyai fungsi :
a.
Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :

Menyusun falsafah dan tujuan yang diselaraskan dengan


falsafah dan tujuan rumah sakit.
b.
Menyusun program bersama-sama dengan kepala seksi dan
kepala ruangan yang meliputi :

Rencana kebutuhan tenaga keperawatan

Program pengembangan staf keperawatan

Program orientasi
c.
Menyusun jadwal rapat koordinasi dengan kepala seksi dan
kepala ruangan.
d.
Menyusun program mutasi tenaga keperawatan baik pelaksana
maupun pengelola, koordinasi dengan kepala instalasi terkait,
untuk diajukan ke wakil Direktur / Direktur.
e.
Menyusun rencana penempatan tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan.
f.
Menyusun rencana kebutuhan peralatan keperawatan sesuai
kebutuhan pelayanan baik jumlah dan jenis alat, koordinasi
dengan kepala seksi asuhan keperawatan / kepala instalasi
terkait (alat tenun,alat rumah tangga dan alat keperawatan
lainnya).
g.
Menyusun rencana pengembangan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan (askep) yang tepat sesuai
kondisi rumah sakit.
h.
Menyusun rencana pengembangan pelayanan rumah sakit.
i.
Menyusun program pengedalian mutu pelayanan /asuhan
keperawatan di rumah sakit dan berperan serta menyusun
peraturan / tata tertib pelayanan rumah sakit.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

10

j.

Menyusun standar, prosedur tetap / standar operasional


prosedur(SOP) pelayan mutu, meliputi SOP ketenagaan,
peralatan dan lain-lain, koordinasi dengan kepala seksi /kepala
bagian / kepala instalasi terkait.
Bidang Keperawatan membawahi :
(1) Seksi Asuhan keperawatan
(2) Seksi Logistik
Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas :
1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa
sebagai unggulan dan kesehatan dasar lainnya, dibidang pelayanan
kesehatan jiwa mempunyai tugas pokok : preventif, kuratif, promotif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan
melaksanakan peningkatan upaya rujukan.
2. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan kesehatan jiwa serta
pelayanan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan konsultasi
HIV / AIDS.
3. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan jiwa
dan kesehatan dasar untuk meningkatkan kwalitas sumber daya
manusia.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar
mempunyai pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1.
Melaksanakan pelayanan Gawat Darurat
2.
Melaksanakan pelayanan Rawat Jalan
3.
Melaksanakan pelayanan Rawat Inap
4.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia
5.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
6.
Melaksanakan pelayanan Gangguan Mental Organik dan NAPZA
7.
Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi
8.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Kemasyarakatan
9.
Melaksanakan pelayanan Gigi dan Mulut
10. Melaksanakan pelayanan Psikologi
11. Melaksanakan pelayanan Radiologi
12. Melaksanakan pelayanan HIV / AIDS
13. Melaksanakan pelayanan Syaraf
14. Melaksanakan pelayanan Penyakit Dalam
15. Melaksanakan pelayanan Penyakit Kulit Kelamin
16. Melaksanakan pelayanan Obstetri dan Ginekologi (kebidanan
17. Melaksanakan pelayanan Penyakit Mata
18. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza
19. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Medis
20. Melaksanakan pelayanan Konsultasi Gizi
21. Melaksanakan pelayanan Laboratorium
22. Melaksanakan pelayanan Farmasi
23. Melaksanakan pelayanan Gizi

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

11

2.1.2. Sumber Daya Rumah Sakit Ernaldi Bahar


1. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus
dimiliki oleh instansi/badan usaha, karena kinerja para pegawai akan
menentukan tingkat kinerja instansi/badan usaha tersebut. Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan pada saat ini memiliki pegawai
sebanyak 390 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar sudah berstatus
PNS dan sisanya merupkan tenaga honor dan TKS.
Dilihat dari kebutuhan dan standar tenaga kesehatan di rumah sakit, maka
Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih mengalami kekurangan terutama untuk
tenaga dokter spesialis dan paramedis. Adapun rincian ketenagaan pada
Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut:
Kualifikasi Sumber Daya Manusia RS. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jabatan Struktural dan Golongan
No.
Uraian
1. Jabatan Struktural

Pejabat yang sudah


memenuhi
persyaratan kepangkatan
Pejabat Struktural yang telah
memenuhi persyaratan
Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan
Struktural
PNS

Esselon II

Jumlah
1

Esselon III

Esselon IV

12

Esselon II

Esselon III

Esselon IV

12

Esselon II

Esselon III

Esselon IV

10

Golongan IV

16

Golongan III

200

Golongan II

83

Golongan I

Honorer

49

TKS

39

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

12

Kondisi Sumber Daya Manusia


RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan Pendidikan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

JENIS PENDIDIKAN
Psikiater
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Kandungan
Spesialis Mata
Spesialis Kulit dan Kelamin
Spesialis Saraf
Dokter Umum
Dokter Gigi
Magister Kesehatan Masyarakat
Magister Adm.Publik
Magister Kesejahteraan Sosial
Sarjana Administrasi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Ekonomi
Sarjana Komputer/Sistem Informasi
Psikolog
Sarjana Pertanian
Sarjana Psikologi
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Sarjana Pendidikan
Sarjana Farmasi/Apoteker
Sarjana Tehnik
Sarjana Hukum
Sarjana Keperawatan
Sarjana Gizi
Sarjana Radiografer
Akademi Keperawatan
Akademi Keperawatan Gigi
Akademi Bidan
Akademi Gizi
Akademi Farmasi
Akademi Rekam Medis
APRO
AMRO
AKFI
Akademi Okupasi Terapi
Akademi Terapi Wicara
AMAK
AKL
ATEM

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

JUMLAH
2
2
1
1
1
1
29
3
5
3
1
5
33
7
6
5
1
3
1
1
3
1
1
54
2
1
55
2
8
7
11
2
2
2
2
1
1
7
7
1

KET

Honor 1
TKS 1, Honor 2
Honor 2, TKS 1
Honor 2, TKS 1

Honor 1, TKS 1
TKS 1

TKS 7
Honor 1
Honor 9, TKS 6
TKS 1
Honor 2

TKS 1
Honor 1
Honor 1
Honor 1
TKS 3

13

41
42
43
44
45
46
47

Sarjana Muda Administrasi


Sarjana Komputer
DIV Pekerja Sosial
SPAG
SMF
SMAK / SMK / SMKK
SMPS

2
5
5
1
7
2
2

48

SPK / SPRA / SPRB

12

49

D1 Kebidanan

50

SPRG

51

SMA / SMKK

53

Honor 16, TKS 13

52
53
54
55

STM
KPAA
SMP
SD
TOTAL

5
4
6
2
390

TKS 1

Honor 1, TKS 1

Honor 1

Honor 1

Honor 2
Honor 2

2. Kapasitas Tempat Tidur


Berdasarkan Surat Keputusan Direktur No : 445 / 0059 / RSEB / 2013
Tentang Penetapan Kapasitas Tempat Tidur Ruang Rawat Inap RS. Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan, total kapasitas tempat tidur rumah sakit
sebanyak 250 TT, dengan rincian sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III

10 TT
21 TT
19 TT
200 TT

3. Aset yang dikelola


Aset yang dikelola dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan,
khususnya kesehatan jiwa mencakup seluruh Aset yang dimiliki oleh Rumah
Sakit Ernaldi Bahar, baik berupa gedung pelayanan dan gedung kantor serta
alat-alat kesehatan rumah sakit, dengan rincian sebagai berikut :
I.

Bangunan Utama
(1) Ruang Administrasi
(2) Ruang Rawat Jalan :
(a) Klinik tumbuh kembang anak dan remaja
(b) Klinik jiwa dewasa
(c) Klinik psikogeriatri
(d) Klinik gangguan mental organik
(e) Klinik psikologi
(f) Klinik ketergantungan obat / NAPZA
(g) Klinik spesialisasi lain

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

14

1. Poliklinik Gigi
2. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
3. Poliklinik Spesialis Mata
4. Poliklinik Spesialis Syaraf
5. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
(3) Ruang Rekam Medik
(4) UGD
(5) Ruang Rawat Inap 250 TT
(6) Ruang Rehabilitasi Mental & Sosial
(7) Ruang Radiologi
(8) Ruang Farmasi
(9) Ruang Laboratorium
(10) Ruang Komite Medik dan Komite Keperawatan
(11) Dapur / Gizi
II. Bangunan Penunjang
1.
Ruang Generator Set
2.
IPAL
3.
Tempat Pembuangan Sampah sementara
4.
Gudang Farmasi
5.
Gudang Barang
6.
Laundry
7.
IPSRS / Bengkel
8.
Ruang Perpustakaan
9.
Ruang Diklat
10. Ruang Pertemuan
11. Tempat ibadah/Masjid
III. Peralatan
1) Instalasi Gawat Darurat
(a) Diagnostik Set
(b) Alat fiksasi
(c) Tabung Oxygen
(d) Minor Surgery Set
(e) Sterilisator
(f) Vacuum Suction
(g) Defribrilator
(h) Resusitasi Set
(i) Electrocardiography
2) Instalasi Rawat Jalan
(a) ECG
(b) ECT Kit
(c) Perlengkapan diagnostik
(d) Peralatan Fisioterapi
(e) EEG Brain mapping
3) Alat Diagnostik
(a) Psikometri
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

15

4)

5)

6)
7)

(b) Psikodiagnostik
Elektromedik
(a) EKG
(b) EEG
(c) EEG Brain mapping
Instalasi Rawat Inap
(a) Suction
(b) Sterilizator
(c) Electronic Convulsion Therapy (ECT)
Instalasi Radiologi
X-Ray
Instalasi Laboratorium
Peralatan Canggih :
(a) Automatic Haematology Analyzer
(b) Automatic Blood Chemistry Analyzer
(c) ELISA automatic / semiautomatic Analyzer
(d) Drug Monitor
Peralatan Sedang :
(a) Binocular Microscope
(b) Sentrifuge
(c) Autoclave
Peralatan Sederhana :
(a) Rak dan Tabung LED
(b) Haemotology Cell Counter
(c) Hb meter + Pipet eritrosit + pipet leukosit + bilik kantong
(d) Glucose meter

8)

Ruang Isolasi Jiwa


APD untuk petugas kesehatan :
Masker, Sepatu Boots, Gaun / Sarung tangan / Kaos kaki
disposable, Kaca mata goggles, tutup wajah, apron).

Peralatan untuk pasien :


(a) Termometer
(b) Stetoscope
(c) Sphygmomanometer
(d) Tourniquet
(e) IV Set
(f) Pole
(g) Basin
(h) Mobile Screen
(i) Bedpan
(j) Bed linen
9)

Instalasi Rehabilitasi Medik


(a) Exercises Treadmill

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

16

(b)
(c)
(d)
(e)

Static Bicycle / Ergocycle


Shortwave Diathermy
Infrared
Nebulizer

10) Instalasi Rehabilitasi Mental


(a) Alat Olah Raga
(e) Alat Pertukangan
(b) Alat Musik
(f) Alat Melukis
(c) Alat Tata Boga
(g) Alat Pertamanan / Pertanian
(d) Alat Tata Busana (h) Alat Perikanan
2.2.

Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu


Seperti telah disampaikan terdahulu, bahwa untuk mengukur keberhasilan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah ditentukan
indikator kinerja sebagai ukurannya. Setiap tahun juga sudah ditentukan
target capaian untuk masing-masing indikator tersebut. Terkait dengan
evaluasi pencapian program, maka indikator-indikator kinerja tersebut akan
dilihat capaiannya masing-masing.
Adapun capaian dari masing-maisng indikator kinerja tersebut sepanjang
tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut :
a.

Kunjungan Pasien Rawat Jalan


Kunjungan pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar dari
tahun ke tahun cenderung menglmi peningkatan. Kunjungan rawat jalan
ini merupakan pasien yang memanfaatkan pelayanan pada poli rawat
jalan yang ada di rumah sakit, termasuk untuk poli umum dan poli
spesialis pada rumah sakit.
Berdasarkan jenis pasien rawat jalan, pada tahun 2014 terjadi
peningkatan kunjungan pasien baru sebanyak 4.895 orang seiring
dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan rumah sakit Ernaldi
Bahar untuk pasien umum, tidak hanya pasien gangguan jiwa.
Sementara untuk kunjungan pasien lama pada tahun 2014 mencapai
34.803 orang, menglami penurunan dari tahun sebelumnya yang
mencapai 38.565 orang. Rata-rata kunjungan rawat jalan perharinya
mencapai 130 orang.
Kunjungan pasien rawat jalan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

17

Tabel 2.
Kunjungan Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar
Tahun 2009 - 2014

Kunjungan Pasien
Rawat Jalan

No

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

2014

1.

Pasien Baru

2.785

2.017

1.957

2.049

2.643

4.895

2.

Pasien Lama

33.296

33.140

36.881

35.488

38.565

34.803

3.

Jumlah Kunjungan

36.081

35.157

38.838

37.537

41.208

39.699

4.

Rata-rata Kunjungan Poli

122

202

127

123

137

130

Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014

Berdasarkan cara pembayaran pasien yang datang ke Rumah Sakit


Ernaldi Bahar pada poli Rawat Jalan sebagian besar merupakan
pasien yang ditanggung melalui program Jamkesmas (BPJS) dan
program Jamsoskes Sumsel Semesta. Pada tahun 2014, jumlah
pasien yang ditanggung oleh kedua program tersebut mencapai
48,57% dari total pasien rawat jalan. Rincian gambaran pasien rawat
jalan menurut cara pembayaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.
Distribusi Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar
Menurut Cara Pembayaran Tahun 2009 2014

No

Cara Pembayaran

1.

Bayar Langsung (Umum)

2.

Askes Kesehatan ( BPJS )

3.

Jamkesmas

4.

Jamsoskes Sumsel Semesta

5.

Jamkesmas (PGOT)

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

2014

12.781

11.649

11.256

10.724

10.497

8.854

2.636

3.035

3.208

2.842

2.809

11.707

11.873

13.172

12.061

11.379

7.595

1.144

8.174

9.762

11.874

14.014

20.307

17.994

617

465

439

387

183

275

Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014

Sementara pada Unit Gawat Daruarat (UGD) total pasien yang


dilayani sepanjang tahun 2014 mencapai 3.366 orang dengan rincian
sebanyak 867 merupakan pasien baru dan 2.499 merupakan pasien
lama. Pasien lama merupakan pasien gangguan jiwa yang datang
berobat kembali ke rumah sakit. Jumlah pasien yang dilayani melalui
UGD dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

18

Tabel 4.
Kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD) RS. Ernaldi Bahar
Tahun 2009 2014

Kunjungan Pasien Unit


Gawat Darurat (UGD)

No

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

2014

1. Pasien Baru UGD


2. Pasien Lama UGD

843

969

1.016

936

923

867

1.689

1.953

2.396

2.496

2.508

2.499

3. Jumlah Kunjungan UGD

2.532

2.922

3.412

3.432

3.431

3.366

Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014

b. Capaian Kinerja Rawat Inap


Terkait dengan peningkatan capaian kinerja rumah sakit, maka
selama tahun 2014 program yang dilaksanakan meliputi program
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan BLUD, program
pengadaan sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, Program
Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur,Program Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata.
Untuk hasil pelayanan kesehatan rawat inap rumah sakit dapat dilihat
dari beberapa capaian kinerja rumah sakit, seperti rata-rata
penggunaan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy rate/ BOR),
rata-rata lama pasien dirawat inap (Length of Stay/LOS), Nett Death
Rate (NDR), Bed Turn Over (BTO) dan lain sebagainya. Berikut
adalah kinerja rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan
beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh rumah sakit :
Tabel 3.1
Capaian Kinerja Rawat Inap RS. Ernaldi Bahar
Tahun 2014
Indikator Kinerja
1
2
3
4
5
6

Persentase BOR (Bed


Occupancy Rate)
Jumlah BTO (Bed Turn
Over)
Jumlah TOI(Turn Over
Interval)
Tingkat jumlah NDR (Nett
Death Rate) diatas 48 jam
Tingkat LOS (Length Of
Stay)
Jumlah Pemeriksaan
Psikologi

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

Tahun 2014
Satuan

Target

Realisasi

Capaian (%)

85

72,79

85,85

Kali/tahun

11

13,76

125,09

Hari

-8,42

Orang/1000
pasien
Hari

0,01

31

25

80,65

Orang/tahun

1.026

690

67,25

19

Jumlah Kunjungan
Rehabilitasi

Orang/tahun

25.645

27.887

108,74

Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1.

BOR (Bed Ocupancy Rate) atau persentase pemakaian tempat


tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Realisasi BOR pada
tahun 2014 sebesar 72,79. Nilai ini didapatkan dengan
perhitungan jumlah hari perawatan dengan membandingkan
jumlah tempat tidur yang ada dalam jangka waktu satu tahun.
Hasil yang dicapai pada Tahun 2014 ini belum dapat melampui
target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun yang sama yaitu
sebesar 85%.
Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui perbandingan persentase
pencapaian indikator pada tahun 2013 dan tahun 2014.
Persentase pencapaian indikator ini pada tahun 2014 baru
sebesar 85,85%. Jika dibandingkan dengan hasil capaian yang
diperoleh pada tahun 2013, terjadi peningkatan yang cukup
signifikan, dimana capaian yang diperoleh tahun 2013 hanya
sebesar 72,29% dan juga masih jauh berada di bawah dari target
yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2013 Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RS.
Ernaldi Bahar sebanyak 388 tempat tidur dan tahun 2014 terjadi
pengurangan jumlah tempat tidur sehingga menjadi 250 tempat
tidur. Menurunnya jumlah tempat tidur menyebabkan kenaikan
BOR di rumah sakit. Tapi walaupun demikian BOR di rumah sakit
masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Diharapkan
sampai dengan akhir tahun pelaksanaan jangka menengah,
realisasi BOR RS dapat mencapai target yang diharapkan.
Ketidak capaian dari target yang diharapkan ini bukan
merupakan penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit melainkan
disebabkan terjadi penumpukan pasien di kelas III khususnya
pengguna program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) dan Jamsoskes Sumsel Semesta.
Usaha rumah sakit dalam mencapai target jangka menengah
dengan menambah tempat tidur yang ada yang akan digunakan
khusus bagi pasien kelas III dengan pelayanan BPJS (Badan
Pelaksana Jaminan Sosial ) Kesehatan dan Jamsoskes serta
dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memamfaatkan
pelayanan di RS Ernaldi Bahar. Melaksanakan promosi dan

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

20

pemberian informasi kepada pengguna pelayanan rawat inap


tentang fasilitas yang ada di RS Ernaldi Bahar terutama tentang
keunggulan pelayanan yang ada di kelas VIP, I dan II sehingga
pasien yang dirawat inap akan terdistribusi secara merata.
Pada tahun 2014, RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
telah melaksanakan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan Pengadaan Alat
Kesehatan Medis dan Non Medis, dengan melaksanakan
pembelian Tempat Tidur pasien guna mengganti tempat tidur
yang lama. Ini diharapkan distribusi penempatan pasien di RS
Ernaldi Bahar lebih baik, sehingga pasien bisa memilih ruangan
perawatan tidak hanya di kelas III saja.
Grafik 3.1
Perbandingan Capaian BOR Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018

2.

BTO (Bed Turn Over)


Bed turn oveer atau rata-rata pemakaian tempat tidur yaitu
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Tahun
2014 BTO terealisasi sebesar 13,76 melampaui target yaitu 11
kali pertahun dengean persentase pencapaiannya sebesar
125,09%. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah pasien
yang keluar baik hidup atau mati dibandingkan dengan jumlah
tempat tidur yang tersedia. Pencapaian realisasi ini hampir
mendekati angka ideal BTO yaitu sebesar 10 11 kali pertahun.
Pada grafik 3.2 dapat diketahui perbandingan antara realisasi
BTO tahun 2013 dan Tahun 2014. Target BTO tahun 2013

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

21

sebesar 10 kali per tahun terealisasi sebesar 13,11 sehingga


persentase capaian sebesar 131,1 %. BTO mengalami
penurunan persentase capaian pada Tahun 2014 yaitu sebesar
125,09%. Pencapaian BTO RS. Ernaldi Bahar pada Tahun 20132014 terjadi penurunan yang relatif tidak banyak perubahan.
Belum tercapainya angka ideal BTO rumah sakit bukan
merupakan penurunan kinerja dari rumah sakit melainkan
dikarenakan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 250
tempat tidur, selalu penuh bahkan melebihi kapasitas yang ada.
Pada akhir RPJM diharapkan tingkat BTO di RS Ernaldi Bahar
dapat mendekati nilai ideal sebesar 11 kali / tahun.
Upaya RS Ernaldi Bahar dalam mencapai nilai ideal ini dengan
terus mengupayakan penyebaran pasien di ruang-ruang
perawatan, sehingga bukan hanya kelas III saja yang dipilih,
tetapi kelas yang lain seperti VIP, Kelas I dan II dapat menjadi
pilihan pasien dalam menjalani perawatan.
Namun demikian pencapaian BTO dalam kurun waktu 20132014 masih tergolong ideal.

Grafik 3.2
Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014
dan Target Tahun 2018

3.

TOI (Turn Over Interval)


Turn Over Interval atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

22

hari. Nilai TOI RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 didapatkan


nilai 8,42 dari target 1 hari. Pada Tahun 2013 dari target TOI
yang ditetapkan sebesar 2 hari, didapatkan realisasi sebesar 19,28. Terjadi kenaikan TOI yang cukup signifikan pada tahun
2014 yang semakin mendekati angka ideal yaitu 1-3 hari.
Perbandingan TOI tahun 2013 2014 dapat dilihat pada tabel
3.2. Nilai minus ini dikarenakan tidak meratanya penyebaran
pasien di kelas-kelas perawatan inap. Hal ini terjadi karena
tingginya pasien yang menggunakan program BPJS dan
Jamsoskes Sumsel Semesta sehingga pasien lebih memilih
perawatan kelas III. Agar TOI menjadi ideal dapat dilakukan
upaya menambah kapasitas tempat tidur dikelas III.
4.

NDR (Net Death Rate)


Net Death Rate yaitu angka kematian pasien > 48 jam perawatan
di rumah sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini
memberikan gambaran mutu layanan rumah sakit. NDR tahun
2013 terealisasi sebesar 0,02 dengan target sebesar 0 orang per
tahun. NDR tahun 2014 terealisasi sebesar 0,01 dengan target
yang ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 0
orang per tahun. Terjadi penurunan jumlah pasien mati yang
semakin mendekati target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan
kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin bagus sehingga
angka kematian pasien yang dirawat di RS. Ernaldi Bahar > 48
jam dapat diturunkan.
Kematian pasien yang dirawat > 48 jam ini disebabkan bukan
karena gangguan kejiwaannya, tetapi pasien telah mengalami
gangguan kesehatan fisik saat pasien menjalani perawatan
kejiwaannya. Terjadinya penurunan untuk angka NDR
disebabkan kareana diagnosa medik dan keperawatan pasien
tidak hanya untuk gangguan jiwa saja, tetapi didiagnosa juga
keadaan fisik pasien, sehingga therapy yang diberikan tidak
hanya untuk kesembuhan gangguan jiwanya saja tetapi
pemulihan gangguan fisik juga. Dan diupayakan semua pasien
yang dirawat dapat kelaur dari rumah sakit tanpa ada kejadian
kematian pada pasien.
Pada tahun mendatang untuk mencapai target NDR,
pemeriksaan terhadap pasien yang akan dirawat akan lebih
selektif guna menghindari kematian pasien saat dirawat.

5.

LOS (Length Of Stay)


Length Of Stay yaitu lamanya seorang pasien dirawat dengan
standar 30-52 hari, artinya lamanya perawatan seorang pasien
yang dirawat inap selama 30 52 hari yang dikatakan baik.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

23

Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,


juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2013 didapatkan LOS 31
hari dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 31 hari,
dengan persentase tingkat capaian sebesar 103,33% sedangkan
pada tahun 2014 didapatkan LOS 25 hari dari target yang
ditetapkan sebesar 31 hari dengan tingkat capaian 80,65%.
Terjadi penurunan LOS dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Meskipun terjadi penurunan LOS RS. Ernaldi Bahar pada tahun
2014 akan tetapi masih tergolong ideal, dari nilai ideal yaitu 3052 hari. Untuk mencapai target LOS RS. Ernaldi Bahar akan
terus memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien
dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
memberikan pelayanan medik dan keperawatan yang lebih baik
sehingga pasien dapat pulang dan kembali beraktivitas seperti
biasa.
Perbandingan LOS RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013 2014 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 3.3
Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018

6.

Kunjungan Psikologi
Kunjungan Psikologi di Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun
2014 terealisasi sebanyak 690 orang/tahun dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 1.026 orang/tahun, persentasi capaian
sebesar 67,25%. Angka capaian ini masih rendah dari target

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

24

yang diharapkan. Terjadi penurunan yang sangat signifikan


dibandingkan Kunjungan psikologi tahun 2013 yaitu sebesar
1.267orang/tahun. Tingginya angka kunjungan psikologi pada
tahun 2013 ini dikarenakan pada tahun 2013 ada pemilihan
anggota calon legislatif yang salah satu syaratnya adalah harus
mengikuti test psikologi, sehingga terjadi kenaikan yang sangat
tajam di poli psikologi, selain itu salah satu penyebab rendahnya
capaian tahun 2014 karena kurangnya sosialisasi keberadaan
poli psikologi kepada masyarakat diana poli psikologi dapat
digunakan sebagai sarana pengukuran untuk mengetahui minat,
bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan maka RS. Ernaldi
Bahar akan menggiatkan penyebarluasan informasi tentang
pelayanan psikologi yang ada di RS. Ernaldi bahar dan
kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk
melakukan pemeriksaan psikologi terhadap karyawannya dan
menetapkan pemeriksaan psikologi sebagai salah satu syarat
untuk penerimaan karyawan baru.
Perbandingan kunjungan psikologi tahun 2013-2014 dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Grafik 3.4
Perbandingan Kunjungan Psikologi Tahun 2013, 2014
dan Target Tahun 2018

7.

Kunjungan Rehabilitasi
Kunjungan rehabilitasi pada tahun 2014 realisasinya sebesar
27.887 orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan
pada awal tahun yaitu sebesar 25.645 orang per tahun dengan
persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

25

dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi sebesar 19.043. Pada


pelayanan ini diberikan pengetahuan dan keterampilan bagi
pasien yang dirawat agar pasien tersebut setelah pulang mampu
beraktivitas layaknya orang normal. Untuk meningkatkan
realisasi kunjungan rehabilitasi RS. Ernaldi Bahar akan terus
melengkapi sarana dan prasrana yang ada di unit rehabilitasi dan
pasien akan lebih banyak dikirim ke unit rehabilitasi guna
mendapatkan
kegiatan
rehabilitasi antara
lain
terapi
gerak/olahraga, terapi kerja, terapi kelompok/permainan, terapi
musi dan terapi religius.
Grafik 3.5
Perbandingan Kunjungan Rehabilitasi Tahun 2013, 2014
dan Target Tahun 2018

Secara rinci perbandingan capaian sasaran strategis tahun 2013-2014


serta target yang ditetapkan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.2
Capaian Tujuan 1 Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
Realisasi
2013

2014

Target
2018

95%

72,79

72,79

%
Capaian
2018
76,62

Kali/tahun

11

13,76

13,76

125,09

Jumlah TOI (Turn Over Interval)

Hari

-8,42

-8,42

0,01

0,01

30
1.426

25
6 90

25
6 90

83,33
48,39

Jumlah Kunjungan Rehabilitasi

Orang/
1000 pasien
Hari
Orang/
tahun
Orang/
tahun

5
6

Tingkat jumlah NDR (Nett Death


Rate) diatas 48 jam
Tingkat LOS (Length Of Stay)
Jumlah Pemeriksaan Psikologi

26.045

27.887

27.887

107,07

Indikator Kinerja

Satuan

Persentase BOR (Bed Occupancy


Ratio)
Jumlah BTO (Bed Turn Over)

3
4

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

26

Dari tabel perbandingan antara capaian kinerja sampai dengan tahun


2014 terhadap target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra RS.
Ernaldi Bahar pada tahun 2018, hanya terdapat 1 (satu) indikator yang
sudah mencapai target renstra tahun 2018, yaitu kunjungan
rehabilitasi. Sementara indikator lainnya optimis dapat mencapai
target kinerja pada tahun 2018.
Ini merupakan tantangan bagi RS. Ernaldi Bahar untuk selalu
berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Damun
demikian dapat dikatakan secara kurun waktu 2013-2014 secara
umum pengelolaan rumah sakit masih terindikasi efisien. Hal ini
terlihat bahwa capaian kinerja dari indikator-indikator yang digunakan
tersebut masih tergolong capaiannya dalam kategori ideal.
Faktor penyebab meningkat maupun menurunnya capaian dari target
yang telah ditetapkan karena di RS. Ernaldi Bahar berlaku sistem
rujukan berjenjang yang menyebabkan birokrasi semakin panjang.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencapaian
target diatas adalah dengan cara :
1.

2.
3.
4.

Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan


pengetahuan dan ketrampilan petugas melalui pendidikan dan
pelatihan baik petugas medis maupun paramedis
Meningkatkan kuantitas tenaga, khususnya tenaga keperawatan
Melengkapi alat-alat kedokteran yang canggih yang dapat
menjadi pelayanan ungulan bagi rumah sakit.
Aktif memasarkan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun
dari jenis pelayanan yang dimiliki rumah sakit

c. Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan


Zat Adiktif lainnya)
Dengan semakin meningkatnya penggunaan NAPZA, terutama pada
kelompk usia remaja dan usia produktif, maka Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan mempunyai fungsi untuk dapat
memberikan pelayanan rehabilitasi bagi para pengguna NAPZA
tersebut sehingga ketergantungan mereka terhadap penggunaan
NAPZA dapat dihilangkan. Untuk hal tersebut, Rumah Sakit Ernaldi
Bahar sudah memiliki Klinik Methadone khusus untuk pengguna
NAPZA yang terintegrasi dengan klinik VCT.
Capaian, target dan persentase capaian indikator kinerja sasaran
pada tujuan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

27

Tabel 3.5
Capaian Kinerja Pelayanan NAPZA RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014
Indikator Kinerja
1
2

Jumlah kunjungan pengguna


Narkoba yang memanfaatkan klinik
Methadone
Jumlah Pengguna Narkoba yang
dirawat inap

Satuan
kunjungan
org/thn

Tahun 2014
Target
Realisasi
225
432
285

356

%
192,00
124,91

Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1.

Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik


Methadone pada tahun 2014 realisasi mencapai 432 kunjungan
melebihi dari target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu
sebanyak 225 kunjungan, dengan persentase capaian kinerja
sebesar 192%. Terjadi peningkatan dibandingkan angka
kunjungan pada tahun 2013. Realisasi kunjungan pada tahun
2013 sebanyak 366 kunjungan dari target yang telah ditetapkan
sebesar 310 kunjungan dengan persentase capaian sebesar
118,06%. Perbandingan antara kunjungan tahun 2013 dengan
angka kunjungan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah
ini. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan ini
diharapkan karena semakin banyaknya pengguna narkoba yang
berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap
Narkoba.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak menginformasikan
kepada masyarakat tentang klinik metadhone sebagai klinik
pengobatan pecandu NAPZA. Selain itu RS. Ernaldi Bahar akan
terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai
kegiatan antara lain penyuluhan dan peningkatan sarana dan
prasarana untuk menunjang pelayanan tersebut.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

28

Grafik 3.6
Perbandingan Kunjungan Pengguna Narkoba Tahun 2013, 2014
Dan Target Tahun 2018

2.

Untuk jumlah penderita Narkoba yang dirawat inap pada tahun


2014 telah melampaui target yang ingin dicapai yaitu sebanyak
356 orang per tahun dari target yang ditetapkan pada awal tahun
yaitu sebanyak 285 orang per tahun, dengan persentase capaian
sebesar 124,91%. Peningkatan ini merupakan nilai yang baik
dikarenakan telah semakin berkembangan ilmu pengetahuan
dalam upaya pengurangan dampak dan ketergantungan dari
Narkoba, dan semakin dikenalnya upaya detoksifikasi terhadap
para pecandu narkoba. Bila dibandingkan dengan target RPJM
2018 diharapkan turun menjadi 245 orang per tahun. Target yang
terus turun ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah
kunjungan klinik methadone. Penurunan ini diharapkan para
pengguna narkoba hanya dengan rawat jalan tanpa harus di
rawat inap, sehingga para pengguna narkoba masih bisa
beraktifitas seperti biasa.
Seiring dengan ditunjuknya RS Ernaldi Bahar sebagai pusat
rujukan penderita narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih
memfokuskan dalam melengkapi sarana dan prasarana di ruang
rawat inap rehabilitasi narkoba, seperti melengkapi alat alat
latihan musik, alat latihan olah raga dan lain lain.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
paramedis
yang
berkecimpung di rehabilitasi narkoba, RS Ernaldi Bahar akan
lebih banyak mengirimkan tenaga kesehatannya untuk
memperdalam ilmu di bidang rehabilitasi terhadap pengguna
narkoba di Rumah Sakit yang lebih dulu dalam hal rehabilitasi

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

29

narkoba tersebut. Pada tahun 2013 RS. Ernaldi Bahar belum


menerima pasien rawat inap NAPZA.
d. Tingkat Kepuasan Pasien dan Utilisasi Pelayanan Rumah Sakit
Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit Ernaldi Bahar merupakan salah satu indikator penting untuk
melihat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk
melihat tingkat kepuasan masyarakat tersebut, Rumah Sakit Ernaldi
Bahar melakukan survey pengumpulan data kepuasan pasien di
rumah sakit. Indikator kinerja lainnya yan terkait dengan kualitas
pelayanan adalah ketepatan waktu pelayanan pada Unit Gawat
Darurat rumah sakit kurang dari 30 menit.
Sebagian besar dari pasien yang dilayani oleh Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan pasien yang ditanggung
oleh Jamkesmas/BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Jumlah
pasien dari kedua program tersebut mencapai setengah lebih dari total
jumlah pasien yang ada di rumah sakit.
Capaian kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar terkait dengan kualitas
pelayanan dan jumlah kunjungan pasien dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.7
Capaian Kinerja RS Ernaldi Bahar Tahun 2014
Indikator Kinerja
1
2
3
4
5

Indeks Kepuasan Masyarakat


terhadap Pelayanan RS
Ketepatan waktu pelayanan UGD <
30 menit
Jumlah Kunjungan Pasien BPJS
Jumlah Kunjungan Pasien
Jamsoskes Sumsel Semesta
Jumlah kunjungan pasien umum

Satuan
%

Tahun 2014
Target
Realisasi
70
78,59

%
112,27

70

org/thn

11.444

11.707

102,30

org/thn

20.000

16.519

82,60

org/thn

10.000

8.854

88,54

Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1.

Capaian indikator Indeks / Survey Kepuasan Masyarakat


terhadap Pelayanan RS pada tahun 2014 telah mencapai target
yang diharapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 70% telah
tercapai sebesar 78,59%, dengan persentase capaian kinerja
sebesar 112,27%. Pencapaian indikator ini menjadi pacuan dan
acuan bagi RS Ernaldi Bahar agar lebih baik dalam pelayanan
sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan dapat lebih

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

30

merasa puas. Pada tahun 2013 telah ada Survey Kepuasan


Masyarakat tapi belum bisa mendapatakan data yang akurat
sehingga tidak bisa dijadikan bahan perbandingan dengan
persentase capaian kinerja 2014.
Untuk meningkatkan angka hasil survey kepuasan masyarakat,
RS. Ernaldi Bahar akan berusaha lebih baik dalam hal
pelayanan, mulai dari saat pasien datang sampai dengan pasien
selesai pemeriksaan dalam hal ketepatan waktu maupun dalam
hal pelayanan. Untuk itu RS. Ernaldi Bahar telah menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sehingga
pasien ulangan dalam hal pendaftaran tidak memerlukan waktu
yang lama, karena semua data pasien telah tersimpan.
Kedepannya RS. Ernaldi bahar akan lebih banyak membuat
program yang mendukung pelayanan, mulai dari sistem
pelayanan pada rekam medik dan farmasi.
2.

Ketepatan waktu pelayanan UGD < 30 menit pada tahun 2014


realisasi nya sebesar 27.887 orang per tahun, melampui target
yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar 25.645
orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%.
Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi
sebesar 19.043.

3.

Jumlah Kunjungan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara


Jaminan Kesehatan) tahun 2014 telah melampaui target yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 11.707 orang per tahun, target
yang ditetapkan sebesar 11.444 orang per tahun dengan
persentase capaian kinerja sebesar 102,30%. Peningkatan ini
menjadi indikator bahwa semakin banyaknya masyarakat yang
memanfaatkan program BPJS sebagai fasilitas pengobatan di
RS Ernaldi Bahar dan juga RS Ernaldi Bahar merupakan satu
satunya Rumah Sakit rujukan untuk kesehatan jiwa yang ada di
Sumatera Selatan.

4.

Jumlah kunjungan Pasien Jamsoskes


Kesehatan) Sumatera Selatan Semesta.

(Jaminan Sosial

Merupakan salah satu program prioritas dari Pemerintah Provinsi


Sumatera Selatan. Program ini diberikan kepada seluruh
penduduk sumatera selatan yang belum memiliki jaminan atau
asuransi kesehatan. Melalui pelaksanaan program ini diharapkan
kendala masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
karena keterbatasan biaya tidak lagi terjadi karena semua
pelayanan kesehatan sudah ditanggung oleh Pemerintah
Daerah.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

31

Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien Jamsoskes belum


mencapai target yang diharapkan, dari target yang ditetapkan
kunjungan sebanyak
20.000 orang per tahun terealisasi
sebanyak 16.519 orang per tahun atau capaian kinerja mencapai
82,60%. Tidak tercapainya target ini tidak lantas menunjukkan
pelayan RS. Ernaldi Bahar yang buruk melainkan dikarenakan
kebanyakan pasien yang dahulunya sebagai peserta Jamsoskes
Sumsel Semesta telah beralih ke program BPJS yang telah
diluncurkan pemerintah tahun 2014.
Dari grafik 3.7 diketahui terjadi penurunan yang sangat signifikan
dari jumlah kunjungan peserta Jamsoskes tahun 2014
dibandingkan dengan tahun 2013. Tahun 2013 realisasi
kunjungan peserta Jamsoskes sebanyak 20.307 orang/tahun
melampui target yang telah ditetapkan di awal tahun yaitu
sebanyak 16.000 orang per tahun, dengan persentase capaian
sebesar 126, 92%.
5.

Jumlah kunjungan pasien umum di RS Ernaldi Bahar tahun


2014 tidak mencapai target yang diharapkan, dari target yang
ditetapkan pada awal tahun sebesar 10.000 orang per tahun
terealisasi sebesar 8.854 orang per tahun dengan persentase
capaian sebesar 88,54%. Tidak tercapainya nilai ini dikarenakan
pasien mulai beralih ke BPJS yang hanya membayar premi
bulanan untuk dapat menjadi keanggotaan BPJS.
Berdasarkan grafik 3.8 terjadi penurunan angka kunjungan
pasien umum tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Pada tahun 2013 angka kunjungan pasien umum sebanyak
10.497 orang pertahun. Untuk terus meningkatkan angka
kunjungan RS Ernaldi Bahar akan terus memperbaiki sisi
pelayanan dan sarana serta prasarana yang digunakan secara
langsung kepada pasien, misalnya perbaikan ruangan
perawatan, perbaikan peralatan penunjang serta menambah
peralatan kesehatan yang belum ada. RS. Ernaldi Bahar akan
lebih banyak melakukan sosialisasi dan pengenalan RS Ernaldi
Bahar kepada masyarakat luas bahwa RS. Ernaldi Bahar tidak
hanya untuk pasien yang mengalami gangguan kejiwaan saja
tetapi juga untuk menganalisa minat dan bakat seseorang.

e. Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit


Sebagai sarana pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar
juga tidak terlepas dari fungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan
pelatihan. Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya kerjasamsa yang
telah dilakukan oleh rumah sakit dengan instansi/lembaga pendidikan
untuk mengirimkan anak didik mereka magang di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar. Demikian juga untuk penelitian-penelitan oleh kalangan
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

32

mahasiswa sudah banyak dilakukan dengan difasilitasi oleh Rumah


Sakit Ernaldi Bahar.
Melalui pelaksanaan fungsi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan,
diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
rumah sakit secara tidak langsung, dimana pihak rumah sakit akan
ikut belajar dari pihak-pihak lain. Adapun gambaran Rumah Sakit
Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.9
Kondisi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Pada RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014
Indikator Kinerja
1

Jumlah institusi Pendidikan yang


melakukan Praktek Lapangan

Jumlah Mahasiswa yang melakukan


penelitian

Satuan
inst/thn
org/thn

Tahun 2014
Target
Realisasi
20
20
150

296

%
100,00
197,33

Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1.

Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek


Lapangan di RS Ernaldi Bahar tahun 2014 sebanyak 20 institusi
per tahun dari target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 20
institusi/tahun dengan persentase capaian 100%. Ini menjadi
penilaian bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi rujukan bagi institusi
kesehatan untuk melakukan praktek lapangan di bidang
kesehatan jiwa.
Pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebanyak 15
institusi yang melakukan praktek, didapatkan realisasi sebanyak
10 institusi yang melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi
Bahar, dengan persentase capaian sebesar 66,67%.
Dari grafik 3.9 dapat dilihat kenaikan jumlah institusi yang
melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2014.
RS. Ernaldi Bahar telah melaksanakan kerjasama dengan
institusi-institusi kesehatan yang berada di Sumatera Selatan
agar dapat melaksanakan praktek lapangan di RS. Ernaldi
Bahar. Untuk menunjang kerjasama tersebut RS. Ernaldi Bahar
telah melakukan perbaikan-perbaikan gedung sebagai sarana
penunjang lahan praktek dan juga untuk mahasiswa yang
berasal dari luar kota palembang disediakan asrama untuk
menginap. Untuk tenaga pendidik RS. Ernaldi Bahar telah

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

33

melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan RS, Ernaldi


Bahar guna menambah ilmu dalam bidang kesehatan jiwa dan
kegawatdaruratan.
2.

Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian di RS Ernaldi


Bahar pada tahun 2014 sebanyak 296 orang orang per tahunnya
melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 150
orang per tahun, dengan persentase capaian 197,33%. Terjadi
penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Pada
tahun 2013 jumlah mashasiswa yang melakukan penelitian
sebanyak 1045 orang per tahun jauh diatas target yang telah
ditetapkan yaitu sebanyak 170 orang per tahun, dengan
persentase capaian 614,71%. Penurunan jumlah mahasiswa
yang melakukan penelitian pada tahun 2014 dibandingkan tahun
2013 dapat dilihat dari grafik 3.10 di bawah.
Ini menjadi acuan bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi pusat
pendidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu kesehatan
jiwa yang baik.
Untuk kembali meningkatkan jumlah mahasiswa yang melakukan
penelitian di RS. Ernaldi Bahar akan terus dilakukan perbaikan
sarana dan prasarana belajar di RS. Ernaldi Bahar seperti
melengkapi referensi ataupun buku-buku mengenai ilmu
kejiwaan.

2.2.8.3. Pembiayaan Kesehatan


Dari sisi anggaran kesehatan untuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan, dalam tiga tahun terakhir terlihat adanya fluktuasi
anggaran yang diterima. Pada tahun anggaran 2013, total pendanaan yang
diterima sebesar Rp. 16.838.570.000,00 dan kemudian meningkat menjadi
Rp. 24.156.405.100,00 pada tahun anggaran 2014 serta pada tahun
anggaran 2015 turun menjadi Rp. 17.148.615.000,00.

Sejak pertengahan tahun 2014, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi


Sumatera Selatan telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) secara bertahap melalui Keputusan
Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013. Dengan
penerapan BLUD ini, Rumah Sakit memiliki keleluasaan untuk mengelola
langsung pendapatan operasional rumah sakit dengan prinsip efektifitas dan
efeisiensi serta akuntabilitas pengelolaan anggaran. Sementara tanggung
jawab yang diterima oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga semakin
bertambah karena dengan status BLUD karena harus dapat meningkatkan
kinerja khususnya kinerja pelayanan kesehatan. Pada anggaran tahun 2015,
penerimaan operasional rumah sakit ditargetkan mencapai 11 milyar rupiah

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

34

dan diharapkan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kualitas


pelayanan rumah sakit.

Walaupun Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah menerapkan BLUD secara


bertahap, alokasi anggaran dari APBD Provinsi Sumatera Selatan tetap
sangat dibutuhkan. Anggaran APBD sangat dibutuhkan terutama untuk
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui penambahan alat-alat
kesehatan yang dibutuhkan yang sesuai dengan standar rumah sakit khusus
jiwa kelas A dan kebutuhan biaya untuk pemeliharaan rumah sakit
(pemeliharaan gedung dan peralatan rumah sakit). Kondisi alat-alat
kesehatan/kedokteran yang ada pada saat ini sudah berumur lama dan
sudah sering mengalami kerusakan serta tidak sesuai lagi dengan
perkembangan teknologi kedokteran yang berkembang pesat.

2.2.

Identifikasi Isu-Isu Strategis


Analisis isu isu strategis terkait pelayanan kesehatan jiwa merupakan
bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana
pembangunan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan terutama
yang berhubungan dengan kesehatan jiwa dan rehabilitasi penyalahgunaan
NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif).
Sesuai dengan estimasi WHO, jumlah penderita gangguan jiwa akan
semakin meningkat, dimana 1 dari 4 orang akan mengalami gangguan jiwa.
Sementara itu jumlah pengguna NAPZA juga cenderung meningkat sehingga
diperlukan upaya-upaya untuk bisa memutus mata rantai penggunaan
NAPZA tersebut, termasuk upaya untuk menyembuhkan ketergantungan dari
pengguna NAPZA. Dengan kondisi tersebut, maka fungsi dan perananan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi sangat penting sebagai rumah sakit
yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dan rehabilitasi NAPZA.
Meningkatnya kesejahteraan penduduk yang ditandai dengan semakin
tingginya penghasilan masyarakat juga berdampak terhadap permintaan
pelayanan kesehatan. Peningkatan kondisi sosial ekonomi juga akan
menimbulkan permintaan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu,
terutama untuk kelompok masyarakat menengah ke atas. Rumah Sakit,
khususnya Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit pemerintah juga harus dapat
memenuhi permintaan pasar ini sehingga masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan dapat datang ke rumah sakit pemerintah.
Sesuai dengan tugas dan fungsi RS. Ernaldi Bahar maka ada beberapa
kondisi yang harus diperhatikan dan bahkan diantisipasi agar dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan, adapun
kondisi kondisi yang perlu diperhatikan antara lain :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

35

(a)

Aksesibilitas dan Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat Miskin


Dengan dijaminnya semua pembiayaan kesehatan bagi masyarakat
miskin melalui program BPJS dari Pemerintah Pusat dan Program
Jamsoskes Sumsel Semesta dari Provinsi Sumatera Selatan maka
rumah sakit diharapkan selalu memperbaiki prosedur dan administrasi
dengan memberikan kemudahan akses mendapatkan semua
pelayanan serta perbaikan sarana prasarana bagi masyarakat miskin
khususnya dari seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Pada saat
ini sebagian besar pasien Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan
pasien BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta.

(b)

Tuntutan perbaikan layanan


Meningkatnya tuntutan terhadap pelayanaan rumah sakit dan
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan, menuntut adanya perbaikan secara menyeluruh pada rumah
sakit. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat
yang menyebabkan permintaaan tehadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas juga semakin meningkat. Rumah Sakit Ernaldi Bahar perlu
menyiapkan sumber daya manusia khususnya untuk tenaga fungsional
medik, fungsional keperawatan dengan jumlah yang cukup dan
berkualitas. Perbaikan kualitas pelayanan menjadi sangat penting untuk
menghadapi persaingan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
terutama fasilitas kesehatan swasta yang semakin bertambah serta
dengan perubahan status Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang menjadi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Perbaikan pelayanan
diharapkan dapat menangkap kelompok masyarakat menengha ke atas
untuk mau datang memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit
pemerintah.

(c)

Peningkatan anggaran rumah sakit


Dari sisi kebutuhan anggaran rumah sakit, terutama untuk biaya
operasional, investasi dan pemeliharaan, maka dibutuhkan peningkatan
dan penambahan anggaran rumah sakit. Dalam dua tahun terakhir
anggaran yang tersedia untuk biaya investasi terutama untuk membeli
alat-alat kesehatan sangat terbatas. Selain itu biaya pemeliharaan
rumah sakit masih dirasakan kurang jika dibandingkan dengan aset
yang dimiliki dan harus dipelihara oleh rumah sakit.

(d)

Penambahan sarana dan prasarana rumah sakit


Penambahan sarana dan prasarana rumah sakit, terutama dalam
bentuk penyediaan alat-alat kesehatan yang menunjang pelayanan
kesehatan sangat dibutuhkan. Cepatnya perkembangan teknologi
kedokteran menyebabkan kebutuhan terhadap alat-alat kedokteran
yang canggih juga meningkat. Ketersediaan sarana dan prasarana
rumah sakit yang lengkap dan sesuai dengan standar pada akhirnya
akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

36

BAB III
SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM
DALAM RENSTRA-SKPD

3.1.

Sasaran dan Indikator Sasaran


Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan
secara operasional. Rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat
memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan
pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat
dicapai.
Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka Rumah Sakit Ernaldi
Bahar menetapkan 3 (tiga) sasaran sesuai dengan Rencana Strategis
(Renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013-2018 sebagai berikut :
1. Meningkatnya Pemanfaatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa.
2. Meningkatnya Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, dan Zat Adiktif
Lainnya).
3. Meningkatnya Pemanfaatan Rumah Sakit untuk Pendidikan dan Pelatihan.

3.2.

Program
Sesuai dengan kebutuhan, pada tahun 2016 dan mengacu kepada
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan perubahannya, maka untuk tahun
anggaran 2016 telah disusun sebanyak 6 program dan 41 kegiatan. Program
yang disusun sesuai dengan program prioritas yang telah ditetapkan serta
untuk mencapai indikator dan target program rumah sakit yang telah
ditentukan. Total Belanja Langsung pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan yang diusulkan pada tahun anggaran 2016
melalui dana APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk
pelaksanaan keseluruhan program dan kegiatan tersebut adalah sebesar
Rp. 48.404.414.000,00.

Perhitungan anggaran tahun 2016 tersebut sudah didasarkan kepada usulan


dan kebutuhan program dan kegiatan dari masing-masing bidang dan bagian
yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar, terutama kebutuhan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi rumah sakit yaitu memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Anggaran tersebut akan
digunakan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dari total anggaran tersebut
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

37

diatas, sebesar Rp. 13.000.000.000,00 merupakan anggaran yang akan


diperoleh melalui pendapatan/penerimaan operasional Rumah Sakit Ernaldi
Bahar dan akan dikelola melalui mekanisme PPK BLUD, sesuai dengan
status Rumah Sakit Ernalsi Bahar.

Selain dari usulan anggaran melalui dana APBD Provinsi Sumatera Selatan
diatas, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan juga telah
mengusulkan anggaran melalui dana APBN melalui Kementrian Kesehatan
RI, yaitu alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) untuk Rumah Sakit pada
tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 10.141.056.000,00. Anggaran tersebut
diusulkan untuk pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit terutama untuk
memenuhi standar rumah sakit khusus jiwa kelas A dan pembangunan
instalasi pengolahan limbah rumah sakit.

Sesuai dengan pagu indikatif tahun anggaran 2016, maka Rumah Sakit
Ernaldi Bahar memperoleh alokai anggaran sebesar Rp. 20.240.000.000,00
yang terdiri dari Rp. 9.240.000.000,00 berasal dari pembiayaan APBD
Provinsi Sumatera Selatan dan Rp. 11.000.000.000,00 berasal dari
pendapatan operasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Alokasi anggaran yang berasal dari APBD Provinsi
Sumatera Selatan jelas masih sangat kurang jika dibandingkan dengan total
kebutuhan anggaran rumah sakit, terutama untuk pelaksanaan program
Jamsoskes Sumsel Semesta dan kebutuhan akreditasi rumah sakit. Sesuai
dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bahwa untuk
pelayanan Jamsoskes di rumah sakit, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar tidak
dapat melakukan klaim terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh sebab itu
seharusnya kebutuhan anggaran untuk program Jamsoskes tersebut harus
dianggarkan dalam APBD Provinsi Sumatera Selatan. Sementara untuk
akreditasi rumah sakit, Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus sudah melakukan
penilaian akreditasi rumah sakit pada tahun 2016 ini, sesuai dengan batas
waktu terakhir bagi rumah sakit untuk mendapatkan akreditasi rumah sakit
sesuai dengan ketentuan dari Kementrian Kesehatan RI.

Berdasarkan data dalam dua tahun terakhir, rata-rata jumlah kunjungan


pasien Jamsoskes di Rumah Sakit Ernaladi Bahar mencapai 17.500
kunjungan rawat jalan dan 1.150 pasien yang mendapatkan pelayanan rawat
inap. Untuk pelaksanaan pelayanan bagi pasien Jamsoskes tersebut,
minimal Rumah Sakit Ernaldi Bahar membutuhkan anggaran untuk
penyediaan obat-obatan pasien, pemeriksaan penunjang medis yang
dibutuhkan untuk mendukung diagnosis penyakit serta makan dan minum
pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap. Adapun kebutuhan
anggaran rata-rata pertahunnya untuk pasien Jamsoskes yang meliputi biaya
obat-obatan, bahan kimia rumah sakit untuk pemeriksaaan penunjang medis
dan makan minum pasien sebagai berikut :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

38

1. Kebutuhan anggaran obat-obatan :


PERHITUNGAN KEBUTUHAN ANGGARAN OBAT
SELURUH PASIEN RS
RAWAT JALAN

RAWAT INAP

KUNJUNGAN
RATA-RATA PERIKSA
TOTAL

40.881
200.000
8.176.200.000

LAMA HARI RAWAT


PASIEN
RATA-RATA PERIKSA
TOTAL

30
3.000
2.000.000
6.000.000.000

SELURUH KEBUTUHAN
PASIEN JAMSOSKES
RAWAT JALAN

RAWAT INAP

14.176.200.000

KUNJUNGAN
RATA-RATA OBAT
TOTAL

18.500
200.000
3.700.000.000

PASIEN
RATA-RATA OBAT
TOTAL

1.200
2.000.000
2.400.000.000

SELURUH KEBUTUHAN

6.100.000.000

2. Kebutuhan anggaran bahan medis rumah sakit :

SELURUH PASIEN RS
RAWAT JALAN

RAWAT INAP

PASIEN JAMSOSKES
RAWAT JALAN

RAWAT INAP

KUNJUNGAN
PREVALENS PERIKSA PENUNJANG
RATA-RATA PASIEN PERIKSA
RATA-RATA BIAYA
JUMLAH
LAMA HARI RAWAT
PASIEN
RATA-RATA BIAYA
JUMLAH
TOTAL BIAYA

30
3.000
800.000
2.400.000.000
6.079.290.000

KUNJUNGAN
PREVALENS PERIKSA PENUNJANG
RATA-RATA PASIEN PERIKSA
RATA-RATA BIAYA
TOTAL

18.500
30%
5.550
300.000
1.665.000.000

PASIEN
RATA-RATA BIAYA
TOTAL

1.200
900.000
1.080.000.000

SELURUH KEBUTUHAN

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

40.881
30%
12.264
300.000
3.679.290.000

2.745.000.000

39

Berdasarkan pagu indikatof


Rumah Sakit Ernaldi Bahar
semula terdiri dari 6 (enam)
berubah menjadi 4 (empat)
sebagai berikut :

anggaran tersebut, maka program prioritas


pada tahun anggaran 2016 yang diusulkan
program dan 41 (empat puluh satu) kegiatan
program dan 12 (dua belas) kegiatan, yaitu

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Pengadaan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata
4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD
3.3.

Sasaran dan Indikator Sasaran


Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 2018, ada 3 sasaran yang ingin
dicapai dan telah dilengkapi dengan indikator beserta target untuk masingmasing sasaran tersebut. Pencapaian terhadap indikator sasaran telah
dijabarkan menjadi target kinerja sasaran yang akan dicapai setiap tahunnya.
Program dan kegiatan yang disusun pada tahun anggaran 2016 telah
mengacu kepada upaya untuk mencapai target dari seluruh sasaran
tersebut. Jika dilihat dari RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013
2018, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas untuk menunjang
tercapainya misi ketiga yaitu meningkatkan pemerataan yang berkeadilan
dengan tujuan ketiga belas yaitu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Walaupun mengalami penurunan alokasi anggaran yang sangat signifikan


jika dibandingkan dari kebutuhan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar tetap
menyesuaikan sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan Rencana
Strrategis (Renstra) rumah sakit yang telah disusun dengan harapan dapat
dicapai dengan baik dengan segala keterbatasan anggaran yang ada. Tetapi
harus diakui bahwa keterbatasan anggaran ini akan menyebabkan Rumah
Sakit Ernaldi Bahar sulit untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan,
terutama target untuk mendapatkan akreditasi pelayanan rumah sakit versi
tahun 2012.

Sasaran dan indikator sasaran serta target yang ingin dicapai terkait dengan
tugas pokok dan fungsi dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun
anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

40

Tabel 3.2.
Sasaran, Indikator Sasaran, Target dan Program
RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
RENCANA KINERJA RS. ERNALDI BAHAR TAHUN 2016
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2016

NO
1

1. Meningkatnya Pemanfaatan
dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Jiwa

1. BOR (Bed Occupancy Rate)

2. BTO (Bed Turn Over)

Kali

3. NDR (Nett Death Rate

Orang/1000

4. LOS (Length Of Stay)

Hari

5. Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari


6. Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Rumah Sakit
7. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Jiwa
2. Meningkatnya Pelayanan
1. Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA
Rehabilitasi NAPZA (Narkotika
dan Zat Adiktif Lainnya)
2. Jumlah Pengguna NAPZA yang di Rawat
Inap

Orang
%
Kunjungan
Kunjungan
Orang

10

PROGRAM
14

80% 1.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan


Kesehatan BLUD
11
0 1.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
30 1.3 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru0
Paru/Rumah Sakit Mata
81% 1.4 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata
40.881
916 2.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kesehatan BLUD
452 2.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
2.3 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata
2.4 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur

3. Meningkatnya Pemanfaatan
Rumah Sakit untuk Pendidikan
dan Pelatihan

1. Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan


Praktek

Institusi

2. Jumlah Mahasiswa yang Melakukan


Penelitian

Orang

20 3.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan


Kesehatan BLUD
170 3.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
3.3 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
3.4 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata

Selain dari pencapapain indikator sasaran diatas, Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
tersebut juga harus mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan RI sebagai kementrian teknis yang melakukan pembinaan
terhadap rumah sakit. Salah satu ketentuan yang ada terkait dengan
operasional rumah sakit adalah keharusan rumah sakit untuk melakukan
akreditasi pelayanan rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Mentri
Kesehatan (Permenkes RI) nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan
perizinan rumah sakit, termasuk juga penilaian ulang terhadap klasifikasi
rumah sakit yang ada pada saat ini. Jika rumah sakit tidak dapat memenuhi
persyaratan klasifikasi sesuai dengan kelasnya, maka resikonya adalah akan
dilakukan penurunan kelas rumah sakit tersebut. Penurunan kerlas rumah
sakit juga kan berdampak terhadap penerimaan rumah sakit karena klaim
BPJS yang akan diterima juga akan berkurang. Sementara untuk akreditasi
rumah sakit yang akan dilakukan adalah akreditasi nasional versi tahun
2012.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

41

Sampai dengan tahun 2015, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan belum melakukan penilaian akreditasi rumah sakit versi 2012
tersebut. Beberapa upaya untuk persiapan akreditasi rumah sakit tersebut
sudah mulai dilaksanakan, terutama penyusunan dokumen akreditasi.
Kementrian Kesehatan RI mewajibkan untuk seluruh rumah sakit
mendapatkan akreditasi rumah sakit sampai dengan tahun 2016. Akreditasi
rumah sakit ini merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk perpanjangan
izin operasional dan perubahan kelas rumah sakit serta perpanjangan
kerjasama dengan BPJS.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan telah memasukkan kegiatan akreditasi rumah
sakit ini sebagai salah satu kegiatan prioritas pada tahun 2016. Program dan
kegiatan yang dibutuhkan untuk akreditasi rumah sakit tersebut telah
disinkronkan dan diusulkan dalam rencana kerja rumah sakit tahun anggaran
2016.
Program dan kegiatan yang diusulkan selain bertujuan untuk
mencapai target sasaran dalan rencana strategis juga bertujuan untuk
menunjang akreditasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Berdasarkan pengalaman
dari beberapa rumah sakit, untuk mendapatkan akreditasi tersebut
membutuhkan waktu persiapan yang cukup panjang serta adanya komitmen
dari seluruh stakeholders rumah sakit untuk mendukung tercapainya
akreditasi tersebut.

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

42

BAB IV
KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

4.1.

Rencana Program
Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006,
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka berdasarkan
kategori Fungsi, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
1.

2.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penyediaan jasa surat menyurat


Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan jasa pendukung administrasi teknis/perkantoran

7)

Penyediaan jasa tutor SKJ

8)

Koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah, ke luar daerah an luar


negeri

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


1)

3.

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah


Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata
1)
2)

4.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

Pengadaan obat-obatan rumah sakit


Pengadaan makan minum pasien

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD


1) Penyediaan pelayanan kesehatan BLUD

4.2

Indikator Kinerja
Indikator kinerja dari setiap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada tahun anggaran 2016 pada Rumah Sakit Ernladi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan adalah menyangkut indikator keluaran dan hasil. Indikator
keluaran akan diperoleh langsung setelah kegiatan tersebut telah berhasil
dilaksanakan. Sementara indikator hasil diperoleh setelah berfungsinya
output dari kegiatan tersebut. Target indikator hasil untuk Rumah Sakit

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

43

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah disesuaikan dengan indikator


dan target yang terdapat dalam rencana strategis (renstra) Rumah Sakit
Ernaldi Bahar tahun 2013 2018.
Detail dan rincian dari indikator dan target kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan untuk tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran dari
Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun
anggaran 2016.

NO
1
01

PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

2
PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
01

Penyediaan Jasa Surat


Menyurat

Output

Penyediaan Jasa
Komunikasi Sumber
Daya Air dan Listrik

Output

360

Paket

2
3.

Jumlah Surat yang terkirim


Jumlah biaya kotak pos rumah sakit
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran

600
12
100

Paket
Bulan
%

Jumlah rekening Telpon yang


terbayar
Jumlah rekening Air PAM yang
terbayar
Jumlah rekening Listrik yang
terbayar
Jumlah rekening internet yang
terbayar
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah tenaga pengelola keuangan
yang terbayar honornya per bulan

Rekening

Rekening

Rekening

4
Outcome
Penyediaan Jasa
Administrasi Keuangan

Output
Outcome

04

Penyediaan Alat Tulis


Kantor

Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah lat tulis kantor untuk rumah
sakit yang tersedia
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran
Jumlah barang cetakan dan
penggandaan bagi Rumah Sakit yang
tersedia (formulir, blanko, buku,
kartu)
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran

Output
Outcome

05

Penyedian Barang
Cetakan dan
Penggandaan

Output

Outcome
06

Rapat-rapat Koordinasi
dan Konsultasi ke
Dalam Daerah, Luar
Daerah dan Luar Negeri

Output

Outcome
07

Penyediaan Jasa
Pendukung
Administrasi
Teknis/Perkantoran

Output

Outcome

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

Jumlah pengadaan materai

03

Outcome
02

TARGET

1
100
16

Rekening
%
Orang

100

125

Jenis

100

114

Eks

100

Frekuensi perjalanan dinas dalam


daerah dan luar daerah yang
dilaksanakan oleh rumah sakit

468

OT

Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran

100

Jumlah tenaga honorer yang


mendukung tugas-tugas rumah sakit
(tenaga medis dan non medis)
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran

50

100

Orang

44

08

Penyediaan Jasa Tutor


SKJ

Output

Outcome

02

Pemeliharaan
Rutin/Berkala Gedung
Kantor

Output

Jumlah gedung kantor yang


mendapatkan pemeliharaan
rutin/berkala
Terpenuhinya Sarana dan Prasarana
perkantoran dalam mendukung
kelancaraan penyelenggaraan tugas
pokok rumah sakit

Outcome

Kali

100

18

80

Unit

PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT


1

Pengadaan ObatObatan Rumah Sakit

Biaya Makan Minum


Pasien Rumah Sakit

Output

Jumlah obat-obatan pasien rumah


sakit yang tersedia (obat
psikotropika dan non psikotropika)

Output
Outcome

Jumlah porsi makanan dan minuman


untuk pasien rumah sakit
BOR (Bed Occupancy Rate)

20
20

196.150

Psikotropi
ka
Non
Psikotropi
ka
Porsi

80

BTO (Bed Turn Over)

11

Kali

LOS (Length Of Stay)

30

Hari

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat


Jalan Jiwa
Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA

40.881

452

Jumlah Pengguna NAPZA yang di


Rawat Inap
Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari

Nett Death Rate (NDR)

Survey Kepuasan Masyarakat


Terhadap Pelayanan Rumah Sakit

5
6

38

44

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR


1

26

Frekuensi pelaksanaan kegiatan SKJ


setiap hari Jum'at di rumah sakit
Terselenggaranya pelayanan
administrasi perkantoran

916

Kunjunga
n
Kunjunga
n
Orang

Orang

Orang/
1000
%

81

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN BLUD


1

Peningkatan Pelayanan
Kesehatan BLUD

Output

Outcome

Jumlah kegiatan pelayanan


kesehatan BLUD yang dilaksanakan
oleh rumah sakit

Kegiatan

BOR (Bed Occupancy Rate)

80

BTO (Bed Turn Over)

11

Kali

3
4

LOS (Length Of Stay)


Jumlah Kunjungan Pasien Rawat
Jalan Jiwa
Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA

30
40.881

Jumlah Pengguna NAPZA yang di


Rawat Inap
Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari

452

5
6
7
8

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

Survey Kepuasan Masyarakat


Terhadap Pelayanan Rumah Sakit

916

0
81

Hari
Kunjunga
n
Kunjunga
n
Orang
Orang
%

45

9
10
11

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

Jumlah Institusi Pendidikan yang


Melakukan Praktek
Jumlah Mahasiswa yang Melakukan
Penelitian
Nett Death Rate (NDR)

20
170
0

Institusi
Orang
Orang/
1000

46

BAB V
PENUTUP

Dengan ridha dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Kerja (Renja)
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016 dapat
disusun. Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada RPJMD, Renstra Rumah
Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013 - 2018, hasil evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta
kegiatan yang berasal dari setiap bidang/bagian rumah sakit Ernaldi Bahar. RenjaSKPD ini memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud
meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru,
indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta
menunjukkan prakiraan maju.

Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan ini diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
upaya-upaya yang dilakukan oleh rumah sakit dalam kurun waktu satu tahun, yaitu
pada tahun 2016. Penyusunan Renja ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil
pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kinerja tahunan Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada akhir tahun anggaran.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renja ini disampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Tentunya Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016 ini dapat dilaksanakan dan
mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras
dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan. Penerapan nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi
oleh Rumah Sakit, diharapkan dapat memacu semangat aparat/pegawai
dilingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam pelaksanaan Renja ini.

Palembang,

Mei 2015

RS. Ernaldi Bahar


Provinsi Sumatera Selatan
Direktur,

Dr. Hj. Yumidiansi F, M.Kes


NIP. 196606151996032001

RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016

47

Anda mungkin juga menyukai