Anda di halaman 1dari 5

BABI

PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang
Untuk melakukan pembedahan diperlukan tindakan anestesi yang dapat
berupaanestesiumumatauregional.Masingmasingteknikanestesiinimempunyai
keuntungan dan kerugian . Salah satu komplikasi setelah operasi khususnya yang
menggunakan intubasi endotrakeal adalah dijumpainya nyeri tenggorokan. Nyeri
tenggorokan merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada pasien dengan
anestesi umum yang menggunakan intubasi endotrakeal yang sulit dikontrol
walaupun nyeri pembedahan dikontrol dengan baik menggunakan analgesia
sistemik . Dilaporkan angka kejadian nyeri tenggorokan setelah operasi mencapai
lebih dari 90 %. Faktorfaktor yang memicu terjadinya nyeri tenggorokan setelah
operasi antara lain trauma mukosa laring akibat laringoscopi, pemasangan pipa
lambung, suctioning, bentuk cuff Endotrakeal Tube (ETT), tekanan pada perfusi
kapiler mukosa laring dan kontak antara ETT dengan pita suara atau dinding
posterior faring. Telah banyak dilakukan penelitian untuk mengurangi terjadinya
komplikasi dari anestesi umum, salah satunya adalah mengurangi insiden nyeri
tenggorokanpascaanestesiumumdenganteknikintubasi.1
Para peneliti melaporkan bahwa faktor penyebab nyeri tenggorokan setelah
intubasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, luas cuff endotrakeal
yang kontak dengan trakea, ukuran pipa endotrakeal, penggunaan lubrikasi,
tekanancuffendotrakeal,traumaintubasidanekstubasi,lamanyaintubasi,usiadan
jenis kelamin. Insiden komplikasi ini bervariasi antara 11 100 % . Variasi insiden
dari beberapa penelitian antara lain, Siji Thomas dan Suhara Beevi melaporkan
insiden nyeri tenggorokan setelah operasi mencapai 90 %. Chakip M dkk
1

Universitas Sumatera Utara

melaporkan insiden nyeri tenggorokan 21 65 %. Hassan Ali dkk melaporkan


insiden nyeri tenggorokan 15 94 % yang berpotensi menyebabkan komplikasi
terhadap hipertensi, disritmia jantung, perdarahan paska bedah, bronkospasme,
dan peningkatan tekanan intra okuler dan intra kranial. K Hara dan K Maruyama
mendapatkaninsidennyeritenggorokan30,6%padaharioperasidan11,1%pada
hari setelah operasi. Hingis dkk menemukan insiden nyeri tenggorokan setelah
pembedahanambulatorydenganmenggunakanintubasiendotrakealsebanyak45,4
%. Thomas Mencke dkk melaporkan intubasi dengan menggunakan succinylcholin
terdapat insiden nyeri tenggorokan 29 dari 74 pasien sedangkan yang
menggunakan rocuronium 21 dari 76 pasien yang diobservasi di Post Anesthesia
CareUnit(PACU).K.Maruyamadkkmendapatkaninsidennyeritenggorokan50%
dan55%untuksuaraseraksesaatsetelahselesaipembedahan.15,8,12,22,44
Beberapacaratelahdilakukanuntukmengatasinyeritenggorokandansuara
seraksetelahoperasidiantaranyapemberianobatobatpencegahanyangdiberikan
sebelum intubasi, pemakaian lubrikasi pada pipa endotrakeal, pemakaian anestesi
lokalspraydanmenggunakananestesilokaluntukpengisiancuffpipaendotrakeal
daninhalasisteroid.SangHyundkkmenyatakandalamartikelpenelitiannyabahwa
dexamethason 0,2 mg/kgBB I.V signifikan menurunkan insiden nyeri tenggorokan
dan suara serak setelah operasi. Siji Thomas dan Suhara Beevi menyatakan
penggunaan dexamethason 8 mg i.v preoperasi menurunkan insiden nyeri
tenggorokan pada pasien setelah operasi menggunakan anestesi umum dengan
intubasi endotrakeal. Sun young Park dalam menyatakan dalam penelitiannya
menyimpulkan dexamethason 10 mg intravena lebih efektif menurunkan nyeri
tenggorokan setelah operasi apabila digunakan sebelum intubasi dibandingkan
setelah intubasi. P.A Sumathi dkk menyatakan dalam kesimpulan penelitiannya
bahwa penggunaan betamethason jelly pada pipa endotrakeal dapat menurunkan

Universitas Sumatera Utara

insiden nyeri tenggorokan setelah operasi. Chakip M. Ayoub dkk menggunakan


betamethason0,05%yangsetaradengan3mgprednisolonsebagailubrikasipipa
endotrakealdibandingkandenganwatersolublegel.1,2,6,7,9,43
Hasan Ali Soltani dan Omid Aghadavoudi dalam penelitiannya menyatakan
penggunaan lidokain untuk intracuff atau lidokain 1,5 mg/kgBB I.V pada akhir
pembedahan menurunkan frekuensi nyeri tenggorokan dan suara serak setelah
operasi. Azim Honarmand dan Mohammadreza Safavi membandingkan lidokain 1
mg/kgBB I.V, lidokain 1,5 mg/kgBB I.V, beclomethason inhaler 50 ug dan normal
salin intra vena. Ali NP dkk membandingkan lidokain 2%, air dan udara untuk
mengisicuffETT.P.Herlevsendkkmembandingkanlidokainspraydenganplasebo
dan hasilnya adalah tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Dari
beberapa penelitian tersebut, lidokain yang digunakan secara intravena maupun
sebagai bahan pengisi cuff ETT dapat menurunkan insiden nyeri tenggorokan dan
suaraserak,namunbiladengancaraspraylidokaintidakefektifbiladibandingkan
dengan lidokain intravena. Walaupun nyeri tenggorokan setelah operasi dengan
intubasiendotrakealdapathilangdenganspontantanpapengobatan,penanganan
pencegahan untuk menurunkan frekuensinya masih direkomendasikan untuk
meningkatkankualitaspasiensetelahoperasi.3,10,11,14,44
Dari penelitianpenelitian sebelumnya, dikatakan bahwa dexamethason dan
lidokainefektifmencegahnyeritenggorokansetelahintubasiendotrakeal,namun
belumadapenelitianyangmembandingkankeduaobattersebutuntukmengetahui
obatyanglebihefektif.Olehkarenaitukamimemandangperludilakukanpenelitian
membandingkanantaradexamethasondanlidokainagardapatdiketahuiobatyang
lebihefektif.

Universitas Sumatera Utara

1.2.RumusanMasalah
Berdasarkanuraiansingkatdalamlatarbelakangmasalahdiatas,dapatdirumuskan
pertanyaanataumasalahsebagaiberikut:

ApakahDexamethason0,2mg/kgBB/I.VlebihefektifdibandingkandenganLidokain
1,5 mg/kgBB/I.V dalam hal mencegah nyeri tenggorokan setelah intubasi
endotrakealpadaanestesiumum.
1.3.Hipotesis
Dexamethason 0,2 mg/kgBB/ I.V lebih efektif dibandingkan dengan Lidokain 1,5
mg/kgBB/I.V dalam hal mencegah nyeri tenggorokan setelah intubasi endotrakeal
padaanestesiumum.
1.4.Tujuanpenelitian
1.4.1. Tujuanumum
Mendapatkan alternatif obat yang lebih efektif untuk mencegah nyeri
tenggorokansetelahintubasiendotrakealpadaanestesiumum.
1.4.2. Tujuankhusus
1. Mengetahui perbandingan efektifitas dexamethason 0,2 mg/kgBB I.V
dengan lidokain 1,5 mg/kgBB I.V dalam menurunkan angka kejadian nyeri
tenggorokansetelahintubasiendotrakealpadaanestesiumum.
2. Mengetahuiangkakejadiannyeritenggorokansetelahintubasiendotrakeal
padaanestesiumumdenganmenggunakandexamethason0,2mg/kgBBI.V.
3. Mengetahuiangkakejadiannyeritenggorokansetelahintubasiendotrakeal
padaanestesiumumdenganmenggunakanlidokain1,5mg/kgBBI.V.

Universitas Sumatera Utara

4. Mengetahui hubungan antara lama pembedahan dengan angka kejadian


nyeritenggorokansetelahintubasiendotrakealpadaanestesiumum.
1.5.

Manfaatpenelitian
1. Mendapatkan angka kejadian nyeri tenggorokan setelah intubasi
endotrakealpadaanestesiumumdenganobatpencegahan.
2. Mendapatkan obat yang lebih efektif untuk mencegah nyeri tenggorokan
setelahintubasiendotrakealpadaanestesiumum.
3. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya untuk mendapatkan obat yang
tepatuntukmencegahnyeritenggorokansetelahintubasiendotrakealpada
anestesiumum.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai