PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi,
nidasi dan implantasi (Sulistyawati, 2012).
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan spermatozoa
(Sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan.Zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012).
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi
janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan
bagi ibu dan janin (Sulistiawati, 2012).
Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap
ibu dan janin. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan ganda harus
dilakukan perawatan antenatal yang insentif. Kehamilan ganda ialah kehamilan
dengan dua janin atau lebih. Termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi karena
kematian perinatal 3-5 kali lebih tinggi dari kehamilan tunggal (Fadlun, 2013).
Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter,
perawat, bidan maupun masyarakat pada umunya. Kehamilan kembar
memberiakan dampak meningkatnya morbiditas dan mortalitas, karena itu
mempertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan komplikasi
bukanlah hal yang berlebihan. Berbagai komplikasi lebih sering ditemukan pada
kehamilan kembar baik terhadap ibu maupun janin yang berada dalam kandungan.
Ada pun komplikasi kehamilan kembar yaitu BBLR, prematur (Audi, 2014).
Angka kejadian kehamilan ganda di Amerika adalah lebih dari 2%. Pada
kehamilan ganda kemungkinan terjadinya abortus spontan lebih tinggi dari pada
abortus. Pada triplet, angka kejadian abortus adalah 25%. Sekitar 40-50% hamil
kembar lahir kurang dari 37 minggu dibandingkan dengan 9,6% pada kehamilan
tunggal, dan 50% lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, sedangkan
pada hamil tunggal hanya 6%. Pada triplet, sebesar 90% lahir preterm. Apabila
kenaikan berat badan ibu selama hamil antara 40-45 pound, maka berat badan
lahir akan lebih dari 2.500 gram (Audi, 2014).
Angka kehamilan kembar di Indonesia adalah 33 %. Jumlah kelahiran
triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak
hingga 40,4 persen. Secara umum, hal ini terjadi semakin luasnya penggunaan
teknologi reproduksi dalam penatalaksanaan infertilitas. Selain itu kehamilan
kembar juga dapat terjadi karena sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan,
wanita dengan riwayat persalinan yang sering, wanita yang hamil segera setelah
berhenti minum pil KB dan juga lebih tinggi pada orang yang memiliki keturunan
atau genetik kembar (Audi, 2014).
Komplikasi pada ibu akibat kehamilan kembar lebih sering dari pada
kehamilan tunggal. Sebagian besar bayi kembar dilahirkan secara prematur
sehingga mortalitas menjadi 4 kali lipat dibandingkan mortalitas bayi tunggal.
Walaupun kelahiran gemelli hanya menggambarkan 1% dari seluruh kehamilan
dan 2% dari kelahiran hidup, angka ini mempresentasikan 12% dari kematian
neonatal dan 17% angka kejadian infant dengan retardasi pertumbuhan.
Berdasarkan data RSUD M. Zein Painan jumlah ibu yang melahirkan
secara normal dari bulan Januari sampai Juli 2016 adalah 37 orang (3,4%),
sedangkan kasus komplikasi sebanyak 199 orang (19,59%). Angka persalinan
dengan kehamilan kembar dari bulan Januari sampai Juli adalah 17 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul mengenai Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S
G1P0A0H0 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Kehamilan Kembar di
Ruangan Kebidanan RSUD Dr. M. Zein Painan pada Tanggal 10-13 Oktober
2016.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
asuhan
Kebidanan
secara
komprehensif
dan
ilmu kebidanan.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tolak ukur tingkat kemampuan mahasiswa-mahasiswa dalam
penguasaan materi dan kasus kehamilan gameli, serta dapat menjadi
tambahan referensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
1.3.3
diharapkan
dapat
turut
serta
dalam
meningkatkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
lepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum dibuahi membelah secara
dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel
dalam atau lebih awal (Nugroho, 2012).
Kehamilan kembar (multiple gestations) juga dikenal sebagai
kehamilan multipel (kehamilan dengan lebih dari satu janin) multiple
pregnancy. Keadaan ini dianggap sebagai komplikasi kehamilan karena
tubuh ibu hamil harus menyesuaikan diri dengan akibat yang ditimbulkan
oleh janin yang jumlahnya lebih dari satu itu (Saputra, 2012).
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri,
dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan
membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi
wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin (sulistiawati, 2012).
2.1.2 Klasifikasi Kehamilan Kembar
Pada pemeriksaan dengan USG, dari 1.000 kehamilan trimester I
didapatkan 3,29% kehamilan ganda dan 5,39% hamil kembar dengan 1
embrio dan 1 kantong kehamilan kosong. Dari hamil kembar didapatkan
21,2% dengan 1 janin mati dan diserap kembali. Keadaan tersebut saat ini
selalu dipertanyakan. Diagnosis kehamilan ganda pada trimester I
didasarkan dengan adanya 2 embrio hidup. Di Amerika didapatkan 7080% hamil kembar dizigotik dan 20-30% hamil kembar monozigotik.
Pada kehamilan ganda karena pengurangan janin (reduced twin),
secara bermakna mempunyai risiko yang lebih tinggi terjadinya kelahiran
preterm, berat badan lahir rendah, dan sindrom gawat napas dibandingkan
dengan hamil kembar biasa. Sebesar 80% zigositas dapat ditentukan pada
saat lahir atau segera setelah lahir, yaitu sebagai berikut :
1. 23% hamil kembar 1 amnion, ini berarti monozigotik.
2. 30% hamil kembar dengan 2 korion karena mempunyai jenis kelamin
berbeda ini berarti dizigotik.
3. 27% mempunyai jenis kelamin yang sama, tetapi dengan golongan
darah yang
berbeda, ini berarti dizigotik.
4. 20% dengan jenis kehamilan sama, tetapi golongan darahnya sama
yang berarti kembar monozigotik dengan 2 korion (plasenta terpisah
Gemelli
Triplet
Kuadruplet
Quintiplet
1: 85
1: 7.629
1 : 670.743
1 : 41.600.000
1: 89
2
1: 89
3. Kuadruplet
3
1: 89
4. Quintiplet
4
1: 89
Kembar Monozigotik
1 (70%)
2 (30%)
1 (70%)
2 (30%)
1 (70%)
2 (30%)
2
Janin bersekutu
2 lapis
Sama
Sama
Sama
Kembar Dizigotik
2 ( 100%)
Sama
Sama
Bisa sama
Bisa satu kidal
Berbeda
Berbeda
2 ( 100%)
2 ( 100%)
2
Terpisah
4 lapis
Sama atau tidak
Agak berlainan
Berbeda
kembar
monozigotik
dapat
terjadi
kelainan
2.
b.
c.
d.
e.
2.1.3
Etiologi
Etiologi kehamilan gameli : tidak diketahui pasti,tapi dapat
sekali
mempengaruhi
terjadinya
kehamilan
kembar
itu.
10
Folikel
Stimulating
Hormone
yang
akan
terjadi
tanpa
ada kesalahan
dan
pemberian
Namun,
wanita
yang
bukan
kembar
tapi
11
Patofisologi
Fisiologi kehamilan ganda dapat terjadi karena dua ovum yang
dibuahi pada saat hampir bersamaan atau berasal dari satu ovum yang
mengalami pemecahan saat dini, dijabarkan sebagai berikut :
1. Kehamilan ganda dari dua ovum-dizigot
Nama lainnya disebut juga :
a. Heterozigot
b. Binovuler
c. Fraternal
Pada kehamilan dizigot dapat terjadi :
a. Jenis kelaminnya kebetulan dapat sama
b. Umunnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari
ovum-spermatozoa berbeda
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum
dikemukakan tiga bentuk yaitu :
a. Kembar dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan
seksual dengan waktu yang sama terhadap dua ovum
b. Superfekundas : terjadi konsepsi terhadap ovum dengan waktu yang
relatif berdekatan oleh hubungan seksual dari suami sendiri atau
orang lainnya
12
kehamilan
ganda
dizigot
selalu
akan
13
14
5. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
6. Elektrokardiogram total.
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena ada kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada
2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi
kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat
dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnosa baru
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan
ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar
sering
terjadi
bersamaan
dengan
hidramnion
dan
toksemia
gravidarum.
2.1.7 Penatalaksaan Kehamilan Kembar
Penanganan dalam Kehamilan Kembar Menurut Mochtar (2011) :
1.
Perawatan antenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar
dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah
ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 seminggu
2.
3.
4.
15
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua
terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air
tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak
kedua seperti biasa.
4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum,
maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau
terjadi prolaps
tali
pusat
dan
solutio
plasenta,
maka
janin
Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau melahirkan dengan
cara versi dan ekstraksi.
b.
Pada
letak
kepala,
persalinan
dipercepat
dengan
ekstraksi
Komplikasi
Komplikasi dalam kehamilan ganda meliputi abortus yaitu abortus
16
frekuensi nadi 100 sampai140 kali permenit, kulit tipis transparan, otot
hipotonik lemah sehingga pada BBLR dapat juga terjadi asfeksia
(manuaba, 2010).
Resiko untuk pre-eklamsia, pendarahan post partum meningkat
pada gameli dibandingkan dengan janin tunggal (lenovo, 2012). Prekuensi
hidramnion kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan kembar dari pada
kehamilan tunggal. Hidramnion menyebabkan uterus tegang, sehingga
dapat menyebabkan partus prematurus, innersia uteri, atau pendarahan
antepartum. Prekuensi pre eklamsi dan eklamsi juga dilaporkan lebih
sering pada kehamilan kembar (pudiastuti, 2012).
Komplikasi pada kehamilan : hidramnion, prematuritas, kelainan
letak, plasenta previa, solusio plasenta, komplikasi post partum : antonia
uteri, retensio plasenta penddarahan post partum dan infeksi (nugroho,
2010).
Anemia karena terjadi hemodilusi yang makin tinggi, sehingga
menyebabkan anemia relatif makin nyata, kebutuha janin ganda terhadap
asam folat makin tinggi sehingga timbul anemia megaloplastik (Manuaba,
2007).
Pengaruh terhadap ibu dan janin menurut Mochtar (2011) yaitun :
1. Terhadap Ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan
dsfisiensi zat-zat lainnya.
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
d. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi,
serta terdapat edema dan varices pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio
plasenta sesudah anak pertma lahir.
2. Terhadap Janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin
pada kehamilan kembar : 25% pada gameli, 50% pada triplet, dan
75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup
bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka
angka kematian bayi kedua tinggi.
17
kebidanan
merupakan
suatu
proses
datang
mengunjungi
klinik/RB/RS
dan
18
ekstremitas
multijanin
lebih
banyak
perut
lebih
cepat.
Karena
pertumbuhan
19
20
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
a) Inspeksi
Bekas luka operasi : untuk mengetahui apakah ada
riwayat operasi yang melukai dinding rahim
Pembesaran perut : untuk menentukan sesuai atau
tidaknya dengan usia kehamilan
Pada kehamilan kembar terjadi pembesaran perut lebih
besar dari usia kehamilan
b) Palpasi
Menurut Manuaba (2012), palpasi adalah pemeriksaan
dengan indera peraba yaitu tangan, dilakukan untuk
menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim.
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan metode :
21
TFU
Leopold I
Leopold II
berada difundus.
: Untuk mengetahui bagian punggung
Leopold III
Leopold IV
Mc. Donald
TBJ
belum
: untuk menetukan TFU dalam cm
: Untuk mengetahui perkiraan berat
janin. Dihitung dengan cara TFU bil
kepala janin sudah masuk panggul
seluruhnya dikurangi 11, bila kepala
janin sudah masuk panggul sebagian
dikurangi 12, dan bila kepala janin belum
masuk panggul dikurangi 13 dikali 155.
c) Auskultasi
DJJ
Frekuensi
tidak.
: Denyut jantung normal 120-160 x/I,
jika ditemukan DJJ dibawah 100 x/I
atau lebih dari 180 x/I merupakan
tanda-tanda yang perlu diwaspadai pada
22
c) Glukosa urin
d) USG
e) CTG
2.2.2
kehamilan...minggu,
intra/ekstra
uterin,
janin
presentasi
hidup/mati,
kepala/bokong,
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2.2.3
Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial, berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Untuk kehamilan kembar (gemelli) diagnosa potensialnya yaitu:
1) Abortus
2) KPD
3) Premature
4) BBLR
2.2.4
2.2.5
2.2.7
2.3
A ( Assesments )
P ( Penatalaksanaan ) : Adalah
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.S
G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN KEMBAR DI RUANGAN KEBIDANAN
RSUD DR. M. ZEIN PAINAN PADA TANGGAL
10-13 OKTOBER 2016
Tanggal Masuk
No Register
: 10 Oktober 2016
: 220363
Tanggal Pengkajian
I.
: Ny. S
Nama Suami
: Tn. G
Umur
: 26 tahun
Umur
: 35 tahun
26
Suku/bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat kantor : -
Alamat kantor
:-
No.telp
No.telp
:-
:-
: 081274816233
: Ny. A
Alamat
: Duku, Tarusan
No.telp
: 085274xxxxxx
: 10 Oktober 2016
: Umur 15 tahun
Lamayan
Siklus
: 28 hari
Banyaknya
: 5 hari
: 2x ganti duk/hari
Tgl
Lahir
Usia
Keha
Milan
Jenis
Tempat
Komplikasi
Ibu
bayi
Pen
Olong
bayi
PB/BB
/JK
Nifas
Keadaan
lochea
Ini
27
laktasi
TT 2
2015
2016
TT 3
: 24 kali
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tablet Fe
TT 4
TT 5
: 25 tahun
: 3 bulan
:Rp.3.000.000
: 2 orang
: Rp.1.500.000
Sebelum Hamil
Pagi : 1 piring sedang nasi putih + 1 potong ikan
Siang : 1 piring sedang nasi putih + 1 potong ikan + 2 potong tahu + 1
mangkok kecil sayur
Malam : 1 piring nasi putih + sayur + lauk pauk + 1 gelas air putih
Setelah Hamil
Pagi : 1 piring sedang nasi putih + 2 potong ikan + 1 mangkok kecil
sayur + 1 potong pepaya
Siang : 1 piring sedang nasi putih + 2 potong ikan + 2 potong tahu + 1
mangkok kecil sayur + 1 gelas jus jeruk
Sore
: makan cemilan dan buah
Malam : 1 piring nasi putih + sayur + lauk pauk + 1 gelas air putih +
1 gelas susu
Masalah gangguan pencernaan
: tidak ada
: tidak ada
BAB
Frek
: 1xsehari
Warna : Kuning kecoklatan
konsistensi : Lunak
Keluhan
: Tidak Ada
d. Pola istirahat
29
e.
f.
g.
h.
Istirahat siang
Istirahat malam
Aktifitas sehari-hari
Beban kerja
Olah raga
Kegiatan spiritual
Hubungan Seksual
Kegiatan yang merugikan kesehatan
kebiasaan merokok,minuman keras,
konsumsi obat-obatan terlarang
budaya yang merugikan kesehatan
: 1 Jam
: 8 jam
: Ibu Rumah Tangga
: ada, Jalan Pagi
: sholat 5 waktu
: Tidak ada masalah
: Tidak Ada
: Tidak Ada
Pernafasan
: 20x/menit
BB sebelum hamil : 57 kg
BB setelah hamil : 71 kg
TB
:157cm
LiLA
: 30cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala
: Bersih
Rambut
: Tidak ada ketombe dan tidak rontok
Mata
: konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik
Muka
: tidak ada oedem dan closma gravidarum
Mulut
: lidah tidak pucat dan bibir tidak kering
Gigi
: gigi tidak ada caries
Leher
: tidak ada pembesaran kel. tiroid dan
Payudara
30
: tidak ada
: lebih besar dari usia kehamilan
: Tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Pembengkakan
: tidak ada
Varices
: tidak ada
Oedema
: Tidak ada
Ekstimitas
Atas
Bawah
Oedema
: tidak ada
Oedema
Siagnosis
: tidak ada
Siagnosis : ada
Pergerakan : aktif
: tidak ada
Pergerakan : aktif
b. Palpasi
Leopold I : TFU dua jari di bawah px, pada fundus teraba 2
bagian besar secara berdampingan yang bundar, lunak, dan
Mc. Donald : 39 Cm
TBBJ
c.
Auskultasi
BJJ
31
: Tidak dilakukan
Distansia cristarum
: Tidak dilakukan
Cunjugata eksternal
: Tidak dilakukan
Lingkaran panggul
: Tidak dilakukan
CTG
: Tidak dilakukan
Petugas Kesehatan
..
................................
32
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.S G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN KEMBAR DI RUANGAN KEBIDANAN
RSUD DR. M. ZEIN PAINAN PADA TANGGAL
10-13 OKTOBER 2016
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ANALISIS
PERENCANAAN
Diagnosa :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TTV :
Ibu hamil G1P0A0H0 Usia
TD : 120/80 mmHg
kehamilan 37-38 minggu, janin
N : 80 x/i
hidup, kembar, intrauterin, PUKI
dan PUKA, presentasi kepala, jalan
S : 36,9
lahir normal,KU ibu dan janin baik.
P : 20 x/i
DJJ : (+) 2 dilokasi yang
Diagnosa Potensial :
berbeda
Prematur
- Frekuensi : Pada lokasi
BBLR
perut ibu sebelah kiri sedikit
Masalah :
Ibu merasa nyeri di ari-arinya dan
puaing
Kebutuhan :
1. Memberitahu
ibu
hasil
Irama
: teratur
Kekuatan : Kuat
HB : 12,8 gram%
33
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
pemeriksaan
Protein Urine : Negatif
Pemantauan DJJ
USG : janin hidup, kembar,
Jelaskan kepada ibu mengenai
intrauterin
kehamilan kembar.
Evaluasi :
Jelaskan penyebab nyeri di ariIbu dan keluarga mengerti dengan
ari dan pusing yang di rasakan
informasi yang telah dijelaskan
Posisi Tidur
Kebutuhan istirahat dan nutrisi
2. Kolaborasikan
dengan
dokter
Pernafasan efektif
obgyn untuk rencana tindakan
Teknik relaksasi
selanjutnya yang akan dilakukan
Jelaskan kepada ibu tandapada Ny.S
tanda persalinan
Evaluasi
:
Dokumentasikan tindakan dan
Anjuran dokter lakukan Pemantaun
hasil pemeriksaan
terhadap ibu dan janin
3. Memberitahu ibu bahwa kehamilan
kembar ini dipengaruhi oleh
keturunan
Evaluasi :
ibu paham dengan penjelasan yang
disampaikan
4. Memberitahu tibu bahwa nyeri ariari yang dirasakan adalah hal
normal yang sebabkan semakin
turunnya janin serta gerakan akan
sering dirasakan karena ada 2 janin
di dalam perut ibu
Evaluasi :
34
Frekuensi
: Pada lokasi
- Irama : teratur
- Kekuatan : Kuat
Perkusi
Reflek patela : (+) kiri dan kanan
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
- HB : 12,8 gram%
- Protein Urine : Negatif
- Glukosa Urine : Tidak
dilakukan
USG : janin hidup, kembar,
intrauterin
35
36
S : 37
P : 22 x/i
DJJ : (+) janin pertma dan janin
kedua
- Frekuensi : 144x/i dan 142x/i
- Irama : teratur
- Kekuatan : Kuat
Evaluasi :
37
38
CATATAN PERKEMBANGAN
Tangga / Jam
Catatan Perkembangan
10 Oktober 2016
Jam 20.00
Irama
Kekuatan
: teratur
: Kuat
39
Tangga / Jam
11 Oktober 2016
Jam 09.00 Wib
Catatan Perkembangan
DS : Ibu mengeluh perutnya terasa tegang
DO : Kesadaran umum : CMC
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 78 x/i
S : 36,8
P : 18 x/i
DJJ
: (+) 2 dilokasi yang berbeda
- Frekuensi : Pada lokasi perut ibu sebelah
kiri sedikit dibawah pusat 148x/menit. Pada
lokasi perut ibu sebelah kanan sedikit di
bawah pusat 144x/menit.
-
Irama : teratur
Kekuatan : Kuat
Irama : teratur
Kekuatan : Kuat
Tangga / Jam
12 Oktober 2016
Jam 09.00 Wib
Irama : teratur
Kekuatan : Kuat
N : 84 x/i
: 36,9
P : 20 x/i
DJJ
: (+) 2 dilokasi yang berbeda
- Frekuensi : Pada lokasi perut ibu sebelah
kiri sedikit dibawah pusat 138x/menit. Pada
lokasi perut ibu sebelah kanan sedikit di
bawah pusat 144x/menit.
-
Tangga / Jam
13 Oktober 2016
Jam 09.00
Irama : teratur
Kekuatan : Kuat
Catatan Perkembangan
DS : Ibu mengatakan perutnya terasa sakit ke ari-ari
DO : Kesadaran umum : CMC
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 86 x/i
S : 37
P : 20 x/i
DJJ : (+) 2 dilokasi yang berbeda
- Frekuensi : Pada lokasi perut ibu sebelah
kiri sedikit dibawah pusat 154x/menit. Pada
lokasi perut ibu sebelah kanan sedikit di
bawah pusat 158x/menit.
-
Irama : teratur
Kekuatan : Kuat
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa persamaan antara bahasan teoritis
dengan kenyataan yang ada dilapangan dan juga menguraikan kesenjangan kesenjangan yang ditemukan serta mencari jalan keluarnya. Sesuai dengan
langkah - langkah manajemen kebidanan.
5.1 Langkah I Pengkajian Data Dasar
5.1.1 Data subjektif
a. Umur
Menurut R. Muchtar
(2011)
Peluang
hamil
kembar
stimulating
hormone
(FSH)
yang
lebih
banyak
preeklamsia
(tekanan
darah
tinggi),
terutama
jika
43
akan
Folikel
Stimulating
antara
menyatakan bahwa
teori
dengan
kenyataan
dimana
teori
c. Keturunan
Menurut analisis
Bulmer
(1960)
terhadap
anak-anak
kelahiran.
Namun,
wanita
yang bukan
kembar
tapi
apabila
ayahnya
yang
kembar,maka
kemungkinan
hasil
pengkajian
memang
keturunan
ibu.
Perempuan
yang
pernah hamil
sebelumnya,
biasanya
rahim
sudah
agak
45
2,7%. Dalam
kehamilan
pertama,
frekuensi
janin
Data Objektif
46
Leopold I
bokong janin.
Leopold II : sebelah kiri perut ibu teraba keras, memanjang dan
memapan kemungkinan ini punggung janin pertama dan di kanan perut
masuk PAP pada usia kehamilan 36 minggu, sedangkan pada kasus Ny.S
kepala juga belum masuk PAP dengan usia kehamilan 37-38 minggu,
kemungkinan ini terjadi pada kehamilan kembar karena kepala janin ada 2
sehingga kepala susah untuk turun dan masuk ke dalam rongga panggul.
Pengukuran TFU dalam cm pada Ny.S didapatkan 39 cm dan
TBBJ nya adalah 4030 gram.
5.2 Langkah II Interpretasi Data Dasar
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan klien (varney, 2007).
Pada kasus kehamilan kembar Ny.S interpretasi data dasar yang diperoleh
diagnosa : Ibu G1P0A0H0 Usia kehamilan 37-38 minggu, janin hidup,
47
bokong janin.
Leopold II : sebelah kiri perut ibu teraba keras, memanjang dan
memapan kemungkinan ini punggung janin pertama dan di kanan perut
48
49
x/i, S : 36,9 , P : 20 x/i, DJJ : (+) janin pertama dan janin kedua,
Frekuensi : 136x/i dan 140x/i, Irama : teratur, Kekuatan : Kuat. Pada
pmeriksaan labor didapatkan HB : 12,8 gram%, Protein Urine : Negatif
serta hasil USG : janin hidup, kembar, intrauterine dan pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi) dalam batas normal.
2. Kolaborasikan dengan dokter obgyn untuk rencana tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan pada Ny.S
3. Memberitahu ibu bahwa kehamilan kembar ini dipengaruhi oleh keturunan
4. Memberitahu tibu bahwa nyeri ari-ari yang dirasakan adalah hal normal
yang sebabkan semakin turunnya janin serta gerakan akan sering dirasakan
karena ada 2 janin di dalam perut ibu
5. Mengajurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri karena jika ibu
tidur terlentang dapat menyebabkan sesak nafas, dan jika hindari tidur
miring kekanan karena dapat menekan vena cava inferior yang dapat
menyebabkan peredaran darah tidak lancar sehingga menimbulkan rasa
pusing
6. Menyuruh ibu untuk banyak istirahat dan memenuhi nutrisinya.
7. Mengajarkan ibu teknik pernafasan efektif agar ibu tidak mengalami sesak
nafas yaitu dengan menarik nafas melalui hidung secara perlahan-lahan
kemudian mengeluarkannya melalui mulut secara pelan-pelan.
8. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan cara:
Teknik pernafasan yang efektif
Posisi yang nyaman
Lingkungan yang tenang
Menenangkan perasaan
9. Memberitahu ibu bahwa kehamilan kembar ini dipengaruhi oleh keturunan
10. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu sakit
pinggang menjalar ke ari-ari dan keluar lendir bercampur bercak darah.
11. Melakukan pemantauan TTV ibu dan DJJ pada jam 20.00 WIB
12. Mendokumentasikan tindakan dan hasil pemeriksaan kedalam lembaran
format yang telah disediakan dalam Rekam Medik pasien untuk
dokumentasi.
5.7 Langkah VII Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan yaitu merupakan penilaian terakhir tingkat keberhasilan asuhan
50
yang diberikan kepada klien dangan berpedoman pada masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pada kasus evaluasi yang dilakukan pada ibu sesuai dengan rencana
tindakan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan membahas tentang beberpa kesimpulan dan saran
untuk memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang kehamilan
kembar.
5.1 Kesimpulan
Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Ny.S
G1P0A0H0 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Kehamilan Kembar di
51
Ruangan Kebidanan RSUD Dr. M. Zein Painan pada Tanggal 10-13 Oktober
2016. Adapun asuhan kebidanan meliputi :
1. Melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada Ibu Hamil Ny.S
G1P0A0H0 Usia Kehamilan 37-38 Minggu dengan Kehamilan Kembar
di Ruangan Kebidanan RSUD Dr. M. Zein Painan pada Tanggal 10-13
Oktober 2016 yang masih belum lengkap dilakukan oleh penulis.
2. Interpretasi data pada Ibu Hamil Ny.S usia kehamilan 37-38 minggu
dengan kehamilan kembar, keadaan umum ibu dan janin baik.
Didapatkan dari interpretasi yang benar-benar atas data-data yang telah
dikumpulkan pada ibu tersebut.
3. Identifikasi adanya masalah potensial yang terjadi pada Ibu Hamil
Ny.S usia kehamilan 37-38 minggu dengan kehamilan kembar
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diindentifikasi
dan
pendokumentasian
pada
kasus
Ibu
Hamil
Ny.S
52
53