Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
id
digilib.uns.ac.id
Oleh:
Charlina Febriantie
H0407027
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jurusan/Program Studi
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP)
Oleh :
Charlina Febriantie
H0407027
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Anggota I
Januari 2012
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
ii
Anggota II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan
menyelesaikan
rahmat-Nya
penulisan
sehingga
skripsi
penulis
yang
diberikan
berjudul
kesempatan
untuk
Faktor-faktor
yang
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Ibu Agustin Mariyani, Ayah Lasni Suprayitno, Kak Dewi, Dik Gayuh dan Kak
Novi atas segala kasih sayang dan dukungan yang membuat penulis
bersemangat dalam menjalani perkuliahan.
12. Keluarga besar PMPA KOMPOS atas segala kekeluargaan, hiburan,
dukungan, dan semangat yang diberikan.
13. Teman-teman wisma putri Sekartaji I atas dukungan dan semangat
kekeluargaan selama ini.
14. Teman-teman jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian angkatan 2007
atas kebersamaan dan kerjasamanya.
15. Kakak-kakak Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian atas berbagai
masukan yang disampaikan.
16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara keseluruhan, yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihakpihak yang memerlukan.
Surakarta,
Januari 2012
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ii
iii
vii
ix
RINGKASAN .................................................................................................
xi
SUMMARY ....................................................................................................
xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Perumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................
1
3
4
4
5
23
24
25
25
33
33
33
35
36
36
38
39
44
46
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
52
68
78
88
90
91
LAMPIRAN ....................................................................................................
94
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
24
Gambar 2 Lahan pertanaman salak pasca erupsi Gunung Merapi ................. 137
Gambar 3 Pertanaman salak yang di tumpangsari dengan tanaman
sayuran .......................................................................................... 137
Gambar 4 Tanaman salak yang baru ditanam dan ditumpangsari dengan
cabai .............................................................................................. 138
Gambar 5 Pertanaman salak yang ditumpangsari dengan cabai .................... 138
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
95
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
Charlina Febriantie, H0407027. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Petani dalam Adopsi Tumpangsari Tanaman Salak dengan Cabai di
Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Kusnandar, MSi
dan Emi Widiyanti, SP, MSi.
Pembangunan pertanian mengandung pengertian prioritas pembangunan
pertanian ditujukan untuk kesejahteraan petani. Namun, terdapat hal-hal yang
dapat menghambat pembangunan pertanian. Salah satu hal yang menghambat
pembangunan pertanian berasal dari faktor lingkungan yaitu terjadinya erupsi
gunung merapi. Hal tersebut merugikan petani dari segi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas serta berakibat turunnya pendapatan petani. Salah satu upaya yang
dilakukan petani adalah dengan melakukan tumpangsari tanaman cabai di selasela tanaman salak.
Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan petani, keputusan petani dalam adopsi tumpangsari tanaman salak
dengan cabai dan mengkaji hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dengan keputusan petani dalam adopsi tumpangsari tanaman salak
dengan cabai. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
teknik survei. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan
sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proportional random sampling.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Metode analisis
data yang digunakan yaitu dengan lebar interval dan analisis korelasi Rank
Spearman (rs).
Hasil penelitian menunjukkan lahan usahatani tergolong dalam kategori
sangat sempit, yaitu kurang dari 2500m2. Tingkat pendapatan perkapita per tahun
rata-rata petani responden adalah Rp 2.739.441,- yang tergolong dalam kategori
tinggi. Tingkat pendidikan tergolong dalam kategori sedang, yaitu lulusan SMP
atau SMA sederajad. Tingkat pendidikan non formal sebagian besar responden
dalam kategori rendah, yaitu frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan yang
kurang dari empat kali. Penilaian petani terhadap sifat inovasi dalam kategori
sedang (45%). Keuntungan relative dalam kategori sedang (47,5%). Kompatibilas
dalam kategori tinggi (57,5%). Kompleksitas dalam kategori sedang (42,5%).
Triabilitas dalam kategori tinggi (37,5%). Observabilitas dalam kategori tinggi
(65%). Penilaian petani terhadap lingkungan ekonomi dalam kategori sedang
(77,5%). Pengambilan keputusan dalam adopsi tumpangsari tanaman salak
dengan cabai berada dalam kategori tinggi (47,5%).
Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95%
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sifat inovasi,
kompatibilitas, kompeksitas, triabilitas, observabilitas dan penyedia saprodi
dengan keputusan petani dalam mengadopsi tumpangsari tanaman salak dengan
cabai. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas usahatani,
tingkat pendapatan, pendidikan formal, pendidikan non formal, keuntungan
relatif, lingkungan ekonomi, kredit usahatani, dan jaminan pasar dengan
commit
to user tanaman salak dengan cabai.
keputusan petani dalam mengadopsi
tumpangsari
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SUMMARY
Charlina Febriantie, H0407027. The factors that affect the farmers
decision of the adoption of intercropping barking with chili in Mranggen village,
Srumbung subdistrict, Magelang regency. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret
University. Under guidance of Dr. Ir. Kusnandar, MSi dan Emi Widiyanti, SP,
MSi.
Agriculture development is purposed to success the farmers prosperities.
However, there are some obstacles which hinder the Agriculture development.
One of the obstacle which able to hinder the agriculture development is
environment factor the eruption from Merapi mount. It can make the farmers
have the detriment of quality, quantity and continuity and also reduce their
income. Therefore the farmers make the chili intercropped on the side lines bark
plants to solve the obstacle.
The objectives of this research are to study the factors which effect to the
farmers decision, farmers decision of the adoption of intercropping barking with
chili and to study the relationship between the factors which effect to the farmer in
making decision and farmers decision of the adoption of intercropping barking
with chili. The basic method used is descriptive method with survey technique.
The location of the research takes purposely (purposive). The sample in this
research is done by proportional random sampling. In this research, the writer
takes 40 people for the sample. Data analysis method used is width of interval and
the Rank Spearman correlation analysis (rs).
The research show that the farm for the agriculture belonging to very
narrow categorize; less than 2500m2. The income per capita level of the
respondent farmer every year is average around Rp 2,739,441,- and it is belonging
into the high category. The level of education is classified in medium, there are
the graduations of junior high school and senior high school equals. In the nonformal education level, the most respondents are low category frequency is
following the outreach activities that are less than four times. The assessment of
the famers to the innovation nature is in the medium category (45%). Relative
advantage is in the medium category (47%). The compatibles is in the high
category (57.5%). the complexity is in the medium category is 42,5%. Triability is
in the high category (37,5%). The observability is in the high category (65%). The
assessment of the farmers to the economic environment is in the medium category
(77%). The process of farmers decision making the bark plant intercropping with
chili is in the high category (47,5%).
Based on Rank Spearman correlation test, on the 95% confidence level
shows that there is any significant relationship between innovation nature,
compatibility, complexity, triability, observability and infrastructure for rice
production providers by farmers decision in adopting bark plant intercropping
with chili. However, there is no significant relationship between the area of farm,
the level of income, formal education, non-formal education, relative advantage,
economic environment, farm credit, and market guarantee with farmers decision
in adopting the bark plant intercropping with chili.
commit to user
xii
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor
pertanian merupakan penyedia bahan pangan, penyerap tenaga kerja,
penyumbang pendapatan nasional dan merupakan salah satu penghasil devisa
negara melalui ekspor produk-produk pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya
pembangunan di bidang pertanian.
Pembangunan pertanian mengandung pengertian prioritas pembangunan
pertanian ditujukan untuk kesejahteraan petani. Meningkatnya kesejahteraan
petani akan mendorong petani untuk meningkatkan keadaan sosial
ekonominya.
Disisi
lain,
terdapat
hal-hal
yang
dapat
menghambat
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
dalam dirinya sendiri, maupun dari lingkungannya. Oleh karena itu, perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam adopsi
tumpangsari tanaman salak dengan cabai di Desa Mranggen Kecamatan
Srumbung Kabupaten Magelang.
B. Perumusan Masalah
Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang merupakan sentra produksi
salak. Luas lahan pertanaman salak seluas 1190 Ha dengan produktifitas 110
Kw/Ha (BPPK Kecamatan Srumbung, 2010). Sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian utama sebagai petani salak. Namun akibat bencana
erupsi Gunung Merapi, tanaman salak rusak akibat material vulkanik yang
membebani pelepah tanaman salak sampai patah. Meski tanaman salak tidak
mati, tetapi tanaman salak membutuhkan waktu setidaknya 2 tahun untuk
menumbuhkan pelepah baru dan berbuah normal lagi. Kerusakan tersebut juga
mengakibatkan tanaman salak gagal panen. Selain gagal panen, terdapat juga
tanaman salak tidak dapat berbuah lagi karena titik tumbuh tanaman salak
mati. Hal tersebut sangat merugikan petani salak. Salah satu daerah yang
mengalami kerugian besar adalah di Desa Mranggen. Di desa ini terdapat
124,5 Ha lahan kebun salak yang mengalami kerusakan lahan total 100%
sehingga tanaman salak tidak dapat berproduksi.
Berbagai upaya dilakukan oleh petani salak untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan petani salak adalah
dengan melakukan tumpangsari tanaman salak dengan tanaman sayuran. Salah
satu komoditas tanaman yang banyak dibudidayakan petani dalam
tumpangsari adalah tanaman cabai. Tumpangsari ini bersifat sementara untuk
memanfaatkan lahan disela-sela tanaman salak. Tumpangsari tanaman salak
dengan cabai merupakan inovasi bagi petani. Dalam proses adopsi suatu
inovasi terjadi pengambilan keputusan untuk mengadopsi atau tidak
mengadopsi suatu inovasi. Untuk mengetahui keputusan petani dalam adopsi
tumpangsari tanaman salak dengan cabai, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan petani dalam adopsi tumpangsari tanaman salak
commit to user
dengan cabai.
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keputusan
dengan
keputusan
petani
dalam
adopsi
Pertanian
sekaligus
untuk
menambah
pengetahuan
dan
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan pertanian
Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana untuk
melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan
ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga
masyarakat untuk jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah
yang didukung oleh partisipasi masyarakatnya, dengan menggunakan
teknologi yang terpilih (Mardikanto, 1993).
Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dijelaskan bahwa
pembangunan pertanian dan pedesaan mempunyai peranan yang
menentukan
dalam
pembangunan
nasional.
Titik
berat
dalam
Randall
(1981)
dalam
Wibowo
(1999),
upaya
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya
oleh
petani
sendiri.
Untuk
meningkatkan
pada salah
satu
alternative pemecahannya.
Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktorfaktor produksi yang sesuai dengan pilihannya (Hernanto, 1993).
Menurut Hadisapoetro (1970) dalam Mardikanto (2007), petani
atau orang yang disebut manajer mempunyai kewajiban untuk
mengambil keputusan, yang menguasai dan mengatur penggunaan
sumber-sumber produktif yang ada di dalam usahatainya secara efektif
sehingga dapat menghasilkan benda dan pendapatan seperti yang
direncanakan. Disamping sebagai manajer, sekaligus juga merupakan
juru tani, yang harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
dalam bidang teknik pertanian, sehingga dia akan mampu untuk
melaksanakan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman, pengambilan
dan pengolahan hasil, serta penyimpanan dengan sebaik-baiknya.
3. Adopsi
Adopsi, dalam proses penyuluhan (pertanian) pada hakekatnya
dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa:
pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan
(phsycomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang
disampaikan oleh penyuluh kepada masyarakat sasarannya. Penerimaan
disini mengandung arti tidak sekedar tahu tetapi sampai benar-benar
dapat
melaksanakan
atau
menerapkannya
dengan
benar
serta
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
individu atau suatu kelompok. Petani yang mencoba praktek baru juga
disebut inovasi. Ketika seseorang baru mengetahui suatu idea tau
praktek, maka idea tau praktek tersebut merupakan inovasi baginya.
Proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaan/mental yang
terjadi pada diri petani pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana
terjadi proses penerapan suatu ide baru sejak diketahui atau didengar
sampai diterapkannya ide baru tersebut.
akan
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemungkinan
melaksanakannya sendiri.
d. Tahap mencoba. Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk meniru
besar, dan jika ternyata hasil penilaiannya positif, maka dimulai
usaha mencoba hal baru yang sudah diketahuinya.
e. Tahap adopsi. Petani sudah mulai mempraktekkan hal-hal baru
dengan keyakinan akan berhasil.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adopsi
Menurut Hasan (2002), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengambilan
keputusan
adalah
faktor
internal
yang
meliputi
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperoleh
dan
dikumpulkan
oleh
seseorang,
berupa
Bersifat
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
resiko
gangguan
yang
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mardikanto
(1993),
faktor-faktor
yang
dapat
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1993),
lingkungan
ekonomi
juga
mempengaruhi
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembuahan.
Jumlah
kebutuhan
air
per
tanaman
selama
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
seperti bulat telur terbalik, dengan ukuran pajang 6-7,5cm, diameter 56cm, dan dalam 1Kg terdapat 9-13 butir. Salak pondoh Nglumut
memilki ukuran yang paling besar dibandingkan salak pondoh yang
lainnya. Sehingga dipasaran dikenal dengan nama Salak Pondoh Super.
Kulit buah berwarna coklat kekuningan, sedangkan daging buah
berwarna krem, renyah, dan tampak masir. Buah yang masih muda
rasanya manis agak asam dan setelah masak rasanya manis. Salak
Nglumut memperoleh Status Kultivar sebagi Varietas unggul nasional
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.462/Kpts/TP/240/193
(Hanny, 2005).
Teknik budidaya tanaman salak nglumut tidak sulit karena
tanaman salak nglumut dapat tumbuh dari dataran rendah sampai
ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Kondisi lingkungan yang
mendukung untuk budidaya tanaman salak nglumut antara lain : tidak
tahan terhadap genangan air, lebih menyenangi naungan (sekitar 5070% dari jumlah penyinaran penuh), suhu udara antara 20-300C, jenis
tanah yang paling cocok adalah liat berpasir, kemasaman tanah (pH)
berkisar 5-7 (BIPP Magelang, 2000).
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan
pada tingkat kemasakan yang baik. Pemanenan dilakukan dengan cara
petik pilih. Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon,
biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini
ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman
atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah
(bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Masa panen
tanaman salak terdiri dari 4 musim:
a. Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
b. Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli
c. Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
d. Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan
commit to user
Oktober.
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(BAPPENAS, 2000).
7. Sistem Tumpangsari
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis
tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa
dalam barisan-barisan tanaman. Tumpangsari sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, antara lain: ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar
matahari dan hama penyakit. Faktor lingkungan mempengaruhi dalam
hal persiangan air, hara dan sinar matahari antar tanaman yang
ditumpangsarikan. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan
dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif
dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal
(Warsana, 2008).
University of Manitoba (2004) menyatakan : Intercropping
adds diversity to the cropping system and diversity tends to
lead to stability. Intercropping may allow for lower input
levels in a cropping system by reducing fertilizer and pesticide
requirements. Overyielding occurs when the yield produced by
an intercrop is larger than the yield produced by the
component crops grown in monoculture on the same total land
area.
Tumpangsari dapat menambah keragaman pertanaman yang
mengarah
pada
stabilitas
kondisi
lahan.
Sistem
tumpangsari
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir
Kerusakan pada tanaman salak akibat erupsi Gunung Merapi pada
tahun 2010 menyebabkan petani salak harus mencari sumber pendapatan
yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber pendapatan
yang banyak dipilih petani adalah melakukan tumpangsari tanaman salak
dengan tanaman sayuran. Tumpangsari tersebut dapat dilakukan petani
untuk memanfaatkan lahan di sela-sela tanaman salak, selama tanaman
salak belum dapat berproduksi secara normal kembali. Salah satu
komoditas tanaman sayuran yang banyak ditanam oleh petani adalah
tanaman cabai. Tanaman cabai ini ditumpangsarikan dengan tanaman salak
yang sudah ada. Tumpangsari tanaman salak dengan cabai merupakan
suatu inovasi bagi petani di Kecamatan Srumbung.
Keputusan memegang peran penting dalam proses adopsi inovasi.
Keputusan untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi akan berdampak di
masa yang akan datang. Dalam proses pengambilan keputusan, petani akan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang melingkupinya.
Faktor internal yang mempengaruhi keputusan petani antara lain luas
usahatani, tingkat pendapatan, pendidikan formal dan pendidikan non
formal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan
petani terdiri dari sifat inovasi dan lingkungan ekonomi. Sifat inovasi
terdiri atas keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas, dan
observabilitas. Lingkungan ekonomi terdiri atas kredit usahatani, penyedia
saprodi dan jaminan pasar.
Tahapan proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap pengenalan,
persuasi, keputusan dan konfirmasi. Petani yang menilai tumpangsari
tanaman salak dengan cabai menguntungkan dari segi ekonomi dan teknis,
serasi dengan keadaan lingkungan petani dan kebutuhan petani, mudah
dipahami dan diterapkan, mudah untuk dicoba dan diamati, serta adanya
dukungan dari kondisi lingkungan ekonomi akan memutuskan untuk
melakukan tumpangsari tanaman salak dengan cabai. Namun apabila petani
commit
user
menilai sebaliknya, maka petani
akantomemutuskan
untuk tidak melakukan
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesejahteraan Petani
Erupsi Gunung Merapi
Proses Keputusan
Inovasi :
1. Pengenalan
2. Persuasi
3. Keputusan
4. Konfirmasi
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Pembatasan Masalah
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam adopsi tumpangsari
tanaman salak dengan cabai yang diteliti pada penelitian ini meliputi
faktor internal dan eksternal petani. Faktor internal petani meliputi luas
usahatani, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan formal, dan tingkat
pendidikan non formal. Faktor eksternal petani meliputi sifat inovasi
dan lingkungan ekonomi.
2. Proses pengambilan keputusan petani meliputi tahap pengenalan,
persuasi, keputusan dan konfirmasi.
3. Responden penelitian adalah petani salak yang terkena dampak erupsi
gunung merapi di Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten
Magelang yang melakukan tumpangsaritanaman salak dengan cabai.
4. Penelitian ini dapat dilakukan selama tanaman salak belum dapat
berproduksi secara normal kembali.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam adopsi
tumpangsari tanaman salak dengan cabai adalah:
1) Faktor internal petani yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri
petani
yang
mempengaruhi
petani
dalam
pengambilan
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang
mempengaruhi
petani
dalam
pengambilan
(compatibility),
yaitu
tingkat
dalam
kegiatan
usahatani,
diukur
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kecil,
diukur
berdasarkan
dapat
atau
tidaknya
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tumpangsari
tanaman
salak
dengan
cabai
dan
teknik
Variabel
Luas usahatani
Indikator
Luas lahan yang
digarap baik milik
sendiri, menyewa,
maupun menyakap
Tingkat
pendapatan
1
2
Pendidikan
formal
Tingkat pendidikan
formal yang
ditempuh petani
commit to user
Kriteria
< 0,25 Ha
0,25-0,49 Ha
0,5 Ha
Skor
1
2
3
2
3
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pendidikan non
formal
Sifat inovasi
a. Keuntungan
relatif
(Relatif
advantages)
b. Kompatibilitas
(Compatibility)
c. Kompleksitas
(Complexity)
1
2
3
Produktifitas
tanaman
Rendah
Sedang
Tinggi
1
2
3
Ketahanan tanaman
terhadap hama dan
penyakit
Biaya usahatani
tumpangsari
Tinggi
Sedang
Rendah
1
2
3
Pendapatan
usahatani
tumpangsari
Rendah
Sedang
Tinggi
1
2
3
Tingkat keselarasan
dengan pengalaman
usahatani
sebelumnya
Tidak selaras
Kurang selaras
Selaras
1
2
3
Tingkat keselarasan
dengan kebutuhan
petani
Tidak selaras
Kurang selaras
Selaras
1
2
3
Tingkat keselarasan
dengan lingkungan
fisik
Tidak selaras
Kurang selaras
Selaras
1
2
3
Pembibitan
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
Pengolahan lahan
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
Penanaman
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
Pemeliharaan
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
Pengendalian OPT
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
commit to user
2
3
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sulit
Sedang
Mudah
1
2
3
d. Triabilitas
(Triability)
Dapat dicobanya
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai oleh
petani dalam skala
kecil
1
2
3
e. Observabilitas
(Observability)
Dapat diamatinya
hasil tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai oleh
petani
1
2
3
Lingkungan ekonomi
a. Kredit
Sumber
kredit Terdapat 1/ tidak ada
usahatani
usahatani
(KUD,
sumber kredit
BRI, PUAP, dan lain- Terdapat 2- 3 sumber
lain seperti lintah
kredit
darat)
Terdapat >3 sumber
kredit
Persyaratan
memperoleh
usahatani
b. Penyedia
saprodi
c. Jaminan pasar
kredit
1
2
3
1
2
Sumber
input Terdapat 1/ tidak ada
(kelompok
tani,
sumber input
KUD, kios saprodi, Terdapat 2- 3 sumber
pasar dan lain-lain)
input
Terdapat >3 sumber
input
2
3
2
3
Jumlah ketersediaan
input
usahatani
mencukupi kebutuhan
petani
Mencukupi
Kurang mencukupi
Tidak mencukupi
1
2
3
Jaminan pembelian
Tidak jaminan
pembelian
Ada jaminan tanpa
perjanjian
Ada perjanjian
commit to user
2
3
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jaminan harga
Sistem pembayaran
1
2
1
2
3
Indikator
Kesadaran
/pengetahuan
tentang adanya
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
Teknik tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
2.
Persuasi
Aktivitas mencari
informasi mengenai
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
commit to user
Kriteria
Petani tidak mengetahui
adanya tumpangsari
tanaman salak dengan cabai
Petani kurang mengetahui
adanya tumpangsari
tanaman salak dengan cabai
Petani mengetahui adanya
tumpangsari tanaman salak
dengan cabai
Skor
1
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penilaian terhadap
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
3.
Keputusan
Konfirmasi
Tindakan yang
dilakukan petani
Aktivitas pencarian
kembali informasi
untuk menguatkan
keputusan
melakukan
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
Kesediaan
mengadopsi
tumpangsari
tanaman salak
dengan cabai
commit to
Tidak mengadopsi
tumpangsari tanaman salak
dengan cabai
Melakukan tumpangsari
dengan tanaman lainnya
user Mengadopsi tumpangsari
tanaman salak dengan cabai
2
3
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Penelitian yang meneliti sebagian dari populasi disebut dengan penelitian
sampel. Penelitian sampel dapat dilakukan apabila keadaan subyek dalam
populasi benar-benar homogen. (Arikunto, 1993).
Sampel yang diperoleh agar representatif, pengambilan subyek dari
setiap golongan ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subyek dalam masing-masing golongan (Arikunto, 1993). Penentuan
sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
proportional random
nk
x n`
N
Dimana
ni : jumlah petani sampel masing-masing golongan petani
nk : jumlah petani dari masing-masing golongan petani yang memenuhi
syarat sebagai responden
N
Tabel 3.1 Jumlah populasi dan petani sampel di Desa Mranggen Kecamatan
Srumbung Kabupaten Magelang
Penggolongan petani
Populasi
Sampel
No.
1 Petani yang mengadopsi tumpangsari
358
23
tanaman salak dengan cabai
2 Petani yang tidak mengadopsi
273
17
tumpangsari dengan cabai
Jumlah
631
40
Sumber: data primer
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan petani
1. Factor internal petani
a. Luas usahatani
b. Tingkat pendapatan
formal
2. Factor eksternal petani
a. Sifat inovasi
b. Lingkungan ekonomi
2. Persuasi
3. Keputusan
4. Konfirmasi
II Data Pendukung
A. Keadaan alam
B. Keadaan penduduk
C. Keadaan pertanian
Keterangan :
Pr = primer
Kn = kuantitatif
Sk = sekunder
Kl = kualitatif
commit to user
Sumber
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Responden
Instansi
Instansi
Instansi
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6 di 2
i =1
N3 - N
Dimana :
rs : Koefisien korelasi rank spearman
N : Jumlah sampel
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
N -2
1 - (rs) 2
Keputusan :
1. Jika t hitung > t tabel (a = 0,05) berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan
yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
dengan keputusan petani dalam tumpangsari tanaman salak dengan cabai
oleh petani di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten
Magelang.
2. Jika t hitung < t tabel (a = 0,05) berarti Ho diterima, artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dengan keputusan petani dalam tumpangsari tanaman salak
dengan cabai oleh petani di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang.
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. Keadaan Geografis
Desa Mranggen merupakan salah satu desa dari 17 desa yang berada di
Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Desa Mranggen terletak pada
605146 701147 LS dan 10904019 11000306 BT. Desa Mranggen
merupakan desa yang berada paling atas di Kecamatan Srumbung, yang
berada dalam radius 10 km dari puncak Gunung Merapi. Adapun batas-batas
wilayah Desa Mranggen adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
: Sungai Putih
: Sungai Judel
Luas (Ha)
286,693
53,632
1,250
61,750
1,117
2,500
5,447
4,112
0,300
416,801
Presentase (%)
68,784
12,868
0,300
14,815
0,268
0,600
1,307
0,987
0,072
100,000
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari lahan pertanian subur dan lahan pertanian sedang. Berdasarkan data
tersebut dapat dilakukan perhitungan kepadatan penduduk geografis dan
kepadatan penduduk agraris sebagai berikut:
kepadatan penduduk geografis =
1012 jiwa/km2
4216 jiwa
340,325 Ha
commit to user
12 jiwa/Ha
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan
perhitungan
tersebut,
dapat
diketahui
bahwa
2
Laki-laki (jiwa)
181
186
174
187
151
179
322
240
165
188
2056
Perempuan
(jiwa)
172
177
172
166
162
197
337
262
174
230
2160
Jumlah
(jiwa)
353
363
346
353
313
376
659
502
339
418
4216
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2542 jiwa atau 63,20% jumlah seluruh penduduk. Berdasar data jumlah
penduduk usia produktif dan non produktif dapat dihitung ABTnya yaitu
perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah
penduduk usia produktif, dengan rumus sebagai berikut:
ABT
erss BT rr s
erss BT s
=
= 58,22
fT
100
fT
100
100
= 95,2
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenjang Pendidikan
Tidak tamat SD
Tamat SD- SMP / sederajat
Tamat SMA/ SMK/ sederajat
Tamat Akademi (PT)
Jumlah
Jumlah
442
572
168
30
1212
Persentase (%)
36,47
47,19
13,86
2,48
100,00
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena usia mereka telah lanjut, dimana dahulu sekolah itu terbatas,
kekurangan dana untuk bersekolah, dan kesadaran akan pendidikan yang
kurang.
5. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian
Penduduk di Desa Mranggen bekerja di berbagai sektor guna
mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sektor yang paling dominan
sebagai mata pencaharian penduduk adalah sektor pertanian. Berikut ini
adalah gambaran penduduk menurut mata pencaharian.
Tabel 4.4 Keadaan Penduduk Desa Mranggen menurut Mata Pencaharian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Mata Pencaharian
PNS
ABRI/POLRI
Pensiunan
Petani
Swasta
Pedagang
Buruh tani
Tukang Batu
Tukang kayu
Tukang jahit
Tukang kue
Tukang anyaman
Tukang rias
Pengrajin industri RT
Sopir
Pembantu RT
Pedagang keliling
Karyawan perusahaan swasta
Perawat
Dosen
Anggota DPRD
Jumlah
Jumlah
54
20
19
2295
253
73
188
67
17
2
6
69
1
79
68
15
7
56
6
1
1
3297
Persentase (%)
1,64
0,61
0,58
69,61
7,67
2,21
5,70
2,03
0,52
0,06
0,18
2,09
0,03
2,40
2,06
0,45
0,21
1,70
0,18
0,03
0,03
100
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komoditas
Padi
Tomat
Cabai
Jagung
Ubi jalar
Salak
Kelapa
Ubi kayu
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ekonomi yang tinggi adalah komoditas cabai. Jumlah produksi cabai dalam
waktu satu tahun mencapai 107,9 KW/Ha. Harga jual cabai cenderung tidak
stabil. Komoditas yang juga terdapat di daerah ini adalah padi, tomat, jagung,
ubi jalar, kelapa dan ubi kayu. Prioritas komoditi yang dibudidayakan oleh
penduduk di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh kebiasaan penduduk di
wilayah tersebut serta tingkat kebutuhan penduduk terhadap suatu komoditi
tertentu. Penduduk di Desa Mranggen lebih memprioritaskan tanaman salak
sebagai komoditas dalam usahataninya karena memiliki nilai ekonomi yang
tinggi dan tidak memerlukan banyak biaya dan waktu untuk pemeliharaannya.
Usaha pertanian tidak terlepas dari usaha peternakan. Usaha peternakan
merupakan pekerjaan sampingan bagi petani. Limbah-limbah organik dari
usaha pertanian dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan untuk pembuatan
pupuk. Selain komoditas pertanian, di Desa Mranggen juga terdapat berbagai
binatang yang diternakkan. Banyaknya binatang ternak di Desa Mranggen
dapat dilihat dalam tebel berikut:
Tabel 4.6 Jumlah Binatang Ternak di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang
No.
1
2
3
4
5
6
7
Ternak
Sapi
Kerbau
Kambing/Domba
Ayam Buras
Ayam Ras
Itik
Angsa
Jumlah
108
28
1356
4417
2425
392
75
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sarana Perekonomian
Pasar
Industri mabelair
Swalayan
Koperasi
Penggilingan padi
Counter HP
Simpan Pinjam- Usaha Ekonomi Desa
Jumlah
4
5
1
1
4
6
1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47
digilib.uns.ac.id
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Identitas Responden
Identitas responden merupakan hal yang dapat menunjukkan keadaan
responden secara umum. Identitas responden dalam penelitian ini terdiri dari
jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, dan banyaknya ragam jenis tanaman
yang dibudidayakan oleh responden.
1. Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin menunjukkan kemampuan fisik dalam berusahatani.
Selain itu, jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kemampuan
memimpin dan mengambil keputusan dalam berbagai kegiatan termasuk
dalam kegiatan usahatani. Jenis kelamin responden dapat dilihat pada
tabel:
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Responden
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekuensi (orang)
29
11
40
Presentase (%)
72,5
27,5
100,0
49
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Frekuensi (orang)
3
8
16
10
2
1
40
Presentase (%)
7.5
20.0
40.0
25.0
5.0
2.5
100.0
jumlah
anggota
keluarga
akan
mempengaruhi
ragam
jenis
tanaman
yang dibudidayakan
adalah
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
juga
membudidayakan
tanaman
lainnya.
Tanaman
yang
dapat
Frekuensi (orang)
3
5
8
14
7
3
40
Presentase (%)
7.5
12.5
20.0
35.0
17.5
7.5
100.0
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
resiko jika terjadi kegagalan panen akan semakin besar. Semakin banyak
ragam jenis tanaman yang dibudidayakan, maka akan semakin besar
pendapatan yang diperoleh meskipun dengan biaya atau modal usahatani
yang lebih besar pula.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Adopsi
Tumpangsari Tanaman Salak dengan Cabai
1. Faktor Internal Petani
a. Luas usahatani
Luas usahatani, yaitu luas lahan yang diusahakan petani baik
milik sendiri, menyewa, maupun menyakap yang dinyatakan dalam
hektar (Ha). Luas lahan usahatani responden dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 5.4 Luas Usahatani Responden
Kriteria
<0,25 Ha
0,25-0,49 Ha
>0,5 Ha
Total
Kategori
Frekuensi (orang)
Sangat sempit
20
Sempit
7
Sedang
13
40
Presentase (%)
50.0
17.5
32.5
100.0
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Frekuensi
(orang)
7
10
23
7
Presentase
(%)
17.5
25.0
57.5
17.5
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
besarnya
pendapatan responden per kapita per tahun pada kategori tinggi yaitu
lebih dari Rp 1.920.000,- per kapita per tahun. Banyaknya responden
yang berada pada kategori tinggi adalah 57,5% atau 23 responden.
Pendapatan perkapita pertahun tertinggi adalah senilai Rp 6.326.000,dan pendapatan terendah adalah Rp 1.072.200,-. Pendapatan rata-rata
petani responden adalah Rp 2.739.441,-.
Pendapatan petani dihitung dari total penerimaan usahatani
dikurangi biaya usahatani. Penerimaan usahatani dihitung dengan
mengalikan produksi untuk tiap-tiap jenis usahatani dengan harga tiaptiap jenis pula. Pendapatan usahatani responden berasal dari kegiatan
usahatani responden sebelum dan sesudah terjadinya erupsi Gunung
Merapi selama kurun waktu satu tahun. Pendapatan responden selain
to user
berasal dari usahatani commit
juga berasal
dari non usahatani. Pendapatan non
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Frekuensi
(orang)
17
Presentase
(%)
42.5
19
4
40
47.5
10.0
100.0
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
orang
responden
tidak
pernah
mengikuti
kegiatan
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
untuk
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Responden
menilai
tinggi
karena
menganggap
inovasi
yang
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
besar
responden
memberikan
penilaian
terhadap
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
salak,
tidak
terdapat
hama
dan
penyakit
yang
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
tanaman
salak
dengan
cabai
memiliki
(complexity),
yaitu
tingkat
kemudahan
usahatani.
saptausahatani.
Penerapan
Penilaian
tersebut
responden
dilakukan
terhadap
melalui
kompleksitas
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
terhadap
kompeksitas
meliputi
pembibitan,
besar
responden
memberikan
penilaian
terhadap
petani
memilih
untuk
membeli
bibit
daripada
lahan
juga
dilakukan
pemupukan
dasar
dan
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
petani
adalah
kurangnya
ketersediaan
air
untuk
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membudidayakan
dalam
skala
kecil
karena
petani
(observability),
yaitu
tingkatan
dapat
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Frekuensi
(orang)
1
13
26
40
Presentase
(%)
2.5
32.5
65.0
100.0
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi, yaitu keberadaan kekuatan ekonomi
dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan. Penilaian responden terhadap lingkungan ekonomi secara
umum dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5.14 Penilaian Responden terhadap Lingkungan Ekonomi
Kriteria skor
12 13
14 16
17 18
Total
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
usahatani,
yaitu
tersedianya
sarana
untuk
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
besar
responden
menyatakan
persyaratan
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
sebagian
petani
pernah
menanam
tanaman
cabai
yang
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rendah
Frekuensi
(orang)
17
Presentase
(%)
42,5
Sedang
Tinggi
21
52,5
40
100
Kriteria
Kategori
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Kategori
Frekuensi
(orang)
29
Presentase
(%)
72.5
10.0
17.5
40
100.0
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Frekuensi
(orang)
Presentase
(%)
Rendah
19
47.5
Sedang
5.0
Tinggi
19
47.5
40
100.0
Kriteria
Total
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2011
commit to user
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengambilan
keputusan
inovasi
terdiri
dari
tahap
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubungan
antara
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai yang diperoleh, menggunakan besarnya nilai thitung dan ttabel dengan
tingkat kepercayaan 95% (= 0,05). Hasil analisis hubungan tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5.25 Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam adopsi tumpangsari tanaman salak dengan cabai
dengan proses pengambilan keputusan dalam adopsi tumpangsari
tanaman salak dengan cabai
No.
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
X1 ( Luas Usahatani)
X2 (Tingkat Pendapatan)
X3 (Pendidikan Formal)
X4 (Pendidikan non Formal)
X5 (Sifat Inovasi)
X5.1 (Keuntungan Relatif)
X5.2 (Kompatibilias)
X5.3 (Kompleksitas)
X5.4 (Triabilitas)
X5.5 (Observabilitas)
X6 (Lingkungan Ekonomi)
X6.1 (Kredit Usahatani)
X6.2 (Penyedia Saprodi)
X6.3 (Jaminan Pasar)
: 2,031 (= 0,05)
rs
Y (Keputusan)
rs
thitung
-0,101
0,626
-0,149
0,929
0,050
0,309
0,164
1,025
0,820*
8,826
0,055
0,340
*
0,600
4,623
0,719*
6,377
*
0,325
2,119
*
0,557
4,134
0,063
0,389
-0,167
1,044
0,540*
3,956
-0,207
1,304
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditunjukkan dengan nilai rs sebesar -0,101 dan t hitung -0,626 lebih kecil
dari t tabel 2,031 pada taraf kepercayaan 95%.
Petani yang memiliki lahan sempit maupun lahan yang luas
mengadopsi
tumpangsari
tanaman
salak
dengan
cabai
untuk
kebutuhan
sehari-harinya.
Dapat
keputusan
disimpulkan
petani
dalam
bahwa
adopsi
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menilai
membudidayakan
tanaman
cabai
akan
perpustakaan.uns.ac.id
83
digilib.uns.ac.id
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
85
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
86
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13. Hubungan antara Penyedia Saprodi (X6.2) dengan Keputusan Petani (Y)
dalam Adopsi Tumpangsari Tanaman Salak dengan Cabai
Berdasarkan tabel 5.27 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara keberadaan penyedia saprodi dengan keputusan
petani yang mengadopsi tumpangsari tanaman salak dengan cabai. Hal
tersebut ditunjukkan dengan nilai rs sebesar 0,540 dan t hitung 3,956 lebih
besar dari t tabel 2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Hubungan yang
signifikan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penilaian terhadap
keberadaan penyedia saprodi semakin memiliki kecenderungan untuk
diadopsi oleh petani.
Salah satu syarat pokok pembangunan pertanian adalah tersedianya
sarana produksi secara lokal. Pembangunan pertanian menghendaki bahanbahan dan alat-alat produksi tersedia setempat atau di dekat pedesaan,
dalam jumlah cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang
mau menggunakannya (Mosher, 1978). Penyedia saprodi yang ada di Desa
Mranggen mampu memenuhi kebutuhan petani yang berupa bibit, pupuk
dan pestisida serta alat- alat pertanian lainnya. Penyedia saprodi juga
menyediakan input usahatani dalam jumlah yang cukup dan tersedia setiap
waktu. Keberadaan penyedia saprodi ini sangat mendukung adopsi
tumpangsari tanaman salak dengan cabai karena mampu mempermudah
pemenuhan kebutuhan usahatani. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan
penyedia saprodi
mempengaruhi
keputusan
petani
dalam
adopsi
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam adopsi tumpangsari
tanaman salak untuk pemanfaatan lahan sementara untuk pemanfaatan lahan
sementara untuk pemanfaatan lahan sementara dengan cabai di Desa
Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah:
a. Lahan usahatani yang diusahakan oleh sebagian besar petani memiliki
luasan kurang dari 2500m2 atau tergolong dalam kategori sangat
sempit.
b. Tingkat pendapatan perkapita per tahun rata-rata petani responden
adalah Rp 2.739.441,- yang tergolong dalam kategori tinggi.
c. Tingkat pendidikan sebagian besar respoden dalam kategori sedang,
yaitu lulusan SMP atau SMA sederajad.
d. Tingkat pendidikan non formal sebagian besar responden dalam
kategori rendah, yaitu frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan yang
kurang dari empat kali.
e. Penilaian petani terhadap sifat inovasi tumpangsari tanaman salak
dengan cabai dalam kategori sedang karena menganggap inovasi yang
ditawarkan cukup baik untuk diterapkan dalam usahataninya. Penilaian
secara khusus terhadap sifat inovasi :
1) Keuntungan relatif dinilai sebagian besar responden dalam
kategori sedang karena tanaman cabai memiliki produksi yang
tinggi apabila tidak terserang hama dan penyakit, namun biaya
usahatani cukup besar dan pendapatan yang diperoleh rendah
akibat harga jual yang terus menurun.
2) Kompatibilas dinilai sebagian besar responden dalam kategori
commit
to user
tinggi karena selaras
dengan
pengalaman usahatani sebelumnya
88
perpustakaan.uns.ac.id
89
digilib.uns.ac.id
90
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id