Al Statements 478639 File PDF
Al Statements 478639 File PDF
ATAS
EVALUASI KINERJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011
Nomor : 013/LHEK--WIKA/III/12
Tanggal : 20 Maret 2011
HLB
Wisma Staco, 3 Floor, Suite D, Jl. Casablanca Kav.18, Jakarta 12870, Indonesia
Telephone: + 62 21 831 7046 48. Fax: + 62 21 831 7050; E-mail: hlbjakarta@hadori.co.id
HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan is a member of HLB International, a world-wide organization of accounting firms and business advisers.
DAFTAR ISI
Halaman
Ringkasan Eksekutif....................................................................................................
Bab I Pendahuluan....................................................................................................
10
14
38
64
Bab V Tindak Lanjut RUPS PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. ................................
73
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Risalah Rapat Dewan Komisaris WIKA tentang Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011.
Laporan Evaluasi Kinerja (telah diaudit) untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010.
Pendahuluan
10
Konfirmasi
Verifikasi
Analisis
Penilaian kinerja WIKA sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan, dilakukan terhadap
Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, seperti yang diuraikan
dalam Bab III Laporan ini.
Namun, penilaian kami dalam rangka Evaluasi Kinerja WIKA tidak hanya meliputi
aspek-aspek tersebut, tetapi juga mencakup aspek-aspek lainnya yang dinyatakan
dalam Kontrak Manajemen. Kinerja Perusahaan diukur menurut hal-hal yang telah
dituangkan dalam Kontrak Manajemen 2011, sebagai bentuk pertanggungjawaban
Direksi kepada Pemegang Saham yang diwakili oleh Dewan Komisaris.
Direksi dan Komisaris WIKA telah menandatangani Kontrak Manajemen pada tanggal
22 Desember 2010. Dalam Kontrak Manajemen tersebut ditetapkan target-target Key
Performance Indicator (KPI) tahun 2011 yang meliputi: Aspek Hasil Produk dan Jasa,
Hasil Fokus Pada Pelanggan, Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Fokus Pada Sumber
Daya Manusia, Hasil Efektifitas Proses dan Hasil Kepemimpinan; sebagaimana
diuraikan dalam Bab III Laporan ini.
Laporan Kinerja WIKA dan data dan informasi lain yang disajikan oleh Manajemen
Perusahaan merupakan tanggungjawab Manajemen Perusahaan, sedangkan
tanggungjawab kami terbatas pada hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja WIKA
tersebut.
I.2.
Kondisi Umum
Perkembangan berbagai indikator ekonomi di penghujung tahun 2011 menunjukkan
kondisi perekonomian yang membaik. Perekonomian Indonesia tahun 2011 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,5%. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 naik sebesar
Rp 1.004,1 triliun, yaitu dari Rp 6.422,9 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 7.427,1 triliun
pada tahun 2011 (lihat Tabel I.1)
Pendahuluan
11
I.3.
Pendahuluan
12
No.
1.
Realisasi
Tahun 2011
triliun
BPS)
2.
3.
Inflasi 5,3%
4.
5.
6.
7.
12%
8.
Pendahuluan
13
BAB II
EVALUASI TERHADAP ANGGARAN TAHUN 2011
Bab ini meliputi evaluasi atas kinerja keuangan dan kinerja operasional WIKA untuk tahun
buku 2011 terhadap anggaran 2011, dan dengan kinerja tahun sebelumnya.
II.1. Kinerja Keuangan
Evaluasi terhadap kinerja keuangan WIKA terdiri atas: (i) Data Umum dan Capaian
Perolehan Omset Kontrak Baru, (ii) Penjualan, (iii) Beban Pokok Penjualan, (iv) Beban
Usaha, (v) Laba Rugi Konsolidasi, (vi) Laporan Posisi Keuangan, dan (vii) Investasi
dan Penyertaan.
II.1.1.a.
Realisasi dari anggaran perolehan kontrak baru tahun 2011 dibandingkan dengan
realisasi dan anggaran tahun 2010 diikhtisarkan sebagai berikut.
Tabel II.1
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Perolehan Kontrak Baru
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi (Rp)
2011
2010
Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010
Anggaran (Rp)
2011
2010
Konstruksi:
Direktorat I:
Dept Sipil Umum
2.047.495
1.151.786
177,77
2.505.000
1.820.000
81,74
63,28
1.730.118
1.226.705
141,04
1.263.000
997.328
136,98
123,00
1.534.833
624.612
245,73
1.505.780
500.000
101,93
124,92
Jumlah Direktorat I
5.312.445
3.003.103
176,90
5.273.780
3.317.328
100,73
90,53
1.491.864
1.048.257
142,32
1.525.000
1.575.000
97,83
66,56
Dept DEN
2.611.842
1.526.963
171,05
1.311.000
1.400.000
199,23
109,07
Direktorat II
Jumlah Direktorat II
4.103.706
2.575.220
159,35
2.836.000
2.975.000
144,70
86,56
9.416.151
5.578.323
168,80
8.109.780
6.292.328
116,11
88,65
1.633.616
1.215.346
134,42
1.475.587
1.450.000
110,71
83,82
507.329
1.839.753
27,58
390.104
796.475
130,05
230,99
800.604
587.276
136,32
800.000
620.400
100,08
94,66
1.099.019
691.044
159,04
1.220.000
700.000
90,08
98,72
99.067
311.168
31,84
303.166
227.602
32,68
136,72
0,00
0,00
0,00
Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton
4.139.635
4.644.587
89,13
4.188.857
3.794.477
98,82
122,40
13.555.786
10.222.910
132,60
12.298.637
10.086.805
110,22
101,35
14
II.1.1.b.
Pencapaian Omset Kontrak Baru tahun 2011 untuk Perusahaan Induk dan Anak
adalah sebesar Rp 13,56 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan realisasi
tahun 2010, yang mencapai Rp 10,22 triliun. Realisasi tahun 2011 juga lebih tinggi jika
dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, dimana untuk tahun 2011 dianggarkan
sebesar Rp 12,29 triliun.
Capaian Omset Kontrak Baru menurut Departemen, tercatat bahwa untuk Direktorat
Iyang terdiri atas Departemen Sipil Umum Departemen Wilayah dan Luar Negeri,
dan Departemen Bangunan Gedungmengalami peningkatkan, dimana pada tahun
2011 memperoleh Rp 5,31 triliun, sedangkan tahun sebelumnya mencatat sebesar Rp
3,00 triliun. Dibandingkan dengan anggarannya, Direktorat I mencapai realisasi lebih
tinggi, yaitu 100,73% (realisasi dibandingkan anggaran 2011). Dilihat dari besarnya
jumlah peningkatan berturut-turut adalah Departemen Bangunan Gedung, diikuti oleh
Departemen Sipil Umum, dan kemudian Departemen Wilayah dan Luar Negeri.
Sedangkan untuk Direktorat IIyang terdiri dari Departemen Industrial Plant dan
Departemen Energimengalami kenaikan yaitu dari Rp 2,58 triliun di tahun 2010
menjadi Rp 4,10 triliun untuk tahun 2011. Kenaikan di kedua Departemen tersebut
secara jumlah tidak jauh berbeda, dimana Departemen Energi mencatat kenaikan,
yaitu dari Rp 1,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 2,61 triliun di tahun 2011, dan untuk
Departemen Industrial Plant naik dari Rp 1,05 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 1,49
triliun untuk tahun 2011.
Kondisi pencapaian tahun 2011 ini tidak terlepas dari kebijakan dan fokus strategi yang
diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas pencapaian di bidangbidang yang dipandang baru seperti Departemen Energi dan tetap mempertahankan
prestasi untuk kegiatan yang dipandang secara tradisional sangat dikuasai oleh WIKA
seperti Departemen Sipil Umum dan Departemen Bangunan Gedung.
Capaian kinerja yang meningkat di tahun 2011 adalah karena penerapan tiga fokus
strategi, yaitu: Fokus strategi pertama, pasar selektif yaitu dengan berfokus pada
proyek Pemerintah dan BUMN/BUMD dan apabila di luar proyek-proyek dimaksud
misalnya proyek swastaharuslah memiliki reputasi baik dalam hal pendanaan dan
pembayaran. Pada fokus strategi pertama ini juga diterapkan pendekatan pemasaran
regional serta pertumbuhan melalui sinergi WIKA Group. Fokus strategi yang kedua
adalah mempertahankan likuiditas melalui Centralized Financing Strategy dan Self
Financing Project Policy. Fokus strategi yang ketiga adalah menerapkan efisiensi di
semua aspek termasuk Centralized Procurement
15
Omset Kontrak Baru yang dihasilkan oleh Perusahaan Anak, meskipun mengalami
penurunan, tetapi tidak signifikan, yaitu dari Rp 4,64 triliun di tahun 2010 menjadi Rp
4,14 trilun untuk tahun 2011. Penurunan yang signifikan dicatat oleh PT. Wika Intrade,
yaitu dari Rp 1,84 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 0,51 triliun untuk tahun 2011.
Meskipun demikian, PT. Wika Gedung justru mencatat kenaikan raihan Omset Kontrak
Baru, yaitu dari Rp 691,04 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,10 triliun di tahun 2011.
Demikian juga dengan PT. Wika Beton dari Rp 1,22 triliun pada tahun 2010 menjadi
Rp 1,63 triliun pada tahun 2010, dan PT. Wika Realty yang naik dari Rp 587,28 milyar
pada tahun 2010 menjadi Rp 801,43 milyar untuk tahun 2011.
Raihan Omset Kontrak Baru tahun 2011 mengalami kenaikan apabila dibandingkan
anggaran tahun 2011. Dengan raihan sebesar Rp 13,55 triliun pada tahun 2011
mampu melampaui anggaran tahun 2011 yaitu sebesar Rp 12,29 triliun atau dalam
persentase adalah 110,22% dibandingkan anggarannya. Berdasarkan kontribusinya,
peningkatan kontribusi terjadi di kedua Direktorat Perusahaan IndukDirektorat I
merealisasikan 100,73% dari anggarannya; sedangkan Direktorat II merealisasikan
144,70% dibandingkan dengan anggarannya.
Dibandingkan dengan anggarannya, terdapat tiga Departemen di Perusahaan Induk
yang mencatat realisasi lebih tinggi, yaitu Departemen Wilayah dan Luar Negeri (yaitu
realisasi dibandingkan anggarannya: 136,98%), Departemen Bangunan Gedung
(101,93%), serta Departemen Energi (199,23%); sedangkan dua Departemen lainnya,
capaian realisasinya di bawah anggaran, yaitu Departemen Sipil Umum (yaitu realisasi
dibandingkan anggaran: 81,74%) dan Departemen Industrial Plant (97,83%).
Jadi, meskipun Departemen Sipil Umum mencatat capaian realisasi Kontrak Baru
tahun 2011 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, namun
hasil ini masih berada di bawah anggaran tahun 2011.
Perolehan Kontrak Baru di Perusahaan Induk untuk tahun 2011 adalah 135 Kontrak
Baru untuk seluruh Departemen. Dari 135 Kontrak Baru yang diperoleh tersebut, 17
Kontrak Baru diperoleh oleh Departemen Sipil Umum, 45 oleh Departemen Wilayah
dan Luar Negeri, 27 oleh Departemen Bangunan Gedung, 38 oleh Departemen
Industrial Plant, dan 8 oleh Departemen Energi.
Masing-masing perolehan Kontrak Baru per Departemen dijelaskan di bagian berikut,
termasuk kondisi dan hambatan yang dihadapi masing-masing Departemen pada
tahun 2011:
Untuk Departemen Sipil Umum, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun
2011 adalah: Proyek Paket Penangan Longsoran Jalan Laks.RE. Martadinata senilai
Rp 4,8 milyar; Proyek FO Ahmad Yani Summarecon Bekasi senilai Rp 144,5 milyar;
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
16
Proyek Penambahan Lajur (Pelebaran keluar) Ruas TMII- Cibubur (KM 03+800 - KM
13+800) Jagorawi senilai Rp 43,1 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan
Tol Solo-Kertosono senilai Rp 136,3 milyar; Proyek Paket peningkatan struktur jalan
Laks. RE. Martadinata Kementrian PU senilai Rp 17,9 milyar; Proyek Perluasan
Dermaga Antarpulau Pelabuhan Batu Ampar Tahap II senilai Rp 6,2 milyar; Proyek
Normalisasi Kali Pesanggrahan Paket-2 senilai Rp 281,8 milyar; Proyek JICT-T1 West
Pile Strhengtening Phase-5 senilai Rp 10,6 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan
Tayan-JO senilai Rp 265,2 milyar; Proyek Rehab Peng. Banjir S. Citarum Hilir Paket-1
(Walahar-Muara Gombong- Bekasi) senilai Rp 246,1 milyar; Proyek Pembangunan
Jalan Tol JORR W-2 senilai Rp 171,3 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol
Cisumdawu Phase-1 senilai Rp 185,9 milyar; Proyek Lanj. Pelebaran jalan P1 & P2
Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 35,4 milyar; Proyek Pembangunan Causeway dan
Lapangan Penumpukan Terminal Multipurpose Teluk Lamong-JO senilai Rp 372,1
milyar; Proyek Pembangunan Bendung Gerak Sembayat-JO senilai Rp 96 milyar;
Proyek Penanganan Darurat Kalimalang senilai Rp 0,87 milyar; dan Proyek Pek. Rigid
Beton ROW 47 Alam Sutera senilai Rp 29,3 milyar.
Untuk Departemen Wilayah dan Luar Negeri, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh
pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangunan Penyediaan Air Baku Palingkau, di
kel. Palingkau Kab. Kapuas senilai Rp 44,3 milyar; Proyek Pekerjaan akses Road Lot.
1 PLTA Asahan III senilai Rp 91 milyar; Proyek Pekerjaan perpanjangan dermaga B
400 m Dumai senilai Rp 123 milyar; Proyek Construction of Lembak River Bridge Phase 2 senilai Rp 70,6 milyar; Proyek Paket pembangunan jalan Timika - Fotowali
Enarotali senilai Rp 46,2 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Merah Putih Ambon
senilai Rp 219,3 milyar; Proyek Pembangunan jembatan Batu Putih senilai Rp 72,7
milyar; Proyek Construction of Coal Hauling Road dan infrastruktur package I SPA 0 +
000 - 37 + 000 Kab. Kutai Barat, Kaltim senilai Rp 311,6 milyar; Proyek Pekerjaan
konstruksi jalan ke pelabuhan ArarSorong senilai Rp 52,8 milyar; Proyek Construct of
New Access Road to Gunung Putri senilai Rp 118,2 milyar; Proyek Pekerjaan sipil
jaringan irigasi utama dan sekunder paket AMS06 senilai Rp 54,4 milyar.
Untuk Departemen Bangunan Gedung beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada
tahun 2011 adalah: Proyek Bandara Baddarudin Palembang (Tahap I) senilai Rp 37,8
milyar; Proyek BI Lampung tahap II senilai Rp 36,71 milyar; Proyek TTC Surabaya
senilai Rp 74 milyar; Proyek Palm Oil Refinery Pulau Laut senilai Rp 37,72 milyar;
Proyek Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 milyar; Proyek Bandara
Internasional Ngurah Rai Bali senilai Rp 560,9 milyar; Proyek Perpustakaan Unimed
senilai Rp 68 milyar; Proyek Kantor BI Solo senilai Rp 35 milyar.
Untuk Departemen Industrial Plant beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada
tahun 2011 adalah: Proyek Out Pit Of Crushing & Conveying Adaro Tutupan senilai Rp
736,2 milyar; Proyek Fabrikasi dan Erection Tangki Alumina Plant Tayan senilai Rp
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
17
17,8 milyar; Proyek Pembangunan LPG Terminal Makassar senilai Rp 221 milyar;
Proyek Pembangunan Pipa Minyak Mentah Tampino Plaju senilai Rp 134,6 milyar;
Proyek Pekerjaan EPC Tie-in PLTP Dieng senilai Rp 49,8 milyar; Proyek Balangan
Coal Crushing Plant senilai Rp 65,1 milyar; Proyek Pengadaan Belt Conveyor MOP PP FeNi-1 senilai Rp 121,5 milyar; dan Proyek Pintu Air Peusangan yaitu senilai Rp
86,4 milyar.
Untuk Departemen Energi beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011
adalah: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera 7x18 MW - Timor Leste
senilai Rp 171,96 milyar; Proyek Switchyard PLTD Hera sebesar Rp 15,73 milyar;
Proyek OPCC System Adaro Kalsel sebesar Rp 152,26 milyar; Proyek PLTBS Sei
Mangkei Sumut sebesar Rp 59,92 milyar; Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Ketapang (2 x 10 MW ) sebesar Rp 296,57 milyar; Proyek PLTD Ambon 25
MW sebesar Rp 229 milyar; Proyek Operating & Maintenance (O&M) PLTG Borang 60
MW sebesar Rp 815,66 milyar; Proyek O & M PLTMG Rengat sebesar Rp 293,75
milyar.
Sementara itu, kontribusi Perusahaan Anak jika diukur terhadap anggaran mengalami
penurunan, dimana Perusahaan Anak merealisasikan 99,09% apabila dibandingkan
anggarannya. Dua Perusahaan Anak yang mencatat realisasi di bawah anggaran,
yaitu PT. Wika Gedung sebesar 90,08% dan PT. Wika Insan Pertiwi sebesar 36,10%.
Sedangkan tiga Perusahaan Anak yang lainnya merealisasikan di atas anggaran, yaitu
PT. Wika Beton, yaitu sebesar 110,71%, PT. Wika Intrade sebesar 130,05%, dan PT.
Wika Realty, yaitu sebesar 100,18%.
.
II.1.2.
Penjualan
Realisasi dan anggaran Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi
dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.2. Secara keseluruhan,
realisasi Penjualan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,74 triliun mengalami peningkatan
apabila dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 6,02 triliun atau dengan
capaian tahun 2011 128,54% dibandingkan tahun 2010.
Dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, realisasi Penjualan tahun 2011 mencapai
hasil lebih tinggi sebesar 104,01, dimana anggaran Penjualan untuk tahun 2011 yaitu
sebesar Rp 7,44 triliun.
18
Tabel II.2
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi (Rp)
2011
2010
Realisasi vs Anggaran
(%)
2011
2010
Anggaran (Rp)
2011
2010
Konstruksi:
Direktorat I:
Dept Sipil Umum
872.841
621.737
140,39
1.105.800
746.930
78,93
83,24
981.993
789.190
124,43
938.304
798.220
104,66
98,87
684.293
499.942
136,87
461.411
667.001
148,30
74,95
2.539.127
1.910.869
132,88
2.505.515
2.212.151
101,34
86,38
1.041.127
888.454
117,18
938.216
1.031.070
110,97
86,17
Dept DEN
1.113.937
841.826
132,32
321.154
1.059.017
346,85
79,49
Jumlah Direktorat II
2.155.064
1.730.280
124,55
1.259.370
2.090.087
171,12
82,79
Jumlah Direktorat I
Direktorat II
Eliminasi Induk
Sub Jumlah Pers. Induk
(151.643)
(122.064)
4.542.548
3.519.085
124,23
129,08
3.764.885
4.302.238
120,66
81,80
Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton
1.635.087
1.430.435
114,31
1.550.000
1.350.000
105,49
105,96
433.463
372.737
116,29
700.250
1.095.551
61,90
34,02
525.739
402.652
130,57
669.001
540.000
78,59
74,57
789.417
446.002
177,00
705.004
603.000
111,97
73,96
228.705
62.185
367,78
291.386
180.000
78,49
34,55
0,00
0,00
0,00
3.612.411
2.714.012
133,10
3.915.641
3.768.551
92,26
72,02
8.154.960
6.233.097
130,83
7.680.526
8.070.789
106,18
77,23
(410.082)
JUMLAH
7.744.878
(210.175)
6.022.922
195,11
128,59
(236.988)
7.443.538
173,04
8.070.789
104,05
74,63
19
Untuk Perusahaan Anak, terdapat tiga Perusahaan Anak yang realisasi Penjualannya
lebih rendah dibandingkan anggaran tahun 2011, yaitu PT. Wika Intrade (61,90%), PT.
Wika Realty (78,59%), dan PT. Wika Insan Pertiwi (78,49%). Dua Perusahaan Anak
lainnya mencatat kinerja realisasi Penjualan tahun 2011 yang lebih baik dibandingkan
dengan anggaran tahun 2011, yaitu: PT. Wika Beton (105,49%) dan PT. Wika Gedung
(111,97%).
Tabel II.3
Proporsi Penjualan Departemen/Perusahaan Anak terhadap Total Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi 2011(Rp)
Nilai
Nilai
% Total
Naik (Turun)
Kontribusi
% Total
Tumbuh
Penjualan
%
Konstruksi:
Direktorat I:
872.841
11,27
621.737
10,32
0,95
40,39
981.993
12,68
789.190
13,10
(0,42)
24,43
684.293
8,84
499.942
7,71
1,18
5,51
2.539.127
32,78
1.910.869
31,13
1,70
70,33
Jumlah Direktorat I
Direktorat II
Dept Industrial Plant
1.041.127
13,44
888.454
14,75
(1,31)
17,18
Dept DEN
1.113.937
14,38
841.826
13,98
0,41
32,32
Jumlah Direktorat II
2.155.064
27,83
1.730.280
28,73
(0,90)
24,55
4.694.191
60,61
3.641.149
60,45
0,16
28,92
Eliminasi Induk
Sub Jumlah Pers. Induk
(151.643)
(122.064)
4.542.548
58,65
3.519.085
58,43
0,22
29,08
1.635.087
21,11
1.430.435
23,75
(2,64)
14,31
433.463
5,60
372.737
6,19
(0,59)
16,29
525.739
6,79
402.652
6,69
0,10
30,57
789.417
10,19
446.002
7,41
2,79
77,00
228.705
2,95
62.185
1,03
1,92
267,78
Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton
0,00
130
0,00
0,00
3.612.411
46,64
2.714.012
45,06
1,58
33,10
8.154.960
105,29
6.233.097
103,49
1,81
30,83
(1,81)
95,11
Potongan Penjualan
Jml Sebelum Eliminasi
Eliminasi
(410.082)
JUMLAH
7.744.879
(5,29)
100,00
(210.175)
6.022.922
(3,49)
100,00
28,59
Diukur dari kontribusinya, realisasi Penjualan tahun 2011 oleh Perusahaan Anak dan
Induk mengalami peningkatan, yaitu untuk Perusahaan Induk, kontribusi tahun 2011
sebesar 58,65%, lebih besar daripada kontribusi tahun 2010 (realisasi tahun 2010
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011
20
II.1.3.
Realisasi dan anggaran Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 jika dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.4 pada
halaman berikut.
Tabel II.4
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Pokok Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Realisasi (Rp)
2011
2010
Anggaran (Rp)
2011
2010
Realisasi vs Anggaran
(%)
2011
2010
Jasa Konstruksi
2.958.062
3.323.137
89,01
3.074.231
2.815.150
96,22
118,04
Produksi Beton
1.250.313
1.278.391
97,80
1.377.500
1.350.000
90,77
94,70
Manufaktur dan
Perdagangan
301.604
405.193
74,43
674.243
1.095.551
44,73
36,99
Realty
409.674
330.957
123,78
563.831
540.000
72,66
61,29
2.058.761
52.333
3.933,96
910.729
2.270.087
226,06
2,31
6.978.414
5.390.011
129,47
6.600.534
8.070.788
105,72
66,78
Mekanikal Elektrikal
JUMLAH
21
Uraian
% Total
% Total
Naik
(Turun) Tumbuh
Kontribusi
%
%
Jasa Konstruksi
2.958.062
42,39
2.088.052
38,74
3,65
0,42
Produksi Beton
1.250.313
17,92
1.282.793
23,80
(5,88)
(0,03)
301.604
4,32
405.193
7,52
(3,20)
(0,26)
Realty
409.674
5,87
330.956
6,14
(0,27)
0,24
2.058.761
29,50
1.615.256
29,97
(0,47)
0,27
0,00
(6,16)
6,16
(1,00)
6.978.414
100,00
0,00
0,65
Mekanikal Elektrikal
Total Eliminasi (Induk dan
Anak)
JUMLAH
(332.239)
5.390.011
100,00
II.1.4.
Beban Usaha
Realisasi dan anggaran Beban Usaha yang meliputi Beban Pemasaran, Beban
Administrasi dan Umum serta Beban Pengembangan di tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.6.
Selama tahun 2011, Beban Usaha mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010,
yaitu dari Rp 191,9 milyar menjadi Rp 207,5 milyar.Kenaikan ini terutama adalah pada
Beban Administrasi dan Umum yang meningkat Rp 15,6 milyar.
22
Tabel II.6
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Usaha
(dalam jutaan Rupiah)
Realisasi (Rp)
Realisasi vs Anggaran
(%)
Anggaran (Rp)
Uraian
%
2011
Beban Penjualan
Beban Adm dan Umum
JUMLAH
2010
2011
2010
2010
2009
3.646
3.527
103,37
1.822
2.458
200,15
143,47
207.548
191.930
108,14
201.645
177.845
102,93
107,92
211.194
195.457
108,05
203.467
180.303
103,80
108,40
Berdasarkan besarannya, seperti tersaji dalam Tabel II.7, total Beban Administrasi dan
Umum tahun 2011 mencapai 98,27% dari Beban Usaha. Sedangkan dalam Tabel II.8
disajikan komponen-komponen Beban Administrasi dan Umum, yaitu:
Tabel II.7
Proporsi Komponen Beban Usaha terhadap Total Beban Usaha
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Nilai
Beban Penjualan
Beban Adm dan Umum
JUMLAH
% Total
Naik
(Turun)
Kontribusi
Tumbuh
% Total
3.646
1,73
3.527
1,80
(0,08)
0,03
207.548
98,27
191.930
98,20
0,08
0,08
211.194
100,00
195.457
100,00
0,08
Tabel II.8
Rincian Beban Administrasi dan Umum Tahun 2011 dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
147.988
148.354
41.084
32.189
10.811
9.211
Beban Informatika
4.651
3.804
Beban Keuangan
3.014
1.899
207.548
195.457
Beban Personalia
Jumlah
23
II.1.5.
Realisasi dan anggaran Laba Rugi Konsolidasi di tahun 2011 dibandingkan dengan
realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.9.
Tabel II.9
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laba Rugi Konsolidasi
(dalam jutaan Rupiah)
Realisasi
(%)
(Rp)
Uraian
2011
Pendapatan
Anggaran
2010
Realisasi vs
Anggaran (%)
(Rp)
2011
2010
2011
2010
7.741.827
6.022.921
128,54
7.443.538
8.070.788
104,01
74,63
(6.978.414)
(5.390.011)
129,47
(6.600.535)
(7.341.961)
105,72
73,41
763.413
632.910
120,62
843.003
728.827
90,56
86,84
40.158
252,81
103.500
58.115
98,09
69,10
864.935
673.068
128,51
946.503
786.942
91,38
85,53
(211.194)
(195.457)
108,05
(203.468)
(180.304)
103,80
108,40
653.741
477.611
136,88
743.035
606.638
87,98
78,73
(8.438)
5.326
(158,43)
(39.069)
(20.334)
21,60
(26,19)
Beban Bunga
(15.696)
(9.611)
163,31
(84.283)
(95.947)
18,62
10,02
629.607
473.326
133,02
619.683
490.357
101,60
96,53
(238.660)
(162.085)
(233.311)
(211.346)
102,29
76,69
Laba Bersih
390.947
311.241
125,61
386.372
279.011
101,18
111,55
Hak Minoritas
(36.448)
(26.319)
138,49
(35.474)
(25.417)
102,75
103,55
354.499
284.922
124,42
350.898
253.594
101,03
112,35
Pajak Penghasilan
101.522
147,24
Kinerja Laba Bersih Konsolidasi WIKA tahun 2011 sangat baik, dan mencapai
124,42% dibanding realisasi Laba Bersih tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan
adanya peningkatan pendapatan sebesar 128,54%, walaupun di sisi lain capaian
Beban Pokok Penjualan adalah 90,14% dibandingkan Total Penjualan (lihat juga Tabel
II.10).
Proporsi Laba Bersih Konsolidasi terhadap Total Penjualan Perusahaan, yaitu sebesar
4,58%, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 4,73%. Tetapi, realisasi Penjualan tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan
anggarannya, menyebabkan pencapaian Laba Bersih Konsolidasi tahun 2011 lebih
tinggi dibandingkan dengan anggarannya.
Jelas bahwa penerapan tiga fokus strategi mampu meningkatkan kinerja Perusahaan.
Dengan peningkatan Penjualan pada tahun-tahun mendatang dan meningkatkan
24
efisiensi yang lebih baik lagi, maka pencapain kinerja di masa yang akan datang akan
semakin baik.
Tabel II.10
Proporsi Komponen Laba Rugi terhadap Total Pendapatan
(dalam jutaan Rupiah)
Anggaran
Realisasi
Realisasi
2011
2011
2010
Uraian
(Rp)
Pendapatan
Beban Pokok Penjualan
(%)
(%)
(Rp)
7.741.827
100,00
6.022.921
100,00
(6.600.535)
(88,67)
(6.978.414)
(90,14)
(5.390.011)
(89,49)
843.003
11,33
Bagian Laba JO
103.500
1,39
946.503
12,72
(203.468)
763.413
9,86
632.910
10,51
1,31
40.158
0,67
864.935
11,17
673.068
11,18
(2,73)
(211.194)
(2,73)
(195.457)
(3,25)
9,98
653.741
8,44
477.611
7,93
0,09
101.522
743.035
(39.069)
(0,52)
(8.438)
(0,11)
5.326
Beban Bunga
(84.283)
(1,13)
(15.696)
(0,20)
(9.611)
(%)
100,00
Beban Usaha
(Rp)
7.443.538
619.683
(233.311)
(0,16)
8,33
629.607
8,13
473.326
7,86
(3,13)
(238.660)
(3,08)
(162.085)
(2,69)
5,19
390.947
5,05
311.241
5,17
Laba Bersih
386.372
Hak Minoritas
(35.474)
0,54
(36.448)
0,52
(26.319)
(0,44)
350.898
4,71
354.499
4,58
284.922
4,73
II.1.6.
Realisasi dan anggaran Laporan Posisi Keuangan untuk tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.11.
Secara total, realisasi Total Aset/Total Kewajiban dan Ekuitas Perusahaan untuk tahun
2011 berada di atas anggaran yang ditetapkan, dimana untuk tahun 2011 ini realisasi
Total Aset/ Total Kewajiban Ekuitas adalah Rp 8,32 triliun, sedangkan anggaran tahun
2011 adalah sebesar Rp 7,38 triliun, atau mencapai 112,69%.
Pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 terutama
adalah karena komponen setoran dana penyertaan, KSO, dan aset tetap mencapai
target. Dari sisi Kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tidak tercapai.
Ketidaktercapaian target yang ditetapkan sejalan dengan kebijakan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap dana pinjaman dari pihak ketiga.
25
Tabel II.11
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Realisasi
Uraian
2011
Aktiva
Aset Lancar
2010
Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010
(Rp)
2011
2010
5.838.852
4.954.287
117,85
5.459.352
6.142.766
107
80,65
32.501
21.593
150,52
25.960
740.694
434.185
170,59
606.433
382.941
122
113,38
Penyertaan
450.524
318.494
141,45
229.509
255.800
196
124,51
Aset Tetap
753.148
405.546
185,71
770.097
391.672
98
103,54
Aset Lain-lain
417.005
75.040
555,71
172.578
223.034
242
33,65
4.847
7.537
64,31
10.049
75,00
Pajak Tangguhan
Goodwill
Tanah Belum Dikembangkan
Jumlah Aset
Pasiva
Liabilitas Jangka Pendek
85.408
8.322.979
5.127.208
69.623
6.286.305
3.642.027
122,67
121.945
86.246
70
80,73
132,40
7.385.874
7.492.508
113
83,90
140,78
4.215.409
4.372.885
122
83,29
134,21
939.757
1.222.567
104
59,51
976.395
727.510
Hak Minoritas
147.815
115.144
128,37
160.778
123.864
92
92,96
2.071.561
8.322.979
1.801.624
6.286.305
114,98
2.069.930
1.773.192
100
101,60
132,40
7.385.874
7.492.508
112,69
83,90
Ekuitas
Jumlah Liabilitas
II.1.7.
Anggaran
(%)
(Rp)
Realisasi dan anggaran Investasi dan Penyertaan untuk tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.12.
Tabel II.12
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Invetasi dan Penyertaan
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Investasi
Tanah
Prasarana
Bangunan/Gedung
Perlengkapan Kantor
Kendaraan
Peralatan Pabrik dan Proyek
Aset Tetap dalam Penyelesaian
Jumlah
Penyertaan
Jumlah Investasi
Realisasi
(Rp)
2011
2010
48.246
27.275
32.811
2.171
1.716
120.835
600.421
833.475
14.881
848.356
52.040
297
11.982
88
0
40.370
486.308
591.085
31.000
622.085
(%)
92,71
9.183,50
273,84
2.467,05
0,00
299,32
123,47
141,01
48,00
136,37
Anggaran
(Rp)
2011
2010
66.000
5.000
7.000
67.000
50.000
195.000
135.000
330.000
Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010
44.000
73,10
6.540
0,00
6.500
656,22
6.547
31,01
0
0,00
59.660 1.200,84
123.247
427,42
17.500
11,02
140.747
257,08
4,54
184,34
1,34
0,00
815,13
479,59
177,14
441,99
26
Realisasi investasi pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 848,35 milyar, lebih besar
jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 yaitu tercapai 257,08%. Pencapaian
yang lebih besar terutama adalah investasi pada Peralatan Pabrik Proyek dan Aset
Tetap Dalam Penyelesaian.
II.2. Kinerja Operasional
Berikut ini adalah evaluasi terhadap kinerja operasional WIKA yang terdiri atas: (i)
Kinerja Komisaris dan Direksi, (ii) Pemasaran, (iii) Produksi, (iv) Keuangan, (v)
Pengembangan Usaha dan Sistem Informasi, (vi) Sumberdaya Manusia, dan (vii)
Satuan Pengawasan Intern (SPI).
II.2.1.
Sebagaimana dituangkan dalam Board of Manual yang terakhir kali diperbarui pada
tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Tugas Komisaris dan Direksi Perseroan,
Komisaris dan Direksi telah menyelaraskan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) berkaitan dengan pencapaian
target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
tahun 2011.
Selain itu, berkaitan dengan perkembangan usaha WIKA, Komisaris dan Direksi
Perusahaan telah bersinergi dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi
masing-masing, yaitu dengan melakukan evaluasi secara rutin, untuk memastikan
bahwa Perusahaan mampu mewujudkan apa yang ditetapkan di dalam Rencana
Strategis (Renstra) Perusahaan.
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya dalam rangka
mengarahkan dan mengelola operasi Perusahaan, Komisaris dan Direksi telah
mengadakan rapat-rapat sebagai berikut:
27
Tabel II.13
Rapat Komisaris dan Direksi
Rapat Bersama
Nama
Rapat Komisaris
Rapat Direksi
Komisaris
(Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011)
1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP
16
16
16
13
16
16
16
15
16
15
15
Direksi
(Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011)
II.2.2.
16
28
26
16
16
28
25
16
14
28
25
16
14
28
24
16
14
28
22
Pemasaran
Kinerja perolehan Kontrak yang dilakukan Direktorat I dan II selama tahun 2011 adalah
seperti disajikan dalam Tabel II.14.
Untuk fungsi Pemasaran, pada tahun 2011, WIKA memacu dan mengembangkan
berbagai strategi pemasaran yang lebih efektif mengingat peluang pasar yang semakin
sempit. Berdasarkan kepemilikannya, kegiatan Pemasaran pada tahun 2011 ini telah
mengalami keseimbangan penyebaran yang berubah dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya yang didominasi proyek-proyek Pemerintah (seperti Departemen/Dinas
Pekerjaan Umum dan BUMN). Meskipun demikian, WIKA tetap memfokuskan
konsentrasi pasarnya pada pasar APBN/APBD serta BUMN atau proyek-proyek yang
mempunyai kepastian tingkat pembayaran yang tinggi.
28
Tabel II.14
Rencana dan Realisasi Tender/Pelelangan
(dalam jutaan Rupiah)
Realisasi
Uraian
(Rp)
2011
Lelang Diikuti
Lelang Dimenangkan
% Lelang Dimenangkan
Perusahaan Anak
Jumlah Kontrak Baru
Anggaran
2010
Realisasi vs
Anggaran (%)
(Rp)
(%)
2011
2010
2011
2010
37.256.308
23.410.502
159,14
30.256.368
23.528.762
128,59
99.50
9.416.151
5.578.323
168,80
8.109.780
6.292.328
128,88
88.65
25,27%
23,83%
106,07
26,80%
26,74%
100,23
89.10
4.139.635
4.644.587
89,13
4.188.857
3.794.477
110,39
122.40
13.555.786
10.222.910
132,60
12.298.637
10.086.805
121,93
101.35
Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, fungsi pemasaran ini
telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Berkonsentrasi pada pasar APBN/APBD dan BUMN atau proyek-proyek yang
memiliki tingkat kepastian pembayaran yang tinggi.
2) Bersinergi dengan program Bappenas, yaitu Public Private Partnership (PPP)
Project Plan Book 2011, dimana sebanyak 79 proyek ditawarkan dengan total
investasi USD 53,4 miliar.
3) Melakukan kemitraan dengan kontraktor asing dan investor asing untuk proyekproyek infrastruktur di Aljazair, dimana Perusahaan menjadi subkontraktor dari
perusahaan konstruksi Kajima yang tergabung di dalam konsorsium Jepang
COJAAL (kajima, Taisei, Nisimitsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek ini,
WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan dan peletakan
4)
5)
6)
7)
girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 104 kilometer, serta structural
works, precast factory, temporary building, dan ancillary works. Selain itu,
kemitraan asing juga dilakukan WIKA untuk sejumlah proyek besar lainnya di
Indonesia, terutama untuk proyek-proyek pembangkit listrik dan proyek-proyek
penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai oleh bantuan dana atau
pinjaman luar negeri.
Mengelola informasi pasar secara optimal dari proyek-proyek pemerintah, BUMN
dan swasta melalui proses pemilihan proyek-proyek yang potensial dan strategis
bagi Perusahaan.
Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas
dan Industrial Plant & Facilities.
Departemen Bangunan Gedung merealisasikan grand strategy dengan
menciptakan peluang pasar dengan skema Design & Build serta Review Design
pada proyek-proyek APBN dan BUMN.
Menerapkan Customer Relationship Management (CRM) yaitu memberdayakan
website www.wika-beton.co.id sehingga baik pelanggan atau calon pelanggan
29
II.2.3.
Produksi
Secara umum dengan ukuran produktifitas penjualan per orang, telah terjadi
peningkatan dari tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan hasil
kontrak yang dihadapi di tahun 2011 sebesar Rp 25,15 triliun, maka produktifitas per
orang tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010.
Di tahun 2011 ini, WIKA mengerjakan 135 Proyek Baru, di antaranya 32 Proyek yang
berskala besar (yaitu Omset Kontrak di atas Rp 55 milyar) serta sisanya sebanyak 23
Proyek berskala menengah (yaitu dengan Omset Kontrak bernilai antara Rp 25 milyar
s/d Rp 55 milyar).
Dari 135 Kontrak Baru tersebut, kontribusi Departemen Sipili Umum adalah sebanyak
17 Kontrak Baru, Departemen Wilayah dan Luar Negeri sebanyak 45 Kontrak Baru,
Departemen Bangunan Gedung sebanyak 27 Kontrak Baru, Departemen Utilitas
sebanyak 38 Kontrak Baru, dan Departemen Energi sebanyak 8 Kontrak Baru.
Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya bagi Perusahaan,
fungsi produksi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011 yang diresmikan
Bappenas untuk menawarkan proyek dengan total investasi USD 53,4 miliar
menunjang percepatan pertumbuhan bisnis konstruksi di Indonesia. Di tahun
2011, Departemen Sipil Umum WIKA mendapatkan proyek PPP sebesar Rp 455
miliar, yaitu Proyek Cisumdawu sebesar Rp 186 milyar dan proyek Jembatan
Tayan sebesar Rp 269 miliar.
2) Menggandeng kontraktor utama untuk proyek-proyek luar negeri, sehingga
Departemen Wilayah dan Luar Negeri melakukan penawaran harga dengan cara
negosiasi. Sedangkan untuk wilayah dalam negeri Departemen Wilayah dan Luar
Negeri mengerjakan proyek di bawah Rp 100 miliar.
3) Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas
dan Industrial Plant & Facilities. Hal ini dibuktikan dengan dimenangkannya
tender proyek pembangunan LPG Terminal Makasar, Pembangunan Pipa minyak
Mentah Tempino-Plaju, dan Pekerjaan EPC Tie-In PLTP Dieng.
4) Menerapkan continous improvement terkait dengan metode kerja dan konsistensi
terhadap mutu waktu, serta proses dan biaya, yaitu dengan cara mengandalkan
sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, sehingga menghasilkan
profitabilitas terbaik bagi Perusahaan.
30
5)
Meningkatkan produksi dengan penambahan jalur baru, yaitu jalur 8 PPB Bogor
dan jalur 3 PPB Sulawesi Selatan, yang diikuti dengan penambahan cetakan
baru.
6) Melengkapi alat-alat jalur 8 PPB Bogor dengan mesin spinning yang mampu
memproduksi tiang pancang dengan diameter 800 -1200 L 24 m.
7) Melengkapi mesin wire caging untuk PPB Sumatera Utara serta PPB Boyolali.
II.2.4.
Keuangan
Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2011,
meliputi berbagai peningkatan kualitatif pelaksanaan fungsi keuangan, di antaranya
adalah:
1)
Net Profit
Efisiensi biay apada pos-pos biaya langsung dengan melakukan efisiensi
pengadaan, value engineering dan metode konstruksi
Pencairan atas piutang macet sehinga tidak dilakukan impairment
Pemanfaatan dana sendiri, sehingga mengurangi hutang bank dan dapat
meminimalkan beban bunga
Memonitor program efisiensi dan risiko sebagai tambahan margin yang telah
dilakukan proyek.
2)
3)
Receivable Ratio
Melakukan percepatan proses penagihan dan pencairan piutang usaha.
Melakukan
cross
function
dengan
pemasaran
terhadap
kemampuan
pendanaan owner.
Penanganan secara intensif penyelesaian piutang bermasalah dengan
Institusi Negara yang berwenang (Pengacara Negara, KPKNL) dan BANI
serta usaha penagihan yang dilakukan secara maksimal oleh manajemen
Departemen dan Tim Piutang Kantor Pusat.
31
4)
5)
Risk Management
Pelaporan rutin Risk Management
Kunjungan lapangan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
Penyusunan Prosedur Risk Management Anak Perusahaan yang sudah
selesai (WIKA Beton, WIKA Realty, WIKA Intrade)
Pembuatan Dashboard Risk Management di SIMHU dan pembelajaran Risk
Management di Knowledge Management Portal WIKA
Sosialisasi prosedur Risk Management ke seluruh proyek WIKA
Audit integrasi bersamaan dengan SPI
Melakukan Assessment Implementasi Risk Management bersama dengan
konsultan independen.
6)
Sistem Akuntansi
Mereview kebijakan dan Prosedur Akuntansi yang selaras dengan penerapan
PSAK terkini (hasil konvergensi IFRS) yang berlaku di tahun 2011, terdiri dari
16 PSAK dan 7 ISAK,
Melakukan gap analysis
keuangan,
Perpajakan
Pembuatan SOP Perpajakan yang dapat diakses melalui PORTAL WIKA,
Menstandarisasi dokumen dan membangun system filling pajak berbasis data
base untuk memudahkan ketelusuran dan pembuktian dokumen pada saat
pemeriksaan pajak,
Melakukan penyeragaman dan sentralisasi atas transaksi pajak masukan,
Memproses integrasi SIM Pajak dengan SIM Akuntansi, sehingga data
perpajakan in line dengan data akuntansi.
32
II.2.5.
33
II.2.6.
Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam tahun 2011 meliputi pengusahaan dan
pengembangan sumber daya manusia, di antaranya adalah:
1) Training & Learning, dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu:
Modul pelatihan diikuti sebanyak 76 buah.
Peserta pelatihan sebanyak 1100 orang pegawai
2) Program Pengembangan Generik dilakukan secara berjenjang dimulai staf,
tingkatan Kepala Seksi, Manajer Proyek, Manajer Bidang, Manajer Biro, Manajer
Divisi, dan General Manajer.
3) Pengembangan pegawai terdiri atas program Soft Competency dan Hard
Competency.
4) Program Soft Competency yang dilakukan memenuhi aspek Neuro languastic
Program (NLP) yaitu pelatihan Basic, Corporate Care dan program Coaching for
Coach. Dan untuk program Hard Competency, disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing unit kerja, yaitu Practical Workshop Engineering dan Practical
Functional Workshop. Dan untuk menciptakan nilai Value atas kualitas mutu
beton dari pekerjaan seluruh proyek konstruksi di WIKA, maka dicanangkan
modul tambahan yaitu program Best Beton Comunity (BBC), yang diikuti
tingkatan Tim Manajemen Proyek dan Departemen.
34
Uraian
Kursus Manajemen dan
Teknik
Realisasi
2011
Peserta
Biaya (Rp)
Anggaran
2011
Peserta
Biaya (Rp)
% Realisasi vs
Anggaran
Peserta
Biaya
1.069
2.481.982
962
1.831.000
111,12
135,55
Seminar
84
213.519
71
146.000
118,31
146,25
Pendidikan Lanjutan
14
925.714
18
1.200.000
77,78
77,14
1.167
3.621.215
1.051
3.177.000
111,04
113,98
Jumlah
35
II.2.7.
Pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada tahun 2011
dilakukan berdasarkan perencanaan audit menurut Mandays dari setiap pegawai yang
berada di bawah Satuan Pengawasan Intern (SPI). Pemeriksaan oleh SPI meliputi
pemeriksaan manajerial, keuangan, dan operasional di setiap Unit Kerja dan Divisi.
Program Kerja untuk Satuan Pengawasan Intern untuk tahun 2011 seperti yang
dinyatakan dalam RKAP tahun 2011 adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Dalam tahun 2011, realisasi program-program kerja SPI dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1) Audit dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan (PKPT) dan Audit Berbasis Risiko, yang diselaraskan dengan urgensi
pemeriksaan dengan acuan antara lain terdapat potensi resiko yang tinggi,
performance lebijh rendah dari Rencana, keterlambatan progress proyek, defisit
cash flow dan waktu pelaksanaan terlambat.
2) Memenuhi kebutuhan auditor, sampai saat ini telah tersedia 2 orang auditor
berbasis kompetensi teknik, yaitu Kepala Pemeriksa sebanyak 2 orang dan 3
orang auditor berbasis akuntansi/keuangan yakni Kepala Pemeriksa 1 orang dan
Auditor 2 orang.
3) Meningkatkan kompetensi auditor melalui Sertifikasi QIA (Qualified Internal
Auditor) pelatihan Fraud Audit dan Risk Audit. Sampai dengan 31 Desember
36
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
2011 Auditor yang telah bersertifikat QIA sebanyak 3 orang, Auditor dengan
Tingkat Lanjutan 1 sebanyak 1 orang, Tingkat Lanjutan 2 sebanyak 1 orang.
Melaksanakan Audit Keuangan dan Audit Mutu sampai dengan bulan Desember
2011 sebanyak 42 Auditee yang terdiri dari 7 proyek JO, 2 Pemeriksaan
Departemen Fungsional dan 33 pemeriksaan PPU dan PJPU dalam lingkup
Departemen Operasional.
Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan terhadap hasil
pemeriksaan s/d Desember 2011 sebagian besar sudah ditindaklanjuti oleh
Auditee.
Melakukan tindak lanjut atas temuan BPK RI bulan Juli 2010 dan sampai dengan
Desember 2011 dilakukan upaya optimal untuk memenuhi dokumen tambahan
sebagai pendukung tindak lanjut rekomendasi BPK.
Auditor mengingatkan proyek yang telah diperiksa, segara menyampaikan
Laporan Tindak Lanjut Auditee (LTLA) selambat-lambatnya 2 minggu setelah
waktu pemeriksaan.
Setelah Tindak Lanjut diterima, Kepala Pemeriksa dan/atau auditor akan
melakukan verifikasi terhadap tindak lanjut yang diberikan oleh proyek yang
diperiksa.
Pemeriksaan SPI dilakukan secara integrasi dengan Departemen PSU Biro
SMW dengan mengikut sertakan juga unit kerja lain seperti GMKU dan GMHC.
Implementasi parameter penilaian kinerja akuntansi/keuangan dan operasional
pada unit kerja yang diperiksa.
Mengikuti work shop PSAK terbaru yang telah konvergensi IFRS yang bekerja
sama dengan IAI.
Mengikuti pelatihan International trade di Singapura untuk 1 orang personil SPI
dari tanggal 21 s/d 24 September 2011
Telah dilakukan review dan amandemen Piagam Pengawasan Intern (Internal
Audit Charter) dan telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tanggal 28 November 2011.
SPI PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendapat penghargaan sebagai 5 besar
SPI terbaik yang dilakukan oleh Asosiasi Internal Audit.
SPI PT Wijaya karya (Persero) Tbk secara aktif ikut dalam organisasi profesi
seperti FKSPI BUMN/BUMD, IAI, dan IAMI.
37
BAB III
TINGKAT KESEHATAN, KONTRAK MANAJEMEN DAN
PENILAIAN GCG
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 yang telah ditetapkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Pedoman bagi Komisari dan Direksi dalam
mengukur pencapaian kinerja Perseroan dan tingkat kesehatan Perusahaan selama tahun
2011.
Target-target yang ditetapkan dalam RKAP 2011 tercermin dalam Key Performance
Indicator (KPI) kemudian dituangkan di dalam Kontrak Manajemen dan dilakukan penilaian
atas tingkat kesehatan Perusahaan. Pihak Direksi menyatakan bahwa akan mengupayakan
pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011
tersebut termasuk target Key Performance Indicator (KPI) dengan indikator, pembobotan,
serta target-target bersifat kuantitatif.
Indikator KPI dalam Kontrak Manajemen dinyatakan dalam 6 (enam) Perspektif, yaitu:
1) Hasil Produk dan Jasa
2) Hasil Fokus pada Pelanggan
3) Hasil Keuangan dan Pasar
4) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia
5) Hasil Efektifitas Proses
6) Hasil Kepemimpinan
Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 Aspek, yaitu:
1) Aspek Keuangan
2) Aspek Operasional
3) Aspek Administrasi
Ikhtisar pencapaian kinerja Perusahaan secara keseluruhan dari Tingkat Kesehatan dan
Key Performance Indicator (KPI), apabila dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 dan
realisasi 2011 menunjukkan hasil seperti disajikan dalam Tabel III.1.
Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Perusahaan yang dilakukan dengan pedoman
pada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka pencapaian skor Tingkat
Kesehatan WIKA adalah 83,75. Dengan perolehan skor ini, WIKA dikategorikan sebagai
Perusahaan SEHAT atau dengan klasifikasi: AA.
38
Pencapaian Tingkat Kesehatan dengan skor 83,75 pada tahun 2011 ini berarti mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan pencapaian tingkat kesehatan pada tahun 2010 yang
mencapai skor 85,25. Tingkat kesehatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja
keuangan Perusahaan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Pada tahun 2011 ini,
untuk Aspek Keuangan, Perusahaan hanya mampu membukukan capaian skor 53,75 yang
lebih rendah dibandingkan tahun 2010 dengan skor 56,25. Untuk Aspek Operasional dan
Aspek Administrasi, pencapaian tahun 2011 masing-masing dengan skor 15,00 dan 15,00,
dimana Aspek Operasional meningkat dibanding tahun 2010 dengan skor 14,00.
Untuk capaian KPI Kontrak Manajemen, pada tahun 2011 Perusahaan meraih capaian
114,50. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011, yaitu 100. Semua indikator
tercapai di tahun 2011 ini. Dengan pencapaian tersebut, secara umum disimpulkan bahwa
Manajemen Perusahaan relatif mampu mencapai kinerja yang diharapkan.
Tabel III.1
Ikhtisar dan Realisasi Tingkat Kesehatan Perusahaan dan KPI Kontrak Manajemen
Berdasarkan Realisasi dan Anggaran
Indikator Penilaian
Bobot
Realisasi 2011
SKOR
Target 2011
Realisasi 2010
53,75
56,75
56,25
70,00
2. Aspek Operasional
15,00
15,00
15,00
14,00
3. Aspek Administrasi
15,00
15,00
15,00
15,00
100,00
83,75
86,75
85,25
15,00
16,21
15,00
10.85
15,00
15,42
15,00
8.33
20,00
25,24
20,00
36.08
15,00
17,81
15,00
13.03
15,00
15,77
15,00
25.75
20,00
24,05
20,00
15.81
100,00
114,50
100,00
109.85
6. Hasil Kepemimpinan
Total Capaian KPI - Kontrak
Manajemen
39
III.1.1.
Aspek Keuangan
Berikut ini adalah tabel mengenai indikator-indikator dalam Aspek Keuangan, yang
diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing indikator berdasarkan Keputusan
Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Tabel III.2
Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Keuangan
Berdasarkan Realisasi dan Anggaran
Realisasi
No.
Indikator Penilaian
Standar
2011
Anggaran
2010
2011
2010
Hasil
Skor
Hasil
Skor
Hasil
Skor
Hasil
Skor
15 <ROE
20,65
20,00
18,78
20,00
16,95
20,00
14,30
18,00
9 <ROI<=
10,5
8,79
6,00
7,69
6,00
8,05
6,00
8,63
6,00
25 <=x< 35
24,27
3,00
33,71
4,00
31,20
4,00
20,00
3,00
Imbalan Kepada
Pemegang Saham (ROE)
Rasio Kas
Rasio Lancar
125<=x
113,88
4,00
140,65
5,00
129,51
5,00
140,47
5,00
Collection Periods
x <= 60
62,38
4,50
54,52
5,00
44,53
5,00
47,45
5,00
Perputaran Persediaan
x <= 60
41,15
5,00
51,71
5,00
48,87
5,00
51,09
5,00
95,29
4,00
96,42
4,00
102,07
4,50
107,72
4,50
20 <=x< 30
24,89
7,25
28,66
7,25
28,03
7,25
23,67
7,25
TOTAL BOBOT
53,75
56,25
56,75
53,75
Penjelasan dari masing-masing terkait dengan kinerja Aspek Keuangan WIKA untuk
tahun 2011 adalah:
1) ROE (Imbalan Kepada Pemegang Saham)
Realisasi ROE tahun 2011 adalah sebesar 20,65% yang berarti dengan pedoman
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan
skor sebesar 20,00. Dengan pencapaian kinerja ini berarti perolehan Laba Bersih
Konsolidasi Perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan target skor yang diberikan,
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG
40
41
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio
Lancar tahun 2011 ini mengalami penurunan, dimana pada tahun 2010 hasil untuk
Rasio Lancar adalah sebesar 140,65% dengan skor 5,00.
5) Collection Period
Realisasi Collection Period pada tahun 2011 adalah 62,38 hari yang berarti dengan
pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat
skor sebesar 4,50.
Dibandingkan dengan realisasi Collection Period pada tahun 2010, yaitu sebesar
54,52 hari, dengan skor 5,00 maka pencapaian tahun 2011 ini mengalami sedikit .
6) Perputaran Persediaan
Realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2011 adalah 41,15 hari dengan skor
sebesar 5,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan.
Dibandingkan dengan realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2010, yaitu
sebesar 51,71 hari, dengan skor 5,00, maka pencapaian tahun ini mengalami
penurunan.
7) TATO (Perputaran Total Aset)
Realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2011 adalah 97,62% dengan nilai skor
sebesar 4,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan tidak berhasil mencapai
tingkat Perputaran Total Aset sebagaimana yang telah dianggarkan untuk tahun
2010, yaitu 102,07% dengan skor 4,50. Berdasarkan rumus yang diberikan dalam
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan tidak
dapat mencapai target Pendapatan (Penjualan) dibandingkan dengan Capital
Employed, meskipun Laba Bersih Konsolidasi yang dibukukan lebih baik apabila
dibandingkan dengan yang ditargetkan.
Dibandingkan realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2010, yaitu sebesar
107,72% dengan skor 4,50 maka pencapaian pada tahun 2010 ini juga mengalami
penurunan.
8) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 adalah 24,89
dengan skor 7,25. Hasil realisasi ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun
2011, yaitu sebesar 28,03% dengan skor sebesar 7,25.
42
Dibandingkan dengan realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada
tahun 2010, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sedikit, namun tetap dalam
rentang skor yang sama; dimana pada tahun 2010 Rasio Modal Sendiri terhadap
Total Aset adalah 23,67% dengan skor 7,25.
Secara total, realisasi pencapaian skor Aspek Keuangan pada tahun 2011 ini, yaitu
sebesar 53,75 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011,
yaitu sebesar 56,75; sedangkan dibandingkan dengan realisasi skor Aspek Keuangan
pada tahun 2010, Perusahaan mengalami pencapaian yang menurun, yang terutama
disebabkan pada penurunan Rasio Kas, Rasio lancar dan Collection Period
dibandingkan tahun sebelumnya.
Perhitungan secara rinci terhadap capaian Aspek Keuangan ini disajikan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel III.3
Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Keuangan
No.
Keterangan
ROE
ROI
Rasio Kas
Rasio Lancar
Rumus
Realiasasi
354.499
Hasil
100%
20,65
713.748
8.124.217
100%
8,79
1.244.316
5.127.209
100%
24,27
100%
113,88
Modal Sendiri
1.717.602
EBIT + Penyusutan
Capital Employed
Kas + Bank + S. Berhrg J. Pdk
Current Liabilities
Current Assets
5.838.852
Current Liabilities
5.127.209
Collection Period
1.323.067
7.741.827
365
hari
62,38
Perputaran
Persediaan
Total Persediaan
Total Pendapatan Usaha
872.775
7.741.827
365
hari
41,15
Total Pendapatan
Capital Employed
7.741.827
8.322.980
100%
97,62
2.071.561
8.322.980
100%
24,89
TMS terhadap TA
43
III.1.1.
Aspek Operasional
Target
No.
Indikator Penilaian
Pelayanan Kepada
Pelanggan
RKAP
2011
2011
Nilai
Anggaran
2010
Skor
Nilai
2011
Skor
Nilai
2010
Skor
Nilai
Skor
3,37
BS
BS
BS
BS
86
BS
BS
BS
BS
Inovasi dan
Tekonologi
80
BS
BS
BS
BS
Total Bobot
15
14
15
15
Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Operasional untuk tahun
2011 adalah:
1) Pelayanan kepada Pelanggan
Penilaian terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan dinilai berdasarkan hasil
survai yang dilakukan oleh pihak intern Perusahaan terhadap lima Departemen di
Perusahaan Indukyaitu Departemen Sipil Umum, Departemen Wilayah dan Luar
Negeri, Departemen Bangunan Gedung, Departemen Utilitas, dan Departemen
Energi. Target yang ditetapkan dalam anggaran adalah dengan skor 3,22 menurut
aturan survai yang baku dalam menilai pelayanan kepada pelanggan. Hasil survai
intern yang dilakukan tahun 2011 adalah 3,31, sehingga mencapai hasil di atas
yang ditargetkan (102,80%). Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan
skor 5,00.
44
Keterangan
Pelayanan Kepada Pelanggan
Realisasi
3,31
Realisasi/ Target
3,31 x 100 %
Hasil
102,80%
3,22
2.
6,67
6,67
x 100%
100,00%
6,67
3.
91,2
91,2 x 100%
114,00%
80
45
III.1.1.
Aspek Administrasi
Indikator Penilaian
Standar
2011
Hasil
1.
Laporan Audit
2.
RKAP
3.
Laporan Periodik
4.
Kinerja PKBL
4.1
x 100%
Anggaran
2010
Skor
Hasil
2011
Skor
Hasil
2010
Skor
Hasil
Skor
Maret
Maret
3,00
Maret
3,00
Maret
3,00
Maret
3,00
<=2 bln
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<=2 bl
3,00
<30 hari
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
<=0 hr
3,00
> 90
95,40
3,00
92,92
3,00
92,32
3,00
92,32
3,00
> 70
92,20
3,00
81,04
3,00
84,11
3,00
84,11
3,00
jumlah tersedia
4.2
Tingkat Kolektibilitas
Pengembalian Pinjaman :
rata2 tertimbang
100%
jumlah disalurkan
Total Bobot
15,00
15,00
15,00
15,00
Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Administrasi untuk tahun
2011 adalah:
1) Laporan Audit
Pada tahun 2011 ini, laporan audit oleh auditor ekstern berhasil diselesaikan tepat
waktu, yaitu pada bulan 28 Maret 2012, sehingga mendapat skor 3,00. Pencapaian
ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011.
46
47
Program lain terkait dengan PKBL yang dilakukan Perusahaan di tahun 2011
adalah Program Sinergi BUMN, yaitu: (i) Sinergi WIKA dengan PT Pertamina dan
PT. PGN berupa pemberian bantuan seragam dan alat-alat sekolah untuk 15
Sekolah Dasar yang memiliki sebanyak 3.361 murid di Kecamatan Muaragembong
Kabupaten Bekasi Jawa Barat; (ii) Sinergi WIKA dengan PT. PGN berupa
pemberian bantuan sarana air bersih dan sanitasi publik ramah lingkungan di
wilayah operasional PT. PGN dan bantuan renovasi sekolah di wilayah operasional
PT PGN yaitu di Muara Bekasi, Karawang, Bojonegara, dan Lampung sebanyak 46
sekolah.
Dengan demikian, untuk Aspek Adminitrasi, Perusahaan berhasil mempertahankan
kinerja tahun lalu, yaitu dengan total skor 15,00. Pencapaian ini juga sesuai dengan
yang ditargetkan untuk tahun 2011. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam
Aspek Administrasi untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel III.7
Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Administrasi
No.
Keterangan
1.
Laporan Audit
2.
RKAP
3.
Laporan Periodik
Rumus
Realisasi
28-Mar-12
Tepat Waktu
30-Okt-12
Tepat Waktu
28-Apr-11
Tepat Waktu
Triwulan I
30 April 2011
Triwulan II
31 Juli 2011
26-Jul-11
Tepat Waktu
Triwulan III
31 Oktober 2011
29-Okt-11
Tepat Waktu
31 Maret 2012
28-Mar-12
Tepat Waktu
94,74%
Baik Sekali
88,14%
Baik Sekali
Tahunan
4.
Kinerja PUKK
4.1
Efektivitas Penyaluran
(Rp)
Dana
(Rp)
Kolektibilitas Pengembalian
Pinjaman
4.2
Hasil
48
No.
SATUAN
Bobot
Target 2011
Realisasi
2011
Realisasi/Ta
rget %
Nilai
A. PRODUK_JASA
1
Competitiveness
7,50
60,00
68,31
1,14
8,54
Mutu
7,50
87,00
89,00
1,02
7,67
Idx
15,00
3,22
3,31
1,03
15,42
Milyar
4,00
350,90
354,49
1,01
4,04
4,00
40,00
235,39
5,88
10,00
Trilyun
4,00
12,30
13,56
1,10
4,42
4,00
18,00
13,54
1,33
3,01
Trilyun
4,00
9,44
8,89
0,94
3,77
B. PELANGGAN
Customer Engagement /
1
Satisfaction Index
C. KEUANGAN & PASAR
1
Net Profit
Kontrak Baru
Penjualan
HC Availability
7,50
100,00
318,18
3,18
10,00
7,50
100,00
104,10
1,04
7,81
E. EFEKTIVITAS_PROSES
1
5,00
80,00
99,85
1,25
6,25
3,50
80,00
91,20
1,14
3,99
Efisiensi Pengadaan
3,50
1,20
0,78
0,65
2,28
Vendor Performance
3,00
90,00
97,85
1,09
3,26
4,00
3,00
3,12
0,96
4,16
3,00
92,00
95,40
1,04
3,11
Score
3,00
86,50
89,34
1,03
3,10
F. KEPEMIMPINAN
1
2
Risk Management
Penyaluran Program Kemitraan Dan
Bina Lingkungan
GCG Level
Idx
3,00
80,00
79,90
1,00
3,00
3,00
100,00
92,93
0,93
2,79
Nilai Investasi
Milyar
4,00
430,00
848,36
1,97
7,89
TOTAL
100,00
114,50
49
III.2.1.
Untuk Hasil Produk dan Jasa, pada tahun 2011 ini Perusahaan mencapai Hasil 16,21
yang lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu 15,00. Berikut ini adalah penjelasan
untuk masing-masing indikator dalam Hasil Produk dan Jasa.
1) Harga (Total Biaya): Competitive Index
Menyusun database harga material dan pekerjaan bersama dengan Div. DAN.
2) Mutu
III.2.2.
Membuat MoU kerjasama dengan vendor spesialis yaitu untuk pekerjaan MEP
diantaranya kabel dan panel.
Untuk Hasil Fokus pada Pelanggan, pada tahun 2011 ini target yang ditetapkan dapat
dicapai oleh Perusahaan. Hasil capaian untuk Fokus pada Pelanggan ini adalah 15,42;
lebih tinggi daripada targetnya yaitu 15,00. Dalam mencapai target KPI tersebut di
atas, WIKA telah melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut:
50
Melakukan dua kali survey kepuasan pelanggan pada progres 20% - 40% dan
95% - 100%. Survey dilakukan konsultan LPPM. Perusahaan telah melakukan
survey pada proyek-proyek berikut:
- Soekarno Hatta (Progres 85%, CSI 3,4)
- Kualanamu (Proges 62%, CSI 4)
- Tanjung Sekong (Progres 47%, CSI 3,75)
- Ujung Berung (Progres 73%, CSI 3,3)
- Sulut (Progres 85%, CSI 3,6)
- Pabrik Fabrikasi Baja (Progres 88%, CSI 4)
III.2.3.
Pada tahun 2011 ini, capaian Hasil Keuangan dan Pasar adalah 25,24 yang berarti
lebih tinggi dibandingkan target tahun 2010, yaitu 20. Hasil yang lebih tinggi ini
terutama adalah tingginya capaian untuk Net Cash Flow Ratio Operasi dimana
capaiannya tahun 2011 adalah 10 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4.
Dalam mencapai target KPI tersebut, WIKA melakukan program-program kerja
diantaranya sebagai berikut:
1) Net Profit Margin
Seleksi enginering sesuai minat dan spesialisasinya dari pegawai yang ada,
dan rekrut tenaga ahli untuk proyek khusus dan resiko tinggi. Pada pekerjaan
mass concrete proyek Jati Gede telah dilakukan pendampingan oleh tenaga
ahli. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan ITB untuk mengatasi problem
design proyek Graving Dock.
51
Bekerjasama dengan institusi negara yang menangani piutang serta upayaupaya litigasi dalam penyelesaian piutang bermasalah. Perusahaan telah
memasukkan piutang Propelat, Lucky Square untuk diselesaikan melalui
Jamdatun dan monitoring pelaksanaan perjanjian yang telah setlement.
Pengendalian anggaran pada semua pos secara kontinue agar tercapai cash
flow positif. Perusahaan melakukan rolling atas cash flow setiap proyek dan
mengajukan ijin defisit untuk proyek Sumo IV, Dam Tembesi, Bendungan Jati
Gede. Perusahaan juga melakukan pencairan proyek Sport Center dan SMA
Pintar; pola pembayaran dengan SKBDN dan KMK Usance 90 hari.
Tagihan bruto yang belum diakui oleh owner harus dibuat pekerjaan dalam
pelaksanaan konstruksi.
4) Kontrak Baru
52
5) Penjualan
III.2.4.
Untuk Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, pada tahun 2011 dicapai sebesar
17,81 atau lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu sebesar 15,00. Upaya-upaya
yang dilakukan WIKA untuk mencapai target tahun 2011 adalah melaksanakan
program-program sebagai berikut:
1) Human Capital Availability
53
III.2.5.
Pada tahun 2011, Hasil Efektifitas Proses meraih capaian hasil 15,77; sedangkan
targetnya adalah 15,00. Hasil ini dicapai terutama karena capaian SHE Complience
Level yaitu mencapai 6,25 dengan target 5. Program-program kerja yang dilakukan
Perseroan di tahun 2011 untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Kontrak
Manajemen adalah:
1) SHE Complience Level
Melakukan audit internal terintegrasi dengan SPI di proyek Jabung Ring Dike,
Graving Dock & Slipway Lamongan, Pembangunan Jalur Ganda & Modifikasi
Stasiun Cirebon, Tol Jagorawi (DSU), LPG Tanjung Priok (DIP), PLTU Asamasam Kalsel (DEN dan DBG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Unmuh
Ponorogo, Bandara SMD II Palembang, BI Lampung, Proyek Padang (DBG)
dan proyek-proyek di wilayah II, III, dan VIII.
Penyusunan prosedur baru untuk setiap proses bisnis yang belum dilengkapi
prosedur. Perusahaan telah melakukan review prosedur pengelolaan alat-alat
SHE, prosedur penyelidikan/investigasi, kecelakaan kerja dan penyakit,
prosedur persiapan, penanganan, pemulihan dan pemulangan keadaan darurat
di luar negeri, Pedoman SMW, prosedur pelayanan kendaraan dinas
operasional perusahaan, prosedur pengadaan jasa boga (catering) dan
penyedia makanan di WIKA.
Melakukan pelatihan Best Beton Community untuk batch I tanggal 25-27 Mei
2011.
54
3) Efisiensi Pengadaan
4) Vendor Performance
Evaluasi rutin dan feed back terhadap kinerja vendor serta SASAA untuk
vendor dengan nilai kurang dari target. Perusahaan memberikan feed back
untuk pelaporan VPI dan SASAA untuk ke Graving Dock untuk pekerjaan Bore
Pile dan Blasting.
Melaksanakan pemberian WIKA Award kepada vendor dalam HUT WIKA ke51.
III.2.6.
Hasil Kepemimpinan
Untuk perspektif Kepemimpinan, capaian hasil pada tahun 2011 adalah sebesar 24,05.
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011 yaitu sebesar 20. Hasil realisasi
yang lebih tinggi dicapai oleh hasil Nilai Investasi, yaitu 7,89 yang lebih tinggi
dibandingkan target sebesar 4; sedangkan KPI Anak Perusahaan, hanya mencapai
2,79, lebih rendah dibandingkan dengan targetnya, yaitu sebesar 3.
Untuk perspektif Kepemimpinan, program-program kerja yang telah dilaksanakan oleh
Perseroan selama tahun 2011 untuk mencapai target yang ditetapkan adalah:
1) Risk Management
55
Bantuan MCK dan air bersih di Majalengka dan Mojokerto (proyek Sumo).
Sembako gratis sebanyak 1500 paket yang terdiri dari beras, minyak, gula, the
dan susu kental manis, yang diberikan ke warga sekitar perusahaan.
3) GCG Level
Melakukan sosialisasi GCG dalam forum yang lebih kecil sehingga lebih
interaktif.
56
6) Nilai Investasi
Investasi pada PT. Jabar Power sebesar Rp 17 miliar, penyetoran modal untuk
pembebasan lahan sudah terealisasi , untuk WIKA sebesar 55% (Rp 2,75
miliar), sisanya disetor setelah RUPSLB.
Dalam proses pengadaan lahan pabrik ekstraksi aspal buton (nilai investasi Rp
50 miliar).
Investasi pembangkit listrik (BOO atau BOT) senilai Rp 150 miliar; untuk proyek
PLTG Borang 2x30 MW sudah ditunjuk sebagai pemenang oleh PLN. Untuk
PLTD Ambon sudah dalam tahap penyelesaian pekerjaan konstruksi dan
pembongkaran Diesel Turbin di Banyuwangi. Untuk PLTD Rengat, WIKA sudah
menandatangani perjanjian dengan PLN.
Investasi 16 unit Excavator untuk DSU dan WLN senilai 16,4 miliar, dimana
WIKA merencanakan pengadaan peralatan proyek senilai Rp 67 miliar.
Terkait dengan KPI Kontrak Manajemen, Perseroan terus melakukan perbaikan dari
tahun ke tahun untuk menyempurnakan pemanfaatan metode penilaian ini dan
mengambil manfaat yang optimal untuk pengembangan Perseroan di tahun-tahun
berikutnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membuat evaluasi terhadap
jurang (gap) untuk setiap indikator, yang hasil evaluasinya digunakan sebagai acuan
perbaikan untuk tahun 2012. Tabel-tabel di bawah ini menyajikan hasil evaluasi untuk
indikator KPI menurut masing-masing perspektif.
57
Tabel III.10
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Produk dan Jasa
KPI 2011
KPI 2012
Competitive Index
GAP :
2.
waktu)
Competitive Index
Yaitu tiga besar dalam tender.
Tabel III.11
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Fokus pada Pelanggan
KPI 2011
KPI 2012
GAP :
CSI
(Customer Satisfaction Index):
taraf puas
Tingkat
persepsi
kepuasan
pelanggan yang dilakukan melalui
58
Tabel III.12
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Keuangan dan Pasar
KPI 2011
KPI 2012
Net Profit
Net Cash Flow
Operasi
3.
4.
5.
Terhadap Penjualan
Kontrak Baru
Penjualan
GAP :
1. Nett Profit:
berjalan.
4. Penjualan:
Total nilai Penjualan Operasi
dan KSO Periode berjalan.
Tabel III.13
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia
KPI 2011
KPI 2012
HC Availability
Performance Level
GAP :
Index
Succession Rate
Tersedianya
Kandidat
yang
memenuhi
persyaratan
tingkat jabatan strategis.
pada
Penyiapan berjenjang
secara sistematik
untuk
setiap
jabatan
59
Tabel III.14
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Efektifitas Proses
KPI 2011
KPI 2012
SHE Compliance
2.
Level
Efektivitas
3.
Knowledge
Management
Efisiensi Pengadaan
4.
Vendor Performance
GAP :
Rata-rata
skor
SIL
(Safety
Implementation Level) dan skor
PjPU
EMSL
(Environmental
Management System Level)
Penetapan
IK
Master
dan
60
Tabel III.15
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Kepemimpinan
KPI 2011
KPI 2012
HASIL KEPEMIMPINAN
1.
Risk Management
2.
Penyaluran Program
Kemitraan dan Bina
Lingkungan
3.
GCG Level
4.
5.
Company Perception
Index
KPI Anak
6.
Perusahaan
Nilai Investasi
GAP :
1. Risk Management:
Level
Maturity,
Implementasi
manajemen risiko yang dilakukan
melalui
assesmen
oleh
pihak
independen.
2. GCG Level
Sesuai
prosedur
penilaian
lembaga independen.
dari
harga
saham
WIKA
Proses.
61
Secara umum, penerapan GCG di WIKA berjalan dengan baik, namun demikian jika
mengacu kepada beberapa ketentuan GCG dan best practices, maka terdapat
beberapa hal yang dipandang perlu untuk diperbaiki yaitu: (1) Hak dan tanggungjawab
Pemegang Saham/RUPS, (2) Penerapan GCG pada Komite Dewan Direksi, dan (3)
Komitmen.
Kesadaran terhadap tantangan dunia usaha yang semakin dinamis, yang bersumber
dari perubahan dan pergeseran lingkungan bisnis yang didorong oleh perkembangan
teknologi informasi, dampak krisis finansial, serta meningkatnya tuntutan shareholders
dan stakeholders yang semakin well-informed, maka untuk menghadirkan atmosfir
yang kondusif bagi terciptanya berbagai inovasi, ditetapkan tata nilai dan paradigma
berpikir yang berorientasi pada kepuasan dan layanan terhadap shareholders dan
stakeholders.
Dalam konteks itu, WIKA berkomitmen untuk secara berkesinambungan mampu
mengimplementasikan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Tata Kelola
Perusahaan yang baik, yaitu prinsip: Transparency, Acountability, Responsibility,
Independency, dan Fairness. Implementasi prinsip-prinsip GCG diharapkan mampu
menumbuhkan suatu tata nilai dan paradigma yang terlembaga menjadi sebuah kultur
perusahaan (corporate culture) dan terefleksikan sebagai budaya dalam bekerja.
Sepanjang tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai aktivitas sebagai tindak lanjut hasil
assesment dan kegiatan lain yang mendukung penerapan GCG:
Sosialisasi Internal. Dengan pertimbangan bahwa GCG merupakan tata nilai yang
harus dipahami anggota organisasi, maka dilakukan sosialisasi internal yaitu
sosialisasi dalam lingkup proyek yang terdapat di WIKA. Kegiatan ini penting
dilakukan agar karyawan memahami bahwa mereka merupakan bagian tak
terpisahkan dalam rangka keberhasilan GCG.
62
Model Penerapan GCG Tahun 2010. Program dan kegiatan GCG di tahun
2010, dilakukan dengan cara mereview berbagai dokumen dan program
GCG yang ada selama ini, serta melakukan pemetaan (mapping) terhadap
kegiatan yang ada. Berdasarkan mapping tersebut maka dirancang
berbagai program dan kegiatan implementasi GCG yang sesuai dengan
kondisi dan tantangan WIKA ke depan. Berdasarkan mapping yang dibuat,
maka diperoleh sebuah model penerapan GCG. Model ini merupakan
keluaran dari proses review dan mapping berbagai program dan kegiatan
dalam ruang lingkup GCG.
Whistle Blowing System. Whistle Blowing System WIKA sebelumnya telah ada
dalam code of conduct No.SK.01.01/A.DIR.0447/2009, dan pada tahun 2011
Whistle Blowing System telah dibuat dalam bentuk Standar Operating Procedure
(SOP) Pengaduan Pelanggaran terhadap code of conduct No. Dok: WIKA-LDSPM-01.02. Prosedur Whistle Blowing System ini perlu disosialisasikan dan
dikoordinasikan ke pihak-pihak terkait untuk efektifitas implementasinya.
63
BAB IV
PERKEMBANGAN USAHA
Dalam bab ini, evaluasi dilakukan terhadap perkembangan uasah Perusahaan dengan
dasar analisis kecenderungan (trend analysis) untuk waktu lima tahun terakhir (2007-2011).
Pembahasan dengan analisis kecenderungan ini mencakup lima hal, yaitu:
Perkembangan Profitabilitas
2007
Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)
5.229.930
3.687.320
13,48
6.597
30,83
1.708
488,26
21.590
3.442
303,43
245.501
35,88
188.496
103,22
Tahun
Pos Neraca
2011
2010
5.838.852
5.122.673
4.962.530
32.501
21.593
12.496
740.694
434.185
142.775
Penyertaan
450.525
150.108
121.509
Aset Lancar
Pajak Tangguhan
2009
2008
19.709
Aset Tetap
753.148
405.546
332.207
335.878
Aset Lain-lain
417.006
75.040
52.924
151.757
4.847
7.537
10.049
12.561
85.408
69.623
66.124
8.322.980
6.286.304
5.127.209
3.642.027
976.395
Hak Minoritas
Goodwill
Tanah Blm Dikembangkan
Total Aset
Ekuitas
Total Liabilitas & Ekuitas
Perkembangan Usaha
5.700.614
(20,17)
6,99
5.771.425
4.133.064
20,27
3.435.525
3.620.587
2.231.957
25,97
727.510
629.374
683.439
544.947
16,83
147.815
115.144
102.774
82.756
64.947
23,01
2.071.561
1.801.624
1.532.941
1.384.643
1.291.213
12,61
8.322.980
6.286.304
5.771.425
4.133.064
20,27
5.700.614
64
Total Aset
Rata-rata perkembangan atau pertumbuhan Total Aset Perusahaan dalam lima tahun
terakhir ini mengalami kenaikan, kecuali dari tahun 2008 ke tahun 2009. Rata-rata
pertumbuhan Aset Perusahaan untuk lima tahun terakhir ini (2007-2011) adalah
sebesar 20,27%. Sedangkan pertumbuhan tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 lebih
besar daripada pertumbuhan rata-rata, yaitu bertumbuh sebesar 32,39%, yang
disebabkan oleh setoran dana yang berasal dari Kerja Sama Operasi (Joint
Operation), yang mengalami peningkatan mencapai 71,46%. Pertumbuhan usaha dari
Kerja Sama Operasi memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik
dengan mitra kerja lokal maupun dengan mitra kerja asing. Perkembangan Aset juga
terjadi karena penambahan penyertaan, penambahan aset tetap, dan penambahan
aset lain-lain.
Di masa datang Kerja Sama Operasi juga akan menjadi fokus perkembangan usaha,
untuk meningkatkan kinerja Perusahaan, dengan mempertimbangkan profitabilitas dan
berpedoman pada tiga fokus strategi di bidang pemasaran, keuangan, dan efisiensi
operasional.
IV.1.2.
Peningkatan Aset Tetap selama lima tahun ini (2007-2011) rata-rata sebesar 35,88%.
Pertumbuhan Aset Tetap yang terbesar adalah dari tahun 2010 ke tahun 2011, yaitu
bertumbuh sebesar 85,71%. Peningkatan ini terutama dalam bentuk Peralatan Pabrik
Proyek, yang tahun 2011 mencapai nilai sebesar Rp 405,45 milyar dan dalam bentuk
Aset Tetap Dalam Penyelesaian yang mencapai sebesar Rp 198,76 milyar.
IV.1.3.
Liabilitas
Secara umum, pos-pos Liabilitas mengalami peningkatan merata selama lima tahun
ini. Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Jangka Pendek adalah 25,97% dan Liabilitas
Jangka Panjang rata-rata bertumbuh 16,83% selama lima tahun terakhir. Fokus
strategi pemasaran untuk mendapat proyek-proyek yang lebih tinggi keyakinan
pembayarannya, telah meningkatkan likuiditas dan pada akhirnya, proyek-proyek
Perkembangan Usaha
65
Tahun
Uraian
2011
Pendapatan
2009
2008
2007
6.022.921
6.590.857
6.559.077
4.284.581
18,37
(6.978.414)
(5.390.011)
(5.967.732)
(6.113.046)
(3.925.624)
18,28
763.413
632.910
623.125
446.031
358.957
21,54
7.741.827
2010
Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)
10,51%
9,45%
6,80%
101.522
40.158
22.607
(3.099)
17.349
235,52
864.935
673.068
645.732
442.932
376.306
24,06
% thd Pendapatan
11,17%
11,18%
9,80%
6,75%
8,78%
Beban Usaha
(211.194)
(195.457)
(160.782)
(155.001)
(135.694)
11,89
Laba Usaha
653.741
477.611
484.950
287.931
240.612
30,86
8,44%
7,93%
7,36%
4,39%
5,62%
Pendapatan/(Beban) Lain-lain
(24.134)
(4.284)
(136.841)
(31.516)
(52.664)
165,13
629.607
473.326
348.109
256.415
187.948
35,29
% thd Pendapatan
% thd Pendapatan
% thd Pendapatan
Pajak Penghasilan
9,86%
8,38%
8,13%
7,86%
5,28%
3,91%
4,39%
(238.660)
(162.085)
(141.585)
(81.762)
(44.325)
54,84
390.946
311.241
206.524
174.653
143.623
29,04
Hak Minoritas
(36.448)
(26.319)
(17.302)
(18.619)
(14.484)
28,02
354.499
284.922
189.222
156.034
129.139
29,27
% thd Pendapatan
4,58%
4,73%
2,87%
2,38%
3,01%
Berdasarkan tabel tersebut di atas, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima
tahun meningkat 29,27%. Masing-masing pos-pos laba rugi komprehensif dijelaskan di
bawah ini.
IV.2.1.
Laba Bersih Konsolidasi (atau dalam Tabel IV.2 disebut sebagai Laba Bersih setelah
Hak Minoritas) setiap tahunnya meningkat rata-rata 29,97% dalam lima tahun terakhir.
Khusus dibandingkan dengan Laba Bersih Konsolidasi tahun 2010, untuk tahun 2011
Perkembangan Usaha
66
IV.2.2.
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Sebelum Pajak selama lima tahun terakhir ini
adalah 35,29% atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Bersih
Konsolidasi (29,97%). Artinya, selama lima tahun terakhir ini, terdapat peningkatan
beban Pajak Penghasilan yang rata-rata setiap tahunnya meningkat hampir 54,84%.
IV.2.3.
Laba Usaha
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Usaha selama lima tahun terakhir ini adalah
30,86% atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Sebelum
Pajak (35,29%) dan lebih tinggi daripada Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Khusus
dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat peningkatan Beban Lainlain dari Rp 4,28 milyar menjadi hanya sebesar Rp 24,13 milyar. Peningkatan Beban
Lain-lain ini adalah akibat naiknya Beban Bunga untuk tahun 2011, yaitu sebesar Rp
9,61 milyar menjadi Rp 15,7 milyar untuk tahun 2011.
IV.2.4.
Laba Kotor
Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Kotor adalah 24,06% untuk Laba Kotor setelah
Kontribusi Joint Operation dan 21,54% untuk Laba Kotor sebelum Kontribusi Joint
Operation. Angka-angka ini menunjukkan kontribusi laba dari Joint Operation yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk tahun 2006 dan 2008, kegiatan
Joint Operation tidak memberikan kontribusi positif.
Hasil ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan kegiatan di
bidang Joint Operation ini baik dengan mitra kerja lokal dan mitra kerja asing. Selain
volume kegiatan Joint Operation yang meningkat, profitabilitas proyek-proyek Joint
Operation juga mengalami peningkatan.
Perkembangan Usaha
67
Tahun
Pos Arus Kas
2008
2007
Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)
2011
2010
2009
838.419
209.924
887.192
(454.505)
627.127
86,44
(815.529)
(417.106)
(209.176)
(119.870)
(57.558)
94,42
458.508
(146,94)
1.028.077
(93,01)
(6.279)
223.999
(518.560)
260.985
16.611
16.817
159.456
(313.390)
1.227.705
1.210.888
1.051.432
1.364.821
336.745
74,72
1.244.316
1.227.705
1.210.888
1.051.431
1.364.822
(1,26)
Perkembangan Usaha
68
No.
2011
1 Saldo Laba Awal Tahun
2 Laba/Rugi Bersih Tahun Berjalan
3 Laba Komprehensif
4 Pembagian Deviden Kas
5 Dana PKBL
2010
2008
2007
1.532.941
1.384.640
1.291.212
402.258
60,50
354.499
284.922
189.222
156.034
129.139
18,64
11.876
(99.723)
(56.810)
(45.523)
(34.908)
32,68
(8.548)
(5.676)
(4.551)
(3.491)
(1.127)
63,68
3.589
3.921
(5.640)
(1.013)
9.260
2.573
9 Tantiem
Saldo Ekuitas
2009
1.801.624
Saldo Laba
Penerbitan (Pembelian Kembali)
10 Saham
Selisih Kurs Penjabaran Lap.
11 Keuangan
Selisih Perubahan Ekuitas
12 Perusahaan
Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)
Tahun
15.517
-
2.071.561
1.774.483
1.522.069
34.563
(4.924)
(7.422)
2.071.561
1.408.847
529.257
47,87
(24.207)
761.955
(231,36)
6.983
8.813
1.801.624
1.532.941
1.384.640
1.291.212
7,26
Berdasarkan tabel tersebut di atas, tampak bahwa Saldo Ekuitas Perusahaan terus
menerus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir ini, yaitu dengan rata-rata
peningkatan 7,26%. Hal ini ditunjang oleh meningkatnya Laba Bersih Konsolidasi
Perusahaan secara terus menerus selama lima tahun terakhir ini (rata-rata
peningkatan 18,64%).
Perkembangan Usaha
69
No.
Tahun
2010
2009
2008
2007
Likuiditas
Current Ratio
113,88%
140,65%
144,30%
144,45%
165,21%
96,86%
138,73%
72,41%
67,47%
98,54%
Cash Ratio
24,27%
33,71%
34,99%
29,04%
61,15%
Rentabilitas
9,86%
11,18%
9,80%
6,80%
8,38%
Operating Ratio
8,20%
7,93%
7,36%
4,39%
5,62%
5,05%
4,73%
2,87%
2,38%
3,01%
20,65%
18,79%
14,08%
12,35%
11,11%
4,42%
7,69%
7,26%
4,87%
5,78%
Solvabilitas
253,20%
242,53%
265,17%
310,00%
355,66%
IV.5.1.
Rasio-rasio Likuiditas
Perkembangan Usaha
70
IV.5.2.
Rasio-rasio Rentabilitas
Perkembangan Usaha
71
IV.5.3.
Rasio Solvabilitas
Perkembangan Usaha
72
BAB V
TINDAK LANJUT RUPS
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK
Dalam bagian ini disajikan hal-hal penting yang berkaitan dengan tindak lanjut Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Selama tahun 2011, Perseroan telah mengadakan sejumlah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang hasil tindaklanjutnya
diikhtisarkan di bawah ini.
V.1. Tindak Lanjut Keputusan Dewan Komisaris dalam Rapat Pengesahan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010
Keputusan Dewan Komisaris sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat
Dewan Komisaris dan tindaklanjut (dalam cetak miring setelah setiap butir Keputusan)
tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2011,
sebagai berikut:
1) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
usulan untuk Penjualan Aset tetap berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di
Makasar dengan rincian sebagai berikut :
Luas Tanah : 809 M2
Luas Bangunan
: 271 M2
Harga Perolehan : Rp. 142.072.000
Nilai Buku
: Rp. 142.072.000
Tanggapan :
Penjualan Aset belum dapat dilaksanakan sehubungan proses pengurusan fisik
lahan.
2) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
usulan untuk Penambahan Penyertaan Modal kepada PT Wijaya Karya Realty
berupa inbreng aset sebagai berikut:
Properti Klub Tamansari yaitu sport club tamansari persada kemala, sport club
tamansari persada raya, sport club bali view, sport club tamansari bukit
bandung, dan sport club tamansari persada bogor.
73
Tanggapan :
Telah disetujui dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011 dan telah disahkan rencana Inbreng
WIKA ke PT WIKA Realty dengan nilai sebesar Rp 95 miliar untuk aset dan Rp 50
miliar dalam bentuk cash dalam Risalah RUPS-LB PT WIKA Realty tanggal 13
Oktober 2011. Pengembangan Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav.
3-4 Jakarta dilakukan oleh PT WIKA Realty dengan mekanisme pengembangan
bisnis Hotel, Apartemen dan Condotel.
3) Menyetujui penambahan penyertaan modal kepada PT Wijaya Karya Realty dari
pengalihan piutang afiliasi sebesar Rp 50 miliar.
Tanggapan :
Surat Direksi PT wijaya Karya (Persero) Tbk. Nomor : KU.02.01/A.DIR.1489/2011
tanggal 23 Juni 2011 Perihal : Permohonan Persetujuan atas Peningkatan Modal
Disetor WIKA Realty melalui Inbreng dan Konversi Piutang. Telah disetujui rencana
Inbreng WIKA ke WIKA Realty dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011.
4) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
tentang usulan Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan Pelaksanaan
Program ESOP / MSOP.
Tanggapan :
Pelaksanaan Program ESOP / MSOP telah dilakukan pada 18 Mei 28 Juni 2011,
dan akan kembali dilakukan pada bulan November 2011.
Penambahan Modal Disetor melalui Program ESOP/MSOP sebesar 21.612.500
saham, sehingga Jumlah Modal Ditempatkan/Disetor Penuh setelah Window
Evercise VII menjadi 6.023.153.000 saham.
5) Menyetujui penarikan pinjaman modal kerja dengan plafon sebesar Rp 1,0 triliun
berupa Cash Loan dan Plafon tertarik Non Cash Loan sebesar Rp 6,5 triliun.
Tanggapan :
Realisasi pemakaian CL per September 2011 sebesar Rp 391 miliar dari Plafond
CL yang tersedia Rp 1 triliun. Jumlah NCL tertarik per September 2011 sebesar Rp
3.072 miliar dari Plafond NCL tersedia sebesar Rp 6,5 triliun.
6) Menyetujui pengagunan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan yang mempunyai
nilai buku sebesar Rp 136,76 miliar dalam rangka memenuhi persyaratan kredit
dan penerbitan surat hutang yang diperlukan Perusahaan.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
74
Tanggapan :
Sampai bulan September 2011, posisi aset yang diagunkan dalam rangka
memenuhi persyaratan kredit pada Bank Mandiri dan Bank BRI adalah sebesar Rp
27,41 miliar.
7) Menyetujui secara prinsip program pengembangan usaha yang pelaksanaannya
diminta kepada Direksi untuk menyampaikan terlebih dahulu hasil kajian dan studi
kelayakan atas setiap usulan proyek-proyek investasi berikut dibawah ini kepada
Dewan Komisaris:
a) Penambahan setoran modal pada PT Marga Nujyasumo Agung MNA) sebesar
Rp 60 miliar.
Tanggapan :
WIKA akan menyetorkan setoran modal sebesar Rp 20 miliar agar ada
kemungkinan nilai yang lebih besar diperoleh WIKA, mengingat adanya peluang
dari tawaran Astra Insfrastructure yang sudah menyatakan minatnya mengambil
20% shre WIKA.
b) Penyetoran dana pada PT WIKA Jabar Power sebesar Rp 17,05 miliar sebagai
biaya pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas,
Sumedang Jawa Barat.
Tanggapan :
Penyetoran sisa penyertaan akan dilakukan, Direksi PT WIKA Jabar Power akan
menyiapkan perhitungan dan mekanisme penyetoran dana yang akan digunakan
untuk pembebasan lahan dan fasilitas untuk pengeboran.
c) Pendirian Pabrik Ekstraksi Aspal Buton (kapasitas 50.000 ton) senilai Rp 50
miliar.
Tanggapan :
Saat ini sedang dilakukan uji coba produksi dengan peralatan Turbo Dryer dari
USA, yang masih akan terus dilaksanakan hingga akhir 2011, untuk membuktikan
kelayakan proyek. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 15,59 miliar.
75
operasi
untuk
Tanggapan :
Telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Pelindo I (Persero), PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam tentang
Kerjasama Pengembangan Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar Sisi Utara Batam
dengan Nomor : KEP-174/MBU/2011 tanggal 25 Juli 2011.
Nota Kesepahaman Pembiayaan telah ditandatangani antara Konsorsium Pelindo
I, WIKA, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam dengan Bank BNI
pada tanggal 9 September 2011.
e) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama
pengembangan infrastruktur sebesar Rp 45 miliar.
operasi
untuk
Tanggapan :
Telah dibentuk konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Pelindo III
(Persero), Angkasa Pura I (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Bali, Hutama
Karya (Persero), Amarta Karya (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Akan dilakukan setoran penyertaan sebesar Rp 9 miliar pada Oktober 2011.
f) Prefinancing pada proyek pembangkit listrik dengan system Build Operated
Transfer (BOT) atau Build Operated Own (BOO) sebesar Rp 150 miliar.
Tanggapan :
PLTD Bali sudah selesai proses konstruksi dan sudah menjual listrik ke PLN pada
bulan Maret 2011. Untuk PLTD Ambon sudah dilakukan pemasangan genset
Niigata dengan kapasitas 4 x 6,2 MW, sedangkan untuk PLTMG 50 MW Borang
saat in sedang dalam proses konstruksi. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp
329 miliar.
g) Pengadaan lahan (Land Bank) untuk pengembangan usaha PT WIKA realty
sebesar Rp 50 miliar.
Tanggapan :
Telah diputuskan untuk membeli tanah di Gadog, Kab Bogor untuk WIKA Learning
Centre seluas 9,2 ha, berikut bangunan, infrastruktur dan tanaman dengan harga
Rp 14,5 miliar. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap, tahap I untuk tanah yang
bersertifikat Hak Milik senilai Rp 5,96 miliar, telah ditandatangani APJB nya pada
tanggal 16 September 2011. Tahap II untuk tanah dengan status Tanah Girik
senilai Rp 8,54 miliar akan dilakukan partial sesuai kelengkapan dokumen.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
76
h) Prefinancing pada proyek Oil & gas Infrastructure ( LPG Spherical Tank
Terminal ) sebesar Rp 41 miliar.
Tanggapan :
WIKA telah kalah dalam tender, dana akan dialihkan ke investasi IPP.
Program pengembangan usaha tahun 2011 bersifat terbuka, yaitu tidak tertutup
kemungkinan bagi Direksi untuk menggantikan sasaran proyek yang sudah
direncanakan apabila dalam perjalanannya ada peluang investasi yang lebih baik.
Dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan perusahaan untuk
mengeksekusinya dengan dimintakan persetujuan dari Dewan Komisaris.
8) Menyetujui secara prinsip penarikan pinjaman bank/lembaga keuangan lainnya
untuk Kredit Investasi dalam rangka pengembangan usaha WIKA dengan tetap
mengacu kepada batasan kemampuan keuangan perusahaan, untuk
mengeksekusinya akan disampaikan permohonan izin tersendiri kepada Dewan
komisaris pada saat proyek/investasi tersebut akan diperoleh/dilaksanakan.
Tanggapan :
Beberapa proyek/investasi telah disampaikan kepada Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan antara lain Proyek PLTD 25 MW Ambon, Proyek PLTG
20 MW Rengat, Proyek PLTU 2 x 400 MW Jambi dan PLTGU Bangkanai 120 MW
Kalimantan Tengah.
V.2. Tindak Lanjut Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk
Tahun 2011
Keputusan RUPS Tahunan 2011 yang diadakan tanggal 12 Mei 2011 sesuai urutan
Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat (dan tindaklanjut dalam cetak miring setelah
uraian Keputusan), sebagai berikut:
1) Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk didalamnya Laporan Kegiatan
Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan laporan
Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2010;
2) Persetujuan dan Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Perseroan Tahun Buku 2010;
77
78