Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN

ATAS
EVALUASI KINERJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011

PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK

Nomor : 013/LHEK--WIKA/III/12
Tanggal : 20 Maret 2011

HLB

Hadori Sugiarto Adi & Rekan

Nomor Ijin Usaha KAP: KEP-116/KM.1/2009


rd

Wisma Staco, 3 Floor, Suite D, Jl. Casablanca Kav.18, Jakarta 12870, Indonesia
Telephone: + 62 21 831 7046 48. Fax: + 62 21 831 7050; E-mail: hlbjakarta@hadori.co.id
HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan is a member of HLB International, a world-wide organization of accounting firms and business advisers.

DAFTAR ISI

Halaman

Ringkasan Eksekutif....................................................................................................

Bab I Pendahuluan....................................................................................................

10

Bab II Evaluasi Terhadap Anggaran 2011................................................................

14

Bab III Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen, dan Penilaian GCG....................

38

Bab IV Perkembangan Usaha .................................................................................

64

Bab V Tindak Lanjut RUPS PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. ................................

73

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.

Dasar dan Ruang Lingkup Penugasan


Evaluasi Kinerja dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja PT. Wijaya Karya
(Persero), Tbk (selanjutnya disebut WIKA), nomor: TP.02.02/A.DIR.0384/2011 tentang
pelaksanaan audit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan atas Laporan Keuangan
WIKA untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, yang di dalamnya termasuk Audit
atas Laporan Keuangan PKBL, Audit Kepatuhan terhadap Perundang-undangan dan
Pengendalian Intern Perusahaan, serta Evaluasi Kinerja WIKA.
Sumber data yang digunakan untuk pelaksanaan Evaluasi Kinerja WIKA tahun buku
2011 adalah:

Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan WIKA untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan


Bina Lingkungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Risalah Rapat Dewan Komisaris WIKA tentang Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011.

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2011.

Laporan Kegiatan Perusahaan (Ringkasan Eksekutif) yang disusun secara


periodik (bulanan).

Kontrak Manajemen tahun 2011.

Peta/Daftar Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011.

Laporan Evaluasi Kinerja (telah diaudit) untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010.

Data, informasi, dalam bentuk dokumen ataupun laporan-laporan lainnya yang


dipandang relevan.

Penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja WIKA dilaksanakan berdasarkan Laporan


Keuangan Konsolidasian yang di dalamnya termasuk nilai penyertaan dan keuntungan
(kerugian) dari penyertaaan kepada Perusahaan Anak yang diperhitungkan dengan
metode ekuitas, dan telah diaudit (audited), dan dijadikan dasar untuk menghitung
capaian Key Performance Indicator (KPI) tahun 2011. Metode evaluasi kinerja kami
laksanakan dengan:

Pendahuluan

10

Penalaahan ulang (review)

Konfirmasi

Penghitungan ulang (recalculation)

Verifikasi

Analisis

Interpretasi atas data dan informasi yang tersedia

Penilaian kinerja WIKA sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan, dilakukan terhadap
Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, seperti yang diuraikan
dalam Bab III Laporan ini.
Namun, penilaian kami dalam rangka Evaluasi Kinerja WIKA tidak hanya meliputi
aspek-aspek tersebut, tetapi juga mencakup aspek-aspek lainnya yang dinyatakan
dalam Kontrak Manajemen. Kinerja Perusahaan diukur menurut hal-hal yang telah
dituangkan dalam Kontrak Manajemen 2011, sebagai bentuk pertanggungjawaban
Direksi kepada Pemegang Saham yang diwakili oleh Dewan Komisaris.
Direksi dan Komisaris WIKA telah menandatangani Kontrak Manajemen pada tanggal
22 Desember 2010. Dalam Kontrak Manajemen tersebut ditetapkan target-target Key
Performance Indicator (KPI) tahun 2011 yang meliputi: Aspek Hasil Produk dan Jasa,
Hasil Fokus Pada Pelanggan, Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Fokus Pada Sumber
Daya Manusia, Hasil Efektifitas Proses dan Hasil Kepemimpinan; sebagaimana
diuraikan dalam Bab III Laporan ini.
Laporan Kinerja WIKA dan data dan informasi lain yang disajikan oleh Manajemen
Perusahaan merupakan tanggungjawab Manajemen Perusahaan, sedangkan
tanggungjawab kami terbatas pada hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja WIKA
tersebut.

I.2.

Kondisi Umum
Perkembangan berbagai indikator ekonomi di penghujung tahun 2011 menunjukkan
kondisi perekonomian yang membaik. Perekonomian Indonesia tahun 2011 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,5%. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 naik sebesar
Rp 1.004,1 triliun, yaitu dari Rp 6.422,9 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 7.427,1 triliun
pada tahun 2011 (lihat Tabel I.1)

Pendahuluan

11

Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan


tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7%
diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,2%, Sektor Keuangan, Real
Estat dan Jasa Perusahaan 6,8%, Sektor Konstruksi 6,7%, Sektor Jasa-jasa 6,7%,
Sektor Industri Pengolahan 6,2%, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8%, Sektor
Pertanian 3,0%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%. Di luar Sektor
Migas, pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mencapai 6,9% yang berarti lebih tinggi
daripada pertumbuhan secara keseluruhan yang besarnya 6,5%. Jadi, berkaitan
dengan WIKA, maka pertumbuhan sektor-sektor berkaitan sangat baik.
Nilai tukar Rupiah juga mencatat apresiasi yang disertai dengan volatilitas yang
rendah. Nilai tukar Rupiah yang stabil dengan kecenderungan melemah, dimana
secara point-to-point Rupiah melemah 1,01% year to date, dan ditutup pada Rp 9.068
per USD disertai volatilitas yang menurun. Demikian pula, kinerja pasar saham yang
kuat tercermin dari peningkatan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) seiring
dengan kondisi fundamental perekonomian domestik yang membaik dan prospek
keuangan emiten yang membaik.
Untuk memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia juga telah
menempuh bauran kebijakan dalam rangka mengelola likuiditas domestik dan
sekaligus sebagai tanggapan atas derasnya arus modal asing. Kebijakan moneter
yang diambil BI selama tahun 2011 antara lain: (i) mempertahankan BI Rate pada
tingkat 6,5%; (ii) melakukan intervensi valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar
Rupiah, dan (iii) memperkuat strategi pengelolaan likuiditas melalui penguatan operasi
moneter.
Indikator lain adalah melonjaknya harga minyak dunia yang dipicu meningkatnya
permintaan negara-negara maju karena pengaruh cuaca yang ekstrim serta adanya
keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi.

I.3.

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2011


Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 12 ayat 2b dan Pasal 21
ayat 1b dan ayat 5, yaitu bahwa Perusahaan wajib menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan, yang harus disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
RKAP tahun 2011 disusun berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). RKAP WIKA
mencerminkan visi, misi, tujuan, dan strategi Perusahaan, baik secara kualitatif

Pendahuluan

12

maupun kuantitatif, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar


Perusahaan.
RKAP tahun 2011 telah mendapat pengesahan oleh Rapat Dewan Komisaris
sebagaimana dituangkan dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris tanggal 22
Desember 2010. Sehubungan dengan hal tersebut, butir-butir dalam RKAP telah
mempunyai kekuatan hukum sebagai suatu kriteria dasar dalam melakukan analisis
dan evaluasi kinerja WIKA. Di bawah ini disajikan asumsi rencana dan realisasi WIKA
untuk tahun 2011 sebagai data yang penting dalam mengambil uraiaan dalam evaluasi
kinerja ini.
Tabel I.1
Asumsi Rencana dan Realisasi*)
Asumsi RKAP
Tahun 2011

No.
1.

Realisasi
Tahun 2011

Produk Domestik Bruto Rp 7.006,73

Realisasi tahun 2011: Rp 7.427,1 triliun (Data

triliun

BPS)

2.

Pertumbuhan ekonomi 6,3%

Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BPS).

3.

Inflasi 5,3%

Realisasi tahun 2011: 3,79% (Data BPS)

4.

Nilai tukar Rupiah Rp 9.500 per USD

Realisasi tahun 2011: Ditutup pada Rp 9.085


(Data BI)

5.

Bunga SBI 3 bulan 6,5%

Realisasi tahun 2011: 6,5% (Data BI)

6.

Harga minyak 80 USD/Barel

Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011


110 USD/Barel (APBN-P)

7.

Tingkat bunga pinjaman antara 9% -

Realisasi tahun 2011: Per Desember 2011:

12%

- Bank BRI 10,50%


- Bank Mandiri 12%
- Bank DBS Indonesia 10,20%
- Bank Danamon 10,50%
- Bank Panin 10,41%
- Bank BNI 11,50%

8.

Anggaran Konstruksi Kementerian PU, Realisasi Konstruksi Kementerian PU,


Kementerian Perhubungan, dan

Kementerian Perhubungan, dan Kementerian

Kementerian ESDM : Rp 89,06 triliun.

ESDM sebesar 87% dari anggaran, yaitu Rp


77,48 triliun.

Pendahuluan

13

BAB II
EVALUASI TERHADAP ANGGARAN TAHUN 2011

Bab ini meliputi evaluasi atas kinerja keuangan dan kinerja operasional WIKA untuk tahun
buku 2011 terhadap anggaran 2011, dan dengan kinerja tahun sebelumnya.
II.1. Kinerja Keuangan
Evaluasi terhadap kinerja keuangan WIKA terdiri atas: (i) Data Umum dan Capaian
Perolehan Omset Kontrak Baru, (ii) Penjualan, (iii) Beban Pokok Penjualan, (iv) Beban
Usaha, (v) Laba Rugi Konsolidasi, (vi) Laporan Posisi Keuangan, dan (vii) Investasi
dan Penyertaan.
II.1.1.a.

Data Umum Perolehan Omset Kontrak Baru

Realisasi dari anggaran perolehan kontrak baru tahun 2011 dibandingkan dengan
realisasi dan anggaran tahun 2010 diikhtisarkan sebagai berikut.
Tabel II.1
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Perolehan Kontrak Baru
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian

Realisasi (Rp)
2011

2010

Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010

Anggaran (Rp)
2011

2010

Konstruksi:
Direktorat I:
Dept Sipil Umum

2.047.495

1.151.786

177,77

2.505.000

1.820.000

81,74

63,28

Dept Wilayah & LN

1.730.118

1.226.705

141,04

1.263.000

997.328

136,98

123,00

Dept Bangunan Gedung

1.534.833

624.612

245,73

1.505.780

500.000

101,93

124,92

Jumlah Direktorat I

5.312.445

3.003.103

176,90

5.273.780

3.317.328

100,73

90,53

Dept Industrial Plant

1.491.864

1.048.257

142,32

1.525.000

1.575.000

97,83

66,56

Dept DEN

2.611.842

1.526.963

171,05

1.311.000

1.400.000

199,23

109,07

Direktorat II

Jumlah Direktorat II

4.103.706

2.575.220

159,35

2.836.000

2.975.000

144,70

86,56

Sub Jumlah Pers. Induk

9.416.151

5.578.323

168,80

8.109.780

6.292.328

116,11

88,65

1.633.616

1.215.346

134,42

1.475.587

1.450.000

110,71

83,82

PT. Wika Intrade

507.329

1.839.753

27,58

390.104

796.475

130,05

230,99

PT. Wika Realty

800.604

587.276

136,32

800.000

620.400

100,08

94,66

1.099.019

691.044

159,04

1.220.000

700.000

90,08

98,72

PT. Wika Insan Pertiwi

99.067

311.168

31,84

303.166

227.602

32,68

136,72

PT. Wika Jabar Power

0,00

0,00

0,00

Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton

PT. Wika Gedung

Sub Jumlah Pers. Anak


JUMLAH

4.139.635

4.644.587

89,13

4.188.857

3.794.477

98,82

122,40

13.555.786

10.222.910

132,60

12.298.637

10.086.805

110,22

101,35

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

14

II.1.1.b.

Capaian Perolehan Omset Kontrak Baru

Pencapaian Omset Kontrak Baru tahun 2011 untuk Perusahaan Induk dan Anak
adalah sebesar Rp 13,56 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan realisasi
tahun 2010, yang mencapai Rp 10,22 triliun. Realisasi tahun 2011 juga lebih tinggi jika
dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, dimana untuk tahun 2011 dianggarkan
sebesar Rp 12,29 triliun.
Capaian Omset Kontrak Baru menurut Departemen, tercatat bahwa untuk Direktorat
Iyang terdiri atas Departemen Sipil Umum Departemen Wilayah dan Luar Negeri,
dan Departemen Bangunan Gedungmengalami peningkatkan, dimana pada tahun
2011 memperoleh Rp 5,31 triliun, sedangkan tahun sebelumnya mencatat sebesar Rp
3,00 triliun. Dibandingkan dengan anggarannya, Direktorat I mencapai realisasi lebih
tinggi, yaitu 100,73% (realisasi dibandingkan anggaran 2011). Dilihat dari besarnya
jumlah peningkatan berturut-turut adalah Departemen Bangunan Gedung, diikuti oleh
Departemen Sipil Umum, dan kemudian Departemen Wilayah dan Luar Negeri.
Sedangkan untuk Direktorat IIyang terdiri dari Departemen Industrial Plant dan
Departemen Energimengalami kenaikan yaitu dari Rp 2,58 triliun di tahun 2010
menjadi Rp 4,10 triliun untuk tahun 2011. Kenaikan di kedua Departemen tersebut
secara jumlah tidak jauh berbeda, dimana Departemen Energi mencatat kenaikan,
yaitu dari Rp 1,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 2,61 triliun di tahun 2011, dan untuk
Departemen Industrial Plant naik dari Rp 1,05 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 1,49
triliun untuk tahun 2011.
Kondisi pencapaian tahun 2011 ini tidak terlepas dari kebijakan dan fokus strategi yang
diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan dan memperluas pencapaian di bidangbidang yang dipandang baru seperti Departemen Energi dan tetap mempertahankan
prestasi untuk kegiatan yang dipandang secara tradisional sangat dikuasai oleh WIKA
seperti Departemen Sipil Umum dan Departemen Bangunan Gedung.
Capaian kinerja yang meningkat di tahun 2011 adalah karena penerapan tiga fokus
strategi, yaitu: Fokus strategi pertama, pasar selektif yaitu dengan berfokus pada
proyek Pemerintah dan BUMN/BUMD dan apabila di luar proyek-proyek dimaksud
misalnya proyek swastaharuslah memiliki reputasi baik dalam hal pendanaan dan
pembayaran. Pada fokus strategi pertama ini juga diterapkan pendekatan pemasaran
regional serta pertumbuhan melalui sinergi WIKA Group. Fokus strategi yang kedua
adalah mempertahankan likuiditas melalui Centralized Financing Strategy dan Self
Financing Project Policy. Fokus strategi yang ketiga adalah menerapkan efisiensi di
semua aspek termasuk Centralized Procurement

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

15

Omset Kontrak Baru yang dihasilkan oleh Perusahaan Anak, meskipun mengalami
penurunan, tetapi tidak signifikan, yaitu dari Rp 4,64 triliun di tahun 2010 menjadi Rp
4,14 trilun untuk tahun 2011. Penurunan yang signifikan dicatat oleh PT. Wika Intrade,
yaitu dari Rp 1,84 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 0,51 triliun untuk tahun 2011.
Meskipun demikian, PT. Wika Gedung justru mencatat kenaikan raihan Omset Kontrak
Baru, yaitu dari Rp 691,04 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,10 triliun di tahun 2011.
Demikian juga dengan PT. Wika Beton dari Rp 1,22 triliun pada tahun 2010 menjadi
Rp 1,63 triliun pada tahun 2010, dan PT. Wika Realty yang naik dari Rp 587,28 milyar
pada tahun 2010 menjadi Rp 801,43 milyar untuk tahun 2011.
Raihan Omset Kontrak Baru tahun 2011 mengalami kenaikan apabila dibandingkan
anggaran tahun 2011. Dengan raihan sebesar Rp 13,55 triliun pada tahun 2011
mampu melampaui anggaran tahun 2011 yaitu sebesar Rp 12,29 triliun atau dalam
persentase adalah 110,22% dibandingkan anggarannya. Berdasarkan kontribusinya,
peningkatan kontribusi terjadi di kedua Direktorat Perusahaan IndukDirektorat I
merealisasikan 100,73% dari anggarannya; sedangkan Direktorat II merealisasikan
144,70% dibandingkan dengan anggarannya.
Dibandingkan dengan anggarannya, terdapat tiga Departemen di Perusahaan Induk
yang mencatat realisasi lebih tinggi, yaitu Departemen Wilayah dan Luar Negeri (yaitu
realisasi dibandingkan anggarannya: 136,98%), Departemen Bangunan Gedung
(101,93%), serta Departemen Energi (199,23%); sedangkan dua Departemen lainnya,
capaian realisasinya di bawah anggaran, yaitu Departemen Sipil Umum (yaitu realisasi
dibandingkan anggaran: 81,74%) dan Departemen Industrial Plant (97,83%).
Jadi, meskipun Departemen Sipil Umum mencatat capaian realisasi Kontrak Baru
tahun 2011 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, namun
hasil ini masih berada di bawah anggaran tahun 2011.
Perolehan Kontrak Baru di Perusahaan Induk untuk tahun 2011 adalah 135 Kontrak
Baru untuk seluruh Departemen. Dari 135 Kontrak Baru yang diperoleh tersebut, 17
Kontrak Baru diperoleh oleh Departemen Sipil Umum, 45 oleh Departemen Wilayah
dan Luar Negeri, 27 oleh Departemen Bangunan Gedung, 38 oleh Departemen
Industrial Plant, dan 8 oleh Departemen Energi.
Masing-masing perolehan Kontrak Baru per Departemen dijelaskan di bagian berikut,
termasuk kondisi dan hambatan yang dihadapi masing-masing Departemen pada
tahun 2011:
Untuk Departemen Sipil Umum, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun
2011 adalah: Proyek Paket Penangan Longsoran Jalan Laks.RE. Martadinata senilai
Rp 4,8 milyar; Proyek FO Ahmad Yani Summarecon Bekasi senilai Rp 144,5 milyar;
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

16

Proyek Penambahan Lajur (Pelebaran keluar) Ruas TMII- Cibubur (KM 03+800 - KM
13+800) Jagorawi senilai Rp 43,1 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan dan Jalan
Tol Solo-Kertosono senilai Rp 136,3 milyar; Proyek Paket peningkatan struktur jalan
Laks. RE. Martadinata Kementrian PU senilai Rp 17,9 milyar; Proyek Perluasan
Dermaga Antarpulau Pelabuhan Batu Ampar Tahap II senilai Rp 6,2 milyar; Proyek
Normalisasi Kali Pesanggrahan Paket-2 senilai Rp 281,8 milyar; Proyek JICT-T1 West
Pile Strhengtening Phase-5 senilai Rp 10,6 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan
Tayan-JO senilai Rp 265,2 milyar; Proyek Rehab Peng. Banjir S. Citarum Hilir Paket-1
(Walahar-Muara Gombong- Bekasi) senilai Rp 246,1 milyar; Proyek Pembangunan
Jalan Tol JORR W-2 senilai Rp 171,3 milyar; Proyek Pembangunan Jalan Tol
Cisumdawu Phase-1 senilai Rp 185,9 milyar; Proyek Lanj. Pelebaran jalan P1 & P2
Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 35,4 milyar; Proyek Pembangunan Causeway dan
Lapangan Penumpukan Terminal Multipurpose Teluk Lamong-JO senilai Rp 372,1
milyar; Proyek Pembangunan Bendung Gerak Sembayat-JO senilai Rp 96 milyar;
Proyek Penanganan Darurat Kalimalang senilai Rp 0,87 milyar; dan Proyek Pek. Rigid
Beton ROW 47 Alam Sutera senilai Rp 29,3 milyar.
Untuk Departemen Wilayah dan Luar Negeri, beberapa Kontrak Baru yang diperoleh
pada tahun 2011 adalah: Proyek Pembangunan Penyediaan Air Baku Palingkau, di
kel. Palingkau Kab. Kapuas senilai Rp 44,3 milyar; Proyek Pekerjaan akses Road Lot.
1 PLTA Asahan III senilai Rp 91 milyar; Proyek Pekerjaan perpanjangan dermaga B
400 m Dumai senilai Rp 123 milyar; Proyek Construction of Lembak River Bridge Phase 2 senilai Rp 70,6 milyar; Proyek Paket pembangunan jalan Timika - Fotowali
Enarotali senilai Rp 46,2 milyar; Proyek Pembangunan Jembatan Merah Putih Ambon
senilai Rp 219,3 milyar; Proyek Pembangunan jembatan Batu Putih senilai Rp 72,7
milyar; Proyek Construction of Coal Hauling Road dan infrastruktur package I SPA 0 +
000 - 37 + 000 Kab. Kutai Barat, Kaltim senilai Rp 311,6 milyar; Proyek Pekerjaan
konstruksi jalan ke pelabuhan ArarSorong senilai Rp 52,8 milyar; Proyek Construct of
New Access Road to Gunung Putri senilai Rp 118,2 milyar; Proyek Pekerjaan sipil
jaringan irigasi utama dan sekunder paket AMS06 senilai Rp 54,4 milyar.
Untuk Departemen Bangunan Gedung beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada
tahun 2011 adalah: Proyek Bandara Baddarudin Palembang (Tahap I) senilai Rp 37,8
milyar; Proyek BI Lampung tahap II senilai Rp 36,71 milyar; Proyek TTC Surabaya
senilai Rp 74 milyar; Proyek Palm Oil Refinery Pulau Laut senilai Rp 37,72 milyar;
Proyek Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 milyar; Proyek Bandara
Internasional Ngurah Rai Bali senilai Rp 560,9 milyar; Proyek Perpustakaan Unimed
senilai Rp 68 milyar; Proyek Kantor BI Solo senilai Rp 35 milyar.
Untuk Departemen Industrial Plant beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada
tahun 2011 adalah: Proyek Out Pit Of Crushing & Conveying Adaro Tutupan senilai Rp
736,2 milyar; Proyek Fabrikasi dan Erection Tangki Alumina Plant Tayan senilai Rp
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

17

17,8 milyar; Proyek Pembangunan LPG Terminal Makassar senilai Rp 221 milyar;
Proyek Pembangunan Pipa Minyak Mentah Tampino Plaju senilai Rp 134,6 milyar;
Proyek Pekerjaan EPC Tie-in PLTP Dieng senilai Rp 49,8 milyar; Proyek Balangan
Coal Crushing Plant senilai Rp 65,1 milyar; Proyek Pengadaan Belt Conveyor MOP PP FeNi-1 senilai Rp 121,5 milyar; dan Proyek Pintu Air Peusangan yaitu senilai Rp
86,4 milyar.
Untuk Departemen Energi beberapa Kontrak Baru yang diperoleh pada tahun 2011
adalah: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera 7x18 MW - Timor Leste
senilai Rp 171,96 milyar; Proyek Switchyard PLTD Hera sebesar Rp 15,73 milyar;
Proyek OPCC System Adaro Kalsel sebesar Rp 152,26 milyar; Proyek PLTBS Sei
Mangkei Sumut sebesar Rp 59,92 milyar; Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Ketapang (2 x 10 MW ) sebesar Rp 296,57 milyar; Proyek PLTD Ambon 25
MW sebesar Rp 229 milyar; Proyek Operating & Maintenance (O&M) PLTG Borang 60
MW sebesar Rp 815,66 milyar; Proyek O & M PLTMG Rengat sebesar Rp 293,75
milyar.
Sementara itu, kontribusi Perusahaan Anak jika diukur terhadap anggaran mengalami
penurunan, dimana Perusahaan Anak merealisasikan 99,09% apabila dibandingkan
anggarannya. Dua Perusahaan Anak yang mencatat realisasi di bawah anggaran,
yaitu PT. Wika Gedung sebesar 90,08% dan PT. Wika Insan Pertiwi sebesar 36,10%.
Sedangkan tiga Perusahaan Anak yang lainnya merealisasikan di atas anggaran, yaitu
PT. Wika Beton, yaitu sebesar 110,71%, PT. Wika Intrade sebesar 130,05%, dan PT.
Wika Realty, yaitu sebesar 100,18%.
.

II.1.2.

Penjualan

Realisasi dan anggaran Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi
dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.2. Secara keseluruhan,
realisasi Penjualan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 7,74 triliun mengalami peningkatan
apabila dibandingkan realisasi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 6,02 triliun atau dengan
capaian tahun 2011 128,54% dibandingkan tahun 2010.
Dibandingkan dengan anggaran tahun 2011, realisasi Penjualan tahun 2011 mencapai
hasil lebih tinggi sebesar 104,01, dimana anggaran Penjualan untuk tahun 2011 yaitu
sebesar Rp 7,44 triliun.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

18

Tabel II.2
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Realisasi (Rp)
2011

2010

Realisasi vs Anggaran
(%)
2011
2010

Anggaran (Rp)
2011

2010

Konstruksi:
Direktorat I:
Dept Sipil Umum

872.841

621.737

140,39

1.105.800

746.930

78,93

83,24

Dept Wilayah & LN

981.993

789.190

124,43

938.304

798.220

104,66

98,87

Dept Bangunan Gedung

684.293

499.942

136,87

461.411

667.001

148,30

74,95

2.539.127

1.910.869

132,88

2.505.515

2.212.151

101,34

86,38

Dept Industrial Plant

1.041.127

888.454

117,18

938.216

1.031.070

110,97

86,17

Dept DEN

1.113.937

841.826

132,32

321.154

1.059.017

346,85

79,49

Jumlah Direktorat II

2.155.064

1.730.280

124,55

1.259.370

2.090.087

171,12

82,79

Jumlah Direktorat I
Direktorat II

Eliminasi Induk
Sub Jumlah Pers. Induk

(151.643)

(122.064)

4.542.548

3.519.085

124,23

129,08

3.764.885

4.302.238

120,66

81,80

Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton

1.635.087

1.430.435

114,31

1.550.000

1.350.000

105,49

105,96

PT. Wika Intrade

433.463

372.737

116,29

700.250

1.095.551

61,90

34,02

PT. Wika Realty

525.739

402.652

130,57

669.001

540.000

78,59

74,57

PT. Wika Gedung

789.417

446.002

177,00

705.004

603.000

111,97

73,96

PT. Wika Insan Pertiwi

228.705

62.185

367,78

291.386

180.000

78,49

34,55

PT. Wika Jabar Power

0,00

0,00

0,00

3.612.411

2.714.012

133,10

3.915.641

3.768.551

92,26

72,02

8.154.960

6.233.097

130,83

7.680.526

8.070.789

106,18

77,23

Sub Jumlah Pers. Anak


Potongan Penjualan
Jumlah Sebelum Eliminasi
Eliminasi

(410.082)
JUMLAH

7.744.878

(210.175)
6.022.922

195,11
128,59

(236.988)
7.443.538

173,04
8.070.789

104,05

74,63

Diukur dari kontribusinya terhadap keseluruhan konsolidasi, realisasi Penjualan tahun


2011 untuk Perusahaan Induk mencapai 129,08% jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2010 dan realisasi Perusahaan Anak untuk tahun 2011 adalah 133,10% jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2010.
Realisasi Penjualan di tahun 2011 untuk seluruh Departemen di Perusahaan Induk
adalah lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Penjualan untuk tahun 2010, begitu
juga dengan Realisasi Penjualan tahun 2011 untuk semua Perusahaan Anak, yang
mencatat prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi untuk tahun 2010.
Namun demikian, realisasi Penjualan pada tahun 2011 untuk Departemen Sipil Umum
mencatat kinerja di bawah anggarannya, yaitu sebesar 78,93% (realisasi dibandingkan
anggaran). Departemen lainnya mencatat kinerja realisasi tahun 2011 yang lebih tinggi
dibandingkan dengan anggaran tahun 2011.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

19

Untuk Perusahaan Anak, terdapat tiga Perusahaan Anak yang realisasi Penjualannya
lebih rendah dibandingkan anggaran tahun 2011, yaitu PT. Wika Intrade (61,90%), PT.
Wika Realty (78,59%), dan PT. Wika Insan Pertiwi (78,49%). Dua Perusahaan Anak
lainnya mencatat kinerja realisasi Penjualan tahun 2011 yang lebih baik dibandingkan
dengan anggaran tahun 2011, yaitu: PT. Wika Beton (105,49%) dan PT. Wika Gedung
(111,97%).
Tabel II.3
Proporsi Penjualan Departemen/Perusahaan Anak terhadap Total Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Realisasi 2011(Rp)

Realisasi 2010 (Rp)

Nilai

Nilai

% Total

Naik (Turun)
Kontribusi

% Total

Tumbuh
Penjualan
%

Konstruksi:
Direktorat I:

Dept Sipil Umum

872.841

11,27

621.737

10,32

0,95

40,39

Dept Wilayah & LN

981.993

12,68

789.190

13,10

(0,42)

24,43

Dept Bangunan Gedung

684.293

8,84

499.942

7,71

1,18

5,51

2.539.127

32,78

1.910.869

31,13

1,70

70,33

Jumlah Direktorat I
Direktorat II
Dept Industrial Plant

1.041.127

13,44

888.454

14,75

(1,31)

17,18

Dept DEN

1.113.937

14,38

841.826

13,98

0,41

32,32

Jumlah Direktorat II

2.155.064

27,83

1.730.280

28,73

(0,90)

24,55

Sub Jumlah Pers. Induk


sebelum Eliminasi

4.694.191

60,61

3.641.149

60,45

0,16

28,92

Eliminasi Induk
Sub Jumlah Pers. Induk

(151.643)

(122.064)

4.542.548

58,65

3.519.085

58,43

0,22

29,08

1.635.087

21,11

1.430.435

23,75

(2,64)

14,31

PT. Wika Intrade

433.463

5,60

372.737

6,19

(0,59)

16,29

PT. Wika Realty

525.739

6,79

402.652

6,69

0,10

30,57

PT. Wika Gedung

789.417

10,19

446.002

7,41

2,79

77,00

PT. Wika Insan Pertiwi

228.705

2,95

62.185

1,03

1,92

267,78

Perusahaan Anak:
PT. Wika Beton

PT. Wika Jabar Power


Sub Jumlah Pers. Anak

0,00

130

0,00

0,00

3.612.411

46,64

2.714.012

45,06

1,58

33,10

8.154.960

105,29

6.233.097

103,49

1,81

30,83

(1,81)

95,11

Potongan Penjualan
Jml Sebelum Eliminasi
Eliminasi

(410.082)
JUMLAH

7.744.879

(5,29)
100,00

(210.175)
6.022.922

(3,49)
100,00

28,59

Diukur dari kontribusinya, realisasi Penjualan tahun 2011 oleh Perusahaan Anak dan
Induk mengalami peningkatan, yaitu untuk Perusahaan Induk, kontribusi tahun 2011
sebesar 58,65%, lebih besar daripada kontribusi tahun 2010 (realisasi tahun 2010
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

20

sebesar 58,43%), sedangkan untuk Perusahaan Anak (sebelum eliminasi)


berkontribusi sebesar 46,64%. Dibandingkan dengan realisasinya, baik Departemendepartemen di Perusahaan Induk maupun Perusahaan-perusahaan Anak mencatat
pertumbuhan Penjualan yang positif.
Kecuali untuk Departemen Bangunan Gedung yang mencatat pertumbuhan Penjualan
sebesar 8,84%, empat Departemen lainnya mencatat pertumbuhan di atas 10%,
dimana catatan pertumbuhan yang tertinggi adalah di Departemen Sipil Umum, yaitu
14,38%. Untuk Perusahaan Anak, kontribusi penjualannya yang di atas 10% adalah
PT. Wika Beton (21,11%) dan PT. Wika Gedung (10,19%). Sedangkan Perusahaan
Anak yang lain berkontribusi di bawah 10% terhadap total penjualan 2011.

II.1.3.

Beban Pokok Penjualan

Realisasi dan anggaran Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 jika dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.4 pada
halaman berikut.
Tabel II.4
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Pokok Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Realisasi (Rp)
2011

2010

Anggaran (Rp)
2011

2010

Realisasi vs Anggaran
(%)
2011
2010

Jasa Konstruksi

2.958.062

3.323.137

89,01

3.074.231

2.815.150

96,22

118,04

Produksi Beton

1.250.313

1.278.391

97,80

1.377.500

1.350.000

90,77

94,70

Manufaktur dan
Perdagangan

301.604

405.193

74,43

674.243

1.095.551

44,73

36,99

Realty

409.674

330.957

123,78

563.831

540.000

72,66

61,29

2.058.761

52.333

3.933,96

910.729

2.270.087

226,06

2,31

6.978.414

5.390.011

129,47

6.600.534

8.070.788

105,72

66,78

Mekanikal Elektrikal
JUMLAH

Beban Pokok Penjualan tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi


tahun 2010. Namun terhadap Penjualan, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011
(87,81%) lebih kecil dibandingkan tahun 2010 (89,49%). Artinya, Peningkatan Beban
Pokok Penjualan tahun 2011 sejalan dengan peningkatan profitabilitas Laba Kotor.
Peningkatan Beban Pokok Penjualan yang signifikan adalah Beban Pokok untuk Jasa
Konstruksi dan Mekanikal Electrikal. Secara umum, Beban Pokok Penjualan tahun
2011 dibandingkan dengan tahun 2010 adalah 129,47%; sedangkan dibandingkan
anggaran tahun 2011, realisasi Beban Pokok Penjualan tahun 2011 sebesar 105,72%.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

21

Realisasi kenaikan/penurunan komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total


Beban Pokok Penjualan untuk tahun 2011 dibandingkan dengan realisasi tahun 2010
dan dibandingkan dengan anggaran untuk masing-masing tahun adalah:
Tabel II.5
Proporsi Komponen Beban Pokok Penjualan terhadap Total Beban Pokok Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Realisasi 2011 (Rp)


Nilai

% Total

Realisasi 2010 (Rp)


Nilai

% Total

Naik
(Turun) Tumbuh
Kontribusi
%
%

Jasa Konstruksi

2.958.062

42,39

2.088.052

38,74

3,65

0,42

Produksi Beton

1.250.313

17,92

1.282.793

23,80

(5,88)

(0,03)

Manufaktur dan Perdagangan

301.604

4,32

405.193

7,52

(3,20)

(0,26)

Realty

409.674

5,87

330.956

6,14

(0,27)

0,24

2.058.761

29,50

1.615.256

29,97

(0,47)

0,27

0,00

(6,16)

6,16

(1,00)

6.978.414

100,00

0,00

0,65

Mekanikal Elektrikal
Total Eliminasi (Induk dan
Anak)
JUMLAH

(332.239)
5.390.011

100,00

Masing-masing komponen Beban Pokok Penjualan apabila dibandingkan dengan Total


Beban Pokok Penjualannya menunjukkan bahwa komponen Beban Pokok Penjualan
yang paling besar berturut-turut adalah untuk Jasa Konstruksi, yaitu sebesar Rp 2,96
triliun, Mekanikal Elektrikal sebesar Rp 2,06 triliun, dan Produksi Beton, yaitu sebesar
Rp 1,25 triliun.

II.1.4.

Beban Usaha

Realisasi dan anggaran Beban Usaha yang meliputi Beban Pemasaran, Beban
Administrasi dan Umum serta Beban Pengembangan di tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.6.
Selama tahun 2011, Beban Usaha mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010,
yaitu dari Rp 191,9 milyar menjadi Rp 207,5 milyar.Kenaikan ini terutama adalah pada
Beban Administrasi dan Umum yang meningkat Rp 15,6 milyar.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

22

Tabel II.6
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Beban Usaha
(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi (Rp)

Realisasi vs Anggaran
(%)

Anggaran (Rp)

Uraian

%
2011

Beban Penjualan
Beban Adm dan Umum
JUMLAH

2010

2011

2010

2010

2009

3.646

3.527

103,37

1.822

2.458

200,15

143,47

207.548

191.930

108,14

201.645

177.845

102,93

107,92

211.194

195.457

108,05

203.467

180.303

103,80

108,40

Berdasarkan besarannya, seperti tersaji dalam Tabel II.7, total Beban Administrasi dan
Umum tahun 2011 mencapai 98,27% dari Beban Usaha. Sedangkan dalam Tabel II.8
disajikan komponen-komponen Beban Administrasi dan Umum, yaitu:

Tabel II.7
Proporsi Komponen Beban Usaha terhadap Total Beban Usaha
(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi 2011 (Rp)

Uraian

Nilai
Beban Penjualan
Beban Adm dan Umum
JUMLAH

% Total

Realisasi 2010 (Rp)


Nilai

Naik
(Turun)
Kontribusi

Tumbuh

% Total

3.646

1,73

3.527

1,80

(0,08)

0,03

207.548

98,27

191.930

98,20

0,08

0,08

211.194

100,00

195.457

100,00

0,08

Tabel II.8
Rincian Beban Administrasi dan Umum Tahun 2011 dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Realisasi Tahun 2011

Realisasi Tahun 2010

147.988

148.354

Beban Fasilitas Kantor

41.084

32.189

Beban Penelitian dan Pengembangan

10.811

9.211

Beban Informatika

4.651

3.804

Beban Keuangan

3.014

1.899

207.548

195.457

Beban Personalia

Jumlah

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

23

II.1.5.

Laba Bersih Konsolidasi

Realisasi dan anggaran Laba Rugi Konsolidasi di tahun 2011 dibandingkan dengan
realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.9.
Tabel II.9
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laba Rugi Konsolidasi
(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi
(%)

(Rp)

Uraian
2011
Pendapatan

Anggaran
2010

Realisasi vs
Anggaran (%)

(Rp)
2011

2010

2011

2010

7.741.827

6.022.921

128,54

7.443.538

8.070.788

104,01

74,63

(6.978.414)

(5.390.011)

129,47

(6.600.535)

(7.341.961)

105,72

73,41

763.413

632.910

120,62

843.003

728.827

90,56

86,84

40.158

252,81

103.500

58.115

98,09

69,10

864.935

673.068

128,51

946.503

786.942

91,38

85,53

(211.194)

(195.457)

108,05

(203.468)

(180.304)

103,80

108,40

653.741

477.611

136,88

743.035

606.638

87,98

78,73

(8.438)

5.326

(158,43)

(39.069)

(20.334)

21,60

(26,19)

Beban Bunga

(15.696)

(9.611)

163,31

(84.283)

(95.947)

18,62

10,02

Laba Sebelum Pajak

629.607

473.326

133,02

619.683

490.357

101,60

96,53

(238.660)

(162.085)

(233.311)

(211.346)

102,29

76,69

Laba Bersih

390.947

311.241

125,61

386.372

279.011

101,18

111,55

Hak Minoritas

(36.448)

(26.319)

138,49

(35.474)

(25.417)

102,75

103,55

Laba Bersih Konsolidasi

354.499

284.922

124,42

350.898

253.594

101,03

112,35

Beban Pokok Penjualan


Laba Kotor Sebelum JO
Bagian Laba JO
Laba (Rugi) Kotor
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan (Beban) Lain

Pajak Penghasilan

101.522

147,24

Kinerja Laba Bersih Konsolidasi WIKA tahun 2011 sangat baik, dan mencapai
124,42% dibanding realisasi Laba Bersih tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan
adanya peningkatan pendapatan sebesar 128,54%, walaupun di sisi lain capaian
Beban Pokok Penjualan adalah 90,14% dibandingkan Total Penjualan (lihat juga Tabel
II.10).
Proporsi Laba Bersih Konsolidasi terhadap Total Penjualan Perusahaan, yaitu sebesar
4,58%, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 4,73%. Tetapi, realisasi Penjualan tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan
anggarannya, menyebabkan pencapaian Laba Bersih Konsolidasi tahun 2011 lebih
tinggi dibandingkan dengan anggarannya.
Jelas bahwa penerapan tiga fokus strategi mampu meningkatkan kinerja Perusahaan.
Dengan peningkatan Penjualan pada tahun-tahun mendatang dan meningkatkan

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

24

efisiensi yang lebih baik lagi, maka pencapain kinerja di masa yang akan datang akan
semakin baik.

Tabel II.10
Proporsi Komponen Laba Rugi terhadap Total Pendapatan
(dalam jutaan Rupiah)

Anggaran

Realisasi

Realisasi

2011

2011

2010

Uraian

(Rp)
Pendapatan
Beban Pokok Penjualan

(%)

(%)

(Rp)

7.741.827

100,00

6.022.921

100,00

(6.600.535)

(88,67)

(6.978.414)

(90,14)

(5.390.011)

(89,49)

843.003

11,33

Bagian Laba JO

103.500

1,39

Laba (Rugi) Kotor

946.503

12,72

(203.468)

763.413

9,86

632.910

10,51

1,31

40.158

0,67

864.935

11,17

673.068

11,18

(2,73)

(211.194)

(2,73)

(195.457)

(3,25)

9,98

653.741

8,44

477.611

7,93
0,09

101.522

Laba (Rugi) Usaha

743.035

Pendapatan (Beban) Lain

(39.069)

(0,52)

(8.438)

(0,11)

5.326

Beban Bunga

(84.283)

(1,13)

(15.696)

(0,20)

(9.611)

Laba Sebelum Pajak


Pajak Penghasilan

(%)

100,00

Laba Kotor Sebelum JO

Beban Usaha

(Rp)

7.443.538

619.683
(233.311)

(0,16)

8,33

629.607

8,13

473.326

7,86

(3,13)

(238.660)

(3,08)

(162.085)

(2,69)

5,19

390.947

5,05

311.241

5,17

Laba Bersih

386.372

Hak Minoritas

(35.474)

0,54

(36.448)

0,52

(26.319)

(0,44)

Laba Bersih Konsolidasi

350.898

4,71

354.499

4,58

284.922

4,73

II.1.6.

Laporan Posisi Keuangan

Realisasi dan anggaran Laporan Posisi Keuangan untuk tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.11.
Secara total, realisasi Total Aset/Total Kewajiban dan Ekuitas Perusahaan untuk tahun
2011 berada di atas anggaran yang ditetapkan, dimana untuk tahun 2011 ini realisasi
Total Aset/ Total Kewajiban Ekuitas adalah Rp 8,32 triliun, sedangkan anggaran tahun
2011 adalah sebesar Rp 7,38 triliun, atau mencapai 112,69%.
Pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 terutama
adalah karena komponen setoran dana penyertaan, KSO, dan aset tetap mencapai
target. Dari sisi Kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, tidak tercapai.
Ketidaktercapaian target yang ditetapkan sejalan dengan kebijakan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap dana pinjaman dari pihak ketiga.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

25

Tabel II.11
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi
Uraian
2011
Aktiva
Aset Lancar

2010

Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010

(Rp)
2011

2010

5.838.852

4.954.287

117,85

5.459.352

6.142.766

107

80,65

32.501

21.593

150,52

25.960

Setoran Dana KSO

740.694

434.185

170,59

606.433

382.941

122

113,38

Penyertaan

450.524

318.494

141,45

229.509

255.800

196

124,51

Aset Tetap

753.148

405.546

185,71

770.097

391.672

98

103,54

Aset Lain-lain

417.005

75.040

555,71

172.578

223.034

242

33,65

4.847

7.537

64,31

10.049

75,00

Pajak Tangguhan

Goodwill
Tanah Belum Dikembangkan
Jumlah Aset
Pasiva
Liabilitas Jangka Pendek

85.408
8.322.979
5.127.208

69.623
6.286.305
3.642.027

122,67

121.945

86.246

70

80,73

132,40

7.385.874

7.492.508

113

83,90

140,78

4.215.409

4.372.885

122

83,29

134,21

939.757

1.222.567

104

59,51

Liabilitas Jangka Panjang

976.395

727.510

Hak Minoritas

147.815

115.144

128,37

160.778

123.864

92

92,96

2.071.561
8.322.979

1.801.624
6.286.305

114,98

2.069.930

1.773.192

100

101,60

132,40

7.385.874

7.492.508

112,69

83,90

Ekuitas
Jumlah Liabilitas

II.1.7.

Anggaran
(%)

(Rp)

Investasi dan Penyertaan

Realisasi dan anggaran Investasi dan Penyertaan untuk tahun 2011 dibandingkan
dengan realisasi dan anggaran untuk tahun 2010 diikhtisarkan dalam Tabel II.12.
Tabel II.12
Perbandingan Realisasi dan Anggaran Invetasi dan Penyertaan
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian
Investasi
Tanah
Prasarana
Bangunan/Gedung
Perlengkapan Kantor
Kendaraan
Peralatan Pabrik dan Proyek
Aset Tetap dalam Penyelesaian
Jumlah
Penyertaan
Jumlah Investasi

Realisasi
(Rp)
2011
2010
48.246
27.275
32.811
2.171
1.716
120.835
600.421
833.475
14.881
848.356

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

52.040
297
11.982
88
0
40.370
486.308
591.085
31.000
622.085

(%)

92,71
9.183,50
273,84
2.467,05
0,00
299,32
123,47
141,01
48,00
136,37

Anggaran
(Rp)
2011
2010
66.000
5.000
7.000
67.000
50.000
195.000
135.000
330.000

Realisasi vs
Anggaran (%)
2011
2010

44.000
73,10
6.540
0,00
6.500
656,22
6.547
31,01
0
0,00
59.660 1.200,84
123.247
427,42
17.500
11,02
140.747
257,08

4,54
184,34
1,34
0,00
815,13
479,59
177,14
441,99

26

Realisasi investasi pada tahun 2011 ini, yaitu sebesar Rp 848,35 milyar, lebih besar
jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 yaitu tercapai 257,08%. Pencapaian
yang lebih besar terutama adalah investasi pada Peralatan Pabrik Proyek dan Aset
Tetap Dalam Penyelesaian.
II.2. Kinerja Operasional
Berikut ini adalah evaluasi terhadap kinerja operasional WIKA yang terdiri atas: (i)
Kinerja Komisaris dan Direksi, (ii) Pemasaran, (iii) Produksi, (iv) Keuangan, (v)
Pengembangan Usaha dan Sistem Informasi, (vi) Sumberdaya Manusia, dan (vii)
Satuan Pengawasan Intern (SPI).

II.2.1.

Komisaris dan Direksi

Sebagaimana dituangkan dalam Board of Manual yang terakhir kali diperbarui pada
tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Tugas Komisaris dan Direksi Perseroan,
Komisaris dan Direksi telah menyelaraskan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) berkaitan dengan pencapaian
target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
tahun 2011.
Selain itu, berkaitan dengan perkembangan usaha WIKA, Komisaris dan Direksi
Perusahaan telah bersinergi dalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi
masing-masing, yaitu dengan melakukan evaluasi secara rutin, untuk memastikan
bahwa Perusahaan mampu mewujudkan apa yang ditetapkan di dalam Rencana
Strategis (Renstra) Perusahaan.
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya dalam rangka
mengarahkan dan mengelola operasi Perusahaan, Komisaris dan Direksi telah
mengadakan rapat-rapat sebagai berikut:

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

27

Tabel II.13
Rapat Komisaris dan Direksi
Rapat Bersama
Nama

Rapat Komisaris

Rapat Direksi

Undangan Hadir Undangan Hadir Undangan Hadir

Komisaris
(Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011)
1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP

16

16

2. Dr. Amanah Abdulkadir, MA,


QIA, CFE, CRMP

16

13

3. Brigjen TNI (Purn) Dadi


Pratjipto SE

16

16

4. Soepomo, SH, Sp. N, LLM

16

15

5. Pontas Tambunan, SH, MM

16

15

15

Direksi
(Periode 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011)

II.2.2.

1. Bintang Perbowo, SE, MM

16

28

26

2. Drs. R Ganda Kusuma, MBA

16

16

28

25

3. Ir. Budi Harto, MM

16

14

28

25

4. Ir. Slamet Maryono

16

14

28

24

5. Ir. Tonny Warsono, MM

16

14

28

22

Pemasaran

Kinerja perolehan Kontrak yang dilakukan Direktorat I dan II selama tahun 2011 adalah
seperti disajikan dalam Tabel II.14.
Untuk fungsi Pemasaran, pada tahun 2011, WIKA memacu dan mengembangkan
berbagai strategi pemasaran yang lebih efektif mengingat peluang pasar yang semakin
sempit. Berdasarkan kepemilikannya, kegiatan Pemasaran pada tahun 2011 ini telah
mengalami keseimbangan penyebaran yang berubah dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya yang didominasi proyek-proyek Pemerintah (seperti Departemen/Dinas
Pekerjaan Umum dan BUMN). Meskipun demikian, WIKA tetap memfokuskan
konsentrasi pasarnya pada pasar APBN/APBD serta BUMN atau proyek-proyek yang
mempunyai kepastian tingkat pembayaran yang tinggi.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

28

Tabel II.14
Rencana dan Realisasi Tender/Pelelangan
(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi
Uraian

(Rp)
2011

Lelang Diikuti
Lelang Dimenangkan
% Lelang Dimenangkan
Perusahaan Anak
Jumlah Kontrak Baru

Anggaran
2010

Realisasi vs
Anggaran (%)

(Rp)

(%)
2011

2010

2011

2010

37.256.308

23.410.502

159,14

30.256.368

23.528.762

128,59

99.50

9.416.151

5.578.323

168,80

8.109.780

6.292.328

128,88

88.65

25,27%

23,83%

106,07

26,80%

26,74%

100,23

89.10

4.139.635

4.644.587

89,13

4.188.857

3.794.477

110,39

122.40

13.555.786

10.222.910

132,60

12.298.637

10.086.805

121,93

101.35

Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, fungsi pemasaran ini
telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Berkonsentrasi pada pasar APBN/APBD dan BUMN atau proyek-proyek yang
memiliki tingkat kepastian pembayaran yang tinggi.
2) Bersinergi dengan program Bappenas, yaitu Public Private Partnership (PPP)
Project Plan Book 2011, dimana sebanyak 79 proyek ditawarkan dengan total
investasi USD 53,4 miliar.
3) Melakukan kemitraan dengan kontraktor asing dan investor asing untuk proyekproyek infrastruktur di Aljazair, dimana Perusahaan menjadi subkontraktor dari
perusahaan konstruksi Kajima yang tergabung di dalam konsorsium Jepang
COJAAL (kajima, Taisei, Nisimitsu, Hazama, dan Teken). Dalam proyek ini,
WIKA mendapat bagian membangun lebih dari 40 unit jembatan dan peletakan

4)

5)
6)

7)

girder pada jalan bebas hambatan sepanjang 104 kilometer, serta structural
works, precast factory, temporary building, dan ancillary works. Selain itu,
kemitraan asing juga dilakukan WIKA untuk sejumlah proyek besar lainnya di
Indonesia, terutama untuk proyek-proyek pembangkit listrik dan proyek-proyek
penanggulangan bencana alam yang umumnya dibiayai oleh bantuan dana atau
pinjaman luar negeri.
Mengelola informasi pasar secara optimal dari proyek-proyek pemerintah, BUMN
dan swasta melalui proses pemilihan proyek-proyek yang potensial dan strategis
bagi Perusahaan.
Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas
dan Industrial Plant & Facilities.
Departemen Bangunan Gedung merealisasikan grand strategy dengan
menciptakan peluang pasar dengan skema Design & Build serta Review Design
pada proyek-proyek APBN dan BUMN.
Menerapkan Customer Relationship Management (CRM) yaitu memberdayakan
website www.wika-beton.co.id sehingga baik pelanggan atau calon pelanggan

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

29

dapat menggunakan fasilitas untuk mengakses ataupun mengunduh informasi


produk serta mengajukan permintaan harga dan lainnya.

II.2.3.

Produksi
Secara umum dengan ukuran produktifitas penjualan per orang, telah terjadi
peningkatan dari tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan hasil
kontrak yang dihadapi di tahun 2011 sebesar Rp 25,15 triliun, maka produktifitas per
orang tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010.
Di tahun 2011 ini, WIKA mengerjakan 135 Proyek Baru, di antaranya 32 Proyek yang
berskala besar (yaitu Omset Kontrak di atas Rp 55 milyar) serta sisanya sebanyak 23
Proyek berskala menengah (yaitu dengan Omset Kontrak bernilai antara Rp 25 milyar
s/d Rp 55 milyar).
Dari 135 Kontrak Baru tersebut, kontribusi Departemen Sipili Umum adalah sebanyak
17 Kontrak Baru, Departemen Wilayah dan Luar Negeri sebanyak 45 Kontrak Baru,
Departemen Bangunan Gedung sebanyak 27 Kontrak Baru, Departemen Utilitas
sebanyak 38 Kontrak Baru, dan Departemen Energi sebanyak 8 Kontrak Baru.
Dalam tahun 2011 ini, dalam melaksanakan tanggungjawabnya bagi Perusahaan,
fungsi produksi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Public Private Partnership (PPP) Project Plan Book 2011 yang diresmikan
Bappenas untuk menawarkan proyek dengan total investasi USD 53,4 miliar
menunjang percepatan pertumbuhan bisnis konstruksi di Indonesia. Di tahun
2011, Departemen Sipil Umum WIKA mendapatkan proyek PPP sebesar Rp 455
miliar, yaitu Proyek Cisumdawu sebesar Rp 186 milyar dan proyek Jembatan
Tayan sebesar Rp 269 miliar.
2) Menggandeng kontraktor utama untuk proyek-proyek luar negeri, sehingga
Departemen Wilayah dan Luar Negeri melakukan penawaran harga dengan cara
negosiasi. Sedangkan untuk wilayah dalam negeri Departemen Wilayah dan Luar
Negeri mengerjakan proyek di bawah Rp 100 miliar.
3) Departemen Industrial Plant lebih memperkuat eksistensinya di pasar Oil & Gas
dan Industrial Plant & Facilities. Hal ini dibuktikan dengan dimenangkannya
tender proyek pembangunan LPG Terminal Makasar, Pembangunan Pipa minyak
Mentah Tempino-Plaju, dan Pekerjaan EPC Tie-In PLTP Dieng.
4) Menerapkan continous improvement terkait dengan metode kerja dan konsistensi
terhadap mutu waktu, serta proses dan biaya, yaitu dengan cara mengandalkan
sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, sehingga menghasilkan
profitabilitas terbaik bagi Perusahaan.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

30

5)

Meningkatkan produksi dengan penambahan jalur baru, yaitu jalur 8 PPB Bogor
dan jalur 3 PPB Sulawesi Selatan, yang diikuti dengan penambahan cetakan
baru.
6) Melengkapi alat-alat jalur 8 PPB Bogor dengan mesin spinning yang mampu
memproduksi tiang pancang dengan diameter 800 -1200 L 24 m.
7) Melengkapi mesin wire caging untuk PPB Sumatera Utara serta PPB Boyolali.

II.2.4.

Keuangan
Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2011,
meliputi berbagai peningkatan kualitatif pelaksanaan fungsi keuangan, di antaranya
adalah:
1)

Net Profit
Efisiensi biay apada pos-pos biaya langsung dengan melakukan efisiensi
pengadaan, value engineering dan metode konstruksi
Pencairan atas piutang macet sehinga tidak dilakukan impairment
Pemanfaatan dana sendiri, sehingga mengurangi hutang bank dan dapat
meminimalkan beban bunga
Memonitor program efisiensi dan risiko sebagai tambahan margin yang telah
dilakukan proyek.

2)

Net Cash Flow Operasi


Penetapan SKBDN / Credit Supplier secara selektif
Penerapan Cash Management System
Optimalisasi pengendalian keuangan dan percepatan pencairan termin
Optimalisasi fasilitas kredit serta mencari mitra kerja yang bersedia dibayar
back to back kontrak.
Refinancing atas SKBDN, Trust Receipt SKBDN/LC, Suplesi (perpanjangan
waktu jatuh tempo) KMK

3)

Receivable Ratio
Melakukan percepatan proses penagihan dan pencairan piutang usaha.
Melakukan

cross

function

dengan

pemasaran

terhadap

kemampuan

pendanaan owner.
Penanganan secara intensif penyelesaian piutang bermasalah dengan
Institusi Negara yang berwenang (Pengacara Negara, KPKNL) dan BANI
serta usaha penagihan yang dilakukan secara maksimal oleh manajemen
Departemen dan Tim Piutang Kantor Pusat.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

31

4)

Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan


Melakukan percepatan pengakuan pemberi kerja atas progres produksi
dengan kelengkapan dokumen.
Melakukan percepatan proses addendum untuk progres yang belum ada item
pembayarannya.
Memonitor dan mengawal proses penganggaran baik di pemberi kerja
maupun di Direktorat Jenderal
Anggaran untuk proyek-proyek yang
bersumber dana dari APBN
Mendorong dilakukannya audit oleh pihak yang berwenang atas eskalasi
proyek multiyears.

5)

Risk Management
Pelaporan rutin Risk Management
Kunjungan lapangan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha
Penyusunan Prosedur Risk Management Anak Perusahaan yang sudah
selesai (WIKA Beton, WIKA Realty, WIKA Intrade)
Pembuatan Dashboard Risk Management di SIMHU dan pembelajaran Risk
Management di Knowledge Management Portal WIKA
Sosialisasi prosedur Risk Management ke seluruh proyek WIKA
Audit integrasi bersamaan dengan SPI
Melakukan Assessment Implementasi Risk Management bersama dengan
konsultan independen.

6)

Sistem Akuntansi
Mereview kebijakan dan Prosedur Akuntansi yang selaras dengan penerapan
PSAK terkini (hasil konvergensi IFRS) yang berlaku di tahun 2011, terdiri dari
16 PSAK dan 7 ISAK,
Melakukan gap analysis
keuangan,

penerapan PSAK terkini terhadap laporan

Melakukan mapping COA (chart of account) dalam rangka pengembangan


SIMPRO yang berbasis WEB dengan pola account set,
Menyiapkan penanggungjawab fungsi akuntansi untuk comply dalam
penyusunan laporan keuangan dengan peningkatan kompetensi melalui
pelatihan dan seminar.
7)

Perpajakan
Pembuatan SOP Perpajakan yang dapat diakses melalui PORTAL WIKA,
Menstandarisasi dokumen dan membangun system filling pajak berbasis data
base untuk memudahkan ketelusuran dan pembuktian dokumen pada saat
pemeriksaan pajak,
Melakukan penyeragaman dan sentralisasi atas transaksi pajak masukan,
Memproses integrasi SIM Pajak dengan SIM Akuntansi, sehingga data
perpajakan in line dengan data akuntansi.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

32

II.2.5.

Pengembangan Usaha, Sistem Manajemen dan Sistem Informasi

Untuk kegiatan Pengembangan Usaha yang telah dilaksanakan di tahun 2011, di


antaranya adalah:
1) Telah dilakukan review Pedoman SMW, Prosedur Pembentukan dan
Pembubaran Proyek dan Proyek Wilayah, Prosedur Pembuatan Laporan
Bulanan Proyek
2) Telah dilakukan review terhadap prosedur Investasi & Akuisisi, Prosedur
Pengembangan Bisnis, KP Fungsi Engineering, KP Fungsi Pemasaran telah
3)
4)
5)

disusun Prosedur Rencana Kerja dan Anggaran Pembangkit


Telah dilakukan benchmark ke Proyek Kajima Indonesia dan PT Badak terkait
penerapan SHE
Telah dilakukan monitoring dan feedback melalui laporan bulanan dan hasil
kesimpulan secara korporat disampaikan dalam MR Pusat.
Telah dilakukan klinik ke proyek-proyek :
DSU : Proyek Sumarecon, Casablanca, Jatibarang/Kaligarang
WLN : Proyek Sicanang, Cikro
DIP : Proyek Kualanamo, Sime Darby
DEN : Proyek PLYGU Borang, PLTD Bali

DBG : Proyek Telkomsel PU Padang


6) Telah dilakukan AI ke proyek-proyek sesuai jadwal SPI
7) Telah dilakukan AI ke seluruh Dept. Operasi dan Dept. Fungsi
8) Telah dilaksanakan Audit Integrasi ISO 2008:9001, ISO 2004:14001 & OHSAS
2006:18001
9) Sedang dilaksanakan Audit Sistem Manajemen Pengamanan
10) Telah dilaksanakan MR sesuai jadwal yaitu :
MR I/2011 pada tanggal 24-26 Jan 2011
MR II/2011 pada tanggal 26-28 April 2011
11) SHE Pause/SHE Culture telah dilakukan secara rutin dan konsisten pada:
Rapat Dir GM (2 mingguan)
Management Review (3 bulanan)
12) Telah diterbitkan jadwal dan surat dari Dirut 25 Mei 2011
13) Telah dilaksanakan kunjungan Direksi pada :
9 Juni 2011 ke proyek LPG Tanjung Priok
14 Juni 2011 ke proyek Pelebaran Jagorawi
30 Juni 2011 ke proyek Freeway balikpapan
19 Juli 2011 ke proyek FO Casablanca
Agustus tidak dilaksanakan karena bulan Ramadhan
13-14 Sept 2011 ke proyek PLTU sulut
3-5 November 2011 ke proyek PLTU Kalsel dan proyek simedarby
2-4 Desember 2011 ke proyek PLTD Ambon, proyek Jembatan Merah Putih

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

33

14) Telah Dilaksanakan sosialisasi Prosedur Keadaan Darurat di Gedung WIKA


Kavling 9 kepada seluruh penghuni
15) Telah dilakukan simulasi keadaan darurat & evaluasi pada tanggal 5 Oktober
2011
16) Telah dilakukan pelatihan Best Beton :
Batch pertama telah dilaksanakan tanggal 17 18 Maret 2011 dengan
mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor
Batch kedua dilaksanakan tanggal 4 5 Mei 2011 dengan sampel proyek
Apartemen Semanggi
Batch ketiga dilaksanakan tanggal 18 20 Juli 2011. (Pelatihan dilaksanakan
terpadu dengan pengembangan soft kompetensi).
17) Telah dilakukan Pelatihan QA : tanggal 14 15 April 2011 untuk DEN dan DIP
18) Telah dilakukan penetapan kriteria untuk masing-masing award
19) Telah dilakukan pengumpulan data,
20) Telah dilakukan inventarisasi & penetapan IK Master yaitu IK Pembes ian, IK
Bekisting dan IK Pengecoran
21) Telah dilakukan review terhadap IK Master yang ditetapkan
22) Telah dilakukan awarness Performance Excellence WIKA terkait dengan
penerapan proses bisnis di masing-masing departemen
23) Telah dibentuk tim examiner.

II.2.6.

Sumber Daya Manusia

Kegiatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam tahun 2011 meliputi pengusahaan dan
pengembangan sumber daya manusia, di antaranya adalah:
1) Training & Learning, dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu:
Modul pelatihan diikuti sebanyak 76 buah.
Peserta pelatihan sebanyak 1100 orang pegawai
2) Program Pengembangan Generik dilakukan secara berjenjang dimulai staf,
tingkatan Kepala Seksi, Manajer Proyek, Manajer Bidang, Manajer Biro, Manajer
Divisi, dan General Manajer.
3) Pengembangan pegawai terdiri atas program Soft Competency dan Hard
Competency.
4) Program Soft Competency yang dilakukan memenuhi aspek Neuro languastic
Program (NLP) yaitu pelatihan Basic, Corporate Care dan program Coaching for
Coach. Dan untuk program Hard Competency, disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing unit kerja, yaitu Practical Workshop Engineering dan Practical
Functional Workshop. Dan untuk menciptakan nilai Value atas kualitas mutu
beton dari pekerjaan seluruh proyek konstruksi di WIKA, maka dicanangkan
modul tambahan yaitu program Best Beton Comunity (BBC), yang diikuti
tingkatan Tim Manajemen Proyek dan Departemen.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

34

5) Evaluasi pelatihan (rata-rata) oleh peserta diperoleh gambaran realisasi


sebanyak 76% sangat sesuai dan 24% sesuai.
6) Kegiatan Sertifikasi, difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna
menunjang bisnis WIKA dibidang EPC dan Investasi.
7) Sertifikasi keahlian internal dilakukan sesuai kamus kompetensi pegawai,
tercapai sebanyak 23 orang untuk bidang enginering, pengadaan dan
manajemen proyek kategori kecil. Untuk sertifikasi keahlian eksternal diikuti
sesuai kebutuhan dalam prakualifikasi (PQ) dan tender masing-masing unit kerja,
terpenuhi sebanyak 158 orang.
8) Program Pendidikan Lanjutan, berlandaskan Visi dan Misi perusahaan jangka
panjang. Telah terpenuhi sebanyak 14 orang, dengan sasaran pada pendidikan
Strata 2 yaitu:
Strategik Manajemen, sebanyak 5 orang di Binus Business Scholl Jakarta
Quantity Surveying (QS), sebanyak 6 orang di Universitas Teknologi Malaysia
(UTM).
Untuk memenuhi tuntutan berkembangnya bisnis Perseroan, dibutuhkan pegawai yang
didasarkan pada Rencana Strategis untuk jangka panjang dan RKAP untuk jangka
pendek, dimana untuk setiap Unit Kerja berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Pada tahun 2011, jumlah pegawai WIKA adalah 1.318 orang yang terdiri dari 881
orang untuk pegawai Teknik dan 437 orang untuk pegawai Non Teknik. Angka ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu secara total 1.249
orang dengan komposisi 819 orang pegawai Teknik dan 420 orang pegawai Non
Teknik. Komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya untuk tahun 2011 adalah: S2
dan S3 sebanyak 87 orang, S1 sebanyak 909 orang, Diploma sebanyak 287 orang,
dan untuk SLTP dan sederajat adalah sebanyak 29 orang.
Untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang dilaksanakan Perusahaan
pada tahun 2011 adalah:
Tabel II.15
Rencana dan Realisasi Pendidikan dan Pelatihan
(dalam ribuan Rupiah)

Uraian
Kursus Manajemen dan
Teknik

Realisasi
2011
Peserta
Biaya (Rp)

Anggaran
2011
Peserta
Biaya (Rp)

% Realisasi vs
Anggaran
Peserta
Biaya

1.069

2.481.982

962

1.831.000

111,12

135,55

Seminar

84

213.519

71

146.000

118,31

146,25

Pendidikan Lanjutan

14

925.714

18

1.200.000

77,78

77,14

1.167

3.621.215

1.051

3.177.000

111,04

113,98

Jumlah

Realisasi biaya penyelengaraan pendidikan dan pelatihan adalah sebesar Rp 3,62


milyar, yang berarti melebihi yang dianggarkan (13,98%), yaitu sebesar Rp 0,44 milyar.
Realisasi jumlah peserta tahun 2011 lebih tinggi daripada anggarannya, yaitu 11,04%.
Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

35

II.2.7.

Satuan Pengawasan Intern

Pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada tahun 2011
dilakukan berdasarkan perencanaan audit menurut Mandays dari setiap pegawai yang
berada di bawah Satuan Pengawasan Intern (SPI). Pemeriksaan oleh SPI meliputi
pemeriksaan manajerial, keuangan, dan operasional di setiap Unit Kerja dan Divisi.
Program Kerja untuk Satuan Pengawasan Intern untuk tahun 2011 seperti yang
dinyatakan dalam RKAP tahun 2011 adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)

Usulan PKPT untuk 33 LHP, P3 dan SPD


Penyusunan Draft PKPT, P3, dan RHP
Penyusunan PPT
Survey Pendahuluan
Menyelia pemeriksaan dan sisdur yang berlaku dalam pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan menunjuk PPT
Menuangkan temuan pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan
Mendapatkan turunan SK Pengangkatan Sdr. Endang Hidayat sebagai Auditor
Memonitor skedul batas akhir penyerahan LTLA kepada SPI
Minimal jumlah temuan close pada tiap unit kerja yang diperiksa (sesuai KHP)
sebesar 70%
Memberikan target dalam tahun 2011 semua auditor telah bersertifikasi QIA,
dengan beban GMHC
Pengendalian mutu atas hasil kinerja audit SPI akan diukur dengan Prosedur
Jaminan Kualitas Pemeriksaan SPI
Lembar Review diverifikasi dan ditandatangani oleh Kepala SPI
Kepala SPI akan membuat catatan pemantauan kinerja perusahaan
pemeriksaan oleh auditor SPI

Dalam tahun 2011, realisasi program-program kerja SPI dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1) Audit dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan (PKPT) dan Audit Berbasis Risiko, yang diselaraskan dengan urgensi
pemeriksaan dengan acuan antara lain terdapat potensi resiko yang tinggi,
performance lebijh rendah dari Rencana, keterlambatan progress proyek, defisit
cash flow dan waktu pelaksanaan terlambat.
2) Memenuhi kebutuhan auditor, sampai saat ini telah tersedia 2 orang auditor
berbasis kompetensi teknik, yaitu Kepala Pemeriksa sebanyak 2 orang dan 3
orang auditor berbasis akuntansi/keuangan yakni Kepala Pemeriksa 1 orang dan
Auditor 2 orang.
3) Meningkatkan kompetensi auditor melalui Sertifikasi QIA (Qualified Internal
Auditor) pelatihan Fraud Audit dan Risk Audit. Sampai dengan 31 Desember

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

36

4)

5)

6)

7)

8)

9)
10)
11)
12)
13)

14)
15)

2011 Auditor yang telah bersertifikat QIA sebanyak 3 orang, Auditor dengan
Tingkat Lanjutan 1 sebanyak 1 orang, Tingkat Lanjutan 2 sebanyak 1 orang.
Melaksanakan Audit Keuangan dan Audit Mutu sampai dengan bulan Desember
2011 sebanyak 42 Auditee yang terdiri dari 7 proyek JO, 2 Pemeriksaan
Departemen Fungsional dan 33 pemeriksaan PPU dan PJPU dalam lingkup
Departemen Operasional.
Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan terhadap hasil
pemeriksaan s/d Desember 2011 sebagian besar sudah ditindaklanjuti oleh
Auditee.
Melakukan tindak lanjut atas temuan BPK RI bulan Juli 2010 dan sampai dengan
Desember 2011 dilakukan upaya optimal untuk memenuhi dokumen tambahan
sebagai pendukung tindak lanjut rekomendasi BPK.
Auditor mengingatkan proyek yang telah diperiksa, segara menyampaikan
Laporan Tindak Lanjut Auditee (LTLA) selambat-lambatnya 2 minggu setelah
waktu pemeriksaan.
Setelah Tindak Lanjut diterima, Kepala Pemeriksa dan/atau auditor akan
melakukan verifikasi terhadap tindak lanjut yang diberikan oleh proyek yang
diperiksa.
Pemeriksaan SPI dilakukan secara integrasi dengan Departemen PSU Biro
SMW dengan mengikut sertakan juga unit kerja lain seperti GMKU dan GMHC.
Implementasi parameter penilaian kinerja akuntansi/keuangan dan operasional
pada unit kerja yang diperiksa.
Mengikuti work shop PSAK terbaru yang telah konvergensi IFRS yang bekerja
sama dengan IAI.
Mengikuti pelatihan International trade di Singapura untuk 1 orang personil SPI
dari tanggal 21 s/d 24 September 2011
Telah dilakukan review dan amandemen Piagam Pengawasan Intern (Internal
Audit Charter) dan telah disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tanggal 28 November 2011.
SPI PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendapat penghargaan sebagai 5 besar
SPI terbaik yang dilakukan oleh Asosiasi Internal Audit.
SPI PT Wijaya karya (Persero) Tbk secara aktif ikut dalam organisasi profesi
seperti FKSPI BUMN/BUMD, IAI, dan IAMI.

Evaluasi terhadap Anggaran Tahun 2011

37

BAB III
TINGKAT KESEHATAN, KONTRAK MANAJEMEN DAN
PENILAIAN GCG

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011 yang telah ditetapkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan Pedoman bagi Komisari dan Direksi dalam
mengukur pencapaian kinerja Perseroan dan tingkat kesehatan Perusahaan selama tahun
2011.
Target-target yang ditetapkan dalam RKAP 2011 tercermin dalam Key Performance
Indicator (KPI) kemudian dituangkan di dalam Kontrak Manajemen dan dilakukan penilaian
atas tingkat kesehatan Perusahaan. Pihak Direksi menyatakan bahwa akan mengupayakan
pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011
tersebut termasuk target Key Performance Indicator (KPI) dengan indikator, pembobotan,
serta target-target bersifat kuantitatif.
Indikator KPI dalam Kontrak Manajemen dinyatakan dalam 6 (enam) Perspektif, yaitu:
1) Hasil Produk dan Jasa
2) Hasil Fokus pada Pelanggan
3) Hasil Keuangan dan Pasar
4) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia
5) Hasil Efektifitas Proses
6) Hasil Kepemimpinan
Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 Aspek, yaitu:
1) Aspek Keuangan
2) Aspek Operasional
3) Aspek Administrasi
Ikhtisar pencapaian kinerja Perusahaan secara keseluruhan dari Tingkat Kesehatan dan
Key Performance Indicator (KPI), apabila dibandingkan dengan anggaran tahun 2011 dan
realisasi 2011 menunjukkan hasil seperti disajikan dalam Tabel III.1.
Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Perusahaan yang dilakukan dengan pedoman
pada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka pencapaian skor Tingkat
Kesehatan WIKA adalah 83,75. Dengan perolehan skor ini, WIKA dikategorikan sebagai
Perusahaan SEHAT atau dengan klasifikasi: AA.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

38

Pencapaian Tingkat Kesehatan dengan skor 83,75 pada tahun 2011 ini berarti mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan pencapaian tingkat kesehatan pada tahun 2010 yang
mencapai skor 85,25. Tingkat kesehatan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja
keuangan Perusahaan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Pada tahun 2011 ini,
untuk Aspek Keuangan, Perusahaan hanya mampu membukukan capaian skor 53,75 yang
lebih rendah dibandingkan tahun 2010 dengan skor 56,25. Untuk Aspek Operasional dan
Aspek Administrasi, pencapaian tahun 2011 masing-masing dengan skor 15,00 dan 15,00,
dimana Aspek Operasional meningkat dibanding tahun 2010 dengan skor 14,00.
Untuk capaian KPI Kontrak Manajemen, pada tahun 2011 Perusahaan meraih capaian
114,50. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011, yaitu 100. Semua indikator
tercapai di tahun 2011 ini. Dengan pencapaian tersebut, secara umum disimpulkan bahwa
Manajemen Perusahaan relatif mampu mencapai kinerja yang diharapkan.
Tabel III.1
Ikhtisar dan Realisasi Tingkat Kesehatan Perusahaan dan KPI Kontrak Manajemen
Berdasarkan Realisasi dan Anggaran

Indikator Penilaian

Bobot

Realisasi 2011

SKOR
Target 2011

Realisasi 2010

53,75

56,75

56,25

Tingkat Kesehatan Perusahaan


1. Aspek Keuangan

70,00

2. Aspek Operasional

15,00

15,00

15,00

14,00

3. Aspek Administrasi

15,00

15,00

15,00

15,00

Total Penilaian Tingkat Kesehatan

100,00

83,75

86,75

85,25

1. Hasil Produk dan Jasa

15,00

16,21

15,00

10.85

2. Hasil Fokus Pada Pelanggan

15,00

15,42

15,00

8.33

KPI - Kontrak Manajemen

3. Hasil Keuangan dan Pasar

20,00

25,24

20,00

36.08

4. Hasil Fokus Pada Sumber Daya

15,00

17,81

15,00

13.03

5. Hasil Efektivitas Proses

15,00

15,77

15,00

25.75

20,00

24,05

20,00

15.81

100,00

114,50

100,00

109.85

6. Hasil Kepemimpinan
Total Capaian KPI - Kontrak
Manajemen

III.1. Tingkat Kesehatan Perusahaan


Pengukuran Tingkat Kesehatan Perusahaan meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu: (i) Aspek
Keuangan, (ii) Aspek Operasional, dan (iii) Aspek Administrasi; yang masing-masing
dijelaskan di bawah ini.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

39

III.1.1.

Aspek Keuangan

Berikut ini adalah tabel mengenai indikator-indikator dalam Aspek Keuangan, yang
diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing indikator berdasarkan Keputusan
Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Tabel III.2
Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Keuangan
Berdasarkan Realisasi dan Anggaran
Realisasi
No.

Indikator Penilaian

Standar

2011

Anggaran
2010

2011

2010

Hasil

Skor

Hasil

Skor

Hasil

Skor

Hasil

Skor

15 <ROE

20,65

20,00

18,78

20,00

16,95

20,00

14,30

18,00

9 <ROI<=
10,5

8,79

6,00

7,69

6,00

8,05

6,00

8,63

6,00

25 <=x< 35

24,27

3,00

33,71

4,00

31,20

4,00

20,00

3,00

Imbalan Kepada
Pemegang Saham (ROE)

Imbalan Investasi (ROI)

Rasio Kas

Rasio Lancar

125<=x

113,88

4,00

140,65

5,00

129,51

5,00

140,47

5,00

Collection Periods

x <= 60

62,38

4,50

54,52

5,00

44,53

5,00

47,45

5,00

Perputaran Persediaan

x <= 60

41,15

5,00

51,71

5,00

48,87

5,00

51,09

5,00

Perputaran Total Asset

90 < x <= 105

95,29

4,00

96,42

4,00

102,07

4,50

107,72

4,50

20 <=x< 30

24,89

7,25

28,66

7,25

28,03

7,25

23,67

7,25

Rasio Modal Sendiri


terhadap Aset Tetap

TOTAL BOBOT

53,75

56,25

56,75

53,75

Penjelasan dari masing-masing terkait dengan kinerja Aspek Keuangan WIKA untuk
tahun 2011 adalah:
1) ROE (Imbalan Kepada Pemegang Saham)
Realisasi ROE tahun 2011 adalah sebesar 20,65% yang berarti dengan pedoman
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan
skor sebesar 20,00. Dengan pencapaian kinerja ini berarti perolehan Laba Bersih
Konsolidasi Perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan target skor yang diberikan,
Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

40

meskipun secara persentase mengalami perbedaan dibandingkan anggaran, yang


mematok target hasil ROE 16,95 atau skor 20,00.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROE
tahun 2011 ini mengalami kenaikan dimana pada tahun 2010 ROE adalah 18,78%
dengan skor sebesar 20,00. Imbal hasil yang diberikan kepada Pemegang Saham
melalui peningkatan Laba Bersih Konsolidasi yang meningkat tajam meningkatkan
capaian ROE tahun 2011.
2) ROI (Imbalan dari Investasi)
Realisasi ROI tahun 2011 adalah sebesar 8,79% yang berarti dengan pedoman
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapatkan
skor sebesar 6,00. Dengan pencapaian pada tahun 2011 ini berarti imbalan atas
Capital Employed sama dengan tahun lalu. Pencapaian ini juga sama dengan
anggaran tahun 2011, yaitu dengan target ROI 8,05%, dengan skor 6,00.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator ROI
tahun 2011 ini meningkat, dimana realisasi di tahun 2010 menghasilkan ROI 7,69%
dengan skor 6,00.
3) Rasio Kas
Realisasi Rasio Kas pada tahun 2011 adalah sebesar 24,27% yang berarti dengan
pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat
skor sebesar 3,00. Pencapaian ini dibandingkan dengan anggaran tahun 2010
adalah lebih tinggi karena target yang ditetapkan untuk tahun 2011 untuk Rasio
Kas adalah 31,20% dengan skor 4,00.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio
Kas tahun 2011 ini menurun, karena pad tahun 2010 pencapaian Rasio Kas adalah
sebesar 33,71% dengan skor 4,00.
4) Rasio Lancar
Realisasi Rasio Lancar tahun 2011 adalah sebesar 113,88% yang berarti dengan
pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat
skor sebesar 4,00

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

41

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, pencapaian skor untuk indikator Rasio
Lancar tahun 2011 ini mengalami penurunan, dimana pada tahun 2010 hasil untuk
Rasio Lancar adalah sebesar 140,65% dengan skor 5,00.
5) Collection Period
Realisasi Collection Period pada tahun 2011 adalah 62,38 hari yang berarti dengan
pedoman Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara mendapat
skor sebesar 4,50.
Dibandingkan dengan realisasi Collection Period pada tahun 2010, yaitu sebesar
54,52 hari, dengan skor 5,00 maka pencapaian tahun 2011 ini mengalami sedikit .
6) Perputaran Persediaan
Realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2011 adalah 41,15 hari dengan skor
sebesar 5,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan.
Dibandingkan dengan realisasi Perputaran Persediaan pada tahun 2010, yaitu
sebesar 51,71 hari, dengan skor 5,00, maka pencapaian tahun ini mengalami
penurunan.
7) TATO (Perputaran Total Aset)
Realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2011 adalah 97,62% dengan nilai skor
sebesar 4,00. Dengan pencapaian ini, maka Perusahaan tidak berhasil mencapai
tingkat Perputaran Total Aset sebagaimana yang telah dianggarkan untuk tahun
2010, yaitu 102,07% dengan skor 4,50. Berdasarkan rumus yang diberikan dalam
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan tidak
dapat mencapai target Pendapatan (Penjualan) dibandingkan dengan Capital
Employed, meskipun Laba Bersih Konsolidasi yang dibukukan lebih baik apabila
dibandingkan dengan yang ditargetkan.
Dibandingkan realisasi Perputaran Total Aset pada tahun 2010, yaitu sebesar
107,72% dengan skor 4,50 maka pencapaian pada tahun 2010 ini juga mengalami
penurunan.
8) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 adalah 24,89
dengan skor 7,25. Hasil realisasi ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun
2011, yaitu sebesar 28,03% dengan skor sebesar 7,25.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

42

Dibandingkan dengan realisasi Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset pada
tahun 2010, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sedikit, namun tetap dalam
rentang skor yang sama; dimana pada tahun 2010 Rasio Modal Sendiri terhadap
Total Aset adalah 23,67% dengan skor 7,25.
Secara total, realisasi pencapaian skor Aspek Keuangan pada tahun 2011 ini, yaitu
sebesar 53,75 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2011,
yaitu sebesar 56,75; sedangkan dibandingkan dengan realisasi skor Aspek Keuangan
pada tahun 2010, Perusahaan mengalami pencapaian yang menurun, yang terutama
disebabkan pada penurunan Rasio Kas, Rasio lancar dan Collection Period
dibandingkan tahun sebelumnya.
Perhitungan secara rinci terhadap capaian Aspek Keuangan ini disajikan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel III.3
Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Keuangan
No.

Keterangan

ROE

ROI

Rasio Kas

Rasio Lancar

Rumus

Laba Stlh. Pajak Laba Penj. Aset Tetap

Realiasasi

354.499

Hasil

100%

20,65

713.748
8.124.217

100%

8,79

1.244.316
5.127.209

100%

24,27

100%

113,88

Modal Sendiri

1.717.602

EBIT + Penyusutan
Capital Employed
Kas + Bank + S. Berhrg J. Pdk
Current Liabilities
Current Assets

5.838.852

Current Liabilities

5.127.209

Collection Period

Total Piutang Usaha


Total Pendapatan Usaha

1.323.067
7.741.827

365
hari

62,38

Perputaran
Persediaan

Total Persediaan
Total Pendapatan Usaha

872.775
7.741.827

365
hari

41,15

Perputaran Total Aset

Total Pendapatan
Capital Employed

7.741.827
8.322.980

100%

97,62

Total Modal Sendiri


Total Assets

2.071.561
8.322.980

100%

24,89

TMS terhadap TA

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

43

III.1.1.

Aspek Operasional

Untuk Aspek Operasional, indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian tahun


2011 diambil dari yang dominan dalam menentukan dan menunjang keberhasilan
operasional Perusahaan, sesuai dengan pernyataan visi dan misi Perusahaan, yaitu:
(i) pelayanan kepada pelanggan, (ii) sumber daya manusia, dan (iii) inovasi dan
teknologi.
Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja
Aspek Operasional Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masingmasing indikator.
Tabel III.4
Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Operasional
Realiasasi

Target
No.

Indikator Penilaian

Pelayanan Kepada
Pelanggan

RKAP
2011

2011
Nilai

Anggaran
2010

Skor

Nilai

2011

Skor

Nilai

2010

Skor

Nilai

Skor

3,37

BS

BS

BS

BS

Sumber Daya Manusia

86

BS

BS

BS

BS

Inovasi dan
Tekonologi

80

BS

BS

BS

BS

Total Bobot

15

14

15

15

Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Operasional untuk tahun
2011 adalah:
1) Pelayanan kepada Pelanggan
Penilaian terhadap kualitas pelayanan kepada pelanggan dinilai berdasarkan hasil
survai yang dilakukan oleh pihak intern Perusahaan terhadap lima Departemen di
Perusahaan Indukyaitu Departemen Sipil Umum, Departemen Wilayah dan Luar
Negeri, Departemen Bangunan Gedung, Departemen Utilitas, dan Departemen
Energi. Target yang ditetapkan dalam anggaran adalah dengan skor 3,22 menurut
aturan survai yang baku dalam menilai pelayanan kepada pelanggan. Hasil survai
intern yang dilakukan tahun 2011 adalah 3,31, sehingga mencapai hasil di atas
yang ditargetkan (102,80%). Dengan kondisi tersebut, indikator ini mendapatkan
skor 5,00.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

44

2) Sumber Daya Manusia


Untuk sumber daya manusia, kinerjanya diukur berdasarkan realisasi produktifitas
pegawai terhadap anggaran yang ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah Rp
6,7 juta per orang dan berhasi dicapai meski dengen besaran penjualan dan
jumlah orang yang berbeda antara rencana dan realisasinya. Dengan kondisi
tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.
3) Inovasi dan Teknologi
Untuk inovasi dan teknologi diukur terhadap Efektifitas Knowledge Manajemen
artinya sampai sejauh mana Instruksi Kerja (IK) Master digunakan diseluruh proyek
yang sedang berjalan. Instruksi Kerja Master adalah Instruksi Kerja Standar yang
berlaku di WIKA untuk setiap jenis pekerjaan tertentu. Target yang ditetapkan
untuk tahun 2011 adalah 80% seluruh IK Master diterapkan. Realisasinya adalah
91,2% IK Master dapat diterapkan disemua proyek berjalan. Dengan kondisi
tersebut, indikator ini mendapatkan skor 5,00.
Dengan demikian, dari tiga indikator tersebutPelayanan kepada Pelanggan, Sumber
Daya Manusia, dan Inovasi dan Teknologiskor total untuk Aspek Operasional adalah
15,00 atau meningkat jika dibandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun lalu,
yaitu 14,00. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam Aspek Operasional untuk
tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel III.5
Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Operasional
No.
1.

Keterangan
Pelayanan Kepada Pelanggan

Realisasi
3,31

Realisasi/ Target
3,31 x 100 %

Hasil
102,80%

3,22

2.

Sumber Daya Manusia

6,67

6,67

x 100%

100,00%

6,67

3.

Inovasi Dan Teknologi

91,2

91,2 x 100%

114,00%

80

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

45

III.1.1.

Aspek Administrasi

Untuk Aspek Administrasi, penilaian kinerja dilakukan terhadap beberapa indikator,


yang meliputi: (i) laporan audit, (ii) RKAP, (iii) laporan periodik, (iv) kinerja PKBL, yang
mencakup efektifitas penyaluran dana dan kolektibilitas penyaluran pinjaman.
Berikut ini adalah tabel yang menjadi dasar untuk menentukan hasil penilaian kinerja
Aspek Administrasi Perusahaan, yang dilanjutkan dengan penjelasan untuk masingmasing indikator.
Tabel III.6
Hasil Penilaian Indikator pada Aspek Administrasi
Hasil
No

Indikator Penilaian

Standar

2011
Hasil

1.

Laporan Audit

2.

RKAP

3.

Laporan Periodik

4.

Kinerja PKBL

4.1

Efektifitas Penyaluran Dana :


jumlah disalurkan

x 100%

Anggaran
2010

Skor

Hasil

2011
Skor

Hasil

2010

Skor

Hasil

Skor

Maret

Maret

3,00

Maret

3,00

Maret

3,00

Maret

3,00

<=2 bln

<=2 bl

3,00

<=2 bl

3,00

<=2 bl

3,00

<=2 bl

3,00

<30 hari

<=0 hr

3,00

<=0 hr

3,00

<=0 hr

3,00

<=0 hr

3,00

> 90

95,40

3,00

92,92

3,00

92,32

3,00

92,32

3,00

> 70

92,20

3,00

81,04

3,00

84,11

3,00

84,11

3,00

jumlah tersedia

4.2

Tingkat Kolektibilitas
Pengembalian Pinjaman :
rata2 tertimbang

100%
jumlah disalurkan
Total Bobot

15,00

15,00

15,00

15,00

Penjelasan dari masing-masing yang terkait dengan Aspek Administrasi untuk tahun
2011 adalah:
1) Laporan Audit
Pada tahun 2011 ini, laporan audit oleh auditor ekstern berhasil diselesaikan tepat
waktu, yaitu pada bulan 28 Maret 2012, sehingga mendapat skor 3,00. Pencapaian
ini sesuai dengan yang ditargetkan untuk tahun 2011.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

46

2) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)


Untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2012,
telah berhasil diselesaikan sesuai yang ditarget, yaitu 2 (dua) bulan) sebelum
tahun yang bersangkutan. Perusahaan berhasil menyelesaikan RKAP tahun 2012
pada bulan 31 Oktober 2011. Pencapaian ini mendapatkan skor 3,00.
3) Laporan Periodik
Kinerja penyampaian laporan periodikTriwulan I, II dan IIIadalah paling lambat
30 (tigapuluh) hari setelah akhir triwulan yang bersangkutan. Selama tahun 2011,
Perusahaan berhasil melaksanakan kewajiban ini secara tepat waktu (lihat Tabel
III.7). Pencapaian ini mendapat skor 3,00.
4) Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Dalam tahun 2011, pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
di Perseroan diikhtisarkan menjadi dua, yaitu; (i) Program Kemitraan, dan (ii) Bina
Lingkungan, yang masing-masing dijelaskan di bawah ini.
4.a) Program Kemitraan
Dalam tahun 2011, realisasi penyaluran dana untuk Program Pinjaman Kemitraan
yaitu sebesar Rp 30,54 milyar. Pencapaian kinerja penggunaan dana ini lebih
tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, yaitu Rp 21,66 milyar.
Realisasi total penerimaan untuk tahun 2011 yaitu sebesar Rp 34,62 milyar juga
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu sebesar Rp 21,94 milyar, yang
terutama diperoleh dari kenaikan penerimaan dana BUMN Pembina.
4.b) Program Bina Lingkungan
Dalam tahun 2011 ini, Program Bina Lingkungan merealisasikan penggunaan dana
yaitu sebesar Rp 25,12 milyar atau jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun
2010, yaitu sebesar Rp 13,99 milyar. Total penerimaan untuk Program Bina
Lingkungan di tahun 2011 mengalami peningkata signifikan karena adanya
pelimpahan dana dari Unit PKBL Lain sebesar Rp 25,86 milyar.
Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan Perusahaan pada tahun 2011 antara
lain adalah untuk: bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah, dan
pelestarian alam. Selain itu, Perusahaan melaksanakan Program BUMN Peduli
antara lain: pemberian sembako, pemberian bantuan banjir, dan pemberian
bantuan bencana alam erupsi Gunung Merapi.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

47

Program lain terkait dengan PKBL yang dilakukan Perusahaan di tahun 2011
adalah Program Sinergi BUMN, yaitu: (i) Sinergi WIKA dengan PT Pertamina dan
PT. PGN berupa pemberian bantuan seragam dan alat-alat sekolah untuk 15
Sekolah Dasar yang memiliki sebanyak 3.361 murid di Kecamatan Muaragembong
Kabupaten Bekasi Jawa Barat; (ii) Sinergi WIKA dengan PT. PGN berupa
pemberian bantuan sarana air bersih dan sanitasi publik ramah lingkungan di
wilayah operasional PT. PGN dan bantuan renovasi sekolah di wilayah operasional
PT PGN yaitu di Muara Bekasi, Karawang, Bojonegara, dan Lampung sebanyak 46
sekolah.
Dengan demikian, untuk Aspek Adminitrasi, Perusahaan berhasil mempertahankan
kinerja tahun lalu, yaitu dengan total skor 15,00. Pencapaian ini juga sesuai dengan
yang ditargetkan untuk tahun 2011. Perhitungan rinci untuk setiap indikator dalam
Aspek Administrasi untuk tahun 2011, disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel III.7
Hasil Penilaian Rinci Indikator pada Aspek Administrasi
No.

Keterangan

1.

Laporan Audit

2.

RKAP

3.

Laporan Periodik

Rumus

Realisasi

Bulan Maret 2012

28-Mar-12

Tepat Waktu

Paling lambat 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran

30-Okt-12

Tepat Waktu

28-Apr-11

Tepat Waktu

Paling lambat 1 bulan setelah akhir periode

Triwulan I

30 April 2011

Triwulan II

31 Juli 2011

26-Jul-11

Tepat Waktu

Triwulan III

31 Oktober 2011

29-Okt-11

Tepat Waktu

31 Maret 2012

28-Mar-12

Tepat Waktu

94,74%

Baik Sekali

88,14%

Baik Sekali

Tahunan
4.

Kinerja PUKK

4.1

Efektivitas Penyaluran

Jumlah Dana Disalurkan

(Rp)

Dana

Jumlah Dana Tersedia

(Rp)

Kolektibilitas Pengembalian

Rata2 Tertimbang Kolektif (Rp)

Pinjaman

Jumlah Pinj. Yg Disalurkan (Rp)

4.2

Hasil

III.2. Kontrak Manajemen


Pengukuran Capaian KPI Kontrak Manajemen untuk tahun 2011 meliputi enam
Perspektif, yaitu: (i) hasil Produk dan Jasa, (ii) Hasil Fokus pada Pelanggan, (iii) Hasil
Keuangan dan Pasar, (iv) Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, (v) Hasil
Efektifitas Proses, dan (vi) Hasil Kepemimpinan.
Capaian Hasil KPI Kontrak Manajemen tahun 2011 adalah 114,50 yang lebih tinggi
dibandingkan target sebesar 100. Hasil yang lebih tinggi ini terutama adalah karena
tidak tercapainya Hasil Keuangan dan Pasar, Hasil Efektifitas Proses, dan Hasil

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

48

Kepemimpinan. Capaian Hasil KPI Kontrak Manajemen tahun 2011 dibandingkan


target diikhtisarkan dalam Tabel III.8.
Tabel III.8
Ikhtisar Capaian KPI Kontrak Manajemen
Berdasarkan Realisasi dan Target Tahun 2011

No.

Indikator Kinerja Kunci

SATUAN

Bobot

Target 2011

Realisasi
2011

Realisasi/Ta
rget %

Nilai

A. PRODUK_JASA
1

Competitiveness

7,50

60,00

68,31

1,14

8,54

Mutu

7,50

87,00

89,00

1,02

7,67

Idx

15,00

3,22

3,31

1,03

15,42

Milyar

4,00

350,90

354,49

1,01

4,04

4,00

40,00

235,39

5,88

10,00

Trilyun

4,00

12,30

13,56

1,10

4,42

4,00

18,00

13,54

1,33

3,01

Trilyun

4,00

9,44

8,89

0,94

3,77

B. PELANGGAN
Customer Engagement /
1
Satisfaction Index
C. KEUANGAN & PASAR
1

Net Profit

Net Cash Flow Operasi

Kontrak Baru

Ratio Tagihan Bruto

Penjualan

D. SUMBER DAYA MANUSIA


1

HC Availability

7,50

100,00

318,18

3,18

10,00

Performance Level Index

7,50

100,00

104,10

1,04

7,81

E. EFEKTIVITAS_PROSES
1

SHE Compliance Level

5,00

80,00

99,85

1,25

6,25

Efektifitas Knowledge Management

3,50

80,00

91,20

1,14

3,99

Efisiensi Pengadaan

3,50

1,20

0,78

0,65

2,28

Vendor Performance

3,00

90,00

97,85

1,09

3,26

4,00

3,00

3,12

0,96

4,16

3,00

92,00

95,40

1,04

3,11

Score

3,00

86,50

89,34

1,03

3,10

F. KEPEMIMPINAN
1
2

Risk Management
Penyaluran Program Kemitraan Dan
Bina Lingkungan

GCG Level

Company Perception Index

Idx

3,00

80,00

79,90

1,00

3,00

KPI Anak Perusahaan

3,00

100,00

92,93

0,93

2,79

Nilai Investasi

Milyar

4,00

430,00

848,36

1,97

7,89

TOTAL

100,00

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

114,50

49

III.2.1.

Hasil Produk dan Jasa

Untuk Hasil Produk dan Jasa, pada tahun 2011 ini Perusahaan mencapai Hasil 16,21
yang lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu 15,00. Berikut ini adalah penjelasan
untuk masing-masing indikator dalam Hasil Produk dan Jasa.
1) Harga (Total Biaya): Competitive Index

Membuat perikatan kerjasama/MoU dengan calon mitra strategis (konsultan


dan vendor) disesuaikan dengan SBU dan Sub SBU sasaran, yaitu dengan
Partner China untuk perolehan toll Cisumdawu dan Jembatan Tayan; dengan
vendor-vendor dominan untuk pekerjaan traveller pada tender FO Achmad Yani
Summarecon Bekasi.

Rekrut tenaga ahli bidang oil dan gas.

Melaksanakan fungsi pelayanan purna jual di bawah Biro Komersial.

Menyusun database harga material dan pekerjaan bersama dengan Div. DAN.

Melakukan training personil pengadaan dan estimasi untuk meningkatkan


kompetensi.

Membentuk divisi development untuk membuat prosedur marketing intelegent.

Menciptakan proyek-proyek Energi pada perusahaan-perusahaan bidang


pertambangan dan semen, dimana Perusahaan telah mengikuti tender proyek
PLTU Muara Wahau (MEC Coal), PLTU Peranap (PT. Bukit Asam).

2) Mutu

III.2.2.

Membuat MoU kerjasama dengan vendor spesialis yaitu untuk pekerjaan MEP
diantaranya kabel dan panel.

Membuat jadual klinik ke proyek-proyek untuk melakukan QPASS.

Kick of Meeting proyek dijadikan sarana pemahaman komitmen Manajemen


Proyek untuk melaksanakan SMW, strategi pelaksanaan proyek, dan
penyerahan dokumen prosedur yang diperlukan.

Melaksanakan dan mengevaluasi program pengembangan kompetensi


inspektor, dimana telah dilaksanakan penilaian QPASS diseluruh proyek DIP
terkait dengan lingkup kerjanya; juga telah dilaksanakan pelatihan WI dan
mengikuti seminar dibidang WI; dan telah melaksanakan Job Asessment.
Hasil Fokus pada Pelanggan

Untuk Hasil Fokus pada Pelanggan, pada tahun 2011 ini target yang ditetapkan dapat
dicapai oleh Perusahaan. Hasil capaian untuk Fokus pada Pelanggan ini adalah 15,42;
lebih tinggi daripada targetnya yaitu 15,00. Dalam mencapai target KPI tersebut di
atas, WIKA telah melakukan program-program kerja diantaranya sebagai berikut:

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

50

1) Customer Satisfaction Index (CSI)

Melakukan survey customer engagement sesuai prosedur, dimana telah


dilaksanakan untuk proyek Lippo Karawaci, PBS Solo, Penanganan longsor Jl.
Martadinata, Pelindo II, JICT Phase 3,4, dan 5A, Bandengan SO, Modifikasi
Stasiun Cirebon, dan DAM Tembesi.

Melakukan dua kali survey kepuasan pelanggan pada progres 20% - 40% dan
95% - 100%. Survey dilakukan konsultan LPPM. Perusahaan telah melakukan
survey pada proyek-proyek berikut:
- Soekarno Hatta (Progres 85%, CSI 3,4)
- Kualanamu (Proges 62%, CSI 4)
- Tanjung Sekong (Progres 47%, CSI 3,75)
- Ujung Berung (Progres 73%, CSI 3,3)
- Sulut (Progres 85%, CSI 3,6)
- Pabrik Fabrikasi Baja (Progres 88%, CSI 4)

Keluhan pelanggan segera ditindaklanjuti maksimal 2 bulan.

III.2.3.

Hasil Keuangan dan Pasar

Pada tahun 2011 ini, capaian Hasil Keuangan dan Pasar adalah 25,24 yang berarti
lebih tinggi dibandingkan target tahun 2010, yaitu 20. Hasil yang lebih tinggi ini
terutama adalah tingginya capaian untuk Net Cash Flow Ratio Operasi dimana
capaiannya tahun 2011 adalah 10 yang lebih tinggi dibandingkan target sebesar 4.
Dalam mencapai target KPI tersebut, WIKA melakukan program-program kerja
diantaranya sebagai berikut:
1) Net Profit Margin

Melakukan kunjungan secara rutin dengan pihak-pihak terkait perolehan


kontrak, dimana Perusahaan sudah melakukan SASAA pada proyek JICT,
modifikasi Stasiun Cirebon, Bendung Jatigede, DAM Tembesi, pelebaran Toll
TMII-Cibubur, FO Casablanca, FO Summarecon, Kaligarang, Jatibarang, Sumo
1A dan Paket 4, Jabung Dyke, Graving Dock, Slipway, BPLS, Sabo DAM
Merapi.

Melakukan klinik proyek untuk proyek Kualanamu, Bharinto, Ujung Berung,


Tanjung Priok, dan Bandara Soekarno Hatta.

Seleksi enginering sesuai minat dan spesialisasinya dari pegawai yang ada,
dan rekrut tenaga ahli untuk proyek khusus dan resiko tinggi. Pada pekerjaan
mass concrete proyek Jati Gede telah dilakukan pendampingan oleh tenaga
ahli. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan ITB untuk mengatasi problem
design proyek Graving Dock.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

51

2) Net Cash Flow

Melakukan percepatan pencairan Piutang. Perusahaan telah menyelesaikan


amandemen atas item pekerjaan yang belum terdapat dalam kontrak proyek
Dermaga Pelindo dan Sumo 1A, mensuport BPKP melakukan audit atas
eskalasi BPLS, Final Account atas proyek Lippo Karawaci, Adhiwangsa, Unlam
II & GOR Acuatic. Perusahaan juga telah memberikan teguran pada Lapindo
Brantas Inc. atas wanprestasi pembayaran bunga; memonitoring piutang dan
RTL piutang yang dibuat setiap bulan.

Bekerjasama dengan institusi negara yang menangani piutang serta upayaupaya litigasi dalam penyelesaian piutang bermasalah. Perusahaan telah
memasukkan piutang Propelat, Lucky Square untuk diselesaikan melalui
Jamdatun dan monitoring pelaksanaan perjanjian yang telah setlement.

Pengendalian anggaran pada semua pos secara kontinue agar tercapai cash
flow positif. Perusahaan melakukan rolling atas cash flow setiap proyek dan
mengajukan ijin defisit untuk proyek Sumo IV, Dam Tembesi, Bendungan Jati
Gede. Perusahaan juga melakukan pencairan proyek Sport Center dan SMA
Pintar; pola pembayaran dengan SKBDN dan KMK Usance 90 hari.

3) Rasio Tagihan Bruto Terhadap Penjualan

Percepatan pengakuan progres oleh pemberi kerja dan pembuatan invoice.

Setiap proyek mampu menyusun dan mengaplikasikan proses penagihan dan


pencairan termin.

Pembayaran sub kontraktor dan supplier di Departemen, dokumen sudah


lengkap dan diotorisasi proyek.

Pengajuan pinjaman harus dengan kebutuhan dan rencana pengembalian.

Mengupayakan pencairan tagihan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam


kontrak.

Tagihan bruto yang belum diakui oleh owner harus dibuat pekerjaan dalam
pelaksanaan konstruksi.

4) Kontrak Baru

Meningkatkan kunjungan ke owner dua minggu sekali dan setiap kunjungan


dilaporkan secara tertulis kepada GM.

Menetapkan manajer pemasaran yang bertanggungjawab untuk mendapatkan


informasi peluang pasar dan melakukan pendekatan agar tingkat kepastian
perolehan proyek lebih tinggi.

Mendalami informasi tentang kompetensi dan keseriusan kontraktor asing yang


direkomendasi oleh owner.

Menyeleksi calon customer potensial yang mempunyai kemungkinan Proyek


lumintu seperti Pertamina dan Adaro. Prioritas pada customer BUMN dan
Pemerintah, dan Swasta dengan pendanaan kuat.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

52

5) Penjualan

Melakukan seleksi vendor strategis secara kontinue dan memperketat


persyaratan menjadi vendor mampu.

Meningkatkan kepedulian tim proyek dalam mengarahkan vendor untuk


berproduksi secara efektif dan efisien.

Melaksanakan sistem manajemen proyek secara konsisten didukung dengan


mitra kerja strategis dan lokal. Khusus proyek di luar negeri memperhatikan
keberadaan/availability labour.

Memastikan proses-proses enginering dapat diselesaikan dengan cepat,


mempercepat keputusan penunjukan subkont dan vendo, memastikan metode
kerja yang efektif, dan merencanakan pola pembayaran yang baik.

Membuat pemetaan alokasi sumber daya dan membuat rencana program


produksi. Perusahaan telah mengalokasikan SDM untuk proyek BI Lampung
dan TTC Surabaya.

III.2.4.

Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia

Untuk Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia, pada tahun 2011 dicapai sebesar
17,81 atau lebih tinggi daripada target tahun 2011 yaitu sebesar 15,00. Upaya-upaya
yang dilakukan WIKA untuk mencapai target tahun 2011 adalah melaksanakan
program-program sebagai berikut:
1) Human Capital Availability

Melakukan perekrutan calon pegawai baru berdasarkan kebutuhan RKAP


2011.

Penyiapan dan pemenuhan Human Capital tingkat Manajemen.

2) Performance Level Index

Training & Learning, melaksanakan program training Generik Dev. Program


(GDP), Individual Dev. Program (IDP), dan training berjenjang sesuai dengan
level jabatan.

Sertifikasi, yang difokuskan untuk prioritas pengembangan pegawai guna


menunjang bisnis WIKA dibidang EPC serta investasi.

Pendidikan Dalam Negeri dan Luar Negeri.

Melaksanakan penilaian Kinerja, Evaluasi, Kenaikan Gaji dan Reward


Lainnya.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

53

III.2.5.

Hasil Efektifitas Proses

Pada tahun 2011, Hasil Efektifitas Proses meraih capaian hasil 15,77; sedangkan
targetnya adalah 15,00. Hasil ini dicapai terutama karena capaian SHE Complience
Level yaitu mencapai 6,25 dengan target 5. Program-program kerja yang dilakukan
Perseroan di tahun 2011 untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Kontrak
Manajemen adalah:
1) SHE Complience Level

Melakukan audit internal terintegrasi dengan SPI di proyek Jabung Ring Dike,
Graving Dock & Slipway Lamongan, Pembangunan Jalur Ganda & Modifikasi
Stasiun Cirebon, Tol Jagorawi (DSU), LPG Tanjung Priok (DIP), PLTU Asamasam Kalsel (DEN dan DBG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Unmuh
Ponorogo, Bandara SMD II Palembang, BI Lampung, Proyek Padang (DBG)
dan proyek-proyek di wilayah II, III, dan VIII.

Melakukan Management Review I/2011 dan II/2011.

Melaksanakan sosialisasi SMW ke seluruh proyek.

Melakukan penilaian dan verifikasi ke lapangan untuk penghargaan prestasi


SHE Award, Quality Award yang diserahkan pada HUT WIKA yang ke 51.

Penyusunan prosedur baru untuk setiap proses bisnis yang belum dilengkapi
prosedur. Perusahaan telah melakukan review prosedur pengelolaan alat-alat
SHE, prosedur penyelidikan/investigasi, kecelakaan kerja dan penyakit,
prosedur persiapan, penanganan, pemulihan dan pemulangan keadaan darurat
di luar negeri, Pedoman SMW, prosedur pelayanan kendaraan dinas
operasional perusahaan, prosedur pengadaan jasa boga (catering) dan
penyedia makanan di WIKA.

2) Efektivitas Knowledge Management

Memastikan minimal 80% IK Master yang terkait dengan SBU masing-masing


departemen operasi diimplementasikan secara konsisten.

Melakukan IK Prosedur pekerjaan pengecoran, pekerjaan pembersihan dan


pekerjaan bekisting.

Melakukan pelatihan/sharing pekerjaan beton pada tanggal 17-18 Maret 2011,


dengan mengambil sampel proyek Pinewood Jatinangor untuk batch 1 dan
tanggal 5-6 Mei 2011 dengan sampel proyek Apartemen Semanggi untuk batch
2.

Mencanangkan Beton WIKA is the Best di Indonesia pada tanggal 11 Maret


2011.

Melakukan pelatihan Best Beton Community untuk batch I tanggal 25-27 Mei
2011.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

54

Membuat KM News dengan judul Belajar dari Pengalaman Proyek Selesai


Cara Belajar Cepat dan Mudah.

3) Efisiensi Pengadaan

Perusahaan sedang dalam proses pembuatan program sharing knowledge


secara berkala, fasilitas dan tenaga outsourcing guna mendukung exploring
vendor-cendor luar negeri.

4) Vendor Performance

Evaluasi rutin dan feed back terhadap kinerja vendor serta SASAA untuk
vendor dengan nilai kurang dari target. Perusahaan memberikan feed back
untuk pelaporan VPI dan SASAA untuk ke Graving Dock untuk pekerjaan Bore
Pile dan Blasting.

Melaksanakan pemberian WIKA Award kepada vendor dalam HUT WIKA ke51.

III.2.6.

Hasil Kepemimpinan

Untuk perspektif Kepemimpinan, capaian hasil pada tahun 2011 adalah sebesar 24,05.
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011 yaitu sebesar 20. Hasil realisasi
yang lebih tinggi dicapai oleh hasil Nilai Investasi, yaitu 7,89 yang lebih tinggi
dibandingkan target sebesar 4; sedangkan KPI Anak Perusahaan, hanya mencapai
2,79, lebih rendah dibandingkan dengan targetnya, yaitu sebesar 3.
Untuk perspektif Kepemimpinan, program-program kerja yang telah dilaksanakan oleh
Perseroan selama tahun 2011 untuk mencapai target yang ditetapkan adalah:
1) Risk Management

Melakukan Klinik Manrisk di Surabaya (DSU 2) dan di Jakarta (DSU 1) pada


tanggal 30 dan 31 Maret 2011. Juga dilakukan di wilayah VII dan VIII pada
tanggal 26-28 April 2011.

Melaksanakan audit berbasis risiko secara integrasi dengan SPI.

Mengikuti seminar serta Round Table Discussion dari Asosiasi Manajemen


Risiko atau lembaga Manrisk lainnya. Perusahaan mengikuti seminar ERM
using ISO 31000.

Membuat locking sistem dalam manrisk online sehingga sebelum tanggapan


diberikan maka laporan departemen masih status open.

Dalam proses mendokumentasikan dan memelihara risiko dengan mitigasi dan


keberhasilan atau kegagalannya ke dalam database pada knowledge
management.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

55

Melakukan benchmark pengelolaan manajemen risiko di perusahaan lain yang


sudah melaksanakan proses manajemen risiko pada level 3.

Melaksanakan assesment manrisk semesteran ke seluruh departemen


berbasis risiko secara integrasi dengan SPI. Pada bulan Agustus 2011 telah
dilakukan audit internal ditingkat departemen operasi dan departemen
fungsional. Untuk mengatur Level Maturity Management Risiko dilakukan audit
eksternal.

2) Penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Penyaluran ke mandor-mandor WIKA.

Penandatangan perjanjian sinergi kerjasama bantuan kampung binaan di


Pagar Dewa Sumatera Selatan dengan PGN.

Bantuan MCK dan air bersih di Majalengka dan Mojokerto (proyek Sumo).

Sembako gratis sebanyak 1500 paket yang terdiri dari beras, minyak, gula, the
dan susu kental manis, yang diberikan ke warga sekitar perusahaan.

Melakukan kompetisi sempoa terbuka tingkat SD se-DKI. Penyelenggara oleh


Global Aritmatika Mental Mandiri (GAMMA), berlokasi di SDN Cipinang
Cempedak 06 pagi.

Melaksanakan kegiatan donor darah pada tanggal 1 Nopember 2011 di gedung


WIKA yang diikuti 87 pendonor.

Pemberian sembako kepada karyawan outsourcing dalam rangka HUT WIKA


ke-51.

Membangun pesantren Sabilun Najah di Cirebon

Memberikan bantuan Al Quran.

3) GCG Level

Berkoordinasi dengan Sekretaris Komisaris untuk memastikan adanya rencana


kerja dan pelaksanaan kerja dan notulensi-notulensi pertemuan komite.

Berkoordinasi dengan fungsi-fungsi korporasi dan SPI atas penerapan GCG


dan laporan SPI.

Melakukan survey tingkat pemahaman karyawan terhadap code of conduct.

Menggunakan email untuk sosialisasi.

Melakukan sosialisasi GCG dalam forum yang lebih kecil sehingga lebih
interaktif.

Membuat rubrik GCG dalam Wartawika dan Portal Wika.

4) Company Perception Index

Menindaklanjuti PTKP eksternal dan melaporkan hasil perbaikannya kepada


owner yang bersangkutan.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

56

5) KPI Anak Perusahaan

Memonitoring pencapaian KPI secara periodik setiap tiga bulanan bersamaan


dengan Manajemen Revies Kantor Pusat. Pola pengawasan Anak Perusahaan
melalui Komisaris yang ditempatkan di Anak Perusahaan.

6) Nilai Investasi

Untuk proyek Sumo yang direncanakan investasi sebesar Rp 60 miliar, ditunda


penambahan setoran modal tersebut karena keterlambatan pembebasan
lahan.

Investasi pada PT. Jabar Power sebesar Rp 17 miliar, penyetoran modal untuk
pembebasan lahan sudah terealisasi , untuk WIKA sebesar 55% (Rp 2,75
miliar), sisanya disetor setelah RUPSLB.

Dalam proses pengadaan lahan pabrik ekstraksi aspal buton (nilai investasi Rp
50 miliar).

Untuk pengembangan infrastruktur bernilai investasi Rp 45 miliar, WIKA sudah


masuk dalam konsorsium bersama jasa Marga, angkasa Pura I, Pelindo III,
Pengembangan Pariwisata bali, Hutama Karya, dan Adhi Karya.

Investasi pembangkit listrik (BOO atau BOT) senilai Rp 150 miliar; untuk proyek
PLTG Borang 2x30 MW sudah ditunjuk sebagai pemenang oleh PLN. Untuk
PLTD Ambon sudah dalam tahap penyelesaian pekerjaan konstruksi dan
pembongkaran Diesel Turbin di Banyuwangi. Untuk PLTD Rengat, WIKA sudah
menandatangani perjanjian dengan PLN.

Investasi Land Bank di daerah Jabodetabek. Telah didapatkan tanah di daerah


Jatiwarna seluas 10 Ha.

Investasi 16 unit Excavator untuk DSU dan WLN senilai 16,4 miliar, dimana
WIKA merencanakan pengadaan peralatan proyek senilai Rp 67 miliar.

Pembangunan Gedung Arsip.

Realisasi perlengkapan kantor untuk pengembangan Sistem Disaster Recovery


Centre dan Sistem Pengarsipan.

Terkait dengan KPI Kontrak Manajemen, Perseroan terus melakukan perbaikan dari
tahun ke tahun untuk menyempurnakan pemanfaatan metode penilaian ini dan
mengambil manfaat yang optimal untuk pengembangan Perseroan di tahun-tahun
berikutnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membuat evaluasi terhadap
jurang (gap) untuk setiap indikator, yang hasil evaluasinya digunakan sebagai acuan
perbaikan untuk tahun 2012. Tabel-tabel di bawah ini menyajikan hasil evaluasi untuk
indikator KPI menurut masing-masing perspektif.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

57

Tabel III.10
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Produk dan Jasa

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL PRODUK & JASA


1.

Competitive Index

GAP :

2.

Faktor eksternal yang berpengaruh sangan kuat

Mutu (produk dan

terhadap aktivitas pemasaran sehingga rincian

waktu)

proyek yang didapat tidak sama persis dengan


RKAP.

Competitive Index
Yaitu tiga besar dalam tender.

Nilai mutu perlu memasukkan juga penilaian


proses yang belum tercakup seluruhnya dalam
QPASS

Dari hasil survey selama tiga tahun terakhir yang


menurun adalah tangible dan realibility.
Evaluasi dan Perbaikan

Mutu perlu disesuaikan menjadi MUTU yang


menyangkut Mutu Waktu dan Mutu Biaya,
dipresentasikan melalui Qpass yang merupakan
komitmen mutu WIKA kepada pelanggan dan
QMSL (Quality Management System Level).

Tabel III.11
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Fokus pada Pelanggan

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL FOKUS PADA PELANGGAN


CSI (Customer
Satisfaction Index)

GAP :

Rata-rata performance WIKA sudah berada pada

CSI
(Customer Satisfaction Index):

taraf puas

Tingkat
persepsi
kepuasan
pelanggan yang dilakukan melalui

Evaluasi dan Perbaikan :

survey oleh pihak independen

Tindaklanjut PTKP/CPP sebagai tolok ukur


Kepuasan Pelanggan menjadi Key Process
Indicator yang dinilai di setiap departemen, telah
menjadi bagian dari aplikasi ISO 9001 dan di
audit tiap tahun 2 kali, dibahas tiap manajemen
review

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

58

Tabel III.12
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Keuangan dan Pasar

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL FOKUS KEUANGAN DAN PASAR


1.
2.

Net Profit
Net Cash Flow
Operasi

3.

Ratio Tag. Bruto

4.
5.

Terhadap Penjualan
Kontrak Baru
Penjualan

GAP :

1. Nett Profit:

Biaya pajak yang cukup besar maka perlu tertib


administrasi pajak.
Evaluasi dan Perbaikan

Laba setelah pajak setelah


hak minoritas
2. NetCash Flow:

Perlu ditambahkan KPI tertib administrasi pajak


dan equalisasi pajak Departemen dan proyek

Cash In dari aktifitas operasi


dikurangi dengan cash out
dari aktifitas operasi
3. Kontrak Baru:
Nilai kontrak baru periode

sebagai cascading KPI Net Profit ditingkat


Korporat

Cash In : membentuk tim yang lebih kuat dalam


upaya pencairan piutang.

Cash Out : mengkoordinasikan cash out dengan


skema pendanaan kemitraan melalui bank.

berjalan.
4. Penjualan:
Total nilai Penjualan Operasi
dan KSO Periode berjalan.

Tabel III.13
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Fokus pada Sumber Daya Manusia

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA


1.
2.

HC Availability
Performance Level

GAP :

Index

Succession Rate

Adanya kekurangan SDM pada level Kasie


(middle management)
Pengukuran Performance Level Index telah

Tersedianya

Kandidat

yang

memenuhi
persyaratan
tingkat jabatan strategis.

pada

secara rutin diukur dan menjadi bagian dari


proses sistem SDM
Evaluasi dan Perbaikan :

Leader create better leader (setiap pejabat


structural dan keahlian menyiapkan calon
pengganti yang lebih baik)

Penyiapan berjenjang
secara sistematik

Performance Index Level sebagai KPI Proses

untuk

setiap

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

jabatan

59

Tabel III.14
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Efektifitas Proses

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL EFEKTIFITAS PROSES


1.

SHE Compliance

2.

Level
Efektivitas

3.

Knowledge
Management
Efisiensi Pengadaan

4.

Vendor Performance

GAP :

SHE Compliance Level:

Vendor Performance Penilaian langsung oleh


pengguna sehingga lebih sesuai menjadi KPI

Rata-rata
skor
SIL
(Safety
Implementation Level) dan skor

PjPU

EMSL
(Environmental
Management System Level)

Efisiensi pengadaan, tetap menjadi indikator


keberhasilan fungsi pengadaan yang harus
diukur
Evaluasi dan Perbaikan :

Sejalan dengan perkembangan usaha masuk


pasar oil dan gas yang mempunyai requirement
tinggi untuk score SHE Level, maka SHE
Compliance Level menjadi tolok ukur yang
sangat
penting
untuk
dijadikan
KPI,
membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk jadi
SHE culture dan diusulkan untuk ditingkatkan
standarnya.

Efektifitas Knowledge Management tetap


menjadi KPI untuk tahun yang akan datang
dengan

Penetapan

IK

Master

dan

Implementasinya di seluruh unit kerja.

Dari jumlah inovasi yang lebih penting diangkat


adalah sampai sejauh mana implementasi dari
inovasi tersebut sehingga perlu diukur Efektivitas
Knowledge management dengan penetapan IK
Master dan Implementasinya di seluruh unit
kerja. Konsistensi dari aplikasi sistem menjadi
penting untuk dimanajemeni dan diukur.

Efisiensi Pengadaan tetap menjadi KPI untuk


tahun yang akan datang, dengan strategi
mengarah pada substitusi material dan
peralatan.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

60

Tabel III.15
Evaluasi Indikator KPI Kontrak Manajemen
Perspektif Hasil Kepemimpinan

KPI 2011

GAP DAN EVELUASI PERBAIKAN

KPI 2012

HASIL KEPEMIMPINAN
1.

Risk Management

2.

Penyaluran Program
Kemitraan dan Bina
Lingkungan

3.

GCG Level

4.
5.

Company Perception
Index
KPI Anak

6.

Perusahaan
Nilai Investasi

GAP :

Target investasi yang terealisasi masih ada yang


diluar rencana

Pengelolaan investasi multy years / penyertaan


semakin tahun akan semakin besar tidak
tertangani dengan optimal

Pengelolaan sumber dana investasi ke depan


perlu dikelola secara mandiri dan terarah

Risk Management, kurang optimalnya supportif


tanggapan dari departemen korporasi atas
laporan manrisk departemen operasi.

Penyaluran program kemitraan dan bina


Lingkungan telah menjadi bagian proses

GCG Level sudah 5 tahun diukur sehingga


bagian dari proses bisnis dan dijadikan KPI

1. Risk Management:
Level
Maturity,
Implementasi
manajemen risiko yang dilakukan
melalui
assesmen
oleh
pihak
independen.
2. GCG Level
Sesuai
prosedur
penilaian
lembaga independen.

dari

3. Harga Wajar Saham WIKA


Ekspektasi

harga

saham

WIKA

debandingkan terhadap harga saham


rata-rata industri konstruksi.

sehingga lebih tepat sebagai KPI proses


4. KPI Anak Perusahaan
Besaran laba setelah pajak.

Proses.

Evaluasi dan Perbaikan :

Perencanaan investasi perlu lebih akurat dan


konkrit di departemen Operasi

Perlu dibentuk unit pengelola investasi korporasi


untuk mengelola dana investasi secara mandiri

Risk Management, pengoptimalan fasilitas


tanggapan dari departemen korporasi yang
sudah ada di sistem

Sesuai dengan tuntutan stakeholder untuk


mengukur sustainability perusahaan yang
dituangkan dalam sustainability report dan
diukur levelnya.

Memastikan akuntabilitas konsistensi


menjalankan prosedur yang ada.

III.3. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)


Penilaian Good Corporate Governance (GCG) untuk tahun 2011 sampai dengan
laporan ini disajikan masih dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Program kerja dan kegiatan GCG pada tahun 2011 pada
dasarnya merupakan kegiatan sebagai tindak lanjut assesment yang dilakukan BPKP.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

61

Secara umum, penerapan GCG di WIKA berjalan dengan baik, namun demikian jika
mengacu kepada beberapa ketentuan GCG dan best practices, maka terdapat
beberapa hal yang dipandang perlu untuk diperbaiki yaitu: (1) Hak dan tanggungjawab
Pemegang Saham/RUPS, (2) Penerapan GCG pada Komite Dewan Direksi, dan (3)
Komitmen.
Kesadaran terhadap tantangan dunia usaha yang semakin dinamis, yang bersumber
dari perubahan dan pergeseran lingkungan bisnis yang didorong oleh perkembangan
teknologi informasi, dampak krisis finansial, serta meningkatnya tuntutan shareholders
dan stakeholders yang semakin well-informed, maka untuk menghadirkan atmosfir
yang kondusif bagi terciptanya berbagai inovasi, ditetapkan tata nilai dan paradigma
berpikir yang berorientasi pada kepuasan dan layanan terhadap shareholders dan
stakeholders.
Dalam konteks itu, WIKA berkomitmen untuk secara berkesinambungan mampu
mengimplementasikan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Tata Kelola
Perusahaan yang baik, yaitu prinsip: Transparency, Acountability, Responsibility,
Independency, dan Fairness. Implementasi prinsip-prinsip GCG diharapkan mampu
menumbuhkan suatu tata nilai dan paradigma yang terlembaga menjadi sebuah kultur
perusahaan (corporate culture) dan terefleksikan sebagai budaya dalam bekerja.
Sepanjang tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai aktivitas sebagai tindak lanjut hasil
assesment dan kegiatan lain yang mendukung penerapan GCG:
Sosialisasi Internal. Dengan pertimbangan bahwa GCG merupakan tata nilai yang
harus dipahami anggota organisasi, maka dilakukan sosialisasi internal yaitu
sosialisasi dalam lingkup proyek yang terdapat di WIKA. Kegiatan ini penting
dilakukan agar karyawan memahami bahwa mereka merupakan bagian tak
terpisahkan dalam rangka keberhasilan GCG.

Assessment. Pengukuran implementasi GCG menjadi suatu keharusan yang


dilakukan setiap organisasi yang menerapkan GCG, kelemahan atau kekurangan
praktik GCG akan sulit diketahui. Sejak tahun 2006, WIKA secara rutin melakukan
assesmen untuk mengetahui tingkat implementasi GCG. Pelaksanaan assesment
GCG 2010 dilakukan oleh BPKP bulan April-Juni 2011. Untuk periode tahun 2010
diperoleh skor 86,97 dengan skala 100. Dalam assesmen ini metode yang
digunakan adalah: Review dokumen, kuesioner, wawancara, analisis, presentase
hasil sementara dan pelaporan. Assesmen BPKP ini merupakan salah satu
indikator bagi pencapaian dalam penerapan GCG.

Review Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Board Manual.


Ketiga elemen tersebut merupakan pilar pelaksanaan GCG sehingga perlu
disesuaikan dengan perkembangan GCG dan berbagai ketentuan yang terkait
dalam implementasi GCG.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

62

Pembuatan dokumen Conflict of Interest Direksi dan Dewan Komisaris.


Direksi dan Dewan Komisaris telah menandatangani dokumen yang menyatakan
bahwa Direksi dan Dewan Komisaris tidak memiliki benturan kepentingan dalam
proses bisnis.

Model Penerapan GCG Tahun 2010. Program dan kegiatan GCG di tahun
2010, dilakukan dengan cara mereview berbagai dokumen dan program
GCG yang ada selama ini, serta melakukan pemetaan (mapping) terhadap
kegiatan yang ada. Berdasarkan mapping tersebut maka dirancang
berbagai program dan kegiatan implementasi GCG yang sesuai dengan
kondisi dan tantangan WIKA ke depan. Berdasarkan mapping yang dibuat,
maka diperoleh sebuah model penerapan GCG. Model ini merupakan
keluaran dari proses review dan mapping berbagai program dan kegiatan
dalam ruang lingkup GCG.

Corporate Govermence Perception Index (CGPI). Sejak tahun 2007 WIKA


sudah menerapkan GCG secara tertulis dalam etika berbisnisnya. Assesment oleh
BPKP, selaku lembaga Pemerintah juga telah dilakukan oleh WIKA untuk
mengetahui sejauh mana penerapan GCG dalam perusahaan berjalan dengan
baik. Kedepannya, seperti perusahaan Tbk lainnya, WIKA juga akan melakukan
self assesment, salah satunya adalah WIKA perlu mengetahui persepsi
masyarakat terhadap perusahaannya. Untuk itu WIKA berpartisipasi dalam
assesment CGPI yang dilakukan IICG (The Indonesian Institute For Corporate
Govermence). Program ini didesain untuk memacu perusahaan dalam
meningkatkan kualitas penerapan GCG melalui perbaikan yang berkesinambungan
dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan studi banding. Di tahun 2011 WIKA
telah melakukan assesment CGPI untuk pelaksanaan GCG tahun 2010 dan
memperoleh predikat perusahaan terpercaya trusted company dengan capian
skor 79,99.

Whistle Blowing System. Whistle Blowing System WIKA sebelumnya telah ada
dalam code of conduct No.SK.01.01/A.DIR.0447/2009, dan pada tahun 2011
Whistle Blowing System telah dibuat dalam bentuk Standar Operating Procedure
(SOP) Pengaduan Pelanggaran terhadap code of conduct No. Dok: WIKA-LDSPM-01.02. Prosedur Whistle Blowing System ini perlu disosialisasikan dan
dikoordinasikan ke pihak-pihak terkait untuk efektifitas implementasinya.

Sustainability Report. Di tahun 2011, WIKA pertama kali membuat Laporan


Berkelanjutan (Sustainability Report) untuk pelaksanaan tahun 2010 menggunkan
standar yang mengarah pada petunjuk pelaporan Global Reporting Initiative (GRI)
dan berada pada level B (self declared). Dalam ajang Indonesian Sustainability
Reporting Awards (ISRA) 2011, WIKA mendapat penghargaan 1st Runner Up for
Services Category and Commendation for The First Time Sustainability Reporting.

Tingkat Kesehatan, Kontrak Manajemen dan Penilaian GCG

63

BAB IV
PERKEMBANGAN USAHA

Dalam bab ini, evaluasi dilakukan terhadap perkembangan uasah Perusahaan dengan
dasar analisis kecenderungan (trend analysis) untuk waktu lima tahun terakhir (2007-2011).
Pembahasan dengan analisis kecenderungan ini mencakup lima hal, yaitu:

Perkembangan Posisi Keuangan

Perkembangan Profitabilitas

Perkembangan Arus Kas

Perkembangan Perubahan Ekuitas

Perkembangan Rasio Keuangan

IV.1. Perkembangan Posisi Keuangan Perusahaan


Perkembangan posisi keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir diikhtisarkan
sebagai berikut :
Tabel IV.1
Perkembangan Posisi Keuangan Tahun 2007-2011
(dalam jutaan Rupiah dan % )

2007

Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)

5.229.930

3.687.320

13,48

6.597

30,83

1.708

488,26

21.590

3.442

303,43

245.501

35,88

188.496

103,22

Tahun
Pos Neraca
2011

2010

5.838.852

5.122.673

4.962.530

32.501

21.593

12.496

Setoran Dana KSO

740.694

434.185

142.775

Penyertaan

450.525

150.108

121.509

Aset Lancar
Pajak Tangguhan

2009

2008

19.709

Aset Tetap

753.148

405.546

332.207

335.878

Aset Lain-lain

417.006

75.040

52.924

151.757

4.847

7.537

10.049

12.561

85.408

69.623

66.124

8.322.980

6.286.304

Liabilitas Jangka Pendek

5.127.209

3.642.027

Liabilitas Jangka Panjang

976.395

Hak Minoritas

Goodwill
Tanah Blm Dikembangkan
Total Aset

Ekuitas
Total Liabilitas & Ekuitas

Perkembangan Usaha

5.700.614

(20,17)

6,99

5.771.425

4.133.064

20,27

3.435.525

3.620.587

2.231.957

25,97

727.510

629.374

683.439

544.947

16,83

147.815

115.144

102.774

82.756

64.947

23,01

2.071.561

1.801.624

1.532.941

1.384.643

1.291.213

12,61

8.322.980

6.286.304

5.771.425

4.133.064

20,27

5.700.614

64

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau


kecenderungan Posisi Keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir (2007-2011)
adalah meningkat. Berikut adalah evaluasi yang terkait dengan pos-pos dalam posisi
keuangan Perusahaan.
IV.1.1.

Total Aset

Rata-rata perkembangan atau pertumbuhan Total Aset Perusahaan dalam lima tahun
terakhir ini mengalami kenaikan, kecuali dari tahun 2008 ke tahun 2009. Rata-rata
pertumbuhan Aset Perusahaan untuk lima tahun terakhir ini (2007-2011) adalah
sebesar 20,27%. Sedangkan pertumbuhan tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 lebih
besar daripada pertumbuhan rata-rata, yaitu bertumbuh sebesar 32,39%, yang
disebabkan oleh setoran dana yang berasal dari Kerja Sama Operasi (Joint
Operation), yang mengalami peningkatan mencapai 71,46%. Pertumbuhan usaha dari
Kerja Sama Operasi memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik
dengan mitra kerja lokal maupun dengan mitra kerja asing. Perkembangan Aset juga
terjadi karena penambahan penyertaan, penambahan aset tetap, dan penambahan
aset lain-lain.
Di masa datang Kerja Sama Operasi juga akan menjadi fokus perkembangan usaha,
untuk meningkatkan kinerja Perusahaan, dengan mempertimbangkan profitabilitas dan
berpedoman pada tiga fokus strategi di bidang pemasaran, keuangan, dan efisiensi
operasional.

IV.1.2.

Total Aset Tetap

Peningkatan Aset Tetap selama lima tahun ini (2007-2011) rata-rata sebesar 35,88%.
Pertumbuhan Aset Tetap yang terbesar adalah dari tahun 2010 ke tahun 2011, yaitu
bertumbuh sebesar 85,71%. Peningkatan ini terutama dalam bentuk Peralatan Pabrik
Proyek, yang tahun 2011 mencapai nilai sebesar Rp 405,45 milyar dan dalam bentuk
Aset Tetap Dalam Penyelesaian yang mencapai sebesar Rp 198,76 milyar.

IV.1.3.

Liabilitas

Secara umum, pos-pos Liabilitas mengalami peningkatan merata selama lima tahun
ini. Rata-rata pertumbuhan Liabilitas Jangka Pendek adalah 25,97% dan Liabilitas
Jangka Panjang rata-rata bertumbuh 16,83% selama lima tahun terakhir. Fokus
strategi pemasaran untuk mendapat proyek-proyek yang lebih tinggi keyakinan
pembayarannya, telah meningkatkan likuiditas dan pada akhirnya, proyek-proyek

Perkembangan Usaha

65

mampu menerapkan self-financing dan mengurangi ketergantungan terhadap dana


dari pihak ketiga berupa pinjaman.
IV.2. Perkembangan Profitabilitas Perusahaan
Perkembangan profitabilitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini diikhtisarkan
dalam Tabel IV.2, sebagai berikut:
Tabel IV.2
Perkembangan Profitabilitas Tahun 2007 - 2011
(dalam jutaan Rupiah dan % )

Tahun
Uraian
2011
Pendapatan

Laba Kotor Sebelum Joint Operation

2009

2008

2007

6.022.921

6.590.857

6.559.077

4.284.581

18,37

(6.978.414)

(5.390.011)

(5.967.732)

(6.113.046)

(3.925.624)

18,28

763.413

632.910

623.125

446.031

358.957

21,54

7.741.827

Beban Pokok Pendapatan

2010

Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)

10,51%

9,45%

6,80%

Bagian Laba Joint Operation

101.522

40.158

22.607

(3.099)

17.349

235,52

Laba Kotor setelah JO

864.935

673.068

645.732

442.932

376.306

24,06

% thd Pendapatan

11,17%

11,18%

9,80%

6,75%

8,78%

Beban Usaha

(211.194)

(195.457)

(160.782)

(155.001)

(135.694)

11,89

Laba Usaha

653.741

477.611

484.950

287.931

240.612

30,86

8,44%

7,93%

7,36%

4,39%

5,62%

Pendapatan/(Beban) Lain-lain

(24.134)

(4.284)

(136.841)

(31.516)

(52.664)

165,13

Laba Sebelum Pajak

629.607

473.326

348.109

256.415

187.948

35,29

% thd Pendapatan

% thd Pendapatan

% thd Pendapatan
Pajak Penghasilan

9,86%

8,38%

8,13%

7,86%

5,28%

3,91%

4,39%

(238.660)

(162.085)

(141.585)

(81.762)

(44.325)

54,84

Laba Setelah Pajak

390.946

311.241

206.524

174.653

143.623

29,04

Hak Minoritas

(36.448)

(26.319)

(17.302)

(18.619)

(14.484)

28,02

Laba Bersih setelah Hak Minoritas

354.499

284.922

189.222

156.034

129.139

29,27

% thd Pendapatan

4,58%

4,73%

2,87%

2,38%

3,01%

Berdasarkan tabel tersebut di atas, pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima
tahun meningkat 29,27%. Masing-masing pos-pos laba rugi komprehensif dijelaskan di
bawah ini.

IV.2.1.

Laba Bersih Konsolidasi

Laba Bersih Konsolidasi (atau dalam Tabel IV.2 disebut sebagai Laba Bersih setelah
Hak Minoritas) setiap tahunnya meningkat rata-rata 29,97% dalam lima tahun terakhir.
Khusus dibandingkan dengan Laba Bersih Konsolidasi tahun 2010, untuk tahun 2011

Perkembangan Usaha

66

mengalami kenaikan, yaitu sebesar 24,42%. Artinya, pertumbuhan Laba Bersih


Konsolidasi untuk tahun 2011 ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan Laba Bersih Konsolidasi selama lima tahun terakhir.
Fokus strategi yang meningkatkan efisiensi dan fokus strategi yang menekankan untuk
meningkatkan surplus dari setiap proyek yang dilaksanakan Perusahaan, telah ikut
mendorong peningkatan Laba Bersih Konsolidasi.

IV.2.2.

Laba Sebelum Pajak

Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Sebelum Pajak selama lima tahun terakhir ini
adalah 35,29% atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Bersih
Konsolidasi (29,97%). Artinya, selama lima tahun terakhir ini, terdapat peningkatan
beban Pajak Penghasilan yang rata-rata setiap tahunnya meningkat hampir 54,84%.

IV.2.3.

Laba Usaha

Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Usaha selama lima tahun terakhir ini adalah
30,86% atau lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Laba Sebelum
Pajak (35,29%) dan lebih tinggi daripada Laba Bersih Konsolidasi (29,97%). Khusus
dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat peningkatan Beban Lainlain dari Rp 4,28 milyar menjadi hanya sebesar Rp 24,13 milyar. Peningkatan Beban
Lain-lain ini adalah akibat naiknya Beban Bunga untuk tahun 2011, yaitu sebesar Rp
9,61 milyar menjadi Rp 15,7 milyar untuk tahun 2011.

IV.2.4.

Laba Kotor

Rata-rata pertumbuhan tahunan Laba Kotor adalah 24,06% untuk Laba Kotor setelah
Kontribusi Joint Operation dan 21,54% untuk Laba Kotor sebelum Kontribusi Joint
Operation. Angka-angka ini menunjukkan kontribusi laba dari Joint Operation yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk tahun 2006 dan 2008, kegiatan
Joint Operation tidak memberikan kontribusi positif.
Hasil ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan kegiatan di
bidang Joint Operation ini baik dengan mitra kerja lokal dan mitra kerja asing. Selain
volume kegiatan Joint Operation yang meningkat, profitabilitas proyek-proyek Joint
Operation juga mengalami peningkatan.

Perkembangan Usaha

67

IV.3. Perkembangan Arus Kas Perusahaan


Perkembangan arus kas Perusahaan dalam lima tahun terakhir ini diikhtisarkan dalam
Tabel IV.3. Dari tabel dimaksud, dapat ditampilkan rata-rata pertumbuhan Arus Kas
Perusahaan dalam lima tahun terakhir bertumbuh 1,26%.
Tabel IV.3
Perkembangan Arus Kas Tahun 2007-2011
(dalam jutaan Rupiah )

Tahun
Pos Arus Kas

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Arus Kas untuk Aktivitas Investasi

2008

2007

Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)

2011

2010

2009

838.419

209.924

887.192

(454.505)

627.127

86,44

(815.529)

(417.106)

(209.176)

(119.870)

(57.558)

94,42

458.508

(146,94)

1.028.077

(93,01)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

(6.279)

223.999

(518.560)

260.985

Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih

16.611

16.817

159.456

(313.390)

Kas dan Setara Kas Awal Tahun

1.227.705

1.210.888

1.051.432

1.364.821

336.745

74,72

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun

1.244.316

1.227.705

1.210.888

1.051.431

1.364.822

(1,26)

Berdasarkan kelompok arus kasnya, secara konsisten Perusahaan menghasilkan arus


kas dari aktivitas operasi. Pada kenyataannya, kenaikan Kas Bersih untuk tahun 2011
ini, yaitu sebesar Rp 16,61 milyar, berada di bawah tahun 2010 yang kenaikan Kas
Bersihnya mencapai sebesar Rp 16,82 milyar.

Perkembangan Usaha

68

IV.4. Perkembangan Perubahan Ekuitas Perusahaan


Perubahan Ekuitas Perusahaan selama lima tahun terakhir ini sebagai berikut:
Tabel IV.4
Perkembangan Perubahan Ekuitas Tahun 2007-2011
(dalam jutaan Rupiah )

No.

2011
1 Saldo Laba Awal Tahun
2 Laba/Rugi Bersih Tahun Berjalan
3 Laba Komprehensif
4 Pembagian Deviden Kas
5 Dana PKBL

2010

2008

2007

1.532.941

1.384.640

1.291.212

402.258

60,50

354.499

284.922

189.222

156.034

129.139

18,64

11.876

(99.723)

(56.810)

(45.523)

(34.908)

32,68

(8.548)

(5.676)

(4.551)

(3.491)

(1.127)

63,68

3.589

3.921

(5.640)

(1.013)

7 Disagio Saham diperoleh kembali

9.260

8 Eksekusi Opsi Saham

2.573

9 Tantiem

Saldo Ekuitas

2009

1.801.624

6 Kompensasi Berbasis Saham

Saldo Laba
Penerbitan (Pembelian Kembali)
10 Saham
Selisih Kurs Penjabaran Lap.
11 Keuangan
Selisih Perubahan Ekuitas
12 Perusahaan

Perubahan
Rata-rata 5
Tahun (%)

Tahun

Pos Arus Kas

15.517
-

2.071.561

1.774.483

1.522.069

34.563

(4.924)

(7.422)

2.071.561

1.408.847

529.257

47,87

(24.207)

761.955

(231,36)

6.983

8.813

1.801.624

1.532.941

1.384.640

1.291.212

7,26

Berdasarkan tabel tersebut di atas, tampak bahwa Saldo Ekuitas Perusahaan terus
menerus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir ini, yaitu dengan rata-rata
peningkatan 7,26%. Hal ini ditunjang oleh meningkatnya Laba Bersih Konsolidasi
Perusahaan secara terus menerus selama lima tahun terakhir ini (rata-rata
peningkatan 18,64%).

Perkembangan Usaha

69

IV.5. Perkembangan Rasio Keuangan Perusahaan


Perkembangan rasio keuangan Perusahaan dalam lima tahun terakhir diikhtisarkan
sebagai berikut:
Tabel IV.5
Perkembangan Rasio Keuangan Tahun 2007-2011

No.

Tahun

Pos Arus Kas


2011

2010

2009

2008

2007

Likuiditas

Current Ratio

113,88%

140,65%

144,30%

144,45%

165,21%

Acid Test Ratio

96,86%

138,73%

72,41%

67,47%

98,54%

Cash Ratio

24,27%

33,71%

34,99%

29,04%

61,15%

Rentabilitas

Gross Profit Ratio

9,86%

11,18%

9,80%

6,80%

8,38%

Operating Ratio

8,20%

7,93%

7,36%

4,39%

5,62%

Net profit Ratio

5,05%

4,73%

2,87%

2,38%

3,01%

Rate of Return On Equity

20,65%

18,79%

14,08%

12,35%

11,11%

Rate of Return Of Invesment

4,42%

7,69%

7,26%

4,87%

5,78%

Solvabilitas

Debt to Equity Ratio

253,20%

242,53%

265,17%

310,00%

355,66%

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilakukan evaluasi perkembangan atau


kecenderungan rasio keuangan Perusahaan selama lima tahun terakhir ini, sebagai
berikut:

IV.5.1.

Rasio-rasio Likuiditas

Rasio-rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan untuk


memenuhi liabilitasnya.
1) Current Ratio
Rasio Lancar (Current Ratio) Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 113,88% atau
turun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010, yaitu 140,65%. Artinya, angka
ini tetap menunjukkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka
pendeknya dari aset-aset lancar yang dimiliki, yang jauh melebihi batas wajar yaitu
100%.

Perkembangan Usaha

70

2) Acid Test Ratio


Acid Test Ratio Perusahaan untuk tahun 2010 berada dalam ambang batas yang
mengkuatirkan karena hanya mencapai 96,86%. Acid Test Ratio menunjukkan
kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek dengan asetaset lancar tidak termasuk Persediaan. Artinya, tanpa memasukkan Persediaan,
kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya kurang baik,
yaitu di bawah batas yang sehat (100%). Pencapaian ini jauh lebih rendah
dibandingkan dari tahun 2010, yaitu 138,73% yang artinya ketergantungan
terhadap Persediaan mengalami penurunan sebagai hasil dari efisiensi sistem
pengadaan yang tersentralisasi yang diterapkan Perusahaan.
3) Cash Ratio
Cash Ratio Perusahaan untuk tahun 2011 adalah 24,27%, yang menurun sedikit
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33,71%. Artinya, kemampuan
Perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dengan dana Kas dan
Ekuivalen Kas relatif stabil.

IV.5.2.

Rasio-rasio Rentabilitas

Rasio-rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam hal


menghasilkan pengembalian yang berasal dari operasional maupun investasi dan
Ekuitas Pemilik.
1) Gross Profit Ratio
Rasio Laba Kotor (Gross Profit Ratio) Perusahaan di tahun 2011 adalah 9,86%
atau menurun dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 11,18%. Meskipun pada
tahun 2011 Penjualan Perusahaan mengalami peningkatan, namun Beban Pokok
Penjualan tahun 2011 juga meningkat terhadap Penjualannya dibandingkan tahun
2010 (tahun 2011, Penjualan mencapai 128,54%, sedangkan Beban Pokok
Penjualan mencapai 129,47%).
2) Operating Ratio
Rasio Laba Usaha (Operating Ratio) di tahun 2011 adalah 8,20% atau meningkat
dibandingkan tahun 2010, yaitu 7,93%. Dalam hal ini, di tahun 2011 peningkatan
Beban Usaha relatif terhadap angka Penjualan pada tahun 2011 adalah 8,05%,
sedangkan tahun 2010 adalah 3,25%.

Perkembangan Usaha

71

3) Net Profit Ratio


Pencapaian Rasio Laba Bersih (Net Profit Ratio) untuk tahun 2011 adalah 5,05%.
Pencapaian ini adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, serta mencapai
1,32 kali dibandingkan pencapaian Net Profit Ratio tahun 2010, yaitu 4,73%. Nilai
peningkatan yang signifikan ini terutama adalah karena meningkatnya Pendapatan
bunga 2011 dibandingkan tahun 2010.
4) Rate of Return on Equity
Rasio Pengembalian terhadap Ekuitas Pemilik (Rate of Return on Equity ROE)
untuk tahun 2011 adalah 20,65%, atau meningkat dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar 18,78%. Meskipun di tahun 2011 terjadi peningkatan Modal Sendiri,
namun, peningkatan tersebut secara relatif masih di bawah peningkatan Laba
Bersih Konsolidasi.
5) Rate of Return on Investment
Untuk Rasio Pengembalian terhadap Investasi (Rate of Return on Investment
ROI) untuk tahun 2011 ini mencapai 4,42% atau menurun dibandingkan dengan
pencapaian ROI tahun 2010, yaitu sebesar 7,69%. Artinya, pada tahun 2011 ini,
tingkat pengembalian terhadap Capital Employed (Total Aset dikurangi Aset dalam
Penyelesaian) adalah menurun, walaupun Perusahaan mampu mencetak Laba
Bersih yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

IV.5.3.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur pendanaan Perusahaan yang bearsal


dari pinjaman pihak ketiga dibandingkan Ekuitas Pemilik atau Modal Sendiri.
1) Debt to Equity Ratio
Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pemilik (Debt to Equity Ratio) untuk tahun 2011 ini
mencapai 253,20% atau meningkat jika dibandingkan tahun 2010 yang mencapai
242,53%. Artinya, pendanaan yang berasal dari Hutang mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya.
Selama lima tahun terakhir ini, Debt to Equity Ratio Perusahaan relatif mengalami
penurunan yang menunjukkan semakin berkurangnya ketergantungan Perusahaan
terhadap pinjaman dari pihak ketiga.

Perkembangan Usaha

72

BAB V
TINDAK LANJUT RUPS
PT WIJAYA KARYA (PERSERO), TBK

Dalam bagian ini disajikan hal-hal penting yang berkaitan dengan tindak lanjut Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Selama tahun 2011, Perseroan telah mengadakan sejumlah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang hasil tindaklanjutnya
diikhtisarkan di bawah ini.
V.1. Tindak Lanjut Keputusan Dewan Komisaris dalam Rapat Pengesahan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2010
Keputusan Dewan Komisaris sesuai urutan Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat
Dewan Komisaris dan tindaklanjut (dalam cetak miring setelah setiap butir Keputusan)
tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2011,
sebagai berikut:
1) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
usulan untuk Penjualan Aset tetap berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di
Makasar dengan rincian sebagai berikut :
Luas Tanah : 809 M2
Luas Bangunan
: 271 M2
Harga Perolehan : Rp. 142.072.000
Nilai Buku
: Rp. 142.072.000
Tanggapan :
Penjualan Aset belum dapat dilaksanakan sehubungan proses pengurusan fisik
lahan.
2) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
usulan untuk Penambahan Penyertaan Modal kepada PT Wijaya Karya Realty
berupa inbreng aset sebagai berikut:

Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav. 3-4 Jakarta.

Properti Klub Tamansari yaitu sport club tamansari persada kemala, sport club
tamansari persada raya, sport club bali view, sport club tamansari bukit
bandung, dan sport club tamansari persada bogor.

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

73

Tanggapan :
Telah disetujui dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011 dan telah disahkan rencana Inbreng
WIKA ke PT WIKA Realty dengan nilai sebesar Rp 95 miliar untuk aset dan Rp 50
miliar dalam bentuk cash dalam Risalah RUPS-LB PT WIKA Realty tanggal 13
Oktober 2011. Pengembangan Tanah dan Bangunan di Jalan D.I. Panjaitan Kav.
3-4 Jakarta dilakukan oleh PT WIKA Realty dengan mekanisme pengembangan
bisnis Hotel, Apartemen dan Condotel.
3) Menyetujui penambahan penyertaan modal kepada PT Wijaya Karya Realty dari
pengalihan piutang afiliasi sebesar Rp 50 miliar.
Tanggapan :
Surat Direksi PT wijaya Karya (Persero) Tbk. Nomor : KU.02.01/A.DIR.1489/2011
tanggal 23 Juni 2011 Perihal : Permohonan Persetujuan atas Peningkatan Modal
Disetor WIKA Realty melalui Inbreng dan Konversi Piutang. Telah disetujui rencana
Inbreng WIKA ke WIKA Realty dalam keputusan Risalah Rakomdir Nomor 10/RISKOMDIR/WIKA/2011 tanggal 7 Juli 2011.
4) Memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
tentang usulan Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan Pelaksanaan
Program ESOP / MSOP.
Tanggapan :
Pelaksanaan Program ESOP / MSOP telah dilakukan pada 18 Mei 28 Juni 2011,
dan akan kembali dilakukan pada bulan November 2011.
Penambahan Modal Disetor melalui Program ESOP/MSOP sebesar 21.612.500
saham, sehingga Jumlah Modal Ditempatkan/Disetor Penuh setelah Window
Evercise VII menjadi 6.023.153.000 saham.
5) Menyetujui penarikan pinjaman modal kerja dengan plafon sebesar Rp 1,0 triliun
berupa Cash Loan dan Plafon tertarik Non Cash Loan sebesar Rp 6,5 triliun.
Tanggapan :
Realisasi pemakaian CL per September 2011 sebesar Rp 391 miliar dari Plafond
CL yang tersedia Rp 1 triliun. Jumlah NCL tertarik per September 2011 sebesar Rp
3.072 miliar dari Plafond NCL tersedia sebesar Rp 6,5 triliun.
6) Menyetujui pengagunan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan yang mempunyai
nilai buku sebesar Rp 136,76 miliar dalam rangka memenuhi persyaratan kredit
dan penerbitan surat hutang yang diperlukan Perusahaan.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

74

Tanggapan :
Sampai bulan September 2011, posisi aset yang diagunkan dalam rangka
memenuhi persyaratan kredit pada Bank Mandiri dan Bank BRI adalah sebesar Rp
27,41 miliar.
7) Menyetujui secara prinsip program pengembangan usaha yang pelaksanaannya
diminta kepada Direksi untuk menyampaikan terlebih dahulu hasil kajian dan studi
kelayakan atas setiap usulan proyek-proyek investasi berikut dibawah ini kepada
Dewan Komisaris:
a) Penambahan setoran modal pada PT Marga Nujyasumo Agung MNA) sebesar
Rp 60 miliar.
Tanggapan :
WIKA akan menyetorkan setoran modal sebesar Rp 20 miliar agar ada
kemungkinan nilai yang lebih besar diperoleh WIKA, mengingat adanya peluang
dari tawaran Astra Insfrastructure yang sudah menyatakan minatnya mengambil
20% shre WIKA.
b) Penyetoran dana pada PT WIKA Jabar Power sebesar Rp 17,05 miliar sebagai
biaya pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas,
Sumedang Jawa Barat.
Tanggapan :
Penyetoran sisa penyertaan akan dilakukan, Direksi PT WIKA Jabar Power akan
menyiapkan perhitungan dan mekanisme penyetoran dana yang akan digunakan
untuk pembebasan lahan dan fasilitas untuk pengeboran.
c) Pendirian Pabrik Ekstraksi Aspal Buton (kapasitas 50.000 ton) senilai Rp 50
miliar.
Tanggapan :
Saat ini sedang dilakukan uji coba produksi dengan peralatan Turbo Dryer dari
USA, yang masih akan terus dilaksanakan hingga akhir 2011, untuk membuktikan
kelayakan proyek. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp 15,59 miliar.

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

75

d) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama


pengembangan Pelabuhan Batu Ampar senilai Rp 30 miliar.

operasi

untuk

Tanggapan :
Telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Pelindo I (Persero), PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam tentang
Kerjasama Pengembangan Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar Sisi Utara Batam
dengan Nomor : KEP-174/MBU/2011 tanggal 25 Juli 2011.
Nota Kesepahaman Pembiayaan telah ditandatangani antara Konsorsium Pelindo
I, WIKA, dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam dengan Bank BNI
pada tanggal 9 September 2011.
e) Penyertaan perusahaan patungan atau kerjasama
pengembangan infrastruktur sebesar Rp 45 miliar.

operasi

untuk

Tanggapan :
Telah dibentuk konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Pelindo III
(Persero), Angkasa Pura I (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Bali, Hutama
Karya (Persero), Amarta Karya (Persero), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Akan dilakukan setoran penyertaan sebesar Rp 9 miliar pada Oktober 2011.
f) Prefinancing pada proyek pembangkit listrik dengan system Build Operated
Transfer (BOT) atau Build Operated Own (BOO) sebesar Rp 150 miliar.
Tanggapan :
PLTD Bali sudah selesai proses konstruksi dan sudah menjual listrik ke PLN pada
bulan Maret 2011. Untuk PLTD Ambon sudah dilakukan pemasangan genset
Niigata dengan kapasitas 4 x 6,2 MW, sedangkan untuk PLTMG 50 MW Borang
saat in sedang dalam proses konstruksi. Nilai investasi sampai dengan saat ini Rp
329 miliar.
g) Pengadaan lahan (Land Bank) untuk pengembangan usaha PT WIKA realty
sebesar Rp 50 miliar.
Tanggapan :
Telah diputuskan untuk membeli tanah di Gadog, Kab Bogor untuk WIKA Learning
Centre seluas 9,2 ha, berikut bangunan, infrastruktur dan tanaman dengan harga
Rp 14,5 miliar. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap, tahap I untuk tanah yang
bersertifikat Hak Milik senilai Rp 5,96 miliar, telah ditandatangani APJB nya pada
tanggal 16 September 2011. Tahap II untuk tanah dengan status Tanah Girik
senilai Rp 8,54 miliar akan dilakukan partial sesuai kelengkapan dokumen.
Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

76

h) Prefinancing pada proyek Oil & gas Infrastructure ( LPG Spherical Tank
Terminal ) sebesar Rp 41 miliar.
Tanggapan :
WIKA telah kalah dalam tender, dana akan dialihkan ke investasi IPP.
Program pengembangan usaha tahun 2011 bersifat terbuka, yaitu tidak tertutup
kemungkinan bagi Direksi untuk menggantikan sasaran proyek yang sudah
direncanakan apabila dalam perjalanannya ada peluang investasi yang lebih baik.
Dengan tetap mengacu kepada batasan kemampuan perusahaan untuk
mengeksekusinya dengan dimintakan persetujuan dari Dewan Komisaris.
8) Menyetujui secara prinsip penarikan pinjaman bank/lembaga keuangan lainnya
untuk Kredit Investasi dalam rangka pengembangan usaha WIKA dengan tetap
mengacu kepada batasan kemampuan keuangan perusahaan, untuk
mengeksekusinya akan disampaikan permohonan izin tersendiri kepada Dewan
komisaris pada saat proyek/investasi tersebut akan diperoleh/dilaksanakan.
Tanggapan :
Beberapa proyek/investasi telah disampaikan kepada Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan antara lain Proyek PLTD 25 MW Ambon, Proyek PLTG
20 MW Rengat, Proyek PLTU 2 x 400 MW Jambi dan PLTGU Bangkanai 120 MW
Kalimantan Tengah.

V.2. Tindak Lanjut Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk
Tahun 2011
Keputusan RUPS Tahunan 2011 yang diadakan tanggal 12 Mei 2011 sesuai urutan
Keputusan Lainnya dalam Risalah Rapat (dan tindaklanjut dalam cetak miring setelah
uraian Keputusan), sebagai berikut:
1) Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk didalamnya Laporan Kegiatan
Perseroan, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan laporan
Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2010;
2) Persetujuan dan Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Perseroan Tahun Buku 2010;

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

77

3) Penetapan Penggunaan Laba Bersih tahun Buku 2010;


4) Penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan
Perseroan Tahun Buku 2011 dan Laporan Keuangan Pelaksanaan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2011;
5) Penetapan Tantiem Tahun 2010, Gaji dan Honorarium serta tunjangan lainnya
untuk Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2011;
6) Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan
penambahan modal Perseroan dalam rangka ESOP / MSOP yang telah diputuskan
oleh RUPS.
Tanggapan :
Keputusan RUPS Tahunan 2011 butir 1 sampai dengan 6 telah ditindaklanjuti.

Tindak Lanjut RUPS dan RUPS LB PT Wijaya Karya (Persero), Tbk

78

Anda mungkin juga menyukai