Anda di halaman 1dari 4

Edisi 12/Tahun 1

Agar Wanita Tak Jadi Korban


Kata orang, wanita diciptakan untuk menyenangkan laki-laki. Benar demikian? Kalau dilihat
faktanya, memang menunjukkan begitu. Di tempat-tempat hiburan, perempuan telah menjadi barang
dagangan yang bisa menggairahkan bagi laki-laki. Tak ada tempat hiburan yang 'menjual' laki-laki,
kan? Malah Demosthenes pernah berkata, "Kita perlukan gundik untuk memuaskan kesenangan kita,
dan istri untuk melahirkan keturunan kita."
Sejauh ini fakta telah menempatkan wanita pada posisi yang membuatnya terpuruk. Di jaman
dulu, wanita ditempatkan pada posisi yang rendah. Boleh dikatakan, tak layak hidup. Seperti apa yang
pernah dilakukan oleh para ayah di masa jahiliyah yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya.
Masa itu terus berlanjut seiiring dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, yang membuat
penindasan itu bervariasi dalam model-model yang tak kalah sadis.
Coba deh, anak cewek pasti hapal bener dengan berbagai kasus pelecehan seksual, misalkan.
Nah, pelecehan seksual, sampai sekarang masih hangat untuk dibicarakan, namun terus terang saja,
tak ada penyelesaian yang benar dan baik. Wanita seolah tetap terpuruk dalam dunianya yang serba
terbatas. Setelah itu, semua masalah ditumpahkan dan wanita jadi penyebab semua itu. Anak cewek
menerima? Tentu saja sewot. Meski tanpa disadari mereka sendiri yang sebenarnya menciptakan
kondisi itu dengan menyukai aturan yang berlaku di masyarakat sekarang ini. Ibaratnya, ia merasa jijik
kalau harus masuk WC, namun karena butuh dan terbiasa, akhirnya dinikmati juga. Bener nggak, Non?
Emansipasi; Racun Atau Madu?
Sekarang ini kaum wanita makin sering bicara soal martabat dan persamaan derajat dengan
laki-laki. Ide-ide feminisme pun berkembang dengan lancar dan tampak mendapat sambutan yang
antusias daritentukalangan wanita. Mereka berpikir bahwa sudah saatnya untuk menyamakan
peran dengan laki-laki. Meski akhirnya tanpa disadari narus mengorbankan harga dirinya. Memang, tak
semua tuntutan persamaan itu salah, Non. Karena dalam beberapa hal boleh-boleh saja, seperti dalam
masalah pendidikan, anak cewek boleh bersaing dengan laki-laki.
Sayangnya, emansipasi yang digembar-gemborkannya untuk mengangkat dan membebaskan
wanita dari perbudakan malah menjerumuskannya pada perbudakan baru. Pada masyarakat kapitalis
seperti sekarang ini, wanita telah menjadi komoditas alias barang yang diperjual-belikan. Mereka
dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau dieksploitasi untuk menjual barang. Barang jenis
industri mutakhir seperti mode, kosmetik dan hiburan, hampir sepenuhnya memanfaatkan 'jasa'
wanita. Pendidikan dan media-massa menampilkan citra wanita yang penuh glamoursensual dan
fisikal. Penuh sensasi, dan tentu nggak ketinggalan, bodi! Wuih, kasihan amat.
Pada masyarakat bebas kayak begini, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatif,
kecuali kepentingan industri. Tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik selera konsumen. Coba
bayangin, betapa konyolnya, iklan mobil mewah rasanya belum lengkap kalau tak hadir disampingnya
gadis berbodi aduhai. Permen rasanya belum manis kalau tak menyertakan penampilan gadis dengan
bibir sensual mengunyah permen. Dengan dibalut busana yang minim dan ketatdan di-shot kamera
Diana Pungky memperlihatkan keampuhan jamu pelangsing tubuh, misalnya.
Akibat lanjutnya, pelecehan seksual manjadi trend tersendiri. Digandrungi sekaligus dikecam.
Saling tunjuk hidung antara kaum cowok dan kaum cewek sudah biasa. Sama-sama tak mau
disalahkan. Kaum pria protes ketika dituduh sebagai biang kerok pelecehan seksual. Ramai-ramai para
pria berdalih menirukan gaya sebuah iklan layanan masyarakat yang bunyinya, "Ba gaimana angka
perkosaan akan semakin rendah kalau pakaian anda semakin tinggi?" Masalahnya beres? Tak cukup

sampai di situ, ternyata kaum wanita juga menuduh para cowok karena tak mampu menahan nafsu.
Tak ada yang mau kalah dan disalahkan. Jadi gimana dong?
Namun, disadari atau tidak, wanita telah menjerumuskan dirinya ke dalam kubangan yang
penuh lumpur, ditambah dengan kondisi lingkungan masyarakat saat ini yang tak ramah bagi seorang
wanita. Gimana nggak ramah, setiap hari kondisi masyarakat sepertinya memberikan justifikasi alias
pembenaran terhadap apa yang dilakukan kaum Hawa saat ini. Kondisi masyarakat bahkan menuntut
kaum wanita untuk berbuat seperti itu. Tentu sangat berbahaya menciptakan kondisi yang tak sehat
buat kaum wanita. Walhasil, emansipasi ternyata memberikan racun ganas yang mematikan. Kasihan,
ya?
Sosok Wanita Ideal dalam Islam
"Rasulullah SAW membuat empat buah garis seraya berkata:"Tahukan kalian apakah ini?'
Mereka berkata: 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Nabi SAW. lalu bersabda: "Sesungguhnya
wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad SAW,
Maryam binti 'Imron, dan Asiyah binti Mazahi.' (Mustadrak Al-Shahihain 2:497).
Kamu tahu Khadijah? Dialah istri nabi yang pertama dan wanita pertama yang beriman atas
kenabian Muhammad SAW. Dia pula yang pertama mendapat gelar ummul mukminiin.
Lahir dari kalangan keluarga yang mulia, jujur dan pemimpin. Dibesarkan di kalangan keluarga
mulia, terdidik dengan akhlak yang terpuji, bersifat teguh dan cerdik, sehingga kaumnya memanggil
thohiroh karena sangat perhatian terhadap akhlak dan kesopanan yang mulia.
Wanita cerdas dan bisniswati yang sukses dalam menjalankan roda-roda usahanya dan sanggup
membiayai hampir seluruh dakwah Rasulullah SAW. Beliaulah teladan "Khadijah-Khadijah kontemporer
abad iniyang tengah menggapai angan-angan kosong emansipasi yang telah membuatnya
meninggalkan segalanya.
Beliaulah satu-satunya usahawati yang terkemuka di jamannya. 'Kerajaan' bisnisnya meliputi
jazirah Arab. Namun tetap rendah hati dan berakhlak mulia, tetap menjaga kesuciannya dan tetap
menjadi ibu bagi anak-anaknyaplus menghormati Rasulullah sebagai suami tercintanya meski usia
suaminya lebih muda 15 tahun darinya. Namun Khadijah tetap patuh dan taat. Tidak seperti wanitawanita kantemporer yang egonya tinggi dan cenderung lepas kendali bila sudah berada di papan atas.
Bahkan tak segan untuk menjalin ikatan lahir bathin dengan mitra bisnisnya yang laki-laki. Atau malah
kedudukannya dipakai untuk mendikte dengan melakukan pelecehan seksual terhadap anak buahnya.
Seperti apa yang digambarkan dalam film Disclosure-nya Demi Moore yang meneror bawahannya
yang diperankan Michael Douglas. ltu di film, tapi tak mustahil hal itu terjadi dalam dunia nyata.
Gimana, Non, mungkin kan?
Tahu tentang sosok Asma binti Yazid? Beliau adalah seorang orator, singa podium dari kalangan
wanita. Dia bukanlah Megawati atawa Ratna Sarumpaet, bukan pula Karlina Leksono atau Wardah
Hafidz.
Prestasi dan prestisenya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Bener, nggak bohong. Pun
pengabdiannya pada Islam telah membuat dirinya disegani. Selain sebagai singa podium, ia juga
adalah pejuang yang tabah, wanita terhormat, tergolong ahli pikir dan ahli agama. Bahkan beliau ini
dipercaya untuk menjadi delegasi wanita dalam menyampaikan segala uneg-uneg atau permasalahan
yang berhubungan dengan para wanita kepada Rasulullah SAW. dalam majelis syuro.
Suatu ketikasaat sidang Asma melontarkan pertanyaan yang membebani kaum wanita. "Ya
Rasulullah. Aku rnewakili kaum wanita untuk menanyakan kepadamu tentang beberapa hal. Bukankah
engkau diutus oleh Allah untuk rahmat bagi manusialaki-laki dan wanita? Namun dalam beberapa
masalah ternyata kami merasa dibedakan dengan laki-laki. Kami sama-sama beriman dan bertakwa,
narnun kami juga merasa iri dengan perbuatan kaurn laki-laki yang seolah menempatkan mereka
pada posisi yang baik untuk mendapatkan pahala yang besar. Mereka boleh berjihad, semantara kami
hanya mengurus anak-anak dan menjahit pakaian mereka. Mereka diberi kesempatan untuk
mendapatkan pahala sholat jumat, sementara kaum wanita tak boleh. Bagaimana ini ya Rasulullah?"

Mendengar 'protes' demikian Rasulullah SAW. kaget, meski protesnya tentu saja tak disertai
gelar poster dan demo mogok makan. Ternyata, Non, yang diproteskan para muslimah itu bukan
keinginan mendapatkan kalung 24 karat seberat 2 kilogram, atau persamaan hak untuk mendapatkan
jabatan eksekutif dari jenjang karir papan atas. Yang mereka tanyakan justru persamaan dalam
memperoleh pahala dan menjalankan syariat. Hebat, bener!
Kemudian yang mulai Rasulullah SAW. dengan bangga bertanya kepada peserta sidang yang
lain: "Pernahkan kalian mendengar pertanyaan yang lebih baik selain soal-soal agama seperti wanita
ini?. Ya Rasulullah, kami tidak menyangka dan berpikir wanita itu akan bertanya sedemikian jauh,"
jawab hadirin kompak dan spontan.
"Wahai Asma' kau pahami dan sampaikan nanti pada kaummu. Kebaktianmu pada suami dan
usaha mencari kerelaannya telah meliputi dan menyamai semua yang dilakukan suami kalian (kaurn
pria)," jawab Rasulullah singkat, namun padat dan bermakna tinggi.
Jawaban tersebut karuan saja menggembirakan hati Asma dan segera ia berlari pulang dan
menyampaikan berita itu kepada para wanita. Dan mereka pun menerima dengan senang hati. Tidak
banyak bantahan dan tuntutan seperti halnya ibu-ibu PKK, atau srikandi-srikandi kontemporer yang
ingin berperan ganda, sampai-sampai melalaikan yang wajib dan mengejar yang mubah bahkan
makruh dan haram sekalipun. Bisa berabe, Non!
Dua tokoh inilah, yang setidaknya bisa dijadikan sosok ideal wanita muslimah. Kamu juga bisa
Non, asal mau mengubah diri. Bener, semua orang juga bisa. Masak untuk maksiat aja bisa, kenapa
untuk keridhoan Allah nggak mampu? Ayo, kamu bisa!

Islam Memuliakan Wanita


Suatu ketika seorang muslimah di kota Amuria.terletak antara wilayah Irak dan Syam
berteriak minta tolong karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi. Teriakan ini
ternyata terdengar oleh Khalifah Mu'tashim, pemimpin umat Islam saat itu. Kontan saja ia
mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan itu. Bukan saja sang pejabat, tapi kerajaan
Romawi langsung digempur. Sedemikian besarnya tentara kaum muslimin hingga diriwayatkan
'kepala' pasukan berada di Amuriah sedangkan 'ekornya' berakhir di Baghdadbahkan masih banyak
tentara yng ingin berperang. Fantastic! Untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh
tewas dan 30.000 lainnya menjadi pesakitan. Itu wujud perhatian Khalifah (pemimpin kepada
rakyatnya). Hebat ya perhatian Islam sama rakyatnya. Nggak seperti sekarang, kaum muslimin di
Maluku digasak, malah sang pemimpin menutup mata. Gawat bin bahaya, pemimpin seperti itu mah.
Dalam Islam, kehormatan manusia baik laki-laki maupun wanita, dijunjung demikian tinggi.
Haram hukumnya melanggar kehormatan orang lain. Termasuk tindak pelecehan seksual. Jangankan
mencolek, atau bahkan memperkosa, melirik wanita yang bukan mahrom dengan syahwat pun haram
hukumnya. Rasulullah pernah memalingkan muka Fudhail karena memandang wanitayang saat itu
menghadap Rasulullahdengan syahwat.
Namun amat disayangkan, bahwa wanita-wanita sekarang ini cenderung membiarkan dirinya
hanyut dalam gelombang emansipasi yang amburadul. Hampir semua bagian ingin direngkuh demi
persaingan harga diri dengan laki-laki. Tak peduli meski akhimya harus mengorbankan harga diri.
Kamu, jangan begitu, ya Non!
Banyak wanita yang bekerja di sektor industri dengan tidak memperhatikan apakah jenis
pekerjaannya sesuai atau tidak dengan kodratnya sebagai wanita. Apakah jenis pekerjaannya itu
membahayakan dirinya atau tidak, menjaga kesuciannya atau tidak, mereka sudah tak peduli.
Misalkan kerja di pabrik mengoperasikan mesin giling atau bekerja dipengeboran minyak. Sama
celakanya menceburkan diri dengan bekerja di bar atau hotel yang bakal merendahkan martabat dan
mengotori kesuciannya. Wah, bahaya, Non!
Tapi ironisnya, disaat kaum wanita negeri ni menggembar-gemborkan emansipasi di segala
bidang, ternyata orang-orang di Barat sudah mulai meninggalkannya sedikit demi sedikit. Malah ada
yang sampai mengkritik para wanita di negerinya yang rela bekerja hingga tak peduli akan
kehormatan dirinya. Paling tidak, Anna Rued yang menulis dalam sebuah bukunyaEastern Mail, ia

menyebutkan bahwa "Kita harus iri kepada bangsa-bangsa Arab yang telah mendudukkan wanita
pada tempatnya yang aman. Dimana hal itu jauh berbeda dengan keadaan di negeri ini (Inggris) yang
membiarkan para gadisnya bekerja bersama laki-laki di kilang-kilang minyakyang tidak saja
menyatahi kodrattetapi bisa menghancurkan kehormatannya."
Nah, dalam urusan wanita ini, lebih jauh Rasulullah telah mengajarkan kepada kita melalui
sabdanya:"Sebaik-baik kalian adalah yang selalu berbuat baik terhadap istri-istri kalian." (HR.
Turmidzi).
Kemudian sabdanya yang lain adalah: "Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum, wanita."
(HR. Muslim).
Kata orang, sejarah yang buruk itu memang getir, tetapi banyak orang juga tak bisa belajar dari
kegetiran sejarah. Apa maksudnya? Sebagai contoh, kaum wanita sekarang kini tengah dilanda
kegetiran hidup, di semua sektor ternyata membuat dirinya tak aman. Semuanya menyisakan masalah
bagi wanita dan menempatkannya sebagai korban. Nah, agar tak terus jadi korban lingkungan yang
tak ramah ini, maka sudah saatnya para wanita sadar akan 'sejarahnya' sekarang ini yang amburadul
bin kusut. Tidak hanya sadar, tapi juga harus berusaha untuk lepas dari kegetiran hidup itu. Kalau mau
bijaksana, tentu harus bercermin kepada Islam.
Kenapa Islam? Karena hanya Islam lah yang telah menempatkan para wanita pada posisi yang
seharusnya dan sewajarnya. Islam akan melindungi kehormatan wanita, dan akan memberikan rasa
aman, termasuk buat para gadis macam kamu. Hanya saja hal ini kembali kepada kaum wanita
apakah mereka ingin menjadi baik atau tetap menjadi korban. Yang jelas Islam telah memberikan
segalanya bagi wanita. Dan itu hanya bisa dicapai ketika Islam direalisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Islam sebagai sebuah ideologi alias Islam diterapkan sebagai aqidah
dan syariat. Tidak seperti sekarang, Islam cuma etalase. Atau cuma simbol belaka, tidak dijadikan
sebagai pengatur kehidupan.
Jadi pilih mana, tetap jadi korban atau ikut Islam? Ya, pilih Islam, lupakan yang lain! n

Anda mungkin juga menyukai