Anda di halaman 1dari 9

I.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yaitu :
1. Data Subyektif
a. Biodata
b. Alasan datang
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
b. Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
c. Pemeriksaan khusus
d. Pemeriksaan penunjang
3. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi
dapat dikaji :
a. Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan
balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan
pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
a) Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
b) Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap
kali menimbang.
d) Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
a) Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan
pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
c) Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak
dominan.
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
e) Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks

f) Alat yang digunakan adalah kaliper


4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan
atas.
b. Data biomedis (biomedical data)
c. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
d. Diet (dietary)
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi
1) Riwayat diet
a) Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b) Asupan makanan tidak adekuat
c) Diet yang salah atau ketat
d) Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau
lebih
e) Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
f) Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
g) Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
h) Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
i) Ketidakmampuan fisik
j) Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2) Riwayat penyakit
a) Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
b) Penurunan berat badan dan tinggi badan
c) Mengalami penyakit tertentu
d) Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
e) Anoreksia
f) Mual dan muntah
g) Diare
h) Alkoholisme
i) Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
j) Disabilitas mental
k) Kehamilan remaja
l) Terapi radiasi
3) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, antidepresan, agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens
anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida dan
vitamin atau preparat nutrien lain.
4. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
a. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap
status kesehatan.
b. Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan
keperawatan terkait nutrisi.

c. Menilai

keefektifan

asuhan

keperawatan

terkait

nutrisi

dan

kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry,


1992).
d. Mengidentifikasi

kondisi

kelebihan

nutrisi

yang

berisiko

menyebabkan obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi.


e. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
6. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar
total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin,
hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit
(Barkaukas, 1995).

Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi


Bagian tubuh
Tanda umum

Tanda klinis
Penurunan berat badan, lemah, lesu

Kemungkinan kekurangan
-Kalori

Rasa haus adanya dehidrasi

-Cairan

Rambut

Pertumbuhan terhambat
Kusut,
kakuningan,

-Vitamin A
kekurangan Protein

Kulit

pigmen
Adanya

kulit

radang

pada

atau -Niasin,

dermatitis
Sedangkan

riboflavin

dan

biotinemak
pada

dermatosis

adanya

bayi

terjadi -Asam asetat


petechial

hemorhagik
Mata

Eksema
Fotofebia atau penglihatan ganda

-Pirodoksin
-Roboflavin

Mulut

Rabun senja
Stomatis

-Vitamin A
-Riboflavin

Glositis

-Niasin,

asam

volat,

sianokobalamin (vit B12)


Gigi
Sistem

Karies gigi
Kejang

dan zat besi


Fluorida
-Vitamin D

neuramuskular
Tulang
Sistem

Lemah otot
Riketsia
Anoreksia atau nafsu makan menurun

-Kalium
Vitamin D
-Tiamin

gastrointestina

Mual dan muntah

-Garam dapur

l
Sistem

Gondok

Iodium

endrokin
Sistem

Adanya pendarahan

-Vitamin K

kardiovaskular

Penyakit jantung

-Tiamin

Sistem saraf

Anemia
Kelainan mental

-Piridoksin dan zat besi


-Sianokobalamin

Kelainan saraf perifer


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi
menjadi tiga (Kozier, 2004) :

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
C. PERENCANAAN
1. Dx

: Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.

Yang berhubungan dengan :

Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual, muntah.


Penurunan absorpsi nutrisi
Muntah, anoreksia, gangguan digesti
Depresi, stres, isolasi sosial

Kriteria hasil
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat
aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum
Mandiri
Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

mineral dan cairan yang adekuat.


Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori

harian dan jenis makanan yang sesuai dengan klien.


Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu

makan.
Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat
makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah

makan.
Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat
klien biasanya paling lapar.
Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut
tersaji apabila memungkinkan.

Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area

makan.
Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang

diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.


Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak

jenuh.
Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan
ideal.

2. Dx 2

: Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan

Yang berhubungan dengan :


Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
Medikasi (Kortikosteroid, antihistamin, estrogen).

Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama


kehamilan.

Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

Kriteria hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan.
Indikator

Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit


pengecapan atau panciuman.

Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.


Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.
Intervensi umum
Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti
penurunan indera pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau riwayat
penambahan berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.
Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi
kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan
berdasarkan penghitungan jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.
Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obatobatan tertentu (misalnya, steroid, androgen).
Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama
kehamilan.
Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa
menyebabkan peningkatkan asupan makanan.
Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam
24 jam terakhir.
Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu
yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan
mengapa klien makan, serta kehadiran orang lain saat makan.
Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien
yang mempengaruhi asupan makannya.
Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan
kalori, seperti :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
7

Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.


Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis
dan alkohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali
makan dan buang sisanya.
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan
Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini
menggambarkan individu yang memiliki riwayat obesitas pada
keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan yang lebih tinggi
serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat badan
yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya).
Sampai penelitian klinis membedakan diagnosis tersebut
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual atau risiko) atau
risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga
mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.
D. IMPLEMENTASI
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi
keluhan

pasien

berdasarkan

intervensi-intervensi

yang

telah

dibuat.

Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.


E. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
1. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2. Klien mampu mengontrol pola makannya.
3. Klien merasa nyaman saat makan.

DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam


Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian
Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.
Lynda Juall Capernito,Marilynn E Doengoes)

Anda mungkin juga menyukai