Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang, terlebih lagi memasuki era perdagangan bebas,

dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam bidang industri dan sektor
industri kimia memegang peranan penting untuk memajukan perindustrian di Indonesia.
Perkembangan industri sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
menghadapi pasar bebas. Inovasi proses produksi maupun pembangunan pabrik baru yang
menghasilkan produk bernilai ekonomis lebih tinggi semisal metil klorida sangat diperlukan
untuk menambah devisa negara. Adanya pabrik metil klorida ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Selain itu diharapkan dapat merangsang tumbuhnya industri industri
yang memproduksi metil klorida menjadi bahan lain sehingga perekonimian Negara meningkat.
Hal ini juga dapat merangsang Negara Indonesia untuk menjadi Negara pengekspor metil klorida
keluar negeri. Di samping itu pendirian pabrik metil klorida dapat mendorong pertumbuhan dan
perkembangan industri-industri kimia lain dan akan menyerap sebagian tenaga kerja dalam
negeri.
Metil klorida yang dihasilkan di Amerika Serikat sebanyak 92% digunakan sebagai
feedstock dalam pembuatan bahan lanjutan metil klorosilane. Metil klorosilane digunakan
sebagai fluida silicon, elastomer dan resin. Namun yang paling besar digunakan adalah sebagai
bahan pembantu seperti agent antifoaming, agent pelepasan, dan pelumas ringan. Metil klorida
juga digunakan dalam bidang kimia untuk produksi konsumsi seperti kosmetik, auto polishes,
pelitur furniture dan lapisan kertas. (OxyChem Technical Information,2015)
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik untuk impor metil klorida di Indonesia pada
tahun 2016 mencapai 769.247 kg dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata per tahun
mencapai 13.53 %. Kebutuhan metil klorida di Indonesia belum dapat terpenuhi oleh produksi
dalam negeri. Hal ini disebabkan belum ada pabrik metil klorida di Indonesia, sehingga seluruh
kebutuhan metil klorida diperoleh dengan cara impor dari luar negeri. Belum adanya pabrik metil
klorida di Indonesia merupakan peluang besar untuk memproduksi metil klorida di dalam negeri.
Pasar produksi metil klorida juga masih terbuka lebar dan belum ada persaingan dalam negeri.

I.2

Produksi Bahan Baku


Adanya industri yang mendukung pabrik metil klorida, terutama dalam hal penyediaan

bahan baku merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Bahan baku utama proses
pembuatan metil klorida yaitu methanol (CH 3OH) dan asam klorida (HCL) yang diperoleh dari
perusahaan di dalam negri.
I.2.1

Methanol
Methanol atau methyl alkohol adalah produk industri hulu petrokimia yang merupakan

turunan dari gas alam. Senyawa kimia ini dibuat melalui reaksi sintesa katalis pada tekanan
rendah yang melibatkan proses oksidasi parsial dari gas alam. Metanol digunakan oleh berbagai
industri seperti industri playwood, tekstil, plastik, resin sintetis, farmasi, insektisida dan lainnya.
Metanol juga dipakai sebagai pelarut, bahan pendingin, bahan baku perekat dan lain-lain. Pada
industri migas, metanol digunakan sebagai antifreeze dan sebagai gas hydrate inhibitor pada
sumur gas alam dan pada pipa gas.
Sampai saat ini di Indonesia beroperasi dua kilang methanol yaitu Kilang Methanol
Bunyu milik PERTAMINA dan kilang milik PT Kaltim Methanol Industri di Bontang
Kalimantan Timur dengan total kapasitas produksi 990.000 ton per tahun. Kilang Methanol
Bunyu berlokasi di kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan dioperasikan tahun 1985 oleh
Pertamina UP V Balikpapan, namun pada tahun 1997 dialihkan melalui Kontak Kerjasama
Operasi (KSO) kepada PT. Medco Methanol Bunyu. Kilang ini memiliki kapasitas produksi ratarata 1000 ton perhari atau 330.000 ton per tahun.
Tabel I.1 Produsen Methanol beserta Kapasitas Produksinya, 2009
Perusahaan
Medco Methanol Bunyu, PT
Kaltim Methanol Industri, PT

Status
BUMN
PMDN
Total

Proses

Mulai

Teknologi

Beroperasi

Lurgi S.A
Lurgi S.A

1986
1997

Kapasitas
Produksi
(Tons/Year)
330.000
660.000
990.000
Sumber: Data Consult

Pemakai terbesar methanol adalah industri formaldehyde, acetic acid, MTBE dan
industri lain yang menggunakan methanol sebagai bahan baku. Untuk Indonesia, 80% pembeli
methanol adalah industri formaldehyde yang menghasilkan adhesives untuk playwood dan

industri wood processing lainnya. Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan
berbagai wilayah Indonesia maupun luar negeri. Untuk pemasaran luar negeri dilakukan oleh
Sojitz Corporation sebesar 70% (480.000 MT) dan sisanya 30% (180.000 MT) untuk wilayah
Indonesia oleh PT. Humpuss.
I.2.2

Asam Klorida
Asam klorida (Hydrochloric Acid, HCl) merupakan asam mineral kuat yang banyak

kegunaannya dalam industri. Dengan produksi utama dimulai pada revolusi Industri, asam
klorida digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi skala besar vinil
klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk poliuretan. Asam ini memiliki banyak aplikasi
pada skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah tangga, produksi gelatin dan aditif
makanan lainnya, anti-kerak (descaling), dan pengolahan kulit. Sekitar 20 juta ton asam klorida
diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.
Di Indonesia asam klorida diproduksi oleh PT. Asahimas Chemical yang terletak di
Cilegon, Provinsi Banten, Indonesia. Kompleks ini memproduksi bahan-bahan kimia dasar yang
sangat diperlukan oleh banyak industri hilir. Saat ini ASC mengoperasikan fasilitas produksi
yang terintegrasi dari Klor Alkali hingga PVC, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia
Tenggara. Dengan fokus untuk melayani kebutuhan industri kimia dan kebutuhan industri pada
umumnya, ASC memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memproduksi Kaustik Soda (Caustic
Soda, NaOH), Klorin (Chlorine, Cl2), Natrium Hipoklorit (Sodium Hypochlorite, NaClO), Asam
Klorida (Hydrochloric Acid, HCl), Etilen Diklorida (Ethylene Dichloride, EDC), Monomer Vinil
Klorida (Vinyl Chloride Monomer, VCM) dan Polivinil Klorida (Polyvinyl Chloride, PVC).
I.3

Aspek Pemasaran
Metil klorida merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan luas di industri. Metil

klorida dimanfaatkan sebagai bahan baku industry silicon, bahan kimia dalam water treatment
seperti flocculant, bahan baku herbisida dan industry kimia lainnya. Berdasarkan data yang
diiperoleh dari Badan Pusat Statistik, kebutuhan metil klorida di Indonesia terus meningkat dan
masih diperoleh dengan cara impor dari luar negeri. Pabrik metil klorida sangat potensial
didirikan di Indonesia karena belum tersediamya pabrik metil klorida di Indonesia. Belum
adanya pabrik metil klorida di Indonesia merupakan peluang besar untuk memproduksi metil

klorida didalam negeri. Pasar produk metil klorida masih terbuka lebar dan belum ada persaingan
produk didalam negeri.
Indonesia adalah Negara yang tengah mengalami perkembangan ekonomi yang
signifikan dan berpotensi untuk mengembangkan industri industri bahan kimia seperti industri
metil klorida. Pemasaran produk metil klorida ini adalah industri industri kimia yang
membutuhkan metil klorida sebagai bahan baku silikon, selulosa , herbisida maupun bahan
industry kimia lainnya yang selama ini masih mendatangkan metil klorida dari luar negeri.
Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
I.4

Prospek Produk
Tujuan pembangunan di bidang industri adalah untuk meningkatkan produksi dalam

negeri, menyeimbangkan struktur ekonomi Indonesia dan meningkatkan devisa negara serta
memperluas kesempatan kerja. Pembangunan di sektor industri juga bertujuan untuk
meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Industri kimia
merupakan salah satu industri yang bernilai tinggi dan padat teknologi. Salah satu bahan kimia
yang masih mendatangkan dari luar negeri (impor) adalah metil klorida.
Berdasarkan data data dari Badan Pusat Statistik untuk kebutuhan impor metil klorida di
Indonesia pada tahun 2016 mencapai 769.247 kg dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata
per tahun mencapai 13.53 %. Sehingga dari data yang diperoleh dari BPS dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan metil klorida di Indonesia masih sangat besar dan untuk beberapa tahun
kedepan akan terus bertambah seiring berkembangnya berbagai industri kimia di Indonesia yang
menggunakan bahan baku Metil Klorida sebagai bahan baku utama dalam proses produksi.
Besarnya kebutuhan Metil Klorida di Indonesia merupakan salah satu faktor penting
untuk mendukung adanya Pabrik Metil Klorida. Metil klorida digunakan antara lain dalam
industri silicon, bahan dalam industri karet sintesis,pembuatan aditif bahan bakar ( Tetra Ethyl
lead), bahan baku pembuatan vinyl chloride dan bahan baku dalam pembuatan peptisida dan
fumigant.
Berikut ini adalah daftar nama perusahaan di Indonesia yang membutuhkan pasokan
metil klorida dari luar negeri berdasarkan data Badan Pusat Statistik :

Tabel I.2 Daftar Perusahaan yang Impor Metil Klorida


Tahun 2014
PT. Adil Makmur Fajar
PT. Louisz International
PT. Tai Cheng Development
PT. Sinometal Stamping Technology Batam
PT. Rohto Laboratories Indonesia
PT. Masui Inter Nusa
I.5
Penggunaan dan Konsumsi Produk

Tahun 2015
PT. Adil Makmur Fajar
PT. Louisz International
PT. Tai Cheng Development
PT. Sinometal Stamping Technology Batam

Berikut ini data penggunaan metil klorida yang diproduksi di Amerika Serikat
berdasarkan Oxychem Technical Information Tahun 2014.
Tabel I.3 Distribusi Pemakaian Metil Klorida (sumber: Methyl Chloride Handbook,
Oxychem Technical Information, 2015)
Industri
Silicones
Methyl Cellulose
Water Treatment
Fabric Softener
Agricultural Chemicals
Plastic Stabilizer
Lain-lain

Presentase (%)
56
13
11
5
3
2
9

Sebanyak 56% dari metil klorida yang diproduksi di AS digunakan dalam pembuatan
cairan silikon, elastomer, dan resin. Volume terbesar sebagai cairan silikon, yang digunakan
dalam berbagai produk termasuk alat bantu pengolahan seperti agen antibusa, release agent, dan
pelumas ringan. Elastomer silikon yang digunakan dalam industri konstruksi sebagai pelindung
dan perekat seperti pada isolasi kawat dan kabel, serta aplikasi medis dan bedah.
Sekitar 13% dari metil klorida digunakan sebagai bahan baku untuk eter selulosa seperti
metil selulosa, hydroxypropyl metilselulosa, dan hydroxybutyl metilselulosa. Semua ini
digunakan sebagai pengental dan pengikat dalam obat-obatan, peralatan mandi, dan produk
makanan. Selain itu juga digunakan dalam pembuatan produk bangunan seperti formulasi semen,
mortar, dan lain-lain.
11% lainnya dari metil klorida yang dihasilkan masuk ke produksi bahan kimia
pengolahan air seperti flokulan. Flokulan digunakan untuk mengentalkan dan memisahkan

padatan dari air. Metil klorida juga dikonsumsi dalam produksi senyawa surfaktan tertentu
seperti dimetil amonium klorida, yang merupakan bahan yang ditemukan di pelembut kain. Pasar
ini mengkonsumsi sekitar 5 % dari metil klorida yang dihasilkan.
Metil klorida merupakan bahan baku yang digunakan dalam produksi bahan kimia
pertanian yang dikenal sebagai herbisida. Mereka termasuk paraquat, monosodium
methanearson, dan disodium methanearsonat yaitu sekitar 3% dari pasar metil klorida. Dua
persen lagi dari produksi metil klorida digunakan dalam produksi stabilisator panas untuk PVC
dikenal sebagai metiltin.
Sisanya sebanyak 9% masuk ke berbagai penggunaan seperti butyl elastomer dan
organomodified clays. Butyl elastomer digunakan dalam berbagai hal seperti ban dalam dan
pembebat dalam untuk ban serta caulks, sealant, dan obat-obatan. Organomodified clays
digunakan terutama di pengeboran industri minyak dan gas untuk memberikan pelumasan dan
viskositas ke sistem.
Metil klorida merupakan bahan kimia yang saat ini dibutuhkan di Indonesia diantaranya
sebagai bahan baku industri silikon, bahan baku metil selulosa, bahan kimia pertanian, flokulan,
dan industri kimia lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik di Indonesia, hingga tahun 2016 di
Indonesia pabrik metil klorida belum ada, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya dilakukan
impor dari negara lain.Karena belum adanya industri yang memproduksi metil klorida di
Indonesia hingga tahun 2016 ini, maka data produksi dan ekspor untuk komoditi ini dianggap
tidak ada. Adapun konsumsi atau kebutuhan metil klorida dalam negeri di Indonesia dapat
diprediksi melalui pendekatan rumus :
Konsumsi dalam negeri = Produksi dalam negeri + (Impor Ekspor)
Maka kebutuhan dalam negeri dapat dihitung sebagai berikut :

Tabel I.4 Pertumbuhan Konsumsi Metil Klorida di Indonesia Tahun 2003-2015


Tahun
2003
2004
2005

Total Impor
(kg)
358.180
333.741
762.664

Total Konsumsi
(kg)
358.180
333.741
762.664

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

568.262
568.262
603.262
603.262
772.629
772.629
898.657
898.657
1.266.215
1.266.215
1.182.551
1.182.551
878.935
878.935
647.944
647.944
932.756
932.756
399.473
399.473
Sumber : Badan Pusat Statistik

Anda mungkin juga menyukai