Anda di halaman 1dari 108
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR: KP 414 TAHUN 2013 TE! NG PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal & ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang’ Kepelabuhanan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan ional; Mengingat 1, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4725); 2. Undang-Undang Nomor 17 ‘Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indoncsia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093); Menetapkan PERTAMA KEDUA 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 ‘Tahun 2010 tentang, Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) scbagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 5109); 7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara scbagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Esclon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; MEMUTUSKAN: dengan mencabut dan dinyatakan tidak berlaku Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 53 Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional; KEPUTUSAN = MENTERL = PERHUBUNGAN —'TENTANG PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL, Menctapkan Reneana Induk Pelabuhan__ Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan — Menteri Perhubungan ini. Rencana Induk Pelabuhan Nasional scbagaimana dimaksud pada Dikium PERTAMA berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, KETIGA : Penctapan Rencana Induk Pelabuhan Ne onal merupakan pedoman dalam penctapanlokasi, _ pembangunan, pengopcrasian, pengembangan pelabuhan, dan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan KEEMPAT —: — Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan dan pengawasan icknis Penctapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 April 2013 MENTERI PERHUBUNGAN, ud f=, MANGINDAAN Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: CRrONEONS 10, 12, 13. 14. 15. 16. 18, 19. KEPALA BIRO Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Menteri Pertahanan; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Menteri Keuangan; Menteri Sckretaris Negara; Menteri Badan Usaha Milik Neg: Menteri Perindustrian; Menteri Perdagangan; Menteri Pekerjaan Umum; Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; Menteri Lingkungan Hidup; Menteri Porencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS; Kepala Kepolisian Negara Republi Indonesia; Kepala Staf Angkatan Laut, Wakil Menteri Perhubungan; aris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan; Para Gubernur Provinsi; Para Bupati/Walikota. Salinan sesuai deng; Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR _ : KP 414 TAHUN 2013 TANGGAL : 17 APRIL 2013 “ KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL DAFTAR ISI BAB PENDAHULUAN vssssesssenntsene BAB 2: KEBUIAKAN PELABUHAN NASIONAL...sssessennesnnnie 2A. KeBUAKAN PELABUHAN NASIONAL ou 2.2 STRATEGI IMPLEMENTAS! 2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strateg! Bisnis yang Komprehensif.. 2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinera... 2.2.3 Pongaturan Tari. 2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan, 2.2.5. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia i Pelabuhan. 2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara Efekti. 2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektit 0B: PROYEKS! LALU LINTAS MUATAN MELALU! PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA ‘TERHADAP PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA BLL LATARBELAKANG «» 3.2 Provexst Latu Livtas MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN SKENARIO DASAR (BASE 3.3 PROVEKSI LALU LIVTAS BeRBASIS SKENARIO ALTERNATIF 3.4 IMPLKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN .evsesnns BAB HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN. vee 17 sess 19) 4.1. KRITERIA HIERARKI PELABUHAN 4.2. KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN. 4.3. PeMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENIAMINAN PEMERINTAM sestn 22, 4.3.1. Indikasi Kebutuhan Pembiayaan, 2 432 Potensi Sumber Pembiayzan Investasi Sektor Pemerintah alco 4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah sennnn D3 4.3.4. Strategi Pelaksanzan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabunanevn-26 BAB 5: ENCANA AKSI DI BIDANG PENGATURAN DAN PELAKSANAAN KEBUAKAN. 29 51 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG PELAYARAN 29 5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG Kepetasunawan (PP No. 61/2009) ne) 5.3 ENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBUAKAN, 29 5. INISIATIFJANGKA PENDEK UNTUK MMENGIMPLEMENTASIKAN KEBUAKAN ss SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKAS! PELABUHAN/TERMINAL.. ‘SUB LAMPIRAN B: ARUS PERDAGANGAN UTAMA PADA TAHUN 2009 ... ‘SUB LAMPIRAN C: PELABUHAN STRATEGIS DALAM KORIDOR EKONOMI SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN BERDASARKAN KORIDOR EKONOMIL SUB LAMPIRAN E: RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN .. BAB 1: PENDAHULUAN Sebagai negara kepulauan yang pertumbuhan ekonominya sangat tergantung kepada transportasi laut, beroperasinya pelabuhan secara efisien di Indonesia merupakan prioritas utama, Selain untukmemberdayakan industri angkutan laut nasional, Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran lebih lanjut mengamanatkan prioritas dalam hal peningkatan efisiensi_ dan kesinambungan pembangunan pelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Arah Kebijakan di bidang kepelabuhanan menekankan pada penataan penyelenggaraan pelabuhan, reformasi kelembagaan, peningkatan persaingan, penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara fungsi regulator dan operator, pembagian peran pemerintah daerah dan swasta secara Proporsional dalam penyelenggaraan dan perencanaan pengembangan pelabuhan, serta penyiapan sumber daya manusia yang profesional untuk memenuhi kebutuhan sektor pemerintah maupun swasta. Pendekatan multi-dimensi yang diamanatkan oleh Undang-Undang diharapkan dapat mendukung dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya konektivitas dan pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Visi pembangunan di bidang kepelabuhanan ditetapkan sebagai berikut: “Sistem kepelabuhanan yang efisien, kompetitif dan responsif yang mendukung perdagangan internasional dan domestik serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah”. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran juga mengamanatkan bahwa Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) disusun sebagai kerangka kebijakan untuk memfasilitasi tercapainya visi tersebut. RIPN akan menjadi acuan bagi pembangunan bidang kepelabuhanan di Indonesia. Di dalam RIPN juga terdapat prediksi lalu-tintas pelabuhan, kebutuhan pengembangan fisik pelabuhan, kebutuhan investasi dan strategi pendanaan, program modernisasi pelabuhan dan integrasinya dengan pembangunan ekonomi dalam kerangka sistem transportasi nasional. RIPN disusun dengan mengintegrasikan rencana lintas sektor, mencakup keterkaitan antara sistem transportasi nasional dan rencana pengembangan koridor ekonomi serta sistem logistik nasional, rencana investasi dan implementasi kebijakan, peran serta pemerintah dan swasta, serta pembagian wewenang pemerintah pusat dan daerah. Integrasi tersebut menjadi landasan utama untuk perencanaan dan investasi jangka anjang dimana bentuknya tidak hanya berupa pembangunan fisik namun juga menyangkut peningkatan efisiensi dan upaya memaksimalkan pemanfaatan kapasitas pelabuhan yang ada serta berbagai langkah terkait dengan aspek pengaturan, kelembagaan, dan operasional pelabuhan, URN UP WEY “nf per Buck eyeeAsey UEyenmon TaEaW eoy eySueroy weep Naty UEANPNPEY T-T 4eqWeD Gambar 1-2 Kerangka Kerja RIPN BAB 2: KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL Kebijakan pelabuhan nasional merupakan bagian dalam proses integrasi multimoda dan lintas sektoral. Peran pelabuhan tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasinasional dan strategi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu kebijakan tersebut lebih menekankan pada perencangan jangka panjang dalam kemitraan antar lembaga pemerintah dan antar sektor publik dan swasta, Munculnya rantai pasok global (supply chain management) sebagai model bisnis yang diunggulkan, merupakan faktor kunci dalam perubahan ekonomi global. Perkembangan teknologi informasi komunikasi dan transportasimempengaruhi strategi bisnis yangterintegrasi antara produksi, pemasaran, transportasi, distribusi dan klaster industri dalam koridor ekonomi. Kelancaran, keamanan dan ketepatan waktu, dalam sistem multi moda transportasi yang efisien merupakan kunci keberhasilan bisnis yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia.Oleh karena itu, diperlukan keterpaduan multimoda transportasi dan sistem logistik nasional dalam penetapan kebijakan dan pembangunan infrastruktur fisik. infrastruktur transportasi merupakan faktor dominan yang berkaitan dengan kebijakan ublik, peraturan, dan sistem operasi. Peran investasi swasta sangat penting, dimana komitmen kebijakan pemerintah perlu menciptakan iklim yang kondusif sekaligus melindungi kepentingan publik. Dalam sistem transportasi nasional yang efesien dan efektif, kebijakan maritim masa depan di Indonesia mempunyai potensi dan peluang yang besar. Dengan berbags kebijakan akan diadakan perubahan secara berkesinambungan sesuai dengan prioritas dan perkembangan lingkungan strategis dan internasional (continuous improvernent process). Untuk itu masukan dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan Kebijakan pelabuhan nasional _akan_merefleksikan perkembangan _sektor kepelabuhanan menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan sistem operasi pelabuhan sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang keselamatan pelayaran maupun perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah untuk memastikan sektor pelabuhan dapat meningkatkan daya saing, mendukung perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda transportasi dansistem logistik nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam upaya menjamin kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas mencukupi, tertib, selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi dan tata kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku képentingan 2.1 KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL Kebijakan pelabuhan nasional diarahkan dalam upaya + Mendorong Investasi Swasta Untuk mendukung rencana MP3EI, partisipasi sektor swasta merupakan_ kunci keberhasilan dalam percepatan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan Indonesia, karena kemampuan finansial sektor publik terbatas. ‘+ Mendorong Persaingan Mewujudkan iklim persaingan yang sehat dalam kegiatan usaha kepelabuhanan yang diharapkan dapat menghasilkan jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien. + Pemberdayaan Peran Penyelenggara Pelabuhan Upaya perwujudan peran Penyelenggara Pelabuhan sebagai pemegang hak pengelolaan lahan daratan dan perairan (landlord port authority) dapat dilaksanakan secara bertahap. Upaya tersebut mencerminkan penyelenggara pelabuhan yang lebih fleksibel dan otonom. + Terwujudnya integrasi Perencanaan Perencanaan pelabuhan harus mampu mengantisipasi dinamika pertumbuhan kegiatan ekonomi dan terintegrasi kedalam penyusunan rencana induk pelabuhan khususnya dikaitkan dengan MP3EI/koridor ekonomi, sistem transportasi nasional, sistem logistik nasional, rencana tata ruang wilayah serta keterlibatan masyarakat setempat. + Menciptakan kerangka kerja hukum dan peraturan yang tepat dan fleksibel Peraturan pelaksanaan yang menunjang implementasi yang lebih operasional akan dikeluarkan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan, mengatur prosedur penetapan tarif jasa kepelabuhanan yang lebih efisien, dan mengatasi kemungkinan kegagalan pasar. + Mewujudkan sistem operasi pelabuhan yang aman dan terjamin Sektor pelabuhan harus memiliki tingkat keselamatan kapal dan keamanan fasiitas pelabuhan yang baik serta mempunyai aset dan sumber daya manusia yang andal. Keandalan teknis minimal diperlukan untuk memenuhi standar keselamatan kapal dan keamanan fasilitas pelabuhan yang berlaku di seluruh pelabuhan. Secara bertahap diperlukan penambahan kapasitas untuk memenuhi standar yang sesuai dengan ketentuan internasional + Meningkatkan perlindungan lingkungan maritim Pengembangan pelabuhan akan memperluas penggunaan wilayah perairan yang ‘akan meningkatkan dampak terhadap lingkungan maritim. Penyelenggara Pelabuhan harus lebih cermat dalam mitigasi fingkungan, guna memperkecil kemungkinan dampak pencemaran lingkungan maritim. Mekanisme pengawasan yang efektif akan diterapkan melalui kerja sama dengan instansi terkait, termasuk program tanggap darurat, 22 ‘Mengembangkan sumber daya manusia Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan tingkat efisiensi, termasuk memperhatikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan, Lembaga pelatihan, kejuruan dan perguruan tinggi akan dilibatkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pelabuan, untuk memenuhi standar internasional STRATEGI IMPLEMENTASI 2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strategi Bisnis yang Komprehensif Pelaksanaan Kebijakan Pelabuhan Nasional akan diawasi secara efektif dan dipublikasikan secara berkala kepada para pemangku kepentingan. 2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinerja Perencanaan pengembangan pelabuhan dalam kerangka sistem transportasi nasional akan dikoordinasikan dengan perencanaan sektoral masing-masingmoda transportasi, instansi terkait lainnya dan Penyelenggara Pelabuhan. Pedoman tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan diterbitkan, Badan usaha pelabuhan diminta untuk memberikan informasi yang relevan kepada Penyelenggara Pelabuhan untuk disinkronisasikan dengan rencana induk masing-masing pelabuhan. Status pelabuhan akan di-review secara berkala untuk menentukan kemungkinan terjadinya perubahan hierarki pelabuhan dan implikasinya terhadap revisi Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan rencana induk masing-masing pelabuhan. Sistem indikator kinerja akan diterapkan untuk tujuan perencanaan dan pemantauan serta hasil pencapaian kinerja pelabuhan akan dipublikasikan secara berkala, 2.2.3 Pengaturan Tarif Pengaturan penetapan tarif harus mudah diterapkan dalam arti setiap jasa kepelabuhanan dikenakan tarif sesuai dengan jasa yang disediakan. Tarif yang diusulkan Badan Usaha Pelabuhan dapat ditolak apabila tidak wajar dibandingkan dengan biaya penyediaan jasa atau infrastruktur. Review tarif dilakukan tanpa mengurangi kebebasan badan usaha pelabuhan untuk ‘menegosiasikan perjanjian kerjasama usaha dengan mitra bisnisnya. Pedoman tentang prosedur pemantauan dan review tarif akan dikeluarkan untuk mempermudah penerapan tarif agar tidak menimbulkan beban yang tidak wajar kepada Badan Usaha Pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan maupun para Pengguna Jasa. Pedoman tersebut juga akan memberikan penjelasan tentang penerapan tarif, atau perjanjian jasa pelayanan pelabuhan yang dianggap anti-kompetitif. 2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan © Persaingan di sektor pelabuhan akan terus didorong, baik tethadap fasilitas yang sudah ada maupun melalui pengembangan pelabuhan baru atau perluasan pelabuhan yang sudah ada, © Pedoman tentang prosedur penyampaian keberatan dan penyelesaian sengketa akan dikeluarkan untuk mengatasi perilaku anti-kompetitif 2.2.5 Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Pelabuhan * Dalam upaya meningkatkan keterampilan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), Identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pendidikan di sektor pelabuhan akan dilakukan bersama-sama dengan Badan Usaha Pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan, koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat dan pusat pelatihan yang ada. Kebutuhan dan strategi pengembangan pendidikan dan pelatihan akan direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan tuntutan permintaan * Nota kesepahaman akan dibuat dengan pusat pelatihan, lembaga kejuruan, dan perguruan tinggi untuk pengembangan sumber daya manusia di sektor pelabuhan dan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta memastikan kurikulum pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan. ‘© Peningkatan kesejahteraan dan insentif yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, memperbaiki praktek jam kerja efektif, jumlah tenaga kerja ril, memperiuas program pelatihan dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan persaingan di pelabuhan. © Kelkutsertaan tenaga kerja di sektor pelabuhan akan didorong melalui program pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh lembaga pelatihan, sekolah kejuruan dan perguruan tinggi 2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara Efektif Penerapan peraturan tentang keselamatan kapal dan keamanan fasilitas pelabuhan akan dilaksanakan secara konsekuen dalam rangka memberikan kewenangan yang lebih efektif kepada Syahbandar berdasarkan pedoman dan standar internasional {International Ship and Port facility Security Code), 2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektif * Dalam rangka menjamin perlindungan lingkungan maritim yang efektif di pelabuhan, pedoman tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim di pelabuhan akan lebih dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dan dilaksanakan oleh Penyelenggara Pelabuhan yang mengatur: ‘© Pencegahan pencemaran lingkungan maritim di pelabuhan; © Kerangka kerja sistem manajemen lingkungan maritim; dan ‘© Pengawasan internal dan audit independen yang dilakukan secara berkala. © Peran Syahbandar untuk mengelola dan melakukan penanggulangan pencemaran maritim di pelabuhan akan lebih ditingkatkan, Sistem manajemen fingkungan maritim akan diterapkan melalui kemitraan dengan pemangku kepentingan di bidang pelayaran untuk memastikan sistem tanggap darurat berfungsi di sektor pelabuhan, BAB 3: PROYEKSI! LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP. PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA 3.1 LATAR BELAKANG Peran pelabuhan di indonesia sebagai negara maritim sangat dominan dalam pembangunan nasional. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan pelabuhan untuk ‘menunjang perdagangan internasional dan domestik secara nasional pada skala sangat besar. Pada tahun 2009, pelabuhan Indonesia menangani 968,4 juta ton muatan yang terdiri atas 560,4 juta ton muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah batubara), 176,1 juta ton muatan curah cair (86 persennya adalah minyak bumi atau produk minyak bumi dan minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2 muatan peti kemas (terlihat pada Tabel 3-1, dan Gambar 3-1 dan 3-2), Perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total volume muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009, Muatan ekspor sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara impor sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih tinggi karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada tahun 2009. Tabel 3-1 juga menunjukkan pertumbuhan lalulintas barang melalui pelabuhan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 yang meningkat rata-rata 11,0 %. Namun demikian, penyebaran pertumbuhannya sangatlah beragam, sebagai contoh, lalu lintas curah kering meningkat lebih dari lima kali lipat dari 95,2 juta ton pada tahun 1999 menjadi 560,4 juta ton pada tahun 2009. Muatan peti kemas juga meningkat rata-rata 12,3 %, yaitu dari 27,7 juta ton pada tahun 1999 menjadi 88,2 juta ton pada tahun 2009 (lihat juga Gambar 3-3). General cargo meningkat rata-rata 7,3 %, sementara komoditas curah cair memiliki perturnbuhan yang lebih rendah, yaitu 1,7% selama perioda ini, Secara total, lalu-lintas barang melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menurut kelompok jenis muatan utama diperlihatkan pada Tabel 3-2 serta secara grafis pada Gambar 3-1 sampai 3-3 Sedangkan lalu-lintas antar pelabuhan (arus perdagangan) menurut jenis komoditasnya ditunjukkan pada Sub LampiranB. Pertumbuhan perdagangan masa depan di indonesia akan banyak dipengaruhi oleh tingkat implementasi kebijakan pemerintah untuk melakukan percepatan dan periuasan pembangunan ekonomi, yang tertuang dalam Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI). Dengan pusat pertumbuhan dan koridor ekonomi yang telah ditetapkan (Gambar 3-4) beserta sistern transportasi nasional yang akan menjamin konektivitas, MP3EI mengarahkan untuk terwujudnya Indonesia yang mandisi, maju, adil, dan makmur. Melalui implementasi MP3EI, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara maju pada tahun 2025, yang berarti pertumbuhan ekonomi rill antara 6,4 — 7,5% diharapkan bisa tercapai pada periode 2011 ~ 2014. Selain itu, tingkat inflasi juga diperkirakan turun dari 6,5% pada kurun waktu 2011 ~2014 menjadi 3,0% pade tahun 2025, Peranan Pelabuhan menjadi sangat penting bagi terwujudnya tujuan MP3EI. Disisi lain, bila MP3EI dapat diimplementasikan dengan baik, maka implikasinya adalah pertumbuhan lalulintas barang melalui pelabuhan menjadi lebih tinggi. Pelabuhan strategis di masing-masing koridor ekonomi disajikan dalam Sub Lampiran 3.2 PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN SKENARIO DASAR (BASE CASE) Tabel 3-3 menyajtkan proyeksi total muatan yang akan ditangani pelabuhan di Indonesia berdasarkan Jenis muatan dan komoditas dari tahun 2009 sampai dengan 2030, Total lalu-lintas muatan melalui pelabuhan diperkirakan meningkat dari 1,0 milyar ton pada tahun 2009 menjadi 1,3 milyar ton pada tahun 2015 dan menjadi 1,5 milyar ton pada tahun 2020. Angka pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 4,5 9% dari tahun 2009 sampai dengan 2015 dan 3,7 % dari tahun 2015 sampal dengan 2020. 10 Tabel 3-1 Lalu Lintas Barang Melalui Pelabuhan indonesia berdasarkan Arus Perdagangan dan Jenis Muatan, pada Tahun 1999 dan 2009 (dalam ribu ton) Pertunbuan Jenis Perdagangan dan Tahun rbica ‘enis tuatan Ratants 3999 [209 -4999.2009 impor ‘Sener Cargo nm 13.528 are Pet Kemas a8 soe 163% Ccureh Kerng 12281 ar8 23% utah cat 17327 $1386 S28 s sate so.ss8 17% EKSPOR ear Cargo 1658 eae 18% Pen Kens ses see 13,556 Ccurch Kerng 451 0.188 220% Cureh cer 30535 3 Subtotal 105.248 aazast 154% BONGKAR (DOWESTIR) aera Cag sore sea30 Pet Kens seu reaia core Kern e008 3763 Cureh Cat 35488 193i Sutra 103.195 22460 158 Muar (OONESTIEG anera} Cargo 17596 6400 12.28 Fea Kens 18510 7% Cura Kerng vez 29% curat cat ear 84% Subtotal 212485 fa Tora, Genera) Cargo rose eneee 73% Peskeras 8.222 123% ‘cura Kerag eT 0306 1a urah Cat gene 78072 17% TOTAL sean 68.364 sto un Tabel 3-2 Lalu Lintas Muatan melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan dan Jenis Muatan dan Komoditas Utama, pada Tahun 2009 (dalam ribu ton) Intemasional Domestix denis Muatan _Ekspor_Subt ‘General Cargo ees 14212 32240 55.99 5530 Fes Keres angse 20382 61,000 1613 13610 7.223 98.200, ‘cursh Kerag 9719 303193 312.862 sORMG QUIT DUT BLE 860.366 Semen : 1a Tas 7.493 140M 15.005 Beaters 85 278618 279.308 pare G97 130389 818.652 Bpaes 1852 866910891 6 6 10828 Pupu 3360 5162 1 18H ee Bp.bpsn 3489 a 1ar2 1.472 6.176 Cush Kerng Ls 33 13879 mos 30082 74.008 curan Cer anges" 94769 196.723 1967519875, 176.972 Minyai Bum 2 Froguk — 34.801 $9309 91.118 12192 S186 ceo 9 M169 12438 19203 19283 70425 60.923 Curah Ct Lan gaa 13291 22178 2 240792384 Total 100.958 442457 _ 543.415 21.460 212485 424.046 968.354 Gambar 3-1 Bongkar Muat Barang melalui Pelabuhan di Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan Tahun 2009 (dalam ribu ton) 12 Gambar 3-2 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis Muatan pada Tahun 2009 menurut Kiaster Pelabuhan (dalam ribu ton) ; : = 3 Gambar 3-4 Koridor Ekonomi dalam MP3EI B hence @ toneccues Berante —Brwee — Deerninte 4. meen Tal 13-3 Prakiraan (Base Case) Arus Barang di Pelabuhan-Pelabuhan Indonesia, 2009-2030 (dalam ribu ton) 3.3. PROVEKSI LALU LINTAS BERBASIS SKENARIO ALTERNATIF Sebagaimana terlihat pada Gambar 3-5, pada Skenario Pertumbuhan Tinggi, total lalu lintas peti kemas indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 57 juta TEUssementara pada Skenario Pertumbuhan Dasar akan mencapai 48 juta TEUs,sedangkan pada Skenario Pertumbuhan Rendah 42 juta TEUs. Gambar 3-6 menyajikan secara jelas proyeksi untuk total berdasarkan jenis muatan untuk ketiga skenario. ry Gambar 3-5 Proyeksi Total Lalu Lintas Peti Kemas di Pelabuhan indonesia menurut Skenario Pertumbuhan, Periode Tahun 2015-2030 (dalam ribu TEU) Sonar Pa oTig3i ste coosTivs ‘Ponca Gambar 3-6 Proyeksi Total Lalu Lintas Muatan di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis ‘Muatan Menurut Skenario Pertumbuhan, Periode Tahun 2015-2030 (dalam ribu ton) i 300000 zr ‘eeran toring goes nto | sonense 2015 2020 2030 Tahun Gambar 3-6 menyajikan proyeksi total alu lintas muatan di indonesia berdasarkan jeni muatan untuk ketiga skenario tersebut. Total lalu lintas muatan diprakirakan mencapai 2,7 milyar ton pada tahun 2030,mencapai 2,1 milyar ton pada Skenario Pertumbuhan Dasar dan 1,8 milyar ton pada Skenario Pertumbuhan Rendah. 1s 3.4 IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN Hasil proyeksi lalu-lintas muatan melalui pelabuhan di indonesia mempunyal implikasi yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan sistem pelabuhan nasional, yaitu diantaranya: * Pada tahun 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih dari dua kali lipat volume tahun 2009 dan akan kembali meningkat dua kali lipat pada tahun 2030; © Pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai_lokasi pelabuhan; © Peningkatan volume peti kemas juga akan menimbulkan kebutuhan Pengembangan pelabuhan peti kemas sebagai pelabuhian hub baru, baik di bagian barat maupun di timur Indonesia, seperti Kuala Tanjung dan Bitung sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Namun kajian yang lebih spesifik diperlukan untuk pengembangan pelabuhan hub tersebut. ‘* Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair yang lebih rendah menunjukkan bahwa total tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada tahun 2020 dan 50% lagi pada tahun 2030. 16 BAB 4: HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA. PEMBANGUNAN PELABUHAN Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan pelabuhan didasarkan pada pendeketan penilaian kapasitas pelabuhan dan memperhatikan skema pembangunan Untuk masing-masing pelabuhan. Selain kebijakan pemerintah, juga telah diperhatikan program pembangunan pelabuhan strategis di Indonesia. Kebijakan pemerintah yang menjadi dasar utama bagi pengembangan pelabuhan meliputi (a) prioritas pengembangan konektivitas dan prasarana pelabuhan untuk mendukung program koridor perekonomian indonesia tahun 2025, (b) Cetak Biru Transportasi Multimoda/Antarmoda untuk mendukung Sistem Logistik Nasional, dan (c} Rencana Strategis Sektor Perhubungan Sub Lampiran D memberikan rangkuman parameter perencanaan dan strategi pengembangan pelabuhan pada enam koridor pembangunan ekonomi sampai dengan 2030.Rangkuman tersebut memuat proyeksi laltelintas muatan melalui pelabuhan berdasarkan jenis kargo, disain kapal dan target produktivitas, strategi investasi, dan kegiatan bisnis utama pelabuhan. Sub Lampiran & memuat daftar rencana pengembangan pelabuhan (termasuk pengembangan kapasitas dan kebutuhan investasi) sampai dengan tahun 2030 berdasarkan wilayah, lokasi, dan fasilitas pelabuhan. 4.1 KRITERIA HIERARK! PELABUHAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan hierarki yang terdiri atas: a. Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan Hub Internasional); b. Pelabuhan Pengumpul; dan ©. Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas: 1) Pelabuhan Pengumpan Regional; 2), Pelabuhan Pengumpan Lokal. Hierarki pelabuhansebagaimana dimaksud ditetapkan dengan memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut: 1, Pelabuhan Utama: a, kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;, b. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional + 500 mil dan jalur pelayaran nasional + 50 mi v memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil; memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang . kedalaman kolam pelabuhan minimat 9 m-LWS; f. berperan sebagai tempat alin muat peti kemas/curah/general cargo/penumpang internasional; & melayani Angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan yang setara; h. memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan, peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta_lapangan penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai i. berperan sebagai pusat distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di tingkat nasional dan pelayanan angkutan peti kemas internasional; . Pelabuhan Pengumpul: a. kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah; b. memilikijarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya SO mil; ¢. berada dekat dengan jalur pelayaran nasional + 50 mil; d. memiliki vas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang: e. berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan pertumbuhan nasional; f. kedalaman minimal pelabuhan~7 m-LWS; g. memiliki dermaga multipurpose minimal 1 tambatan dan peralatan bongkar muat; berperan sebagai pengumpul angkutan peti __kemas/curah/general cargo/penumpang nasional; i, berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional; . Pelabuhan Pengumpan Regional: a. berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan antarprovinsi; b. berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan peningkatan pembangunan kabupaten/kota; ©. berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi; . berperan sebagal pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan Utama; e. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke Pelabuhan Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya; f.berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam provinsi;, 38 @. memilikiluas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang; melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) provinsi, i, berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau * 25 mil; j.__kedalaman maksimat pelabuhan 7 m-LWS; k. memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m; |. memilikijarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20-50 mil. 4, Pelabuhan Pengumpan Lokal: a. Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataan serta peningkatan pembangunan kabupaten/kota; b. Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota; Memilikiluas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang; d. Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota, ®. berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional; f. berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut; g. berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai ‘terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat disekitarnya; h. berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali keperintisan; i._kedalaman maksimal pelabuhan ~4 m-LWS; 'm, memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m; i. memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 520 mil. 4,2. KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN Table 4-1 menunjukkan rincian dari total kebutuhan investasi pelabuhan di Indonesia sampai dengan 2030 berdasarkan koridor pembangunan ekonomi dan jenis fesilitas pelabuhan. Total investasi sebesar US$ 47,064 milyar terdiri dari US$ 12,212 milyar (tahun 2011-2015), US$ 12,389 milyar (tahun 2016-2020) dan US$ 22,464 milyar (tahun 2021-2030). Gambar 4-1 menunjukkan distribusi kebutuhan investasi sektor pelabuhan berdasarkan koridor ekonomi dan tahapan pengembangan, sedangkan Gambar 4-2 mempertihatkan distribusi kebutuhan investasi pelabuhan menurut koridor ekonomi dan jenis terminal/fasilitas pelabuhan. Sub Lampiran E memberikan rincian kebutuhan a9 investasi pelabuhan sampai dengan tahun 2030 berdasarkan koridor ekonomi dan jenis terminal/fasilitas pelabuhan. Secara ringkas, Tabel 4-2 menunjukkan indikasi kebutuhan jumlah pendanaan dari sektor pemerintah dan swasta selama periode tahun 2011-2030, ‘abel 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Jenis. ‘Terminal/Fasilitas Pelabuhan untuk Tahapan Tahun 2011-2030 and Total Tahun 2011-2030 (dalam juta USS, tahun 2011) Tesi oe Srey ie Miya Bay Chi eo Ge Sumatra 45ST wD ina 205 9-88 6D BG 5H GD 800 22 Balen Tenggara 7 2» a t= w a80 Kalinantan 1851383564309 » 0 sulwest SS 34 121070, 2256 4 suo rg a3 oases Sumatra a7 3k 2 m2 37s va - $08 6D 350 5D kas 3580. Sa Nusa Tenggara Fy om 4 ae ‘alimantan wes 3061051, Sulawest 99 +105 605 a 477 Papus-Kepulouan 8 105158 3682338, ital A a a rae 2020 Sumatra 4090087297 n wa aia 0S al-Nus Tengeare 6 0 ; Kakmantan 28a Sulawest asa 250 ‘| LorssoinaaaiienDeR anon Sumateo 56ers 1758 1395 428 432006328 Java sss 8 17) kD 2868247202642 Bal-nuss Tenggara ” 2 ue 80 aT Kotmantan ee eh ee) Slawest a7 432059 Papus 55010179 e543 a aast Teal (ar7z05 a8 an Ra TD Catatan: *) Terminal lainnya: Terminal konvensional (muatan umurn}, terminal mobil, terminal serbaguna dan terminal penumpang. 20 Gambar 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Tahapan Pengembangan (dalam juta USS) [ Se 700 | aa ‘abel 4-2 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan oleh Pemerintah dan Pihak Swasta untuk Pengembangan Fasilitas Petabuhan, 2011-2030 Cot Sad Pete acs toca 1] 2205 | aw} 100 sam} 426 roo) s7a Coe recs 2] 26-2020 | 12,289) 100 3403 | 276 3955 | ma 3| 2021-200 | 22488) 100 62s} 220| 6283] 720 Catatan: 1. Pembiayaan dari sektor keuangan pemerintah/swasta untuk tanah, infrastruktur dasar dan non-komersial terminal, rehabilitasi/pengembangan pelabuhan- pelabuhan kecil baru. Sedangkan pembiayaan sektor swasta murni adalah untuk pembangunan terminal di pelabuhan-pelabuhan komersial; 2. Diperkirakan bahwa untuk periode 2011-2025 dari total kebutuhan pembiayaan sebesar USS, 12.212 juta porsi BUMN mencapai US$3.521 juta. 4.3. PEIMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN PEMERINTAH 4.3.1. Indikasi Kebutuhan Pembiayaan Sampai dengan tahun 2030 Indonesia harus menyediakan anggaran sebesar USS 45-50 milyar untuk — pembiayaan pembangunan dan pengembangan _kapasitas pelabuhan,Diperkirakan sekitar 68% dari seluruh total investasi pengembangan pelabuhan baru di Indonesia memerlukan pendanaan dari pihak swasta, terutama berdasarkan skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) melalui pemberian konsesi untuk jangka panjang, terutama untuk pelabuhan komersial seperti terminal peti kemas, terminal curah, dan fasilitas pelabuhan komersial lainnya. Sisanya sekitar 32% diperlukan untuk penyediaan lahan, prasarana umum pelabuhan seperti pendalaman alur pelayaran dan penahan gelombang (breakwater), penyediaan terminal pelabuhan non-komersial, rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan kecil baru (feeder) yang harus disediakan oleh pemerintah. 4.3.2. Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan bahwa investasi infrastruktur dasar pelabuhan menjadi tanggung jawab Penyelenggara Pelabuhan. Penyelenggara Pelabuhan merupakan lembaga yang memiliki aset finansial 2 dan pengalaman yang terbatas dalam penyelenggaraan pelabuhan. Dalam masa ‘transisi, lembaga tersebut hanya mempunyai anggaran yang terbatas dan pada dasarnya belum memiliki kapasitas untuk melakukan pinjaman di awal tahun operasionalnya, Satu-satunya sumber utama pendanaen infrastruktur dalam jangka pendek adalah dari anggaran pemerintah. Apabila Penyelenggara Pelabuhan belum memiliki sumber pembiayaan yang mencukupi, maka potensi sumber pendanaan untuk investasi infrastruktur pelabuhan dapat berasal dari konsesi. Di masa mendatang, sumber pembiayaan infrastruktur dasar untuk Penyelenggara Pelabuhan akan berkembang sejalan dengan peningkatan kinerja kewangan Penyelenggara Pelabuhan. Hal ini akan terjadi apabila Penyelenggara Pelabuhian dimungkinkan untuk mengelola pendapatannya, termasuk pendapatan dari penyelenggaraan kepelabuhanan (misalnya jasa labuh, sewa lahan, konsesi). Dengan demikian Penyelenggara Pelabuhan dapat meningkatkan pendapatannya, 4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah Karena keterbatasan anggaran, interaksi antara pihak pemerintah dan swasta diatur dalam tiga jenis peraturan, yaitu peraturan mengenai Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), peraturan spesifik sektor, dan peraturan umum lainnya yang mengatur kegiatan usaha di indonesia. Terdapat empat prinsip dasar kebijakan investasi dalam kategori KPS, yaitu: Kebijakan Pemerintah dalam Penyediaan Infrastruktur Pemerintah bermaksud untuk memusatkan kebijakannya datam (i) pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur yang ada, (ii) fokus pada pengembangan infrastruktur yang secara ekonomi layak, namun secara finansial tidak layak, (il) pemberian subsidi dan kompensasi pada PSO (Kewajiban Layanan Umum) dalam pelayanan infrastruktur, dan (iv) mengisi celah kebutuhan pembiayaan infrastruktur dengan cara. menawarkan proyek KPS kepada pasar. b. Peraturan dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Peraturan mengenai percepatan pembangunan infrastruktur ditunjukkan dalam Tabel 4.3 Peraturan KPS terutama mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 mengenai Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur, yang telah dirubah dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 dan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2021 yang memungkinkan pemberian dukungan dan penjaminan pemerintah, Sebagai tambahan, dua peraturan lainnya mengenai penjaminan pemerintah mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Dana Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan dan Peraturan Menteri Keuangan 23 Nomor 260 Tahun 2010 tentang implementasi dari Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan Infrastruktur. Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Badan Kerjasama Penanaman Modal (8KPM), Kementerian Keuangan dapat menyediakan fasilitas (i) kebijakan dana talangan melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP), (i) penjaminan untuk resiko infrastruktur melalui PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), dan (ii) layanan proyek pengembangan melalui PT. Sarana Multi Infrastruktue (PT. SMI). Table 4-1Dasar Hukum Investasi Sektor Swasta TES Re eury Penjelasan Toa) ‘Skema dan Pedoman KPS 1. | Peraturan Presiden No.G7 Tahun | Korjasama Pemerintah dengan Badan Uscha dalam 2005 Penyedizan Inrastruktur 2 | Peraturan Presiden No, 13 Tehun | Perubetan atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun | 2010 2005 tentang Kerjasama Pemeriniah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan infrastuktur 3. | Peraturan Presiden No. 86 Tehun | Perubehan Kedua atas Peraturan Presiden No. 67 ott Tahun 2006 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infastrutur 4 | Peraturan Menteri Perencenaan | Panduan Umum — Pelaksanaan _Keyjasarna Pembangunan Nasional / Kepala | Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Bappenas No, 3Tahun 2012 | Penyediazan infrasiruktur 5 | Peraturan Mente: Perhubungen | Pandan Pelaksansan Kaxjasama Pemerintah ‘No. PM 83 Tahun 2010 dengan Badan Usaha dalam —Penyediaan Infrestuktu Transportai Manajemen Resiko , Dukungan Pemerintah dan Penjaminan infrastruktur 6 | Peraturan Menteri Kevangan No. | Peturjuk Pelaksanaan Pengendaian dan ‘38)PMWK 01/2008 PPengelolaan Risko atas Penyediaan infrastruktur 7 | Peraturan Presiden No. 78 Tahun | Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerlasama 2010 Pemerintah dengan Badan Usalta yang dilakukan ‘melalui Badan Usaha Penjaminan Inrastruktur 8 | Peraturan Menteri Keuangan No. | Pelunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur 2BOIPMK.011/2010 Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pedoman, Organisasi, dan Prosedur KPS 24 9 | Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional ! Kepa'a Gappenas No. 3 Tahun 2009 Daftar Rencana Proyek Kerjasama 10 | Peraturan Presiden No, 42 Tahun 2005 Komite Kebijakan PercepatanPenyediaan Infrastroktur (KKPPI) 11 | Public Private Partnership Book, ‘Transportation (2010) Sector of Transportaion, 2010-2014, Ministy of 12 | Peraturan Presiden No, 12 Tahun on Perubahan atas Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2008 tentang Komite Kebjaken Percepatan Penyediazan Inrestruktur (KP!) 13 | Peraturan Mentett Koordinasi Bidang Perekonomian Selaku Kelua—Komite—_Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, No. PER» (O+MAEKONI05/2008, Crganisasi_den Tata Kerfa Komite Kebjakan Percepatan Penyediaan nfastruktur (KKPP!) 14 | Peraturan Mente Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua —Komite —_-Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, No. PER- 3IMEKONI06/2006 Tala Cara dan Kiiteria Penyusunan Daftar Protitas Proyek infrastuktur Kerjesama Pemeriniah dan Badan Usaha 15 | Peraturan Menteri_ Kocrinator Bidang Perekonomian Selchu Ketua —Komite _Kebijakan Tata Cara Eveluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Percepatan Penyediaan | Infrestruktur yang Membutuhkan Dukungan Infrastruktur, No, PER+ | Pemerinta 4INEKONI08/2008 Kerjasama Daerah 16 | Peraturan PemerintahNo, 60 Tahun 2007 Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerch Pengadaan Tanah ‘7 | Undang-undang No, 2. Tahun 22 Pengadaan Tanah bagi Pengembangan Pembengunen untuk Kepentingan Umum 18 | Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadzan Tanah bagi Pembengunan untuk Kepentingan Umum 20 | Peratuan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan 25 iupea Pombengunen untuk —Kepentingan Umum (Sebagaimana telah dluban dengan Perpres No. 85 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No. 38 Tahun 2005 tentang Pengadzaan Tanah bagi | Peleksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum) ¢.Peran Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dalam Pembiayaan Infrastruktur Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dibentuk untuk {i) memenuhi pembiayaan jangka Panjang, terutama dalam mata wang fokal dan untuk pembiayaan infrastruktur serta menyediakan pembiayzan mata uang local dengan jangka waktu (tenor), persyaratan, dan ketentuan pinjaman yang sesuai untuk kredit proyek infrastrukturmelalul: * Penggunaan peringkat kredit pinjaman dari bank dan lembaga investasi domestik untuk tenor jangka panjang dengan resiko marjin yang lebih tinggi dari penawaran pemerintah dan perusahaan skala besar; ‘+ Penyediaan produk keuangan yang memenuhi kriteria KPS infrastruktur dan proyek yang dibiayai sepenuhnya oleh swasta. Peran PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Pll) dalam Penyediaan Penjaminan untuk Pengembangan Infrastruktur Indonesia PT Pil dibentuk untuk memenuhi tujuan berikut: ‘+ Menyediakan penjaminan resiko politik untuk proyek KPS infrastruktur; + Meningkatkan kelayakan kredit dan kualitas proyek KPS infrastruktur dengan memberikan penjaminan resiko politik yang kredibel; ‘Meningkatkan tata kelola dan transparansi pemberian penjaminan; Melindungi pemerintah dari kewajiban yang bersifat kontingensi (termasuk proteksi terhadap tekanan APBN). 4.3.4 Strategi Pelaksanaan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabuhan Hambatan yang terjadi dalam pengembangan pasar untuk mengikutsertakan pihak swasta adalah persepsi terhadap resiko proyek, resiko investasi dan keterbatasan akses untuk pasar modal serta pembiayaan proyek. Strategi utama (key success factor) untuk mengikutsertakan pihak swasta berinvestasi di pelabuhan adalah: 26 Kebijakan investasi sektor swasta yang kondusif Kebijakan investasi yang kondusif akan meningkatkan minat investor yang potensial dan juga mempengaruhi persepsi investor terhadap resiko secara positif. Implementasi regulasi secara komprehensif Regulasi merupakan wadah yang penting untuk mewujudkan komitmen pelaksanaan kebijakan pemerintah. Persiapan proyek yang matang Persiapan proyek yang matang merupakan daya tarik pihak swasta untuk berinvestasi. Apabila dilelang, proyek tersebut akan menarik minat investor dengan kualitas teknik dan keuangan yang memadai. Prosedur pelelangan yang kompetitif Pelelangan pelabuhan/terminal umum harus dilaksanakan secara kompetitif agar pemerintah _memperoleh manfaat maksimal dari persaingan harga, tingkat pelayanan jasa kepelabuhanan dan kualitas investor. Penanggung jawab proyek yang jelas dan tidak ada intervensi kontrak Hal ini penting untuk memastikan efisiensi biaya (value for money) bagi pemerintah Kerangka pemantauan kinerja Kerangka pemantauan kinerja diperlukan untuk pemantauan kepatuhan pelaksanaan kontrak. Kepastian bagi swasta untuk memperoleh pendapatan sesuai tarif yang berlaku Hal ini penting untuk memberikan kepastian bagi investor dalam memperoleh pendapatan dari pengoperasian proyek. Kepastian bagi swasta untuk dapat menyesuaikan tarif Selama periode pengoperasian proyek, pihak swasta dapat melakukan penyesuaian tarif secara berkala. Kerangka pengaturan keamanan dan keselamatan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim yang komprehensif, Pihak swasta harus menerapkan standar keamanandan keselamatan pelayaran serta pertindungan lingkungan maritim secara komprehensif. Kepastian bagi swasta untuk memperoleh hak perlindungan secara efektif Pihak swasta akan memperoleh perlindungan terhadap intervensi pemerintah yang dapat mempengaruhi pendapatan, membatasi akses pembiayaan atau merugikan investasinya dan kebebasan untuk menyelesaikan sengketa. Kapasitas kelembagaan Proyek akan dikelola oleh tenaga profesional dari pemerintah agar memberikan kepastian bagi investor. ru + Pengaturan yang independen Pihak swasta akan diberikan kepastian bahwa keputusan regulator tidak dipengaruhi oleh intervensi politik atau tekanan pihak tertentu. 28 BAB 5: RENCANA AKSI Di BIDANG PENGATURAN DAN PELAKSANAAN KEBUAKAN Dalam rangka proses perumusan Rencana induk Pelabuhan Nasional telah digambarkan perlunya penjabaran lebih lanjut dibidang pengaturan dan kebijakan untuk mendorong indonesia kearah yang lebih maju dengan terwujudnya sistem kepelabuhanan yang lebih berdaya saing. Dalam hubungan ini diperlukan rencana aksi yang meliputi: * Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; * Peraturan Pelaksanaan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2003 tentang Kepelabuhanan; + Rencana aksi lebih lanjut untuk menunjang pelaksanaan kebijakan. 5.1 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG PELAVARAN Undang-undang Pelayaran telah _mengamanatkan perlunya perumusan peraturan pelaksanaan kebijakan, program dan tindakan administratif.Beberapa hal telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, namun masih diperlukan peraturan lebih lanjut sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1. 5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEPELABUHANAN (PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. 61 TAHUN 2009) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan mencakup secara luas ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang Pelayaran dan telah mengamanatkan perlunya perumusan ketentuan lebih lanjut dalam bentuk peraturan ‘Menteri Perhubungan (Tabel 5.2.) 5.3. RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBUAKAN Untuk melaksanakan kebijakan pelabuhan nasional secara efektif, diperlukan beberapa rencana aksi lebih lanjut (Tabel 5.3) secara terintegrasi. Dialog terbuka dengan para pemangku kepentingan akan dilakukan untuk membahas isu kebijakan, perencanean dan regulasi di bidang kepelabuhanan. 29 5.4 INISIATIF JANGKA PENDEK UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBUAKAN Selain rencana aksi kebijakan tersebut, terdapat beberapa inisiatf jangka pendek untuk mengimplementasikan kebljakan yang fokus pada kinerja pelabuhan, termasuk manajemen pelabuhan, tenaga kerja bongkar muat dan pembangunan fasilitas pelabuhan (Tabel 5.4). Tabel 5-1 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran NG UEuie Ue creneamstee Keterangan 1. | Tarif dan Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Pasal 110, UU Pelayaran 2. | Rancangan den pelaksanaan pengerukan dan | Pasal 197 reklamasi, Serifkat Pemberi Jasa Pengerukan UU Peleyaren 3. | Penetapan Daerah Wai Pandy, Pelathan dan yjan | Pasal 201 Pendu dan Penyelonggaraan Pemanduan eames 4, | Pelaksanaan Keamanan dan Ketettan seria | Pasal 212 Perminiaan Bantuan of Pelabuhan aaa 5. | Kegiaten Kapal oi Pelabunan (Perbakan Kapal, | pasa! 216 Perpindahen muatan, gandeng kapal, Penenganan barangbarang berbanay) UU Peayeran 8. | Penoogahen dan Penanggulangan Pencomaran di | Paso 238 Cee UU Petayaran 7. | Sistem Intrmesi Pelayaren Pasal 272 UU Pelayran Tabel 5-2 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Tercakup dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan a (Beige te encngene ter Keterangan 1. | Prosedur Penetapan LokasiPelabuhan Pasal 19 PP 61/2009 2, | Prosedur Formulasi dan Evaluasi Rencana Induk | Pasal 29 Pelabuhan (masing-masing Pelabuhan) PP 61/2009 30 Geeta emery cent Prosedur Formulas! dan Evaluesi Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (OLKt) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabunan ieee Pasal 36 PP 61/2009 Prosedur Penyediaan, Pemetinaraan, Standar, Spesifkasi untuk Penahan Gelombang, Kolar PPelebuhan, Alur Pelayaran keldari Pelabuhan, Jaringan Jalan dan Keamanan dan Ketertban a Pelabunan Pasal 67 PP 61/2009 Persyaratan dan Prosedur Pemberian dan Pencabutan Konsesi Pasal 78 PP 61/2009 Pemberan jn Pembangunan Pelabuhian Pasa 86 PP 61/2008 Pemberian lj Pengembangan Pelabuhen Pasal 93 PP 61/2008 Persyaratan dan Prosedur Pemiberan jin Pengoperasian Pelabuhan, Perbaikan dan Peningkatan Kapasias Pelabuhan Pasal 104 PP 61/2009 Prosedur Pemberian jin Lokas| Pelabuhan, Konstruksi ‘dan pengoperasian Pelabuhan untuk pelabuhan Daratan (Ory Pott) Pasal 109, PP 61/2009 0 Prsyaralan dan Prosedur Penetapan Terminal Khusus (Perselyuan Lokasi, Konstiukst dan Operas Penggunaan oleh Pinak Ketiga, Peningkatan Operasi Perubahen Status Pelabuhan, Pencabutan jn, Pengalhhan Wewenang kepada Pemetintah) Pasal 134 PP 61/2008 Prosedur untuk perselujuan pengelolaan Terminal Untuk Kopentingan Sencit Pasal 144 PP 61/2009 12 eis, stuitur dan Kasifias! tant badan useha ppelabuhan untuk jasa pelabunan , mekanisme untuk ‘menentukan tarif unluk menggunakan lahan pelabuhan dan air Pasal 148, PP 61/2009 13 Prosedur untuk menentukan slatus da pelabuhan dan terminal khusus yang terbuka bag) perdagangen luar rege Prosedur untuk pengolahan data dan pelaporan dan penyusuran sistem informasi pelabuhan Pasal 153, PP 61/2009 Pasal 161 PP 61/2009 31 Tabel 5-3 Rencana Aksi Implementasi Kebijakan i Materi yang Perlu Diatur Lebih Laniut 1 | Membentukkelompok unit petayanan (customer focus group) di pelabuhan strateg's sebagai forum konsultasi dengan para pemangku Kepentingan dalam formuasi, review dan implementasi kebijakan (ecru ‘untuk fomuiasi, implementasi dan review kebijakan 2 | Pedoman rencana _induk masing-masing pelabuhan mempethatikan perencanaen yang terintegrasi untuk integrasi perencanaan dan pemantauan kinea 3. | Kementerian Pertubungan bersama_Instans! ppemeriniahan tetkeit serla pengguna jasa pPelabuhan secare periodik melakukan roviow ‘tas kinerjapelabuhan dalam rangka meningkatkan kinerja pelabuhan yang lebih balk ‘untuk integrasi parencanaen dan pemantauan kineyja 4 | Merumuskan indikator kinesja pelabuhan untuk keperluan perencanaan dan monitoring sorta cipubikasikan, Untuk integrasi perencanaan dan monitoring 5. | Merumuskan kebjakan Tarif yang wear untuk mendorong persaingan usaa yang sehat 6 | Menyusun prosedur peryampaian sua | untuk mendorong pesaingan usaha permotonan genetapan tarif oleh olotas | yang sehat | pelabuhan 7 | Mengembengkan proses peninjauan tarif dan persetyluan pelayanan jasa pelabuhan datam Tangka untuk mengevaluasi adanya dampak ‘monopoli ‘untuk mendorong persaingan useha yang sehat 8 | Memperimbangkan kemungkinan adanya MoU | dalam rangka untuk memonitor dan mendorong | ppersaingan usaha dibidang kepelabuhanan, Untuk mendorong persaingan useha yang sehat 9 | Memasuikan damak persaingan usaha dalam ‘umusan rencana induk pelabuhan Untuk mendorong persaingan usaha yang sehat 10 | Menyusun prosedur tuntutan dan penyelesaian | perselsinan mengenai masalan taf dan periaku monopotstis, Untuk mendorong persaingan usaha yang sehat 11 | Menilai kebutunan pelatinan untuk Ditjen Hubla, dan BUP dan mengembangkan cara-cara untuk ‘memenuhi kebutuhan pelathan, untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pelabuhan 12. | Mengadakan MoU dengan pusat pelatihan dan pendidixan dan Lembaga Perguruan tinggi Untuk —meningkatken ~ kompetensi dan pengembangan kurkulum untuk meningkatkan kompetensi ‘sumber daya manusia di sektor Pelabuhan 32 3 14 Deena tdesaige it Mengadakan koordinasi dengan pemanghu epentingan guna peningkatan produklivitas kena feel Untuk meningketkan kompetensi ‘sumber daya manusia di sektor pelabuhan Mengembangkan dan mengimplementaskan strategi untuk rekrutmen tenaga kerja dibidang kepelabunianan ‘untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektorpelabuhan 6 Mengeluarken peraturan yang memberkan ewenangan yang penuh kepada Syahbandar tal memelihara keselamatan dan keamanan pelabuhan untuk memetara Kepatunan petaturan keselamatan polayaran 16 | Mengeluarkan —peratuan tugs dan ewenengan Syehbander sesuai dengan petaturan keselamtan pelayaran yang ada Untuk memethara kepatunan peraluran keselamtan pelayaren Untuk memetihara kepatuhan ‘wewenang kepada —Syahbandar untuk mengelola dan mengewasi—terjadinya | pencemaran di pelabutan 17 | Mengetuaikan —peratuan tugs dan | | kewenanganSyahtandar sesuai dengan | peraturn pelindungan ingkungan peraturan perindungan ingkungan mari | maim 18 | Membuat —peraturan yang memberkan | untuk memelinera kebersihan perairan pelabuhan 18 | Melalakan keqasame dengan lembaga tekat untuk menjamnin penanganan tanggap darurat di Petabuhan, ‘untuk mengaias tevjadinya keadean darurat dengan copa, 33 Tabel 5-4 Inisiatif untuk Pelaksanaan Kebijakan ie Rea feu 1. | Persiapan penyusunan pedoman teknis | untuk pemberdayaan Penyelenggara (took) untuk penyelenagaraan kegiatan | Pelabunan dipelabuhan bag Penyelenggara Pelabuhen yang melipu: ‘+ Model pemberian konsesi dan bentuk | kefjasema linnya;, + Model pemberian in (sensi; + Model analsa tan dan kevangan pelabuhan; | + Sistem indikator kineja operasional polayanan jasa kepelabunanan 2, | Pelatnan dan peningkatan Kepasitas | untuk peringkatan kemampuan SOM, ‘SDM di pelabuhan metal kejasama | termasuk Penyelenggara Pelabuan dengan lembaga pendidkan tinggi dan pusat peatnan ainnya 3. | Reformasi den peatihan tenaga Kerja | untuk peningkatan Kompetensi TKBM bongkar muat di pelabuhan (TKBM) 4, | Penelehaan pendayagunaan aset dan | untuk peningkatan pengelolaan pelabuhan oleh kapasitas pelabuhian pengumpan pemerintah daerah 5. | Penyederhanaan proses pemberian untuk kepastian hukum dalam penetapan perjinen dan deregulasipengeturen _| kewenangan dan tanggung jawab yang jelas melalui Konsultasi dengan Penyelenggara | antaa instansi pemerintah | Pelabunan seta Pemerintah Daerah 6, | Penelahaan pengahan nak pengelo'zan | uniuk pemberdayaan Penyelenggara lahan daratan dan pereran pelabunan | Pelabuhan | kepada Penyelenggara Pelabunan 7. | Penelahaan/kajan secara komprehensit_| untuk pembengunen pelebuhen hub atas rencana pembangunan Intemational | inlemasional di masa depan ‘Hub Port (ermasuk Kuala Tanjung den | Bitung) | 8, | Mengembangkan sistem informasi dan untuk pengembangan data base petabunan omunikas kepelebuhanan teimasuk slats, asia isk, akses, dan asa pelayanan petabunan 34 (Aen Menyiapkan Proyek Percontohian KPS. PPelabuhan (leemasuk kemungkinen penyusunan rencana induk pelabuhan; studi ketayakan, termasuk strtegi investasi dan kemungkinan dlperukannya bantuan dan jaminan infrastruktur, penyigpan dokumen letang dan proses peletangan) Keterangan untuk daya tarik dalam pengembangan model proyek pelabuhan melalui partsipasi pak swasta Optimafsasi sistem operas dalam rangka mengantsipasi kapacatan lau intas ‘muetan ci pelabuhan strategs (lermasuk Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan) untuk kelancaran operasional pelabutan strategis 35 SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKAS! PELABUHAN/TERMINAL Provinsi : Aceh 7] 1 | Aceh Barat Meulaboh PP] PP | PP | PP] 7 | 2 [Aceh Barat Daya | Susoh PR [PR | PR | PR | * 3 [3 | Aceh Barat Daya | Thok Pawoh PLY PL LSP PL 4 [4 | Aceh Besar Malahayati PP [PP PP] PP | 5 [5 | Aceh Besar Meutingge on @ | 6 | Aceh Jaya Calang Pp} PP | PP | PP | 7 | 7 [heen Jaya Thok Kruet BP eT Pe] 8 | 8 | Aceh Selatan Tapaktuan PR [PR | PR] PR | 9 | 9 | Aceh Selatan ‘Sibadeh Cr 10_| 10 | Aceh Selatan Weukek PLP PL PLY PL TT at | Aceh Singhit P, Banya PLP PL] PL] PL {2 | 42 | Aceh Singkit P. Sarok pL PLL AL 13 | 43 | Aceh Singkit Singkil pp | PP | PP | PP | 1444 | Reeh Sinead Gosong telaga PLP PL | AL] PL 15 | 45 | Aceh Tamiang Seruway PLP PL PLP 16 | 16 | Aceh Timur Tdi PR} PR | PR | PR | * 7_[ 47 | Aceh Utara Thokseumawe/Krueng Geukeh pp] PP) PP | PP | * 78 | 78 | Bireun Kuala Raja a 19 | 49 | Cangsa Kuala Langsa PP | PP | PP | BP | 20 | 20 | Langsa Pusong PLP PLP PCL a | 2 | Pidie Stati PL pL PL | PL 2 | 2 | Pidie Taweung a 7_| 23 | Sabang Sabang pu [ PU; PU fo] 24 | 24 | Banda Aceh Ulee theve PP | PP) PP | PP 7 | 25 | Simeulue ‘Sibigo PLP PL; PLY PL % | 26 | Simeulue Sinabang pp] PP) PP PP Provinsi : Sumatera Utara 24 | Asahan Tanjung Balai Asahan PP] PP] PP] PP | 78] 2 | Batubara Kuala Tanjung Pp y PU | PU] PU | “7 29 | 3 | Batubara Pangkatan Dodek PR | PR | PR] PR | 30 | 4 | Batubara Perupuk a a 31 |S | Batubara ‘Tanjung Tiram PR [PR | PR | PR] 32 | 6 | Batubara Teluk Nibung PR | PR | PR | PR 33° | 7_| Medan Belawan pu | PU | PU | PUT 34 Deli Serdang. Pantai Labu Py PL] PLL 5 Deli Serdang Percut PL AL 36 | 10 | Deli Serdang Rantau Panjang PR | PR | PR | PR 37_| it | Delf Serdang Tanjung Beringin PR | PR | PR) PR 38 [72 | Gunung Sitot Ganung Sitolt PR | PR | PR | PR 39 [43 | Labuhan Batu Labuan Bitik Ce a 40 | 44 | Tabuhan Batu ‘Sei Barombong PR | PR | PR | PR 41_| 15 | labuhan Batu Teluk Leidong PP | PP | PP | PP 42 [76 | Cabuhan Bate Tg, Sarang Elang P| PP PP | PP a3 [47 | Tangkat Pangialan Susu PP | PP | PP | BP 44/18 | Langkat Pulau Kampai a 45 [19 | Tangkat Tanjung Pura PR] PR [PR | PR 46 [20 | tangkat Tapak Kuda a] Af | 47 | 21 | Langkat Kuala Sarapu mL] pL SP PLL 48 [22 | Langkat Pangkatan Brandan PP] PP | PP | PP 49 23 | Mandailing Natal | Natal/Sikara-Kara P| PP | PP] BP 50 | 24 | Mandailing Natal | Batahan PL | PL | PR [PR 31 | 25 | Nias Tahewa PR’| PR} PR | PR 52 | 26 | Nias ‘Sirombu PR | PR [PR | PR 33] 27 | Nias Selatan Pulau Tanah Nasa or 54] 28 | Nias Selatan Palau Tello Pe PP | PP | PP 35, | 29 | Nias Selatan Teluk Dalam PR | PR | PR | PR 36 | 30 | Serdang Bedagai —Sialang Buah a 37 | 3i | Serdang Bedagat__| Pantai Cermin PR | PR | PR] PR 38 | 32 | Tapanuli Tengah | Barus BP PP PL] PL 39_| 33 | Tapanuli Tengah | Manduamas a 6 [34 | Tapanuli Tengah | Oswald Siahaan/ Labuhan Angin PR | PR | PR | PP [35 | Sibolga Siboiga PP] PP | PP | PP Provinsi : Sumatera Barat 62 | 1 | Kep. Mentawai ‘Muara Siberut/Pokai PR] PR] PR] PR 63 | 2 | Kep. Nentawai ‘Ruara Sikabaluan/simailepet 64 [3 | Kep. Nentawai Sikakap PP | PP | PP | PP 65_| 4 | Rep. Nentawai Siuban PR [PR | PR | PR 66 | 5 | Kep. Mentawai Tua Pejat PR [PR | PR | PR 67 | 6 | Kep. Nentawai Subeten Co a 68 | 7_—| Kep. Nentawai Tabuhan Bajau PL | PR | PR | PR @ | 8 | Kep. Nentawai ‘Sinakake a 70 |~9 | Kep. Mentawat Pasapuat or 7 71 | 10 | Padang ‘Muara Padang pp) PP | PP | Pt 7Z_| it | Padang Teluk Bayur Puy PU) PU | PU 73) 42 | Pasaman Barat ‘ir Bangis PR] PR | PR | PR 74 | 43 | Pasaman Barat ‘Sasak PR] PR | PR | PR 75 | 44 | Pasaman Barat Teluk Tapang PR | PR | PP | PP 76 | 15 | Pesisir Selatan ‘Muara Haji PR | PR | PR | PR 77 | 46" | Pesisir Selatan Carocok Painan PR] PR | PP] BP 78 | 47 | Pesisir Selatan Surantih pL] PL | PR | PR Provinsi : Kepulauan Riau 79 | 1 | Batam Batam/Batu Ampar PU | PU) PU | PU w | 2 [Batam Batam/Sekupang ee a1 | 3 | Batam Kabil Pu} PU | PU | BU a2 | 4 | Batam Nongsa PR] PR [PR | PR w | 5 | Batam Pulau Bulan PR] PR | PR] PR 84 [6 | Batam Pulau Sambu pp] PP | PP | BP & | 7 | Batam Batam Center PP] PP | PP | BP % | 8 | Batam Batu Besar PR | PR | PR | PR 7 | 9 | Batam Belakang Padang a a8 | 10 | Batam Harbour Bay PP | PP | PP | BP 89 | iT | Batam Sagulung pL] PL | PL S| PL 90 | 42 | Batam ‘Sijantung PR | PR | PR-| PR oF) 43 | Batam ‘Fanjung Riau PR | PR | PR | PR 92 | 44 | Batam Telaga Punggur BR | PR | PR’ | PR 93 | 15 | Batam Teluk Senimba PR | PR | PP | PP 34 | 16 | Bintan Barek Motor a 95 | 47 | Bintan Batu a 96 | 48 | Bintan Batulicin a 97-49 | Bintan Busung a ‘98 | 20 | Bintan Galang Batang pT PLY PLY 99 | 21 | Bintan Gentong Pasir Batu a 700 | 22 | Bintan ‘Jembatan Kawal PLY PLT PLT PL TOT | 23 | Bintan Keke Baru pe PL 702 | 24 | Bintan Lagoi PP | PP | PP | PP 703 | 25 | Bintan Tobam PP | PP | PU | PU 704 [26 | Bintan Walang Rapat PLY PLY PL] 705 | 27 | Bintan P. Buton pL) PLY LST 706 | 28 | Bintan P. Gobin a 107 | 25 | Bintan P. Fanta rr 38 708 | 30 | Bintan P. Kellong PLT PL] PL PL 109 | 31 | Bintan P. Ketong pL ALL THO | 32 | Bintan P. Koyan PLP PLL SY PL Ti [ 33 | Bintan P. Nantang PR | PR | PR | PR Tia} 34 | Bintan P. Mapur mL PLT LPL 773 [35 | Bintan P. Numbing a Ti4_| 36 | Bintan P. Pagkil Besar Po; ALT PL] PL T15_| 37 | Bintan P. Pangkit mw | PLT PL] PL 116 | 38 | Bintan B. Pangkil Kecil mw) mf PL] PL TI7_| 39 | Bintan P. Pato a AP A] PL 718 | 40 | Bintan P. Pulau Pf PL PLY PL T1947 | Bintan P. Sirat a 120 | 42 | Bintan P. Telang a ai [43 | Bintan Pelantar Korindo PLT PLY PCY PL Taz | 44 | Bintan Sei Kolak Kijang PPT PP | PB | PP 23 | 45 | Bintan Semen Tokojo wm LP LL 124 | 46 | Bintan ‘Sungai Enam mL LT PL i25_| 47 | Bintan Sungai Kecit ma] PP | PL 726 | 48 | Bintan Tambelan a 127 | 49 | Bintan Tanjung Berakit pe | PP | PP | PP 128 | 50 | Bintan ‘Tanjung Uban pp | PP | PP | PP 729 [51 | Bintan Trikora a 730 | 52 | Karimun walarko PP | PP | PP | PP 731 _| 53 | Karimun oro PP) PP PP] PP 132) 34 | Karimun Pasir Panjang PR | PR | PR | PR 733) 55 | Karimun Tanjung Batu PP} PP | PP [PP 134 | 56 | Kariman Urung/Tg. Bertian a 735 | 57 | Karman Bom Panjang/KPK my Lf PLC] PL 736 | 58 | Kariman Buru wf Af PC | PL 137 [59 | Kariman Dural Kota my PLP PL] PL 738 | 60 | Karimun Parit Rempak PL) PR | PP | PP 739 | 6f | Kariman Selat Beliah mf PLT PL] PL 740 | 62 | Rariman Tanjung Tiram PR | PP | PP | PP 141 | 63 | Karimun Te. Balai Karimun PP PP] PU] PU 142 | @4 | Kep. Anambas Tetung PL FPL PLC PL 143 [65 | Kep. Anambas Tarempa PP [PP | PP | PP 144} 6 | Kep.Anambas Kuala Maras PR [PR | PR | PR 145 | 67 | Kep.Anambas Matak re 39 146 | 68 | Lingga Benan PR) PR | PR 147 | 69 | Lingga Berhala PR | PR | PR | PR 148 [70 | Lingga Cempa PR [PR | PR | PR 149_| 74 | Lingga Dabo Singkep PR [PR | PR | PR 150_| 72 | Lingga Daik Lingga 2 151 | 73 | Lingga Tagon PR | PP [PP | PP 752 | 74 | Lingga ‘Warok Tua PR | PP | PP | PP 153 | 75 | Lingga Medang PR | PP [PP | PP 154 | 76 | Lingga Pas mL | PC PL] PL 155 | 77 | Lingga Pancur PR | PP [PP | PP 156 | 78 | Lingga Pekajang PR | PP | PP | PP 157 | 79 | Lingga Penuba on 458 | 80 | Lingga i PR | PP | PP] PP 159 | 87 | Lingga ma | a | A | PL 160 | 82 | Lingga Sei Tenam PR [PP [PP | PP ei] 83 | Lingga Senayang mf PC [PLY PL Ter | 84 | Lingga Tajur Biru PR | PP [PP | PP 763 | 85 | Lingga Tanjung Buton PR | PP | PP | PP 164 | 86 | Lingga Tanjung Kelit BR] PP PP PP 165 | 87 | Natuna Binjal or 766 | 88 | Natuna Kelarik PR | PR [PR] PR 167_| 89 | Natuna aro Sulit PR | PR | PR | PR 768 | 90 | Natuna Midat on 769 | 97 | Natuna Penagi PR [PR | PR | PR 770 | 92 | Natuna Pulau Laut PR | PR | PR | PR 7 [93 | Natuna Pulau Seluan PR [PR | PR -| PR 7k | 94 | Natuna Pulau Tiga PR [PR | PR [PR 173_| 95 | Natana Ranai PR | PR | PR | PR 174 | 96 | Natuna Sabang Nawang Pe PLY PLS PL i75 | 97 | Natana Sedanau PELL 176 | 98 | Natuna Sededap a 777 [99 | Natuna Selat Lampa PR | PR | PR | PR 178_| 700 | Natuna ‘Semedang wa | Lf PL] PL 479/701 | Natuna “Serasan PR | PR | PR | PR 780 | 702 | Natuna ‘Subi PR [PR | PR | PR 781 | 703 | Natuna Tanjung Kumbik ma] PLP PLS PL 782 | 704 | Natuna Teluk Buton PR | PR | PP | PP 483 | 405 | Tanjung Pinang | Batu Anam PR | PR | PR | PR 40 184 | 106 | Tanjung Pinang ‘Tanjung Pinang PP | PP | PP | PP 785 | 107 | Tanjung Pinang | Te. Moco PR | PP | PP | PP 786 | 108 | Tanjung Pinang | Balai Adat Indra Sakti Pf PL PL] PL 187 | 109 | Tanjung Pinang | Daeng Celak a 788_| 170 | Tanjung Pinang | Daeng Marewa mf PCO PL] PL 189 [711 | Tanjung Pinang | Dompak BP [PP | PP | PP 190/112 | Tanjung Pinang | Dompak Sebrang a 191 [173 | Tanjung Pinang | Kampung Bugis PLP PLP PLT PL 792 | 114 | Tanjung Pinang | Kampung Lama Dompak | PCP PL] PL 193 | 115 | Tanjung Pinang | Kelam Pagt wm) AP PL] PL 194 | 16 | Tanjung Pinang | Madong a) AP LY PL 795 | 117 | Tanjung Pinang | P. Penyengat PLY PLP PLY PL 196 [178 | Tanjung Pinang | Pelantar Asam mL LPL 197 [719 | Tanjung Pinang | PelantarT PLP LP PL 198 | 120 | Tanjung Pinang | Pelantar T PR | PR | PR | PR 199 | 421 | Tanjung Pinang __| Sei Jang PR [PR | PR |~PR 200 | 122 | Tanjung Pinang | Sef Ladt PLP PLY PLY PL 201 | 723] Tanjung Pinang | Sekatap Darat PLP PL PL] PL 202 | 724 | Tanjung Pinang | Senggarang mL) PL PLP 203 | 725 | Tanjung Pinang | Tanjung Ayun pL PLL 204 | 126 | Tanjung Pinang | Tanjung Duka aL] PL LY PL 205 [427 | Tanjung Pinang | Tanjung Geliga PR | PR | PR [PR 206 | 128 | Tanjung Pinang | Tanjung Lanjut Pf PL PLY PL 207 | 729 | Tanjung Pinang | Tanjung Sebauk mL] PL LY PL 208 | 730 | Tanjung Pinang | Tanjung Siambang mf PL PLY PL 209 | 737 | Tanjung Pinang | Tanjung Unggat PR | PR [PR | PR 710 | 132 | Tanjung Pinang | Wisata Penyengat mY PL] PLT PL Provinsi : Riau 2 [1 | Bengkalis Bandul A] PL] PL OY PL Tz | 2 | Bengkalis Welibur mf PCY PLY PL 2is | 3 | Bengiatis Batu Panjang my PL] PLY PL 214 | 4 | Bengkalis Bengkalis P| PP | PP) PP 75 | 5 | Bengalis ‘Sungai Pakning PP] PP PP | PP 26 | 6 | Bengkalis Tanjung Medang PP] PP | ~PP LPP TAT | 7 | Bumai Dumat Pu | PU | PU | PU 218 | 8 | Indragiri Hilir Kuala Enok pp | PU | PU | PU TP | 9 | indragini Hitir Kuala Gaung PR] PR | PR [PR 20 | 10 | indragiri Hitir Kuala Mandah P| PLP LAL an 221) 11 | Indragin Hilir Kuala Raya ra] Ply PL) OPL 222A inaragin Hitir Concong Luar a 723 | 43") Indragin Hilir Bekawan Luar af PL PL) PL 4 | 14 | indragin Hilir ‘Sungai Buluh pL] PL PLY PL 725 | 45 | indragiri Hit Perigi Raja a 226 [16 | indragir’ Hilir Pulau Kijang ma] PL LL 227 | 47 | Indragii Hitir Sapat a 228 | 78 | indragin Aiur Tembilahan PP | PP | PP) OPP 229 | 49 indragie’ itr Sungai Guntung PP_[ PP | PB) PP 730 | 20 | indragir’ Hulu Rengat pp | PP) PP) PP 231 | 21 | Kep.Meranti Selat Panjang PR | PP [PP | PP 232 | 2 | Kep.Merantt Tanjung Samak PLP PLY PLOY PL 233 [23 | Kep.Meranti Tanjung Kedadiy Cr 234 | 24 | Palalawan Penyalai PR | PR | PR | PR 235 | 25 | Pekanbaru Pekanbaru PP | PP | PP | PP 236 [26 | Rokan Hite Bagan Siapi-api P| PP | PP | PP 237_|-27 | Rokan Hilir Panipahan pp |p PP | PP 238 [28 | Rokan Fir Sinaboi py PLY PL PL 239 | 29 | Sak Buatan PL PLY PLY PL 240 -| 30 | Siak Kurau/Si Latang pL PL] PL | PL Tai | 3i | Siak Sel Apit ef PLP PL] PL 242 | 32 | Siak Sungai Siak PP | PP | PP | PP 23] 33 | Sak Tanjung Buton PP_| PP | PP | PP Provinsi : Bengkulu 244] 1 | Benghulu Utara | Malakoni/P. Enggano PR [ PR | PR | PR a5 Kaur Bintuhan/Linaw PR | PR | PP [PP 746 _| 3 | Kota Bengruta Pulau Baai PP} PU] PU] PU AT | 4 | Muko = Mako ako: Mako PLT PL] PR] PR Provinsi : Jambi 248 7 | Muaro Jambi Talang Duku PP | PP] PP | PP 249 Tg. Jabung Barat | Kuala Tungkal PP] PP | PP | PP 750 | 3 | Tg. Jabung Barat | Muara Dell PR | PR | PR | PR ST | 4” | Te. Jabung Timur | Pangkal Duri PR | PR | PR | PR 252 _| 5 | Tg. Jabung Timur | Sungai Jambat mf | PL] AL 753 | 6 | Tg. Jabung Timor | Air Hitam Laut aa ALT AL 254 | 7 | Te. Jabung Timur | Kuala Mendahara PR | PR | PR | PR 755 | 8 | Tg. Jabung Timur | Tambor Luar on 256 | 9 | Tg. Jabung Timur | Muara Sabak P| PP [PP | PP a2 257 | {0 | Tg. Jabung Timur | Nipah Panjang PR | PR | PR | PR 258 [47 | Tg. Jabung Timur | Pamusiran mf PL PLL 259 | 42 /Tg. Jabung Timur | Simbur Naik Pe PL] PL) PL 260 | 43 Te. Jabung Timur | Sungai Lokan Pf PLY PL) PL 2et_| 14 | Tg. Jabang Timur | Ujung Jabung PP | PP] PU | PU Provinsi : Sumatera Selatan 262 ] 1 | Banyuasin Tanjung Api-Api PR | PP | PU | PU 263 | 2 _| Banyuasin Sungsang PP | PP | PP) PP 764 | 3 _| Banyuasin Tanjung Lago PL | PR] ~PR_| PR 265 | 4 | Banyuasin Gasing PL [PR | PR | PR 266 | 5 | Banyuasin Karang Agung PR | PP |~PP | PP 267 | 6 | Banyuasin Penuguan PY PL] PLT PL 268 | 7 | Banyuasin ‘Sungat Sembilang PR | PR | PR | PR 269 |B | Musi Banyu Asin | Bayung Leucir PR | PR [PR | PR 270 | ~9 | Musi Banyu Asin | Sungai Litin PR | PR | PR | PR Bi | 10 | OKT Sungai Lumpur PR] PP PP] PP a | 47 | OKI ‘mesufi PR] PR [PR [PR 273 | 12 | OK uginan PR | PR | PR | PR 274} 43 | Palembang “Gandus PL) PR | PR | PR 275 | 14 | Palembang Jakabaring PR | PP | PP | PP 776 | 15 | Palembang Keriapati PR | PP | PB] PP 277 | 16 | Palembang ‘Sungai Lais PP | PP | PP | PP 278 | 77 | Palembang Boom Baru/ Palembang PU | PU | PU | PU Provinsi : Bangka Belitung 279 | 1 | Bangla ‘Sungai Liat PR | PR | PR | PR 280 | 2 | Bangka Jeletik PL | PL] PR] PR er) 3 | Banga Belinye PP [PP | PP [PP 72 | 4 | Bangka Barat Tanjung Kalian PR | PR PR | PR 7283/5 | Bangka Barat ‘untok PP PP [PP | PP 74_| 6 | Bangka Selatan | Tanjung Sadai PP [PP] PP] PP 285 | 7 | Bangia Selatan | Toboati PR | PR | PR | PR 286 | 8 | Bangka Tengah | Tanjung Berikat PR] PR | PP | PP 2879 | Bangka Tengah | Sungai Selan PR [PR | PR | PR 288 | 10 | Belitung Tanjung Pandan PP | PP | PP | PP 789/17 | Belitung Tanjung Batu PP | PP | PP | PP 290/12 | Belitung Timur ‘Manggar PP} PP | PP | PP 291 | 43 | Belitung Timur Dendang PL[ PL | PR | PR er (Wa | Belitung Timur Pulau Buku Limau P| PLP PL] PL 3 293} 15 | Belitung Timur Pulau Long PLP PL] PL PL: 294 | 76 | Belitang Timur Palau Sekunyit a 295 | 47 | Belitung Timur Pulau Ketapang PLP LT PLS] PL 296 | 78 | Belitung Timur Pulau Batu 297 | 19 | Pangkal Pinang Pangial Balam PP PP] PP | PP Provinsi : Lampung 298 | 1 | Bandar Lampung | Teluk Betung PR | PP] PP | PP 299 | 2 | Bandar Lampung | Panjang Pu | Pu | PU | PU 300 | 3 | Kota Agung Batu Balai PR | PP_| PP | PP 301 | 4” | Lampung Barat Kru mf PLY PL | PL 302 |~5 | Lampung Selatan — | Kalianda Py PLY PLOY PL 303 [6 | Lampung Selatan | Tagundi PR | PR | PR | PR 304 | 7 | ampung Selatan | P. Sebest PR | PR | PR [PR 305 [8 | Lampung Selatan | Sebalang PR | PP | PP] PP 308 | 9 | Lampung Selatan | Sakauhent PP | PP | PP | PP 307/10 | Campung Tengah | Way Seputih PL PLY PLY PL 308/17 | Lampung Timur ~~ Kuala Penat PR] PR | PR | PR 309) 12 | Lampung Timur | Labuhan Maringgat PR | PR | PR] PR 310/43 | Lampung Timur | Way Penat wf PLT PL] PL 3a | 14 | Lampung Timur | Way Sekampung PR | PR | PR | PR 32 | 45 | Mesujt esuji PR | PR | PR | PR 343 | 16 | Tanggamus Kota Agung PP} PP | PP | PP 34 | 47 | Tanggaimus P. Tabuan PR | PR | PR] PR 35 | 18 | Tanggamus Kelumbayan PR) PR | PR | PR 316 | 19 | Tulang Bawang Teladas PR | PR | PR | PR 3H7 | 20 | Tulang Bawang ‘Manggala/Menggala PR | PR | PR | PR 318 | 27 | Tulang Bawang Sungai Burung a 39 | 22 | Tulang Bawang Tulang Bawang PP} PP | PP | PP Provinsi : Banten 320] 1 | Gilegon Banten PU] PU | PU | PU 321 | 2 | Cilegon Cigading Pp | PP | PP) PP 3 | 3 | Lebak 7M. Binuangeun Co 3234 | Pandeglang Tabuhan PR | PR | PR | PR 3i4_| 5 | Serang ‘Anyer Lor PR [PR | PR | PR 325 | 6 | Serang Karangantu PP} PP | PP) PP 326 | 7_~| Serang Bojonegara pp [PP | PP | PP 3a7_[ 8 _| Tangerang Kresek/Kronjo a 328 [9 _| Tangerang uara Dadap Cr 44 Provinsi : Jawa Barat 329 | 1] Bekast ‘Muara Gembong PR] PR] PR] PR 3302 | Ciamis Pangandaran PR | PR| PR] PR 331 [3 _| Ganjur ‘Sindang Barang PL | PL | PR | PR 332 | 4 | Girebon Cirebon PP [PP] PP | PP 333 [5 | Cirebon Muara Gebang PR) PR | PR [PR 334 | 6 | Garut Pakenjeng P| PL] PR | PR 335 | 7 | indramaya Eretan mp PL PLY PL 336 [8 indramayu Tndramaya PR [PR | PR) PR 337 [9 _| Karawang Cilamaya PU | PU | PU PU 338 | 70 | Subang Pamanukan PR[ PR | PR | PR 339 [47 | Sukaburnt Pelabuhan Ratu PR| PR | PR | PR 340_| 12 | Tasikmalaya Cipatujah PLP PLY PR | PR Provins : DKI Jakarta M1] 7 | Jakarta Utara Kalibaru PP] PP | PP | PP 34z [2 Jakarta Utara Muara Baru PP [PP] PP) PP 3433 | Jakarta Utara Sunda Kelapa Pp [PP | PP) PP 344 [4 | Jakarta Utara Te. Priok Pu} PU} PU | PU 345 | 5 | Jakarta Utara Marunda PP [PP] PP | PP 346 [6 | Jakarta Utara Muara Angke PR [PR | PR | PR 347-7 | Rep. Seribu P. Kelapa PL [PLY PLY PL 348 8 | Kep. Seribu . Harapan Pf PL Sf PLS] PL 349-9 | Kep. Seribu P. Sebira pm Pe PLL 350 | 10 | Kep. Seribu P. Untung Jawa a 351 | 17 | Kep. Seribu P. Pari Pf PL | PLOY PL 352) 12 | Kep. Seribu P. Lancang PL} PLY PL | PL 353 | 13 | Kep. Seribu P. Pramuka Cd 35414 [Kep. Seribu P. Panggang a 355 | 15 | Kep. Seribu P. Tidung PLP Pe PL) AL 356 | 16 | Kep. Seribu P. Payung a 357) 7 | Jakarta Utara Pantai Mutiara PR | PR | PR | PR 358 | 18 | Jakarta Utara ‘Marina Ancol PL [PR | PR PR 359 | 19 | Jakarta Utara Pangkalan Pasir Kalibaru PL [PR | PR | PR 360. | 20 | Jakarta Utara ‘Cakang Drain Citineing PL] PR [PR | PR Provinsi : Jawa Tengah 36t | 7 | Batang Batang PR | PR | PP] PP 362 |Z | Brebes Brebes PR [PR | PR | PR 3633 | Cilacap Tanjung Intan pu | PU | PU | PU 45 364 | 4 | Jepara Jepara PR] PR | PR | PR 365 | 5 | Jepara Karimun Jawa PR | PR [PR | PR 366-6 | Kendat Kendal PP | PP | PP | PP 367 | 7_| Pati Jawana PR | PR [PP] PP 368 | 8 | Pekalongan Wiradesa Py PLY PL] AL 369 | 9 | Pemalang Pemalang PL] PLY PLY PL 370/10 | Rembang Rembang PR] PR | PR | PR 371 | i | Rembang Stuke PR | PR | PP | PP ‘WE_| 12 | Semarang ‘Tanjung Emas oe 373/13 | Tegal Tegal PP] PP | PP | PP Jawa Timur 374] 7 | Bangialan Kamal PR | PR | PR | PR 375. | 2 | Bangialan Sapalu a 376 | 3 | Bangkalan Telaga Biru PR | PR | PR | PR 377_| 4 _| Bangkalan Tanjung Bulu Pandan Pu | PU | PU | PU 378 [5 | Bangkalan Socah Cn 379 [6 | Banya Wangi ‘Banyu Wangi/Boom PR} PR | PR | PR 3807 | Banyu Wangi Tanjung Wang? pp | pu | PU) PU 381 | & | Banya Wanei Ketapang PP | PP | PP | PP 3829 | Gresik Bawean pp [PP PP | PP 38370 | Gresik Gresik PP | pp | PP | PP 384 | 11 | Gresik Teluk Lamong Pu | PU | PU) PU 385 | 12 | Lamongan Brondong PR | PR | PR | PR 386| 13 | Tamongan us PR | PR [PP | PP 387 | 14 | Lamongan Paciran PR | PR | PR | PR 388 | 75 | Malang Sendang Biru PL {PL [PP [PP 389 | 16 | Pacitan Pacitan PR] PP [PP] PP 390| 77 | Pamekasan Branta PR | PR | PR | PR 397 | 18 | Pamekasan Pasean PLP PLY PLY AL 392/79 | Pasuruan Pasuruan P| PP PP | PP 393 | 20 | Probolinggo Probotinggo/ Tg.Tembaga pp | PU | PU] PU 394 | 21 | Probolinggo Paiton PP | PP | PP | PP 395/22 | Sampang Glimandangin PL] PL] PL | PL 396 | 23 | Sampang Sampang/Taddan PL PR | PR | PR 397 | 24 | Sampang Tantok PPL YP 398 | 25 | Situbondo Panarukan PR | PR | PR | PR 399 | 26 | Situbondo Besuki a 400 | 27 | Situbondo Tangkar PP PL PLY PL 6 401 | 28 | Situbondo Kalbut PR | PR | PR | PR aL 29" Sumenep Gayam mY PLY PLL 403/30 | Sumenep Kalianget PR | PR | PR | PR 404 | 34 | Sumenep Kangean pp | PP PP] PP “405 | 32 | Sumenep B. Raas wm) PL] PLT PL 406 | 33 | Sumenep Sapudi pe | PP PP | PP ‘407 | 34 | Sumenep Sapeken PP | PP PP] PP 408 | 35 | Sumenep Keramaian re 409" | 36_| Sumenep Masalembo PL_| PR | PP | PP 410_| 37 | Sumenep Giliraja my PLY PLL 4i7_| 38 | Sumenep Dungkek Cd Az [39 | Samenep Pagerungan PL | PR | PP | PP 413 | 40 | Surabaya Tanjung Perak PO | PU | PU | PU 414 | 41 | Tuban Tuban PR | PR | PR | PR 415 | a2 | Tuban Te. Awar-awar PR] PR | PR | PR Provinsi : Balt 416 | 1 | Buleleng Buleleng (Sangsit) PR] PR | PP | PP 4i7 | 2 | Buleleng Celukan Bawang PP | PP | PP) PP 4is_| 3 | Buleleng Pegametan PR] PP PP] PP 419 | 4 | Buleieng Penuktukan PR] PP | PP | PP 420 | 5 | Buleleng Tabuhan Talang ma | PT AL | PL ait | 6 | Denpasar Benoa pu} PU | PU | PU ait | 7 _| Denpasar ‘Sanur on 423 | 8 | Jembrana Gilimanuk PP | PP [PP] PP 424 | 9 | Karangasem Padang Bai PP | PP | PP | PP 425 | 40 | Karangasem Tabuan Amuk/Tanahampo pu} PU | PU | PU 46 | 17 | Karangasen Labuhan Amed a a7 42 | Rlungking Nusa Lembongan a 428_| 13 | Klungkung Nusa Penida (Mentigi) PR-| PP [PP | PP 429/44 | Kiungkung Buyuk a 43015 | Klungkung Kasamba a Provinsi : Nusa Tenggara Barat a1 | 7 | Bima Bima PP | PP | PP | PP a2 | 7 | Bima ‘Sape PR | PR | PR | PR a3 [3 | Bima Waworada PR | PR PR [PR 434 | 4 | Dompu Cempi mf P| PL | AL 35 [5 | Dompu Calabahi mw] P| | 436 [6 | Dompu Kempo a PL LPL 4 437 | 7 | Lombok Barat Lembar PP} PP | PP) PP 438 | 8 | Lombok Barat Senggigi a 439 | 9 | Lombok Barat Bangko-Bangko ed 44010 Lombok Timur Telong Elong PR] PR | PR | PR 44) 1 | Combok Timur Tabuhan Raji PR] PR [PR [PR ‘442 12_‘| Lombok Timor Tabuhan Lombok PP | PP | PP | BP 44313 | Combok Timur Tanjung Luar PL] PLY PLL “444_| 14 ‘| Lombok Utara Pemenang/ Tanjung PR | PR | PR | PR “445 [15 | Lombok Utara Carik PR | PR [PR [PR 446 | 16 | Sumbawa Badas oo 447_| 17 | Sumbawa Alas Pm} PP PL) 448_| 18] Sumbawa Barat Tatar a 449_| 19 | Sumbawa Barat Benete pe] PP | PP | PP Provinsi : Nusa Tengara Timur, 450 | 1 | Alor Baranusa PR] PR | PR] PR “47 | 2 | Alor Dulfonong a 452 [3 | Alor Kabir a 453 | 4 | Alor Kalabahi PR] PR | PR | PR 454_| 5 | Alor Kolana pL] et | PL] PL 455. | 6 | Alor Maritain PP] PP | PP | BP 456) 7 | Alor Nor pL PLY PLP 457 | 8 | Belu ‘Atapupu PR | PR | PR | PR 458 | 9 | Ende Ende PR | PP | PP | PP 459 | 10 | Ende Tpi BR PP | PP) PP 46077 | Ende ‘Maurole PLY PLS LST 461 [iz | Ende Pulau Ende PLY PEPE 46273 | Flores Timur Tamakera a a 46314 | Flores Timur Tarantuka PP | PP | PP | PP 464 | 75 | Flores Timur ‘Menanga a 465 | 16 | Flores Timur Paitoko PR TPR | PR | PR 466 | 17 | Flores Timur ‘Terong PL PLY PR | PR 467 | 78 | Flores Timur Waiwadan Pe) PP | PP | PP 468 [19 | Flores Timur Waiwerang a 469 | 20 | Flores Timur Tabilota PL PL PL) PL ‘470 | 21 | Kota Kupang Pelra Nunbaun Sabu (Namosain) PL PLY LST SCL 471 | 22 | Kota Kupang Tenau/Kupang PU; PU | PU | PU ‘472 | 23 | Kupang Batubao a 473 | 24 | Kupang Naika a 48, 474 | 25 | Lembata Balauring PP} PP | PP | PP 475-26 | Lembata Tembata PR PR | PR | PR 476 | 27 | tembata Tewoleba a 477 | 28 | Lembata Walandoni a 478 | 29 | Manggarat Teng ee} PLP PLY PL 479__| 30 | Manggarai P. Mules PL] PLP PLY PL 480_|3i_| Manggarai Reo PR) PR | PR | PR 481 | 32 | Manggaral Robek PY PLT PL] PL 481_| 33" | Manggaral Barat | Bar oe 483 | 34 | Nanggarai Barat | Komodo PR | PR | PR | PR 484 | 35 | Manggarai Barat | Labuan Bajo P| PP | PP] PP 485_| 36 | Nanggarai Barat | Rinca pL] PLOT PL] PL 486-37 | Manggarai Timur | Mborong mT PLP PL] 487 | 38 | Manggarai Timur | Nanga Baras a 488/39 | Manggarai Timur | Waiwole wm] PLP PLO PL 489 | 40 | Manggarai Timur | Pota a 490 | 47 | Nagekeo Traraporot PR | PR | PR] PR 491 | 42 | Neada Riung mL LT OL 492_| 43 | Neada ‘imere PL | PL | PL] PL 3 | 44 | Neada aumbawa a a “494 | 45 | Ngada Waebela P| PLP PL] PL 495/46 | Rote Ndao Baa re 496_| 47 | Rote Nao Batutua a 497 | 4B | Rote Ndao Nidao a PLP LY PL 498_| 49 | Rote Nao Gelaba pL] PLP PLY PL 499 | 50 | Rote Nao Papela mL] PLY PLOT PL 500 51 | Sabu Raijua Biu wy PLP Pe 501 | 52 | Sabu Rajjua Raijua wm) PLT PLT AL 502 | 53 | Sabu Raijua ‘Seba PR | PR | PR | PR 503 | 54 [Sika Hepang a 504 | 55 | Sika Taurens Say eR | PR | PP | PP 505 | 56 | Sikka ‘Waumere P| PP | PP | PP 508 | 57 | Sikka Paga a eee | 507 | 38 | Sikka Paiue py PLY PLP 508 | 59 | Sikka Pemana Pf PL] PL | AL 509 | 60 | Sikka Sukun a 510 | ef | Sika Waring PR | PR | PR) PR 48 S11 | 62 | Sumba Barat Binanatu PLT PLY PLO] PL 512 | 63 | Sumba Barat Rua PL PLY PLT PL 313 | 64 | Sumba Barat Daya | Pero PL} PL PLS] PL Bia | 65 | Sumba Barat Daya | Waikelo PR] PR [PR | PR 515 | 66 | Sumba Tengah Hamboro PR [PR | PR | PR 516 | 67 | Sumba Timur Baing PLP PL, PLY PL 3i7_[ 68 | Sumba Timur Gonggt mL PLL PL 518 | 69 | Sumba Timur Peira Waingapu a 819 | 70 | Sumba Timur Pulau Salura Py PLL PL 320 | 7i_| Sumba Timur Waingapu PP | PP [PP | PP B21 Timor Tengah 72 | Selatan Boking PL} PL | PL | PL 322 Timor Tengah 73 | Selatan Kotbano PL | PR | PR | PR 523 | 74 | Timor Tengah Utara | Wint PP | P| PP | PP Provinsi : Kalimantan Barat 524 | 1 | Kayong Utara Karimata PR] PR | PR | PR 325 | 2 | Kayong Utara Te. Satai Py PL PLS PL 326 | 3 _| Kayong Utara ‘Sukadana mL} PL PLY PL 37 | 4 | Ketapang ‘ir Fitam PP) PP [PP | PP 528 | 5 | Ketapang Kendawangan PP | PP | PP | PP 329 | 6 | Ketapang Ketapang PP] PR BB] PP 530 | 7 | Ketapang Teluk Nelano/Teluk Batang PR | PP | PP | PP 331_| 8 | Kubu Raya Paloh/Sakura PP] PP [PP | PP 532 | 9 | Kabu Utara Singkawang PP [PP | PP | PP 333_| 10 | Kubu Utara Teluk Air PP | PP | PP | PP 334 | 47 | Pontianak Pontianak Pu | Pu | PU | PU 535. | 12 | Pontianak Mempawah PR | PR | PR | PR 336 [13 | Sambas Jaraju PR | PR [PR | PR 537 | 14 | Sambas Sambas PP | PP | PP | PP 338 | 15 | Sambas P| PP | PP | PP Provinsi : Kalimantan Tengah 539 | 1 | Barito Selatan Kelanis PR | PR | PR] PR 340 [2 | Barito Selatan Rangga lung PR [PR | PR | PR 347 | 3 | Kapuas Batanjung a 542 | 4 Kapuas Behaur Pf Pt | PLY PL 343 | 5 | Kapuas Kuala Kapuas PP PP [PP | PP 344 |~6 | Katingan Pegatan Nendawat PR [PR [PR | PR 50 545 | 7 | Kota Waringin Barat | Kumai PP | PP | PP) PP 546 | 8 | Kota Waringin Barat | Pangkalan Bun PP | PP | PP | PP ie Kota Waringin 9 | Timur Sampit pu | pu | pu | pu aaa Kota Waringin 10 | Timur Samuda pL | PL | PL Ea Kota Waringin 14 | Timur Bagendang pr | PR | PR | PR 550 | 12 | Palangkaraya Kereng Bengkiral PR-| PR | PR | PR 351 | 13 | Palangkaraya Teluk Sebangau PR | PR | PR | PR 352 | 14 | Palangkaraya Bukit Pinang PR] PR | PR | PR 353 | 15 | Pulang Pisau Pulang Pisau P| PP | PP | PP 354 | 16 | Seruyan Kuala Pembuang PR | PR | PR | PR 555. | 17 | Seruyan Teluk Sigintung/Seruyan PR | PP | PP | PP 356 | 18 | Sukamara Kuala Jelay BY Pe Pe] AL 557 | 19 | Sukamara Sukamara pp] PP | PP | PP Provinsi : Kalimantan Selatan 558] 1 | Banjarmasin Banjarmasin PUT PU | PU] PU 359 | 2 | Kotabaru Gunung Batu Besar a 560 | 3 | Kotabaru ‘Stagen PP | PP TPP] PP 561 | 4 | Kotabaru Kota Baru PP] PP | PP | PP 562 | 5 | Kotabare Sebukuy P| PP | PP {PP 563 | 6 | Kotabaru ‘ekar Putih PP | PP | PU] PU 364 | 7 | Kotabaru ‘Serongga/Tanjung Batu PR | PR | PR] PR 565 | 8 | Tanah Bumbu ‘Satui/Sel Danau PLP PLT PL] PL 366 | 9 | Tanah Bumbu ‘simp. Empat Batu Licin PP | PP | PP | PP 367_| 10 | Tanah Bumbu Pegatan PR | PR | PR] PR 368 [77 | Tanah Bumbu Sungai Loban PR | PR | PR | PR 369 | 12 | Tanah Laut Kintap Pe | PP | PP] PP 570 | 43 | Tanah Laut Pelaihari/Swarangan PP | PP | PP | PP S71 | 14 | Tanah Laut ‘Tanjung Dewa PR | PR | PR | PP Provinsi : Kalimantan Timur 572 | 1 | Balikpapan Balikpapan PU] PU | PU | PU 573_| 2 Balikpapan Kampung Baru Pe [PP PP [PP 5743 | Berau Talisayan PLY PLY PLY SPL 375 | 4 | Berau Tanjung Redep P| PP | PP YP 576 | 5 | Bontang thok Tuan PP | PP | PP | PP 377 | 6 | Bontang Tanjung Laut pp | PP | PP | PP 51 578 | 7 | Bulungan ‘Tanjung Selor PR] PR | PR | PR | * 579 | 8 | Kutai Kertanegara | Tanjung Santan PP] PP | PPT PP 580 | 9 | KutaiKertanegara | Kuala Semboja pe | PP | PP | PP 581 | 40 | Katai Kertanegara | Sebulu PR | PR | PR | PR 582 | 17 | Rotai Timur Sangatta PP | PP | PP] PPO 583 | 12 | Rutai Timor Waloy P| PP] PP] PP 584 | 13 | Ruta Timur Sangkatirang PR [PR | PR | PR 585 | 14 | Nunukan Nanukan PP | PP | PP) PP | 586 | 15 | Nunukan Sungai Nyamuk Be] PP PP] PP 387 | 16 | Paser Tanah Grogot PP | PP | PP] PP 588 | 17 | Paser Teluk Adang PP | PP | PP] PP ay Penajam Paser 18 | Utara Penajam Paser pp | pp | PP | PP 590 [79 | Samarinda Samarinda P| PP | PP] PP 597 | 20 | Tana Tidung Pulau Bunya PP pp |p | PP | 392 | 21 | Tana Tidung Sesayap re 593 | 22 | Tarakan Tarakan pe | PP | PP PP] Provinsi : Sulawesi Utara 594 | 1 |B. Mangodow Labuhan Uki PP] PP | PP) PP] a 5 Mangodow | 2_| Selatan ‘Motibagu pL} pe] pL | PL aa 5 ‘Mangodow 3 | Selatan Torosik PR | PR | PR | PR 597 | 4 |B. Nangodow Timur | Kotabunan Cr 598 | 5 | B. Nangodow Timur | Tutuyan - Jikoblanga PLP PLY PL) PL 599 | 6 |B, Mangodow Utara | Boroko mf Pt] PLT PL 600 [7 |B. Mangodow Utara | Tg. Sidupa PR | PR | PR | PR 601 | 8 | Bitung Air Tembaga PR | PR | PR | PR 602 | 9 | Bitung Bitung PU] PUP PUP 603/10 | Kep. Sangihe Bentung ma] Pe LOL 804 | 47 | Kep. Sangihe Bukide pL] PLP LL 605 | 42 | Kep. Sangihe Kahakitang a 606 | 43 | Kep. Sangihe Kalama a 807 | 44 | Kep. Sangihe Kawaliso mPa Pl) 808 | 15 | Kep. Sangihe Kawio PR [PR | PR | PR 609 | 48 | Kep. Sangihe Lipang PLP PL PLY AL 10_| 17 | Kep. Sangihe Makaleht PR | PR | PR | PR 6 | 18 | Kep. Sangine Warore mT PLY PR | PR 52 612 | 19 | Kep. Sangihe ‘matutuang PL] PL] PL | PL 13_| 20 | Kep. Sangihe Ngalipaeng a 14/2 | Kep. Sangine P, Beng Darat mL] PLY PL PL 615. | 22 | Kep. Sangihe P. Beng Laut my PLY PLY PL 616 | 23 | Kep. Sangihe: P. Mahangetang PL] PLY PL) PL Gi7_| 24 | Kep. Sangihe P, Tinakareng my PL LST PL 68 | 25 | Kep. Sangihe Pananaru Cr 619° | 26 | Kep. Sangihe Para pL} PLY PLY PL 620 27 | Kep. Sangine Petta PP | PP PP | PP 62i_| 28 | Kep. Sangihe Tahuna Pe | PP | PP] PU 622_| 29 | Kep. Sangihe Tamako PY PLY PLY PL 13 | 30 | Kep. Sitaro Biaro PL} PLY PL SY PL 624_| 31 | Kep. Sitaro Buhias ae a 15_| 32 | Kep. Sitaro P. Ruang my) PLY PLY PL 626 | 33 | Kep. Sitaro Pehe PL | PL | PR | PR 627-34 | Kep. Sitaro ‘Sawang PR] PR [PR | PR 18 | 35 | Kep. Sitaro Tagulandang PR | PR [PR] PR 629" | 36 | Kep. Sitaro Ulu Siau PLY PLY PL SY OL 630_| 37 | Kep. Talaud Beo PLY PLY PLY PL 63138 | Kep. Talaud Damao PL PL PLY PL 32_| 39 | Kep. Talaud Dapalan PL PLY PL YL 633 | 40 | Kep. Talaud Essang a 634-41 | Rep. Talaud Karatung BP | PP | PP | PP 635 a2 | Kep. Talaud Tinung PR | PR | PR | PR 636 | 43 | Kep. Talaud ‘Mangarang a 637_| 44 | Kep. Talaud ‘Marampit PL} PL | PR | PR 638-| 45 | Kep. Talaud Welangoane PL PL | PR | PR 639-46 | Kep. Talaud ‘iangas PP} PP PP) PP 640__| 47 | Kep. Talaud Rainis Co G4T_| 48 | Kep. Talaud Gemeh a 642_| 49 | Kep.Talaud Tntata my Pe LOL 643 | 50 | Kep.Talaud Kakorotan PR | PR | PR | PR 644_| 51 | Manado Manado PP_| PP | PP) PP 645 | 52 | Manado P. Wanado Tua rn 646 | 53 | Minahasa Kora Kora PY PLL @47_| 54 | Minahasa Tanawangko pe] PLT PLOY CPL 648/55 | Minahasa Selatan | Amurang PL PL | PR | PR @47_| 56 | Minahasa Tenggara | Belang PR [PR | PR | PR 53 650 | 57 [Minahasa Tenggara | Tumbak PLY PL Ly PL 651_| 58 | Minahasa Utara | Bangka a PT 652 | 59 | Minahasa Utara | Ganga pL) PL PLP 653 | 60 | Minahasa Utara | Kema PL PLL 654] 61 | Minahasa Utara Gkupang a 655 | 62 | Minahasa Utara | Montehage PLT PLY PLY PL 656 | 63 | Minahasa Utara | Mante/Likupang Barat PR} PR | PR | PR 57 | 64 | Minahasa Utara | Nain PL PLY PLY €58 | 65 | Minahasa Utara | Talise a 59 | 66 | Minahasa Utara | Wort pL PLP PL PL Provinsi : Gorontalo 660 | 1 | Boalemo Tilamuta PR | PR | PP] PP 61 | 2 | Boalemo ‘Wongosart rr 662 | 3 | Gorontalo Gorontalo pp] PP | PPL PP 663 | 4 | Gorontalo Utara | Anggrek pp] PP) PU PU 664 | 5 | Gorontalo Utara | Gentuma PL PLL PL 65 | 6 | Gorontalo Utara | Kwandang PP} PP) PP) PP 666 | 7 | Gorontalo Utara | Tolinggula PL [PL] PR | PR 67} 8 | Pohuwato Bumbulan PR] PR | PP PP 668 | 9 | Pohuwato Lemita a a 69 [10 | Pohuwato ‘arisa PPL PL 670_| 44 | Pohuwato Popayato a Provinsi : Sulawesi Barat 67 | 1 | Majene ‘Majene PR | PR | PP | PP 672 | 2 | Majene alunda rm AP AL PL 73 | 3 | Majene Palipt PL_[ PR PR [PR 674 | 4 | Majene Pamboaiig PLP PLP PLY 675 | 5 | Majene Sendana a PL LS PL 676 | 6 | Mamuju “Ambo mf PL LST PL 677 | 7 | Mamuju Belang Belang PP | PU | PU) PU 678 | 8 | Mamuju Budong-Budong mw) AL] AL | PL 679 | 9 | Mamuju Kaiuker a a 680_| 10 | Mamuju mamuja PP TPP | PB | PP 6ai | it | Mamuju Poongpongan pL LL 68 [42 | Mamuju Salisingan PPL LPL 683 | 43 | Mamuju Sampaga mL] PL LPL 684 | 14 | Mamuju Tappalang a 685 | 45 | Mamuju Utara Bambaloka Cn 686 | 16 | Mamuju Utara Pasang Kayu PLy PR | PR | PR 687 | 17 | Polewali Mandar | Campataglang Pf PL] PL | AL 688 | 18 | Polewali Mandar | Tanjung Silopo/Polewali PR | PR [PP | PP 689_| 19 | Polewall Mandar | Tinambung pL} PL PLY PL Provinsi : Sulawesi Tengah 690 | 7 | Banggat Bunta PR] PR | PR | PR oH | 2 | Banggat Tuwuk PP] PP | PP | PP 62 | 3_| Bangeai Pagimana PP | PP [PP | PP 33 | 4 | Banggat Tangkiang P| PP PP | PP 694 | 3 | Banggai Kepulauan_| Alasan a a 695 | 6 | Banggai Kepulauan | Bakalan PP PLP PL] 696 | 7 | Banggat Kepulauan | Banggai PP) PP | PP | PP 637 | 8 | Banggat Kepulauan | Batangono a 698 | 9 | Banggai Kepulauan | Boloan mp PLY PLY 699/10 | Banggai Keputauan | Boyomoute a 700 | 47 | Banggai Kepulauan | Bulagi PLP PLY PLY PL 701 | 42 | Banggai Kepulauan | Bulungkobit a a 7O2_| 13 | Banggai Kepulavan | Bungin (iI) a a 703 | 44 | Banggai Kepulauan | Bungin (iv) a 704_| 45 | Banggai Kepuiauan | Dodung a 705 | 16 | Banggai Kepulauan | Gasuang a 706 | 17 | Banggai Kepulauan | Gonggong a ToT | 18 | Banggai Kepulavan_| Kalumbatan a 708 | 49 | Banggai Kepulauan | Kalupapi PY PLY PLL 709 | 20 | Banggai Kepulauan | Kapela oe 7i0_| 21 | Banggai Kepulauan | Kasuart mL] PL] PLT PL Tit | 2 | Banggai Kepulauan | Kaukes a 7i2_| 23 | Banggai Kepulauan | Kindandat PL | PL PL PL 743_| 24 | Banggai Kepulauan | Kokondang (il) pL f PLOY PLT PL 7i4_| 75 | Banggai Kepulauan | Komba-Komba ey PLP PL] PL 7i5 | 26 | Banggai Kepulauan | Lalengan PP PLT ALS PL 716 | 27 | Banggai Kepulavan | Lalong P| PLT PL] PL 7i7_| 26 | Banggai Kepulavan_| Lampio (UI) a 7ié_| 29 | Banggai Kepulauan | Lantibun mf mp A 79 | 30 | Banggai Kenulauan | Liana Banggat PLY PLL 720_[ 31 | Banggai Kepulauan | Liang mL PLY LST PL 7i_| 32 | Banggai Kepulauan | Lipulatongo a 7iz_| 33 | Banggat Kepulauan | Lokotoy wp mT PL] PL 55 723 | 34 | Banggai Kepulauan | Lolantang PLP PLT PL S| PL. 724 |"35 | Banggai Keputauan | Cambitumbia Pe PL LL 725__| 36 | Banggai Kepulauan | Lupamenteng PLP PL] PL) PL 726 | 37 | Banggai Kepulauan_| Mansalean py PL] LPL 7a7_| 38 | Banggai Kepulavan | Matanga PL PLY PL | AL 728 | 39 | Banggai Kepulauan | Mbeleang Cr 729-_| 40 | Banggai Kepulauan | Mbuang-Mbuang BL | PLP PLY PL 730_| 41 | Banggai Kepulauan | Naindibung PL | PLOT PLOY PL 73i_| a2 | Banggai Kepulauan | Oluno or 732_| 43 | Banggai Kepulauan | Padingtian PP PL PL] PL 733_| 4 | Banggai Kepulauan | Paisubebe P| PLT PL] PL 734_| 43 | Banggai Kepulauan | Paisulamo a 735 | 46 | Banggai Kepulauan | Palapat ma) PP LY AL 736 | 47 | Banggei Kepulauan | Panapat aa ee] ‘737_| 48 | Banggai Kepulauan_| Panapat/Dendek PLP PLY PLY PL 738 | 49 | Banggai Kepulavan | Panapat/Konalu pe PLT PLT PL 739 | 50 | Banggai Kepulauan | Panapat/Mandel a 740 |5i | Banggai Kepulauan | Ponding - Ponding a 7ai_| 52 | Banggai Kepulauan | Popist PL] PLY FL | AL 742 | 53 | Banggai Kepulauan | Posisi/Banggai Cr 743_| 54 | Banggai Kepulauan | Sabang/P. Peleng PL PLY PLY PL 744_| 55 | Banggai Kepulauan | Salakan PR | PR | PR | PR 745__| 56 | Banggai Kepulauan | Salakan (ll) a a 746 | 57 | Banggai Kepulauan | Sasabobok ar 7aT_| 58 | Banggai Kepulauan | Sonit (Il) pL} PLT PLC) PL 748 | 59 | Banggai Kepulauan | Tabulan PL PL PL 749 | 60 | Banggai Kepulauan | Tadono a 750° | 61 | Banggai Kepulauan | Talas af PL PLY PL 75i_| 62 | Banggai Kepulauan | Tataba PLP PL PLY 752_| 63 | Banggai Kepulauan | Tebing PL PL LP 753 | 64 | Banggai Kepulauan | Timpaus PP PL PLY PL 754 [65 | Banggai Kepulauan | Tinakin Laut PLP PL] PLY PL 755 | 66 | Banggai Kepulauan | Tinangkung a 756 | 67 | Banggai Kepulauan | Togong Sagu PLP PL) PLY PL 757 | 68 | Banggai Kepulauan | Tolulos PPL PLY PL 758_| 69 | Banggai Kepulauan | Toropot PLP PL PLY PL 759 | 70 | Buot Kumaligon a 760 | 71 | Buol Teok PR | PR | PP [PP 61 | 72 | Buot Lokodidi PR | PR | PP | PP 7é6z_| 73 | Buol Palele P| PLY PLY PL 763 | 74 | Donggala Donggala P| PP [PP] PP 764 | 75 | Donggala ‘Ogoamnas PR | PR | PP | PP 765_| 76 | Donggala Sabang PR} PR] PP] PP 766 | 77 | Donggala Want PP PP | PP | PP 767 | 78 | Norowali Baturube a 768_| 79 | Morowali Bungke PP | PP | PP | PP 769_| 80 | Morowalt Kolonedale PP | PP_[ PP | PP 770_| 81 | Morowalt Wena a TH | 82 | Morowalt ‘Sambalagi PR [PR | PR | PR 77E_| 83 | Morowalt Wosu PP | PP | PP | PP 773_| 84 | Palu Pantoloan PU | PU | PU | PU 774_| 85 | Parigi Moutong TRoutong a 775_| 86 | Parigi Moutong Parigi PR [PR | PR | PR 776 | 87 | Poso Poso PP] PP [FP | PP 777 | 88 | Tojo Una-Una ‘antangish PPL LT AL 778 | 89 | Tojo Una-Una Popolit Co 779_| 90 | Tojo Una-Una ‘Ampana PP} PP | PP) PP 780 | 94 | Tojo Una-Una Wakat a Tei | 9 | Toli-Tot ‘Ogotua wm] PLP PL PL 782_| 93 | Toli-Toti Toli-toli PP} PP [PP] PP Provinsi : Sulawesi Tenggara 783 | 1 | Bau-Bau Bau-Bau/Marhum PP] PP | PP | PP 784-2 | Bombana Boepinang a 785 | 3 | Bombana Dongkala PP PL PLS] PL 786 | 4 | Bombana Kasipute a 787 | 5 | Bombana ‘Siketi PL [PL] PR | PR 788 | 6 | Bombana Wamengkoli PLP PL | PLY PL 789 | 7 | Buton Banabungi PR [PR | PR | PR 790 | 8 | Buton Tasalimu pL PL 71 | 9 | Buton Tawele PP PL PLY PL 792 | 10 | Buton Siompu a a 793/17 | Buton Talaga Raya eS 794_| 12 | Buton Utara Buranga a a 798 | 13 | Buton Utara Freke PR | PR | PR | PR 796 | 14 | Buton Utara Tabuhan Belanda na 7745 | Kendari Kendari PP | PP | PP) PP 87 798 | 16 | Kendari Bungkutoko PP} PP | PP) OPP 79917 | Konawe Tangara a ‘80018 | Konawe Munse a 80119 | Kolaka Dawi-dawi PL) PLY PLT 802 | 20 | Kolaka Kolaka PP | BB | PP | PP 803 | 21 | Kolaka Wollo a 804 | 22 | Koiaka Pomalaa PR PR | PP |) PP 805 | 23 | Kolaka Rante Angin PR | PR [PR | PR 806 | 24 | Kolaka Tangke Tada a 807 | 25 | Kolaka Toari a ‘BOB | 26 | Kolaka ‘Malombo PL] PL | PLO] PL 809 | 27 | Kolaka Utara Tasustia a B10 | 28 | Koiaka Utara Oio-ol0ho PR] PR | PR | PR B17 | 29 | Kolaka Utara Watunoha PP | PP | PP | PP 12 | 30 | Konawe Selatan] Torobulu ne 813 | 31 | Konawe Selatan | Lapuko PR | PR | PR | PR 14 _| 32 | Konawe Utara ‘Matarape PL | PLT PLT PL 15 | 33 | Konawe Utara Tameluri PL PLL TPL B16 | 34 | Konawe Utara ‘Molawe a 817 | 35 | Muna ‘Malingano pe Pe | LS] PL 818 | 36 | Muna Raha PP] PP | pP | BP wT | a7 | Wana Tampo PLY PLY PL SYP 820 | 38} Wakatob Kaledupa PR | PR | PR | PR 821_| 39 | Wakatobi Papalia a 822 | 40 | Wakatobi Waha/Usuku a 823 | 47 | Wakatobi Wanci Be [PP | PP | PP Provinsi : Sulawesi Selatan 824 | 1 | Bantaeng Bantaeng/Bonthain PL] PL | PLY PL 825 [2 | Baru ‘Awarange/Barru PP | PP] PP | PP a6 | 3 | Barra Tabuange a a7 | 4 | Baru Pancana rs ws | 5 | Bara Garongkong BP [PP | PP | PP 89 | 6 | Bone Bajoe PP) PP} PP] PP B30 | 7 | Bone Barebba/Kading a B31 | 8 | Bone Lapangkong/Salameko a 832 | 9 | Bone Pattirobajo PR | PR | PR | PR B33 | 10 | Bone Toju-Taye PR | PR | PR} PR 334 | 17 | Bone Uloe P| PLP YL 835 | 12 | Bone Waltuo PL PLY PL 836 | 73 | Bone Cenrana mA PP] PL 337 [ 14 | Bulukumba Bira/Tanah Beru Pm) Lf PLY PL 838 | 75 | Bulukumba Bulukamba/Lappee PP) PP | PP | PP 339 | 76 | Bulukumba Kajang mw) PP LT PL 840 | 17 | Jeneponto Jeneponto/Bunging PR) PR | PR | PR aT | 78 | Lows Tarompong PY PPL PL e279 | Laws Ulo-Uio/Beiopa a B43 [20 | Lawa Timur Tampia PR | PR [PR | PR 84427 | Lown Timur ‘alll BP) PP [PP | PP 845/22 | Lawe Timur Wotu on 84623 | Lowe Utara Cappasalo a 84724 | Caw Utara ‘munte PLT PLP PLY PL 848 | 25 | Makasar ‘Makassar Puy Pu | PUY PU 49_| 26 | Makasar Paotere PP} PP [PP | PP 350_| 27 | Palopo Patopo7Tg. Ringgit PP] PP | PB | PP 351 Pangkajene ae 28 | Kepulauan Biringkasi pr | pR | pp | PP 852 Pangkajene 29 | Kepulauan ‘Maccini Baji pL] PL] PL | PL 33 Pangkajene 30 | Keputauan P. Balang Lompo pL} pL PL] PL 354 Pangkajene 31 | Keputauan P. Balo Babang pL} PL] PL] PL 855 Pangkajene 32 | Kepulauan P, Kalukalukuang PL} PL PL. 356 Pangkajene 33 | Keputauan P. Pangkajene on 357 Pangkajene 34 | Keputauan P. Sabutung pL} pL | pL | PL 358 Pangkajene 35 | Kepulauan P, Sailus PLT pe] mL | PL 359 Pangkajene 36 | Keputauan P, Sapuka pL of pL | pL | PL 860 | 37 | Pare-pare Capa Ujung pe | PP | PP | PP B61 | 38 | Pare-pare Pare-Pare/Nusantara PP | PP | PP TP B62_| 39 | Pinrang Tangnga a 863_| 40 | Pinrang Marabombang PR | PR | PR | PR 64_| AT | Pinrang ‘Ujung Lero a 65 | 42 | Selayar “Appatana PLL LL 59 866 | 43 | Selayar P. Batang Mata PLY PLY PLO PL 367 _| 44 | Selayar P. Biropa wm] Af Pl] PL 868 (45 | Selayar P. Bone Lone a 369 | 46 | Selayar P. Bonerate Cr 870_| 47 | Selayar B. Jampea PR | PR [PR | PR 71 | 48 | Selayar P. Jinato a AP ALY PL 872 | 49 | Selayar P. Kalatoa mw) AP PLY PL 873 | 50 | Selayar P. Kayuadi Ch 374 | 57 | Selayar P. Padang wT Af PL] PL 875 | 52 | Selayar P. Rajuni wf] PL 876 | 53 | Selayar Pamatata PR | PR | PP | PP 877 | 34 | Selayar ‘Selayar/Benteng/Rauf Rahman PP | PP [PP] _PP 878 [55 | Sinjat P. Burung Leo a 879 | 56 | Sinjai P. Kambuno a 880 | 57 | Sinjai ‘Sinjai/Larea-rea PP] PP | PP | PP 881 | 58 | Takalar Galesong/Takalar PR | PR [PR] PR 882 [59 | Takalar B.Tanakeke a 883 | 60 | Wajo Danggae a 3a4_| 61 | Wajo Doping a 885 | 62 | Wajo Jalang/Cendrane PR | PR | PR | PR 386 | 63 | Wajo ‘Siwa/Bangsalae PR | PR | PR | PR Provinsi : Maluku Utara 887 | 1 | Halmahera Barat | Bataka a 388 | 2 | Halmahera Barat | Bobane igo wm) Af PL] PL 889 | 3 | Halmahera Barat | Ibu Ca 350 | 4 | Halmahera Barat | Jailoto PR | PR | PR | PR 897 | 5 | Halmahera Barat | Kedi/Loloda mw | Pf PL] PL 392 | 6 | Halmahera Barat | Matul PR | PR | PR | PR 893 | 7 | Halmahera Barat — | Sidangolt a LP LCP PL 894 [8 | Hlalmahera Barat | Susupu mw | Pf P| Pl 395 | 9 | Halmahera Selatan | Babang/Labuha pe | PP | PU | PU 396 | 10 | Halmahera Selatan | Bajo a Pe PL 897 | Ti | Halmahera Selatan | Belang-Belang mf ALT PLT PL 398 | 72 | Halmahera Selatan | Bibinoy a 899 [73 | Halmahera Selatan | Bisut mf PLP PL 900°] 74 | Halmahera Selatan | Busua PL] PL | PL | PL 901 | 75 | Halmahera Selatan | Dolik PLP PL | PL] PL 902 | 76 | Falmanera Selatan | Doro Ca 903 | 17 | Halmahera Selatan | Dowora aA] PL) PL) PL 904 [78 | Halmahera Selatan | Fulai a 905 | 19 | Halmahera Selatan | Gane Dalam Cr 906 | 20 | Halmahera Selatan | Geti Lama a ‘907 | 21 | almahera Selatan_| Guruaping Kayoa a 908 | 22 | Halmahera Selatan | Indari a ‘909 [23 | Halmanera Selatan | Indong a 910 | 24 | almanera Selatan | Kawast mp mT P| PL 911_| 25 | Halmahera Selatan | Kelo on 912 [26 | Halmahera Selatan | Kotiei a 913-27 | Halmahera Selatan_| Kukupang PLY PLY PL) 914 | 26 | Halmahera Selatan | Kupal my PT PL] PL 915 | 29 | Malmahera Selatan | Labuha a a 316 | 30 | Halmahera Selatan | Laiwut PR | PP | PP | PP 917 | 34 | Halmanera Selatan | Laluin PO} PLY PL] PL 918 | 32 | Halmahera Selatan | Lataclata PLP PL PLP ‘919 | 33 | Malmahera Selatan | Lelei a 920_| 34 | Halmahera Selatan | Loteo Jaya Cr 921 | 35 | Halmahera Selatan | Loleo Ob | PLT PL] PL ‘922 | 36 | Halmahera Selatan | Mata PR [PR | PP | PP ‘923_| 37 | Malmahera Selatan | Makian ma | Lf PL] PL ‘924 | 38 | Halmahera Selatan | Mandopolo/Jojame Cr ‘925_| 39" | Halmahera Selatan | Manu/Gamamu mPa AL 926 | 40 | Halmahera Selatan | Nang Kokotu ma) AP mY PL 927 | 41 | Halmahera Selatan | Nusa Ra Cr ‘928 | 42 | Halmahera Selatan | Obitatu PR | PR [PR | PR 929 | 43 | Halmahera Selatan | Palamea ( s 930_| 44 | Halmahera Selatan | Pasipalele or a 931 | 45 | Halmahera Selatan | Petita a ‘932_| 46 | Halmahera Selatan | Pigaraja a AP ALY PL 933_| 47 | Halmahera Selatan | Posi-Posi Gane a ‘934 | 48 | Halmahera Selatan | Pulau Kayoa mf Pf mY PL 935. | 49 | Halmahera Selatan | Pulau Tapa mL] Pf | PL 936 | 50 | Halmahera Selatan | Pulau Widi a 937 [51 | Halmahera Selatan | Saketa a a 938 | 57 | Halmanera Selatan | Samo a 939 | 53 | Halmahera Selatan | Sum a 940 [54 | Falmahera Selatan | Tagono Cr 6 941 | 55 | Halmahera Selatan | Taneti PL] PLO PLOY PL. ‘942_| 56 | Halmahera Selatan | Tawa BY Pe PLP ‘943 | 57 | Halmahera Selatan | Wayaloar PL | PR | PR | PR ‘944 | 58 | Halmahera Selatan | Wayauwa ma | PLY PL CY PL ‘945_| 59 | Halmahera Selatan | Wost Af PC] PL | PL ‘94660 | Halmahera Selatan [Yaba PL PPL PLY PL ‘947 | i | Halmahera Tengah | Banemo a 948 | 62 | Halmahera Tengah | Gemnia on 949 | 63 | Halmanera Tengah | Mesa PP PLY PLY AL 950 | 64 | Halmahera Tengah |. Gebe a 951 | 65 | Halmahera Tengah | Paniti od 952 | 66 | Halmahera Tengah | Patani a 953 | 67 | Halmanera Tengah | Tapaleo a 954 _| 68 | Halmahera Tengah | Weda PR [PR | PR | PR 955 | 69 | Halmahera Tengah | Sepo Pf PLT PLS] PL 956° | 70 | Halmahera Timur | Bicol PR [PR | PR | PR 957 [77 | Ralmanera Timur | Bult PR [PR | PR | PR 958 | 72 | Halmahera Timur | Dorosagu a 959 | 73 | Halmahera Timur | Lolasita a a 960 | 74 | Halmahera Timur | Maba Pura a 961 | 75 | Halmahera Timur | Manitingting PR [PR [PR | PR 962 | 76 | Halmahera Timur | Patilean/Miyat a 363 | 77 | Halmahera Timur | Akelamo mf Af PC] 964 | 78 | Halmahera Timur | Subaim/Wasile a 965_| 79 | Halmahera Utara | Asmiro Cr a 966" | 80 | Halmahera Utara | Bataka a 967 | 81 | Halmahera Utara | Bobane igo ma) AP AY PL 968 | 62 | Halmahera Utara | Cera a 969 | 83 | Halmahera Utara | Dama py ef PLY PL ‘970 | 84 | Malmahera Utara | Daru mw | Af P| PL ‘971 | 85 | Halmahera Utara | Dedeta wm RP PY PL ‘972 | 86 | Halmahera Utara | Dorume mw | mf mY PL 973 | 87 | Halmahera Utara | Galela PL] PL | PR | PR 974 | @8 | Halmahera Utara [Gist PLP PLY PL] PL 975 | 89 | Halmahera Utara | Gonga Ca 976 | 90 | Halmahera Utara | Gurua PLP Pe PLY PL 977 | 91 | Halmahera Utara | Kakara PLP PLT PLY PL 978 | 92 | Halmahera Utara | Kao PLP PLP PL] PL 2 979 | 93 | Halmahera Utara | Kupa-Kupa Py PL PLS PL 980 [94 |Halmahera Utara | Ngajam a 981 | 95 | Halmahera Utara | Pacao mf PL PL) PL 982 | 96 | Halmahera Utara | Salimuli dn 983 | 97 | Halmanera Utara | Sopu Pf PLY PL] AL 984 | 98 | Halmahera Utara | Tobelo PP | PP | PU) PU 985 | 99 | Halmahera Utara | Totonuo Pp | PL LPL 986 | 100 | Halmanera Utara — | Tupu-tupu a 987 | 101 | Halmanera Utara | Tutumaleo Pf PLY PL | PL ‘988 | 102 | Kepulauan Sula Bapenu pL | PL SY PLY PL ‘989 | 703 | Kepulauan Sula Baruakot a 990_| 104) Keputauan Sula Bobong PR | PR [PR] PR ‘991 [705 | Kepulauan Sula Dofa PL PLY PLY PL 992 | 106 | Kepulauan Sula Falabisahaya PR] PR [PP | PP 993_| 107 | Keputauan Sula Fuata my PLT PL] PL 994 | 708 | Kepulauan Sula Gala PR} PR] PR | PR 995/109 | Kepulauan Sula | Jorjoga a 996 | 770 | Kepulauan Sula Kabau a 997_| 117 | Kepulauan Sula Tede PLP PLY PLY PL 998 | 772 | Kepulauan Sula Toseng PLP PL] PLY 999. | 113 | Kepulauan Sula Maitina a 7000 | 774 | Kepulauan Sula Malbuta a 1001 | 775 | Keputauan Sula | Negele PLP PLY PL] PL 7002 | 746 | Kepatauan Sota Pas Ipa PLT PLY PL) PL 1003 717 | Kepulauan Sula Pen a 7004 | 778 | Kepuiauan Sula Samuya PL] PL] FL] AL 005 | 179 | Kepulauan Sita Sanana PR] PR [PR | PR 7006 | 420 | Kepulauan Sula | Tikong PR | PR | PR | PR 1007 [127 | Kepulauan Sula | Tolonuo pe] PLT PLP PL 7008 [722 | Pulau Morotat Bere - Bere mf PLP PL] PL 7009 [723 | Pulau Norotat Daruba PR) PR | PR | PR TO10 | 724 | Pulau Morotai Posi-Posi mp AP PL] PL TOIT | 725 | Pulau Morotai Sopi a {012 | 726 | Pulau Morotat Wayabula PP [PP | PP] PP 1013 | 127 | Ternate ‘Armada Semut Manga Dua Pw PL] 7014 | 728 | Ternate Bastiong PR | PR | PR | PR 7015 | 729 | Ternate Dufa-Dufa ap mf | 4016 | 130 | Ternate Hirt mY LP PL] 68 1017 | 131 | Ternate Maya PLP PL] PL | PL Tis | 732 | Ternate Mott 4019 | 133 | Ternate Sulamadaha PP PL PL) PL 7020 | 734 | Ternate Temate/A.Yani Pu | PU | PU | PU i027 | 435 | Temnate Tifure on 1022 | 136 | Tidore Kepulauan | Galala Oba ew] PP PL PL 1023 | 137 | Tidore Keputauan” | Gita/Payahe PR | PR [PR | PR 1024 | 138 | Tidore Kepulauan | Guruaping Oba PR | PR | PR | PR 1025 [739 | Tidore Kepulauan | Leoleo Oba on 7026 | 740 | Tidore Kepulauan | Lola Py PLP PL] PL 1027 | 747 | Tidore Kepulauan | Lola Oba P| PLP PLY PL 7028 | 142 | Tidore Kepulauan | Loleo a 1029 | 143 | Tidore Kepulauan | Maldi/Lifofa a 7030 | 144 | Tidore Kepulauan | Maitara PLP PLY PLY PL 1031 | 745 | Tidore Kepulauan | Mangole PR | PR | PP | PP 1032 | 146 | Tidore Keputauan | Ware a 4033 | 147 | Tidore Kepulauan | Rum mf PL LPL 1034 | 148 | Tidore Kepulauan | Soasio/Goto PR | PR | PR | PR 4035 | 749 | Tidore Kepulauan | Sofifr Be | PP] PP | PP 7036 | 750 | Tidore Kepulauan | Somahode PLP PL] PL] PL 4037 | 154 | Tidore Kepulauan | Galala PLY PL PLY PL Provinsi = Maluku 7038 | 7 | Ambon “Ambon PU] PU | PU | PU 7039 | 2 | Baru Bilorro ma] PL | OL 7040 [3 | Burw Ttath pL | PLP LY PL 704 | 4 | Bur Namlea P| PP PP | PP 70a | 5p Bure Wapiau a a 7043 | 6 | Buru Selatan ‘ir Buaya a) RPT PL 7044 | 7 | Buru Selatan “Ambatau a 7045 | 8 | Buru Selatan Fogi PR) PR™| PR | PR 7046 | 9 | Buru Selatan Teksula PR | PR | PR | PR 7047 | 70 | Buru Selatan Namrole PR | PR | PR | PR 7048 [77 | Guru Selatan Tifa ma RP LP 7049 | 42 | Boru Selatan Wamsist rh 7050 | 73 | Kepulauan Ara Batu Goyang/Kalar-Kalar PP | PP PP] PP TOT | 14 | Repulauan Aru Dobo PP [PP PP | PP 7052 | 75 | Maluku Barat Daya | Lirang PLP Lf PL] PL 7053 | 16 | Maluku Barat Daya | Dawera/Dawelor mp PL (054 | 17 | Maluku Barat Daya | Hila/Romang Py ee) PL | PL TOs | 78 | Mature Barat Daya Twak PR] PR] PR] PR 7056 | 19 | Maluku Barat Daya —| Kaiwatu/Moa BA 7057 | 20°] Maluku Barat Daya] Marsela a 7055 | Ti] Maluku Barat Daya | Serwara PC] PLP PLL TOS | 22 | Malu Barat Daya | Tepa PR[ PR] PR] PR 7080 | 25 | Maluku Barat Daya | Wonrell PR [PR] PR] PR Toet | 24 | Maluka Barat Daya | Walur a 706? | 25} Maluku Tengah Amanat PPP) 7083 | 6 | Maluku Tengah | Banda Naira ee] BP} PB] PP i064} 27 | Maluku Tengah | Hitw os 7085 | 78 | Watuka Tengah | Kesul | BLA 1066 | 29 | Watuka Tengah | Kobisonta a 7067 | 30 | Maluku Tengah | Saparua/Haria OBL 7065 | 31] Maluku Tengah | Tuleha Fe] PP} PP] PP 7069" | 32] Maluku Tengah | Wahat PR] PR} PR] PR 7070 | 33 | Watuka Tengah | Kabisadar PR [PR] PR] PR Tort | 34 Watuku Tengah | Wolu pf BCP PL] PL TO7E | 35 | Maluka Tenggara | Elat PLP PEP 7073 | 36 | Maluku Tenggara | Kur PC] PL] PL] PL 7074 | 37 Watutas Tenggara | Tehoru POPE am ‘Malaka Tenggara 38 | Barat Adautt pe] pe | pL] pL ae Maluku Tenggara 39 | Barat Larat po] pL | PL] PL ae Maluku Tenggara 40 | Barat Mahateta pe] pe] pL | rea Maluku Tenggara 44 | Barat Saumlaki pp | pp | pp | PP Taluka Tenggara 1079 | 42 | Barat i Seta pe} pL | pL | oe Talular Tenggara 1080 | 43 | Barat TF sera pL] pL | PL | PL 0a | 44 | Seram Bagian Timur | Berne FL] PLP] PL 7082 | 45 | Seram Bagian Timur | Bula PP] P| PP | PP 708s |-46 | Seram Bagian Timur | Geser a Oat [a7] Seramn Bagian Garat_| Hat Piru PR] BR | PP] PP 7085 | a8 | Seram Bagian Barat | Kairatu FL] 7086 | a9 | Seram Bagian Garat_| Watalora/Ondor PoP 65 1087 | 50 | Seram Bagian Barat | Lakor PLP PL] PLS) OPL. 108 | 51 | Seram Bagian Barat | Larokis a 1089 | 52 | Seram Bagian Barat | Loxki a 7090 | 53 | Seram Bagian Barat | Manipa or 1097 | 54 | Seram Bagian Barat | Pelita Jaya PLP PLY AL] AL 1092 | 55 | Seram Bagian Barat | Taniwel mY Pe 1093 | 56 | Seram Bagian Barat | Toyando on 1094 | 57 | Seram Bagian Barat | Walley PL Pty PLY ORL 1095 | 5B | Seram Bagian Barat_| Waimeteng Pir PLP PL PLY PL 1096 | 59 | Seram Bagian Barat | Waisala [a a 1097 | 60 | Seram Bagian Barat | Waisarisa PLP PLY PL] PL 1098 | 67 | Seram Bagian Barat | Upisera mL) PLT LS PL 1099 | 62 | Tual Tual PP | PP] PP | PP Provinsi : Papua Barat 7100 | 7 | Fak-fak Bomberat Py PL] PLS] PL 1101 | 2 | Fak-tak Fak-fak PP | PP | PP | PP Ti02 | 3 | Fak-fak Karas a a 7703 | 4 | Fak-fak Kokas PL] PL | PR [PR 1104 | 5 | Fak-fak Sagan PLP PL] PLY PL 7105 | 6 | Fak-fak Selasi a PP AP AL 1106 | 7_| Fak-fak Weti mL AP 7107 | 8 | Kaimana Adaya mf PT A | 7708 | 9 | Kaimana Etna Be [PP PPT PP 1109 | 10 | Kaimana Kaimana Ppp PP | PP T0-| 71 | Raimana Kanoka PL PL LSP Tit | 2 | Keimana Tobo PL PLL YL iWi2 | 73 | Keimana P. Adit a a 1113 | 14 | Keimana Senini pL] PL LPP Tit4 [75 | Kaimana Susana PLP PLY PLT OL THis | 76 | Manokwari “Manokwari P| PP | PP | PP 1176 | 77 | Manokwari ‘Oransbari PL | PL | PR | PR 1117 | 18 | Manokwart Ransiki PL PLT PLT PL 7178 [79 | Raja Ampat Fatanlap oe 7119 | 20 | Raja Ampat Kabare mL ALY PL 1120 | 21 | Raja Ampat Kalobo mw; PP PY PL Ti2t | 22 | Raja Ampat ailolof PLP PL Pe Tia | 73 Raja Ampat ‘Saonek PL | PL | PR | PR 1123 [24 | Raja Ampat Pam PL} PLP PL PL 1124 | 25 | Raja Ampat Waigama PP | PP | PP | PP 7125 | 26 | Sorong Wakbon a] PP AL 7126 | 27 | Sorong Wega pL PLL PL 7127 | 28 | Sorong. ‘Muarana PLP PL PLY PL 1128 | 29 | Sorong Kasim a 1129 | 30 | Sorong ijamano 1730 | 31 | Sorong Salawatt PL] PL LS PL 1131 | 32 | Sorong Seget ma PP A PL 1132 | 33 | Sorong Sele PL f PL] PLY PL 1433 | 34 | Sorong Sorang Po | PU} PU | PU 7134 | 35 | Sorong ‘Arar PP) PP | PP | PP 1135 | 36 | Sorong Selatan Tnawatan P| PP | PP | PP 7136 | 37 | Sorong Selatan Konda on 7137 | 38 | Sorong Selatan Taminabuan P| PP | PP [PP 1138 [39 | Tambrauw Saukorem PLY PL LPL 1139 | 40 | Tambrauw Sausapor a 140 | 44 | Telok Bintuni ‘Arandai P| PP | PP | PP Tia | a2 | Teluk Bintunt Babo pp | PP | PP | BP Tia | 43 | Teluk Bintan Bintani PP [PP | PP | PP 1143 | 44 [Teluk Wondana | Wasior PP] PP PP] PP 1144 | 45 | Teluk Wondana | Windesi PP) PP | PP | PP Provinsi : Papua i145 | 1 | Asmat ‘Agats PP] PP | PP | PP 7148 | 2 | Asmat Aisy a i147 | 3 | Asmat Jipawer re 7148 | 4 | Asmat Kamur PL pL PL] PL 1149 | 5 | Asmat Pirimapun od 1150 | 6 | Asmat Sawaerina PLP LT PL] PL its | 7 | Asmat Yamas PL [PLS LPL Tisz | 8 | Asmat Yaosakor PL pL] PL] PL 1153 | 9 | Biak Numfor Biak PPP PU | PU 1154 | 70 | Biak Numfor Bosnik Py PL | PL] PL 7158 | 17 | Biak Numfor Insobabt mA a 7156 | 72 | Biak Numfor Korem PP PLT PLY PL 1157 | 13 | Biak Numfor 7. Mapia mL] PL] ALY PL 4158: | 14 | Biak Numfor Manggari PLT Lf PL] PL 1159 | 15 | Blak Numfor Masram PL PLL PL 1160 | 16 | Blak Numfor Padaido PL] PL, LS PL 67 1161 | 17 | Biak Numfor Saribi PL] PL PLOY PL. 7162 | 18 | Biak Numfor ‘Sowek a a AP AL T163 | 19 | Biak Numfor Warde mw | A} PC] PL 1164 | 20 | Biak Numfor Warsa py PLP PLY PL 7165 | 27 | Boven Digul cog a 7766 | 22 | Boven Digut Prabu Alaska PR | PR [PR | PR 1167 | 23 | Boven Digul “Anggamburan wf PLY PL 7168 | 24 | Boven Digui Cabang Tiga mw | PLT PLY PL 7167 | 25 | Boven Digut Ec a 7170 26 | Boven Digut Gantenteri mf P| PL 1171 | 27 | Boven Digut Kaptel wT Af PY PL Ti72 [28 | Boven Digut ‘Mindiptanah my Pf PL] PL Ti73 | 29 | Boven Digut Tanah Merah ma | mf Pl] Pt Ti74 | 30 | Boven Digut Tanah Miring mw] mf PL] PL 7175 | 37 | Jayapura Betaf PY PLP PL] PL 7176 [32 | Jayapura Demta PP] PP | PP | PP T7733 [Jayapura Depapre P| PP | PP) PU 1178 | 34 | Jayapura Jayapura Pu | PU | PU | PP 7179 | 35 | Jayapura ‘Metabore a 7780 [36 | Jayapura P. Yamna wm | AP | PL 718i | 37 [Mamberamo Raya | Teba wf PP A] Pt 7182 | 38 | Mappi Bade PP | PP | PP | PP 7183 | 39 | Mappi Bayun mw | A | A | PL 7184 | 40_| Mappi Kept mw] P| | PL 7185 | 47_| Mappi ‘Moor pf PCP PLP 7186 | 42 | Merauke ‘Arambu a 1187 | 43 | Merauke Bian a 7188 | 44 | Merauke Bulaka AP PLY PL SYP 7189 | 45 | Merauke Bupul Py Pe PL LPL 7190 | 46 | Merauke Kimaam a 7191 | 47 | Merauke Kumbe a 7192 | 48 | Merauke Merauke PU | PU | PU | PU 4793 | 49 | Merauke ‘muting a 7194 | 50 | Merauke ‘Okaba PLP PL PLY PL 1195 | ST | Merauke ‘Semanggi PLP PLT PL] 1196 | 52 | Merauke Sengeo pL f PLT PL | PL 1197 | 53 | Mimika ‘Amamapare PP] PP [PR [PP 1198 | 54 | Miike Hiripau a PL] 1199 | 55 | Mimika Kokonao PLP PL] PLO PL 7200 | 56 | Miriika Pomako Te 1 pe | PP | PU | PU 1207 | 37 | Mimika Uta pL PL LPL 1202 | 58 | Nabire Kuatisora my PL] PL] PL 1203 | 59 | Nabire Nabire/Tetuk Kim P| PP | PP | PU 1204 | 60 | Nabire Napan PL | PLY PLY PL 7205 | 61 | Nabire Nusa or 1208 | 62 | Nabire ‘Wanggur Py PLY PL | PL 1207 | 63 | Nabire ‘Wapoga P| PP | PB |e 1208 | 64 | Sarmi “Apauwer PL PL PL SYP 7209 | 65 | Sarmi ‘Armopa PLY PLS PL SOL 720 | 66 | Sarai Bagusa ne T2it | 67 [Sari Kasonaweja mw) PLP LST i212 | 68 | Sarmi P. Liki mw) PP PL] PL T3 | 69 | Sarmi ‘Sarmi PP) PP | PP | PP i2id | 70 | Sarmi Takar wf PCP PL] PL 725 | 71 | Sarmi Trimuris mp AP AL] PL i246 | 72 | Sar Wakde a T2i7 | 73 | Supiont Janggerbun [a 7218 | 74 | Supiort Kamert wf tf PLY PL 129 | 75 | Supiort Korido PP | PP | PP | PP 7220 | 76 | Supiort Marsram PR | PR | PR | PR Tae | 77 | Supiont ‘Miosbipondi PL pL PLP i222 | 78 | Supiori Namfor my tf PL] PL 7223 | 79 | Waropen Barapasi PLT PLT PLS] PL 7224 | 80 | Waropen Raipur PLL] PL] PL m5 | 81 | Waropen Koweda a 1226 | 82 | Waropen P. Nauw a 7227 | 83 | Waropen Waren PL | PL [PP TPP 7228 | 84 | Yapen “Ambai a 7229 | 85 | Yapen Ampimol (a 7230 | 86 | Yapen ‘Angkaisera a 7237 | 87 | Yapen ‘Ansus a 7232 | 88 | Yapen Dawai P| PR PP TPP 7233 | 89 | Yapen Koweda a 7234 | 90 | Yapen Kurudu PLY PL PLOY PL 7235 | 97 | Yapen Owe a 7236 | 92 | Yapen Papuma PL | PL] PLY PL 69 1237 | 93 | Yapen Poom PL PL PL PL 1238 | 94 | Yapen ‘Samberbaba_ PL PL PL PL 1239 | 95 | Yapen ‘Serui PP PP PP ‘PP Ee 1240 | 96 | Yapen Wainapi PL PL PL PL Pelabuhan Utama (PU) 33 39" 49" ar Pelabuhan Pengumpul (PP) 27 {24a [262] _262 Pelabuhan Pengumpan Regional (PR) 249 235[ 225) 223 Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL) TAL 726 704 704 Jumlah Pelabuhan 1240 1240 1240 1240, Keterangan : *)Terdapat Kantor UPT Ditjen Hubla sesuai yy 2) 3) 4) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan; *) termasuk 2 (dua) Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional (Bitung dan Kuala Tanjung) 70 u €b a as a HVONAL VAWT w oz | oO | S| o pols |y oe fo ;e |r o fale lr WARD | ey tw TTeyt cr a uw fet ote avava wmwr | 2p 6 e [ele 6 je; zle 6 [e;7@e 6 [@/ ze NBINVA |; zw | s [ols wz [slays zips jor wz [S| ale SNTEAVT| e | s [9] 8 so Tslfofe e [zfs |e eo [Z[s fz ONAUTEG WONVE |g a ryeys aw yt ye )9 aw ltrs |e a Peo [e NVLVTIS | vaawwins re w Poth e a w Tole le var | ¥ oyelt + [olz@rr y [|r l[@ijo e [rpeye minvanaa |g e [a ;eia ee [a|t)a te pay? fa e [a[e la Avia | wr] WZ [ae | ae wer | iz | a2 | wer ie |e ae wt pale |e Avia NYAWINEDY | aw {+ [eye i mw Tse? uw foTe |e Lvuve WUSLVAINS | se pu fale se pi |wye s falas se [alae vavin waaivinns wu Ww | %@ [Lye] io w Toy 2] ey, o) w |a@l_ei;z{o| w fz; zyzyo VavSONaL Isamvins e | a l>r yale te faye | oft) 6 [w]e [apt |] 6 | wy 8 [a] i | avonaiisamvins [47 a& o |e pepe; rye pep z pe le] eo fae Trp ry eo (al zt [2] o | ivvesamwins| 7 tt es > tyr] ts wysfrty +l+ ys fo; e¢yeloyw fe] zyeyo OIVINOLOD | yz oe | & jal s | cz] 99 fells ft | 99 [alu yoy t |e [a] fo | | vavinisamvins | 7 ww zfefulr | aw }epeloulr ly aw {zfpefayry @ jeje jours EAL |, NVANYWTTO ob z fete, e] w feyrfyolzy w fete [erry oe [eye fers NVLWIBS | 72 NVANWWTIV or eje;zy/t]efelslzi[+y oe jefe ferr{] e feyeforr HVONaL | oy ' YAN or zyTeyele os fz/efelry s {zyefelry ss [zt /err ivuva | VANDI ve | & (wpa) t | we |e |e Puy +) we | om] jolt | we [os] | 6) + UAL | gy VuVOONAL VSNN er @efo9;/sfoje felo|sfo;e js|o}sjol eae {elo fsyo Lvuve | VuVOONAL VSO a y fotze, 2] as fofolzfe) sa folt foley ss (ole flere nv | gy w i areal es | w fujasels), w |alalepo| w fajaloaly UAL WME | cy el over | voc | exe] cae] ts | over | voc | sez | zac | ov] ovex | oxz | sez fore] oe | over | 1m] ove lure] ce uywinr sf a Pz jul s | 9 [ale laly | w% |) 2 ijale| % | zal? wneva] — s | a [eye] + se fe >e fey] se feo fal i) so fel o je] t vave vndvd | re a e |e )o) zw [a | 8 | or “ws Tele felt] 7 jp eyete MINIVAN | og ier | oer Par fo | © | te foala | 9 wer fsa or ys ye | ver Peery oe Py LT vavin mani | <7 69 ow Te )ery t 9 lo, 6 fey a9 fo jue fie} bf es | ory ie | tb | | viwiasisamvins | wenuing: SUB LAMPIRAN B: ARUS PERDAGANGAN UTAMA PADA TAHUN 2009 ‘Sub Lampiran8-1 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu-Lintas Peti Kemas Indonesia Tahun 2009 ‘Sub LampiranB-2 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas Peti Kemas indonesia ‘Tahun 2009 Sub LampiranB-3 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu-Lintas Kargo Umum (Genera! Cargo) indonesia Tahun 2009 Sub Lampiran B-AArus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas Kargo Umum (General Cargo) indonesia Tahun 2009 ‘Sub LampiranB -5 Arus Perdagangan internasional Utama untuk Curah Kering Indonesia Tahun 2009 6 ‘Sub Lampiran8-7 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun 2009 SUB LAMPIRAN C: PELABUHAN STRATEGIS DALAM KORIDOR EKONOMI Sub LampiranC-1 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Sumatera ‘Sub LampiranC-3 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Kalimantan Sub Lampiranc-5 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara 80 SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN BERDASARKAN KORIDOR EKONOMI ‘Sub LampiranD-1 Koridor Ekonomi Sumatera ‘Sub LampiranD-2 Koridor Ekonomi Jawa ‘Sub LampiranD-3 Koridor Ekonomi Kalimantan Sub LampiranD-4 Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara ‘Sub LampiranD-5 Koridor Ekonomi Sulawesi Sub LampiranD-6 Koridor Ekonomi Papua ~ Kepulauan Maluku 81 ‘eiejeuing TOUR IOpLON ‘eu2yeuINs wLoUOY,3 LopHON T-cUesEUIE] qns zs 8 ‘emer wiouoyg sopuoy z-c weséwrey ans oucotnl aa nape arson era abonend set une ocr wins reed nvm venir ‘somes noo 5 uit rune ana eaceseniareay| RE RS] oR OANA TeHTELITEH RONDE ORTON LewUEUey OUOY, Jop}LOy ¢-q WEs}dUIE gns, a 88 Se seucsspmaneunsin renee acon] a Sen rosso a Suatvenmaneemaouaelee al TusHt| nosis Eotunnpt eoanentociy smopia faye ten chyna manele] seepsono yor numa, Gino clas euadeoumtmay ‘este esa eansnrn recess Fr i al Sai are | aT en tren ese chains wlan citanmicauotaeate | aT ET TER we i we T ae BieO0U6] SEAN Up ea iOUONa TOPO ese88U2] esnN Uep yIeg nuoUOHy sopOy pq Uesjdure ans TSOREING [OUONS TOPLON JSameyns miouosg sopuioy s-g ueddwiey qns 98 esp amine ann mpenet mayan tig mre cm menomumeninratninmmnninnecy — weltn| mumannpmntunmmnrmincieineesanms: stl oto sueg nant, ‘comers ‘pmemmatipapane vant Sep mang puma guatene eens: 9) epueun sete peeps HRS) ‘we eomecenynaspetergeriansl: — £9\0x ee oe erential pect moar ems peau cmuntnm auetennrg em enanaypremon maintain ete: mem ‘anagrams au ‘cee urea Sto iS cesarean tng mtatpemnnmain etoptin] tin sept ng seaman ped ry ‘mvres| team pap munmfunsnaop any grate one] payin nena mre anny ct ‘oposite Wyte snd sett nn ope tee Banuney pen cea | _ mtg ny ne tens ain na ‘seas ean a aa a ee mail ara iaaoar| a ‘ara See | ae | ee a Sree | epee | ee ‘eat any SETS wT oa. REEF HANI MIOUOTS OPHON ended - mynjew uene;nday jwouoya sopuOy 9-G Wee? qns a 7 ir a ee a le be + [sn bo st T T wo [oor] Ft 7 f Fo Fr Fr 7 fr > EE is ee st] wea] 9 02-1107 unyer,‘veYngeja4 sensed Uep ywoUDYa JopHOY WEYZesepreq UeUNqe|ag "SLI UeBUEquIOBUDY eURDLaY T-3 WesIdLIET ANS NVHMGV 13d NVONVSIAZONAd YNVINIY $3 NVYIdINT SNS 88 68 a ee : mr a | Omi - . : in J+]: stele ae} : vce 8 (ara spe fe]. |e | : es [om | Gy elon vanimeane aoe] it [| S| 3 = E a Tool fa & i L -[e ct Tae 86 — en (gsn ean werep) o¢0z-TT07 unueL ‘ueungejed seaiised Uep iwWouoyA JoplioM Ueysesepsag UEUNge|ad [SeISOAU] eUEDUDY 7-3 Ues}EWET gn ia “2 to ca Sy sie eee rea 96 86, dyn |r 66 ne} cat [os apa veyron sno suede nee rs cs eS) eh ae ee ena ai 20. an fee) slam ong ot Cao | cor om, sony eonng Coa oer |e ongany 6 ionfong sees an a cs Cet mk om Bae Ce a ore ee Crt oe co tot zor 100 T €0686T OZZOE96T ‘dIN /A) epnW eurEyn eurquieg NVVGNIONVIN ‘a’. pH NVONASOHEGd RIRLNSIN

Anda mungkin juga menyukai