Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
den kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dapat terwujud, Pembagunan kesehatan diselenggarakan
berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain
ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin.
Penduduk berusia lanjut sesuai dengan budaya bangsa menempati tempat yang
terhormat dalam keluarga dan masyarakat, serta memliki kebijaksanaan dan
pengalaman hidup yang dapat dijadikan contoh serta dimanfaatkan nasehatnya. Oleh
karena itu. Upaya peningkatan kesejahteraan pada Ianjut usia salah satunya diarahkan
untuk memperpanjang usia harapan hidup masa produktif agar terwujud kemandirian
dan kesejahteraannya.
Salah dampak keberhasilan Pembangunann kesehatan adalah meningkatnya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain ditandai dengan
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu
melahirkan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, umur harapan hidup
(UHH) di Indonesia telat meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5
tahun pada Tahun 2007, Diharapkan pada Tahun 2014 dapat naik menjadi 72 tahun.
Di Indonesia, penduduk usia lanjut usia dalam dua tahun terakhir mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, Jumlah penduduk lanjut usia sebesar
18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah ini
termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang.
Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri, tetapi pasien geriatri sudah pasti
berusia lanjut. Ada beberapa karakterisik pasien geriatri yang membedakannya dari
pasien berusia lanjut, Pasien geriatri umumnya sudah memiliki beragam penyakit
kronik degenerative (multipatologi), mengkonsumsi beragam obat yang seringkali
menimbulkan efek samping (polfarmasi). sudah mengalami penurunan faal organ
sehingga rentan terhadap penggunaan obat yang berlebihan, umumnya juga
mengalami gangguan stastus nutrisi (gizi kurang), problem psikososial yang rumit,
gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari.
B.TUJUAN
1. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan geriatri di Rumah Sakit
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien geriatri di Rumah
Sakit
3. Menjadi acuan pengembangan pelayanan pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN GERIATRI
Pelayanan geriatri di Rumah Sakit meliputi seluruh upaya kesehatan yaitu
upaya pencegahan/preventif, promotif, kuratif, rehabilitative dan paliatif kepada
pasien lanjut usia.
D. SASARAN
1. Direktur Rumah Sakit
2. Bagian/Departemen Ilmu Penyakit Dalam (Sub Bagian Geriatri)
3. Bagian/Deparlemen Ilmu Penyakit Syaraf
4. Bagian/Departemen Ilmu Penyakit Jiwa
5. Bagian/Departemen Kedoteran Fisik dan Rehabilitasi
6. Bagian/Departemen Ilmu Bedah (Orthopedi dan Urologi)
7. Dokter Spesialis lain yang terkait
8. Dokter Umum
9. Apoteker/Farmasi Klinis
10. Perawat
11. Fisioterapis
12. Ahli Gizi
E. DEFINISI
1. Gerontologi Geros = orang usia lanjut, logos = ilmu,
ilmu usia lanjut yang meliputi penelitian ilmiah,
proses menua, perspektif bidang humaniora dan
penerapan ilmu ini untuk pelayanan para usia lanjut.
2. Geriatri
Disiplin Ilmu kedokteran yang menitik
beratkan, pada pencegahan, diagnosis. pengobatan dan
pelayanan kepada para pasien usia lanjut
3. Asesmen geriatri
Pengkajian Paripurna
Pasien
sakit,
penyakit
ataupun
cedera
berkurangnya
setiap
perencanaan,
pengembangan
serta
rencana
planning.
16. Discharge planning Rencana
pemulangan/discharge
pemulangan
pasien
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan
geriatri di RS perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang
yang jelas dan terinci baik secara administratif maupun secara teknis disesuaikan
dengan jenis kelas RS, sarana dan prasarana serta SDM.
Struktur organisasi pada model 1 diperuntukkan bagi RS yang belum memiliki
Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Geriatri diharapkan dapat membentuk Tim Terpadu
Geriatri (TTG) dalam melakukan pelayanannya.
Model 1.Struktur Organisasi bagi RS yang belum memillki Unit Pelayanan Terpadu
(UPT) Geriatri.
Diklit
Keterangan
_____
Garis perintah
--------
Garis koordinasi
Penyelenggaraan pelayanan;
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian;
Penyelenggaraan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Uraian tugas personil tim terpadu geriatri di RS kelas B non pendidikan, RS
program
geriatri. Internis dan pelatihan geriatri dapat bertindak sebagai ketua tim,
2)
Melaksanan semua program pelayanan geriatri, yang meliputi aspek
preventif, promotif, edukatif, kuratif dan rehabilitatif.
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara10
3)
program
Melakukan
pengkajian
psikiatri
(psychiatric
assessment)
dan
geriatri.
2)
Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana keperawatan
yang disepakati oleh Tim geriatri.
3)
Membantu pelaksanaan semua program pelayanan geriatri yang
meliputi aspek preventif, promotif/ edukatif, kuratif dan rehabilitalif.
4)
Melaksanakan re-evaluasi aspek preventif. promotifi edukatif, kuratif
dan rehabilitasi.
5)
Bertanggung jawab, atas pelaksanaan program perawatan geriatri
kepada ketua tim geriatri.
6)
Melaksanakan penyuluhan tentang perawatan kesehatan usia lanjut
7)
Pencatatan dan pelaporan.
b. Sebagai Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
1) Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan
para medis di lingkungan pelayanan geriatri.
2) Bekerjasama dengan tim/profesi lain dalam pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan tenaga medis dan paramedis,
c. Sebagai Pelaksana penelitian dan Pengembangan
1) Membantu pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu geriatri.
2) Bekerjasama dengan semua pihak tim membantu penelitian dan
pengembangan ilmu/pelayanan geriatri atau pelayanan lainnnya yang
berhubungan dengan geriatri,
fisioterapi
yang
diprogramkan
oleh
pelaksanaan
penelitian
dan
pengembangan
dan
1) Bertindak sebagai
b. Sebagai Pelaksana Pandidikan dan Pelatihan
1) Membantu pelaksana pendidikan dan pelatihan tanaga medis dan
paramedis di lingkungan pelayanan geriatri.
2) Berkerjasama dengan tim/profesi lain dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan paramedis.
c. Sebagai Pelaksana penilitian dan Pemgembangan
1) Membantu pelaksanaan dan melaksanakan penilitian dan pengembangan
ilmu geriatri.
2) Bekerjasama dengan semua pihak dalam membantu penilitian dan
pengembangan ilmu/pelayanan geriatri atau pelayanan lainnya yang
berhubungan dengan geriatri.
d. Sebagai pelaksana kerjasama lintas program dan lintas sektoral
1) Membantu pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektoral yang
berkaitan dengan pelayanan geriatri.
2) Berkerjasama dengan tim lain dalam membantu pelaksanaan kerjasama
program dan lintas sektoral.
15. Terapis Wicara ( Speech Therapist)
Tugas Pokok
Menyelenggarakan pelayanan untuk mengembalikan/meningkatkan kemampuan
komunikasi dan fungsi oral seseorang seoptimal mungkin.
Uraian Tugas
a Sebagai Pelaksana Pelayanan
1) Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri
yang membutuhkan
2) Melaksanakan pelayanan terapi wicara yang diprogram oleh spesialis
rehabilitasi medik, atau yang diusulkan bersama oleh tim geriatri.
3) Menegakan diagnosis terapi wicara, mengusulkan program dan mobilitas
terapi wicara.
4) Melaksanakan re-evaluasi pasien dan mengusulkan program terapi wicara
selanjutnya bagi pasien usia lanjut.
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan program terapi wicara yang meliputi
pengunaan modalitas terapi wicara.
6) Melaksanakan penyuluhan terapi wicara pada usia lanjut
7) Pencatatan dan pelaporan
b. Sebagai Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan
1) Membantu pelaksana pendidikan dan pelatihan tenaga paramedis
dilingkungan pelayanan geriatrik.
2) Berkerjasama dengan tim/ profesi lain dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan paramedis.
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara16
Tugas Pokok
Melaksanakan fungsi kefarmasian sesuai kesepakatan tim geriatri.
Uraian Tugas
a. Sebagai Pelaksana Pelayanan
1) Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri
yang membutuhkan.
2) Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang dikonsulkan oleh dokter atau
yang diusulkan bersama oleh tim geriatri.
3) Pencatatan dan pelaporan.
b. Sebagai Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan
1) Membantu pelaksana pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis
dalam bidang kefarmasian.
2) Bekerjasama dengan tim/ profesi lain dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan tenaga medis dan paramedis,
c. Sebagai Pelaksana Penilitian dan Pengembangan
1) Membantu pelaksanaan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan
ilmu geriatri di bidang farmasi.
2) Bekerjasama dengan semua pihak dalam membantu penilitian dan
pengembangan ilmu pelayanan geriatri atau pelayanan lainnya yang
berhubungan dengan geriatri.
3) Sebagai pelaksana kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
4) Membantu pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektoral yang
berkaitan dengan pelayanan geriatri.
5) Bekerjasama dengan tim lain dalam membantu pelaksanaan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral,
20. Dietisien
Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan gizi dalam tim geriatri.
Uraian Tugas
a. Sebagai Pelaksana Pelayanan
1) Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri
yang dibutuhkan.
2) Melaksanakan pelayanan asuhan gizi yang diprogramkan oleh spesialis gizi
klinik, atau disepakati bersama oleh tim geriatri,
3) Melakukan analisis asupan makanan.
4) Pencatatan pelaporan.
b. Sebagai pelaksana Pendidikan dan pelatihan
1) Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan paramedis di lingkungan
pelayanan geriatri.
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara20
BAB III
PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT
A. SISTEM PELAYANAN
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Rumah Sakit dilaksanakan melalui pendekatan
tim multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin, Tim ini minimal terdiri atas dokter
Geriatris (spesialls penyakit dalam/dokter umum yang terlatih masalah geriatri),
spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi/ dokter
Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas
dan alat-alat Pemeriksaan. Ruangan terdiri dari :
1) Ruang periksa perawat geriatri dan sosial medik untuk melakukan
2)
3)
4)
5)
6)
anamnesis.
Ruang periksa dokter/ tim geriatri
Ruang periksa psikologi
Ruang Gizi Klinik
WC dan kamar mandi
Ruangan diskusi tim geriatri atau pertemuan dengan keluarga pasien
(family meeting).
e. Ruang day care (klinik asuhan siang)
Ruang ini harus luas serta dilengkapi dengan pambagian ruangan, masingmasing:
1) Ruang istirahat dengan tempat tidur dan atau kursi bersandaran tinggi
dilengkapi penyangga kaki
2) Ruang tindakan/periksa bila dibutuhkan
3) Ruang untuk latihan / gymnasium / olahraga ringan
4) Ruang simulasi aktivitas sehari-hari (dapur
kecil
dengan
ruang mempunyai taman yang cukup luas dengan area tempat berjemur pasien
serta dilengkapi kolam dengan air mengalir.
h. Ruang tempat penitipan Lansia (Respite Care)
Ruang ini, mirip dengan ruang rawat kronis namun terdiri atas kamar / kamar
mirip pavilion yang bertujuan memberikar privacy lagi pasien dengan fasilitas
seperti perpustakaan, ruang bersosialisasi dan taman untuk berjalan (taman
mobilisasi) Sebaiknya juga terdapat ruang untuk pertemuan dengan keluarga
pasien yang bergabung dengan runang assessment / ruang rapat.
3. Fasilitas Konstruksi Gedung
a. Jalan
Jalan menuju ke unit pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin
serta disediakan jalur khusus pasien / pengunjung dengan kursi roda.
b. Pintu
Pintu dalam ruangan cukup lebar untuk memudahkan pasien lewat dengan
kursi roda atau tempat tidur (lebar sebainya 120 cm terdiri dan pintu 90 cm
dan 30 cm).
c. Listrik
Daya Listrik harus cukup, dengan cadangan daya bila suatu saat memerlukan
tambahan penerangan. Diperlukan stabilisialor untuk menjamin stabilitas
tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d. Penerangan
Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan. Setiap
lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar tidak
menyilaukan.
e. Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada tanjakan atau
tangga harus jelas terlihat dengan wama ubin yang berbeda untuk mencegah
jatuh.
f. Lantai-lantai
Harus kuat dan mudah dibersihkan.
g. Dinding
Harus permanen dan kuat, serta sebaiknya berwarna terang, Khusus untuk
ruang latihan, warna dipilih yang bersifat member semangat, Terdapat
pegangan yang kuat sebaiknya terbuat dari kayu di sepanjang dinding (hand
rait).
h. Ventilasi
Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang menggunakan
pending / air condition harus dilengkapi cadangan ventilasi untuk
mengantisipasi apabila Sewaktu/waktu terjadi kematian arus listrik.
i. Kamar mandi dan WC
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara25
Jenis Alat
1
2
Layanan Rawat Jalan
1
Meja Periksa (adjustable)
2
Meja-kursi dokter dan pasien
Jenis
Ruangan
3
Ruang
3
EKG
4
Lihgt box
5
Bioelectrical impedance
Layanan Rawat Inap Akut
6
Tempat tidur pasien (adjustable)
7
Oksigen
8
Suction
9
Komod
10 Lihgt box
11 EKG
12 Blue bag
13 Chair scale
14 Timbangan rumah tangga
15 Paraller bar
16 Walker
17 Stick
18 Tripot
19 Quadripot
20 Kursi roda
21 Titing tanle
22 Meja fisioterapi
23 Paralel bar
24 Alat diatermi
25 TENS
26
No
Jenis Alat
1
2
Layanan klinik Asuhan Siang
26 Paraller bar
27 Sepeda statis
28 TENS
29 EKG
30 Tongkat ketiak
31 Tongkat tangan
32 Tripod, walker, kursi roda
33 Grip exerciser, bantal pasir
34 Wax, paraffin batah, matras
35 Intermitten pneumatic
compression
36 Oxygen silinder portable, ifuse
set
37 Standar infus, alat inhalasi
38 Thera band, gimnic arte 75
39 Softgym over, body ball 75
40 Padded U sling with ad support
41 Nylon mesh bath sling
42 Convertible exercise training
staircase
43 Endorphin pedal cycle
44 Hungger exercise weight 48
Poliklinik
Ruang
Perawatan
Pasien
Ruang
Fisoterapi
Pasien
Jenis
Ruangan
3
Ruang
Klinik
Ruang
Rawat
Inap &
Respite
Unit
menggunakan
status
terpadu
yang
terdiri
dari
penilaian
permasalahan medik termasuk penilaian status mini nutrisi, status fungsional, status
kognitif, status afektif dan kondisi social.
Pelaporan mengikuti Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan dikirim setiap
ke Ditjen Bina pelayanan Medik Depkes RI cq bagian Program dan Informasi &
Dinkes. (Kab/Kota/Propinsi) secara berjenjang.
E. SISTEM PEMBIAYAAN
Pembiayaan pelayanan geriatri di RS seperti jugs pelayanan kesehatan lainnya
mengacu pada Indonesian Case Based Group (INA-CBG), Di dalam INA-CBG
dilakukan pengklasifikasian setiap tahapan pelayanan kesehatan sejenis ke dalam
kelompok yang mempunyai gejala klinis yang sama.
F. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien lanjut usia atau
pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk
menentukan factor-factor yank potensial berpengaruh agar dapat diupayakan
penyelesaian yang efektif. Diperlukan sejumlah indicator untuk memantau
pelaksanaan program pelayanan kesehatan terhadap pasien geriatri. Indikator tersebut
adalah :
a. Lama rawat
Lama rawat pasien geriatri di ruang rawat akut tergantung dari kemampuan tim
terpadu geriatri, serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan Makin
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara28
lengkap tentu lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien
geriatri yang masuk karena mengalami geriatric giants dan dirawal inap dengan
menerapkan pengkajian paripurna pasien geriatri adalah 12 hari.
b. Status fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk RS sampai saat pemulangan.
Diukur rearata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri dengan
karakteristik seperti diatas adalah 4/20 jika menggunakan instrument ADL
Barthel.
c.
Kualitas hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrument yang mampu menilai
kualitas hidup terkait kesehatan (health related qualityof life = HRQoL). Salah
satu instrument yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-Quality of live five
dimension) yang mengukur lima dimensi atau aspek yang mempengaruhi
kesehatan. Standar nilai EQ5D 0,71 dengan EQ5D - VAS minimal 791%.
d. Rehospitalisasi
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah dari rumah
sakit. Parawatan yang terjadi kombali dalam 30 hari pertama pasca rawat
menggambarkan adanya pemasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum
optimal ditatalaksana di rumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi pasien
geriatri pascarawat inap akut adalah 15%, Rehospitalisasi ini dapat dipegaruhi
oleh kesiapan tim terpadu geriatri serta dukungan yang ada di rumah sakit
rehospitalisasi juga tak terlepas dari pengaruh kemampuan Puskesmas
dan
BAB IV
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Kesehatan Geriatri di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara ini diharapkan dapat menjadi Panduan Bagi Rumah Sakit yang akan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan geriatri. Oleh karena itu, setiap RSU Cut
Meutia Kabupaten Aceh Utara diharapkan dapat menyesuaikan dengan ketentuan
yang, terdapat dalam buku pedeman ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan
situasi dan kondisi yang kondusif bagi RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Diperlukan dukungan penuh dan pimpinan rumah sakit dan segenap jajaran
manajemen agar program pelayanan kesehatan bagi usia lanjut usia di rumah sakit ini
dapat berjalan secara maksimal. Berbagai pihak yang dapat turut berperan akan ikut
meningkatkan citra rumah sakit terutama dalam pelayanan terhadap populasi
masyarakat yang memerlukan pelayanan khusus ini.