'Dokumen - Tips Makalah Banjir Dan Kekeringan
'Dokumen - Tips Makalah Banjir Dan Kekeringan
Disusun Oleh :
CHAIRIL ANWAR DAMANIK
14070047
HUSNUL HUSIN MAHUBESSY
14070042
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah pengelolaan banjir dan kekeringan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu RIRI SUSANTI,M.PD.T yang telah
membantu membimbing dalam mengerjakan makalah ini dan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pengerjaan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan, ini disebabkan karena sisi keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Harapan penulis agar makalah ini dapat berguna sebagai bahan referensi yang
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir dan kekeringan merupakan satu paket permasalahan umum yang terjadi di
sebagian wilayah Indonesia, terutama di daerah padat penduduk misalnya di
kawasan perkotaan. Oleh karena itu kerugian yang ditimbulkannya besar baik dari
segi materi maupun kerugian jiwa, maka sudah selayaknya permasalahan banjir
dan kekeringan perlu mendapatkan perhatian yang serius dan merupakan
permasalahan kita semua. Dengan anggapan bahwa, permasalahan banjir dan
kekeringan merupakan masalah umum, sudah semestinya dari berbagai pihak
perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir dan kekeringan
dan sedini mungkin diantisipasi, untuk memperkecil kerugian yang ditimbulkan.
Program pengendalian banjir dan kekeringan membutuhkan dana besar yang
diperlukan untuk pembiayaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan
pengamanan maupun pengendalian banjir dan kekeringan. Di samping itu,
masyarakat yang berada pada daerah rawan banjir dan kekeringan setiap saat
memerlukan rasa aman dari pengaruh akibat banjir dan kekeringan. Dengan dana
yang terbatas pengendalian banjir dan kekeringan harus dilakukan seoptimal
mungkin dan dilaksanakan menurut rencana dan prioritas yang baik.
Akibat peningkatan penduduk, lahan yang dibutuhkan akan makin besar sehingga
juga meningkatkan nilai ekonomis penggunaan lahan. Oleh karena itu di daerah
BAB II
ISI
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan dan terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak
mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas
pengaliran sungai yang ada.
Sedangkan kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah
dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun).
Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami
curah hujan di bawah rata-rata.
Peristiwa banjir dan kekeringan sendiri tidak menjadi permasalahan, apabila tidak
mengganggu terhadap aktivitas atau kepentingan manusia.
2.1 Sebab Terjadinya Banjir
Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum
penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir
yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh
tindakan manusia.
banjir
rencana
dapat
menyebabkan
keruntuhan
tanggul,
Tanah di kota sebagian serta bangunan yang tidak terhitung lagi dikenali dengan
sedikit bahkan tidak adanya lagi permukaan tanah yang berfungsi sebagai
penyerap air. Air hujan
yang
10
Rumah yang terkena banjir tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai
tempat tinggal untuk sementara, sehingga penghuninya harus mengungsi ketempat
yang lebih aman. Keadaan rumah yang tidak ada penghuninya dapat mengundang
tindak kriminal seperti pencurian.
Hal itu juga dapat terjadi pada fasilitas fasilitas pertokoan, rumah ibadah,
sekolah dan gedung-gedung lembaga masyarakat. Kegiatan ekonomi sehari-hari
masyarakat seperti bekerja dikantor, dipasar, dan pendidikan juga terganggu
dengan timbulnya kemacetan di ruas-ruas jalanterutama ruas jalan utama. Pada
keadaan ini apabila air genangan banjir tidak dapat segera dialirkan ke saluransaluran yang semestinya dapat menimbulkan kecelakaan.Kecelakaan-kecelakaan
yang terjadi selain disebabkan karena macet, juga karena tertutupnya permukaan
jalan yang tidak merata.
Selain bangunan-bangunan yang roboh banjir dengan debit yang besar dapat
menumbangkan pohon, yang dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, merusak
rumah dan jika pohon itu mengenai fasilitas listrik seperti kabel listrik dan telefon
akan mendatangkan bahaya.
Daerah perkotaan yang berada disekitar daerah bantaran sungai merupakan
wilayah yang harus diwaspadai terlebih dahulu apabila terjadi kenaikan muka air
sungai yang berasal dari hujanlebat dengan durasi yang lama, terutama bila
pondasi pemukiman-pemukinan tersebut langsung berhubungan dengan sungai,
arus yang deras dapat mengikis pondasi. Pondasi yang tidak dapat menahan laju
arus sungai maka terjadi longsor yang akan terbawa kedalam dan hanyut oleh
aliran . Benda-benda yang tidak hanyut akan tenggelamdan menumpuk sebagai
Pengelolaan Banjir dan Kekeringan Kelompok 9
11
endapan besar didasar sungai. Hal ini mengakibatkan pandangan dan mengecilnya
kapasitas tampungan sungai. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus dan tidak
ada penanggulangannya berupa pengerukan atau pengadaan saluran banjir (flood
way) saat kelebihan air dan terjadi banjir, banjir yang terjadi semakin besar
mendadak dan parah dampaknya. Dari segala dampak banjir yang bersifat
struktural diatas, banjir juga berdampak pada aspek-aspek non struktural seperti
kesehatan, pariwisata dan sosial.
Dari sisi pariwisata banjir yang sering terjadi dapat menguragi intensitas
kedatangan wisatawan mancanegara ke daerah-daerah wisata indonesia, dan juga
masalah keamanan yang selama ini diwaspadai. Selain itu,dari sisi kesehatan air
genangan banjir dapat menyebabkan munculnya bibit-bibit penyakit seperti
malaria dan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk, pes yang berasal dari
kotoran tikus, diare dan gangguan kulit meliputi gatal-gatal, kutu air, kadas dan
kurap dari air genangan banjir yang kotor. Selain itu, ketika air genangan banjir
mengering akan meninggalkan sampah-sampah yang berserakan. Hal ini selain
menyebabkan lingkungan menjadi kotor sehingga tidak sedap dipandang mata,
juga menimbulkan bibit penyakit yang disebarkan oleh lalat dan berbagai
mikroorganisme lainnya. Dari sisi sosial keadaan indonesia yang rawan banjir
dapat menurunkan citra bangsa karena tidak mampu menangani masalah yang
sudah menjadi annual problem bahkan meluas ke daerah-daerah yang
sebelumnya merupakan daerah yang aman dari banjir.
12
Metode Struktur
Pengelolaan DAS
Pengaturan Tata Guna Lahan
Pengendalian erosi
Pengembangan daerah banjir
Penanganan Kondisi Darurat
Peramalan Banjir
Peringatan Bahaya Banjir
Asuransi
Law Enforcement
13
14
Bendungan
Kolam penampungan
Saluran By pass
1.
Bendungan
15
Tujuan serbaguna
2.
Tanggul banjir adalah penghalang yang di desain untuk menahan air banjir di
palung sungai untuk melindungi daerah di sekitarnya. Tanggul banjir sesuai untuk
daerah-daerah dengan memperhatikan faktor-faktor berikut :
16
4.
Saluran By pass
Saluran by pass adalah saluran yang digunakan untuk mengalihkan sebagian atau
seluruh aliran air banjir dalam rangka mengurangi debit banjir pada daerah yang
dilindungi.
Kebutuhan air harus tercukupi sepanjang aliran sungai asli di bagian hilir dari
lokasi percabangan
Pembagian air akan berpengaruh pada sifat alami daerah hilir mulai dari lokasi
percabangan by pass
5.
Dasar sungai yang sudah dangkal akibat pengendapan harus dikeruk untuk
memperdalam. Sementara itu apabila memungkinkan, batas sungai kanan dan kiri
juga diperlebar. Metode ini dapat meningkatkan kemempuan penampungan
kelebihan air dan memperlancar aliran.
17
6.
Sistem drainase khusus sering diperlukan untuk memindahkan air dari daerah
rawan banjir karena drainase yang buruk secara alami atau karena ulah manusia.
Sistem ini biasanya digunakan untuk situasi berikut :
Metode Non-Struktur
Analisis pengendalian banjir dengan tidak menggunakan bangunan pengendali
akan memberikan pengaruh cukup baik terhadap regim sungai. Contoh aktifitas
penanganan tanpa bangunan adalah sebagai berikut :
Partisipasi masyarakat
18
optimal.
Kegiatan
pengendalian
banjir
menurut
lokasi/daerah
Bagian atas : yaitu dengan membangun dam pengendali banjir yang dapat
memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir,
pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan
penghijauan di Daerah Aliran Sungai.
2.
Bagian hilir, yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul,
sudetan pada alur yang kritis; pembuatan alur pengendali banjir atau flood
way; pemanfaatan daerah genangan untuk retarding basin dsb.
19
2.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22