Anda di halaman 1dari 15

DEMOKRASI DALAM NEGARA PANCASILA

KELOMPOK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KETUA KELOMPOK : DIAN KARTIKA BALAN ( 082342805465 )


ANGGOTA

: KUNIGUNDA PODHI ( 082340756966 )


MIKHAEL IGO S. GEDEONA ( 081236649608 )
NOVITA SALANG ( 081246414697 )
RICHARD FOENAY ( 08563877279 )

POLITTEKNIK NEGERI KUPANG


2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, demokrasi adalah suatu sistem kenegaraan yang dimana sistem
pemerintahan sebuah negara berupaya untuk mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara
serta memiliki hak yang setara dalam mengambil keputusan untuk mengubah hidup
mereka. Bisa dikatakan, dalam demokrasi yang menjadi nomor satu dalam sebuah negara
adalah rakyat. Kegiatan demokrasi dapat kita lihat di negara kita sendiri, Indonesia.
Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yang diutarakan di Athena Kuno pada abad ke-5
SM, dan diambil dari kata demos dan kratos, yang artinya rakyat dan kekuasaan.
Demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Dan
pengertian dari demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang pelaksanaannya
mengutamakan asas musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama (seluruh rakyat).
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ideologinya terdapat dalam Pancasila, oleh karena
itu setiap sila yang terdapat dalam Pancasila harus diaplikasikan dalam kehidupan setiap
rakyatnya sehari-hari untuk menunjang kemajuan negara kita. Pancasila sendiri
dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang pada
akhirnya hingga saat ini tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Untuk
lebih jelasnya, kami bahas dibawah, semoga dapat membantu Anda menyelesaikan
makalah Pancasila.
Kita adalah rakyat Indonesia yang tak bisa terpisahkan dengan bumi pertiwi.
Dimana kita sebagai generasi muda wajib menjunjug tinggi nasionalisme yang didukung
dengan sikap-sikap positif dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang
pada akhirnya tujuan dari semuanya itu adalah untuk kebaikan diri kita semua dan
kemajuan serta kesejahteraan bangsa Indonesia. Dan itu merupakan salah satu tujuan
sederhana yang manfaat luar biasa bagi kehidupan bangsa Indonesia.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui ciri-ciri dari demokrasi


2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
4. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi
seperti sekarang ini

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksudkan dengan demokrasi pancasila ?
2. Apa cirri dan isi pokok demokrasi pancasila ?
3. Apa saja prinsip demokrasi pancasila dan bagaimana penerapannya dalam sistem
pemerintahan Indonesia ?
4. Indikator apa saja yang di pakai dalam demokrasi pancasila ?
5. Bagaimana perumusan demokrasi pancasila dan tantangan dalam kehidupan
masyarakat ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa
Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Mengenai rumusan singkat demokrasi Pancasila,
tercantum dalam sila keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan
rangkaian yang bulat dan utuh antara sila satu dengan sila yang lainnya.
Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian
demokrasi Pancasila. Beberapa pengertian tersebut yaitu:
1. Menurut Ensiklopedia Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial
dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
2. Menurut Prof. Dardji Darmadihardja, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan
Pembukaan UUD 1945.
3. Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada hakikatnya demokrasi
Pancasila merupakan sarana atau alat bagi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan negara.
Tujuan negara tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Inti dari
demokrasi Pancasila adalah paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.

2. CIRI DAN ISI POKOK DEMOKRASI PANCASILA


Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin diterapkan oleh para
pendiri negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi
Pancasila yang berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan berpaham
kekeluargaan dan kegotongroyongan mempunyai ciri khas yang membedakan demokrasi yang
lainnya.
A. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah:
1. Demokrasi Pancasila bersifat kekeluargaan dan kegotongroyongan yang bernapaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi Pancasila harus menghargai hak-hak asasi manusia serta menjamin adanya
hak-hak minoritas.
3. Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan atas
musyawarah untuk mufakat.
4. Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat sebagai subjek demokrasi
berhak untuk ikut secara efektif untuk menentukan kehidupan bangsa dan negara.

B. Isi pokok demokrasi Pancasila adalah:


1. Pelaksanaan Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan dalam
Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
2. Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
3. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan.

4. Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam


Penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.

3. PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA & PENERAPANNYA DALAM


SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Tidak pantas rasanya ketika kita mengenal demokrasi pancasila, namun kemudian kita
tidak melihat bagaimana aplikasinya dalam sistem pemerintahan Indonesia. Perlu diingat
bahwa demokrasi pancasila ini tumbuh dan berkembang sejak dulu ketika pemerintahan telah
menggunakan UU 1945 sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelumnya sampai kepada bagaimana penerapan demokrasi pancasila dalam sistem
pemerintahan Indonesia dengan model periodisasi dari tahun ke tahun, berikut akan disajikan
prinsip demokrasi pancasila yang dikaji dari berbagai literature dan bacaan. Prinsip demokrasi
pancasila ini sendiri tertuang dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok,
yaitu sebagai berikut :
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun
lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi
oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan
kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.
2. Indonesia menganut sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi
oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang
merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang


tertinggi
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,
bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR
mempunyai tugas pokok, yaitu:
1. Menetapkan UUD;
2. Menetapkan GBHN; dan
3. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:


1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
2. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN;
3. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden;
4. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
5. Mengubah undang-undang.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden
selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis.
Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi
pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus

saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk


mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR
di bidang legislative ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
1. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah;
2. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah;
3. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah;
4. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal;
5. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR
Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri
negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada
presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan
pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas


Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator,
artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara
DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua
anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

4. INDIKATOR DARI DEMOKRASI PANCASILA

1. Norma
Demokrasi Pancasila adalah norma yang didalamnya mengatur penyelenggaraan
kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara, baik dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga negara
Republik Indonesia. Termasuk, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lain serta lembaga-lembaga negara yang
berada di pusat maupun di daerah

2. Kekeluargaan dan Gotong Royong


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang didasari sikap kekeluargaan dan gotongroyong yang ditujukan untuk tercapainya kesejahteraan rakyat. Di dalamnya, terkandung
unsur-unsur untuk berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan serta budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia, dan berkesinambungan.

3. Sistem Pengorganisasian Negara


Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem pengorganisasian negara. Pengorganisasian ini
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

4. Mengakui Kebebasan Individu


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui adanya kebebasan individu.
Namun, sifatnya tidak mutlak karena pelaksanaannya harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial dalam masyarakat.

5. Cita-Cita Universal
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki cita-cita yang universal. Cita-cita
demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai semangat
kekeluargaan sehingga pelaksanaannya tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

5. PERUMUSAN DEMOKRASI PANCASILA DAN TANTANGAN DALAM


KEHIDUPAN MASYARAKAT
Tercata beberapa hal terkait perumusan demokrasi pancasila yang dikutip dari berbagai
sumber terkait :
1. Bidang Ekonomi
Demokrasi ekonomi sesuai dengan azas-azas yang menjiwai ketentuan-ketentuan
mengenai ekonomi dalam Undang-undang Dasar 1945 yang pada hakekatnya, berarti
kehidupan yang layak bagi semua warga negara, yang antara lain mencakup :
1. Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara
2. Koperasi
3. Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya
4. Peranan pemerintah yang bersifat pembina, penunjuk jalan serta pelindung.
2. Musyawarah Nasional III Persahi : The Rule of Law, Desember 1966
Azas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:
1. Pengakuan dan perlindungan hak azasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu
kekuasaan/kekuatan lain apapun.
3. Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Yang dimaksudkan kepastian
hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan
dan aman dalam melaksanakannya.

3. Symposium Hak-hak Azasi Manusia, Juni 1967


Demokrasi Pancasila, dalam arti demokrasi yang bentuk-bentuk penerapannya
sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan cita-cita yang terdapat dalam masyarakat kita,
setelah sebagai akibat rezim Nasakom sangat menderita dan menjadi kabur, lebih
memerlukan pembinaan daripada pembatasan sehingga menjadi suatu political culturea
yang penuh vitalitas.
Berhubung dengan keharusan kita di tahun-tahun mendatang untuk
mengembangkan a rapidly expanding economy, maka diperlukan juga secara mutlak

pembebasan dinamika yang terdapat dalam masyarakat dari kekuatan-kekuatan yang


mendukung Pancasila. Oleh karena itu diperlukan kebebasan berpolitik sebesar mungkin.
Persoalan hak-hak azasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun
mendatang harus ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan
yang wajar di antara 3 hal, yaitu:
1. Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan.
2.

Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.

3. Perlunya untuk membina suatu rapidly expanding economy


Perumusan demokrasi pancasila di atas setidaknya merupakan tujuan dari demokrasi
pancasila dalam berbagai bidang-bidang yang bersentuhan langsung dengan rakyat
Indonesia. Namun melihat berbagai realitas dalam kehidupan masyarakat muncul
persinggungan dan tension yang tidak sesuai yang terkadang memunculkan rasa
pesimisme, namun kita sebagai bangsa yang baik harus tetap memupuk semangat
optimism untuk kehidupan bangsa yang lebih baik.
Dalam sebuah tulisannya Amartya Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan
bahwa demokrasi dapat mengurangi kemiskinan. Pernyataan ini akan terbukti bila pihak
legislatif menyuarakan hak-hak orang miskin dan kemudian pihak eksekutif
melaksanakan program-program yang efektif untuk mengurangi kemiskinan. Sayangnya,
dalam masa transisi ini, hal itu belum terjadi secara signifikan.
Demokrasi pancasila di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang cukup. Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah,
demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif buat mereka. Inilah
tantangan yang harus dihadapi dalam masa transisi. Demokrasi masih terkesan isu kaum
elit, sementara ekonomi adalah masalah riil kaum ekonomi bawah yang belum
diakomodasi dalam proses demokratisasi. Ini adalah salah satu tantangan terberat yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Demokrasi pancasila dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia.
Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar menghasilkan output
yang baik. Setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul,
berserikat dan bermasyarakat. Dengan demikian, demokrasi pada dasarnya memerlukan
aturan main. Di masa transisi, sebagian besar orang hanya tahu mereka bebas berbicara,
beraspirasi, berdemonstrasi. Namun aspirasi yang tidak sampai akan menimbulkan
kerusakan. Tidak sedikit fakta yang memperlihatkan adanya pengrusakan ketika
terjadinya demonstrasi menyampaikan pendapat. Untuk itu orang memerlukan
pemahaman yang utuh agar mereka bisa menikmati demokrasi.
Demokrasi di masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat akan
mengakibatkan masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini
adalah tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang tengah menapak.

Pengaruh asing tersebut jelas akan menguntungkan mereka dan belum tentu
menguntungkan Indonesia. Dominannya pengaruh asing justru mematikan demokrasi itu
sendiri karena tidak diperbolehkannya perbedaan pendapat yang seharusnya
menguntungkan Indonesia. Standar ganda pihak asing juga akan menjadi penyebab
mandulnya demokrasi di Indonesia.
Anarkisme yang juga menggejala pasca kejatuhan Soeharto juga menjadi tantangan bagi
demokrasi di Indonesia. Anarkisme ini merupakan bom waktu era Orde Baru yang
meledak pada saat ini. Anarkisme pada saat ini seolah-olah merupakan bagian dari
demonstrasi yang sulit dielakkan, dan bahkan kehidupan sehari-hari. Padahal anarkisme
justru bertolak belakang dengan hak asasi manusia dan nilai-nilai Islam.
Sebenarnya, demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat. Demokrasi di negara
yang tidak kuat akan mengalami masa transisi yang panjang. Dan ini sangat merugikan
bangsa dan negara. Demokrasi di negara kuat (seperti Amerika) akan berdampak positif
bagi rakyat. Sedangkan demokrasi di negara berkembang seperti Indonesia tanpa
menghasilkan negara yang kuat justru tidak akan mampu mensejahterakan rakyatnya.
Negara yang kuat tidak identik dengan otoritarianisme maupun militerisme. Harapan
rakyat banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan ekonomi mereka serta bidang
kehidupan lainnya. Demokrasi pancasila yang begitu terbuka dan reaktif membuka celah
berkuasanya para pemimpin yang peduli dengan rakyat dan sebaliknya bisa melahirkan
pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin yang peduli di masa
demokrasi ini adalah harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri.
Di masa transisi ini, implementasi demokrasi masih terbatas pada kebebasan dalam
berpolitik, sedangkan masalah ekonomi masih terpinggirkan. Maka muncul kepincangan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Politik dan ekonomi adalah dua sisi yang
berbeda dalam sekeping mata uang, maka masalah ekonomi pun harus mendapat
perhatian yang serius dalam implementasi demokrasi agar terjadi penguatan demokrasi.
Semakin rendahnya tingkat kehidupan ekonomi rakyat akan berdampak buruk bagi
demokrasi karena kuatnya bidang politik ternyata belum bisa mengarahkan kepada
perbaikan ekonomi. Melemahnya ekonomi akan berdampak luas kepada bidang lain,
seperti masalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang lemah jelas tidak bisa
memperkuat demokrasi, bahkan justru bisa memperlemah demokrasi. Demokrasi di
Indonesia memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru yang memiliki
kebebasan berpendapat, berserikat, berumpul, berpolitik dimana masyarakat mengharap
adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk menghadapi tantangan dan mengelola
harapan ini agar menjadi kenyataan dibutuhkan kerjasama antar kelompok dan partai
politik agar demokrasi bisa berkembang ke arah yang lebih baik.

BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN UMUM
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu
ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh
nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek
Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek
Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila

dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan
demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.

B. KESIMPULAN KELOMPOK
Menurut kelompok kami bahwa masa lalu bangsa kita kelihatan demokrasi membudayakan.
Kita menganut demokrasi namun

DAFTAR PUSTAKA
http:// id. Wikipedia.org/wiki/ Demokrasi
MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU.
Bogor: Yudistira.

Anda mungkin juga menyukai