Disusun Oleh:
APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si
NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai Kekuatan Profil Sambungan
Menggunakan Perekat .
Tulisan ini merupakan terjemahan artikel Strength of profile-adhesive joints
karya J. Smardzewski pada Jurnal Wood Science and Technology 36 (2002) 173183
Springer-Verlag 2002. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan
tambahan informasi dibidang keteknikan kayu.
Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Desember, 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................1
KEASLIAN DAN TUJUAN PENELITIAN....................................................1
KEKUATAN SAMBUNGAN ADHESIVE MORTISE..................................3
EFEK PROFIL PADA SAMBUNGAN ...........................................................4
PROFIL SAMBUNGAN MORTISE MENGGUNAKAN PEREKAT ...........6
ARGUMENTASI .............................................................................................12
REFERENSI .....................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
No
1
Keterangan
Halaman
perekat
2
10
11
ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan kekuatan profil sambungan dengan menggunakan
perekat.
akurat kekuatan dan perubahan bentuk konstruksi node bingkai papan kerangka
furnitur. Pengembangan model analisis kekuatan nodal secara ekslusif sebagai profil
(Korolev, 1973 dan Michailov, 1951) atau sambungan perekat (Amijiama dan Fujii,
1987), Ieandrau (1991), Matsui (1990a, 1990b, 1991), Matsui et.al (1987),
Smardzewski (1994, 1995), Wilczynski (1998), Zanni-Deffarges dan Shanahan
(1993). Pada kasus pertama, kekuatan konstruksi dipengaruhi oleh kekuatan elemen
sambungan untuk bending, geser atau tarik. Kasus selanjutnya, kekuatan sambungan
perekat tergantung pada keteguhan geser ikatan rekat melaui uji bending, geser atau
tarik.
Masalah yang terjadi, bingkai papan kursi, lengan kursi, meja dan struktur
rangka sambungan yang mirip lainnya, memiliki beban luar sambungan yang kuat
antara ikatan perekat dan elemen sambungan yang menekan satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, gaya tarik dalam sambungan perekat dapat diturunkan dalam jumlah
minimum sesuai beban ekternalnya melalui pembebanan pada permukaan.
Jenis
utamanya
adalah
untuk
mengembangkan
model
matematis
yang
dicobakan sebagai sebuah masukan pada alogaritma detail dengan bantuan program
komputer yang telah disiapkan dan dikembangkan di desain furnitur kursi (Poznan
University). Penembangan program ini bertujuan untuk membantu proses desain dan
mengoptimalkan struktur konstruksi furnitur terutama sambungan adhesive pada
konstruksi kayu tertentu yang digunakan untuk industri bangunan.
Dimana g = sudut antara vektor; t1; t2, tegangan geser disebabkan oleh momen luar M
Asusmsi bahwa panjang permukaan berubah sebesar 10% dari panjang tenon (0,051),
selanjutnya akan diperoleh:
= ketebalan tenon
dan hal tersebut akan sangat mudah untuk menjelaskan tegangan gesernya.
Fakta dari persamaan tersebut yaitu nilai pengembangan tegangan geser dalam
ikatan perekat yang dapat menyebabkan kerusakan tergantung pada kekuatan tekan
kayu. Transfer ikatan rekat dilakukan oleh beban luar sampai batas atas kekuatan
kayu. Sisanya ditransfer oleh gaya dalam Q. Kerusakan kayu pada titik ini karena
tekanan bersama adalah dihasilkannya peningkatan sudut seperti sudut dari
perubahan bentuk ikatan, karena itu peningkatan tegangan geser disebabkan oleh
Momen luar M.
Dari sini kita tahu bahwa posisi baru dari pusat bending dengan persamaan:
Dari situasi yang digambarkan tersebut, tegangan geser disekitar ikatan rekat
2 maks akan terlihat ketika deformasi elastis kayu dihasilkan dari mulai naiknya
tekanan elemen sambungan. Deformasi yang besar tersebut menyebabkan besarnya
tegangan geser. Disini nilai moment M memyebabkan tegangan geser ikatan adesif
yang berbeda antara momen pukul di luar M dan momen dari sepasang gaya Q4 dan
Q3.
Dimana:
Kemudian dari persamaan tekanan triangel (Gambar 3), secara jelas dapat diperoleh
bahwa :
Untuk beban yang distribusi bebannya dalam garis linear (Gambar. 4), kita
dapat menulis persamaan umum :
dan untuk q3
dimana
dimana
mulai untuk membawa momen lentur M yang tergantung hanya pada compression
strength . Dalam situasi seperti ini persamaan yang menggambarkan tegangan geser
maksimum disebabkan oleh momen ini yang akan menggunakan bentuk berikut :
Pada tempat dalam ikatan perekat di mana nilai vektor tegangan geser adalah
yang paling tinggi, proses dekohesi dimulai penurunan kekuatan dari sambungan dan,
karenanya, kekuatan keseluruhan konstruksi mebel. Metoda yang lain yang digunakan
dalam praktek untuk elemen perekat kayu adalah adhesi di tiga sisinya dari tenon
dalam mortise (Gambar. 6). Dalam hal ini tekanan juga akan bertambah pada bagian
bawah yang bidang tegak lurus terhadap adhesi. Penulisan persamaan keseimbangan
untuk sistem ini dan penambahan hubungan antar geometris antara diagram tekanan,
posisi dari pusat lentur tenon akan dibentuk dengan pemecahan sistem persamaan
Jika kita juga, dalam hal ini, berasumsi bahwa tingkat tegangan geser di dalam
ikatan perekat akan tergantung pada nilai dari momen luar M dan momen MQ
disebabkan oleh tekanan yang digunakan pada permukaan kayu, kemudian persamaan
tegangan geser maksimum akan mengadopsi bentuk berikut :
Di dalam daerah deformasi elastis kayu, ikatan akan membawa momen lebih
kecil dibanding beban luar, oleh karena itu, kekuatan puncak akan jadi sangat lebih
tinggi dibanding kekuatan yang sederhana dari ikatan perekat ditujukan untuk
pergeseran. Secepat mungkin batas deformasi elastis terlewati dan compression
Apri Heri Iswanto : Kekuatan Profil Sambungan Menggunakan Perekat, 2008
USU e-Repository 2008
strenght kayu dicapai, kerusakan sambungan mungkin terjadi dengan tidak terduga
karena peningkatan mendadak dari momen torsion dalam ikatan perekat. Dalam
situasi ini, tegangan geser paling besar disebabkan oleh momen ini yang dapat
dituliskan dalam bentuk berikut :
dimana
ARGUMENTASI
Di atas diperkenalkan kasus perekatan sambungan mortise menunjukkan
bahwa kekuatan puncak dikembangkan sangat tergantung pada interaksi timbal balik
permukaan kayu di bawah tekanan. Dalam kasus ekstrim, ketika tidak ada ikatan
perekat berkembang pada permukaan komponen, kekuatan sambungan semata-mata
tergantung pada compression strenght kayu.
dari penyimpangan poros perputaran tergantung pada nilai-nilai aksi momen lentur
seperti halnya penggeseran dan gaya axial. Ini juga mempengaruhi tingkat deformasi
kayu selama tekanan yang digunakan oleh komponen individu sambungan dan,
sebagai konsekuensinya, nilai dari momen mengurangi tegangan geser dalam ikatan
itu.
Pertimbangan yang dibahas dalam artikel ini, ditunjukkan dalam bentuk
algoritma, akan dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem komputer untuk
mendisain konstruksi mebel. Hasil dari studi ini, dalam bentuk program grafis yang
mudah dioperasikan, akan menarik para perancang dan meyakinkan mereka tentang
perlunya menggunakan bentuk ini dalam merancang.
REFERENSI
Amijiama S, Fujii T (1987) A microcomputer program for stress analysis of adhesive
bonded joints. Int. J. Adhesion and Adhesives 7(4):199204
Bielakow HM (1960) Rasczot procznosct szipovych sojedinienii. Leningrad
Haberzak A (1975) Analiza rozkadu napre _ze_n w spoinie klejowej w poaczeniu
na czopy elementw drewnianych. Przem. Drzewn. 10:1112
Korolev WJ (1973) Osnovy racionalnovo konstruirovania mebeli. Lesnaja
Promyszliennost. Moskva
Matsui K (1990a) Effects of size on nominal ultimate tensile stresses of adhesivebonded circular of rectangular joints under bending or peeling load. Int. J.
Adhesion and Adhesives 10(2):9098
Matsui K (1990b) Size effects on average ultimate stresses of adhesives-bonded
rectangular or tabular lap joints under torsion-shear. Int. J. Adhesion and
Adhesives 10(2):8198
Matsui K (1991) Size effects of nominal ultimate stresses of adhesives-bonded
circular or rectangular joints under torsion. Int. J. Adhesion and Adhesives
11(2):5964
Matsui K, Ueda Y, Morikawa Y, Yoshino T (1997) Size effects on ultimate
torsional stresses of adhesives-bonded joints with a rectangular cross section. J.
Adhesion Soc. Jpn. 23:96102
Michailov MN (1951) Stoliarno-mechaniczeskoje proizvodstva. Moskva 182
Smardzewski J (1994) Model matematyczny I analiza numeryczna rozkadu napre
_ze_n stycznych w prostokatnych spoinach poacze_n poddanych skrecaniu.
Badania dla Meblarstwa, Wyd. AR Pozna_n:3145
Wilczy_nski A (1988) Badania napre _ze_n _scinajacych w spoinie klejowej w
drewnie. Wydawnictwo Uczelniane WSP Bydgoszcz
Zanni-Deffarges MP, Shanahan MER (1993) Evaluation of adhesive shear modulus
in a torsional joint: influence of ageing. Int. J. Adhesion and Adhesives
13(1):4145 183