Sebagian besar masyarakat masih merasa acuh terhadap ketersediaan air bersih dan
sumbernya, masyarakat masih menganggap air bersih sebagai hal biasa yang disediakan
secara alami oleh alam. Berbagai aktifitas sehari-hari dilakukan pada sumber air baku
(sungai) seperti mandi, cuci, kakus, bahkan sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan
sampah terbesar dan gratis. Masyarakat juga masih menganggap ketersediaan air bersih
hanyalah tanggung jawab pemerintah, belum timbulnya kesadaran dan rasa memiliki bagi
masyarakat bahwa menjaga ketersediaan air bersih merupakan tanggung jawab bersama.
2. Kerusakan lingkungan yang semakin parah.
Kelangkaan air bersih lazim disebabkan karena berkurangnya daerah resapan air dan daya
ikat air tanah yang terjadi akibat penggundulan hutan secara besar-besaran tanpa adanya
upaya reboisasi. Global warming juga mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan
meningginya air laut, hal ini sebagian besar disebabkan oleh pencemaran udara oleh pabrik
dan kendaraan bermotor. Rusaknya potensi air bersih juga diakibatkan oleh pencemaran pada
sumber air bersih, banyak sungai, danau dan mata air dijadikan tempat pembuangan kotoran
dan limbah domestik.
3. Meningkatnya jumlah populasi penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk terutama di perkotaan tidak diikuti dengan bertambahnya
sumber potensi air bersih, masyarakat menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa mempertimbangkan kelangsungan ketersediaan air bersih tersebut di masa
depan.
4. Manajemen pengelolaan sumber daya air bersih yang belum baik.
Kurangnya tindakan tegas dan sanksi dari pemerintah bagi pelaku pengrusakan dan
pencemaran sumber daya air bersih. Sedikitnya aturan yang mengatur penggunaan air bagi
irigasi pertanian yang kurang efisien dan ekploitasi air bersih yang tidak proporsional oleh
pelaku industri.
1.
2.
3.
Populasi penduduk yang semakin meningkat akan berbanding lurus dengan kebutuhan
tempat tinggal. Pemenuhan kebutuhanakan tempat tinggal mengakibatkan sawah,
kebun, atau tanah kosong yang awalnya menjadi area penyerapan air kini tidak lagi.
Secara agama:
Macam Air yang Suci dan Mensucikan
Air yang suci dan mensucikan biasa disebut dengan air yang bersih atau air
muthlaq yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari bumi yang belum
dipakai untuk bersuci.
Hukum Bersuci Dengan Air Hasil Daur Ulang dari Air Limbah dan Mutanajjis.
Dalam hal ini, perlu di paparkan terlebih dahulu dua macam air yang
dapat berubah menjadi najis dan yang tidak, yakni air yang mengalir dan air
yang tergenang. Imam asy-Syafii menyebutkan:
a.
Air Mengalir : Apabila di dalam air yang mengalir itu terdapat sesuatu yang
diharamkan seperti bangkai, darah, atau sejenisnya dan berhenti pada suatu
muara, maka air yang tergenang itu menjadi najis bila kadar air lebih sedikit dari
jumlah bangkai. Akan tetapi bila airnya lebih banyak maka ia tidak dikategorikan
najis, kecuali apablia rasa, warna dan bunya telah berubah karena najis, sebab
air yang mengalir akan meng-hanyutkan semua kotoran.
b.
Air Tergenang :
1)
Air yang tidak najis apabila bercampur dengan sesuatu yang haram,
kecuali apabila warna, bau dan rasanya telah berubah.
2)
Air yang najis apabila bercampur dengan sesuatu yang haram, walaupun
yang haram itu tidak terdapat padanya.