DISUSUN OLEH :
B-03
Ketua
Sekretaris
1102012254
1102012281
Anggota
: Metty Tusiana
Muhammad Faruq Abdan S
Muhammad Zulfikar R
Nurin Pascarini Jusaim
Pratistha Satyanegara
Putri Erica Yulinafira
Ricko Yorinda Putra
William Sitner
1102012162
1102012174
1102012182
1102012205
1102012211
1102012215
1102012244
1102012306
menggangu kegiatan sekolah pasien. Oleh karena itu dokter ingin mengunjungi rumah pasien
untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4 x 7 m bersama
keluarganya. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakak yang berumur 12
dan 14 tahun. Selain itu bersama keluarga ini tinggal kakek dan neneknya ( orang tua dari ayah ).
Kondisi dalam rumah kurang rapih, kurang bersih, kurang pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu pasien mempunyai riwayat asma bronkial. Kakek dan ayah pasien adalah perokok
berat.
Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkahdalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD yang
bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetanngganya, sedangkan kakek dan neneknya
tidak bekerja. Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien kurang
mendapat perhatian yang baik, karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering terlambat ke
dokter.
Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan
bagaimana kaitannya dengan penyakit yang di derita anggota keluarga tersebut?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga?
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
HOST
AGENT
ENVIRONME
Apabila ada ketidakseimbangan dari ketiga faktor tersebut akan menimbulkan suatu
penyakit
3. Teori Hendrik L. Blum :
- Genetik
- Lingkungan
- Pelayanan Kesehatan
- Perilaku Kesehatan
4.
5. & 7. Menyarankan mengikuti BPJS, edukasi pasien, memberi saran-saran kepada
keluarga, memeriksa kesehatan
6. Ayah: Kepala Keluarga
a. Mencari Nafkah
b. Membimbing Istri dan Anak
c. Menjadi Imam untuk keluarga
Ibu
a.
b.
c.
d.
Mendidik Anak
Mengurus Suami dan Anak
Mengatur Keuangan
Mengurus Rumah
Anak:
a. Menghormati Orang Tua
b. Belajar
c. Membantu Orang Tua
2
HIPOTESIS
Menurut teori Triangle epidemiologi penyakit dipengaruhi banyak faktor salah satunya
adalah keluarga. Oleh karena itu, diperlukan peran dari masing-masing anggota keluarga dan
fungsi keluarga.
Sasaran Belajar
L.I 1. Memahami dan Menjelaskan Keluarga.
3
10
11
12
13
14
15
Jadi keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).
L.O 1.2 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga.
Menurut WHO (1978)
Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan
gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota
keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga; memberikan identitas
keluarga.
Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
Fungsi ekonomi
6
Fungsi perlindungan
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
Fungsi sosialisasi
Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.Suku-suku di Indonesia ratarata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b
Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku
yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2)
Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.
b
Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
3)
Patriakal
Matriakal
Terorganisasi
10
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki peran
dan pungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.Organisasi yang baik ditandai
dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam
mencapai tujuan.
2
Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masingmasing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai
keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
4
Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa atau
pejabat yang berwenang dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal :
a.Ia
sangat
melalaikan
kewajibannya
terhadap
anaknya.
b. Ia berkelakuan buruk sekali.
Meskipun orang tua di cabut kekusaannya, mereka masih berkewajiban untuk
memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.
12
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
13
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
Genogram
Definisi : genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan
informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak,
keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat
informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan
penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan. Dengan
genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di
dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga
pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1) Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan
mental di dalam keluarga.
2) Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi.
14
15
16
4
5
6
7
8
Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah (30 bulan sampai 6
tahun).
Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school), keluarga
tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga tersebut
telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).
Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as launching
centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh anak tertua dan
diakhiri oleh anak terkecil.
Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua anak telah
meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah berusia lanjut
sampai dengan meninggal dunia.
Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapatdan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimanamereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistemnilai keluarga.
Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat
17
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
b. Dinding
Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara.
Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
Pertukaran udara.
e)
f)
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan
tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
19
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam
satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan
pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak
untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang
sehat, aman , serasi, dan teratur
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah
yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari
panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit.
2. Mencegah terjadinya kecelakaan.
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya.
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial.
L.I 3. Memahami dan menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan serta faktor
eksternal yang mempengaruhi kesehatan
FAKTOR INTERNAL
1
20
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat,
dengan merokok, dugem sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal
tersebut terkadang merupakan salah satu cara pelarian.
Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak
jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat
kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh tetap fit.
Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di
derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk
menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
FAKTOR EKSTERNAL
1
Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian,
radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang
negative terhadap otak kita.
Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat
polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin banyak dibangun
pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan semakin banyak, dari hari ke
hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon
monoksida.
21
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang
tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak
sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya perokok pasif.
4
22
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami
istri dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun
demikian menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat
tinggal. Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama.
Adanya rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur
tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan
hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan
tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya
adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar
Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia
akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok
dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terusmenerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa
sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal
ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya
maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan
bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka
bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikannya
kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri
mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin,
pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan
harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan
diri dan rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di
rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui
kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan
23
kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan
jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan
suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
L.O 4.2 Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat
Anggota Keluarga yang Sakit.
Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit:
1 Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah
Subhanahu wa Taala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya. Itu
yang lebih baik baginya.
2 Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap, yaitu
takut akan siksa Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat Allah
Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas bin Malik
Radhiyallahuanhu yang mengatakan:
Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati.
Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahuanha, bahwa Rasulullah
Shallallahualaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala Abbas
Radhiyallahuanhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga Abbas berangan-angan
ingin mati.
Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada
yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat
(kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahualaihi wa Sallam berkata:
24
Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri atau hartanya,
hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak
pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada
orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-dosa orang
yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.
Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:
Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya
sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di sisinya.
Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma berkata: Tidaklah berlalu satu malam sejak aku
mendengar RasulullahShallallahualaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah kutulis
wasiatku. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus Sunan
maupun yang lain.
Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima
warisan darinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
7
8
25
Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak, dan tidak ada
wasiat bagi ahli waris.
10 Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain,
seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat
agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya
firman Allah Subhanahu wa Taala:
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (An-Nisaa: 7)
11 Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam:
Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada
asal darinya, maka ia tertolak.
12 Ketika banyak terjadi kebidahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu
pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban
seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar
dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahualaihi wa Sallam), sebagai
pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu wa Taala (At-Tahrim: 6)
Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan sandaran.
Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil
sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual
sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk
si sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya)
menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan
mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini akan memberikan
kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu,
menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian
dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak seluruhnya
bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk
orang sakit"
26
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah
makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (H.R. Bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam:
1 Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam kepadanya.
2 Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu.
3 Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia.
4 Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu.
5 Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.
(H.R. Muslim)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang
sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan
membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan
dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
27
Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential
ofFamily Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page
24)
McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family Oriented Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun1974-tentang-perkawinan.html (Last Update: 2013, December 11)
Hak dan Kewajiban Orang Tua. Available at :
http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html
(Last Update 2013, December 12)
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan. Available at :
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf (Last Update 2013,
December 11)
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at :
http://darussunnah.or.id/artikel-islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orangsakit/ (Last Update 2013, December 11)
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islamindonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html
(Last Update 2013, December 12)
28