Anda di halaman 1dari 16

MENGENAL TENTANG ALJABAR

Aljabar adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika.
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti"pertemuan", "hubungan" atau bisa juga "penyelesaian". Aljabar
juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang. Penemu aljabar adalah Abu
Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi.

OPERASI BENTUK ALJABAR


~ Cara Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar ~
A. Mengenal Koefisien, Variabel, Konstanta, Suku , Penjumlahan,Pengurangan, Perkalian,
Pembagian, Kpk & Fpb, Pecahan bentuk aljabar(Penjumlahan& Pengurangan, Perkalian &
Pembagian).

1)
2)
3)

1)
2)

1)
2)

a.
b.

1.
a.
b.
2.
a.

Koefisien = adalah bilangan yang diikuti variabel dibelakangnya pada tiap-tiap suku.
Contoh:
5x , artinya 5 adalah koefisien x
8y , artinya 8 adalah koefisien y
a2, artinya 1 adalah koefisien a2
Variabel = adalah lambang dari suatu bilangan yang belum diketahui nilainya. Variabel disimbolkan dengan huruf
kecil, misalnya; a, b, c, . , x, y, z.
Contoh:
3p, artinya p adalah variabel dari 3
4q, artinya q adalah variabel dari 4
Konstanta = merupakan bilangan tetap yang tidak memiliki variabel.
Contoh konstanta dari operasi berikut:
5x + 2xy2 + y 35
Konstanta dari operasi diatas adalah (-35).
8l 7l2 + 56
Konstanta dari operasi diatas adalah 56.
Suku = adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Memuat variabel beserta
koefisiennya atau hanya konstanta.
Bentuk aljabar dengan dua suku disebut suku dua.
Contoh: 5x 2y, a + b2
Bentuk aljabar dengan lebih dari dua suku disebut suku banyak (polinom).
Contoh: a2 + 4b c, 6x + 1 3y + xy2
Suku-suku sejenis = adalah suku-suku yang memuat variabel dengan pangkat yang sama.
Contoh : Pada bentuk aljabar 3a + b2 + 9a + 8b, maka 3a dan 9a merupakan suku-suku yang sejenis.
Latihan soal :
Tentukan variabel dan koefisien dari persamaan berikut!
2p + 6pq2 + 3q 15
12m - mn2 + 10n - 55
Tentukan konstanta dari persamaan berikut!
7g + 60h + 11

b.
c.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.

66y 34z + 78
x + 57xy2 63
Sebutkan suku-suku yang terdapat dalam operasi bentuk aljabar berikut!
x + 2y xy2
5a + 3ab2 b + 6
7p 2 + 8q + 9pq
Kelompokkan dalam suku-suku yang sejenis pada operasi bentuk aljabar berikut!
2x2 + y 5xy + 9x2 6y + xy
34 7a + 8b + a2 + 6 4a2 + 5a + b
90p + 31q + pq2 88p 6pq2 30q

B. Menyederhanakan Operasi Bentuk Aljabar.

1)

2)

1.
a.
b.
c.
d.
e.

***Menyederhanakan operasi dalam aljabar, hanya dapat dilakukan dalam suku-suku bilangan yang
sama/sejenis.
Contoh :
3y + 2x + 6 + 5y + 12x 22
Penyelesaian:
Langkah pertama, kita kelompokkan bilangan yang sama.
3y + 5y +2x + 12x + 6 22
Kemudian kita sederhanakan bilangan yang bentuknya sama.
8y + 14x -16
4p 8pq2 + 6p 9pq2
Penyelesaian:
Kelompokkan bilangan yang sama.
4p + 6p 8pq2 9pq2
Sederhanakan bilangan yang bentuknya sama.
10p 17pq2
Kerjakan soal berikut !
Sederhanakan operasi berikut.
4x + 55y 2x 45y
12p 32pq2 +61pq2 +11p
60m + 31n 6mn + n + 21m + 54mn + 7n
51 32x + 6y + 12y 12 + 42x xy2
18pq2 + 11q 34q + p pq2

C. Penjumlahan dan Pengurangan Dalam Aljabar.


1.

Penjumlahan dalam bentuk aljabar.Penjumlahan dalam operasi bentuk aljabar, dapat dilakukan dengan memberikan
tanda + setelah persamaan pertama. Kemudian, pada persamaan kedua, ditambahkan tanda kurung.
Contoh soal :
a. 4x + 5y + 23y 8x dan 7y + 21x

b.

2.
a.

b.

Penyelesaian =
4x + 5y +23y 8x + (7y + 21x)
= 4x + 5y +23y 8x + 7y + 21x
= 4x 8x + 21x + 5y + 23y + 7y
= 17x + 35y
p + 2q 5pq dan 6pq + 5p
Penyelesaian =
p + 2q 5pq + ( - 6pq + 5p)
= p + 2q - 5pq - 6pq + 5p
= p + 5p + 2q 5pq 6pq
=6p + 2q 11pq
Pengurangan dalam aljabar.
Contoh soal :
5x 2y + 21 dari 8y 3 + x
Penyelesaian=
8y 3 + x (5x 2y + 21)
= 8y 3 + x 5x + 2y 21
= 8y + 2y 3 21 + x 5x
= 10y 24 4x
9p 50 + q dari 4 3p + 4q
Penyelesaian=
4 3p + 4q ( 9p 50 + q)
= 4 3p + 4q 9p + 50 q
= 4 + 50 3p 9p + 4q q
= 54 12p + 3q

D. Perkalian Bentuk Aljabar


1.
1.

2.

2.
1.

Perkalian suku satu dengan suku dua


Contoh soal :
4 (-x + 2y)
Penyelesaian:
(4. (-x)) + (4 . 2y)
= - 4x + 8y
-2 (3p 4q)
Penyelesaian:
(-2 . 3p) + (-2 . (- 4q))
= -6p + 8q
Perkalian suku dua dengan suku dua
Contoh soal:
(2x y) (3y + x)
Penyelesaian:
2x . 3y + 2x . x + (-y). 3y +(-y) . x

= 6xy + 2x2 + (- 3y2) + (-yx)


= 6xy + 2x2 3y2 yx
= 2x2 3y2 + 5xy
2. (5p + 10q) ( p q)
Penyelesaian:
5p . p + 5p . (-q) + 10q . p + 10q . (-q)
= 5p2 + (- 5pq) + 10pq + (- 10q2)
= 5p2 5pq + 10pq 10q2
= 5p2 + 5pq 10q2

E.Perkalian Bentuk Aljabar


Perhatikan kembali sifat distributif pada bentuk aljabar. Sifat distributif merupakan konsep dasar perkalian pada
bentuk aljabar. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.

I. Perkalian Suku Satu dengan Suku Dua


Agar kamu memahami perkalian suku satu dengan suku dua bentuk aljabar,
pelajari contoh soal berikut.
Gunakan hukum distributif untuk menyelesaikan perkalian berikut.
a. 2(x + 3) c. 3x(y + 5)
b. 5(9 y) d. 9p(5p 2q)
Jawab:
a. 2(x + 3) = 2x + 6 c. 3x(y + 5) = 3xy + 15x
b. 5(9 y) = 45 + 5y d. 9p(5p 2q) = 45p2 + 18pq

II. Perkalian Suku Dua dengan Suku Dua


Agar kamu memahami materi perkalian suku dua dengan suku dua bentuk aljabar, pelajari contoh soal berikut.

Tentukan hasil perkalian suku dua berikut, kemudian sederhanakan.


a. (x + 5)(x + 3) c. (2x + 4)(3x + 1)
b. (x 4)(x + 1) d. (3x + 2)(x 5)
Jawab:
a. (x + 5)(x + 3) = (x + 5)x + (x + 5)3
= x2+ 5x + 3x + 15
= x2 + 8x + 15
b. (x 4)(x + 1) = (x 4)x + (x 4)1
= x2 4x + x 4
= x2 3x 4
c. (2x + 4)(3x + 1) = (2x + 4)3x + (2x + 4)1
= 6x2+ 12x + 2x + 4
= 6x2+ 14x + 4
d. (3x + 2)(x 5) = (3x + 2)x + (3x + 2)(5)
= 3x2+ 2x + 15x 10
= 3x2+ 17x 10

Soal cerita
Diketahui sebuah persegipanjang memiliki panjang (5x + 3) cm dan lebar (6x 2) cm. Tentukan luas persegipanjang tersebut.
Jawab:
Diketahui : p = (5x + 3) cm dan l = (6x 2) cm
Ditanyakan : luas persegipanjang
Luas = p l
= (5x + 3)(6x 2)
= (5x + 3)6x + (5x + 3)(2)
= 30x2+ 18x 10x 6
= 30x2+ 8x 6
Jadi, luas persegipanjang tersebut adalah (30x2+ 8x 6) cm2
Selesaikan perkalian-perkalian berikut dengan menggunakan cara skema.
a. (x + 1)(x + 2) c. (x 2)(x + 5)
b. (x + 8)(2x + 4) d. (3x + 4)(x 8)
Jawab:
a. (x + 1)(x + 2) = x2 + 2x + x + 2
= x2+ 3x + 2
b. (x + 8)(2x + 4) = 2x2 + 4x + 16x + 32
= 2x2+ 20x + 32
c. (x 2)(x + 5) = x2 + 5x 2x 10
= x2+ 3x 10
d. (3x + 4)(x 8) = 3x2 24x + 4x 32
= 3x2 20x 32

F.Pembagian Bentuk Aljabar


Hasil dari pembagian dua buah bentuk aljabar diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan faktor sekutu dari
masing-masing selanjutnya melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
Contoh:
Hitung operasi pembagian dari bentuk aljabar berikut!
a. 3a/2x : x/4a
b. 5a/2b : a/3b
Penyelesaian:
a. 3a/2x : x/4a = 3/a2x 4/ax = 12a^2/2x^2 = 6a^2/x2
b. 5a/2b : a/3b = 5a/2b 3b/a = 15ab/2ab = 15/2
Pembagian bentuk aljabar akan lebih mudah jika dinyatakan dalam bentuk pecahan.

G. KPK & FPB Bentuk Aljabar


Dalam menentukan KPK dan FPB bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar
menjadi perkalian faktor-faktor primanya.

H.Pecahan dalam Bentuk Aljabar


1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Bentuk Aljabar
Cara menjumlahkan dan mengurangkan pecahan bentuk aljabar adalah sama dengan
menjumlahkan dan mengurangkan pada pecahan biasa, yaitu dengan menyamakan penyebutnya
terlebih dahulu.
Contoh 1:
Sederhanakan bentuk penjumlahan berikut:

Penyelesaian:
=

2. Perkalian dan Pembagian Pecahan Bentuk Aljabar


Cara menyelesaikan perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar sama dengan menyelesaikan
perkalian dan pembagian pecahan biasa, yaitu:

dan

Contoh 2:
Sederhanakan bentuk aljabar berikut:

Penyelesaian:
=

Sistem
koordinat
Kartesius

Gambar 1 - Sistem koordinat Kartesius. Terdapat


empat titik yang ditandai: (2,3) titik hijau, (-3,1)
titik merah, (-1.5,-2.5) titik biru, dan (0,0), titik
asal, yang berwarna ungu.
Dalam matematika, Sistem koordinat
Kartesius digunakan untuk menentukan
tiap titik dalam bidang dengan menggunakan
dua bilangan yang biasa
disebut koordinat x dan koordinat y dari titik
tersebut.
Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua
garis berarah yang tegak lurus satu sama lain
(sumbu x dan sumbu y), dan panjang unit, yang
dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut
(lihat Gambar 1).
Sistem koordinat Kartesius dapat pula digunakan
pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3
dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu
(sumbu x, y, dan z).

Gambar 2 - Sistem koordinat Kartesius disertai


lingkaran merah yang berjari-jari 2 yang berpusat
pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah
ini adalah x + y = 4.
Dengan menggunakan sistem koordinat
Kartesius, bentuk-bentuk geometri
seperti kurva dapat diekspresikan
dengan persamaan aljabar. Sebagai contoh,
lingkaran yang berjari-jari 2 dapat diekspresikan
dengan persamaan x + y = 4 (lihat Gambar 2).
Istilah Kartesius digunakan untuk mengenang
ahli matematika
sekaligusfilsuf dari Perancis Descartes, yang
perannya besar dalam
menggabungkanaljabar dan geometri (Cartesius
adalah latinisasi untuk Descartes). Hasil kerjanya
sangat berpengaruh dalam
perkembangan geometri analitik,kalkulus,
dan kartografi.
Ide dasar sistem ini dikembangkan pada
tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes.
Pada bagian kedua dari tulisannya Discourse on
Method, ia memperkenalkan ide baru untuk
menggambarkan posisi titik atau obyek pada
sebuah permukaan, dengan menggunakan dua
sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan
yang lain. Dalam tulisannya yang lain, La
Gomtrie, ia memperdalam konsep-konsep
yang telah dikembangkannya.
Sistem koordinat dua dimensi
Sistem koordinat Kartesius dalam dua dimensi
umumnya didefinisikan dengan dua sumbu yang
saling bertegak lurus antar satu dengan yang lain,

yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang


xy). Sumbu horizontal diberi label x, dan sumbu
vertikal diberi label y. Pada sistem koordinat tiga
dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang
sering diberi label z. Sumbu-sumbu tersebut
ortogonal antar satu dengan yang lain. (Satu
sumbu dengan sumbu lain bertegak lurus.)
Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal,
umumnya diberi label 0. Setiap sumbu juga
mempunyai besaran panjang unit, dan setiap
panjang tersebut diberi tanda dan ini membentuk
semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik
tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi,
nilai x ditulis (absis), lalu diikuti dengan
nilaiy (ordinat). Dengan demikian, format yang
dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak dibalikbalik.

Gambar 3 - Keempat kuadran sistem koordinat


Kartesius. Panah yang ada pada sumbu berarti
panjang sumbunya tak terhingga pada arah
panah tersebut.
Pilihan huruf-huruf didasari oleh konvensi, yaitu
huruf-huruf yang dekat akhir (seperti x dan y)
digunakan untuk menandakan variabel dengan
nilai yang tak diketahui, sedangkan huruf-huruf
yang lebih dekat awal digunakan untuk
menandakan nilai yang diketahui.
Sebagai contoh, pada Gambar 3, titik P berada
pada koordinat (3,5).
Karena kedua sumbu bertegak lurus satu sama

lain, bidang xy terbagi menjadi empat bagian


yang disebut kuadran, yang pada Gambar 3
ditandai dengan angka I, II, III, dan IV. Menurut
konvensi yang berlaku, keempat kuadran
diurutkan mulai dari yang kanan atas (kuadran I),
melingkar melawan arah jarum jam (lihat Gambar
3). Pada kuadran I, kedua koordinat (x dan y)
bernilai positif. Pada kuadran II, koordinat x
bernilai negatif dan koordinat y bernilai positif.
Pada kuadran III, kedua koordinat bernilai negatif,
dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif
dan y negatif (lihat tabel dibawah ini).
nilai nilai
Kuadran
x
y
I
>0 >0
II
<0 >0
III
<0 <0
IV
>0 <0
Ilmu ukur koordinat ditemukan oleh Rene Descartes.
Descartes adalah penemu berkebangsaan Perancis, lahir pada 31 Maret 1596 dan meninggal di
Stockholm, Swedia pada 11 Februari 1650 ( usia 53 tahun ).
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi Rene Descartes, filosof, ilmuwan, matematikus
Perancis yang tersohor. Waktu mudanya dia sekolah Yesuit, College La Fleche. Begitu umur dua puluh
dia dapat gelar ahli hukum dari Universitas Poitiers walau tidak pernah mempraktekkan ilmunya
samasekali. Meskipun Descartes peroleh pendidikan baik, tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun
yang bisa dipercaya tanpa matematik. Karena itu, bukannya dia meneruskan pendidikan formalnya,
melainkan ambil keputusan kelana keliling Eropa dan melihat dunia dengan mata kepala sendiri. Berkat
dasarnya berasal dari keluarga berada, mungkinlah dia mengembara kian kemari dengan leluasa dan
longgar. Tak ada persoalan duit.
Dari tahun 1616 hingga 1628, Descartes betul-betul melompat ke sana kemari, dari satu negeri ke negeri
lain. Dia masuk tiga dinas ketentaraan yang berbeda-beda (Belanda, Bavaria dan Honggaria), walaupun
tampaknya dia tidak pernah ikut bertempur samasekali. Dikunjungi pula Italia, Polandia, Denmark dan
negeri-negeri lainnya. Dalam tahun-tahun ini, dia menghimpun apa saja yang dianggapnya merupakan
metode umum untuk menemukan kebenaran. Ketika umurnya tiga puluh dua tahun, Descartes
memutuskan menggunakan metodenya dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang
sesungguhnya. Dia lantas menetap di Negeri Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua
puluh satu tahun. (Dipilihnya Negeri Belanda karena negeri itu dianggapnya menyediakan kebebasan
intelektual yang lebih besar ketimbang lain-lain negeri, dan karena dia ingin menjauhkan diri dari Paris
yang kehidupan sosialnya tidak memberikan ketenangan cukup).
Sekitar tahun 1629 ditulisnya Rules for the Direction of the Mind buku yang memberikan garis-garis besar
metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplit dan tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan
untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634,
Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang
anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidangbidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Menjadi keinginan Descartes sendiri mempersembahkan hasil-hasil penyelidikan ilmiahnya dalam buku
yang disebut Le Monde (Dunia). Tetapi, di tahun 1633, tatkala buku itu hampir rampung, dia dengan
penguasa gereja di Italia mengutuk Galileo karena menyokong teori Copernicus bahwa dunia ini

sebenarnya bulat, bukannya datar, dan bumi itu berputar mengitari matahari, bukan sebaliknya. Meskipun
di Negeri Belanda dia tidak berada di bawah kekuasaan gereja Katolik, toh dia berkeputusan berhati-hati
untuk tidak menerbitkan bukunya walau dia pun sebenarnya sepakat dengan teori Copernicus. Sebagai
gantinya, di tahun 1637 dia menerbitkan bukunya yang masyhur Discourse on the Method for Properly
Guiding the Reason and Finding Truth in the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method).
Discourse ditulis dalam bahasa Perancis dan bukan Latin sehingga semua kalangan intelegensia dapat
membacanya, termasuk mereka yang tak peroleh pendidikan klasik. Sebagai tambahan Discourse ada
tiga esai.
Didalamnya Descartes menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah dilakukannya
dengan menggunakan metode itu. Tambahan pertamanya Optics, Descartes menjelaskan hukum
pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah ditemukan oleh Willebord Snell). Dia juga
mempersoalkan masalah lensa dan pelbagai alat-alat optik, melukiskan fungsi mata dan pelbagai
kelainan-kelainannya serta menggambarkan teori cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori
gelombang yang belakangan dirumuskan oleh Christiaan Huygens. Tambahan keduanya terdiri dari
perbincangan ihwal meteorologi, Descartes membicarakan soal awan, hujan, angin, serta penjelasan
yang tepat mengenai pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas terdiri dari
cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan tepat dia menyimpulkan bahwa panas adalah suatu
bentuk dari gerakan intern. (Tetapi, pendapat ini telah ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan
orang-orang lain). Tambahan ketiga Geometri, dia mempersembahkan sumbangan yang paling penting
dari kesemua yang disebut di atas, yaitu penemuannya tentang geometri analitis. Ini merupakan langkah
kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan jalan buat Newton menemukan Kalkulus.
Mungkin, bagian paling menarik dari filosofi Descartes adalah caranya dia memulai sesuatu. Meneliti
sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang umumnya sudah disepakati orang, Descartes
berkesimpulan untuk mencari kebenaran sejati dia mesti mulai melakukan langkah yang polos dan jernih.
Untuk itu, dia mulai dengan cara meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan
kepercayaan meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan eksistensi alam di luar dunia, bahkan
meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya, meragukan segala-galanya.
Ini keruan saja membuat dia menghadapi masalah yang menghadang: apakah mungkin mengatasi
pemecahan atas keraguan yang begitu universal, dan apakah mungkin menemukan pengetahuan yang
bisa dipercaya mengenai segala-galanya? Tetapi, lewat alasan-alasan metafisika yang cerdik, dia mampu
memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya ada (Saya berpikir, karena itu saya ada), dan Tuhan
itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Ini merupakan langkah pertama dari teori Descartes.
Makna penting teori Descartes punya nilai ganda. Pertama, dia meletakkan pusat sistem filosofinya
persoalan epistomologis yang fundamental, Apakah asal-muasalnya pengetahuan manusia itu? para
filosof terdahulu sudah mencoba melukiskan gambaran dunia. Descartes mengajar kita bahwa
pertanyaan macam itu tidak bisa memberi jawab yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan
pertanyaan Bagaimana saya tahu?
Kedua, Descartes menganjurkan kita harus berangkat bukan dengan kepercayaan, melainkan dengan
keraguan. (Ini merupakan kebalikan sepenuhnya dari sikap St. Augustine, dan umumnya teolog abad
tengah bahwa kepercayaan harus didahulukan). Memang benar Descartes kemudian meneruskan dan
sampai pada kesimpulan teologis yang ortodoks, tetapi para pembacanya lebih tertarik dan menaruh
perhatian lebih besar kepada metode yang dikembangkannya ketimbang kongklusi yang ditariknya.
(Ketakutan gereja bahwa tulisan-tulisan Descartes akhirnya akan menjadi bahaya, jelas sekali).
Dalam filosofinya, Descartes menekankan beda nyata antara pikiran dan obyek material, dan dalam
hubungan ini dia membela dualisme. Perbedaan ini telah dibuat sebelumnya, tetapi tulisan-tulisan
Descartes menggalakkan perbincangan filosofis tentang masalah itu. Permasalahan yang
dikemukakannya menarik para filosof sejak itu dan tetap tak terpecahkan.
Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam

kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa alami dapat
dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia menolak anggapan-anggapan
astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara
teleologis. (Yakni, dia mencari sebab-sebab mekanis secara langsung dan menolak anggapan bahwa
kejadian itu terjadi untuk sesuatu tujuan final yang jauh). Dari pandangan Descartes semua makhluk pada
hakekatnya merupakan mesin yang ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis yang
biasa. Pendapat ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental fisiologi modern.
Descartes menggandrungi penyelidikan ilmiah dan dia percaya bahwa penggunaan praktisnya dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Dia pikir, para ilmuwan harus menjauhi pendapat-pendapat yang semu dan
harus berusaha menjabarkan dunia secara matematis. Semua ini kedengarannya modern. Tetapi,
Descartes, melalui pengamatannya sendiri tak pernah bersungguh-sungguh menekankan arti penting
ruwetnya percobaan-percobaan metode ilmiah.
Filosof Inggris yang masyhur, Francis Bacon, telah menyatakan perlunya penyelidikan ilmiah dan
keuntungan yang bisa diharapkan dari sana beberapa tahun sebelum Descartes. Dan argumen yang
terkenal Descartes yang berbunyi saya berfikir, karena itu saya ada, bukanlah pendapatnya yang
orisinal. Itu sudah pernah dikemukakan lebih dari 1200 tahun sebelumnya (walau dalam kalimat yang
berbeda tentu saja) oleh St. Augustine. Hal serupa juga mengenai pembuktian Descartes tentang
adanya Tuhan hanyalah variasi dari pendapat ontologis yang pertama kali diucapkan oleh St. Anselm
(1033-1109).Di tahun 1641 Descartes menerbitkan bukunya yang masyhur Meditations. Dan bukunya
Principles of philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu aslinya ditulis dalam bahasa Latin dan
terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647.
Meskipun Descartes seorang penulis yang lincah dengan gaya prosanya yang manis, nada tulisannya
terasa kuno. Betul-betul dia tampak (mungkin akibat pendekatannya yang rasional, dia seperti
cendikiawan abad tengah. Sebaliknya Francis Bacon, walau dilahirkan tiga puluh lima tahun sebelum
Descartes, nada tulisannya modern).
Tergambar jelas dalam tulisan-tulisannya, Descartes seorang yang teguh kepercayaannya tentang
adanya Tuhan. Dia menganggap dirinya seorang Katolik yang patuh; tetapi gereja Katolik tidak menyukai
pandangan-pandangannya, dan hasil karyanya digolongkan ke dalam index buku-buku yang terlarang
dibaca. Bahkan di kalangan Protestan Negeri Belanda (waktu itu mungkin negeri yang paling toleran di
Eropa), Descartes dituduh seorang atheist dan menghadapi kesulitan dengan penguasa
Tahun 1649 Descartes menerima tawaran bantuan keuangan yang lumayan dari Ratu Christina, Swedia,
agar datang ke negerinya dan menjadi guru pribadinya. Descartes amat kecewa ketika dia tahu sang
Ratu ingin diajar pada jam lima pagi! Dia khawatir udara pagi yang dingin bisa membikinnya mati. Dan
ternyata betul: dia kena pneumonia, meninggal bulan Februari 1650, cuma empat bulan sesudah sampai
di Swedia.Descartes tak pernah kawin, tetapi punya seorang anak perempuan yang sayang mati
muda.Filosofi Descartes dikritik pedas oleh banyak filosof sejamannya, sebagian karena mereka anggap
filosofi itu menggunakan alasan yang berputar-putar. Sebagian lagi menunjukkan kekurangan-kekurangan
dalam sistemnya. Dan sedikit sekali orang saat ini yang membelanya dengan sepenuh hati. Tetapi, arti
penting seorang filosof tidaklah terletak pada kebenaran sistemnya; melainkan pada apakah penting
tidaknya ide-idenya, atau apakah ide-idenya ditiru orang dan berpengaruh luas. Dari ukuran ini, sedikitlah
keraguan bahwa Descartes memang seorang tokoh yang penting.Sedikitnya ada lima ide Descartes yang
punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam
semesta; (b) sikapnya yang positif terhadap penjajagan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada
penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis;
dan (e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

Anda mungkin juga menyukai