Anda di halaman 1dari 8

BUDIDAYA TIMUN

HASIL BUDIDAYA TIMUN


Timun (Cucumis

sativus

L.)

adalah

tanaman

sayuran

yang

banyakmafaat dan kegunaannya antara lain sebagai bahan makanan


( diolah sebagai Acar Timun, Es Timun ), bahan obat-obatan dan bahan
kosmetika. Sebagai bahan makanan, timun mengandung zat gizi antara
lain kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,
vitamin B1, vitamin, B2, vitamin C, serat, niacin dan air. Timun bukanlah
tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari daerah subtropis. Pada
mulanya tanaman timun tumbuh liar di lereng gunung Himalaya dan
sebagian terdapat di Afrika. Timun menyebar kenegara-negara Asia dan
kini telah menyebar ke seluruh dunia.
Timun adalah tanaman sayuran buah semusim (berumur pendek) seperti
terong, labu dan tomat, tumbuh menjalar, berbentuk semak atau perdu
bisa mencapai tinggi 2 meter. Akar berbentuk tunggang dan berair,
batang lunak dan berair, daun berbentuk bulat dengan ujung daun
runcing berganda, berbulu halus dan tulang daun menjari. Bunga terdiri
dari bunga jantan dan betina dengan perbandingan jumlah yang relatif
sama. Buah panjang silindris dengan bentuk beragam tergantung
varietasnya. Saat ini jenis varietas timun yang ada di pasaran dan sudah
banyak di tanam oleh petani di Indonesia antara lain : Timun F1
Harmony, F1 Hercules, F1 Monza, F1 Magic, F1 Bandana, F1
Mercy,

F1 Galaxy, Mikro 203, F1 Roman, Asian Star, Phuket,

Ninja, Titan, Hijau Roket, Putih Roket, F1 Si Putih untuk jenis


timun yang sudah tahan Virus antara lain Timun F1 Harmony

Plus, F1 Metavy, F1 Bhakti, F1 Tirta, F1 Zetavy, F1 Monas, F1


Manggala, F1 Timundo 20.

AGROKLIMAT (TANAH DAN IKLIM)


Faktor penting dalam setiap penanaman adalah Agroklimat (tanah dan
iklim). Lokasi yang cocok dengan timun adalah dengan ketinggian tempat
200 800 m dpl (dari permukaan laut) dan masih toleran sampai 1.000 m
dpl atau kurang dari 200 m dpl. Ketinggian tempat ini sangat terkait
dengan iklim setempat. Jenis tanah yang cocok adalah regosol dan latosol
yaitu lempung ringan berdrainase baik. Selain itu juga tanah yang
gembur, banyak mengandung bahan organik dengan solum (kedalaman
tanah) dalam. pH tanah 5,5 7,5.
Iklim yang cocok adalah suhu udara 20 32 derajat C, kelembaban udara
50% 85%, curah hujan 200 400 mm/bulan, cahaya matahari 350 400
cal/mm2 setiap hari.
PERAWATAN TANAMAN
Perawatan tanaman dimulai ketika tanaman berumur 5 10 hari. Pada
umur 5 HST biasanya petani melakukan penyulaman pada lubang-lubang
tanam yang kosong (tidak tumbuh) dan penjarangan pada lubang tanam
yang berisi 3 tanaman/lebih. Setelah kegiatan penyulaman dilanjutkan
dengan penyiangan terhadap rumput dan penutupan rongga tanah
disekitar lubang tanam untuk memperkokoh tegaknya batang timun.
Kegiatan selanjutnya adalah pemopokan. Pemopokan ditujukan untuk
menutup rerumputan yang tumbuh di atas bedengan serta memberi efek
dingin pada media tumbuh sehingga akar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Setelah

pemopokan

selesai

dilanjutkan

dengan

pemasangan

lanjaran/teturus. Kebutuhan lanjaran/teturus adalah 45.000 50.000


batang/hektar. Harga teturus Rp. 25,00 Rp. 30,00/batang. Pada umur 12

HST dilakukan pemupukan susulan dengan cara dikocor. Pupuk susulan


yang dikocorkan ini terdiri dari Urea : ZA : SP-36 : DAP : KNO3 dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 : 1 : 1/4 atau 100 gram Urea + 100 gram ZA + 100
gram DAP + 25 gram KNO3 dilarutkan dalam 10 liter air. Pupuk susulan ini
dilakukan sebanyak 5 6 kali, yaitu umur 12 HST, 15 HST, 18 HST, 19
HST, 22 HST dan 25 HST. Perawatan tanaman lainnya adalah pengikatan
lanjaran dan cabang timun. Penyemprotan insektisida dan fungisida mulai
umur 10 HST dengan interval 3 hari.
Penyemprotan pupuk daun, insektisida, fungisida serta ZPT biasanya
dijadikan

satu

agar

pemakaian

tenaga

kerja

lebih

efisien

dan

pelaksanaannya juga disesuaikan dengan keadaan dan umur tanaman


serta serangan hama dan penyakit. Pemupukan susulan selanjutnya
diberikan secara kering dengan ditugalkan diantara 4 lubang tanam atau
dengan hanya ditabur ditengah bedengan. Pupuk susulan kering ini terdiri
dari ZA: SP-36 : KCl dan NPK dengan perbandingan 2 : 1/2 : 1/2 : 1
diberikan pada umur 26 HST.

HAMA DAN PENYAKIT TIMUN


Hama

dan

penyakit pada timun sebenarnya

tidak

terlalu

banyak.

Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat


tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara
mekanis

(eradiksi/pemotongan

(penyemprotan

pestisida).

daun)

Perlakuan

maupun
terbaik

dengan
adalah

cara

dengan

kimia
jalan

pencegahan (preventif).
HAMA PADA TIMUN
1. HAMA THRIPS
Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak
tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal
adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik
berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri. Selanjutnya bintik ini
meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian

serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh


binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah
dengan

jalan

dilakukan

memasukkan

penyemprotan

menggunakan Winder

100

larutan

insektisida

insektisida

ke

pada

EC dengan

sarangnya
tanaman.

dosis

Cc

atau
Dapa

Liter

atau

ditambahkan dengan Demolis 18 EC 0.5 Cc/ Liter.


2. JANGKRIK
Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di
lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya
ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama
dengan pengendalian pada thrips.
3. ULAT TANAH (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih
muda.

Gejala:

Pengendalian

Batang
ulat

tanaman

tanah

menggunakan Insektisida

dipotong

ini

dapat

Biologi

disekitar
di

leher

lakukan

TUREX yang

akar.

dengan

di

campur

dengan Dedak halus yang di camur dengan irisan daun pepaya. Untuk
Dosisnya TUREX

100

Gram di

campur

dengan dedak

halus

Kg dicampur rata dengan Irisan daun pepaya sampai rata. Selanjutnya


campuraan di berikan di pangkal Tanaman 1 sendok per tanaman.
Pemberian dilakukan pada sore hari karena sifat dari ulat tanah ini keluar
dan makan pada malam hari.
4. OTENG OTENG atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala :
merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada
serangan

berat,

daun

tinggal

tulangnya.

Pengendalian :STOPPER + PROMECTIN 60 EC.


5. LALAT BUAH (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk
bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan
membusuk.

Pengendalian Lalat

Buah dapat

di

lakukan

dengan

menggunakan BA. Metamidofos (META ) atau Raydent dengan di barengi


dengan pemasangan perangkap Lalat Buah ( YELLOW TRAP )

6. KUTU DAUN (Aphis gossypii Clover)


Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau
hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga
daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus.
Pengendalian : SAMITE 135 EC + PROMECTIN 60 EC

VIRUS PADA TIMUN


7. VIRUS
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM;
Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor
adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala :
daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun
menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan
serangga vektor dengan Winder 100 EC + Samite 135 EC +
Promectin 60 EC, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman
sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
8. KUDIS (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada
buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan
cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua,
terbentuk kudis yang bergabus.
PENYAKIT PADA TIMUN
1. PENYAKIT DOWNY MILDEW Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Berk et Curt.Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi,
temperatur 16 22C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun
berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan
busuk. Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk

dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang
kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi
bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala
(tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun.
Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian
bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan
dengan

penyemprotan

fungisida

seperti Magenta,

Victory

Mix atau Victory 80 WP + Starmil 25 WP .


2. POWDERY MILDEW Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang
jika tanah kering di musim kemarau dengan kelembaban tinggi. Gejala :
permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian
berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian
(

Pengocoran

dengan ARASHI saat

di Persemaian sebelum
ditandai

dengan

pindah

terdapatnya

tanam. Awal
serbuk

halus

tanaman
serangan

masih

penyakit

berwarna

putih

ini

pada

permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan
meluas

merata

pada

helaian

daun

sehingga

menyebabkan

daun

menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan


pemberantasannya

sama

seperti

mildew. POWDERY

MILDEW dapat

pada
di

penyakit
kendalikan

Downy
dengan

menggunakan Promefon dengan dosis 1 CC / Liter.

GEJALA SERANGAN EMBUN TEPUNG


3. ANTRACNOSE
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercakbercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut
dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang,
tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa

spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Starmil 25 WP + Victory


ata Victory Mix
4. BERCAK DAUN BERSUDUT
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat
musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada
serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat
muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Victory Mix +
Starmil 25 WP
5. BUSUK BUAH
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2)
Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora
pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan.
Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan,
buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak
dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit
buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora:
buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan
menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati,
penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 7 derajat C.
Pengendalian : Victory Mix + Starmil 25 WP

PEMANENAN
Panen dan Pemasaran Panen timun biasanya bisa dimulai pada umur 33
35 HST. Tergantung tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam.
Pemanenan buah timun dilakukan tiap hari agar bentuk dan ukuran buah
masuk dalam permintaan pasar sayur setempat. Pemasaran timun saat ini
saat mudah karena petani hanya perlu panen dan biasanya pedagang
langsung ambil langsung di lokasi Tanam. Keuntungan optimal akan
dengan mudah dicapai apabila petani timun memakai modal pribadi

karena mereka bisa menjual dengan harga yang lebih mahal tanpa
dipotong komisi dari para bandar yang membeli hasil panennya.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acara umumnya
dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari
setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong
tangkai buah dengan pisau tajam.
Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 10 hari sekali tergantung dari varitas dan
ukuran/umur buah yang dikehendaki

Anda mungkin juga menyukai