I.2 Fisiologis
I.2.1 Organ-organ pernafasan
I.2.1.1 Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2
lubang, dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya
terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring dan
menghangatkan udara (Mutaqqin, 2009).
I.2.1.2 Faring
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, terdapat di dasar tengkorak, di belakang
rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang
I.2.2
Fisiologis pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara
alveolus-kapiler
yang
disebut
dengan
difusi
dan
reaksi
kimia,
fisik
dari
oksigen
dan
Etiologi
Penyebab pneumonia adalah :
kesisi
jantung.
Pencampuran
darah
yang
teroksigen
ini
Virus
Kuman pathogen
Stapilokokus
thrombus
Bronkioli terminalis
merusak epitel bersilia,
alveoli
Toksin
sel goblet
sel darah merah, leukosit,
cairan edema + leukosit
ke alveoli
permukaan lapisan
pleura tertutup
tebal eksudat
konsilidasi paru
thrombus vena
konsilidasi
pulmonalis
nekrosis
Leukositosis
intoleransi
aktivitas
2.5 Komplikasi
a. Efusi pleura
b. Empiema
c. Abses paru
d. Pnemothorak
e. Gagal nafas
f. Sepsis
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.6.1 Radiologis
Gambaran radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan
pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi
sedangkan
Klebsiela
pneumonia
sering
pasif-POK, infeksi,
Fisiologis : disfungsi nuromuskular, hyperplasia dinding
3.2.2
24
Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml
Volume tidal bayi 6-8 ml/kg BB
Penurunan kapasitas vital
3.2.3
Diagnosa
Intoleransi
aktivitas
b.d
oksigen
Imobilisasi
Gaya hidup monoton
Perencanaan
3.3.1 Diagnosa 1
3.3.1.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam
bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
- Mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
nafas bersih, tidak ada sianosis, dan dyspnea
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
-
dengan mudah)
Menunjukan jalan nafas paten (klien tidak merasa
tercekik), frekuensi nafas dalam rentang normal 16-
sekret
kental
dan
spasme
jalan
nafas/obstruksi.
5) Ajarkan pasien latihan nafas dalam dan batuk
efektif
Rasional :
dan
lebih
kuat
serta
menurunkan
ketidaknyamanan dada.
8) Delegatif
dalam
pemberian
bronkodilator,
bronkus/melebarkan
bronkus
dengan
Diagnosa 2
3.3.2.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam klien mampu
bernapas normal, dispneu tidak ada, orthopnea tidak
ada, tanda-tanda vital dalam batas normal
3.3.2.2 Intervensi Keperawatan dan rasional
1) Pantau adanya pucat dan sianosis
Rasional : perubahan pada tampilan
fisik
mengoptimalkan
pernapasan.
Rasional : memaksimal ekspansi dada klien,
memberikan rasa rileks dan mengurangi cemas
4) Informasikan pada kepada klien atau keluarga
bahwa tidak boleh merokok dalam ruangan
Rasional : mengakibatkan terjadinya gangguan
dalam saluran pernafasan
5) Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan
kecepatan ventilasi
Rasional : mencegah terjadinya dispneu
6) Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa
mereka harus memberitahu perawat pada saat terjadi
ketidakefektifan pola pernapasan.
Rasional : mempercepat melakukan tindakan saat
terjadi ketidakefektifan pola pernapasan.
3.3.3
Diagnosa 3 :
3.3.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam klien mampu
beraktivitas fisik tanpa disertai dengan peningkatan
sesak atau respirasi yang meningkat, TTV dalam batas
normal
IV Daftar Pustaka