Anda di halaman 1dari 4

8. Pemeriksaan Penunjang Pada Klien Gagal Ginjal Kronik.

Menurut Doenges (2000) pemeriksaan penunjang pada pasien GGK adalah :


Volume urine : Biasanya kurang dari 400 ml/ 24 jam (fase oliguria) terjadi dalam (24 jam 48) jam setelah
ginjal rusak.
Warna Urine : Kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah.
Berat jenis urine : Kurang dari l, 020 menunjukan penyakit ginjal contoh : glomerulonefritis, pielonefritis
dengan kehilangan kemampuan memekatkan : menetap pada l, 0l0 menunjukkan kerusakan ginjal berat.
pH : Lebih besar dari 7 ditemukan pada ISK, nekrosis tubular ginjal dan rasio urine/ serum saring (1 : 1).
Kliren kreatinin : Peningkatan kreatinin serum menunjukan kerusakan ginjal.
Natrium : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ ltr bila ginjal tidak mampu mengabsorpsi
natrium.
Bikarbonat : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
Protein : Proteinuria derajat tinggi (+3 +4 ) sangat menunjukkan kerusakan glomerulus bila Sel darah merah
dan warna Sel darah merah tambahan juga ada. Protein derajat rendah (+1 +2 ) dan dapat menunjukan infeksi
atau nefritis intertisial.
Warna tambahan : Biasanya tanda penyakit ginjal atau infeksi tambahan warna merah diduga nefritis
glomerulus.
Darah:
Hemoglobin : Menurun pada anemia.
Sel darah merah : Sering menurun mengikuti peningkatan kerapuhan / penurunan hidup.
pH : Asidosis metabolik (<>
Kreatinin : Biasanya meningkat pada proporsi rasio (l0:1).
Osmolalitas : Lebih besar dari 28,5 m Osm/ kg, sering sama dengan urine .
Kalium : Meningkat sehubungan dengan retensi urine dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran
jaringan (hemolisis sel darah merah).
Natrium : Biasanya meningkat, tetapi dapat bervariasi.
pH, Kalium & bikarbonat : Menurun.
Klorida fosfat & Magnesium : Meningkat.
Protein : Penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan
penurunan pemasukan dan penurunan sintesis karena kekurangan asam amino esensial.
Ultrasono ginjal : Menentukan ukuran ginjal dan adanya masa / kista (obstruksi pada saluran kemih bagian
atas).
Biopsi ginjal : Dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis.
Endoskopi ginjal / nefroskopi : Untuk menentukan pelvis ginjal (adanya batu, hematuria).
E K G : Mungkin abnormal menunjukkan ketidak seimbangan asam / basa.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL

1. Pengkajian
o

Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya


Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara
minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.

Aktifitas / istirahat :
Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen)
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina)
Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak tangan.
Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap
akhir.
Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
Kecenderungan perdarahan

Integritas Ego :
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.

Eliminasi :
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.

Makanan / cairan :
Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi).
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan
amonia)
Penggunaan diuretik
Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
Perubahan turgor kulit/kelembaban.
Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.

Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur.
Kram otot / kejang, syndrome kaki gelisah, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan
kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

Nyeri / kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.

Pernapasan
Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak.
Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
Batuk dengan sputum encer (edema paru).

Keamanan
Kulit gatal
Ada / berulangnya infeksi
Pruritis
Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien
yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.
Ptekie, area ekimosis pada kulit
Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi

Seksualitas
Penurunan libido, amenorea, infertilitas

Interaksi sosial
Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran
biasanya dalam keluarga.

Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus
urenaria, maliganansi.

Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.


Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan dari
orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut :
o

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan
retensi cairan serta natrium.

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.

Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik,


dan rencana tindakan.

3. Intervensi
Diagnosa I
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebihan dan retensi
cairan serta natrium.
Tujuan : mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.
Kriteria hasil :
o

Menunjukkan pemasukan dan pengeluaran mendekati seimbang

Turgor kulit baik

Membran mukosa lembab

Berat badan dan tanda vital stabil

Elektrolit dalam batas normal

Intervensi
o

Kaji status cairan :

Timbang berat badan harian

Keseimbangan masukan dan haluaran

Turgor kulit dan adanya oedema

Distensi vena leher

Tekanan darah, denyut dan irama nadi

Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1452).

Batasi masukan cairan :


Pembatasan cairan akan menentukan berat badan ideal, haluaran urine dan respons terhadap
terapi. (Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1452).
Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi. (Keperawatan Medikal
Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1452).

Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan


Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
(Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1452).

Pantau kreatinin dan BUN serum


Perubahan ini menunjukkan kebutuhan dialisa segera. (Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah, vol 1, Barbara Ensram, hal 156).

Anda mungkin juga menyukai