Pendahuluan
Asma adalah inflamasi kronis terkait dengan hiperesponsivitas saluran pernapasan,
keterbatasan aliran udara yang
Merupakan penyakit paru-paru kronis yang umum terjadi baik di negara maju maupun
berkembang. Asma bronkial merupakan penyakit kronis umum yang mempengaruhi individu
dari segala usia.
Asma eksaserbasi akut merupakan kegawatdaruratan medis yang sering dihadapi oleh
bagian unit gawat darurat, harus segera didiagnosis dan ditangani dengan cepat. Semua
pasien dengan asma, berisiko untuk terjadinya eksaserbasi yang ditandai dengan peningkatan
sesak napas, batuk, mengi, dada terasa berat, atau kombinasi gejala-gejala tersebut secara
cepat dan progresif. Gejala pernapasan termasuk sesak napas, mengi, batuk, dan produksi
sputum, merupakan ciri khas dari penyakit ini dan memiliki dampak yang signifikan bagi
kualitas hidup pasien.
Definisi
Asma akut berat adalah eksaserbasi asma berat yang tidak berespon terhadap
pemberian berulang terapi beta-agonist seperti albuterol inhalasi, levalbuterol, atau epinefrin
subkutan. Merupakan keadaan emergensi dan memerlukan penanganan medis yang cepat.
Epidemiologi
Asma bronkial merupakan salah satu penyakit kronik yang paling umum dijumpai di
dunia. Menurut estimasi, diperkirakan lebih dari 300 juta orang menderita asma di seluruh
dunia. Prevalensi asma berat antar negara berkisar antara 1,1% hingga 20,3% pada kelompok
usia 6-7 tahun. Kematian di seluruh dunia akibat asma diperkirakan mencapai 250 ribu jiwa
per tahun. Sebagian besar kematian akibat asma terjadi sebelum perawatan di rumah sakit dan
menimpa kelompok usia tua. Pasien asma biasanya meninggal akibat kegagalan pernafasan
yang terjadi di luar rumah sakit, barotrauma dan/atau sepsis setelah perawatan di ICU.
Etiologi
-
Vasokonstriksi pulmonal
Manifestasi Klinis
Serangan Asma Akut
Gejala dan Tanda
Berat
Sesak napas
Istirahat
Posisi
Duduk membungkuk
Cara berbicara
Kata demi kata
Kesadaran
Gelisah
Frekuensi napas
>30 kali/menit
Pulsus paradoksus
>25 mmHg
Nadi
>120
Otot bantu napas dan retraksi suprasternal
+
Mengi
Keras, saat inspirasi dan ekspirasi
PEF
<40%
PaO2
<60 mmHg (sianosis)
PaCO2
42 mmHg (kemungkinan gagal napas)
SaO2
<90%
Tabel 1. Gejala dan tanda asma akut berat
tidur
Gejala anafilaksis
Faktor risiko asthma-related death (penyakit komorbid (misalnya, penyakit
kardiovaskular atau penyakit paru-paru kronis lainnya), sulit dalam menilai
obstruksi jalan napas atau keparahan eksaserbasi, status sosial ekonomi rendah,
masalah psikososial gangguan kejiwaan, eksaserbasi berat sebelumnya (misalnya,
intubasi atau masuk ICU untuk asma), dua kali atau lebih rawat inap atau tiga kali
atau lebih kunjungan gawat darurat dalam satu tahun terakhir, dua kali atau lebih
b. Pemeriksaan Fisik
Keparahan serangan asma dan tanda vital (tingkat kesadaran, suhu, laju
pernapasan,
tekanan
darah,
kemampuan
untuk
menyelesaikan
kalimat,
Tanda kondisi lain yang dapat menyebabkan sesak napas akut (misalnya gagal
jantung, disfungsi saluran napas bagian atas, menghirup benda asing atau emboli
paru)
c. Pemeriksaan Penunjang
-
Faal Paru
Pengukuran faal paru sangat berguna untuk meningkatkan nilai diagnostik. Faal
paru menilai derajat keparahan hambatan aliran udara, reversibilitasnya, dan
membantu dalam menegakkan diagnosis asma.
Metode untuk menilai faal paru :
(1) Pulse oximetry. Tingkat saturasi oksigen <90% merupakan tanda untuk
melakukan terapi secara agresif
(2) Peak Expiration Flow (PEF)/Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Tatalaksana
Tabel 3. Tatalaksana farmakologi asma akut berat pada unit gawat darurat
Komplikasi
-
Gagal nafas
Serangan asma akut PO2 menurun hiperventilasi kelelahan otot bantu
pernapasan PCO2 normal dan PO2 menurun gagal nafas
Pneumotoraks
Akibat dari peningkatan tekanan udara di alveoli dapat menyebabkan rupturnya
dinding alveoli atau pecahnya bleb subpleura
Prognosis
Morbiditas dan mortalitas pasien terutama berhubungan dengan pengabaian pada saat
terjadi serangan akut berat, penundaan perawatan di rumah sakit dan/atau tatalaksana gawat
darurat yang tidak adekuat.
Pelayanan emergensi (darurat)
1. Pasien yang memenuhi kriteria emergensi (misalnya sesak napas, contoh kasus: asma
sedang/berat dalam serangan, infeksi paru berat) atas indikasi medis dapat berkunjung
ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS dan membawa KPK (Kartu Pemeliharaan
Kesehatan) asli
2. Sementara pihak RS menangani pasien, keluarga mengurus administrasi di loket
pendaftaran/di bagian Emergensi
3. Dokter
UGD
akan
memeriksa
pasien
dan
memberikan
pertolongan
sendiri). Pelayanan lanjutan tersebut harus mengikuti prosedur rawat jalan spesialis di
PPK II/RS
5. Bila pasien memerlukan perawatan setelah observasi di UGD, maka pihak Rumah
Sakit akan mendaftarkan pasien sebagai pasien rawat inap
6. Selanjutnya berlaku prosedur rawat inap
Sistem Rujukan BPJS
Penutup
Penatalaksanaan asma akut berat harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat
karena keadaan ini selalu dapat mengancam jiwa penderita. Dalam melakukan penanganan
yang baik diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengenal gejala dan
tanda serangan penyakit, memberikan pengobatan awal, merawat penderita di ruangan, yang
semuanya bertujuan agar dapat mencegah kematian, mengembalikan keadaan klinis dan
fungsi paru ke tingkat yang lebih baik dan mencegah kekambuhan dini penderita. Diperlukan
pula fasilitas yang memadai dan tenaga medis yang berpengalaman dalam menangani
keadaan ini.
Daftar Pustaka
7
Global Initiative for Asthma, 2014, Global Strategy for Asthma Management and Prevention,
GINA
Executive
and
Science
Committees,
diakses
11
November
2014,
<www.ginaasthma.org>.
Reefat S and Aref Hassan, 2014, Acute Asthma in Emergency Department, Prevalence of
Respiratory and Non-Respiratory Symptoms, Egyptian Journal of Chest Diseases and
Tuberculosis,
diakses
11
November
2014,
<
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0422763814001630>.
Somasundaram K and Ball J, 2013, Medical Emegencies: Pulmonary Embolism and Acute
Severe Asthma, vol. 68, suppl. 1, pp. 102-116, diakses 29 Oktober 2014, <
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/anae.12051/full>.
Shah R and Saltoun C, 2012, Acute Severe Asthma (Status Asthmaticus), Division of Allergy
Immunology, Department of Medicine, Northwestern University Feinberg School of
Medicine,
Chicago,
Illinois,
diakses
13
Oktober
2014,
<
http://web.a.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=1eb81ba6-2f32-4fa4-888173d524d222fd%40sessionmgr4002&vid=0&hid=4107>.
Spyros A et al, 2009, Acute Severe Asthma New Approaches to Assessment and Treatment,
vol.
69,
no.
17,
pp.
2363-2391,
diakses
29
Oktober
2014,
<
http://libra.msra.cn/Publication/38921259/acute-severe-asthma-new-approaches-toassessment-and-treatment>.
Sundoyo AW et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta Pusat: Interna
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
BPJS Kesehatan. 2014. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.