Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PUSKEMAS .....................................


PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan Lokasi, pembongkaran dan Perapihan
a. Kontraktor harus membersihan halaman lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, termasuk pohon-pohon dan semak-semak yang terdapat
pada areal harusditebang dan dibersihkan sampai keakar-akarnya, kemudian disingkirkan dari
lapangan pekerjaan.
b. Kontraktor harus melakukan mobilisasi alat yang dilakukan untuk pekerjaan penggusuran lahan
untuk tempat dilaksanakannya pembangunan gedung kantor
2. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang
a. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan bangunan Direksi untuk digunakan
sebagai kantor bagi Konsultan Pengawas/Direksi dalam melakukan tugasnya atas biaya
Kontraktor dengan menggunakan bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik,
lantai dari papan, dinding papan/triplek dengan atap seng atau sejenisnya.
b. Bangsal untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta bangsal untuk
pekerjaan ditentukan sendiri oleh Kontraktor, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat
kesehatan.
3. Pembersihan Lokasi, Pembuatan Plank Nama, Pemasangan dan Pengukuran Bouwplank
a. Meliputi pembersihan, penebasan/pembabatan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan
b. Semua sisa-sisa tanaman dan sampah harus dihilangkan sampai kedalaman 0,50 m di bawah
tanah dasar / permukaan.
c. Kontraktor harus membuat papan nama proyek dan memasangnya di halaman depan dengan
ketentuan seperti yang disyaratkan baik mengenai ukuran papan dan besarnya tulisan/huruf.
d. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan perataan
tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan.
e. Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan Kontraktor dimana ketetapan letak
bangunan diukur di bawah pengamatan Pengawas dengan patok yang dipancang kuat-kuat,
dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata
pada sisi atasnya.
f. Pekerjaan pengukuran pemasangan bouwplank ini dilakukan oleh tenaga pembantu kontraktor
yang ahli cara-cara mengukur maupun pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan
serta selalu berada di lapangan.
PEKERJAAN TANAH
1. Pembentukan Tanah Halaman dan Tanah untuk Struktur
Pekerjaan ini meliputi cut and fill serta perataan tanah pada daerah dimana akan didirikan
bangunan
perluasan yang direncanakan bila terdapat gundukan di lapangan.
2. Pekerjaan Cut And Fill
Pelaksanaan pekerjaan cut and fill pada dasarnya dimaksudkan untuk pematangan dan
pembentukan muka tanah halaman site hingga mencapai keserasian yang seimbang dan teratur
serta mencegah terjadinya pengelompokan tanah pada tempat-tempat tertentu. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus dikerjakan dengan baik dan harus mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan
Kontraktor bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan struktur tanah yang diakibatkan
pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Pekerjaan Galian Tanah
a. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum bouwplank serta tanda tinggi
dasar 0,00, sumbu dinding dan tiang disetujui oleh Direksi.

b. Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan
lainnya di dalam tanah seperti galian untuk pondasi dan semua saluran-saluran serta lain-lain
yang nyata-nyataharus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan tanah kelebihannya harus
digunakan untuk urugan kembali sebagai penutup samping bangunan atau dibuang.
c. Semua unsur-unsur penggangu yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian seperti akarakar dan tunas pohon seperti tunggul-tunggul, kayu-kayuan, batu-batuan dan sebagainya harus
dikeluarkan dan disingkirkan.
d. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan jalan menimba,
memompa atau dengan cara-cara lain yang dianggap baik atas beban dan biaya Kontraktor.
e. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah galian disetujui oleh direksi,
segera mulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.
4. Urugan Kembali Tanah Galian
a. Pengukuran pondasi dan lain-lain yang tersembunyi tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa
oleh Konsultan Pengawas.
b. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari akar-akar, puing-puing, dan segala
macam kotoran lainnya.
c. Pekerjaan urugan barus dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak boleh lebih dan 20
cm, dimana setiap lapis harus dipadatkan dengan compactor atan stamping rollers.
d. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan ke tempat-tempat yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5. Urugan Pasir
Pengurugan pasir harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dan tercantum dalam gambar
rencana. Untuk mendapatkan kedudukan, kemiringan dan bagian-bagian dan dimensi-dimensi
berdasarkan petunjuk direksi/konsultan Pengawas. Material (pasir) yang digunakan untuk
timbunan adalah berkualitas baik yang dihamparkan lapis demi lapis secara horizontal dengan
tebal yang sama.
Untuk memadatkan urugan tersebut dilakukan dengan membasahi dan menyiram dengan air
sampai dicapai kepadatan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan urugan pasir meliputi
pekerjaan urugan pasir bawah lantai, urugan pasir bawah pondasi.
PEKERJAAN KAYU
Syarat pelaksanaan untuk :
a. Pekerjaan rangka atap
1. Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kudakuda, gording, ikatan angin dan balok nok,
pemasangan rangka atap dan penutup atap dari bahan Zincolume gelombang warna ketebalan
0,30 mm dan untuk perabung dan jurai dari bahan seng datar ketebalan 0,30 mm.
2. Rangka penutup atap semuanya dikerjakan dengan menggunakan kayu klas II sejenis mabang
dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
3. Sebelum rangka kudakuda dipasang, terlebih dahulu harus distel di tempat dan semua
terutama hubungan pen dan lubangnya harus pas (tidak longgar) dan semua plat ulir yang baik.
Besar baut dan lubang bor pada kayu harus sama diameternya (lihat pasal 14 PPKI 1961).
4. Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan rangka atap sudah disetujui oleh
pengawas.
b. Pekerjaan Plafond
1). Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka dan penutup plafond triplek dan renglat.
2). Sebelum memasang plafond, kedudukan struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan
dengan baik oleh struktur atap dan letak, pola dan ukuran sudah sesuai gambar.
3). Kayu kayu rangka diserut rata pada sisi sisi yang akan ditempeli plafond. Kerangka kayu
harus datar pada semua arah dan tidak melengkung
4). Lembaran plafond harus diserut rata keempat sisinya dengan perletakan sentries sesuai dengan
gambar

5). Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerapian dan kesempurnaan pekerjaan ini, apabila ada
pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja, maka kontraktor harus memperbaikinya atas
beban biaya kontraktor, kecuali jika ada ketentuan lain dari pengawas.
c. Pekerjaan Pintu, jendela dan ventilasi.
1) Pekerjaan pintu pintu terdiri dari pintu panel terdiri dari bahan kayu klas I sejenis
tekam/bengkirai, pintu panel dan kaca, pintu doble triplek, pintu doble triplek dan kaca, untuk
pintu WC/KM menggunakan PVC.
2) Untuk rangka jendela menggunakan kayu klas I sejenis tekam/ bengkirai dengan ukuran dan
tebal rangka sesuai dengan gambar kerja.
3) Pekerjaan ventilasi terdiri dari ventilasi kayu profile menggunakan kayu sejenis bengkirai,
ventilasi WC/KM dan rangka ventilasi menggunakan kayu sejenis keladan. Semua daun
ventilasi harus diketam rapi keempat sisinya dan dipasang dengan bentuk sesuai gambar
rencana.
4) Pekerjaan Pelengkap dan penunjang.
Yang dimaksud dengan pekerjaan pelengkap disini adalah pekerjaan kayu guna pelengkap
bangunan sebagai sarana penunjang dan pelengkap keberadaan bangunan.
Pekerjaan ini terdiri dari :
Direksi keet / Bangsal Kerja.
Rumah Direksi keet dibuat terpisah dari bangunan, dimana bangunan ini dibuat untuk kantor
direksi pengawas selama pekerjaan berlangsung dengan bahan dan bentuk sesuai dengan gambar
rencana. Pada akhir setelah bangunan dilaksanakan, bangunan Direksi keet ini dibongkar. Untuk
penempatan lokasi bangunan harus mendapat persetujuan pemberi tugas dan pengawas lapangan.
Hal hal lain yang belum diuraikan di atas disesuaikan dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar
rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan
PEKERJAAN BETON
a. Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi instruksi yang diberikan oleh
Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui
oleh Direksi Teknik.
b. Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran Bekisting Beton tidak akan
merusak beton atau perancah. Bekisting beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang
disebabkan oleh alat getar. Penurunan antar dua perletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus
(1/300) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.
Pengadukan Beton
1). Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen). Kontraktor harus
menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi dari masing masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
2). Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar benar homogen
hingga menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna yang merata/ seragam. Beton harus
seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki, tidak dibenarkan.
3). Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat bantu lainnya ke tempat
pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehingga waktu pengangkutan harus diperhitungkan
dengan cermat sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dengan yang
akan dicor.
d. Pengecoran

1). Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer yang diaduk dengan molen bisa juga
dilakukan dengan cara manual .
2). Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada waktu
Konsultan Pengawas ada di tempat.
3). Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang ditetapkan harus ditolak
dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya kontraktor
4). Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk
5). Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang
tinggi/dalam, yang tidak dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari adukan beton
6). Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor, untuk hal tersebut diatas harus disiapkan
corong untuk pengecoran agar dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain
7). Adukan beton harus dicor dengan merata
8). Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.
e. Pemadatan
1). Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga bebas dari
kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua permukaan dari cetakan dan material
yang melekat.
2). Menggunakan alat penggetar (vibrator).
3). Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul betul mengisi pada bekisting atau
lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
4). Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun pembesian.
f. Perawatan Beton
1). Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Syarat syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standart spesifikasi dari bahan dan campuran yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.
b. Pekerjaan pembetonan dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah disetujui
oleh pengawas/direksi. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula semua
petunjuk dalam gambar, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal
/ tinggi peil dan bentuk profilnya.
c. Pengecoran lantai harus dikontrol dengan menggunakan alat sehingga bidang lantai rata tidak
bergelombang.
d. kontraktor bersama konsultan pengawas memeriksa semua sisi cor beton, bagian yang tidak rata
harus diisi dengan baik agar diperoleh permukaan yang licin, seragam dan merata.
e. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah adanya pemeriksaan dan perintah tertulis dari konsultan
pengawas dan pekerjaan tersebut harus benar-benar mengikuti petunjuk dari konsultan pengawas.
f. Beton yang menunjukkan rongga, lubang, keropos atau cacat sejenis yang lain harus dibongkar
dan diganti. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan
secepatnya oleh kontraktor dengan biaya sendiri.
g. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga pekerjaan yang
diselesaikan sesuai dengan ketentuan dan tidak mengganggu pengikatan, pengurangan kekuatan,
penurunan atau peretakan.
PEKERJAAN ATAP
a. Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kudakuda, gording, dan penutup atap dari bahan
atap Zinculume gelombang warna ketebalan 0,3 mm.

b. Rangka kudakuda dan rangka penutup atap semuanya dikerjakan dengan menggunakan kayu
kelas II sejenis mabang dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
c. Sebelum rangka kudakuda dipasang, terlebih dahulu harus distel di tempat dan semua
terutama hubungan pen dan lubangnya harus pas (tidak longgar) dan semua plat ulir yang
baik. Besar baut dan lubang bor pada kayu harus sama diameternya (lihat pasal 14 PPKI
1961).
d. Balok gording dipasang setelah rangka kudakuda terpasang dengan posisi pada tempat
sesuai gambar. Pemasangan balok gording harus rata air pada bidang atasnya dengan cara
diketam/ditarah.
e. Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan balok gording sudah disetujui oleh
pengawas.
f. Penyambungan lembaran atap pada rangka dengan menggunakan paku anti karat sesuai
dengan yang disyaratkan. Pemasangan paku untuk penyambung tidak diperkenankan dipaku
dari sisi atas.
g. Pemasangan perabung sang datar dengan bentuk sesuai dengan gambar kerja dan harus
dilaksanakan oleh tukang yang terampil sehingga hasil pemasangan tidak terdapat kebocoran
maupun ada bagian celah.
h. Semua bahan kayu untuk rangka atap sebelum dipasang harus di teer/residu terlebih dahulu.
PEKERJAAN PLAFOND
Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memasang plafond, kedudukan struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan
dengan baik oleh struktur atap (kuda-kuda) dan struktur lantai, pola dan ukuran-ukurannya
sudah sesuai gambar.
b. Kayu-kayu rangka diserut rata pada sisi-sisi yang akan ditempeli plafond. Kerangka kayu
harus datar pada semua arah dan tidak melengkung.
c. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya, ditahan dengan baik oleh struktur (kudakuda) atau dinding dan penggantungnya.
d. Pemasangan plafond harus rata dan sesuai gambar kerja.
Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerapian dan kesempurnaan pekerjaan ini, apabila
ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja, maka kontraktor harus memperbaikinya
atas beban biaya kontraktor, kecuali jika ada ketentuan lain dari pengawas.
PEKERJAAN PASANGAN BATAKO
a. Semua pekerjaan pasangan dinding harus diatur sebelumnya agar hubungan-hubungan
vertikal dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan dimensi yang dikehendaki
dan dipersyaratkan dalam gambar perencanaan.
b. Pemasangan dinding harus lurus, tegak dan rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan waterpass
yang teratur rapi, dipasang dalam running board tidak satupun concrete-block yang
berukuran kurang dari 9 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan-pembukaan atau sudutsudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih pendek.
c. Dalam satu dari pekerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m. Pekerjaan
baru boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul mengeras.
d. Untuk setiap bidang pasangan dinding yang luasnya melebihi 12 m 2 harus diberi rangka
penguat dari beton dengan tulangan praktis dan di tempat dimana anker-anker kosen berada
harus dicor beton 1pc : 2ps : 3 kr sebagai ikatan.
e. Pasangan dinding yang menempel pada beton harus dianker pada beton tersebut, dan dalam
proses pengeringannya, pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7 hari.
f. Pasangan dinding tidak boleh diterobos, pararel/horizontal, kecuali pembukaan-pembukaan
dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan disediakan sesuai dengan gambar-gambar
utuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan lain-lain.

g. Semua pasangan dinding batako harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan lain
dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan keramik, porselin, bata klinker dan lain-lain.
PEKERJAAN PLESTERAN
a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standard spesifikasi dari bahan dan campuran yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah disetujui
oleh konsultan pengawas. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal / tinggi peil dan bentuk profilnya.
c. Semua jenis adukan tersebut, masing masing harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan tidak mengering. Campuran adukan tersebut dapat diaduk
memakai mesin pengaduk atau secara manual sesuai petunjuk pengawas dan diusahakan agar
jarak waktu pencampuran dan pemasangan tidak melebihi 30 menit terutama untuk campuran
kedap air.
d. Plesteran yang retak, bergelembung/cembung, terjadi pengotoran atau perubahan warna, tidak
akan diterima. Plesteran tersebut harus dibersihkan dan diganti dengan adukan plesteran yang
sesuai dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dari pengawas. Tambahan tersebut harus
sesuai dengan tekstur dan warna hasil pekerjaan yang ada semula.
e. Untuk plesteran dinding semen simpai pemasangan anyaman besi plat simpai dipasang silang
menyilang dengan sudut 90 derajat dan posisi besi simpai harus kuat dan kencang, pengadaan
besi plat simpai harus berkualitas baik, tidak berkarat dan masih dalam bentuk roll. Tebal
plesteran dinding tidak kurang dari 3 cm.
f. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar dan tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi setiap permukaan plesteran tiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bias mencegah
penguapan air secara cepat.
PEKERJAAN KERAMIK
1. Pekerjaan finishing keramik boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Sebelum
pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor wajib membersihkan semua permukaan yang akan
dipasang bahan lapisan yang akan dilapisi dengan keramik dari berbagai macam kotoran.
2. Keramik harus berkualitas baik dengan merk/jenis yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Lantai ruangan menggunakan keramik putih polos ukuran 40 x 40 cm
Lantai teras menggunakan keramik warna anti slip ukuran 40 x 40 cm
Lantai WC/KM menggunakan keramik warna anti slip ukuran 20 x 20 cm
Dinding WC/KM menggunakan keramik warna ukuran 20 x 25 cm
3. Keramik harus seragam dalam ukuran (tidak ada selisih luas keramik), warna dan
permukaannya harus rata. Pemilihan warna dan motif harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4. Celah antara (nat) lebarnya maksimum 1 mm dan diisi adukan 1 Pc : 2 Ps, setelah pasangan
cukup kering disiram dengan air (grout semen berwarna) warnanya sesuai dengan keramik
yang dipasang.
5. Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus dipotong maka potongan harus
dengan hatihati dan rapi.
6. Hasil pekerjaan keramik harus merupakan bidang yang benar-benar rata, tidak bergelombang
baik vertikal maupun horizontal harus lurus.
7. Bidang permukaan hasil pasangan harus rata, semua unitnya terpasang kuat (tidak goyang),
sisi-sisinya dan sudutnya utuh (tanpa cacat, retak dan gompal).
PEKERJAAN KACA

a. Alur kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum kaca
dipasang.
b. Kaca harus dipasang menurut kusen, dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca
memuai tidak pecah.
c. Kaca dipasang dengan dikukuhkan dengan menggunakan list kaca dengan cara dipaku sekrup.
d. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka terutama pada
sudutsudutnya.
e. Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan dan yang retak atau terdapat goresan-goresan
harus diganti.
PEKERJAAN PENGECATAN
Cara pelaksanaan
a. Persiapan Pekerjaan
1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan langit-langit dan lantai harus sudah
selesai dikerjakan.
2. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
Dinding
atau bagian yang dicat telah disetujui oleh direksi
Bagian retak-retak, pecah atau kotoran yang menempel harus dibersihkan
Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena basah dan lembab
Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3. Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat
dimulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan terakhir.
4. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli/terampil dan semua pekerjaan
pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Direksi dan pabrik pembuat cat tersebut.
b. Pengecatan dinding dan langit-langit
1. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering. Setelah
permukaan dinding kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
dinding tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat
pada tembok baru, yaitu dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
2. Setelah kering permukaan tersebut diamplas dengan amplas halus kemudian dicat dengan
lapisan
3. pertama dengan campuran kira-kira 15% air.
4. Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah kering.
5. Pengecatan terakhir berulang kali (satu atau dua kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
c. Cat kayu
1. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas dan kemudian diplamur bila retak, celah
atau lubang.
2. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis.
3. Setelah permukaan kayu yang akan dicat diamplas, diplamur satu kali kemudian dicat dasar 1
kali dan yang terakhhir dicat 1 kali dengan cat penutup yang mengkilat.
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Cara Pelaksanaan
a. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka
dengan mudah, lancar dan ringan.
b. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci harus diminyaki sehingga dapat bekerja dengan
baik.
PEKERJAAN SANITIASI

Pemasangan Instalasi
a. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan sebelum pemasangan diperiksa/dibersihkan
dari kotoran-kotoran.
b. Semua fixtures fitting dan pipa-pipa yang kelihatan dalam ruangan harus dilapisi dengan
chromium atau nikel yang cukup baik/kuat.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen yang perlu (misalnya fixtures, fitting dan lainlain) untuk melengkapi instalasi.
d. Alat-alat sanitair harus dipasang dalam keadaan kokoh dan rapi pada dinding atau lantai, dan
tidak terjadi kerusakan pada alat-alat tersebut akibat pemasangan harus digunakan sekrup
kuningan untuk memasang alat-alat tersebut pada klos-klos dudukannya pada dinding atau
lantai.
e. Semua pipa harus diiikat/ditempatkan dengan kuat pada dinding/balok dengan
penggantung/angker yang cukup kokoh. Penyambungan pipa pada alat-alat sanitair tidak
boleh bocor dan harus dilengkapi dengan seal karet.
f. Pertemuan pipa-pipa vertikal dengan lantai harus diberi trust blok/penahan tekanan dan
getaran dengan kuat, sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi lapangan.
g. Pipa harus dipasang pada lintasan dan kemiringan yang tepat dan tidak boleh ada beban yang
menindihnya. Ujung-ujung pipa dan lubang harus disumbat dahulu selama pelaksanaan untuk
menghindari kotoran masuk.
h. Pengetesan instalasi air bersih/kotor harus dilaksanakan dibawah perintah Direksi/Pengawas
dan dinyatakan baik dalam Berita Acara yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor,
Pemberi Tugas dan Direksi/Pengawas.
PEKERJAAN LISTRIK
Pelaksanaan
a. Pemilihan penampang kabel dinding harus cukup aman bagi besarnya arus yang mengalir secara
kontinyu. Dan sambungan kabel hanya dilakukan pada terminal/ kotak hubung.
b. Kawat arde dilindungi dengan viva galvanis.
c. Sebagai kereragaman warna isolasi kabel harus standard adalah sebagai berikut:
1). Fase R warna isolasi merah
2). Fase S warna isolasi kuning
3). Fase T warna isolasi hitam
4). Netral warna isolasi biru
5). Pentanahan warna isolasi biru

Anda mungkin juga menyukai